• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Frame Berita Detik. Com

Detik.com menurunkan berita mengenai kasus Kematian satwa yang ada di Kebun Binatang Surabaya sebanyak 20 berita dari tanggal yang ditentukan oleh peneliti yaitu sepanjang tanggal 27 Desember 2013 sampai

dengan 10 Januari 2014. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai korpus penelitian sebanyak lima berita. Yaitu sebagai berikut :

1. Berita Detik.com, Jumat, 27 Desember 2013 Pukul 15 : 18 WIB

Detik.com merilis berita berjudul KBS disebut ‘Zoo of Death’,ini tanggapan Wali Kota Risma ini merupakan berita pertama detik.com yang mengangkat kasus tentang KBS dengan tema ‘kebun binatang kematian’ yang diberitakan oleh media Inggris Daily Mail.

Tabel 03

Deskripsi Singkat Berita 1 Detik.Com

‘KBS disebut ‘Zoo of Death’, ini tanggapan Wali Kota Risma’

Judul Isi berita Sumber Berita

KBS disebut ‘Zoo of Death’, ini tanggapan

Wali Kota Risma

Wali Kota Risama tak mau ambil pusing soal penilaian media asing yang memberi julukan ‘Zoo of Death’ untuk

KBS

Wali Kota Risma

Problem Identification (Identifikasi Masalah). KBS mendapat julukan kebun binatang kematian “Zoo of Death”

“Wali kota Surabaya Tri Rismaharini tak mau ambil pusing soal penilaian media asing yang memberi julukan 'Zoo of Death'

untuk Kebun Binatang Surabaya (KBS). Dia mengklaim kondisi saat ini sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya.”

"Kondisi ini sudah jauh lebih baik. Saya berbicara seperti ini disaksikan sama Tuhan," kata Risma di rumah dinas Walikota Surabaya, Jl Sedap Malam, Jumat (27/12/2013).

Causal Interpretation (Penyebab Masalah). Hal itu disebabkan karena dulu KBS masih dipegang oleh pihak swasta, sehingga

kondisinya tak jelas.

“Menurut Risma, apa yang terlihat sekarang di KBS sudah banyak mengalami perubahan. Dulu, ketika masih dipegang pihak swasta, kondisinya tak jelas.”

Moral Evaluation (Membuat Keputusan Moral). Menyebutkan bahwa KBS kebun binatang kematian dan kebun binatang paling mengerikan di Dunia menurut Daily Mail.

“Sebelumnya, Daily Mail menyebut KBS sebagai kebun binatang paling mengerikan di dunia. Bahkan mereka menyebut, KBS sebagai kebun binatang kematian.”

“Reporter media asal Inggris itu berkeliling dan melihat ada gajah yang dirantai hingga luka, unta kurus kering, orangutan yang mengunyah pulpe, hingga harimau putih yang lesu. Catatan soal kematian hewan di KBS pun diulas.”

Treatment recommendation (Menekankan Penyelesaian) Meski disebut ‘Zoo of Death’ Wali Kota mengklaim bahwa kondisi KBS jauh lebih baik dari sebelumnya. Kata ‘klaim’ yang di tuliskan media seolah-olah Wali Kota menegaskan hanya menurut dia sendiri. Media seperti menunjukkkan “padahal kondisinya tidak jauh lebih baik’.

“Surabaya - Wali kota Surabaya Tri Rismaharini tak mau ambil pusing soal penilaian media asing yang memberi julukan 'Zoo of Death' untuk Kebun Binatang Surabaya (KBS). Dia mengklaim kondisi saat ini sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya.”

Tabel 04

Frame berita 1 Detik.Com

” Banyak hewan yang mati, Media asing juluki KBS kebun binatang kematian”

Problem Identifications (Identifikasi Masalah)

Wali Kota Risma tak mau ambil pusing soal julukan yang diberikan KBS “Zoo of Death”

Causal Interpretation (Penyebab Masalah)

Hal itu disebabkan karena dulu KBS masih dipegang oleh pihak swasta, sehingga kondisinya tak jelas.

Moral Evaluation (Membuat Keputusan Moral)

Menyebutkan bahwa KBS kebun binatang kematian dan kebun binatang paling mengerikan di Dunia menurut Daily Mail.

Treatment Recommendation (Saran Penanggulangan Masalah)

. Meski disebut ‘Zoo of Death’ Wali Kota mengklaim bahwa kondisi KBS jauh lebih baik dari sebelumnya. Kata ‘klaim’ yang di tuliskan media seolah-olah Wali Kota menegaskan hanya menurut dia sendiri. Media seperti menunjukkkan “padahal kondisinya tidak jauh lebih baik’.

2. Berita Detik.com, Senin, 06 Januari 2014 Pukul 14 : 39 WIB

Detik.com merilis berita berjudul Gnu Koleksi KBS Mati Karena Kembung ini merupakan berita yang diangkat untuk memberitakan seekor Gnu atau Kambing Gunung yang mati karena kembung. Dan media seperti menunjukkan bahwa satwa di KBS terus menerus mati.

Tabel 05

Deskripsi Singkat Berita 2 Detik.Com ‘Gnu Koleksi KBS Mati Karena Kembung’

Judul Isi berita Sumber Berita

Gnu Koleksi KBS Mati Karena Kembung

Koleksi hewan Kebun Binatang Surabaya

(KBS) kembali berkurang

Agus Humas KBS

Problem Identification (Identifikasi Masalah). Koleksi hewan Kebun Binatang Surabaya (KBS) kembali berkurang. Kata ‘kembali’ seperti menekankan bahwa KBS terus menerus menunjukkan kematian hewan.

“Koleksi hewan Kebun Binatang Surabaya (KBS) kembali berkurang. Seekor gnu atau wilddebeest diketahui mati di kandangnya tadi pagi. Hewan memamah biak itu mati karena perutnya kembung.”

"Yang mati gnu jantan usianya 4 tahun," kata Humas KBS Agus Supangkat, Senin (6/1/2014).

Causal Interpretation (Penyebab Masalah). Menurut hasil otopsi penyebab kematian Gnu tersebut dikarenakan karena kembung akibat musim hujan. Hal tersebut, seperti media menunjukkan sesuatu yang tidak mungkin, padahal di alam bebas hewan tersebut juga hidup dengan hujan ataupun panas.

“Dedy telah melalui proses otopsi. Hasil sementara, tim dokter hewan KBS menyatakan gnu mengalami tympani atau gangguan kembung di perut.”

"Hasil otopsi sementara, Dedy mengalami tympani atau kembung. Mungkin faktor kelembapan kandang, karena hari Sabtu dan Minggu (4-5/1/2014) kan hujan," tambah Agus.

Moral Evaluation (Membuat Keputusan Moral). Menyebutkan bahwa hewan endemik Afrika ini sehari sebelumnya masih terpantau sehat, tapi kemudian mati karena kembung dan satwa tersebut biasanya sanggup hidup hingga mencapai umur 20 Tahun. Akan tetapi di KBS kemarin mati masih berumur 4 Tahun. Dan menunjukkan bahwa Gnu KBS tersebut tinggal satu ekor saja.

Padahal, kata Agus, gnu yang dinamai Dedy ini pada Minggu (5/1/2014) sore masih terpantau sehat. "Mungkin gejala sakitnya terjadi malam hari. Karena Minggu sore kemarin Dedy nggak sakit," ujar Agus.

"Yang mati gnu jantan usianya 4 tahun," kata Humas KBS Agus Supangkat, Senin (6/1/2014).

”Untuk satwa endemi Afrika ini, lanjut Agus, bisa hidup hingga mencapai umur 20 tahun. Kini koleksi gnu di KBS tinggal satu ekor berjenis kelamin betina.”

Treatment recommendation (saran penanggulangan masalah ). Tidak menjelaskan sebuah saran penyelesaian.

Tabel 06

Frame berita 2 detik.com

”tidak terpantau, Koleksi Gnu KBS kembali mati, kini tinggal satu”

Problem Identifications (Identifikasi Masalah)

Koleksi hewan Kebun Binatang Surabaya (KBS) kembali berkurang. Kata ‘kembali’ seperti menekankan bahwa KBS terus menerus menunjukkan kematian hewan.

Causal Interpretation (Penyebab Masalah)

Menurut hasil otopsi penyebab kematian Gnu tersebut dikarenakan karena kembung akibat musim hujan. Hal tersebut, seperti media menunjukkan sesuatu yang tidak mungkin, padahal di alam bebas hewan tersebut juga hidup dengan hujan ataupun panas.

Moral Evaluation (Membuat Keputusan Moral)

Menyebutkan bahwa hewan endemik Afrika ini sehari sebelumnya masih terpantau sehat, tapi kemudian mati karena kembung dan satwa tersebut biasanya sanggup hidup hingga mencapai umur 20 Tahun. Akan tetapi di KBS kemarin mati masih berumur 4 Tahun. Dan

tersebut tinggal satu ekor saja. Treatment Recommendation

(Saran Penanggulangan Masalah)

Tidak menjelaskan sebuah saran penyelesaian.

3. Berita Detik.com, Selasa, 07 Januari 2014 Pukul 16 : 28 WIB

Pada tanggal 8 Januari 2014, Detik.com merilis berita berjudul Singa KBS Mati Terlilit Kawat, Walikota Risma Gelar Rapat berita ini mengangkat tentang pasca kejadian yang terjadi di KBS, yaitu Wali kota Surabaya menggelar rapat.

Tabel 07

Deskripsi Singkat Berita 3 Detik.com

‘Singa KBS Mati Terlilit Kawat, Walikota Risma Gelar Rapat’

Judul Isi berita Sumber Berita

Singa KBS Mati Terlilit Kawat, Walikota Risma Gelar

Rapat

Pasca kejadian mengenaskan yang menimpa seekor singa

koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), Walikota Surabaya Tri Rismaharini menggelar rapat Direktur PDTS KBS Ratna Ahjuningrum

Problem Identification (Identifikasi Masalah). Berita ini menjelaskan bahwa Wali Kota Surabaya Risma menggelar Rapat bersama Direktur Utama PDTS KBS pasca kejadian kematian singa Afrika KBS. Pada pemberitaan ini penulis berita menonjolkan aspek tertentu dengan menggunakan kata ‘mengenaskan’.

“Pasca kejadian mengenaskan yang menimpa seekor singa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), Walikota Surabaya Tri Rismaharini menggelar rapat bersama Direktur Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS dan tim evaluasi dari Universitas Airlangga (Unair).”

Causal Interpretation (Penyebab Masalah). Menunjukkan sebuah penyebab masalah bahwa diadakannya rapat ini karena terjadi kematian satwa, yaitu seekor Singa Afrika bernama Michael.

“Pasca kejadian mengenaskan yang menimpa seekor singa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), Walikota Surabaya Tri Rismaharini menggelar rapat bersama Direktur Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS dan tim evaluasi dari Universitas Airlangga (Unair).”

Moral Evaluation (Membuat Keputusan Moral). Dalam berita penulis menyebutkan Kebun Binatang Surabaya masih berkonflik meskipun sudah berganti pengurus. Dan menonjolkan aspek-aspek tertentu dengan menuliskan kembali kematian singa tersebut Michael.

“Media-media asing menyoroti tentang hewan-hewan yang tidak terawat di KBS. Terakhir, Melani, harimau sumatera yang kurus kering karena tak mendapat perawatan maksimal di KBS menjadi sorotan.”

Treatment recommendation (saran penanggulangan masalah). Menunjukkan sebuah saran bahwa ada penjelasan-penjelasan dari Direktur Utama PDTS KBS.

“Rapat ini digelar di ruang sidang Walikota Surabaya, Selasa (7/1/2014).”

“Dalam rapat ini Risma mendengarkan penjelasa Direktur PDTS KBS Ratna Ahjuningrum, serta kajian-kajian dari tim

Tabel 08

Frame berita 3 detik.com

‘Diduga sengaja dibunuh, walikota r apatkan kematian Singa KBS’

Problem Identifications (Identifikasi Masalah)

Berita ini menjelaskan bahwa Wali Kota Surabaya Risma menggelar Rapat bersama Direktur Utama PDTS KBS pasca kejadian kematian singa Afrika KBS. Pada pemberitaan ini penulis berita menonjolkan aspek tertentu dengan menggunakan kata ‘mengenaskan’.

Causal Interpretation (Penyebab Masalah)

Karena terjadi kematian Singa yang mengenaskan.

Moral Evaluation (Membuat Keputusan Moral)

Dalam berita penulis menyebutkan Kebun Binatang Surabaya masih berkonflik meskipun sudah berganti pengurus. Dan menonjolkan aspek-aspek tertentu dengan menuliskan kembali kematian singa tersebut Michael.

Treatment Recommendation (Saran Penanggulangan Masalah)

Menunjukkan sebuah saran bahwa ada penjelasan-penjelasan dari Direktur Utama PDTS KBS.

4. Berita Detik.com, Kamis, 09 Januari 2014 Pukul 11 : 59 WIB

Pada tanggal 9 Januari 2014, Detik.com merilis berita berjudul “Media Inggris Sorot Kematian Michael, Sebut KBS Paling Kejam di Dunia” berita kali ini kembali menyajikan berita melalui sorotan negatif media asing tentang kematian Singa Afrika KBS Michael.

Tabel 09

Deskripsi Singkat Berita 4 Detik.com

‘Media Inggris Sorot Kematian Michael, Sebut KBS Paling Kejam di Dunia’

Judul Isi berita Sumber Berita

Media Inggris Sorot Kematian Michael,

Sebut KBS Paling Kejam di Dunia

Kematian Singa Afrika bernama Michael di

Kebun Binatang Surabaya menjadi sorotan media Inggris.

Bahkan Daily Mail menyebut KBS sebagai

kebun binatang paling kejam di dunia.

Daily Mail

Problem Identification (Identifikasi Masalah). Berita ini mengangkat Pemberitaan negatif media Inggris terhadap Kebun Binatang Surabaya (KBS).

“Kematian seekor singa Afrika bernama Michael di Kebun Binatang Surabaya (KBS) menjadi sorotan media Inggris. Bahkan Daily Mail menyebut KBS sebagai kebun binatang paling kejam di dunia.”

“Dituliskan Daily Mail,Kamis (9/1/2014), KBS telah menimbulkan kemarahan para pembaca media tersebut setelah pemberitaan mengenai buruknya kondisi hewan-hewan di sana. Dalam tulisan sebelumnya, Daily Mail menjuluki KBS sebagai 'zoo of death' alias kebun binatang kematian.”

Causal Interpretation (Penyebab Masalah). Berita ini menjelaskan penyebabnya adalah karena buruknya kondisi hewan di KBS yang terlihat menyedihkan.

“Dituliskan Daily Mail,Kamis (9/1/2014), KBS telah menimbulkan kemarahan para pembaca media tersebut setelah pemberitaan mengenai buruknya kondisi hewan-hewan di sana. Dalam tulisan sebelumnya, Daily Mail menjuluki KBS sebagai 'zoo of death' alias kebun binatang kematian.”

“Daily Mail menyebutkan, dari riset yang dilakukan pihaknya sebelum Natal 2013 lalu, ditemukan sejumlah hewan yang hidup dalam kondisi menyedihkan. Termasuk seekor anak gajah yang tiga kakinya dirantai. Daily Mail pun menampilkan foto-foto yang menunjukkan kondisi mengenaskan sejumlah hewan di KBS.” Moral Evaluation (Membuat Keputusan Moral). Menyebutkan pemberitaan negatif dan menunjukkan kecaman dari beberapa pihak hingga disertai komentar-komentar yang mengharukan tentang KBS. Seperti menunjukkan buruknya pengelolaan di KBS.

Banyak yang mengecam dan menyayangkan perlakuan buruk yang dialami hewan-hewan itu. Tak sedikit pula yang menyerukan penutupan KBS. Bahkan ada pembaca yang mendesak pemerintah Inggris untuk melakukan intervensi guna menyelamatkan hewan-hewan di KBS.

"Foto-foto ini membuat saya menangis. Apakah tak ada hak-hak hewan di Indonesia? Tak bisakah pemerintah kita mengintervensi?" tulis seorang pembaca yang menggunakan nama Sabina dan berdomisili di London, Inggris.

Michael ditemukan mati pada pukul 07.00 WIB, Selasa (7/1) lalu. Singa Afrika itu mati bukan karena penyakit, tapi karena terjerat kawat seling pintu kandang.

Treatment recommendation (saran penanggulangan masalah ). Dalam hal ini tidak menunjukkan sebuah langkah penyelesaian.

Tabel 10

Frame berita 4 detik.com

‘Hewan dapat perlakuan buruk, Media Inggris sebut KBS paling kejam di Dunia’

Problem Identifications (Identifikasi Masalah)

Berita ini mengangkat Pemberitaan negatif media Inggris terhadap Kebun Binatang Surabaya (KBS). Causal Interpretation

(Penyebab Masalah)

Berita ini menjelaskan penyebabnya adalah karena buruknya kondisi hewan di KBS yang terlihat menyedihkan.

Moral Evaluation (Membuat Keputusan Moral)

Menyebutkan pemberitaan negatif dan menunjukkan kecaman dari beberapa pihak hingga disertai

komentar-komentar yang

mengharukan tentang KBS. Seperti menunjukkan buruknya pengelolaan di KBS.

Treatment Recommendation (Saran Penanggulangan Masalah)

Dalam hal ini tidak menunjukkan sebuah langkah penyelesaian.

\

5. Berita Detik.com, Jum’at, 10 Januari 2014 Pukul 11 : 32 WIB

Pada tanggal 10 Januari 2014, Detik.com merilis berita berjudul “4 Kejanggalan dalam Kematian Michael Versi BKSDA” berita kali ini menjelaskan tentang kematian Michael dengan menyertakan BKSDA sebagai narasumber.

Tabel 11

Deskripsi Singkat Berita 5 Detik.com

‘4 Kejanggalan dalam Kematian Michael Versi BKSDA’

Judul Isi berita Sumber Berita

4 Kejanggalan dalam Kematian Michael

Versi BKSDA

Michael, singa jantan koleksi KBS mati di kandangnya, selasa lalu.

Kondisinya mengenaskan.

BKSDA

Problem Identification (Identifikasi Masalah). Menjelaskan tentang adanya unsur kesengajaan dalam kematian singa Michael menurut Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).

“Michael, singa jantan koleksi Kebun Binatang Surabaya mati di kandangnya, Selasa (7/1/2014) lalu. Kondisinya mengenaskan. Lehernya terlilit kawat pembuka pintu kandang seperti gantung diri.”

“Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim menduga ada unsur kesengajaan dalam kematian singa jantan berusia 1,5 tahun tersebut. Berikut temuan-temuan mereka.”

Causal Interpretation (Penyebab Masalah). Berita ini menjelaskan penyebabnya adalah karena ditemukan 4 kejanggalan menurut BKSDA. Media seperti menunjukkan pengelolaan yang buruk terhadap KBS.

1. Kawat Pembuka Kandang, tali kawat pembuka pintu kandang bukan benda asing bagi Michael. Sudah sejak lama, tali tersebut di kandang. Kecil kemungkinan, Michael tertarik mempermainkannya.

"Kecuali tali itu terjuntai sehingga menarik perhatian singa dan membuat ia bisa terjerat. Tapi bagaimana bisa terlilit, itu yang sedang kami selidiki," kata Kepala Seksi Wilayah III Surabaya

BBKSDA Jatim RM Wiwied Widodo kepada detikcom, Kamis (9/1/2014).

2. Terlilit Kawat, kemungkinan terlilit kawat di luar kewajaran. Karena saat diperiksa, kondisi kawat pembuka dalam kondisi kencang seperti semula. Lalu bagaimana bisa terlilit kawat. Hingga kini masih dalam penyelidikan, apakah Michael sengaja dijerat atau terjerat?

3. Rekam Medis, dari hasil rekam medis kedokteran satwa KBS yang didapatkan BBKSDA, sebelum ditemukan mati Michael dalam kondisi sehat. Ia tidak memiliki penyakit mematikan. "Sebelum ditemukan tewas, singa dalam keadaan sehat," imbuh Wiwied.

4. Tidak Dilaporkan, BBKSDA Jatim tidak mendapat laporan kematian dari pengelola sementara KBS, Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS. Justru mendapat laporan dari Polisi Hutan (Polhut) yang berjaga di KBS.

Moral Evaluation (Membuat Keputusan Moral). Menyebutkan bahwa kondisi Michael mati tersebut mengenaskan seperti gantung diri, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh hewan.

“Michael, singa jantan koleksi Kebun Binatang Surabaya mati di kandangnya, Selasa (7/1/2014) lalu. Kondisinya mengenaskan. Lehernya terlilit kawat pembuka pintu kandang seperti gantung diri.”

Treatment recommendation (saran penanggulangan masalah ). Menunjukkan sebuah penyelesaian, bahwa diharapkan KBS untuk segera melaporkan ke BKSDA.

"Sampai hari ini kami juga belum mendapat laporan dari PDTS. Tapi hari ini sudah kami kirim surat ke PDTS agar segera membuat laporan kematian singa dan diserahkan ke kami," ujar Wiwied.

Tabel 12

Frame berita 5 detik.com

‘Diduga sengaja dibunuh, BKSDA punya 4 temuan’

Problem Identifications (Identifikasi Masalah)

Menjelaskan tentang adanya unsur kesengajaan dalam kematian singa Michael menurut Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).

Causal Interpretation (Penyebab Masalah)

Berita ini menjelaskan penyebabnya adalah karena ditemukan 4 kejanggalan menurut BKSDA. Media seperti menunjukkan pengelolaan yang buruk terhadap KBS.

Moral Evaluation (Membuat Keputusan Moral)

Menyebutkan bahwa kondisi Michael mati tersebut mengenaskan seperti gantung diri, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh hewan. Treatment Recommendation

(Saran Penanggulangan Masalah)

Menunjukkan sebuah penyelesaian, bahwa diharapkan KBS untuk segera melaporkan ke BKSDA.

Dokumen terkait