• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS EFEK JAMMING PADA RADIO MODULASI FREKUENSI (FM) Oleh RAFFAEL GIOFELLY SIMANJUNTAK NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS EFEK JAMMING PADA RADIO MODULASI FREKUENSI (FM) Oleh RAFFAEL GIOFELLY SIMANJUNTAK NIM"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS EFEK JAMMING PADA RADIO MODULASI FREKUENSI (FM) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) di

Departemen Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Telekomunikasi Oleh

RAFFAEL GIOFELLY SIMANJUNTAK NIM 100402079

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Abstrak

Meskipun penggunaan internet berkembang sangat pesat, teknologi informasi menggunakan Modulasi Frekuensi (sinyal radio FM) masih umum digunakan sampai saat ini.

Hal ini disebabkan karena radio FM sangat mudah untuk di akses. Informasi seperti berita terkini, keadaan lalu lintas, musik sampai dengan gaya hidup kerap disiarkan melalui radio.

Pertumbuhan stasiun radio pun semakin pesat, khususnya di kota-kota besar. Pemerintah melalui DEPKOMINFO membuat kebijakan yang mengatur kanal frekuensi untuk menekan pertumbuhan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik frekuensi jammer menggunakan radio penerima dan FM jammer agar diketahui karakteristik sinyalnya

baik frekuensi, modulasi maupun level sinyal. Dalam penelitian ini diujikan beberapa kanal frekuensi FM dalam radius yang telah ditentukan terhadap rangkaian jammer dengan tegangan bervariasi. Sehingga didapatkan pengamatan terhadap sinyal informasi yang di jamming secara kualitatif. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa pada radius 7 m

terhadap radio penerima, dengan rentang tegangan bervariasi mulai dari 6 volt sampai 9 volt rangkaian jammer yang dirakit bekerja secara optimal. Hal tersebut disebabkan karena jammer belum mendekati titik maksimumnya terhadap radio penerima sehingga sinyal yang dihasilkan jammer optimal dalam mengganggu sinyal informasi.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul :

“ANALISIS EFEK JAMMING PADA RADIO MODULASI FREKUENSI (FM)”

Skripsi ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1) di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa, yaitu Papa Maurits Eslo Simanjuntak S.E, M.M dan Mama Ir. Corry Juliana Sitompul, yang telah membesarkan, mendidik dan selalu mendoakan penulis tanpa mengenal rasa lelah.

Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga terselesaikannya Skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Suherman S.T.,M.Comp.,Ph.D sebagai Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang selalu bersedia memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan oleh penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Fahmi, S.T., M.Sc., IPM sebagai Ketua Departemen Teknik

(4)

3. Bapak Ir. Arman Sani, M.T. sebagai sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh Staf Pengajar yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis dan Staf Pegawai di Departemen Teknik Elektro FT-USU.

5. Eva Violesia Bangun S.Psi karena telah menjadi teman dan kekasih.

6. Kedua adik saya yang tercinta Rachell Natasha Simanjuntak S.P dan Febryola Kezzia Simanjuntak S.TP atas dukungan doa dan semangat.

7. Om Boleng dan keluarga.

8. Tante Tina

9. Seluruh teman-teman stambuk 2010, atas kebersamaan dan dukungannya.

10. Bang Ombeng, Vg. Parta

11. Teman-teman Marakas, Lorsem, dan teman-teman dari fakultas ekonomi.

12. Victor wooten, Marcus Miller, dan Dota 2

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan Skripsi ini sangat penulis harapkan.

Kiranya Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.

Medan, 27 September 2017

Penulis

Raffael Giofelly Simanjuntak

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... 1

BAB I ... 6

PENDAHULUAN ... 6

1.1 Latar Belakang Masalah ... 6

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir ... 7

1.4 Batasan masalah ... 7

1.5 Metodologi Penulisan ... 8

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

Bab II ... 10

LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Frekuensi Modulasi (F.M.) ... 10

2.1.1 Fitur-fitur FM ... 11

2.1.2 Pemancar FM ... 12

2.1.3 Receiver FM ... 13

2.2 Alokasi Frekuensi Radio ... 14

2.3 Kebijakan Pengaturan Frekuensi ... 15

2.4 Frekuensi Jamming ... 16

Gambar 2.1 contoh rangkaian FM radio jammer ... 17

Bab III ... 18

Metodologi Penelitian ... 18

3.1 Rancangan Penelitian ... 18

3.2 Perangkat Penelitian ... 19

3.3 Perancangan Rangkaian Jammer ... 19 Bab IV ... Error! Bookmark not defined.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Radio merupakan salah satu media komunikasi elektronik yang sampai saat ini banyadigunakan. Perkembangan teknologi komunikasi radio pada umumnya sangat pesat. Khususnya pada radio FM (Frequency Modulation),yang sangat mudah di akses oleh setiap kalangan masyarakat khususnya di daerah perkotaan.

Untuk beberapa kepentingan, sinyal informasi pada radio sering disamarkan.Penyamaran dapat dilakukan dalam bentuk pengkodean kanal dan enkripsi. Penyamaran dengan pengkodean kanal dilakukan agar hanya receiver dengan decoder tertentu yang dapat menerima. Sementara penyamaran dengan enkripsi, hanya receiver dengan deskripsi tertentu yang dapat menterjemahkan sinyal. Pihak militer dan beberapa instansi pemerintah yang memiliki tingkat privasi tinggi melakukannya.

Dilain pihak, sinyal informasi dapat rusak karena adanya gangguan seperti interferensi maupun noise. Dalam beberapa kasus, gangguan tersebut disengaja, misal, pembekuan sinyal seluler pada saat kondisi penting. Pembekuan dilakukan salah satunya dengan merusak sinyal yang dipancarkan. Metode ini sering disebut dengan frequency jamming. Untuk melakukan jamming, diperlukan kesesuaian frekuensi, kesesuaian modulasi, dan kesesuaian level sinyal.

Tugas Akhir ini mengkaji karakteristik jammer agar dapat bekerja sesuai harapan untuk mensamarkan sinyal dari pemancar lain. Untuk mengkaji jammer, dilakukan rancangan prototype menggunakan modulasi frekuensi (FM/frequency modulation). Dari prototype yang dirancang, akan dikaji karakteristik sinyal, baik frekuensi, modulasi maupun level sinyal.

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari Tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Merealisasikan pemancar radio FM sebagai target jamming.

2. Merancang dan merealisasikan rangkaian Jammer.

3. Pengukuran dan perbandingan daya pada pemancar dan rangkaian jammer 4. Analisis pengukuran menggunakan Spektrum Analizer.

1.3 Tujuan Penulisan Tugas Akhir

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah menganalisis karakteristik frequency jammer menggunakan prototype pemancar FM dan FM jammer agar diketahui karakteristik sinyal jammer baik frekuensi, modulasi maupun level sinyal agar proses jamming berhasil.

1.4 Batasan masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup yang terkait, perlu dilakukan pembatasan agar pembahasan lebih terarah yakni sebagai berikut :

1. Pemancar yang digunakan ialah pemancar FM dengan daya 30 watt (daya pancar maksimum 1 – 3 km).

2. Jenis antena pemancar yang digunakan adalah antena dipole dengan ketinggian yang disesuaikan dengan standar uji ruangan.

3. Frekuensi pemancar ialah 90.6 Mhz

4. Rentang pengukuran daya pada pemancar dan jammer

(8)

1.5 Metodologi Penulisan

Metode yang diterapkan pada penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Studi literatur, studi kepustakaan serta kajian dari beberapa buku, jurnal, dan sumber pustaka yang relevan dalam penulisan tugas akhir ini.

2. Perakitan dan pengoprasian rangkaian pemancar serta jammer yang di kombinasi untuk diteliti.

3. Studi analisis perbandingan, melakukan analisis perbandingan daya pada pemancar dan jammer terkait kinerja dari masing – masing alat tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran mengenai tulisan ini, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat, batasan maslah, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : Dasar Teori

Pada bab ini diuraikan materi yang berkaitan tentang rangkaian pemancar dan jammer secara umum.

Bab III : Perakitan, pengoprasian serta analisis perbandingan

Bab ini membahas tentang perakitan rangkaian jammer, pengoprasian kombinasi antara perangkat pemancar dengan rangkaian jammer serta membandingkan variabel daya pada masing – masing alat tersebut terhadap kinerjanya.

(9)

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang data pengukuran serta analisis kinerja kombinasi rangkaian pemancar dan rangkaian jammer.

Bab V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan bab – bab sebelumnya.

(10)

Bab II

LANDASAN TEORI

2.1 Frekuensi Modulasi (F.M.)

Cara lain untuk menumpangkan sinyal carrier, ialah dengan memodulasi frekuensinya. Untuk mengerti tentang apa arti dari frekuensi modulasi, sangat berguna untuk membayangkan sebuah variabel kapasitor di dalam sebuah osilator sirkuit yang menghasilkan frekuensi gelombang sinyal carrier. Jika treamer diputar ke posisi yang berbeda, frekuensi akan berubah berkesinambungan dari nilai minimum ke nilai maksimum.

Pada prakteknya osilator sirkuit dibuat untuk frekuensi modulasi, yang tanpa kita sadari amplitudo dari sinyal audio frekuensi menghasilkan perpindahan yang proporsional dari frekuensi carrier.

Untuk memahami bagaimana frekuensi dari sinyal audio frekuensi dibebankan dalam F.M., bayangkan kembali osilator sirkuit dengan sebuah variabel kapasitor. Jika treamer diputar dengan perlahan hingga membentuk sudut tertentu, sebuah tingkat perubahan yang lambat dari frekuensi terjadi pada pergeseran frekuensi yang diberikan. Jika treamer diputar dengan sangat cepat hingga membentuk sudut yang sama, perubahan yang cepat dari frekuensi terjadi pada pergeseran frekuensi yang sama.

Tingkat dimana variasi frekuensi pembawa dibuat tergantung hanya kepada frekuensi yang di modulasi. Gambar 1.1 (i) dan (ii) mengilustrasikan modulasi frekuensi rendah dan frekuensi tinggi pada sebuah amplitudo audio frekuensi yang konstan [1].

(11)

Gambar 1.1 Modulasi Frekuensi tinggi dan rendah

2.1.1 Fitur-fitur FM

1. Fitur yang paling penting dari frekuensi modulasi (FM) adalah ketahanannya pada gangguan sinyal amplitudo. Modulasi ini dilakukan dengan mengubah variasi dalam frekuensi.Artinya, amplitudo gelombang sinyal apapun tidak akan mempengaruhi output audio, asalkan sinyal dari pemancar radio masih dalam jangkauan radio penerima.

2. Gelombang FM memiliki sifat ketahanan terhadap noise dan interferensi.

Alasan inilah kenapa gelombang FM digunakan untuk transmisi siaran berkualitas tinggi.

(12)

3. Fitur lain yang penting berkaitan dengan transmisi FM. modulasi audio dapat diterapkan pada tahap pemancar berdaya rendah, dan tidak perlu menggunakan bentuk penguatan linear untuk meningkatkan tingkat daya sinyal ke final.

4. Transmisi FM dapat menggunakan amplifier RF non-linear untuk memperkuat sinyal FM di pemancar. Ini lebih efisien daripada penguat RF linear Oleh karena itu, untuk keluaran daya pancar yang sama, pemancar FM lebih hemat energi dibandingkan dengan pemancar lain [3].

2.1.2 Pemancar FM

Proses yang terjadi dalam pemancar FM adalah audio frekuensi dirubah menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi) yang dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antenna untuk dipancarkan. Pemancar FM terdiri atas rangkaian blok subsistem yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu :

1. FM exciter, merubah sinyal audio menjadi frekuensi RF yang sudah termodulasi [].

2. Intermediate Power Amplifier (IPA) [], dibutuhkan pada beberapa pemancar untuk meningkatkan tingkat daya RF.

3. Power Amplifier, menaikkan power dari sinyal sesuai yang dibutuhkan oleh sistem antena.

4. Catu daya (power supply), merubah input power dari sumber AC menjadi tegangan dan arus DC atau AC yang dibutuhkan oleh tiap subsistem.

5. Transmitter Control System, memonitor, melindungi dan memberikan perintah bagi tiap subsistem sehingga dapat bekerja sama dan memberikan hasil yang diinginkan.

6. RF lowpass filter, membatasi frekuensi yang tidak diingikan dari output pemancar.

7. Directional coupler, mengindikasikan bahwa daya sedang dikirimkan atau diterima dari sistem antena.

(13)

2.1.3 Receiver FM

Di dalam radio penerima, pesan asli yang dipindahkan ke bagian frekuensi pembawa diproses dan dideteksi sehingga diperoleh kembali sinyal pesan asli yang dikirimkan oleh pemancar FM. Proses pengembalian pesan asli dari bagian frekuensi pembawa ini dapat dinikmati setelah melalui beberapa tahapan proses.Berikuttahapansertapenjelasannya :

1. Antenna, berfungsi menangkap sinyal-sinyal termodulasi yang berasal dari antenna pemancar [].

2. Penguat RF [] ,berperan memperkuat sinyal yang ditangkap oleh antenna untuk diteruskan ke mixer.

3. Osilator local [], berfungsi untuk membangkitkan getaran frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal (output penguat RF),yang seterusnya dicatukan ke mixer.

4. Mixer (pencampur) [], berperan untuk mencampur kedua frekuensi yang dicatukan kepada penguat RF dan osilator local, yang hasilnya adalah frekuensi IF.

5. Limiter (pembatas) [], berfungsi untuk meredam amplitude gelombang yang sudah termodulasi (dari pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (ber-amplitudo rata).

6. Detector FM [] ,merupakan blok penting dalam suatu penerima, karena berfungsi sebagai alat pendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi frekuensi sinyal informasi (audio).

7. De-emphasis, berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang berasal dari pemancar.

8. AFC (Automatic Frequency Control) [], berfungsi untuk mengatur frekuensi osilator local secara otomatis, agar stabil.

(14)

9. Penguat audio, berfungsi untuk memperkuat frekuensi audio agar dapat didengar pada pengeras suara.

2.2 Alokasi Frekuensi Radio

Gelombang / sinyal carrier adalah gelombang radio yang mempunyai frekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi sinyal informasi. Berbeda dengan sinyal suara yang mempunyai frekuensi beragam / variable dengan range 20 Hz hingga 20 kHz, sinyal carrier ditentukan pada satu frekuensi saja. Frekuensi sinyal carrier ditetapkan dalam suatu alokasi frekuensi yang ditentukan oleh badan yang berwewenang.

Di Indonesia, alokasi frekuensi sinyal carrier untuk siaran FM ditetapkan pada frekuensi 87,5 MHz hingga 108 MHz []. Alokasi itu terbagi untuk 204 kanal dengan penganalan kelipatan 100 kHz. Kanal pertama berada pada frekuensi 87,6 MHz, sedangkan kanal ke 204 berada pada frekuensi 107,9 MHz. Penetapan tersebut dan aturan lainnya tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2003 [].

Frekuensi carrier inilah yang disebutkan oleh stasiun radio untuk menunjukkan keberadaannya. Misalnya, Radio Prambors 97,5 FM atau Radio Lite FM 92,8 FM adalah frekuensi carrier yang dialokasikan untuk stasiun bersangkutan.

Karena berupa gelombang sinusoida, sinyal carrier mempunyai beberapa parameter yang dapat berubah. Perubahan itu dapat terjadi pada amplitudo, frekuensi, atau parameter lain. Kemampuan untuk diubah inilah yang menjadi ide dari teknik – teknik modulasi.

(15)

2.3 Kebijakan Pengaturan Frekuensi

Ditjen Postel telah melakukan pemetaan penggunaan spectrum frekuensi radio saat ini dan perencanaan di masa yang akan dating dalam bentuk tabel alokasi spectrum frekuensi radio Indonesia. Pada tahun 2009, sebagai penyempurnaan dari Keputusan Menteri Perhubungan No. 5 tahun 2001 [], telah ditetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:

29/PER/M.KOMINFO/07/2009 Tentang Tabel Alokasi

TASFRI berisi tentang pengalokasian spectrum frekuensi radio di Indonesia dan menjadi acuan dalam pengelolaan pita frekuensi yang lebih khusus, rinci dan bersifat operasional. Pengguna dan calon pengguna spectrum frekuensi, dianjurkan untuk mengenali pengalokasian yang telah dilakukan di bidang spectrum frekuensi yang tertuang dalam dokumen TASFRI tersebut terhadap jenis layanan, alokasi dan pengkanalan yang terkait di dalamnya.

Alokasi spectrum frekuensi radio di Indonesia yang terdapat di dalam TASFRI mengacu pada alokasi tabel alokasi spectrum frekuensi yang dikeluarkan secara resmi oleh ITU pada Radio Regulations edisi tahun 2008 yang juga menjadi acuan bagi negara - negara lain di dunia.

Ditjen Postel dalam menentukan perencanaan pita (band plan) untuk diterapkan pada setiap servis dalam TASFRI berdasarkan pertimbangan teknis, antara lain : lebar pita (bandwidth), selisih frekuensi antara frekuensi pemancar dan frekuensi penerima (duplex separation), dsb.

Pertimbangan penting lainnya dalam penentuan perencanaan pita dalam TASFRI tersebut adalah perkembangan teknologi dan ketersediaan perangkat komunikasi radio. Untuk keperluan penetapan frekuensi, perencanaan pita dibagi lebih lanjut menjadi beberapa kanal untuk menentukan rencana pengkanalan (channeling plan).

(16)

2.4 Frekuensi Jamming

Jamming [] adalah suatu istilah dimana terdapat gangguan yang mengakibatkan kemacetan pada saat penerimaan maupun pengiriman data.

Penyebabnya di dalam penerimaan sinyal data biasanya adalah karena interferensi atau gangguan dari sinyal yang mempunyai frekuensi sama atau hampir sama.

Akibatnya adalah kesulitan bagi sistem untuk mengetahui data yang kabur.

Jamming adalah aksi untuk mengacaukan sinyal di suatu tempat. Dengan teknik ini sinyal bisa dibumikan, sehingga sinyal tidak bisa ditangkap sama sekali.

Jamming akan lebih berbahaya apabila dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Jika hanya sinyal analog yang digunakan untuk berkomunikasi, rangkaian jammer sangat sederhana, yakni hanya dengan menghasilkan sinyal noise dengan frekuensi yang tinggi[]. Akan tetapi teknologi sekarang sangat berbeda.

Penggunaan dari alat – alat digital menggantikan tempat alat – alat analog. Sinyal frekuensi tinggi tak mampu lagi untuk menghalangi sinyal informasi dalam mencapai perangkat.

Pada skripsi ini, dianalisis pengaruh jammer sederhana terhadap radio FM, tidak terhadap sistem radio digital.

2.4.2 Rangkaian FM Jammer

Pada rangkaian perangkat FM radio jammer, terdapat beberapa komponen elektronika, seperti : kapasitor, variable kapasitor, lilitan, resistor dan sumber arus searah (DC). Pada prinsipnya sebuah rangkaian jammer memproduksi sinyal dari perangkat rangkaian tersebut yang menyerupai sinyal informasi namun tidak beraturan ( bersifat acak ) sehingga sinyal informasi yang diterima perangkat radio penerima, terganggu oleh karenanya. Dalam hal ini perangkat radio penerima, menerima kedua sinyal tersebut ( sinyal informasi dan sinyal jammer ) secara

(17)

bersamaan. Sehingga pendengar akan merasa seperti sinyal informasi tersebut mengalami gangguan ( noise ).

Dalam rangkaian jammer juga terdapat antenna pemancar. Sama seperti antena transmiter pada umumnya, hanya saja dalam penelitian ini digunakan antena sederhana sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi bentuk dan jenis antena jammer sangat berpengaruh terhadap tingkat noise yang akan diterima oleh perangkat radio penerima.

Sama halnya dengan antena, daya yang digunakan pada rangkaian perangkat jammer, akan mempengaruhi kualitas sinyal jammer yang dihasilkan.

Namun pada penelitian ini, tingkat variasi sumber teganggan dibatasi mengingat luasnya ruang lingkup yang terkait serta keterbatasan sumberdaya.

Gambar 2.1 contoh rangkaian FM radio jammer

(18)

Bab III

Metodologi Penelitian 3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan perancangan sebuah perangkat FM radio jammer sederhana kemudian dilakukan perakitan. Setelah dirakit, dilakukan pengujian gangguan sinyal radio FM terhadap perangkat radio penerima.

Kemudian dilakukan pengukuran sinyal pengganggu berdasarkan beberapa faktor pengukuran.

(19)

Setelah data dari hasil pengukuran tersebut diperoleh, dilakukan analisis terhadap derau (noise) yang dihasilkan dan diterima oleh radio penerima terkait beberapa faktor pengukuran tersebut. Setelah itu diakhiri dengan pelaporan yang disertai dengan kesimpulan dan saran.

3.2 Perangkat Penelitian

- Rangkaian Jammer - Radio Penerima FM - Alat Ukur

3.3 Perancangan Rangkaian Jammer

3.3.1 Rangkaian yang dipilih

Gambar 3.1. Rangkaian Jammer

(20)

Variabel kapasitor C1 dan L1 akan menjadi rangkaian tangkiyang akan menghasilkan sinyal frekuensi tinggi. Kapasitor C1 adalah variabel sehingga kita dapat menghasilkan frekuensi sinyal yang berbeda dengan menyesuaikan variabel capasitor. Ketika Q1 di nyalakan, rangkaian tangkiakan memulai prosesnya dan menghasilkan sinyal VHF ( very high frequency ) yang akan mengganggu atau menciptakan noise dalam sinyal informasi sehingga reciever tidak dapat menerima sinyal. Meskipun reciever dapat menerima sinyal, tetapi sinyal tersebut tidak dapat digunakan pada rangkaian penerima. Resistor R1 dan R2 akan berfungsi sebagai rangkaian penyimpang dan R3 akan membatasi arus emitter di dalam rangkaian [4].

(21)

4.Hasil dan Perumusan

1.1 Hasil Rancangan Jammer

Gambar 4.1 menunjukkan realisasi rangkaian jammer radio FM. Rangkaian diimplementasikan pada printed circuit board (PCB) ukuran 5 cm x 10 cm dengan jumlah komponen 11 terdiri dari 3 resistor, 3 kapasitor, 1 kapasitor variabel, 1 transistor, 1 lilitan, 1 antena dan 1 sumber daya.

Gambar 4.1 Realisasi rangkaian 4.1.1 Analisis rangkaian

Catu daya dapat dikendalikan pada tegang 6 volt, 7.5 volt dan 9 volt. Tegangan basis secara teori diperoleh :

Dimana untuk masing – masing 6, 7.5 dan 9 volt diperoleh VBasis berturut – turut 1,2 ; 1,6 dan 1,8 volt. Untuk kondisi supply tegangan 6 v, diperoleh arus emitter sebesar

(22)

Untuk IE = 10 mA diperoleh nilai β berkisar 75 berdasarkan data sheet terlampir.

Berdasarkan analisis penguat tertulis pada referensi [3] maka power dissipasi diberikan oleh :

Dengan menggunakan coil berdiameter 1,02 mm atau gauge 18, diperoleh nilai resistansi tembaga lilitan berdasarkan [9] pada frekuensi 90,4 MHz dengan panjang l = 5 cm, diperoleh :

Dengan asumsi antena berada pada RA > 50 Ω maka total impedansi beban transistor adalah

Sehingga diperoleh dissipasi daya

Berdasarkan referensi [3], efisiensi maximum dari kelas C adalah 10%, maka daya output maximum penguat adalah berkisar

4.2 Hasil Pengukuran Sinyal Jammer

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Spectrum Analyzer dengan menggunakan antena dipole. Gambar 4.2 menunjukkan hasil pengukuran sinyal sebesar - 44 dBm pada jarak kurang dari 1m.

(23)

Gambar 4.2 Hasil Pengukuran Spectrum Analyzer

4.3 Hasil Eksperimen Gangguan Radio FM 4.3.1 Jarak Radio dan Jammer 1 m

Untuk jarak radio penerima FM dan jammer sejauh 1 m diperoleh bahwa hanya pada tegangan sumber 9 v , semua kanal radio hilang (tertutup). Hal ini menunjukkan bahwa tegangan 9 v menghasilkan bandwith yang lebar.

(24)

4.3.2 Jarak Radio dan Jammer 3 m

Untuk jarak radio penerima FM terhadap jammer sejauh 3 m diperoleh bahwa pada setiap variasi tegangan input mampu menghasilkan sinyal yang dapat menutup seluruh frekuensi yang diujikan satu – persatu.

(25)

(26)

4.3.3 Jarak Radio dan Jammer 5 m

Sama halnya seperti pada jarak 3 m, jammer juga dapat bekerja optimal dalam radius 5 m terhadap radio penerima

(27)

4.3.4 Jarak Radio dan Jammer 7 m

Dalam radius 7 m, setiap variasi teganggan input mampu menghasilkan sinyal yang cukup untuk menutup semua kanal frekuensi radio penerima yang diujikan.

(28)

4.3.5 Jarak Radio dan Jammer 10 m

Dalam radius 10 m terhadap jammer, 2 dari 8 kanal yang diujikan tidak tertutup sempurna saat jammer bekerja dengan tegangan input maksimal (9 V). Demikian halnya pada saat jammer diberi tegangan 6 V dan 7,5 V hal ini disebabkan karena jammer mendekati jarak maksimalnya

(29)

Kesimpulan

1. Rangkaian jammer bekerja kurang optimal pada jarak < 1 m dari antena radio penerima. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel pengamatan. Beberapa frekuensi tidak tertutupi dengan maksimal khususnya saat jammer bekerja pada tegangan < 9 volt. Teknik jamming pada penelitian ini bekerja optimal dalam sebuah ruangan dengan jarak maksimal terhadap antena radio penerima ≤ 10 m. Penggunaan teknik jamming di tempat / ruangan dimana rangkaian jammer berbeda dengan radio

penerima dapat mempengaruhi kualitas sinyal noise yang dihasilkan. Tergantung pada berapa besar daya yang digunakan.

2. Rangkaian jammer dapat menghasilkan sinyal pada setiap frekuensi FM yang dapat mengganggu sinyal informasi pada radio penerima. Namun hanya dapat bekerja pada 1 frekuensi dalam satu waktu.

Saran

Adapun saran bagi penelitian berikutnya adalah :

1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mampu membuat rangkaian jammer yang dapat bekerja pada keadaan mobile (bergerak/berpindah-pindah)

2. Diharapkan mampu membuat rangkaian jammer yang mempengaruhi sinyal selluler/hp.

(30)

Daftar Pustaka

[1] M.Nelkon dan H.I. Humphreys, “Electronics and Radio Principles”. London : Heinemann Educational Books, 1981.

[2] Drs. Timotius Rudatin, “Merakit Sendiri Stasiun Pemancar Amatir”.

Pekalongan, 1994.

[3] Albert Malvino dan David J. Bates, “Electronic Principles 7th Edition”.

[4] Robert E.Collin, “Antennas and Radiowave Propagation”. United State of America : McGraw – Hill, 1985.

[5] Richard C. Johnson dan Henry Jasik, “Antenna Engineering Handbook 2nd Edition”. New York : McGraw – Hill, 1961

[6] Shashank, Kr. Rajeev Ranjan dan Kiran Manandhar, “FM Transmitter as a Jammer”.

[7] Lawrence W. Myers, “Improvised Radio Jamming Techniques”. United State of America : Paladin Enterprises, 1989.\

[8] Lampiran Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.29/PER/M.KOMINFO/07/2009.

[9] Richard Kuehnel, “Vacuum-Tube Circuit Design: Guitar Amplifier Preamps, 2nd Ed., Seattle: Pentode Press,2009.

[10] Neeraj Kumar, “Term paper on Design of an FM receiver”. Punjab, India : Lovely Professional University.

Gambar

Gambar 1.1 Modulasi Frekuensi tinggi dan rendah
Gambar 2.1 contoh rangkaian FM radio jammer
Gambar 3.1. Rangkaian Jammer
Gambar  4.1  menunjukkan  realisasi  rangkaian  jammer  radio  FM.  Rangkaian  diimplementasikan pada printed circuit board (PCB) ukuran 5 cm x 10 cm dengan  jumlah  komponen  11  terdiri  dari  3  resistor,  3  kapasitor,  1  kapasitor  variabel,  1  tran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa perancangan dan implementasi sistem informasi manajemen frekuensi radio FM dapat membantu staf dalam

Penjelasan tentang teori dasar dari sistem pemancar secara keseluruhan mulai dari teori frekuensi modulasi (FM), penguat daya RF, Encoder stereo, penyesuai impedansi, saluran

Ini menjadikan bukti keseriusan pengelola lembaga penyiaran radio mesra FM dalam menyiaran siaran agama islam dan perlu kita ketahui bersama dengan bentuk perluasan frekuensi

Spektrum Frekuensi Radio merupakan sumber daya alam yang terbatas, dimana penggunaannya perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian untuk mewujudkan penggunaan frekuensi

spektrum frekuensi FM pada cognitive radio dilakukan dengan mendeteksi kehadiran primary user dengan menghitung besar daya sinyal yang diterima kemudian

Pada penelitian ini dibuat sistem filter bandpass radio FM pada frekuensi 88 – 108 MHz dengan menambahkan rangkaian m-derived section [8] yang berfungsi memberi

Berdasarkan daerah potensi interferensi seperti tabel 5.1, dan spasi frekuensi pada tabel 5.4, maka dapat dianalisis bahwa tidak ada nomor kanal dari daftar KM 15 untuk pemancar

Penggunaan spektrum frekuensi radio sinyal radio berupa gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, atau media lain untuk diterima secara bersamaan dan bersamaan oleh