BAB III ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA VERBA SHIKARU DAN
3.2 Fungsi dan Makna Verba Okoru dalam Kalimat Bahasa
親は子供が悪さをするのをしかる。(http://tangorin.com)
Oya wa kodomo ga warusa o suru no o shikaru.
‘Orang tua memarahi anak-anak mereka yang berperilaku buruk’. Analisis :
Pada contoh 10, verba shikaru berfungsi menunjukkan perasaan marah kepada seseorang untuk memperingatkan kesalahan yang dilakukan. Pada kalimat di atas verba shikaru sesuai dengan teori (Tian Zhonkui:1998) yang mengatakan memperingatkan perilaku tidak baik yang dilakukan seseorang. Orang tua memarahi anaknya karena berkelakuan buruk dengan maksud menegur anak agar tidak berkelakuan buruk lagi.
3.2 Fungsi dan Makna Verba Okoru dalam Kalimat Bahasa Jepang Contoh 1 :
Chici wa kitaku no osoi musuko o okotta.
‘Ayah marah karena anak nya pulang terlambat.’ Analisis :
Pada contoh 1, verba okoru berfungsi menunjukkan sikap tidak senang karena perbuatan seseorang. Penggunaan verba okoru pada kalimat tersebut sesuai dengan teori (Hirotase dan Masayoshi:1994) yang mengatakan menunjukkan perasaan tidak senang atau marah karena tidak mampu mentolerir sesuatu. Jadi pada kalimat tersebut yang menyebabkan ayah marah adalah karena anaknya pulang terlambat.. Dan ayah tidak mampu mentolerir perbuatan yang dilakukan anaknya tersebut sehingga ayah marah.
Contoh 2 :
妹は、母に誕生日を忘れたと怒っている。(Nihongo Gakushuu Tsukaiwake Jiten:157)
Imouto wa, haha ni tanjoubi o wasuretato okotteiru.
‘Adik perempuan saya marah karena ibu lupa hari ulang tahunnya.’ Analisis :
Pada contoh 2, penggunaan verba okoru berfungsi menunjukkan suatu perasaan ketidaksenangan. Penggunaan verba okoru pada kalimat tersebut sesuai dengan teori (Hirotase dan Masayoshi:1994) yang mengatakan perasaan ketidak senangan, ketidak puasan terhadap sesuatu. Adik perempuan menunjukkan perasaan tidak senang kepada ibu karena ibu telah melupakan hari ulang tahun adik. Dan adik tidak senang kalau hari ulang tahunnya dilupakan oleh ibu sehingga adik marah kepada ibu.
Contoh 3 :
顔を怒った。(Nihongo-Indonesiago Jiten:758)
Kao o okotta.
‘Memperlihatkan muka marah.’ Analisis :
Pada contoh 3, verba okoru berfungsi menunjukkan ekspresi kemarahan oleh ekspresi wajah. Penggunaan verba okoru pada kalimat diatas sesuai dengan teori (Satou Norimasa:1994) yang mengatakan marah bisa dilihat dari ekspresi wajah, suara, gerakan dan lain-lain. Ekpresi kemarahan yang ditunjukkan oleh ekspresi wajah sehingga orang lain pun bisa tahu kalau ia marah.
Contoh 4 :
部尾が秘書を「もっとしっかりやれ」と怒った。(Nihongo Kihon Doushi Youho Jiten:90)
Bucho ga hishoo [motto shikkariyare] to okotta.
‘Direktur memarahi sekretarisnya “lakukan dengan lebih baik”.’ Analisis :
Pada contoh 4, verba okoru berfungsi menunjukkan perasaan ketidak puasan terhadap sesuatu hal. Penggunaan verba okoru pada kalimat tersebut sesuai dengan teori kamus online http://dbms.ninjal.ac.jp yang mengatakan mempunyai perasaan tidak puas dan tidak senang terhadap orang lain atau mengungkapkannya keluar karena tidak bisa menahannya lagi. Pada kalimat tersebut mungkin direktur tidak puas terhadap pekerjaan sekretarisnya yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik sehingga direktur memarahinya.
Contoh 5 :
私 は 、 父 の 大 切 な 本 に 落 書 き し て 怒 ら れ た 。(Nihongo Gakushuuu
Tsukaiwake Jiten:158)
Watashiwa, chichi no taisetsu na hon ni rakugakishite okorareta.
‘Saya dimarahi oleh ayah karena telah mencoret-coret buku berharganya. Analisis :
Pada contoh 5, verba okoru berfungsi menunjukkan memarahi seseorang dengan emosional. Penggunaan verba okoru pada kalimat diatas sesuai dengan teori (Hirotase dan Masayoshi:1994) yang mengatakan memarahi seseorang dengan emosional. Pada kalimat tersebut yang menjadi objek dimarahi oleh ayah karena telah mencoret-coret buku berharganya merupakan keterangan bahwa seseorang telah melakukan perbuatan buruk dengan mencoret-coret buku berharga ayah. Sehingga dengan emosional objek dimarahi oleh ayah.
Contoh 6 :
彼は怒っている。(http://tangorin.com)
Kare wa okotteiru.
‘Dia sedang marah.’ Analisis :
Pada contoh 6, verba okoru berfungsi menunjukkan keadaan sedang marah. Penggunaan verba okoru sesuai dengan teori (Satou Norimasa:1994) yang mengatakan marah bisa dilihat dari ekspresi wajah, suara, gerakan, dan lain-lain. Jika dilihat dari konteks kalimatnya mendeskripsikan bahwa seseorang dalam kondisi atau keadaan sedang marah.
Contoh 7 :
彼は30分遅れて来たので、私たち皆怒りました。(http://tangorin.com)
Kare wa sanjuppun okuretekita node, watashitachi mina okorimashita..
‘Ia tiba setengah jam terlambat, sehingga semua orang marah dengan dia.’ Analisis :
Pada contoh 7, verba okoru berfungsi menunjukkan perasaan ketidak senangan terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang. Pemakaian verba okoru dalam kalimat diatas sesuai dengan teori (Hirotase dam Masayoshi:1994) yang mengatakan menunjukkan perasaan ketidak senangan, ketidak puasan, atau ketidak mampuan untuk mentolerir sesuatu. Semua orang marah dikarenakan ketidak senangan atas keterlambatan seseorang.
Contoh 8 :
私が約束を忘れたとき、彼女はとても怒った。(http://tangorin.com)
Watashi ga yakusoku o wasuretatoki, kanojyo wa totemo okotta.
‘Dia sangat marah dengan saya ketika saya lupa janji.’ Analisis :
Pada contoh 8, verba okoru berfungsi untuk menunjukan perasaan marah karena ketidak senangan. Penggunaan verba okoru pada kalimat tersebut sesuai dengan teori (Hirotase dan Masayoshi:1994) yang mengatakan perasaan ketidak senangan, ketidak puasan terhadap sesuatu. seseorang menunjukkan perasaan tidak senang kepada saya karena saya telah melupakan janji. Dan dia tidak senang ketika saya melupakan janji sehingga dia marah kepada saya.
Contoh 9 :
よっ ぱっておそく家に帰ったかどで、怒った女房は亭主に食ってかかり、
箒で亭主をひっぱたいた。(http://tangorin.com)
Yoppatte osoku ie ni kaettakadode, okotta nyubou wa teishu ni tabette kakari, houkide teishu o hippataita.
‘Istri marah dan siap berperang, dia memukul suaminya dengan sapu karena pulang terlambat dan mabuk.’
Analisis :
Pada contoh 9, verba okoru berfungsi untuk memarahi seseorang dengan emosional. Pemakaian verba okoru sesuai dengan teori (Hirotase dan Masayoshi:1994) yang mengatakan bahwa okoru adalah marah lebih emosional dan spontan dan dikarenakan tidak mampu mentolerir sesuatu. Secara emosional istri marah karena tidak dapat mentolerir perbuatan suaminya yang pulang terlambat dan dalam keadaan mabuk. Istri marah dengan emosional sampai memukul suaminya dengan sapu.