• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Frekuensi Tingkat Kecemasan Kelompok Intervensi

Kontrol Kelompok Kategori Tingkat Kecemasan Frekuensi Sebelum Sesudah f % f % Intervensi Ringan 0 0 2 5,7 Sedang 14 40 19 54,2 Tinggi 21 60 14 40 Total 35 100 35 100 Kontrol Ringan 0 0 0 0 Sedang 25 71,4 28 80 Tinggi 10 28,5 7 20 Total 35 100 35 100

Tabel 4.1 menjelaskan tentang frekuensi sebelum dan sesudah tingkat kecemasan pada kelompok intervensi dan kontrol, untuk melihat berapa responden yang mengalami kecemasan (n = 70). Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari separuh responden kelompok intervensi mengalami kecemasan tinggi sebelum diperdengarkan bacaan Al-Qur‟an sambil membaca terjemahnya. Sedangkan pada kelompok kontrol lebih dari separuh respoden mengalami kecemasan sedang yakni sebanyak 71,42% ketika pretest. Namun angka ini mengalami penurunan pada kelompok intervensi setelah diberikannya intervensi sehingga 54,28% siswi berubah menjadi kecemasan sedang. Sedangkan pada kelompok kontrol setelah diberikan intervensi sebanyak 80% siswi tetap mengalami kecemasan sedang.

Tabel 4.2. Frekuensi kelompok intervensi dan kontrol yang mengalami kenaikan dan penurunan skor kecemasan

Kelompok Naik Turun

Intervensi 9 25

kontrol 15 20

Pada tabel 4.2 diperlihatkan lebih jelas pada kelompok intervensi sebanyak 9 orang mengalami peningkatan kecemasan dan 25 mengalami penurunan serta terdapat 1 orang dengan skor yang tetap. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 15 orang yang mengalami peningkatan kecemasan dan 20 orang yang mengalami penurunan.

43

4. Perbedaan Rata-rata Tingkat Kecemasan Pre Test dan Post Test Kelompok Intervensi

Tabel 4.3. Perbedaan Rata-rata Tingkat Kecemasan Pre Test dan Post Test Kelompok Intervensi

Paired Samples Test

Nama N Mean

Std.

Deviation Sig. (2-tailed)

Intervensi Pre 35 22,88 8,273

.001

Post 35 19,11 8,543

Tabel 4.3 di atas menjelsskan tentang perbedaan rata-rata tingkat kecemasan pre test dan post test kelompok intervensi berupa mendengarkan Al-Qur‟an sambil membaca terjemahnya (n = 35). Tabel 4.3 menggambarkan perbedaan rata-rata tingkat kecemasan saat pre test

dan post testpada kelompok intervensi. Diketahui rata-rata kecemasan pada kelompok intervensi saat pre test lebih tinggi dibandingkan setelah pemberian intervensi, dengan signifikansi 0,001 (p <0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat kecemasan setelah diberikan intervensi pada kelompok intervensi.

5. Perbedaan Rata-rata Tingkat Kecemasan Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol

Tabel 4.4. Perbedaan rata-rata tingkat kecemasan pre test dan post test

kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi berupa mendengarkan Al-Qur‟an sambil membaca terjemahnya (n = 35)

Wilcoxon Signed Ranks Test

Nama N Mean Sig. (2-tailed)

Kontrol Pre Post 35 35 18,38 17,50 .389

Tabel 4.4 menggambarkan perbedaan rata-rata tingkat kecemasan saat pre test dan post test pada kelompok kontrol. Diketahui rata-rata kecemasan pada kelompok kontrol saat pre test 18,38 yang kemudian mengalami penurunan menjadi 17,50 dengan signifikansi 0,389 (p >0,05) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat kecemasan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi.

6. Perbedaan Rata-Rata Selisih Penurunan Tingkat Kecemasan Kelompok Intervensi dan Kontrol

Tabel 4.5. Perbedaan rata-rata selisih penurunan tingkat kecemasan antara kelompok intervensi dan kontrol

Independent t test

Nama N Mean

Std.

Deviation Sig. (2-tailed) Penurunan Intervensi 35 -3,77 6,292

.076

Kontrol 35 -1,11 6,052

Pada tabel 4.5 menjelaskan mengenai perbedaan rata-rata penurunan tingkat kecemasan yang diperoleh antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.Pada kelompok intervensi dan kontrol sama-sama terdapat peningkatan kecemasan sebanyak 3,77 pada kelompok intervensi dan 1,11 pada kelompok kontrol tanpa intervensi ini. Selisih kecemasan pada kedua kelompok ini memiliki angka signifikansi sebesar 0,076 (p >0,05) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penurunan kecemasan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

45

7. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale)

Tabel 4.6. Uji reliabilitas kuisioner TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale)

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.858 50

Pada tabel 4.6 disebutkan hasil Cronbach‟s Alpha sebesar 0,858 yang bermakna kuisioner yang digunakan pada penelitian ini adalah reliable

B. Pembahasan

Penelitian ini meneliti tentang adakah pengaruh dengan diberikannya terapi bacaan Al-Qur‟an surat Ar-Rahman dan membaca terjemahnya terhadap skor cemas perpisahan pada anak kelas 1 MTs yang berpisah dengan orangtua. Seperti telah disebutkan responden yang berjumlah 70 anak ini berusia sekitar 12-13 tahun yang mana usia mereka merupakan kelompok umur yang rentan terhadap perkembangan masalah dari dalam diri seperti munculnya gejala cemas dan depresi, karena masa remaja merupakan masa transisi dengan perubahan biologis, kemampuan emosional, dan keinginan untuk mendapatkan otonomi (Maciejewski et.al., 2013), Macam macam gangguan emosional yang dapat terjadi pada onset kanak dan remaja salah satu diantaranya adalah gangguan kecemasan perpisahan, yang mana telah diketahui bahwa responden penelitian ini adalah mereka yang tinggal tidak bersama dengan orangtua.

Alasan mengapa penelitian ini diberikan intervensi berupa mendengarkan bacaan Al-Qur‟an sambil membaca terjemah nya adalah dikarenakan anak-anak yang tinggal di asrama sudah tidak asing lagi dengan bacaan Al-Qur‟an sehingga sangat memungkinkan apabila diberikan intervensi dengan perlakuan tersebut karena selain tidak memerlukan biaya, pembacaan ayat suci Al-Qur‟an dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada tabel 4.1 diperlihatkan bahwa semua responden mengalami kecemasan mulai dari yang sedang hingga tinggi. Ini disebabkan anak remaja seusia mereka merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan remaja, dimana terjadi perubahan hormonal yang menyebabkan rasa tidak tenang pada diri remaja yang akan meningkatkan kecemasan, sehingga pada usia tersebut remaja itu dapat mengalami kecemasan saat harus berpisah dengan orang tua (Hurlock, 2004).

Namun pada penelitian ternyata setelah dilakukan intervensi berupa diperdengarkan bacaan Al-Qur‟an QS Ar-Rahman sebanyak 78 ayat ini selama 8 menit 30 detik selama dua minggu berturut-turut kepada 35 anak kelompok intervesi dan 35 anak kelompok kontrol menunjukan hasil tidak adanya perbedaan perubahan skor kecemasan antara kelompok intervensi yang diberikan perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

47

Banyak faktor-faktor yang menyebakan hal tersebut dapat terjadi seperti siswi yang mengalami kecemasan ini hanya menjadikan bacaan Al-Qur‟an hanya sekedar untuk diperdengarkan saja tidak sampai pada tahap ia dapat meresapi sehingga dapat membuat rileks.

Pada sekolah yang berkonsep asrama seperti Madrasah Muallimaat Muhammadiyah ini menerapkan pembelajaran agama selain formal pada kehidupan di asrama nya, dimana mereka memiliki banyak kegiatan yang harus dijalankan setelah sedari pagi hingga sore belajar pelajaran formal disekolah. Seperti beberapa diantara nya adalah hafalan Al-Qur‟an, mengaji bersama-sama, sholat berjamaah, berpidato di depan teman-teman nya dan kegiatan lainnya. Tidak bisa dipungkiri jika anak yang masuk ke sekolah berkonsep asrama atau biasa dikenal dengan pondok pesantren masuk ke sekolah itu dikarenakan keinginan orang tua nya. Banyak orang tua yang mengharapkan anak nya memiliki bekal ilmu selain ilmu pendidikan formal juga unggul dalam bidang agama, sehingga jika itu memang bukan atas keinginan sendiri dari sang anak nanti nya ketika anak masuk ke asrama banyak perubahan-perubahan baru yang menyebabkan mental nya belum siap menerima, sehingga mau dibagaimanakan pun apabila memang dari diri anak belum ada perasaan yang ikhlas untuk bisa menerima keadaan barunya tentu itu merupakan suatu masalah tersendiri.

Kemungkinan faktor lain yang menyebabkan tidak adanya pengaruh mendengarkan Al-Qur‟an surat Ar-Rahman dan membaca terjemahnya terhadap penurunan skor cemas perpisahan adalah para siswi ini telah mulai

beradaptasi dengan lingkungan barunya sehingga ia sudah mulai nyaman dengan teman-teman nya, dengan suasana baru diasrama yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan.

Karena pada anak usia sekitar 12-13 tahun mereka mulai melepaskan diri dengan orang tua. Hubungan remaja dengan orang tua mulai terjadi keterbatasan. Remaja mulai memberikan batasan antara kemandirian dan ketergantungan, namun ada keinginan kuat untuk tetap bergantung pada orang tua dan sementara mencoba untuk berpisah dengan orang tua. Sehingga mereka mencoba membangun kedekatan dengan anak seusia mereka yang mereka rasa dapat saling memahami satu sama lain lebih baik daripada orangtua mereka.

Seperti disebutkan dalam penelitian Zeev et al (2004) dalam judulnya Pemberian Musik Terapi sebagai Treatment untuk Mengatasi Kecemasasan pada Anak sebelum Tindakan Operative: Randomized Controlled Trial pada 51 responden yang diberikan terapi musik menunjukkan hasil bahwa terapi musik tidak mengurangi cemas pada responden yang akan dilakukan tindakan anestesi dengan P>0,05.

Karena sebenarnya dampak kecemasan ini ada yang bersifat postif ada yang negatif. Apabila tidak bisa mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional, maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak realistis (Freud dalam Ki Fudyartanta, 2012). Namun apabila anak telah berhasil mengantisipasi dan mengatasi gejala-gejala kecemasan, maka perasaan ini akan menjadi sumber motivasi. Bahwa kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu (Corney,2010).

49

C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian 1. Kekuatan Penelitian

Kekuatan yang diunggulkan pada penelitian ini diantaranya:

a. Masih sedikit penelitian yang dilakukan untuk menghadapi cemas perpisahan pada anak

b. Belum ada penelitian yang dilakukan pada anak yang mengalami cemas perpisahan dengan diperdengarkan bacaan murottal sambil membaca terjemahnya

c. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pemilihan sample secara acak

2. Kelemahan

a. Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi tidak menutup kemungkinan mereka adalah anak-anak yang justru memahami .manfaat Al-Quran sebagai bagian dari terapi untuk membuat diri rileks

b. Terdapat banyak faktor lain yang membuat cemas ini tidak mengalami penurunan.

c. Penelitian ini tidak melihat perubahan per individual apakah responden naik atau turun skor kecemasannya

Dari kelemahan yang muncul dalam penelitian ini, peneliti berharap hal ini dapat menjadi pertimbangan dan diperbaiki pada penelitian selanjutnya.

50 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya:

1. Mendengarkan bacaan Al-Qur‟an surat Ar-Rahman dan terjemahnya tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap skor cemas perpisahan pada anak.

2. Terdapat penurunan rata-rata kecemasan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan signifikansi 0,001 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan terkait penelitian ini yaitu masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pengaruh pemberian bacaan Al-Qur‟an surat Ar-Rahman dan terjemahnya terhadap skor cemas perpisahan pada anak kelas 1 MTs. Seperti dapat dilakukan penelitian dengan melihat perubahan skor kecemasan pada tiap individu. Peneliti juga berharap untuk penelitian selanjutnya dapat lebih meminimalisir bias yang mungkin terjadi serta mengambil waktu penelitian yang lebih lama lagi sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik lagi. Peneliti menyarankan juga bisa dengan mencoba meneliti pada anak kelas 6 SD yang sudah dipastikan akan memasuki sekolah lanjutan di sekolah berkonsep asrama, sehingga kita dapat melihat skor kecemasan nya dan melakukan intervensi untuk kemudian dilihat apakah akan berpengaruh lebih baik atau tidak.

51

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman M dan Muhidin S A. 2007.Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Alimul Hidayat,A.Aziz.(2005). Pengantar ilmu keperawatan anak 1, Jakarta: Salemba Medika.

Al-Mighwar, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia Anwar. (2010). Sembuh dengan Al-Qur’an. Jakarta: Sabil

Arif. (2007). Penerapan Dzikir Sebagai Psikoterapi Gangguan Anxietas. Lomba Karya Tulis Kedokteran Islam. FK Universitas Andalas: Medan.

Azizi Hj. Yahaya & Noordin Yahaya. (2008). Perkembangan Emosi Remaja Memahami Personaliti Remaja. Penerbit UTM, Jakarta.

Azwar, S. (2007).Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chen, T.S., Ying-Chiao L., Full-Young C., Han-Chan W., and Shou-Dong L. (2006). Psychosocial Distress is Associated with Abnormal Gastric Myoelectrical Activity ini Patient with Functional Dyspepsia. Original Article. Scandinavian Journal of Gastroenterology.Vol. 41:791-6.

Dahlan, Muhamad Sopiyudin. 2010. Membaca dan Menelaah Jurnal Uji Kritis.

Jakarta: Salemba Medika.

Dewi (2014).Hubungan Tingkat Kecemasan Perpisahan dengan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Santri di Pondok Pesantren Asshidiqiyah Kebun Jeruk Jakarta.Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta Ernawati. (2008). Pengaruh Mendengarkan Murottal Q.S. Ar Rahman Terhadap

Pola Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fatma. (2012). Judul Efektivitas Mendengarkan Murottal Al-Qur’an terhadap

Derajat Insomnia pada Lansia di Selter Dongkelsari Sleman Yogyakarta.Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fortinash, K. M., & Holoday-Worret, P.A. (2000). The schizophrenia. Psychiatric mental health nursing (2nd ed.). St. Louis: Mosby, Inc.

Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta. FK Universitas Indonesia.

Hidayat, A, A, 2011, Metode Penelitian Kesehatan : Paradigma Kuantitatif.Surabaya, Kelapa Pariwara.

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, E. (2001).Psikologi Perkembangan. Edisi 5. Jakarta : Erlangga. Hurlock B, Elizabeth, 1980, Psikologi Perkembangan, Erlangga.Jakarta.

Imron, M. (2014). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Sagung Seto.

Jacobsen, David A., dkk. (2012). Methods For Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jeffery, S. Nevid dkk. (2003) Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.

Juniarta, I Dewa Gede Satria. 2014. Pengaruh Pendekatan SAVI Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus 5 Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Vol. 2 (1) : 1-10

Kaplan, HI, Sadock, BJ, (1997), In Kaplan and Sadock Comprehensive Text Bookof Psychiatry, the 8 ed. Lippincott Williams & Wilkins, Phila delphia,Baltimore, New York

Katzung BG. (2006). Basic and Clinical Pharmacology. Edisi 10. McGraw-Hill. Kementrian Agama Republik Indonesia. (2014). Buku Siswa Al-Qur’an Hadis. Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: Fajar Media Press. Maslin, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.

Jakarta: PT Nuh Jaya.

Nasir, Abdullah & Abdul Muhith.Dasar—dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika. 2011

Neuman, W.L. (2000). Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approaches (4th ed). Boston: Allyn and Bacon.

53

Novianti. (2012). Efektivitas Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an terhadap Skor

Kecemasan pada Lansia di Shelter Dongkelsari Wukirsari Cangkringan Sleman Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Nursalam. (2008). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dana Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Jakarta.

Pragya, Shukla.,& Parul, Rishi. (2014). A Corelational Study of Psychosocial &Spiritual Well Being and Death Anxiety among Advanced Stage Cancer Patients. American Journal of Applied Psychology, 2014 2 (3), pp 59-65.

Prasetyo, Andriansyah. (2015). Pengaruh Terapi Dzikir (Al-Baqiyatus Sholihat) terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Pavilion Mawar RSUD Jombang.Diploma Thesis, Universitas Tinggi Darul Ulum.

Purwanto. (1999). Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Rahmatika, Dewi. (2014). Hubungan Tingkat Kecemasan Perpisahan dengan Orangtua terhadap Motivasi Belajar Santri di Pondok Pesantren Asshidiqiyah Kebun Jeruk Jakarta.Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock‟s Synopsis of Psychiatry. Behavior Sciences/Clinical Psychiatry. 10th 2.Wagner KD, Brent DA. Depressive Disorders and Suicide. In: Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock‟s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 9ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007, p.527-30

Semium, yustinus. (2006). Kesehatan Mental 2.Yogyakarta: Kanisius.

Siregar, Chyntia (2013). Tingkat Kecemasan pada Santri di Pondok Pesantren

Siswantinah.2011.Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. http://www.jtptunimus_gdl_siswantinah. Diakses 10 April 2014.

Soetjiningsih. (2004). Pertumbuhan Somatik Pada Remaja.Jakarta : Sagung Seto. Stuart & Sundeen.Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.2000.

Subana, M. dan Sudrajat. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Pelajar.

Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Widayarti (2011).Pengaruh bacaan Al Quran terhadap intensitas kecemasan pasien sindroma koroner akut di RS Hasan Sadikin. Unpublised thesis. Universitas Padjajaran.

Widyastuti, Yani dkk.2009.Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:Fitramaya.

Wong, Donna L, dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Volume 2. Jakarta : EGC

Yitnawanti, Purwanita Wahyu. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Perpisahan pada Anak Usia Pra Sekolah yang Menjalani Hospitalisasi di Bangsal Anak Rsud Wonosari. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah Yogyakarta,Yogyakarta. Zeev, Kain., Alison, A., Caldwell, A., Dawn, M., Megan, E., Weinberg (2004).

Interactive Music Therapy as a Treatment for Preoperative Anxiety Children: A Randomized Controlled Trial. Journal of Yale University School of Medicine

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Kepada Yth. Responden di Tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasiswi S1 Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Nama : Talitha Inas Lailina NIM : 20130310085

Bermaksud akan melaksanakan penelitian mengenai “Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Surat Ar-Rahman dan Terjemahnya Terhadap Skor Cemas Perpisahan dengan Orangtua pada Siswi Kelas I MTs Muallimaat”. Adapaun segala informasi yang saudari berikan akan dijamin kerahasiaannya. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti meminta kesediaan saudari untuk mengisi kuisioner ini dengan menandatangani kolom di bawah ini. Atas kesedian dan kerja samanya saya sampaikan terima kasih.

Responden Peneliti

KUISIONER TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale)

Data Responden : 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Kelas : 5. Tanggal Pengisian : PETUNJUK :

Berilah tanda silang (V) pada kolom jawaban(Ya), bila pernyataan di bawah ini sesuai dengan perasaan atau keadaan anda, dan berilah tanda silang (V) pada kolom (Tidak), bila pernyataan di bawah ini tidak sesuai dengan perasaan atau keadaan anda.

Pernyataan ini anda rasakan sedikitnya 1 bulan dalam 6 bulan terakhir

Ya Tidak 1. Aku tidak cepat lelah.

2. Aku terganggu oleh serangan rasa mual dan muntah-muntah.

3. Menurut pengamatanku, aku tidak lebih gugup dari pada orang lain.

4. Aku jarang sekali sakit kepala.

5. Aku bekerja dalam ketegangan yang sangat besar.

6. Aku merasa sukar untuk memusatkan perhatian pada suatu pekerjaan.

7. Aku sering merisaukan sesuatu.

8. Tanganku sering gemetar bila aku mencoba melakukan sesuatu.

9. Aku tersipu-sipu (wajah merah karena malu) tidak lebih dari orang lain.

10.Aku suka mencret-mencret sekali dalam sebulan atau lebih.

11.Aku banyak merisaukan tentang kemungkinan kemalangan.

12.Wajahku tak pernah tersipu-sipu (menjadi merah karena malu).

13.Aku sering takut tersipu-sipu.

14.Aku bermimpi buruk beberapa malam sekali. 15.Tangan dan kakiku biasanya cukup hangat.

16.Aku mudah sekali berkeringat walaupun udara dingin. 17.Kadang-kadang bila malu dan tersinggung, aku banyak

berkeringat, dan hal ini sangat menggangguku.

18.Aku hampir tidak pernah memperhatikan jantungku berdebar-debar dan aku jarang sesak nafas.

19.Aku hampir selalu merasa lapar.

20.Aku jarang mengalami sembelit (sukar buang air besar). 21.Aku sering menderita sakit perut.

22.Kadang-kadang aku begitu tegang sehingga sukar tidur. 23.Tidurku sering terganggu dan sering terbangun.

24.Aku sering bermimpi tentang hal-hal baik yang aku rahasiakan sendiri.

25.Aku mudah sekali menjadi canggung (kikuk). 26.Aku lebih perasa daripada kebanyakan orang. 27.Aku merisaukan soal uang dan pekerjaan. 28.Aku ingin bisa bahagia seperti orang lain. 29.Biasanya aku tenang dan tidak mudah gelisah. 30.Aku mudah menangis.

31.Aku hampir selalu merasa cemas tentang suatu hal atau seseorang.

32.Pada umumnya aku cukup senang.

33.Aku merasa gelisah bila harus menunggu.

34.Pada saat-saat tertentu aku merasa sangat gelisah, sehingga tidak dapat duduk tenang.

35.Ada kalanya aku tidak bisa tidur karena risau.

36.Kadang-kadang aku merasa bahwa kesulitan-kesulitan begitu bertumpuk sehingga aku tidak bisa mengatasinya. 37.Kadang-kadang aku merisaukan sesuatu yang tidak begitu

penting secara berlebihan.

38.Dibandingkan dengan teman-teman, aku memiliki sedikit sekali rasa takut.

39.Aku takut pada benda dan orang yang sebenarnya aku ketahui tidak akan membahayakan diriku.

40.Ada kalanya aku merasa tak berguna sama sekali.

41.Aku tidak dapat memusatkan peratian pada satu hal saja. 42.Aku cenderung menganggap segala sesuatu secara serius

(sungguh-sungguh).

43.Aku sangat yakin akan diriku sendiri. 44.Aku adlaah orang yang selalu tegang. 45.Pada umumnya aku merasa hidup ini berat.

46.Kadang-kadang aku merasa benar-benar tidak berguna. 47.Aku merasa kurang percaya diri.

48.Kadang-kadang aku merasa seolah-olah aku akan menjadi gila.

49.Aku mundur ketakutan menghadapi krisis atau kesulitan. 50.Aku menghargai diriku secara wajar (tidak berlebihan).

SURAT AR-RAHMAN

Surat Ar Rahman terdiri atas 78 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Ar Ra'du. Dinamai Ar Rahman (Yang Maha Pemurah), diambil dari perkataan Ar Rahmaan yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Ar Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surat ini menerangkan kepemurahan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Kandungan Surat Arrahman Keimanan:

Allah mengajar manusia pandai berbicara, pohon- pohonan dan tumbuh-tumbuhan tunduk kepada Allah, Allah selalu dalam kesibukan, seluruh alam merupakan nikmat Allah bagi umat manusia, manusia diciptakan dari tanah dan jin dari api.

Hukum-hukum:

Kewajiban mengukur, menakar, menimbang dengan adil. Dan Lain-lain :

Manusia dan jin tidak dapat melepaskan diri dari kekuasaan Allah SWT.Banyak dari umat manusia yang tidak mensyukuri nikmat Allah SWT.

Terjemahan Surat Arrahman Surat Arrahman Arab Ayat

(Tuhan) Yang Maha Pemurah, ُ ْحّ 1

Yang telah mengajarkan Al Qur'an. ُ آْ ْ ُ ّ ع 2

Dia menciptakan manusia, ُ ْ إ ُ خ 3

Mengajarnya pandai berbicara. ُ ْ ُ ّ ع 4

Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.

ُ ْ ُ ْ ُ ْ ّش 5

Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.

ُ جْ ُ جّش ُ ْجّ 6

Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).

ُ ف ُء ّ

ُ ْ ُعض 7

Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.

ُ ْ ُ فُ ْ غْ ُا 8

Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.

ُ ْ ُا ُطْ ْ ُ ْ ْ ُ

ُ ْ 9

Dan Allah telah meratakan bumi untuk

Dokumen terkait