• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

HASIL PENELITIAN IV.1. JUMLAH KASUS

IV.2. KARAKTERISTIK PENDERITA 1 Usia

IV.2.9 Cedera yang lain

Cedera lain yang paling banyak terjadi pada penderita fraktur klavikula adalah cedera kepala sebanyak 10 orang (22,7%).

Diagram 9. Frekuensi penderita fraktur klavikula berdasarkan cedera yang lain di RSUP.H. Adam Malik periode tahun 2013-2014

IV.2.10. Tatalakasana

Diagram 10 memperlihatkan frekuensi penatalaksanaan fraktur klavikula. Didapat bahwa penatalaksanaan paling banyak yaitu operatif sebanyak 25 orang (56,8%), sedangkan tatalaksana nonoperatif sebanyak 18 orang (40,9%).

Diagram 10. Frekuensi penderita fraktur klavikula berdasarkan penatalaksanaan di RSUP.H. Adam Malik periode tahun 2013-2014

97,70% 2,20% Fraktur tertutup Fraktur terbuka 10 3 1 1 2 27 0 10 20 30 cedera kepala cedera toraks fraktur pelvic fraktur mandibula cedera pleksus brakhialis tidak ada cedera lain 56,80% 40,90% Operatif Nonoperatif

IV.3 PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, didapatkan jumlah kasus fraktur klavikula sebanyak 44 kasus selama periode tahun 2013-2014 yang memenuhi kriteria yaitu data rekam medis yang lengkap di Departemen Orthopaedi dan Traumatologi RSUP Haji Adam Malik. Angka ini lebih kecil dari kenyataan dikarenakan tidak sedikit penderita fraktur klavikula yang berobat ke pengobatan alternatif. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat masih rendah tentang pengobatan patah tulang secara medis. Dimana hal tersebut dikarenakan oleh kurangnya tingkat pendidikan masyarakat dan kurangnya penyuluhan tentang patah tulang oleh pemerintah.

Dari 44 orang penderita fraktur klavikula yang terbanyak adalah laki-laki dengan persentase sebesar 72,7 %, dimana penderita dengan jenis kelamin laki-laki paling banyak terjadi di usia muda (dibawah 40 tahun). Hal ini terjadi karena laki-laki mempunyai mobilitas yang paling tinggi daripada perempuan, terutama laki-laki pada usia produktif. Sedangkan penderita dengan jenis kelamin perempuan hanya berjumlah sebesar 27,2%.

Penderita fraktur klavikula paling banyak dijumpai pada kelompok usia 17 tahun sampai 25 tahun yaitu sebanyak 17 orang (39%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh P.J Hughes dan B. Bolton Maggs dari rumah sakit St. Helen dan Whiston

Australia bahwa fraktur klavikula paling banyak terjadi pada usia dibawah 40 tahun akibat kecelakaan lalu lintas.

1,7

9

Dari 44 orang penderita fraktur klavikula yang terbanyak adalah laki-laki dengan persentase sebesar 72,7%. Sedangkan pada perempuan dengan persentase hanya sebesar 27,2%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kyle J. Jeray dari rumah sakit Greenville

Amerika Serikat hal serupa juga ditemukan dimana penderita dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak ditemukan daripada wanita. Hal tersebut dikarenakan pria mempunyai tingkat mobilitas lebih tinggi daripada perempuan, dimana pria pada umumnya merupakan tulang punggung keluarga. Selain itu pria juga yang paling banyak mengendarai kendaraan di jalan raya, dimana salah satu penyebab paling sering dari fraktur klavikula adalah kecelakaan lalu lintas.

Jumlah penderita fraktur klavikula paling sedikit dari kelompok usia lebih dari 65 tahun, yaitu hanya sebanyak 1 orang (2,2%), karena pengaruh usia yang sudah tua maka pada umumnya mobilitas seseorang semakin menurun sehingga resiko terkena fraktur klavikula semakin menurun.

Sebagian besar penderita fraktur klavikula datang ke RSUP HAM diatas 72 jam dengan frekuensi sebanyak 27 orang (61,3%), sisanya yang datang ke rumah sakit sebelum 72 jam sebanyak 17 orang (38,6%). Hal ini mungkin disebabkan oleh karena tempat tinggal pasien sebagian besar berada di luar kota medan, yaitu sebanyak 30 orang (68,1%) sedangkan yang tinggal di kota medan hanya sebanyak 14 orang (31,8%), sehingga sebagian besar penderita fraktur klavikula datang ke rumah sakit lebih dari 72 jam dengan perawatan akut sementara ke rumah sakit terdekat atau ke pengobatan alternatif (dukun patah) sebelum akhirnya datang ke RSUP Haji Adam Malik Medan.

Dilihat dari latar belakang pendidikan penderita fraktur klavikula, lulusan sekolah menengah sederajat merupakan yang paling banyak yaitu sebesar 29 orang (65,9%). Hal ini yang menyebabkan penderita fraktur klavikula pada usia dewasa telat datang ke rumah sakit karena kurangnya pengetahuan akan penanganan akut patah tulang serta komplikasi yang timbul bila penanganan patah tulang tidak segera dilakukan. Sedangkan pada usia remaja biasanya disebabkan oleh karena tingkat mobilitas yang tinggi, dan pengendara sepeda motor yang tidak taat peraturan paling banyak terjadi pada usia muda yang banyak menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Sebagian besar lokasi tulang klavikula yang mengalami fraktur adalah pertengahan klavikula sebanyak 37 orang (84%), diikuti dengan fraktur pada sepertiga distal klavikula sebanyak 4 orang (9%), dan yang paling sedikit pada sepertiga proksimal klavikula hanya sebanyak 3 orang (6,8%). Fraktur pada pertengahan tulang klavikula paling banyak terjadi karena secara anatomis area transisi pertengahan klavikula merupakan struktur penghubung yang lemah. Selain itu juga mekanisme trauma langsung pada bahu juga menjadi penyebab fraktur pada bagian pertengahan klavikula, hal ini disebabkan oleh karena jaringan subcutan

tulang klavikula yang tipis, sedangkan mekanisme trauma tidak langsung terjadi bila tangan yang menjadi tumpuan pada saat penderita jatuh. Pada penelitian ini didapatkan frekuensi penderita fraktur klavikula dengan mekanisme trauma langsung lebih banyak dari mekanisme trauma tak langsung yaitu sebanyak 33 orang (75%), sedangkan penderita fraktur klavikula dengan mekanisme trauma tidak langsung sebanyak 11 orang (25%).

Jika dilihat dari frekuensi dari fraktur klavikula, diketahui bahwa klasifikasi fraktur klavikula paling banyak adalah fraktur tertutup sebanyak 43 orang (97,7%), dan hanya 1 orang dengan fraktur terbuka. Hal ini sesuai dengan penelitian Simon RG dan Lutz B yang

dikutip dari American Journal of Orthopaedic yang menyatakan bahwa fraktur terbuka klavikula sangat jarang sekali terjadi.

Sebagian besar penderita fraktur klavikula tidak mengalami cedera yang lain, yaitu sebanyak 27 orang (61,3%). Cedera lain yang paling banyak terjadi yaitu cedera kepala sebanyak 10 orang (22,7%), diikuti dengan cedera toraks sebanyak 3 orang (6,8%), cedera pleksus brakhialis sebanyak 2 orang (4,5%), fraktur mandibula sebanyak 1 orang (2,2%), fraktur pelvis sebanyak 1 orang (2,2%).

1,9,13

Berdasarkan penatalaksanaan fraktur klavikula didapat bahwa sebagian besar fraktur klavikula diterapi secara operatif sebanyak 25 orang (56,8%), dan terapi secara konservatif sebanyak 18 orang (40,9%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh the

Canadian Orthopaedic Trauma Society yang dikutip dari The Journal of Bone and Joint yang

membandingkan penanganan klavikula secara nonoperatif dan operatif, dimana dari penelitian tersebut didapat bahwa penanganan fraktur klavikula secara operatif mempunyai hasil yang lebih baik secara fungsional dan mengurangi angka komplikasi terjadinya malunion dan nonunion fraktur.13

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

V.1 Kesimpulan

Selama kurun waktu dua tahun ( Januari 2013 - Desember 2014) didapatkan jumlah penderita fraktur klavikula di RSUP HAM kebanyakan adalah laki-laki dengan usia paling banyak dibawah 40 tahun, dan pendidikan rata-rata adalah sekolah menengah sederajat. Sebagian besar penderita datang ke RSUP HAM diatas 72 jam dikarenakan pada umunya penderita bertempat tinggal di luar kota medan. Lokasi fraktur tulang klavikula paling sering adalah pada pertengahan tulang klavikula dengan frekuensi lebih dari setengah populasi. Mekanisme trauma paling banyak adalah mekanisme trauma langsung, dan hanya satu kasus saja dengan fraktur terbuka tulang klavikula. Pada umumnya penderita tidak mengalami cedera lain, dimana cedera kepala merupakan yang paling banyak terjadi untuk cedera selain pada tulang klavikula. Ditinjau dari penatalaksanaannya, sebagian besar dilakukan tindakan operatif dengan reduksi terbuka dan fiksasi internal.

V.2 Saran

1. Peningkatan ketertiban lalu lintas dengan memberikan sangsi yang tegas bagi pelanggar ketertiban lalu lintas dan penambahan personel polisi lalu lintas di lapangan.

2. Peningkatan infrastruktur transportasi untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. 3. Penyuluhan kepada seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya pengobatan dan

penatalaksanaan fraktur terutama fraktur klavikula, dan dampaknya terhadap penderita sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

4. Pelatihan kepada petugas medis mengenai tata cara penanganan awal di lokasi kejadian fraktur secara umum dan fraktur klavikula secara khusus, seperti pemasangan gendongan tangan, pemindahan pasien dan lainnya sehingga tidak terjadi komplikasi - komplikasi yang akan memperburuk kondisi penderita.

5. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk penanganan fraktur klavikula di RSUP HAM Medan.

Dokumen terkait