• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel Surat Kabar Jawa Pos Halaman Depan :

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian

4.2 Analisis Berita

4.2.8 Frame Jawa Pos, Judul : “Nurdin Cs Keluar dari Kantor PSSI”

Jawa Pos pada tanggal 30 maret 2011 menurunkan berita yang berjudul “Nurdin Cs Keluar dari Kantor PSSI” unit analisis yang diamati adalah Headline, judul diatas menunjukkan Nurdin cs tidak bisa berkutik lagi. Kini mereka mulai berkemas dari kantor PSSI dikompleks stadion utama gelora bung karno, pintu IX ke PT Badan Liga Indonesia (BLI). Setelah diumumkannya keputusan menpora kepada Nurdin cs untuk tidak lagi menggunakan asset serta fasilitas pemerintah termasuk tidak mendapatkan dana APBN. Judul tersebut didukung dengan kalimat pada lead :

“Nurdin halid dan kroninya kini tak berkutik. Meski sempat melawan dan menyebut Andi Mallarangeng tidak pantas menjadi Menpora, mantan narapidana kasus korupsi bahan pokok itu kemarin (29/3) menuruti keputusan pemerintah yang tidak mengakui kepengurusan PSSI pimpinana dirinya”.

Lead diatas ditampilkan sebagai Lead dengan tujuan memberikan suatu petunjuk bagi pembaca bahwa Jawa Pos mengetahui kepindahan Nurdin dkk dari markas PSSI senayan ke BLI kuningan. Ketika Jawa Pos melakukan konfirmasi, Jawa Pos mendapatkan kepastian dari Max Boy selaku direktur hokum dan peraturan PSSI.

Teks berita ini mewawancarai Tono (supir Bajai) sebagai sumber informasi yang menjelaskan bahwa kardus tersebut memang dipesan untuk diantarkan ke kantor PSSI melalui pintu merah.:

“ Dari tanah abang, saya tidak tahu untuk siapa. Saya hanya mengantar ini saja. Dan tidak ada lagi setelah ini.”

Kepindahan sekertariat PSSI juga dibenarkan oleh Tubagus Adi (pengurus departemen media PSSI). Menurutnya ini langkah antisipasi setelah keluarnya pernyataan pemerintah. Tubagus Adi pun menyatakan :

“Kami belum pindah, ini hanya antisipasi karena sudah ada keputusan tidak mengakuin kami dari menpora (mentri pemuda dan olahraga)” “PSSI tidak bisa lagi menikmati fasilitas negara”

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa hal ini hanya tindakan antisipasi Nurdin dkk, meski sekertariat pindah namun Tubagus Adi tetap melakukan pekerjaannya seperti biasa dikarenakan pengurus PSSI dengan ketua umum Nurdin Halid masih sah sesuai aturan FIFA.

Latar informasi yang terkandung dalam berita ini adalah keputusan pemerintah yang tidak lagi mengakui PSSI dibawa kepemimpinan Nurdin Halid. Sehingga pemerintah menarik semua fasilitas pemerintah termasuk dana APBN.

Skrip dalam berita ini mengandung unsur 5W + 1H adalah adalah who (Max Boy), what (keluar dari kantor PSSI), when (Selasa, 29 maret 2011), where (di senayan, Jakarta), why (mengapa keluar dari kantor PSSI), how (bagaimana membawa tumpukan dokumen), cara pandang Jawa Pos tentang keluarnya Nurdin cs keluar dari kantor PSSI disikapi dengan cukup antusias karena Jawa Pos puas dengan pernyataan Tubagus Adi. Juga terdapat gambar beberapa orang sedang rapat dalam sebuah foru,.

Tematik dalam teks berita ini, tema pertama mengenai kepindahan sekertariat PSSI ke BLI kuningan. Koherensi yang dipakai adalah penjelas yang terlatak pada kalimat yang diungkapkan Max Boy:

“pinda ke BLI (badan liga Indonesia) kuningan Jakarta”

Dalam penjelasan diatas diterangkan bahwa kantor sekertariat PSSI akan pindah ke BLI kuningan. Disisni Max tidak banyak bicara karena saat ditanya lebih lanjut dia memilih bungkam dan berusaha menghindar dari pertanyaan para wartawan. Pada koherensi sebab akibat terletak pada pemerintah yang tidak mau lagi mengakui PSSI dibawa kepemimpinan Nurdin Halid dan akan mengambil fasilitas negara yang selama ini diberikan termasuk tidak mendapat dana dari APBN.

Elemen retoris dalam teks berita ini berupa gambar karikatur yang menggambarkan dua sosok pria yaitu Nurdin Halid dan Menpora Andi Mallarangeng sedang tarik menarik atau memperebutkan kaos yang berlogo PSSI.

Jawa Pos mengibaratkan gambar ini sebagai dua tokoh yang saling berebut untuk mempertahankan kekuasaan.

TABEL 8

Frame Jawa Pos, Judul : “Nurdin Cs Keluar dari Kantor PSSI”

UNSUR ELEMEN STRATEGI PENULISAN

Sintaksis Headline

Lead

Sumber

Latar

Nurdin cs mulai berkemas dari kantor PSSI dikompleks stadion utama gelora bung karno, pintu IX ke PT badan Liga Indonesia (BLI)

Nurdin halid dan kroninya kini tak berkutik. Meski sempat melawan dan menyebut Andi Mallarangeng tidak pantas menjadi Menpora, mantan narapidana kasus korupsi bahan pokok itu kemarin (29/3) menuruti keputusan pemerintah yang tidak mengakui kepengurusan PSSI pimpinana dirinya

Tono (supir bajaj) menjelaskan bahwa kardus tersebut memang dipesan untuk diantarkan ke kantor PSSI melalui pintu merah

pemerintah yang tidak lagi mengakui PSSI dibawa kepemimpinan Nurdin Halid. Sehingga pemerintah menarik semua fasilitas pemerintah termasuk dana APBN Skrip Who What When Where Why Max Boy

keluar dari kantor PSSI Selasa, 29 maret 2011 di senayan, Jakarta

How bagaimana membawa tumpukan dokumen

Tematik Koherensi

- penjelas

- sebab

akibat

diterangkan bahwa kantor sekertariat PSSI akan pindah ke BLI kuningan

pemerintah yang tidak mau lagi mengakui PSSI dibawa kepemimpinan Nurdin Halid dan akan mengambil fasilitas negara

Retoris Gambar grafis gambar karikatur yang menggambarkan dua

sosok pria yaitu Nurdin Halid, mengibaratkan gambar ini sebagai dua tokoh yang saling berebut untuk mempertahankan kekuasaan

Pembahasan di atas menunjukan bagaimana peristiwa yang sama bisa dimaknai dan didefinisikan secara berbeda. Pendefinisian yang berbeda tersebut menyebabkan peristiwa bisa berubah secara total. Jika ditarik kedimensi yang lebih luas, yakni seleksi isu dan penonjolan aspek-aspek tertentu, maka terlihat bahwa masing-masing media memiliki frame sendiri dalm menyeleksi isu tertentu dan menonjilkannya sehingga lebih diperhatikan dan dimaknai.

Dari penelitian dengan menggunakan analisis framing model Zhondang Pan dan Kosicky tersebut, maka dapat diambil konkulasi secara umum konstruksi berita tentang pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI dari harian Jawa Pos adalah sebagai berikut :

Berita pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI merupakan sebuah berita nasional, karena Nurdin Halid merupakan calon ketua umum PSSI yang diajukan oleh komite. Sebuah hal yang menjadi magnitude dari peristiwa ini adalah adanya indikasi seorang Nurdin Halid yang kemungkinan terlibat kerja sama dalam verifikasi. Hal ini tentu saja menimbulkan pro-kontra di masyrakat meskipun oleh komite, Nurdin tetap deberi catatan yang menjadi point yang mesti diingat oleh Nurdin selama memimpin PSSI.

Pro-kontra ini juga terjadi di media massa, media cetak khususnya yaitu Jawa Pos. pada harian Jawa Pos keredaksiannya cenderung kontra dan pesimis pada sosok Nurdin Halid karena dalam pemberitaan, proses pemilihan yang dibahas tentang uraian keterlibatan Nurdin dalam kasus korupsi yang telah merugikan negara.

Pemilihan angel yang dipilih Jawa Pos lebih mendekati dari sudut pandang masyrakat yang masih awam dengan sosok Nurdin Halid. Dengan mengetahui latar belakang Nurdin seakan-akan Jawa Pos ingin membangun anggapan bahwa sosok Nurdin perlu dipertanyakan karena adanya catatan yang mengikuti langkahnya menjadi orang nomer satu di PSSI. Jawa Pos secara tersirat menggambarkan Nurdin masih cacat untuk memimpin PSSI dan istilah pesimis lebih tepat untuk menggambarkan sikap frame yang dibangun pada pemberitaan selama pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait