• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. KAJIAN PUSTAKA

E.5. Fungsi dan efek film

Bicara tentang film sebagai media komunikasi massa yang dilengkapi dengan audio visual yang mampu menjangkau segala segmen di masyarakat, itu merupakan gambaran realitas yang ada di masyarakat. Walaupun terlihat tidak sama sepenuhnya, tapi gambaran yang nampak pada layar kaca dan telah menjadi sebuah alur cerita yang berirama tak pernah lepas dari makna dan asal-usul cerita yang sejak awal diangkat sebagai ide cerita oleh sutradara. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2001), terdiri dari :

- surveillance (pengawasan )

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); b. Instrumental surveillance (pengawasan instrumental).

Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Sebuah stasiun televise mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan atau menayangkannya dalam jangka panjang. Sebuah surat kabar memuat secara berseri, bahaya

14 polusi udara, dan pengangguran. Kendati banyak informmasi yang menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman itu.

Fungsi pengawasan Instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, prroduk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dan sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. Majalah people and reader’s Digest menampilkan sebuah fuingsi pengawasan instrumental.

- Interpretation (penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih atau memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.

Penafsiran tidak terbatas pada tajuk rencana. Rubrik atau yang disajikanpun memberikan analisis kasus dibelakang peristiwa yang menjadi berita utama, misalnya tentang kebijakan pemerintah, pemilihan umum dan lainnya. Selain surat kabar, siaran radio dan

15 televisi pun memiliki fungsi penafsiran, seeperti tayangan acara “Derap Hukum” di SCTV, dan tayangan penafsiran sejenis lainnya. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca/ pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersonal/ komunikasi kelompok.

- Linkage (pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membantuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Contoh kasus di Indonesia : kasus Presiden SBY yang sebelumnya menjadi Menkopolkam dalam jajaran kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarno Putri. Ketika beliau jarang diajak rapat kabinet dan kemudian mengundurkan diri, maka tayangan beritanya ditelevisi, siaran radio, dan surat kabar telah menaikkan pamor Partai Demokrat yang mencalonkan SBY sebagai calon Presiden. Dalam Pemilu 2004 lalu perolehan suara Partai Demokrat mencuat dan mengalahkan partai besar sebelumnya, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB). Masyarakat yang tersebat telah dipertalikan oleh media massa untuk memilih Partai Demokrat. Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis dipertalikan/ dihubungkan oleh media.

16 - Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai)

Fungsi ini juga disebut sosialitation (sosialisasi), sosialisasi mengacu pada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dengan harapan untuk menirunya. Sebuah penelitian menunjukan bahwa banyak remaja belajar tentang perilaku berpacaran dari menonton film dan acara televisi yang mengisahkan tentang pacaran, termasuk pacaran yang agak bebas/ agak liberal.

Di antara media massa, televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan waktunya menonton televisi dibanding kegiatan lainnya, kecuali tidur.

- Entertainment (hiburan)

Beberapa stasiun televisi merupakan media massa yang mengutamakan sajian hiburan, begitu pun siaran radio. Demikian pula halnya dengan majalah. Berdasarkan hasil penelitian, siaran langsung olah raga yang ditayangkan televisi diminati paling banyak masyarakat. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapan seorang ahli

17 sosiologi John Tulamin dan Charles Page (dalam rahmat, 1996) yang menyatakan bahwa meningkatnya olah raga secara luar biasa sebagai hiburan massa setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagian besar merupakan hasil dari televisi. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketengangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

Selain fungsi komunikasi massa yang sudah dibahas, adapula fungsi dari film itu sendiri yang tidak jauh beda dengan fungsi komunikasi massa,yaitu:

E.5.1. Fungsi Informasi

Yaitu dimana dalam fungsi ini film mampu menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia yang dapat menunjukkan hubungan kekuasaan yang memudahkan dalam inovasi, adaptasi beserta kemajuan.

E.5.2. Fungsi Hiburan

Dalam fungsi ini, selain dapat menghibur masyarakat, film juga dapat meredakan ketegangan sosial.

E.5.3. Fungsi Korelasi

Fungsi ini yang dapat menjelaskan, menafsirkan serta mengomentari makna peristiwa dan informasi. Dan dapat menentukan urusan proritas dan memberikan status relative.

18

E.5.4.Fungsi Mobilisasi.

Yaitu film juga dapat mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam politik, pembangunan ekonomi, dan juga dalam bidang agama.

Setelah membahas fungsi dari film itu sendiri, maka perlu juga membahas tentang efek dari film. Efek atau umpan balik merupakan hasil dari penerimaan pesan atau informasi oleh komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respon, jawaban atau tanggapan yang biasa disebut dengan umpan balik. Efek media film yaitu merupakan perubahan pada perilaku manusia yang meliputi:

a. Efek Kognitif

Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,ketrampilan dan informasi yang terjadi bila ada perubahan pada apa yang ia ketahui, dipahami ataupun hanya sebagai persepsi khalayak.

b. Efek Afektif

Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai. Terjadi apabila ada perubahan yang dirasakan, disenangi maupun dibenci oleh khalayak.

c. Efek Behavional.

Merujuk pada perilaku nyata yang dapat dipahami, yang meliputi pola tindakan,kegiatan atau kebiasaan berperilaku.

19

Dokumen terkait