• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

4. Fungsi dan Spesifikasi ERLESS

oleh kecepatan aliran darah, ketika aliran darah lambat maka viskositas menjadi tinggi (Irawati, 2010).

Menurut Collins & Seraj (2010) elevasi kaki dapat menurunkan edema, meningkatkan pengiriman mikrosirkulasi oksigen dan mempercepat penyembuhan ulkus pada kaki jika dilakukan selama 30 menit, dengan frekuensi terapi elevasi 3 (tiga) sampai 4 (empat) kali dalam sehari.

4. Fungsi dan spesifikasi ERLESS (Edema Reduction Leg Elevator Stainless Steel)

a. Pengertian

Alat penyangga kaki adalah alat yang digunakan pada klien mengalami masalah keperawatan excess fluid volume (Heather, 2014). Kelebihan cairan diakibatkan impaired venous return dengan manifestasi klinis berupa edema pada kaki klien UKD (Rebolledo et al., 2011).

b. Tujuan alat

Tujuan penggunaan alat ini adalah meningkatkan aliran balik vena kaki menuju atrium kanan agar menjadi lebih efektif dengan pengaturan sudut yang menimbulkan efek gravitasi dan meningkatkan kenyamanan klien melalui penurunan tekanan pada luka.

c. Fungsi yang diharapkan

1) Alat ini dapat digunakan untuk menyangga kaki klien pada saat dilakukan perawatan luka klien dengan UKD (elevasi sudut 30°).

32

2) Menurunkan edema pada klien dengan berbagai kondisi seperti: UKD, insufisiensi katub vena, fenomena udema hang out pada

climber, post trauma ekstremitas bawah.

3) Terapi off –loading mengurangi tekanan pada area UKD. 4) Menurunkan nyeri.

d. Diskripsi umum alat

Alat ini merupakan rancangan teknologi yang didesain oleh peneliti sendiri untuk mengatasi masalah keperawatan excess fluid volume

dengan mengintegrasikan pemanfaat gaya gravitasi bumi dengan alat penyangga kaki yang dapat digunakan pada klien saat di tempat tidur. Alat ini didesain secara portable dan knock down untuk memudahkan pengguna alat membawa dan menggunakannya di berbagai tempat. Alat ketika melakukan terapi dipasang disamping tempat tidur klien.

Gaya gravitasi bumi dioptimalkan dengan melakukan perubahan posisi ketinggian tongkat penyangga alat dengan prinsip trigonometri pada sudut 30° dan 45° (Starkey, 2004). Alat dikalibrasi dengan geniometer dan busur derajat protractor.

e. Bagian-bagian ERLESS terdiri dari 3 bagian utama: 1) Pengait/fixasi ERLESS

Pengait alat ini dapat disetel sesuai ketebalan tepi ranjang pasien. Pengait alat dilengkapi dengan screw dan penampang

5 screw untuk memegang saat menyetel fixasinya, sehingga batang atau badan alat penyangga dapat menempel pada tepi tempat tidur. 2) Tongkat penyangga kaki

Bagian ini terdiri dari penyangga yang menempel pada screw

fixasi yang menempel pada ranjang, bagian batang yang bisa di atur ketinggiannya, setelah sesuai setelannya maka dikunci dengan

screw pengunci yang ada handle untuk memegang/memutar saat dikunci. Bagian yang lain adalah tongkat yang berhubungan langsung dengan penyangga kaki.

3) Penyangga kaki

Bagian ini berupa penampang panjang seperti pipa berbentuk setengah lingkaran dimana tempat untuk meletakan kaki dengan panjang penyangga dari tumit sampai bagian paha bokong klien.

Bagian ini dilengkapi dengan restrain yang menfixasi kaki saat disangga.

Gambar 2.4. ERLESS tampak samping Keterangan: 1. Pengait 2. Pengatur sudut 3. Tongkat penyangga 4. Penyangga kaki 5. Restrain 3 2 4 1

34

Gambar 2.5 ERLESS tampak pengait

f. Bahan dan Ukuran Alat

1) Pengait 12 cm dengan terdapat 2 screw untuk memfixasi pada tepi tempat tidur.

2) Pengatur sudut dapat dinaik dan turunkan kemudian dikunci sesuai sudut yang diinginkan yang tertera pada tongkat penyangga.

3) Tongkat penyangga kaki terbuat dari pipa 1 inc. ukuran tongkat penyangga kaki: rentang tinggi terpanjang 60 cm, rentang terpendek 18 cm, diameter pipa 2,5 cm.

4) Penyangga kaki terbuat flat besi tipis dengan dilapisi foam dan diberikan cover kulit sintetis. Ukuran penyangga kaki: panjang 90 cm, lebar 20 cm dan tebal 3 cm.

5) Restrain berbahan kulit dan terdapat perekat. 6) Berat 5.1 Kg. Keterangan: 1. Pengait 2. Pengatur sudut 3. Tongkat penyangga 4. Penyangga kaki 5. Restrain 1 2 3 4 5

g. Keamanan ERLESS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) aman dapat diartikan kondisi bebas dari bahaya, tidak meragukan, tidak mengandung resiko, tenteram, tidak merasa takut atau kawatir. Keamanan merupakan suatu kondisi keadaan aman dan ketentraman dilengkapi dengan pengaman yaitu orang atau alat untuk menghindarkan atau mencegah terjadinya kecelakaan. Untuk menciptakan keamanan diperlukan kata kerja mengamankan yaitu suatu kondisi menjadikan tidak berbahaya, tidak rusuh, menjadikan melindungi, menyelamatkan dan menjadikan tenteram hati.

Menurut Yoga (2013) kriteria keamanan alat adalah alat tidak menimbulkan luka atau cidera bagai pasien yang diakibatkan desain produk, tidak menimbulkan penyakit yang diakibatkan oleh material produk, bentuk dan ukuran dapat disesuaikan dengan dimensi ukuran tubuh pengguna, mudah dibongkar, dibawa dan dibersihkan. Komponen pengertian aman dan keamanan tersebut diatas jika dihubungkan dengan ERLESS indikator keamanan alat adalah sebagai berikut:

1) Aman dari media transmisi kuman.

Sebelum dan sesudah dilakukan prosedur elevasi, bagian penyangga kaki didesinfeksi. Bagian kaki yang terluka diberikan pengalas. Pada penyangga kaki yang langsung kontak dengan kulit kaki pasien terbuat dari kulit sintetis, sehingga jika ada kuman

36

yang menempel pada cover penyangga kaki lebih mudah untuk dibersihkan.

2) Tidak mengganggu mobilitas gerak sendi pasien yang menetap. Selama melakukan elevasi, persendian pergelangan kaki tetap dapat digerakan. Anggota tubuh yang lain yang tidak dilakukan elevasi dapat digerakan.

3) Tidak menimbulkan luka baru.

Bahan penyangga kaki terbuat lempengan baja tipis yang kuat dilapisi foam yang lembut dan dibungkus dengan kulit sintetis kedap air. Alat yang dibuat tidak mempunyai bagian yang tajam dan runcing sehingga tidak berpotensi untuk melukai bagian kulit pasien. Selama prosedur dilakukan, potensi terjadi gesekan antara alat/bahan dengan kaki yang dapat menimbulkan luka baru adalah sangat kecil, karena waktu elevasi selama 30 menit.

4) Tidak mengganggu penyembuhan luka.

Menurut Wulandari (2015) perawat sebaiknya melakukan elevasi pada ekstremitas bawah yang mengalami ulkus diabetik selama 10 menit setiap pasien melakukan aktivitas lebih dari 15 menit, dengan elevasi akan meningkatkan proses penyembuhan luka. Menurut Collins (2010) elevasi kaki dapat menurunkan edema, meningkatkan pengiriman mikrosirkulasi oksigen dan mempercepat penyembuhan ulkus pada kaki.

5) Alat didesain agar terhindar dari injury.

Alat dilengkapi dengan dua fiksasi badan penyangga alat. Kemudian untuk mencegah kaki bergeser ke kiri dan kanan, terdapat 3 restrain/pengikat sehingga kecil kemungkinan kaki terjatuh.

6) Alat mudah di bongkar pasang, dibawa dan dibersihkan.

ERLESS terbuat dari stainless steel yang dihubungkan dengan

screw pada setiap persambungannya. Sehingga mudah dibongkar pasang, dibawa. Stainless steel dan kulit merupakan bahan yang mudah dibersihkan.

7) Alat aman dari kemungkinan pressure ulcer.

Menurut (Simon, 2014) Elevasi yang diberikan pada kaki akan membuat distribusi tekanan pada bagian tubuh menjadi berpindah. Pada elevasi kaki, tekanan pada tumit akan berkurang bebannya. Menurut Takahashi et al., (2010) untuk mengurangi resiko tekanan pada bagian tubuh adalah dengan pressure redistribution,

menghindari kontak area penekanan maka akan mengurangi

interface pressure, diantaranya dengan mengangkat kaki pada posisi 30°. Menurut National Pressure Ulcer Adisory Panel, European Pressure Ulcer Advisory Panel dan Pan Pacific

Pressure Injury Aliances (2014) elevasi tumit dapat mencegah resiko pressure ulcer pada tumit karena tekanan akan terdistribusi. Ketika kaki dielevasikan, gaya tekan pada kaki akan berkurang,

38

tekanan berpindah pada bokong selama prosedur elevasi dilakukan, akan tetapi hal ini tidak berdampak pada resiko pressure ulcer pada bokong karena tekanan berlangsung hanya 30 menit. Menurut (Lyder & Ayello, 2005) jaringan akan terjadi iskemik jika mengalami tekanan yang menetap selama 2 jam sampai 6 jam atau lebih.

Pengukuran resiko pressure ulcer tetap dilakukan untuk menjamin keamanan terhadap resiko pressure ulcer. Tekanan yang terjadi selama elevasi diukur pada sacrum dengan Palm Q; Cape Co. Ltd., Yokosuka, Japan. Indikator alat ERLESS aman

digunakan jika tekanan interface kurang dari 50 mmHg (Supriadi et al., 2014).

Gambar 2.6 Palm-Q device

Sumber: Supriadi et al., (2014). Interface pressure , pressure gradient with pressure ulcer development in Intensive Care Units. Journal of Nursing

Education and Practice.www.sciedu.ca/jnep, 4(9), 146–154.

Dokumen terkait