Jamming [] adalah suatu istilah dimana terdapat gangguan yang mengakibatkan kemacetan pada saat penerimaan maupun pengiriman data.
Penyebabnya di dalam penerimaan sinyal data biasanya adalah karena interferensi atau gangguan dari sinyal yang mempunyai frekuensi sama atau hampir sama.
Akibatnya adalah kesulitan bagi sistem untuk mengetahui data yang kabur.
Jamming adalah aksi untuk mengacaukan sinyal di suatu tempat. Dengan teknik ini sinyal bisa dibumikan, sehingga sinyal tidak bisa ditangkap sama sekali.
Jamming akan lebih berbahaya apabila dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Jika hanya sinyal analog yang digunakan untuk berkomunikasi, rangkaian jammer sangat sederhana, yakni hanya dengan menghasilkan sinyal noise dengan frekuensi yang tinggi[]. Akan tetapi teknologi sekarang sangat berbeda.
Penggunaan dari alat – alat digital menggantikan tempat alat – alat analog. Sinyal frekuensi tinggi tak mampu lagi untuk menghalangi sinyal informasi dalam mencapai perangkat.
Pada skripsi ini, dianalisis pengaruh jammer sederhana terhadap radio FM, tidak terhadap sistem radio digital.
2.4.2 Rangkaian FM Jammer
Pada rangkaian perangkat FM radio jammer, terdapat beberapa komponen elektronika, seperti : kapasitor, variable kapasitor, lilitan, resistor dan sumber arus searah (DC). Pada prinsipnya sebuah rangkaian jammer memproduksi sinyal dari perangkat rangkaian tersebut yang menyerupai sinyal informasi namun tidak beraturan ( bersifat acak ) sehingga sinyal informasi yang diterima perangkat radio penerima, terganggu oleh karenanya. Dalam hal ini perangkat radio penerima, menerima kedua sinyal tersebut ( sinyal informasi dan sinyal jammer ) secara
bersamaan. Sehingga pendengar akan merasa seperti sinyal informasi tersebut mengalami gangguan ( noise ).
Dalam rangkaian jammer juga terdapat antenna pemancar. Sama seperti antena transmiter pada umumnya, hanya saja dalam penelitian ini digunakan antena sederhana sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi bentuk dan jenis antena jammer sangat berpengaruh terhadap tingkat noise yang akan diterima oleh perangkat radio penerima.
Sama halnya dengan antena, daya yang digunakan pada rangkaian perangkat jammer, akan mempengaruhi kualitas sinyal jammer yang dihasilkan.
Namun pada penelitian ini, tingkat variasi sumber teganggan dibatasi mengingat luasnya ruang lingkup yang terkait serta keterbatasan sumberdaya.
Gambar 2.1 contoh rangkaian FM radio jammer
Bab III
Metodologi Penelitian 3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan perancangan sebuah perangkat FM radio jammer sederhana kemudian dilakukan perakitan. Setelah dirakit, dilakukan pengujian gangguan sinyal radio FM terhadap perangkat radio penerima.
Kemudian dilakukan pengukuran sinyal pengganggu berdasarkan beberapa faktor pengukuran.
Setelah data dari hasil pengukuran tersebut diperoleh, dilakukan analisis terhadap derau (noise) yang dihasilkan dan diterima oleh radio penerima terkait beberapa faktor pengukuran tersebut. Setelah itu diakhiri dengan pelaporan yang disertai dengan kesimpulan dan saran.
3.2 Perangkat Penelitian
- Rangkaian Jammer - Radio Penerima FM - Alat Ukur
3.3 Perancangan Rangkaian Jammer
3.3.1 Rangkaian yang dipilih
Gambar 3.1. Rangkaian Jammer
Variabel kapasitor C1 dan L1 akan menjadi rangkaian tangkiyang akan menghasilkan sinyal frekuensi tinggi. Kapasitor C1 adalah variabel sehingga kita dapat menghasilkan frekuensi sinyal yang berbeda dengan menyesuaikan variabel capasitor. Ketika Q1 di nyalakan, rangkaian tangkiakan memulai prosesnya dan menghasilkan sinyal VHF ( very high frequency ) yang akan mengganggu atau menciptakan noise dalam sinyal informasi sehingga reciever tidak dapat menerima sinyal. Meskipun reciever dapat menerima sinyal, tetapi sinyal tersebut tidak dapat digunakan pada rangkaian penerima. Resistor R1 dan R2 akan berfungsi sebagai rangkaian penyimpang dan R3 akan membatasi arus emitter di dalam rangkaian [4].
4.Hasil dan Perumusan
1.1 Hasil Rancangan Jammer
Gambar 4.1 menunjukkan realisasi rangkaian jammer radio FM. Rangkaian diimplementasikan pada printed circuit board (PCB) ukuran 5 cm x 10 cm dengan jumlah komponen 11 terdiri dari 3 resistor, 3 kapasitor, 1 kapasitor variabel, 1 transistor, 1 lilitan, 1 antena dan 1 sumber daya.
Gambar 4.1 Realisasi rangkaian 4.1.1 Analisis rangkaian
Catu daya dapat dikendalikan pada tegang 6 volt, 7.5 volt dan 9 volt. Tegangan basis secara teori diperoleh :
Dimana untuk masing – masing 6, 7.5 dan 9 volt diperoleh VBasis berturut – turut 1,2 ; 1,6 dan 1,8 volt. Untuk kondisi supply tegangan 6 v, diperoleh arus emitter sebesar
Untuk IE = 10 mA diperoleh nilai β berkisar 75 berdasarkan data sheet terlampir.
Berdasarkan analisis penguat tertulis pada referensi [3] maka power dissipasi diberikan oleh :
Dengan menggunakan coil berdiameter 1,02 mm atau gauge 18, diperoleh nilai resistansi tembaga lilitan berdasarkan [9] pada frekuensi 90,4 MHz dengan panjang l = 5 cm, diperoleh :
Dengan asumsi antena berada pada RA > 50 Ω maka total impedansi beban transistor adalah
Sehingga diperoleh dissipasi daya
Berdasarkan referensi [3], efisiensi maximum dari kelas C adalah 10%, maka daya output maximum penguat adalah berkisar
4.2 Hasil Pengukuran Sinyal Jammer
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Spectrum Analyzer dengan menggunakan antena dipole. Gambar 4.2 menunjukkan hasil pengukuran sinyal sebesar -44 dBm pada jarak kurang dari 1m.
Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Spectrum Analyzer
4.3 Hasil Eksperimen Gangguan Radio FM 4.3.1 Jarak Radio dan Jammer 1 m
Untuk jarak radio penerima FM dan jammer sejauh 1 m diperoleh bahwa hanya pada tegangan sumber 9 v , semua kanal radio hilang (tertutup). Hal ini menunjukkan bahwa tegangan 9 v menghasilkan bandwith yang lebar.
4.3.2 Jarak Radio dan Jammer 3 m
Untuk jarak radio penerima FM terhadap jammer sejauh 3 m diperoleh bahwa pada setiap variasi tegangan input mampu menghasilkan sinyal yang dapat menutup seluruh frekuensi yang diujikan satu – persatu.
4.3.3 Jarak Radio dan Jammer 5 m
Sama halnya seperti pada jarak 3 m, jammer juga dapat bekerja optimal dalam radius 5 m terhadap radio penerima
4.3.4 Jarak Radio dan Jammer 7 m
Dalam radius 7 m, setiap variasi teganggan input mampu menghasilkan sinyal yang cukup untuk menutup semua kanal frekuensi radio penerima yang diujikan.
4.3.5 Jarak Radio dan Jammer 10 m
Dalam radius 10 m terhadap jammer, 2 dari 8 kanal yang diujikan tidak tertutup sempurna saat jammer bekerja dengan tegangan input maksimal (9 V). Demikian halnya pada saat jammer diberi tegangan 6 V dan 7,5 V hal ini disebabkan karena jammer mendekati jarak maksimalnya
Kesimpulan
1. Rangkaian jammer bekerja kurang optimal pada jarak < 1 m dari antena radio penerima. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel pengamatan. Beberapa frekuensi tidak tertutupi dengan maksimal khususnya saat jammer bekerja pada tegangan < 9 volt. Teknik jamming pada penelitian ini bekerja optimal dalam sebuah ruangan dengan jarak maksimal terhadap antena radio penerima ≤ 10 m. Penggunaan teknik jamming di tempat / ruangan dimana rangkaian jammer berbeda dengan radio
penerima dapat mempengaruhi kualitas sinyal noise yang dihasilkan. Tergantung pada berapa besar daya yang digunakan.
2. Rangkaian jammer dapat menghasilkan sinyal pada setiap frekuensi FM yang dapat mengganggu sinyal informasi pada radio penerima. Namun hanya dapat bekerja pada 1 frekuensi dalam satu waktu.
Saran
Adapun saran bagi penelitian berikutnya adalah :
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mampu membuat rangkaian jammer yang dapat bekerja pada keadaan mobile (bergerak/berpindah-pindah)
2. Diharapkan mampu membuat rangkaian jammer yang mempengaruhi sinyal selluler/hp.
Daftar Pustaka
[1] M.Nelkon dan H.I. Humphreys, “Electronics and Radio Principles”. London : Heinemann Educational Books, 1981.
[2] Drs. Timotius Rudatin, “Merakit Sendiri Stasiun Pemancar Amatir”.
Pekalongan, 1994.
[3] Albert Malvino dan David J. Bates, “Electronic Principles 7th Edition”.
[4] Robert E.Collin, “Antennas and Radiowave Propagation”. United State of America : McGraw – Hill, 1985.
[5] Richard C. Johnson dan Henry Jasik, “Antenna Engineering Handbook 2nd Edition”. New York : McGraw – Hill, 1961
[6] Shashank, Kr. Rajeev Ranjan dan Kiran Manandhar, “FM Transmitter as a Jammer”.
[7] Lawrence W. Myers, “Improvised Radio Jamming Techniques”. United State of America : Paladin Enterprises, 1989.\
[8] Lampiran Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.29/PER/M.KOMINFO/07/2009.
[9] Richard Kuehnel, “Vacuum-Tube Circuit Design: Guitar Amplifier Preamps, 2nd Ed., Seattle: Pentode Press,2009.
[10] Neeraj Kumar, “Term paper on Design of an FM receiver”. Punjab, India : Lovely Professional University.