• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINGKAIAN BERITA KASUS KEMATIAN SATWA DI KEBUN BINATANG SURABAYA PADA SITUS DETIK.COM DAN VIVANEWS.COM (Studi Analisis Framing berita kasus kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya Pada Media online Detik Dot Com dan Vivanews Dot Com edisi Tanggal 27

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINGKAIAN BERITA KASUS KEMATIAN SATWA DI KEBUN BINATANG SURABAYA PADA SITUS DETIK.COM DAN VIVANEWS.COM (Studi Analisis Framing berita kasus kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya Pada Media online Detik Dot Com dan Vivanews Dot Com edisi Tanggal 27 "

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Media online Detik Dot Com dan Vivanews Dot Com edisi Tanggal 27 Desember 2013 S.D 10 Januari 2014)

SKRIPSI

Oleh :

D

DEENNYYSSEETTIIAAWWAANNNNUUGGRROOHHOO N

NPPMM::00994433001100224400

Y

YAAYYAASSAANNKKEESSEEJJAAHHTTEERRAAAANNPPEENNDDIIDDIIKKAANNDDAANNPPEERRUUMMAAHHAANN U

UNNIIVVEERRSSIITTAASSPPEEMMBBAANNGGUUNNAANNNNAASSIIOONNAALL““VVEETTEERRAANN””JJAAWWAATTIIMMUURR F

FAAKKUULLTTAASSIILLMMUUSSOOIIAALLDDAANNIILLMMUUPPOOLLIITTIIKK P

PRROOGGRRAAMM SSTTUUDDIIIILLMMUUKKOOMMUUNNIIKKAASSII S

SUURRAABBAAYYAA

(2)

(Studi Analisis Framing berita kasus kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya Pada Media online Detik Dot Com dan Vivanews Dot Com edisi Tanggal 27 Desember 2013

S.D 10 Januari 2014) Disusun Oleh :

DENY SETIAWAN NUG ROHO 0943010240

Telah disetujui mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA

Dr s. Saifuddin Zuhr i, Msi NPT. 370069400351

Mengetahui, DEKAN

(3)

S.D 10 Januari 2014) Oleh :

DENY SETIAWAN NUGROHO NPM: 0943010240

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 12 Juni 2014

Menyetujui

PEMBIMBING TIM PENGUJ I

1. Ketua

Drs. Saifuddin Zuhr i, Msi J uwito S.Sos, M.si NPT. 370069400351 NPT. 3 6704 95 00361

2. Sekertaris

Dra. Herlina Suksmawati, M.si NIP. 19641225 199309 2001

3. Anggota

Dr s. Saifuddin Zuhr i, M.si NPT. 370069400351

Mengetahui, DEKAN

(4)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya, Skripsi yang berjudul “PEMBINGKAIAN BERITA KASUS KEMATIAN SATWA DI KEBUN BINATANG SURABAYA PADA SITUS DETIK.COM DAN VIVANEWS.COM” dapat selesai guna memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, FISIP - Veteran Jawa Timur. Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan Skripsi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan orang-orang terdekat dan doa kedua orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Orang Tua saya, yang tidak henti – henti nya mendoakan dan memberi support kepada saya.

2. Dra. Hj Suparwati, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Juwito S.sos, M.si selaku ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

4. Drs. Saifuddin Zuhri, M.si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, saran dan kritik demi terselesainya penyusunan skripsi ini..

(5)

keren dan bersama – sama mensukseskan kegiatan.

8. Dan pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis selama penyusunan Skripsi ini. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.

Penulis meyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Surabaya, Maret 2014

(6)

HALAMAN

J UDUL HALAMAN ... i

LEMBAR PERSETUJ UAN ... ii

ABSTRAKSI ... iii

ABTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

1.4.1 Secara Teorotis ... 12

1.4.2 Secara Praktis ... 13

(7)

2.4.1 Media On Line ... 24

2.4.2 Media Cetak... 26

2.5 Analisis Framing ... 29

2.6 Proses Framing ... 31

2.7 Perangkat Framing... 33

2.8 Model Robert N. Entman ... 34

2.9 Kerangka Berfikir ... 38

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 41

3.1 Metode Penelitian ... 41

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian ... 43

3.3 Unit Analisis... 44

3.4 Populasi dan Korpus ... 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.6 Teknik Analisis Data ... 49

3.7 Langkah-langkah analisis Framing ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 54

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 54

4.1.1 Sejarah Detik.Com ... 54

(8)

4.3 Frame Berita Detik. Com ... 58

4.4 Frame Berita Vivanews.Com ... 73

4.5 Analisis Data ... 81

4.5.1 Main Frame Detik.Com ... 81

4.5.2 Main Frame Vivanews.Com. ... 85

4.6 Perbandingan Frame Detik.Com dan Vivanews.Com ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(9)

Tabel 01. Elemen Framing Robert N. Entman ... 37

Tabel 02. Dimensi Framing ... 44

Tabel 03. Deskripsi Singkat Berita 1 Detik.com... 59

Tabel 04. Frame berita 1 Detik.com ... 61

Tabel 05. Deskripsi Singkat berita 2 Detik.com ... 61

Tabel 06. Frame berita 2 Detik.com ... 63

Tabel 07. Deskripsi Singkat berita 3 Detik.com ... 64

Tabel 08. Frame berita 3 Detik.com ... 66

Tabel 09. Deskripsi Singkat berita 4 Detik.com ... 67

Tabel 10. Frame berita 4 Detik.com ... 69

Tabel 11. Deskripsi Singkat berita 5 Detik.com ... 70

Tabel 12. Frame berita 5 Detik.com ... 72

Tabel 13. Deskripsi Singkat Berita 1 Vivanews.com ... 73

Tabel 14. Frame berita 1 Vivanews.com ... 75

Tabel. 15. Deskripsi Singkat Berita 2 Vivanews.com ... 76

Tabel 16. Frame berita 2 Vivanews.com ... 78

Tabel 17. Deskripsi Singkat Berita 3 Vivanews.com ... 78

Tabel 18. Frame berita 3 Vivanews.com ... 80

Tabel 19. Tabel berita Frame Detik.com ... 83

Tabel 20. Tabel main Fr ame Detik.com ... 86

(10)
(11)

Lampiran 1. Pemberitaan Tentang

Kematian Satwa KBS oleh Detik.Com ... 96

Lampiran 2. Pemberitaan Tentang

(12)

DENY SETIAWAN “Pembingkaian Berita Kasus Kematian Satwa di Kebun Binaatang Surabaya pada Media Online Detik.com dan Vivanews.com” (Studi Analisis Framing berita kasus kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya Pada Media online Detik Dot Com dan Vivanews Dot Com edisi Tanggal 27 Desember 2013 S.D 10 Januari 2014)

Media online memliliki banyak kelebihan dalam menyampaikan berita kepada khalayak, salah satunya adalah kecepatan berita yang melampaui media konvensional. Pemberitaan di media on line dipengaruhi ideologi dari media yang terlihat dari framing berita yang dilakukan media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh media online Detik.com dan Vivanews.com menyampaikan peristiwa di Kebun Binatang Surabaya dan untuk mendapatkan gambaran sejauh mana pengaruh ideologi media terhadap upaya untuk media mendekati pemberitaan yang objektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi analisis framing model R. Entman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua media memiliki frame yang berbeda dalam menyajikan berita tentang kasus kematian satwa yang ada di Kebun Binatang Surabaya. Framing yang dilakukan Detik.com lebih cenderung tidak netral dan sedangkan framing yang dilakukan oleh Vivanews.com masih menunujukkan usaha media untuk melakukan pendekatan

Kata Kunci : Framing, media Online Detik.com dan Vivanews.com, peristiwa kematian satwa di KBS

ABSTRACT

DENY SETIAWAN "Framing news about the death of the animal in the Surabaya Zoo and VIVANEWS.com DETIK.com ON SITE" (Study of Framing Analysis about the death of animals at Surabaya Zoo on site detik.com and vivanews.com on December 27, 2013 until January 10, 2014)

Online media has many advantages in delivering news to the public, one of which is the speed of news that goes beyond the conventional media. Online media coverage influenced the ideology of the visible media framing is done by the media. This study aims to determine how the framing is done by online media Detik.com and Vivanews.com event at the Surabaya Zoo and to get an view the extent of the influence of the ideology of the media to try approaching the objectivity of news. This study used a qualitative approach to the study of framing analysis models R. Entman. The results showed that the two media have different frames in presenting the news of the death of the animals that live at Surabaya Zoo.Framing is done Detik.com tend neutral and while the framing of Vivanews.com trying to show the objectivity of news

(13)

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehadiran media massa termasuk surat kabar di tengah masyarakat merupakan salah satu sarana dalam memenuhi kebutuhan akan informasi. Masing masing institusi media mencoba menghadirkan realitas kehidupan yang ada di sekitar masyarakat. Mereka berlomba menyajikan informasi yang aktual sesuai dengan segmentasi khalayak yang menjadi sasaranya. Akan tetapi itu semua tidak lepas dengan visi misi yang dimiliki oleh institusi media. Dan peran media komunikasi sangat kuat dalam membentuk pemikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki keperkasaan dalam mempengaruhi masyarakat, teristimewa pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa. (Effendy, 2003: 407)

Media massa memiliki peran strategis , sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara bersamaan di antara khalayak yang sedang menggunakan media tersebut.

(14)

seimbang dan sama, serta mampu menjangkau lebih banyak orang daripada institusi lainnya (McQUail, 1994: 51)

Pesan yang diterima khalayak dari media massa melalui media cetak, media elektronik, media on line maupun film diterima serempak oleh khalayak luas. Media massa seharusnya menyampaikan sesuai dengan fungsi media massa yang sama dengan komunikasi massa yang dikemukakan oleh Laswell, diantaranya untuk menginformasikan (to inform), untuk mendidik ( to educate) dan untuk menghibur ( to entertain).

Di dalam media massa yang khusus meliput berita, Penyajian berita yang dikemas oleh media massa tidak lepas dari peran wartawan yang bertugas. Realitas yang ada bisa menghasilkan berita yang berbeda-beda antara media massa yang satu dengan media massa lainnya.

Menurut kusumaningrat (2005: 121), perlindungan terhadap hak pribadi untuk mendapatkan informasi yang benar juga harus diperhatikan wartawan mencari sudut atau angle berita.

(15)

dengan wartawan. Perbedaan wartawan dalam memaknai dan memahami suatu realitas tersebut sangat dipengaruhi oleh ideologi media.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosial media telah menjadi perpanjangan indera bagi jurnalis dalam memonitor isu, mengidentifikasi opini, dan mendiskusikan isu. Dengan kata lain, social media telah menjadi pembuluh darah yang semakin meningkatkan vitalitas peran jurnalis di era demokrasi. Eksistensi media online pun tidak diragukan lagi, bahwa sumber utama informasi adalah media online.

http://www.starberita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1000

88:dewan-pers-media-online-paling-diminati-dan-sebagai-tren&catid=37:medan&Itemid=457

Selain itu, kini publik tidak lagi semata tergantung pada media-media konvensional untuk mengikuti perkembangan dunia. Berbagai data menunjukkan, pengguna internet dari waktu ke waktu terus tumbuh. Publik kian menjadikan media online sebagai rujukan utama ketika mereka membutuhkan informasi apapun. Dengan hanya mengetikkan kata di situs mesin pencarian pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. ( Romli: 2012, 18 )

(16)

yang statis dan megutamakan pesan -pesan visual. Contohnya seperti majalah mingguan, surat kabar harian, majalah dwi mingguan. Begitupun juga media online adalah suatu media elektronik yang mudah dijangkau oleh masyarakat karena kita cukup mengaksesnya saja didepan komputer.

(17)

dalam situs tersebut juga dijelaskan angka penurunan juga ditunjukkan oleh konsumen media cetak. Salah satu faktor penyebab kolapnya media-media cetak besar di atas tidak lain adalah karena semakin maraknya media online, dan juga cepatnya media informasi dan komunikasi yang mana ditopang oleh hadirnya teknologi informasi dan internet.

http://berimbang.com/artikel/pengunjung-perpustakaan-menurun-pengusaha-koran-terancam-gulung-tikar

Saat ini banyak media massa yang mengangkat krisis yang terjadi di dalam Kebun Binatang Surabaya (KBS) hingga menimbulkan isu-isu yang miring. Krisis tersebut adalah tentang banyaknya satwa di KBS yang mati. Isu negatif ini disesalkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Isu dari media-media tersebut mengatakan bahwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah kebun binatang terkejam di dunia “Zoo of death”.

http://regional.kompas.com/read/2014/01/11/0901354/Risma.KBS.Bukan.Kebun.B

inatang.Terkejam.di.Dunia

bahkan karena pemberiataan media yang negatif membuat kapal pesiar yang sandar di Surabaya dan berniat berwiasata di Kebun Binatang Surabaya membatalkan niatnya untuk datang, dan hanya mengunjungi kantor Pemkot yang merupakan cagar budaya.

(18)

Pembatalan tersebut akibat berita miring mengenai buruknya manajemen KBS dan banyaknya satwa yang mati.

http://id.berita.yahoo.com/kapal-pesiar-ms-volendam-batal-mampir-ke-kbs-024432602.html

Sejalan dengan pemberitaan negatif tentang Kebun Binatang Surabaya tersebut, menggelinding isu pula bahwa salah satu tempat yang bersejarah bagi kota Surabaya itu akan dijadikan hotel, restourant ataupun mall. Dan salah satu pihak investor yang diisukan akan menjadikan KBS menjadi mall adalah Chairul Tanjung. Di kabar online Surabaya pagi (23/1/14) pengurus lama KBS juga menyatakan kaget akan hal tersebut. I Wayan Titip Sulaksana tak menyangka jika Chairul Tanjung masuk dalam daftar orang yang ingin memiliki lahan KBS. Jika benar nantinya KBS dikuasai investor, dirinya akan menggalang kekuatan untuk menolak. Pasalnya, KBS ini sudah ditetapkan sebagai lahan konservasi.

(19)

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimanakah sebenarnya pemberitaan yang dilakukan oleh media massa, padahal ada pula kemajuan-kemajuan yang juga ditunjukkan oleh pengelola KBS yang saat ini dipimpin oleh Ratna itu. Berikut Data kematian dan kelahiran hewan sejak tahun 2006 dari Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS Agus Supangat.

Dari data yang diberikan oleh Humas PDTS KBS menunjukkan bahwa, sebenarnya kematian tertinggi ada pada tahun 2007 yang menunjukkan angka 528 untuk satwa yang mati dan 207 untuk satwa yang lahir. Sedangkan pada tahun 2013 satwa yang mati sebanayak 229 dan satwa yang lahir sebanyak 295. Bahkan pada tahun itu 2013 itu juga, menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya.

http://m.kompasiana.com/post/read/635817/2/kbs-yang-saya-lihat-bag1-data-kematian-satwa-sebelum-2013-yang-tak-diungkap-media-mainstream

Seiring dengan gencarnya pemberitaan yang negatif tentang pengelolaan dan kematian satwa Kebun Binatang Surabaya ini tidak lepas dari peran media massa yang ada lingkungan Indonesia itu sendiri. Pemberitaan krisis KBS mengandung news value atau nilai berita.

(20)

banyaknya hewan yang meninggal, konflik yang terjadi pada manajemen pengelola sehingga menggugah simpati dan empati publik. Prominence atau besarnya kepentingan masyarakat untuk mengetahui krisis KBS terhadap unsur konflik dan kontroversi di dalamnya.

Karena media online adalah salah satu media massa yang menunjukkan peningkatan pengguna pada tahun 2013, Oleh karena itu peneliti memilih media massa on line yang bergerak dibidang portal berita on line untuk diteliti. Di Indonesia, Menurut Alexa.com, situs ini menyediakan informasi tentang situs yang paling banyak dikunjungi di Internet. Detik.com dan Vivanews adalah portal berita online situs media terpopuler di Indonesia yang menduduki peringkat lima besar. Situs-situs itu menampilkan beragam informasi berita teraktual yang disampaikan di kanal-kanalnya. Baik berita politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, forum, hingga berita olahraga. Selain itu, peneliti melihat bahwa Detik.com juga merupakan media milik Chairul Tanjung, salah seorang yang diisukan menginginkan lahan |KBS turut memberitakan kasus di KBS dan menunjukkan kecenderungan pemberitaan. Kemudian Vivanews.com merupakan pesaing portal berita media online milik Trans Corp tersebut dinilai peneliti lebih netral.

(21)

terkejam. Kata siapa lagi ‘korban’ seperti sudah akan direncanakan kematian lagi. Dan ini seperti menonjolkan aspek tertentu untuk mendukung wartawan dalam menyusun berita.

Sementara Vivanews, pada tanggal 10 Januari 2014, merilis berita dengan judul “Menhut: Singa di KBS Seperti Sengaja Dibunuh, Singa bernama Michael itu terjerat kawat sling pintu pagar kandang”. Berita ini menjelaskan kematian singa di KBS dan media memberitaan menurut Kemenhut RI Zulkifli Hasan.

(22)

Untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita peneliti memilih analisis framing sebagai metode penelitian. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagaimana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut (Eriyanto, 2005:224).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian analisis framing. Analisis framing adalah salah satu metode analisis teks yang berada dalam kategori penelitian konstruktionis. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukan realitas yang natural, akan tetapi hasil dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma kontruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikontruksi, dengan cara apa kontruksi itu dibentuk. (Eriyanto,2005:27).

(23)

Menurut Eriyanto (2005) Ada beberapa model yang dapat dipakai dalam analisis framing, diantaranya Model Murray Edelman, Model Robert N. Entman, Model Willam A. Gamason dan Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicky.

dalam penelitian ini, penliti menggunakan model Robert N.Entman. karena peneliti melihat adanya seleksi isu yang dipilih oleh dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. sehingga nanti diharapkan peneliti dapat mengetahui bagaimana frame atau pembingkaian oleh portal berita online Detik.com dan Vivanews.com.

Seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas. Dalam prakteknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana seperti penempatan yang mencolok (menempatkan di headline depan atau belakang) pengulangan, pemakaian label tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak. (Eriyanto, 2005:187)

(24)

1.2. Per u musan M asalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah : ”Bagaimanakah detik.com dan vivanews.com membingkai berita tentang kasus kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana situs berita online Detik.com dan Vivanews.com membingkai berita tentang kasus kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya (KBS).

1.4. Man faat Penelitian 1.4.1 Secara Teoritis

(25)

1.4.2 Secara Praktis

a. Dapat menjadi referensi bagi mahasiswa ilmu komunikasi yang tertarik dengan penelitian analisis teks media khususnya yang menggunakan metode analisis framing.

(26)

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua penelitian terdahulu untuk digunakan sebagai acuan referensi pendukung dalam melakukan penelitian pembingkaian berita mengenai kasus kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya.

Penelitian terdahulu yang digunakan peneliti sebagai referensi adalah dari jurnal ilmu komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya, Vol.1 No.2 Tahun 2013, dengan judul “analisis framing pemberitaan konflik partai Nasional Demokrat di Harian Media Indonesia dan Koran Sindo”. Dalam penelitian tersebut permasalahan yang disampaikan adalah mundurnya Hary Tanoesudibjo beserta sejumlah kader partai NasDem mengundang banyak perhatian media. Dan Hary Tanosoedibjo ini adalah CEO MNC Group, sedangkan Harian Media Indonesia adalah salah satu program Media Group yang merupakan milik Surya Paloh dan sedang menjabat sebagai Ketua Majelis Nasional Partai NasDem.

(27)

Pada penelitian ini, menyimpulkan bahwa, pembingkaian berita yang konflik Partai NasDem di Harian Media Indonesia dan Koran SINDO lebih berkaitan dengan isu pemberitaan ketokohan (who) yang diberitakan berkaitan dengan konflik partai NasDem. Hasil dari penelitian ini memiliki keterkaitan yang saling berhubungan yakni pembingkaian pemberitaan yang berkaitan dengan adanya unsur keberpihakan yang terjadi pada kedua media tersebut yang dimiliki oleh oleh Hary Tanosoedibjo dan Surya paloh.

Pada penelitian ini peneliti mengambil konsep peneliatiannya untuk dijadikan referensi oleh peneliti.

Penelitian terdahulu yang kedua adalah jurnal ilmu komunikasi dari Universitas Kristen Petra Surabaya, Vol.1 No.1 Tahun 2013, dengan judul “Analisis Framing pemberitaan penembakan Solikin di harian jawa Pos dan Duta Masyarakat”. Dari penelitian tersebut didapatkan permasalahan bahwa penembakan yang dilakukan oleh oknum polisi Briptu Eko Ristanto terhadap seorang takmir masjid bernama solikin. Kasus penembakan ini dinilai oleh peneliti beda dengan kasus lain, karena frekwensi kemunculan berita berturut-turut selama lebih dari satu minggu. Dan media Jawa Pos dan Duta Masyarakat memunculkan kasus ini sebagai headline dalam satu minggu menjadi frontpage media cetak.

(28)

dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek realitas.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa surat kabar Jawa Pos dan Duta Masyarakat melakukan penonjolan isu atau membingkai masalah penembakan solikin bahwa kepolisian bersalah dalan hal ini, kedua media ini menggunakan penempatan sebagai headline, foto, teks, sebagai bentuk penonjolan dan penekanan isu dalam membingkai beritanya terkait peristiwa penembakan solikin.

Pada jurnal ini peniliti mengambil konsep penelitiannya untuk dijadikan referensi oleh peneliti. Karena peneliti juga menggunakan metode yang sama. Yaitu analisis framing dengan model Robert. N. Entman.

2.2 Jurnalisme On Line Sebagai Media Massa

Secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya ialah kewartawanan atau kepenulisan. Kata Dasar “jurnal” (journal) artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Perancis berarti “hari” (day). Asal muasalnya berasal dari bahasa Yunani kuno, “du four” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembar tercetak.

Sedangkan menurut kamus modern bahasa Indonesia jurnalistik adalah hal yang berhubungan dengan persurat kabaran; ilmu kewartawanan; ilmu komunikasi massa. Jurnalisme adalah kejurnalan, pekerjaan meliput atau membawa bahan berita.

(29)

Nortwestern University memproyeksikan “Perubahan Media berita”. Proyeksi ini menggambarkan perkembangan jurnalisme, yang menggunakan multimedia. Koran tidak lagi menjadi pameran media. Media cetak bergabung dengan teknologi televisi, radio dan internet. Sebuah pola penerimaan informasipun dirancang sampai ke tingkat teknologi begitu rupa (Santana, 2005:2). Sejarah media massa memperlihatkan bahwa sebuah teknologi baru tidak pernah menghilangkan teknologi yang lama, melainkan mensubtitusinya. Radio tidak menggantikan surat kabar, namun khalayak baru. Demikian pula dengan televisi, meskipun melemahkan radio, tetapi tidak secara total mengeliminasinya. Maka, cukup adil juga untuk mengatakan bahwa jurnalisme online mungkin tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya media-media lama. Melainkan tempaknya menciptakan suatu cara yang unik untuk memproduksi berita dan mendapatkan konsumen berita Jurnalisme online tidak akan menghapuskan jurnalisme tradisional, namun meningkatkan intensitasnya. (Santana, 2005:135)

pada dasarnya jurnalisme konvensional dan Jurnalisme online tidak berbeda jauh, yang membedakan hanya medium peneyebarluasannya saja. Dari segi sifat, keduanya sama-sama di tuntut untuk menyajikan berita paling up to date secepat mungkin. Setiap ada informasi atau peristiwa terbaru, mereka langsung melaporkannya. Perbedaan yang paling jelas terletak pada media dan mekanisme efisiensi pencarian, pengolahan dan penyebarluasan beritanya.

(30)

pencarian pengolahan, dan penyebarluasan informasi melalui fasilitas dalam media internet. Akan tetapi dalam Jurnalisme online tidak terlalu terpaku pada kaidah bahasa yang diguanakan jurnalistik secar umum. Karakteristik Jurnalisme online yang paling terasa meskipun belum tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online bisa menerbitkan maupun mengarsip artikel-artikel untuk dapat di lihat saat ini maupun nanti. Ini sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalisme konvensional, namun Jurnalisme online memungkinkan untuk melakukannya dengan lebih mudah dan cepat karena informasi yang disebarluaskan bisa lebih cepat dari pada jurnalisme konvensional.

Rafaeli dan Newhagen mengidentifikasi lima perbedaan utama yang ada diantara jurnalisme online dan media massa tradisional, yaitu :

1. Kemampuan internet untuk mengkombinasikan sejumlah media 2. Kurangnya tirani penulis atas pembaca

3. Tidak seorangpun dapat mengendalikan perhatian khalayak

4. Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung 5. Interaksititas Web (Santana, 2005:138)

Berikut ini adalah keuntungan jurnalisme online, seperti yang tertulis dalam buku online journalisme, principles and Practices of News for the web (Holcomb Hathaway Publisher, 2005).

(31)

2. Nonlinearity. Jurnalisme online memungkinkan setiap beritayang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk memahami.

3. Storage and Retrieval. Jurnalisme online memungkinkan berita tersimpannya dan diakses kembali dengan mudah oleh audience.

4 Unlimited Space. Jurnalistik online memungkinkan jumlah berita yang disampaikan/ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.

5. Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara tepat, cepat dan langsung kepada audience. 6. Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bahi

tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan di terima audience. 7. Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya

peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita. Sebagai bagian dari media massa, jurnalisme online pun memiliki dan menjalankan fungsi-fungsi media masaa, yaitu :

1. Fungsi informasi

(32)

komunikasi yang efektif antara pemerintah sebagai pengambil kebijakan dengan masyarakat. Dalam berbagai aspek media, media merupakan pemberi informasi yang pertama kepada masyarakat.

2. Fungsi Edukasi

Fungsi edukasi merupakan fungsi yang dilakukan oleh media massa dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat, termasuk pembinaan moral dan pendidikan budi pekerti, informasi yang di berikan kepada masyarakat memberikan wawasan kepada masyarakat. Baik mengenai nilai-nilai maupun norma-norma yang mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat seperti mengenai ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya dan aspek-aspek lainnya yang pada intinya informasi yang diberikan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat.

3. Fungsi Hiburan

(33)

keluarga sekolah, maupun agama. 4. Fungsi Kontrol Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, media juga melaksanakan fungsi kontrol sosial. Media memberikan sosialisasi nilai-nilai yang baik dan buruk, dan media menjadi sarana yang efektif dalam memberikan kontrol kepada pengambil kebijakan dengan memberikan isu-isu memancing opini publik.

2.3 Wartawan Sebagai Agen Konstruksi Realitas

Menurut Eriyanto (2005: 28), seorang jurnalis yang baik adalah jurnalis yanh mampu memindahkan realitas itu ke dalam berita. Apakah berita yang disajikan tersebut sesuai dengan realitas, sangat bergantung pada wartawan. Wartawan bisa menyajikan realitas secara benar, kalau ia bertindak profesional. Ia bisa meningkirkan keberpihakan dan pilihan moral sehingga apa yang diungkapkan murni fakta, bukan penilaian individu wartawan.

(34)

upaya repoerter untuk memutar cerita sehingga terdengar seperti insiden dari film perang erkenal, seperti Platoon.”

dalam pandangan konstruksionis terdapat penilaian yang sebaliknya. Wartawan tidak bisa menyembunyikan pilihan moral dan keberpihakannya, karena ia merupakan bagian yang intrinsik dalam pembentukan berita. Lagipula, berita bukan hanya produk individual, melainkan juga bagian dari proses organisasi dan interaksi antara wartawannya. Dalam pandangan konstruksionis, wartawan juga dipandang sebagai aktor/agen konstruksi. Wartwan bukan hanya melaporkan fakta, melainkan juga turut mendefinisikan peristiwa. Sebagai aktor/agen, wartawan turut mendefinisikan apa yang terjadi, dan secara aktif membentuk peristiwa dalam pemahaman mereka. Di balik semua ini, pengambilan keputusan mengenai sisi mana yang ditonjolkan tentu melibatkan nilai dan ideologi para wartawan yang terlibat dalam proses produksi sebuah berita. (Sobur, 2001: 163)

(35)

2.4 Berita dan Konstruksi Realitas

Berita adalah informasi. Ia dihadirkan kepada khalayak sebagai representasi dari kenyataan. Kenyataan itu ditulis kembali dan ditranformasikan lewat berita. Tetapi dalam pandangan konstruksionis, berita itu ibaratnya seperti sebuah drama. Ia bukan menggambarkan realitas, tetapi potret dari arena pertarungan antara berbagai pihak yang berkaitan dengan peristiwa. Seperti sebuah drama, tentu saja ada pihak yang didefinisikan sebagai pahlawan, tetapi juga ada pihak yang didefinisikan sebagai musuh dan pecundang. Semua itu dibentuk layaknya sebuah drama yang dipertontonkan kepada publik.

Goffman (1979) mengamati bahwa kebanyakan berita adalah mengenai pelanggaran frame, yang membuat peristiwa jadi bernilai berita. Pemberitaan mulai menyimpang dari kebiasaan “anjing menggigit manusia” bukanlah berita, tapi “manusia menggigit anjing” adalah berita. W. Lance Bennet menyatakan, sebagai frame realitas berita, karena dalam setiap kasus, sekelompok orang yang berkepentingan “melibatkan jurnalis dalam membangun drama dalam berita yang mengaburkan realitas kontekstualnya yang dimulai dari melaporkan secara pasif hingga mengatur peristiwa semu yang rutin, hingga secara aktif ikut memproduksi bagian dari pemberitaan sampai membentuk jurnalisme yang berdasarkan rumor, gosip dan kisah yang penuh spekulasi”. ( Baran dan Davis, 2010 : 398-399 )

(36)

adalah hasil dari konstruksi sosial di mana selalu dilibatkan pandangan, ideologi, dan nilai-nilai dari wartawan atau media. bagaimana realitas itu dijadikan berita sangat tergantung pada bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai. Berita bukanlah representasi dari realitas. Berita yang kita baca pada dasarnya adalah hasil dari konstruksi kerja jurnalistik, bukan kaidah baku jurnalistik. Semua proses konstruksi (melai dari memilih fakta, sumber, pemakaian kata, gambar, sampai penyuntingan) memberi andil bagaimana realitas tersebut hadir dihadapan khalayak. ( Eriyanto, 2005 : 24-26)

Dalam hal ini, berita adalah adalah salah satu media wartawan dalam mengisahkan laporan pemberitaannya sesuai dengan pandangan wartawan itu sendiri. Dan frame yang disajikan wartawan di setiap berita satu dengan berita lainnya tentu punya pandangan yang berbeda seusai dengan karakter media itu sendiri. Oleh karena itu, berita merupakan konstruksi realita yang diciptakan dari media-media dengan wartawan sebagai agennya.

` 2.4.1 Media On Line

(37)

dan Standart Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers”. Media online bisa dikatakan sebagai media “generasi ketiga” setelah media cetak-koran, tabloid, majalah dan media elektronik televisi, radio dan film/video. Media online merupakan produk jurnalistik online atau cyber jurnalisme yang didefinisakan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melaluia internet”.

Internet muncul pada pertengahan 1990-an sebagai media massa baru yang amat kuat. Hampir semua orang di planet ini yang memiliki komputer bisa masuk ke jaringan. Dengan beberapa kali mengklik tombol mouse kita akan masuk ke lautan informasi dan hiburan yang ada di seluruh dunia. Perbedaan signifikan dari media massa adalah internet bersifat interaktif. Internet punya kapasitas untuk memampukan orang berkomunikasi, bukan sekedar menerima pesan belaka, dan mereka bisa melakukannya secara real time. (Vivian, 2008: 262)

Vivian ( 2008: 280 ) mengatakan, tak ada yang percaya bahwa koran cetak akan lenyap dalam semalam, film bioskop akan punah dalam seminggu, atau rental vieo dan siaran TV akan bangkrut secara sekaligus bebarengan. Tetapi semua perusahaan besar itu sudah masuk ke internet, dan pada saatnya nanti, pesan digital melalui internet akan mendominasi.

(38)

Dalam perspektif studi mediaatau komunikasi massa, media online menjadi objek kajian teori “media baru” (new media), yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke konten (isi/informasi) kapan saja, di mana saja, pada setiap perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi kreatif dan pembentukan komunitas sekitar konten media, juga aspek generasi “real-time”. Menurut Chun (2006), new media merupaka penyederhanaan istilah terhadap bentuk media di luar media massa konvensional-televisi, radio, majalah, koran dan film. Sifat new media adalah cair, konektivitas individual, dan menjadi sarana untuk membagi peran kontrol dan kebebasan. (Romli, 2012: 30-31)

Jadi, saat ini media on line menjadi media baru yang menghubungkan khalayaknya dengan dunia yang diinginkan. Bahkan karena kebutuhannya akan media online yang semakin meningkat. Media massa on line menjadi sarana jurnalisme yang dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan media informasi sebagai media massa terkini.

2.4.2 Media Cetak

(39)

massa utama yang menggunakan teknologi warisan Gutenberg adalah buku, majalah, dan koran. Mereka semua berbentuk cetakan, tapi bisa dibedakan berdasarkan empat kategori. Yaitu, binding, regularitas, isi dan ketepatan waktu. ( Vivian, 2008: 10 )

Media massa terbagi menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak terdiri dari buku, majalah, koran, brosur, formulir bisnis, dan lain-lain. Media elektronik meliputi radio, internet, dan televisi.

Media massa yang dapat memenuhi kriteria sebagai media cetak adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media massa dalam bentuk elektronik memenuhi kriteria sebagai media massa adalah radio siaran dan televisi siaran dan televisi siaran. (Karmilah, Soemirat, Komala, 2007: 6.1)

Adapun yang dimaksud dari media cetak, media cetak adalah media yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas, gambar, kata-kata yang tampa menggunakan energi elektromekanis. Anatara lain poster, Poster adalah suatu kertas karton besar, biasanya dengan gambar atau diagram dan beberapa kata singkat sebagai keterangan atau informasi, dimana masyarakat lebih mudah memahami apa isi dari informasi tersebut.

(40)

Kekuatan Media Cetak, Yaitu:

1. Dapat dibaca berkali-kali dengan cara menyimpannya.

2. Dapat membuat orang yang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.

3. Bisa disimpan atau di koleksi isi informasinya.

4. Harganya lebih terjangkau maupun dalam distribusinya.

5. Lebih mampu menjelaskan hal-hal yang bersifat kompleks atau rigid.

Kelemahan Media Cetak, Yaitu:

1. Dari segi waktu media cetak lambat dalam memberikan informasi.

2. Karena media cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi pada masyarakat dan harus menunggu turun cetak. 3. Media cetak hanya dapat berupa tulisan.

4. Media cetak haya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.

(41)

2.5 Analisis Fr aming

Pada dasarnya, analisis framing merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media. Framing adalah suatu metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada ”cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita. ”Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Analisis framing ini adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas. Analisis framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh medi a. Tiap hari bisa disaksikan dan dibaca bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. (Eriyanto, 2005:10)

Sosiolog Erving Goffman (1974) membangun analisis frame untuk memberikan pemahaman sistematis mengenai bagaimana kita menggunakan pengharapan untuk memaknai situasi sehari-hari dan orang-orang yang ada di dalamnya. Goffman terpesona dengan kesalahan yang kita buat sehari-hari termasuk kesalahan yang tidak pernah kita sadari, misalnya ketika seseorang menyalahartikan kesopanan dengan rayuan. Ia menggunakan istilah frame untuk merujuk pada seperangkat pengharapan tertentu yang digunakan untukmemaknai situasi sosial dalam keadaan tertentu. (Baran dan Davis, 2010: 392-393 )

(42)

agar menjadi lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. (Sobur, 2006:162)

Analisis framing digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas dikonstruksi oleh media. Dengan cara dan teknik apa peristiwa ditekankan dan ditonjolkan. Apakah dalam suatu berita ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan disembunyikan dalam pemberitaan. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari teknik jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan (Eriyanto, 2005:03).

Analisis Framing termasuk ke dalam paradigma kostruktifis. Dimana paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkan. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, melainkan hasil dari konstruksi. Oleh karena itu, konsentrasi analisis pada paradigma konstruktifis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi atau dibentuk.

(43)

dengan konteks sosial dimana mereka berada. Intinya adalah bagaimana pesan itu dibuat atau diciptakan oleh komunikator dan bagaimana pesan itu secara aktif ditafsirkan oleh individu sebagai penerima pesan. (Eriyanto, 2005: 37- 40).

2.6 Proses Framing

Ada beberapa model yang dapat dipakai dalam analisis framing, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Model Murray Edelman 2. Model Robert N. Entman 3. Model Willam A. Gamason

4. Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicky

Dalam eriyanto (2005 : 252) Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Menurut Pan dan Kosicki, ada konsepsi psikologi. Framing dalam konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif. Kedua, konsepsi sosiologis. Pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Frame disini dipahami sebagai proses seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya.

(44)
(45)

2.7 Perangkat Framing

Secara teknis, tidak mungkin bagi seorang jurnalis untuk memframing seluruh bagian berita artinya hanya bagian dari kejadian-kejadian (happening) penting dalam sebuah berita saja yang menjadi objek framing jurnalis. Namun bagian kejadian penting ini sendiri merupakan salah satu aspek yang sangat ingin diketahui khalayak. Aspek lainnya adalah peristiwa atau ide yang diberitakan.

Sekurang-kurangnya ada tiga bagian berita yang bisa menjadi objek framing seorang wartawan yaitu, judul berita, fokus berita, dan penutup berita. Judul berita di framing dengan menggunakan tehnik empati yaitu, menciptakan khalayak dalam diri pribadi, sementara khalayak diangankan menempatkan diri seperti korban. Kemudian fokus berita di framing dengan menggunakan tehnik asosiasi, yaitu menggabungkan kebijakan aktual dengan fokus berita. (Sobur, 2006:86)

Selanjutnya penutup berita di framing dengan menggunakan tehnik (packing) yaitu, menjadikan khalayak tidak berdaya untuk menolak ajakan yang dikandung berita, apapun inti ajakan khalayak menerima sepenuhnya sebab mereka tidak berdaya sama sekali untuk membantah kebenarannya yang direkonstruksi berita. (Sobur, 2006:174)

(46)

bagaimana media melakukan penilaian atas penyebab masalah. Keempat, treatment recommendation, yaitu bagaimana media menawarkan suatu cara penanganan masalah dan bahkan memprediksi hasilnya.

2.8 Model Robert N.Entman

Analisis dalam penelitian ini menggunakan model Robert N.Entman. karena peneliti melihat adanya seleksi isu isu yang dipilih dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media.

Robert N.Entman meletakkan dasar-dasar bagi analisis framing untuk studi isi media. Model ini berasumsi bahwa framing memberi tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan atau dianggap penting oleh pembuat teks. Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan : membuat informasi terlihat lebih jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak , lebih terasa dan tersimpan dalam memori dibandingkan dengan yang disajikan secara biasa.

Penonjolan aspek tertentu dari suatu realitas sangat berkaitan dengan penulisan fakta proses ini mau tidak mau sangat berhubungan dengan pemakaian bahasa dalam menuliskan realitas untuk dibaca oleh khalayak. Pilihan kata-kata tertentu yang dipakai tidak sekedar teknis jurnalistik, akan tetapi sebagai politik bahasa. (Eriyanto, 2005:197)

(47)

Tetapi yang lebih penting bagaimana kata-kata sesungguhnya dapat mengarahkan logika tertentu untuk memahami suatu persoalan.

Bentuk penonjolan tersebut bisa beragam penempatan suatu aspek informasi lebih menonjol dibandingkan yang lain, lebih mencolok, melakukan. pengulangan informasi yang dipandang penting atau dihubungkan dengan aspek budaya yang akrab dibenak khalayak. Dengan bentuk seperti itu sebuah ide atau gagasan dan informasi lebih mudah terlihat, lebih mudah diperhatikan, diingat, dan ditafsirkan karena berhubungan dengan skema pandangan khalayak.

Seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas. Dalam prakteknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana seperti penempatan yang mencolok (menempatkan di headline depan atau belakang) pengulangan, pemakaian label tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak. (Eriyanto, 2005:187)

(48)

Tetapi ada juga berita yang dikeluarkan (exclude). Tidak semua aspek atau bagian dari isu atau peristiwa ditampilkan, wartawan memlih aspek tertentu dari suatu isu atau peristiwa. Sedangkan penonjolan aspek tertentu dari suatu peristiwa berhubungan dengan penulisan fakta yaitu, ketika aspek tertentu ditulis dari suatu peristiwa atau isu tersebut telah dipilih bagaimana aspek tersebut ditulis. Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar dan ekstra tertentu untuk ditampilkan. Dalam prosesnya framing berkaitan erat dengan rutinitas dan konveksi profesionalisme jurnalistik. Proses framing tidak dapat dipisahkan dari strategi pengolahan dan penyajian informasi dalam presentasi media. Dalam hal ini wartawan menempati posisi yang strategis untuk menyusun dan mengolah informasi. Wartawan juga dapat membatasi dan menafsirkan komentar-komentar sumber berita, serta memberi porsi pemberitaan yang berbeda antara sumber berita dengan sumber lainnya.

Tabel 1

Elemen Framing Robert N. Entman Define Problems

(Pendefinisian masalah)

Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?

Diagnose Causes (Memperkirakan masalah, atau

sumber masalah)

Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab

(49)

Make Moral Judgement (Membuat keputusan moral)

nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau

mendelegitimasi suatu tindakan?

Treatment Recommendation (Menekankan penyelesaian)

Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk

mengatasi masalah?

(Sumber : Eriyanto, 2005:188-189)

a. Define Problems atau Problem Identification, adalah elemen yang pertama kali dilihat mengenai framing. Elemen ini merupakan master frame atau bingkai yang paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dilihat dan dipahami oleh wartawan. Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa yang sama akan dapat dipahami secara berbeda. Dan bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda pula.

(50)

c. Make Moral Judgement atau Moral Evaluation (membuat pilihan moral) adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberi argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan sesuatu yang familiar atau dikenal oleh khalayak.

d. Treatment Recommendation (menekankan penyelesaian) adalah elemen yang dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu tentu saja sangat bergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah (Eriyanto,2005:191).

2.9 Kerangka Berfikir

(51)

berita-berita tentang kasus kematian satwa yang ada di Kebun Binatang Surabaya.

Berita tentang kasus kematian satwa yang ada di Kebun Binatang Surabaya.pada situs berita online detik.com dan vivanews.com tersebut tidaklah sama, maka terdapat kecenderungan perbedaan konstruksi atas kasus tersebut. Karena setiap media mempunyai sudut pandang yang berbeda dalam melihat suatu peristiwa maka tentu saja realitas bentukan media dalam rupa berita yang dihasilkan juga akan berbeda.

Wartawan dengan ideologi medianya lah yang membentuk suatu berita tersebut dengan cara mengurutkan,membuat teratur dan menjadi dipahami, dengan memilih aktor-aktor serta sumber-sumber yang diwawancarainya, sehingga dapat dikonsumsi oleh khalayak.

Dalam keberadaannya, sebuah berita dapat mencerminkan sebuah realitas sosial atau bahkan yang tidak direkamnya. Sehingga berita yang ada di media dapat memberikan suatu realitas yang baru dan berbeda dengan realitas lainnya. Hal ini berasumsi pada kebijakan redaksional dari pada media tersebut, yang pada dasarnya menentukan berita seperti apa nantinya yang akan ditampilkan kepada khalayak.

(52)

memperkirakan penyebab masalah (diagnose cause); ketiga, membuat keputusan moral (moral evaluation); penekanan penyelesaian masalah (treatment recomendation).

Adapun kerangka berpikir dari pemaparan di atas, dapat digambarkan sebagai berikut :

Konstruksi berita oleh wartawan

Berita tentang kasus kematian satwa yang ada di Kebun Binatang Sur abaya

Media massa: Detik.com dan Vivanews.com

(53)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan salah satu jenis metode penelitian kualitatif dan menggunakan metode analisis framing. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Taylor dan Bedgan dalam Suyanto, 2006:166). Deskriptif itu sendiri berarti bahwa data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, maka tentu saja laporan penelitian akan berupa kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2002:6).

Dengan menggunakan metode analisis framing, penelitian ini akan menjabarkan bagaimana institusi media dalam membingkai atau mengkonstruksi berita-berita mengenai kasus kematian satwa yang ada di Kebun Binatang Suarabaya.. Pembingkaian atau pengkonstruksian berita ini dilakukan melalui penyeleksian isu dan penonjolanpenonjolan aspek-aspek tertentu oleh kedua media, situs berita online yaitu Detik.com dan Vivanews.com.

(54)

signifikan bagi publik dari bermacam-macam isu dan persoalan yang hadir dalam wacana publik. Framing secara umum dirumuskan sebagai proses penyeleksian dan penonjolan aspek-aspek secara tertentu dari realitas yang tergambar dalam teks komunikasi dengan tujuan agar aspek itu menjadi lebih noticeable,meaningfull,dan memorable bagi khalayak.

Metode framing yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode framing milik Robert N Etnman. Entman melihat framing sebagai cara untuk mengetahui bagaimana suatu media mengemas berita dan mengkonstruksi realitas melaslui dua dimensi besar,yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna,lebih menarik, berarti, detail, mudah diingat oleh khalayak.

(55)

Tabel 2 Dimensi Framing

Seleksi Isu

aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan? Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada bagian beritayang dimasukkan(includedI), tetapi ada juga berita yang dikeluarkan (excluded). Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan. Wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu.

Penonjolan aspek tertentu dari isu

Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa/isu tersebut telah dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.

Penulis akan menganalisis bagaimana isu ditonjolkan dan bagaimana kasus-kasus yang ada di dalam kedua media tersebut dibongkar dan ditelaah dengan menggunakan cara-cara menurut Robert N.Entman.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

(56)

adalah berita-berita yang dimuat pada tanggal 27 Desember 2013sampai dengan 10 Januari 2014.

3.3. Unit Analisis

Pada penelitian ini unit analisis yang digunakan adalah unit analisis reference, yaitu unit yang digunakan untuk menganalisis kalimat atau kata yang dimuat dalam teks berita tentang kasus kematian satwa yang ada di Kebun Binatang Surabaya pada situs berita online detik.com dan vivanews.com.

Analisis teks media dengan melihat hubungan antar kalimat, grafik, dan ungkapan narasumber untuk mengungkapkan pemaknaan terhadap perspektif pemberitaan detik.com dan vivanews.com dalam melihat suatu persitiwa/realitas yang dalam hal ini adalah kasus kematian satwa yang ada di Kebun Bintang Surabaya.

3.4. Populasi dan Korpus

(57)

Populasi di Situs Berita Online detik.com : 1. Jum’at, 27 Desember 2013

- KBS Disebut “zoo of Death”, Ini Tanggapan

Wali Kota Risma (10 : 17 WIB)

2. Senin, 06 Januari 2014

- Gnu Koleksi KBS Mati Karena Kembung (14:39 WIB) 3. Selasa, 07 Januari 2014

- Michael, Singa Koleksi KBS Mati Terlilit Kawat (12:09 WIB) - Singa KBS Mati Terlilit Kawat, Walikota Risma

Gelar Rapat (18:29 WIB)

- Pemkot Surabaya Polisikan Kasus Singa KBS

Yang Mati Terlilit Kawat (19:17 WIB)

4. Rabu, 08 Januari 2014

- Polisi Periksa 5 Orang Terkait

Kematian Singa KBS (13:05 WIB)

- Menhut Tuding Ada Pihak yang Mau Tutup KBS

Untuk Dijadikan Mall (14:47 WIB)

- Polisi Sayangkan Lokasi Kematian Singa KBS

Sudah Tidak Murni (16:03 WIB)

- Mayat Singa KBS Sudah Diformalin, Petunjuk

Polisi Makin Buntu (16:28 WIB)

(58)

5. Kamis, 09 Januari 2014

- Setelah Michael dan Melani, Siapa Lagi ‘Korban’

Zoo Of Death KBS? (08:15 WIB)

- KBS Gelar Rapat Bahas Tewasnya Singa

Michael (11:22 WIB)

- Media Inggris Sorot Kematian Michael,

Sebut KBSPaling Kejam di Dunia (11:59 WIB) - Usut Michael Mati ‘Tercekik’ Tali, Ini 4 Konsisi

Yang Bikin Kaget Polisi (13:44 WIB)

- Rapat Terbatas Bahas Tewasnya Singa Michael

Di Bantah Pengelola KBS (16:11 WIB)

- Polisi: Singa Michael Mati Mirip Manusia

Gantung Diri (18:05 WIB)

- Kemenhut Bentuk Tim Khusus Kuak Kasus

Matinya Singa Michael (18:32 WIB)

- Kematian Singa Michael Belum Dilaporkan KBS

Ke BKSDA Jatim (18:47 WIB)

6. Jum’at, 10 Jnuari 2014

- Seperti Orang Gantung Diri, Ini 3 Analisa Polisi

Soal Kematian Michael (11:07 WIB)

- 4 Kejanggalan dalam Kematian Michael Versi

(59)

Populasi di Situs Berita Online Vivanews.com : 1. Jum’at, 27 Desember 2013

- Media Inggris: KBS, Kebun Binatang Maut (12:11 WIB) 2. Kamis, 9 Januari 2014

- Aktivis Pro Fauna Kecam Pembunuhan Singa

Michael di KBS (06:38 WIB)

3. Jum’at, 10 Januari 2014

- Menhut: Singa di KBS Seperti Sengaja Dibunuh (09:47 WIB) - Tim Investigasi Dephut Telusuri Kematian

Singa KBS (14:23 WIB)

(60)

Korpus di Detik.com: 1. Jum’at, 27 Desember 2013

- KBS Disebut “zoo of Death”, Ini Tanggapan

Wali Kota Risma (10 : 17 WIB)

2. Senin, 06 Januari 2014

- Gnu Koleksi KBS Mati Karena Kembung (14:39 WIB) 3. Selasa, 07 Januari 2014

- Singa KBS Mati Terlilit Kawat, Walikota Risma

Gelar Rapat (18:29 WIB)

4. Kamis, 09 Januari 2014

- Media Inggris Sorot Kematian Michael,

Sebut KBS Paling Kejam di Dunia (11:59 WIB) 5. Jum’at, 10 Jnuari 2014

- 4 Kejanggalan dalam Kematian Michael Versi

BKSDA (11:32 WIB)

Korpus di Vivanews.com:

1. Jum’at, 27 Desember 2013

- Media Inggris: KBS, Kebun Binatang Maut (12:11 WIB) 2. Kamis, 9 Januari 2014

- Aktivis Pro Fauna Kecam Pembunuhan Singa

(61)

3. Jum’at, 10 Januari 2014

- Tim Investigasi Dephut Telusuri Kematian

Singa KBS (14:23 WIB)

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data-data dalam penelitian tentang kasus kematian satwa di KBS yang. yang dimuat pada situs berita online detik.com dan vivanews.com pada tanggal 27 Desember 2013 - 10 Januari 2014. selain itu, penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari buku dan internet, yang tentu saja relevan dengan permasalaham dalam penelitian ini.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis framing, lebih tepatnya menggunakan metode analisis framing Robert N Entman. Yang bertujuan untuk mengetahui cara pandang atau frame yang digunakan kedua media tersebut dalam mengemas berita tentang kasus kematian satwa yang ada di Kebun Binatang Surabaya.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menjadikannya temuan bagi orang lain.

(62)

menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimate, objektif, alamiah, wajar atau tidak terelakkan(Sobur, 2006:162).

Model analisis framing yang digunakan oleh peneliti adalah model yang diperkenalkan oleh Robert N. Entman. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti atau lebih diingat oleh khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.

Perangkat Entman adalah perangkat yang paling tepat untuk meneliti bagaimana media membingkai berita dengan menseleksi isu tertentu dan menonjolkan aspek-aspek tertentu dari isu tersebut. Lebih dari itu, model Entman sesuai digunakan untuk meneliti berita online yang bersifat breaking news karena meneliti pada tingkat makro.

(63)

berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak.

Entman mengemukakan empat perangkat untuk melakukan analisis framing. Pertama, Problem Identification yaitu bagaimana media mengidentifikasi masalah. Kedua, Causal Interpretation, yaitu bagaimana media mengidentifikasi penyebab masalah. Ketiga, Moral Evaluation, yaitu bagaimana media melakukan penilaian atas penyebab suatu masalah. Dan Treatment Recommendation, yaitu bagaimana media menawarkan dan

merekomendasikan suatu cara penanganan masalah dan bahkan memprediksi hasilnya.

3.7. Langkah-langkah Analisis Framing

Dengan menggunakan perangkat framing model Robert M. Entman, peneliti hendak menguraikan berita-berita yang memuat berita mengenai wacana kasus kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya di situs berita online detik.com dan vivanews.com, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pertama : Peneliti mengumpulkan semua berita-berita yang memuat wacana kasus kematian satwa Kebun Binatang Surabaya di situs berita online detik.com dan vivanews.com pada periode 27 Desember 2013 - 10 Januari 2014. Kemudian membuat kerangka framingnya berdasarkan model Robert M. Entman.

(64)

didasarkan pada empat struktur besar, yaitu sebagai berikut :

a. Define Problems atau Problem Identification, adalah elemen yang pertama kali dilihat mengenai framing. Elemen ini merupakan master frame atau bingkai yang paling utama. Ia menekankan bagaimana

peristiwa dilihat dan dipahami oleh wartawan. Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa yang sama akan dapat dipahami secara berbeda. Dan bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda pula (Eriyanto, 2005:190).

b. Diagnose Causes atau Causal interpretation (memperkirakan penyebab masalah), merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor atas suatu peristiwa. Penyebab di sini bisa apa (what), tetapi bisa juga siapa (who). Bagaimana peristiwa dipahami, tentu saja menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. Karena itu, masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab masalah pun secara tidak langsung juga akan dipahami secara berbeda pula.

c. Make Moral Judgement atau Moral Evaluation (membuat pilihan moral) adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberi argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah sudah

ditentukan, dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk

(65)

sesuatu yang familiar atau dikenal oleh khalayak.

(66)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Detik.com

Detik.com ialah sebuah portal web yang berisi berita dan artikel daring di Indonesia. detikcom merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, detikcom hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan dari bidang iklan. Meskipun begitu, detikcom merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (breaking news). Sejak tanggal 3 Agustus 2011, detikcom menjadi bagian dari PT Trans Corporation, salah satu anak perusahaanCT Corp.

(67)

Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada vivid description macam ini detikcom melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan users internet.

Pada 3 Agustus 2011 CT Corp mengakuisisi detikcom (PT Agranet Multicitra Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah secara resmi detikcom berada di bawah Trans Corp.[1] Chairul Tanjung, pemilik CT Corp membeli detikcom secara total (100 persen) dengan nilai US$60 juta atau Rp 521-540 miliar. Setelah diambilalih, maka selanjutnya jajaran direksi akan diisi oleh pihak-pihak dari Trans Corp — sebagai perpanjangan tangan CT Corp di ranah media. Dan komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro, mantan Kapolri, yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga dimiliki Chairul Tanjung.[2].

Sebelum diakuisisi oleh CT Corp, saham detikcom dimiliki oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui & Co. Agranet memiliki 59% saham di detikcom, dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%, dan Mitsui 2%.

(68)

Pada bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user mencapai 40.000. Terakhir, hits detikcom mencapai 2,5 juta lebih per harinya.

Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar potensi yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman yang diakses). Page view detikcom sekarang

mencapai 3 juta per harinya. sekarang detik.com menempati posisi ke empat tertinggi dari alexa.com untuk seluruh kontent di Indonesia

4.1.2. Sejarah Vivanews.com

Portal berita vivanews datang sebagai alternatif new media di Indonesia yang memberi kebebasan pengunjung untuk memilih apa yang mereka inginkan. Presiden Direktur PT.Kanalone, Choel Mallarangeng mengatakan ada banyak fitur di vivanews, dalam jumpa pers peluncuran portal berita www.vivanews.com, di Djakarta theatre, Jakarta Pusat, rabu, 17 Desember 2008. PT Kanal One Indonesia merupakan perusahaan pengelola portal berita www.vivanews.com.

(69)

juga bisa diubah.

Vivanews juga mendobrak imej media cepat pasti beritanya tidak dalam. Unsur kecepatan, tambahnya, mutlak, tapi pendalaman tak kalah penting. Sebagai pendalaman, viva punya 'sorot'. Dalam 'sorot' tidak hanya berita, tapi juga ada angka-angka, ada tabel, dan sebagainya. Terkait pilihan vivanews mengambil tema 'melaju meniti badai'. Vivanews tak menganut paradigma “bad news is a good news”, melainkan “good news is a good news”. Untuk itulah dalam 'Sorot' vivanews tampilkan cerita-cerita

inspiratif.

Sejak awal pembentukan portal berita vivanews, konsep yang ada itu dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat itu juga untuk melengkapi semua media online yang ada di Indonesia.

Pembentukan portal yang memiliki tagline 'Terpercaya, Cepat, Mendalam dan Multiplatform' ini, memiliki komitmen jangka panjang. Vivanews serius untuk menjadikan media ini sebagai wadah yang dapat mengintegrasikan kepada masyarakat. Peluncuran portal berita ini, merupakan jawaban atas tantangan zaman yang menginginkan kemudahan akses berita terkini dan terpercaya. Di manapun dan via media apapun, mulai dari internet sampai dengan telepon genggam.

(70)

ANTV. Metode peliputan berita antarmedia disinergikan. Vivanews berupaya menerapkan standar jurnalisme berkualitas dalam meliput peristiwa nasional dan internasional serta berupaya menjadi bagian mencerdaskan bangsa melalui jurnalisme cerdas, tajam, berimbang dan menghibur.

4.2. Frame Detik.com dan Vivanews.com

Berita-berita tentang kasus kematian satwa yang ada di Kebun Binatang Surabaya yang aada pada situs berita online Detik.com dan Vivanews.com mempunyai perbedaan pembingkaian dari segi isu yang ditonjolkan oleh kedua media tersebut. Perbedaan isu ini dapat terlihat jelas dari bagaimana kedua media dalam menuliskan judul berita dan menuliskan lead atau teras berita.

Berita-berita di situs berita online Detik.com dan Vivanews.com tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis framing,yang pada akhirnya analisis tersebut dapat diketahui siapa aktor yang diuntungkan,siapa yang dikorbankan dan penonjolan aspek tertentu dari kedua media tersebut. Berita-berita tersebut akan dianalisis dengan menggunakan model framing Robert N Entmen.

4.3 Frame Berita Detik.com

Gambar

Tabel 1 Elemen Framing Robert N. Entman
Tabel 2 Dimensi Framing
Tabel 03 Deskripsi Singkat Berita 1 Detik.Com
Tabel 04 Frame berita 1 Detik.Com
+7

Referensi

Dokumen terkait

STUD1 HISTOPATOLOGI KASUS KEMATIAN UNTA (Camelus dromedarius) DI KEBUN BINATANG

Untuk mewujudkan Kebun Binatang Surabaya sebagai hutan kota dengan kekayaan aset taman satwa Perusahaan Daerah Satwa akan terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas

(Studi Korelasi Antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun..

Paragraf-paragraf yang disusunnya mengarak pada sub topik: Kondisi KBS yang memprihatinkan dengan terus terjadinya kematian satwa, Terdapat Kematian satwa KBS yang

Mengacu pada pemikiran di atas penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengkaji nilai kontribusi Kebun Binatang Bandung dari aspek konservasi satwa liar, sosial ekonomi

Hasil penelitian ini, persepsi masyarakat Surabaya tentang pemberitaan konflik pengelolahan dan kepemilikan lahan Kebun Binatang Surabaya di harian Jawa Pos terdapat dua

Hasil penelitian ini, persepsi masyarakat Surabaya tentang pemberitaan konflik pengelolahan dan kepemilikan lahan Kebun Binatang Surabaya di harian Jawa Pos terdapat

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah peneliti lakukan terkait dengan Strategi Marketing Public Relation dalam Rebranding Kebun Binatang Surabaya