• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi-fungsi Yang Terkait Dengan Sistem Penggajian Dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Siklus Sumber Daya Manusia (SDM)/ Penggajian Dan Pengupahan

7. Fungsi-fungsi Yang Terkait Dengan Sistem Penggajian Dan

terkait satu dengan yang lainnya. Fungsi-fungsi yang saling terkait dengan sistem penggajian dan pengupahan antara lain :

Tanggung jawabnya dalam pengangkatan karyawan, penetapan jabatan, penetapan, tariff gaji, dan upah, promosi dan penurunan pangkat, mutasi karyawan , penghentian karyawan dari pekerjaannya, dan penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan serta perhitungan gaji dan upah karyawan

b. Fungsi keuangan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan uaph setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.

c. Fungsi akuntansi

Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan ( misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun ). Fungsi akuntansi yang menangani sistem akuntansi penggajian dan pengupahan terdiri dari :

Bagian Utang. Bagian ini memegang fungsi pencatat utang yang dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan bertanggung jawab untuk memproses pembayaran gaji dan upah seperti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah. Bagian ini menerbitkan bukti kas keluar yang memberi otorisasi kepada fungsi pembayaran gaji dan upah untuk membayarkan gaji dan upah kepada karyawan seprti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah tersebut.

Bagian Kartu Biaya. Bagian ini memegang fungsi akuntansi biaya yang dalam sistem akuntansi panggajian dan pengupahan bertanggung jawab untuk

mancatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dan kartu jam kerja ( untuk tenaga kerja langsung pabrik )

Bagian Jurnal. Bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal yang bertanggung jawab untuk mencatat biaya gaji dan upah dalam jurnal umum.

d. Fungsi pencatat waktu

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian intern yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah

e. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah karyawan.

C. Pengendalian internal atas sistem informasi akuntansi pada sistem penggajian dan pengupahan

Romney dan Steinbart ( 2004 : 229 ) mendefinisikan pengendalian internal sebagai rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga

asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan .

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal dalam suatu perusahaan penting untuk mencapai tujuan perusahaan dari kegiatan yang merugikan perusahaan seperti kecurangan dan penyelewengan. Pengendalian internal meliputi pengendalian akuntansi ( accounting control ) yaitu bagian dari struktur pengendalian internal yang meliputi kebijakan dan prosedur terutama untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi serta mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, umumnya meliputi persetujuan, pemisahan tugas serta pengawasa fisik atas perusahaan. Pengendalian administrasi ( administrative control ) adalah pengendalian yang meliputi peningkatan efisien usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan.

Fungsi sistem informasi akuntansi ( SIA ) dalam siklus SDM / Penggajian menurut Romney dan Steinbart ( 2004:199 ) adalah menyediakan pengendalian yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan berikut ini.

 Semua transaksi penggajian diotorisasi dengan benar  Semua transaksi penggajian yang dicatat valid

 Semua transaksi penggajian yang valid dan diotorisasi dicatat  Semua transaksi penggajian dicatat secara akurat

 Peraturan pemerintah terkait yang berhubungan dengan pengiriman pajak dan pengisian laporan penggajian / SDM telah terpenuhi

 Aset ( kas ataupun data ) dijaga dari kehilangan ataupun pencurian  Aktivitas siklus SDM / penggajian dilakukan dengan benar

Dalam penerapan sistem pengendalian internal gaji dan upah perlu diperhatikan unsur-unsur pengendalian internal atas gaji dan upah. Mulyadi ( 2001 :

386-387 ) membagi unsur pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi pada penggajian dan pengupahan dari beberapa segi yaitu :

Organisasi

1. Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan.

2. Fungsi pencatatan waktu harus terpisah dari fungsi operasional. Sistem Otorisasi

3. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh Direktur Utama.

4. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan Direktur Keuangan.

5. Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan harus didasarkan atas surat potongn atas gaji dan upah yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.

6. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.

7. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan.

8. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia.

9. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi.

Prosedur Pencatatan

10. Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan.

11. Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi.

Praktik yang Sehat

12. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi tenaga kerja langsung.

13. Pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu.

14. Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran.

15. Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan.

16. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.

D. Tinjauan Penelitian terdahulu Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Kesimpulan

Linda S Malau

(2004) Sistem penggajian akuntansidan pengupahan sebagai alat bantu manajemen dalam mendukung pengendalian intern Gaji dan Upah pada kantor besar PT.Socfin Indonesia Medan

Sistem penggajian dan pengupahan yang cukup efektif sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen dalam mendukung pengendalian intern gaji dan upah.

Obed G Damanik

(2006) Sistem penggajian akuntansidan pengupahan sebagai alat pengawasan intern gaji dan upah pada PT.Tolan tiga Indonesia

Sistem akuntansi

penggajian dan

pengupahan cukup efektif sebagai alat pengawasan intern gaji dan upah

E. Kerangka Konseptual

PT.( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

Sistem Informasi Akuntansi Perbarui File Induk Penggajian / Pengupahan Validasi Data Waktu dan Kehadiran Perbarui Tarif dan Potongan Pajak Siapkan

Penggajian KeluarkanDana Penggajian

Hitung Kompensasi dan Pajak yang

Dikeluarkan Oleh Perusahan Pengeluaran Dana Pajak Penghasilan dan Potongan Lain-lain Siklus Sumber Daya Manusia /

Penggajian dan Pengupahan

Sistem Buku Besar dan Pembayaran

Laporan SIMPEG

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari 2010 sampai dengan selesai. Objek penelitian adalah PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan berlokasi di Jl. Pelabuhan Belawan.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer, merupakan data yang didapat dari sumber pertama yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis, seperti hasil wawancara.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi diperusahaan, misalnya sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, tugas dan fungsi bagian dalam struktur organisasi dan data yang berhubungan dengan peranan sistem informasi

akuntansi penggajian dan penggupahan yang digunakan PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan beberapa cara sebagai berikut:

1. Teknik Observasi, yaitu dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dalam hal ini Sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan yang digunakan PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan.

2. Teknik Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan beberapa pihak yang berkompeten dan berwewenang dalam memberikan data yang dibutuhkan, seperti pihak bagian akuntansi.

3. Teknik Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari teori-teori dan literatur literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

4. Teknik Dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan pengcopyan atas data-data sekunder untuk mendapatkan data-data yang mendukung penelitian ini.

E. Metode Penganalisaan Data

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi.

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan .

a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik negara (BUMN) yang mengelola jasa kepelabuhan di Indonesia. Saat ini ada empat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia yaitu:

1) PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan di Medan 2) PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta 3) PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya 4) PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV berkedudukan di Makassar

Maksud dan tujuan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan adalah turut serta dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi serta pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang usaha jasa kepelabuhan pada khususnya dengan menerapkan prinsip Perseroan Terbatas.

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dalam perjalanannya telah beberapa kali mengalami perubahan di dalam pergantian nama maupun pergantian bentuk perusahaan. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam daftar sebagai berikut:

Status masih dalam kepemilikan Belanda dan peminpinnya di sebut direktur Van De Haven.

2) Jawatan Pelabuhan (1945 1957)

Pada tahun 1945 setelah terbentuknya kabinet RIS, departemen Van Scheevart dibubarkan dan kemudian di bentuk departemen pelayaran dan jawatan kepelabuhanan dibawah kementerian pekerjaan umum, tenaga kerja dan perhubungan. Departemen ini ditunjuk untuk mengelola dan menangani urusan pelabuhan dan angkatan laut yang di pimpin oleh kepala jawatan pelabuhan.

3) Perusahaan Negara Pelabuhan (1957 1969)

Dalam periode ini nama jawatan pelabuhan diganti menjadi nama perusahaan negara pelabuhan yang mengelola pelabuhan secara konseptual dan banyak melayani masyarakat (Public Services), tidak menghitung keuntungan. Dalam periode ini Pelabuhan Indonesia di bagi menjadi 8 Wilayah dengan status perusahaan negara (PN) yang terdiri dari :

a) Perusahaan Negara Pelabuhan I Belawan b) Perusahaan Negara Pelabuhan II Dumai

c) Perusahaan Negara Pelabuhan III Tanjung Priok d) Perusahaan Negara Pelabuhan IV Tanjung Perak e) Perusahaan Negara Pelabuhan V Banjarmasin f) Perusahaan Negara Pelabuhan VI Makassar g) Perusahaan Negara Pelabuhan VII Manado h) Perusahaan Negara Pelabuhan VIII Ambon

Pengelolaan ini berdasarkan atas keputusan Presiden RI No.130 tahun 1957 Perusahaan Negara Pelabuhan I Belawan dan Perusahaan Negara Pelabuhan II Dumai merupakan suatu pelabuhan induk dan pelabuhan kecil di sekitar lingkungan masing-masing, mulai dari Sabang di daerah Aceh sampai pelabuhan Teluk Bayur di Sumatera Barat.

4) Badan Penguasaan Pelabuhan (1969 1983)

Pada tahun 1969 1983 perusahaan negara pelabuhan bentuknya di ubah menjadi Badan Perusahaan Pelabuhan (BPP). Sesuai dengan peraturan yang di keluarkan oleh pemerintah yaitu : Peraturan No. 1 tahun 1969 tentang pengelolaan pelabuhan yang di pimpin Administrator pelabuhan yang berfungsi pengusahaan dan pemerintah, selain itu juga ada tipe pengolahan pelabuhan yang sudah berkelompok pada peralatan pelabuhan (tool Port).

5) Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan Indonesia I (1983 1991)

Badan Perusahaan Pelabuhan (BPP) yang berperan ganda dalam pelaksanaanya banyak menimbulkan kendala yang merugikan pemakai jasa. Dengan adanya alasan ini maka pengelolaan pelabuhan ini di ubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan Indonesia I yang merupakan gabungan dari Perusahaan Negara Pelabuhan I Belawan dan Perusahaan Negara Pelabuhan II Dumai. Pada periode ini pengelolaan pelabuhan ini berdasarkan atas prinsip-prinsip pengusahaan dan fungsi pemerintah yang telah terpisah. Selain itu tipe dari perusahaan telah mendekati kepada pelayanan pelabuhan (Service port)

6) PT. (Persero) Pelabuhan Indonesai I (1999 Sekarang)

Dengan adanya pertimbangan peningkatan efisiensi dan efektivitas usaha maka status Perusahaan Umum berubah menjadi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia berdasarkan peraturan pemerintah No. 56 Tahun 1991 pada tanggal 19 Oktober1991 dan Surat Keputusan sejak dari periode itu maka perusahaan ini menjadi Badan Usaha Milik Negara yang berada di lingkungan departemen perhubungan yang membentuk Perseroan dengan tujuan untuk menyelenggarakan penyediaan jasa, kepelabuhan dan usaha lainya yang berada di pelabuhan umum. Kantor pusat dipimpin oleh Direksi selaku pengurus dan pimpinan Perseroan yang bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang di pimpin oleh Menteri Perhubungan, selaku kuasa Pemegang Saham dari Menteri Keuangan.

Kantor pusat dipimpin oleh Direksi selaku pengurus dan pimpinan Perseroan yang bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dipimpin oleh Menteri perhubungan, selaku kuasa Pemegang Saham dari Menteri Keuangan.

b. Visi, Misi dan Kegiatan Usaha Perusahaan

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan diberi wewenang untuk menyelenggarakan usaha jasa kepelabuhan pada 21 pelabuhan umum yang terdiri dari 15 cabang pelabuhan dan 6 pelabuhan perwakilan. Pelabuhan-pelabuhan tersebut berlokasi di kawasan Barat Indonesia yaitu: Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Riau. Cabang tersebut merupakan unit pelaksana pengusahaan pada PT (Persero) yang dipimpin oleh seorang kepala cabang yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Dalam melaksanakan operasinya PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan berpedoman pada beberapa ketetapan yaitu:

Keinginan (Aim) : Menjadi andalan utama dalam pengusahaan jasa kepelabuhan untuk menunjang perekonomian dan pembangunan nasional.

Misi (Mission) : Menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistic untuk memuaskan kebutuhan pelanggan serta mendorong pertumbuhan ekonomi, melalui pemberdayaan sumber daya manusia.

Visi (Vision) : Dikenal secara luas sebagai perusahaan penyedia jasa kepelabuhan berkelas dunia.

Tujuan (Goal) : Untuk turut serta melaksanakan dan menunjang kegiatan sarana dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang usaha jasa kepelabuhan pada khususnya dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan terbatas.

Strategi : Berdasarkan analisis posisi perusahaan dengan alat analisis SWOT, dapat diidentifikasi strategi yang dapat diterapkan pada level korporasi/perusahaan yaitu:

1) Strategi diversifikasi konsentrik (concentric diversification strategy)

2) Strategi kerjasama (cooperative strategy). Strategi level perusahaan dimaksudkan disini adalah strategi bisnis

unit (SBU) yang dilakukan perusahaan secara komprehensif baik dari aspek segmen usaha maupun aspek cabang.

Sedangkan operasi yang dijalankan perusahaan dalam rangka memenuhi ketetapan-ketetapan di atas mencakup penyediaan dan pengusahaan:

1) Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat-tempat berlabuhnya kapal

2) Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal

3) Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambah, bongkar muat barang termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4) Gudang-gudang dan tempat penimbunan barang-barang, angkutan bongkar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5) Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung / bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut. 6) Penyediaan listrik, bahan bakar minyak, air minum dan instalasi limbah

pembuangan

7) Jasa terminal kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan 8) Jasa transportasi laut

9) Depo peti kemas

Keseluruhan operasi yang dijalankan perusahaan ini ditujukan pada: 1) Peningkatan efisiensi usaha

2) Peningkatan profesionalisme usaha 3) Perluasan pangsa pasar

4) Peningkatan kepuasan pelanggan

5) Mewujudkan organisasi yang dapt mendukung pengembangan usaha 6) Pembinaan sumber daya manusia yang profesional dan penuh dedikasi

2. Struktur Organisasi Perusahaan dan Pembagian Tugas a. Struktur organisasi

Dengan adanya struktur organisasi, maka tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap unit kerja yang ada dalam perusahaan dapat diperjelas dan dipertegas. Struktur organisasi juga mencerminkan posisi dan hubungan setiap unit kerja perusahaan.

Tugas adalah sesuatu yang dimiliki oleh anggota dari suatu organisasi karena telah diberi tanggung jawab dari atasannya. Tugas ini bersifat pribadi bagi setiap anggota di dalam suatu organisasi.

Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu yang sesuai agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke bawahan. Dalam organisasi tanggung jawab adalah kewajiban untuk melaksanakan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang manajer untuk mendelegasikan tugas atau fungsi tertentu.

Struktur organisasi yang baik merupakan pengawasan terhadap organisasi dan merupakan salah satu syarat dapat tidaknya sistem akuntansi pertanggungjawaban diterapkan dalam suatu perusahaan.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan adalah bentuk lini, dimana kekuasaan dan tanggung jawab mengalir dalam satu tugas lurus, masing-masing bagian bertanggung jawab kepada bagian yang lebih tinggi.

b. Pembagian Tugas 1) Direksi

Merupakan suatu dewan sebagai satu kesatuan terdiri dari Dewan Direktur Utama, Direktur pemasaran dan Pengembangan usaha, Direktur Operasi, Direktur Keuangan, Direktur Personalia dan admiistrasi Umum.

2) Direktur Utama

Merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang membawahi 4 Direksi, yaitu Direksi Pemasaran dan Pengembangan Usaha, Direksi Operasi, Direksi Keuangan, Direksi Personalia dan Administrasi Umum. 3) Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha

Mempunyai tugas membina usaha dan menyelenggarakan pemasaran, pelayanan jasa kepelabuhan serta aneka usaha sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah di tetapkan Perseroan.

4) Direktur Operasional

Mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan kegiatan operasi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan Perseroan.

5) Direktur Keuangan

Mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan kegiatan operasi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan Perseroan.

6) Direktur Personalia dan Administrasi Umum

Mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan pembinaan sumber daya manusia dan administrasi dan umum sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan Perseroan.

Masing-masing direktur memimpin sebuah direktorat dimana direktor tersebut di bagi menjadi bidang-bidang yang di pimpin oleh seorang Senior Manajer Bidang (SMB), selanjutnya bidang ini di bagi lagi menjadi sub bagian-bagian yag di pimpin oleh seorang Manajer Sub Bagian (MSB).

Unit kerja yang secara struktur organisai terpisah dari direktorat yaitu bagian Satuan Pengawas Intern (SPI) yang mempunyai tugas membantu direktur utama dalam mengadakan penilaian atas sistem pengendalian pengelolaan Perseroan dan pelaksanaannya pada bidag-bidang unit kerja Perseroan serta memberikan saran-saran perbaikan dalam rangka pencapaian tujuan Perseroan yang efisien, efektif dan ekonomis, bagian logistik, bagian hukum, bagian hubungan masyarakat dan hubungan internasional dan bagian kesekretariatan direksi dan hubungan antar lembaga.

Cabang-cabang pelabuhan dan unit usaha masing-masing di pimpin oleh seorang General Manager. Unit usaha mempunyai tugas membina dan menyelengarakan unit unit usaha lain di samping jasa kepelabuhanan dimana unit usaha bertanggung jawab kepada direktur utama. Cabang mempunyai tugas melaksanakan

perusahaan jasa kepelabuhan dan aneka jasa lainnya secara efisien dalam rangka menunjuang kelancaran arus penumpang, arus kapal barang, hewan dan tanaman, di samping untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan kebijaksanaan yang di tetapkan oleh direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di atas maka cabang mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Pelaksanaan urusan pegawai dan kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja.

2) Pelaksanaan pengusahaan jasa pelayaran penumpang kapal, barang dan hewan , tanaman serta usaha lainnya.

3) Pelaksanaan kegiatan pelayaran jasa fasilitas pokok, jasa kapal, jasa penumpang, jasa alat-alat dan jasa lainnya.

4) Pelaksanaan kegiatan jasa terminal.

5) Pelaksanaan penyediaan dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan dan peralatan pelabuhan serta pelaksanaan program pembangunan sesuai dengan rencana induk pengembangan pelabuhan.

6) Pengelolaan keuangan cabang.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan adalah bentuk lini, dimana kekuasaan dan tanggung jawab mengalir dalam satu tugas lurus, masing-masing bagian bertanggung jawab kepada bagian yang lebih tinggi.

Pelabuhan cabang dan yang berada di bawah PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dapat di lihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Cabang PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

No. PELABUHAN STATUS LOKASI

1. Malahayati Pelabuhan Cabang NAD

2. Sabang Pelabuhan Perwakilan NAD

3. Meulaboh Pelabuhan Perwakilan NAD

4. Lhokseumawe Pelabuhan Cabang NAD

5. Kuala Langsa Pelabuhan Cabang NAD

6. Belawan Pelabuhan Cabang Sumut

7. Pangkalan Susu Pelabuhan Perwakilan Sumut

8. Kuala Tanjung Pelabuhan Perwakilan Sumut

9. Tanjung Balai Asahan Pelabuhan Cabang Sumut

10. Sibolga Pelabuhan Cabang Sumut

11. Gunung Sitoli Pelabuhan Cabang Sumut

12. Pekan Baru Pelabuhan Cabang Riau

13. Dumai Pelabuhan Cabang Riau

14. Bagan Siapi api Pelabuhan Perwakilan Riau

15. Tanjung pinang Pelabuhan Cabang Riau

16. Bengkalis Pelabuhan Cabang Riau

17. Selat Panjang Pelabuhan Cabang Riau

18. Tembilahan Pelabuhan Cabang Riau

19. Rengat Pelabuhan Cabang Riau

20. Tanjung balai karimun Pelabuhan Perwakilan Riau

21. Kuala Elok Pelabuhan Cabang Riau

Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

3. Peraturan Kepegawaian Dari Sistem Penggajian dan Pengupahan PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

Sesuai dengan peraturan perusahaan yang telah disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia dengan surat keputusan Menteri Tenaga Kerja

No.KEP.454/M/BW/PK/2002 tentang pengesahan peraturan perusahaan tanggal 8

Dokumen terkait