• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNSUR TRADISI JAWA DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Pada Film Keramat Karya Monty Tiwa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UNSUR TRADISI JAWA DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Pada Film Keramat Karya Monty Tiwa)"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

UNSUR TRADISI JAWA DALAM FILM HOROR INDONESIA

(Analisis Isi Pada Film Keramat Karya Monty Tiwa)

S K R I P S I

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk mendapatkan Gelar Sarjana (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Disusun Oleh: Intan Darmayanti N.

06220232

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Intan Darmayanti N Tempat dan Tanggal Lahir : Pasuruan, 17 Januari 1988 Nomor Induk Mahasiswa : 06220232

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

Unsur Tradisi Jawa Terhadap Film Horor Indonesia

( Analisis Isi Pada Film Keramat Karya Monty Tiwa )

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 09 Maret 2011 Yang Menyatakan,

(5)
(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bismillahirrahmanirrahim.

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT serta sholawat dan salam saya haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas terselesaikannya tugas akhir ini. Dengan perjuangan keras (akademis maupun non akademis) akhirnya saya dapat menuntaskan studi di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Dengan terselesaikannya Skripsi saya yang berjudul “ UNSUR TRADISI JAWA DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Isi Pada Film Keramat Karya Monty Tiwa)”, maka selesai sudah masa studi Strata 1 saya. Meskipun masih terdapat kelemahan pada penelitian yang saya lakukan, Insyaallah skripsi ini menjadikan acuan saya guna mengembangkan terus keilmuan saya di bidang komunikasi.

(9)

Dengan demikian, berkaitan dengan uraian di atas maka disini penulis tertarik ingin lebih mengangkat unsur kebudayaan utamanya kebudayaan jawa yang terdapat dalam film keramat tersebut.Peneliti mengacu pada penelitian terdahulu dengan pokok bahasan yang hampir sama namun, berbeda obyek yang diteliti, jika di penelitian terdahulu ( yang di teliti oleh Gea Sylvetris Sundawa, mahasiswi jurusan ilmu komunikasi,2010 ) peneliti menggunakan satuan ukur detik , dialog dan episode, sedangkan peneliti hanya menggunakan satuan ukur detik saja. Selain itu penelitian terdahulu tidak menggunakan teori karena tidak ada teori yang mengacu pada penelitian terdahulu, sedangkan peneliti menggunakan teori karena terkait pada kebudayaan, sedangkan dalam budaya itu sendiri banyak teori yang di kemukakan oleh para ahli.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan, namun demikian, tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan karena keberadaan penulis sebagai manusia biasa dengan kemampuab terbatas. Untuk itu penulis harapkan supaya pembaca memaklumi atas kesalahan yang mungkin terjadi dan bersedia memberikan saran, kritikan yang membangun.

Kemudian bersamaan dengan ucapan syukur atas terselesaikannya skripsi ini, penulis tak lupa ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang turut membantu baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa diantaranya:

1. Drs. Muhajir Effendi, M. AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Frida Kusumastuti. M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan arahanya dengan penuh kesabaran,selalu memberikan saran dan kritik.

3. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahannya dengan penuh teliti dan sabar.

(10)

5. Drs. Farid Rusman, M.Si. selaku Penguji II yang telah memberikan masukan dan evaluasinya.

6. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi UMM atas segala transfer ilmu dan pengalamannya serta arahannya selama ini.

7. Gea Sylvetris Sundawa,S.Ikom sebagai pengkoding/koder I dalam penelitian ini.

8. Nurul Hidayati, S.Ikom sebagai pengkoding/koder II dalam penelitian ini. 9. Dan untuk semua pihak yang telah memberikan inspirasi namun belum

tergoreskan namanya dalam tulisan ini. Percayalah nama dan jasa kalian terukir di hatiku.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, keterbatasan, kemampuan, dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang dapat mengarahkan pada perbaikan di masa yang akan datang.

Alhamdulillahirrobil’alamin Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 27 Januari 2011 Penulis,

(11)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirrobil alamin Asholatuwassalam’ala Asrafir Anbiyai Walmursalin Muhammad wa’ala Aalihi Washabihi Ajma’in. Aman ba’du.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah banyak memberikan Berkat, Rahmat. Ridho, dan Hidayahnya, serta diberikannya kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang baik yang telah ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Selama berbulan-bulan lamanya Alhamdulillah akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semangat dan do’a yang selalu diberikan oleh orang-orang yang saya sayangi. Skripsi ini saya persembahkan dengan hati ikhlas dan tulus kepada orang-orang yang sangat spesial dalam hidup saya:

1. Kepada kedua orang tua saya, ayahku Isman S.H dan mamaku Dra. Sri Sudarjanti yang tak henti-henti selalu memberikan doa, dukungan serta masukan-masukannya dalam mengerjakan skripsi ini. Terimakasih yang tak terhingga buat beliau…intan sayang ayah dan mama god always bless ayah and mama.

2. Untuk bulek sekaligus mama (Sri Ambarukmini) yang selau memberikan dukungan dan doa, intan hanya bisa bilang terima kasih banyak dan ALLAH selalu menyertai.

3. Untuk kakak saya yang tersayang (Darmanto Nugroho) sekalipun kita selalu berbeda pendapat tapi selalu satu di hati saya.

4. Untuk Sahabat-sahabat saya putri (ciput), Rista (mami), Febri (pepi), maimunah (mey) terimakasih buat susah dan senangnya you’re the best for I ever had. Gea,nurul kalian cinta dalam hatiku, kost kuning (nila, etty, fany, asty, retha) penyemangatku, Dwi (manis) guru spiritual saya, adek (lia), nina jauh tetapi selalu dekat, intan sayang kalian semua.

(12)

6. Untuk dave terima kasih telah menemani selama saya mengerjakan skripsi, maaf saya tidak dapat membalasnya meskipun jauh.

7. Untuk ponakan saya (klemira) makasih buat senyumnya itu yang buat saya semangat.

8. Para sarjana-sarjana S.Ikom baru, yang membuat saya termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Dan untuk semua pihak-pihak yang terkait yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, saya mengucapkan beribu-ribu banyak terima kasih atas support kalian semua. Thank’s a lot for all.

Malang, 09 Maret 2011 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PERNYATAAN KODER I... vi

LEMBAR PERNYATAAN KODER II ... vii

ABSTRAKSI ... viii

(14)

4.1 Komunikasi Dalam Komunikasi Massa Bersifat

Heterogen ... 12

4.2 Pesannya Bersifat Umum ... 12

4.3 Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Tekhnis 12 E.5. Fungsi dan Efek Film ... 13

5.1 Fungsi Informasi ... 17

5.2 Fungsi Hiburan ... 17

5.3 Fungsi Korelasi ... 17

5.4 Fungsi Mobilisasi ... 18

E.6. Jenis-jenis Film Dokumenter ... 19

6.1 Film Faktual... 19

G.5. Struktur Kategorisasi ... 25

G.6. Teknik Pengumpulan Data ... 30

G.7. Teknik Analisa Data ... 31

(15)

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN ... 34

A. Profil Film Keramat ... 34

B. Sinopsis Film Keramat ... 38

C. Karakter Pemaian Film Keramat ... 39

D. Kru Film Keramat ... 42

E. Catatan Produksi ... 44

F. Nama Produksi ... 44

G. Profil ... 45

BAB III KEMUNCULAN UNSUR TRADISI JAWA DALAM FILM “KERAMAT”... 49

A. Uji Validitas Dan Reliabilitas Kemunculan Unsur Tradisi Tradisi Jawa Dalam Film Keramat ... 50

B. Kemunculan Unsur Tradisi Jawa Per Kategori ... 57

1. Kemunculan Indikasi Verbal ... 57

2. Kemunculan Indikasi Non Verbal ... 71

C. Temuan Data Berdasarkan Kategori ... 80

1. Kategori Verbal ... 80

2. Kategori Non Verbal ... 95

BAB IV PENUTUP ... 106

A. Kesimpulan ... 106

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Indikasi Verbal Peneliti ... 51

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Indikasi Verbal Koder 1... 51

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Indikasi Verbal Koder 2 ... 51

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Indikasi Non Verbal Peneliti... 54

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Indikasi Non Verbal Peneliti Koder 1 ... 54

Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Indikasi Non Verbal Peneliti Koder 2 ... 55

Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Indikasi Verbal ... 58

Tabel 3.8 Kemunculan Unsur Tradisi Jawa Per kategori Indikasi Verbal ... 59

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Indikasi Non Verbal ... 71

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

(19)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa; Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dominick, Joseph R. Dan Wimmer, Roger d. 1997. Mass Media Research: An Introduction. Wadsworth Publishing Company. USA

Hamidi,2010.Metode Penelitian dan Teori Komunikasi.Malang:UMM press. Kriyantono, Rachmat, 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi Cetakan

Keempat.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Liliweri, Alo. 2003. Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Laswell, H. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya.

McQuail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Airlangga.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Cespur

Prakosa, Gatot. 1997. Film Pinggiran, Antologi Film Pendek, Film Eksperimental, dan Film Dokumenter.Jakarta:FFTV-IKJ dan YLP.

Soelaeman, Munandar. 1988. Ilmu Budaya Dasar, Suatu Pengantar. Bandung: Rosda Offset.

Non Buku :

http://pengenkondang.wordpress.com/2008/03/09/the-7th-art-film/(diakses pada 24 November 2010/ Jam 15.40)

http://www.facebook.com/note.php?note_id=82343401275 Oleh Victor C. Mambor (diakses pada 22 November/ jam 20.20)

(20)

http://sosbud.kompasiana .com/2010/03/11/makba sesajen/upacara adat/sesajen (diakses pada 26 november/ jam 03.00)

http://id.wikipedia.org/wiki/seni_tradisioanl_jawa (diakses pada 26 november/ jam 03.00)

http://deniborin.multiply.com/reviews/item/4 ) ( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 )

http://id.shvoong.com/social-sciences/1943578-etnografi-komunikasi-suatu-pengantar-dan/ )

( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 ) http://deniborin.multiply.com/reviews/item/4 ( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 ) http://id.wikipedia.org/wiki/Propaganda ). ( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 ) http://www.artikata.com/translate.php ) ( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 )

http://imansuryanto.wordpress.com/category/film-dokumenter/ ( diakses pada 12 desember/ jam 00.00 )

http://www.pikiran-rakyat.com/prprin...etail&id=92663 ( diakses pada tanggal 15 desember/ jam 23.00 )

http://www.klikstarvision.com/id/index.php?option=com_content&view=article& id=294%3Akeramat&catid=52%3Arel-movies&Itemid=1

( diakses pada tanggal 15 desember/ jam 23.00 )

(http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/direktori/perusahaan/id/5219 ) ( diakses pada tanggal 15 desember/ jam 23.00 )

( http : // selebriti.kapanlagi.com/Indonesia/m/monty_tiwa/ ) ( diakses pada tanggal 15 desember/ jam 23.00 )

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(22)

2 Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan untuk 'berpindah gambar'). Film secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Terdapat dua jenis film yang bisa dikatakan mayoritas menguasai atmosfir perfilman global dan besar pengaruhnya terhadap perubahan perilaku masyarakat sosial, yaitu film dokumenter danfilmnoir.

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh "The Moviegoer", nama samaran John Grierson, di New York Sun pada 8 Februari 1926. Di Perancis istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan. Film dokumenter bisa menyebabkan perubahan budaya masyarakat yang mengkonsumsinya karena jenis film tersebut menggambarkan suatu kehidupan budaya dimana akan menyebabkan bentrokkan budaya antara budaya yang digambarkan pada film tersebut dengan budaya asli si penonton dan secara otomatis dapat merubah pola pikir dan tingkah laku konsumen dalam konteks budaya.

Karakteristik film sebagai media massa mampu membentuk semacam

(23)

makna-3 makna yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perkembangan media massa elektronik, film tidak hanya ditayangkan di bioskop, namun juga diproduksi dan ditayangkan di televisi. Perkembangan pertelevisian khususnya televisi swasta telah membawa konsekuensi logis pada semua aspek kehidupan tidak terkecuali pada dunia usaha. Tentu saja perkembangan seperti itu tidak dapat dilepaskan dari dukungan dana yang besar.

(24)

4 film dokumenter yang menggambarkan perjalanan ratu Olanda dan Raja Hertog Hendrik di kota Den Haag l.

Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat- istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor, 1897). Menurut Koentjaraningrat (1980), kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Sedangkan kata ‘budaya’ merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi sehingga dibedakan antara budaya yang berarti daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa, dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta, karsa, dan rasa.

(25)

5 dikenal norma-norma yang ideal dan norma-norma yang kurang ideal atau norma rata-rata.

Norma ideal sangat penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia, dan ide tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagian besar perilaku sosial termasuk perilaku komunikasio manusia. Unsur penting kebudayaan berikutnya adalah kepercayaan/ keyakinan yang merupakan konsep manusia tentang segala sesuatu di sekelilingnya.

Kebudayaan dalam pandangan sosiologi adalah sebagai ilmu yang mempelajari interaksi sosial antar manusia dalam masyarakat. menurut Francis Merill mengatakan bahwa kebudayaan adalah pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial dan semua perilaku, semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis. Film horor merupakan salah satu produk televisi yang sangat diminati oleh masyarakat, khususnya remaja dengan usia 17 tahun ke atas. Di Indonesia film horor yang bergender adventure horor lebih banyak berasal dari luar negeri, seperti jepang, korea. Meski indonesai belum begitu berkembang dalam memproduksi film adventure horor, namun kita sebagai masyarakat Indonesia juga bisa bangga karena Indonesia pernah memproduksi film adventure horor yaitu film keramat.

(26)

6 seharusnya disesuaikan dengan umur 17+, bercerita dalam porsi yang semestinya.

Film keramat adalah film yang 100% pembuatannya diproduksi di Jogjakarta dan salah satu film horor Indonesia yang bergender adventure. Dari segi ceritanya film tersebut mengangkat mengenai kebudayaan-kebudayaan atau tradisi-tradisi jawa yang mulai memudar dan sudah jarang diproduksi lagi oleh para pembuat film.

(27)

7 Dengan demikian, berkaitan dengan uraian di atas maka disini penulis tertarik ingin lebih mengangkat unsur kebudayaan utamanya kebudayaan jawa yang terdapat dalam film keramat tersebut.Peneliti mengacu pada penelitian terdahulu dengan pokok bahasan yang hampir sama namun, berbeda obyek yang diteliti, jika di penelitian terdahulu (yang di teliti oleh Gea Sylvetris Sundawa, mahasiswi jurusan ilmu komunikasi, 2010) peneliti menggunakan satuan ukur detik , dialog dan episode, sedangkan peneliti hanya menggunakan satuan ukur detik saja. Selain itu penelitian terdahulu tidak menggunakan teori karena tidak ada teori yang mengacu pada penelitian terdahulu, sedangkan peneliti menggunakan teori karena terkait pada kebudayaan, sedangkan dalam budaya itu sendiri banyak teori yang di kemukakan oleh para ahli. Dan penulis ingin lebih mendalami isi dalam film tersebut dan ingin meneliti lebih lanjut dengan judul unsur tradisi jawa dalam film horor Indonesia analisis isi pada film keramat.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada penelitian ini rumusan permasalahannya adalah apa saja unsur tradisi jawa khususnya kebudayaan jawa dalam film Keramat ?

C. TUJUAN PENELITIAN

(28)

8

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan tambahan keilmuan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian sejenis, khususnya pada konsentrasi audio visual tentang penggunaan media massa film sebagai penyampaian pesan karena film selalu bertautan dengan nilai budaya dalam masyarakat.

2. Manfaat praktis

Dapat memberikan masukan bagi perfilman agar lebih kreatif dalam menciptakan karya sehingga film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan melainkan juga dapat sebagai pendidikan.

E. KAJIAN PUSTAKA

E.1. Film Sebagai Realita Sosial

(29)

9 Film atau dengan kata lain informasi audio visual merupakan informasi yang paling cepat direspon oleh banyak masyarakat dan kebanyakan masyarakat meniru akan apa yang disajikan oleh film yang ditontonnya terutama ditiru budayanya. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan besar pada tingkah laku berbudaya dalam kehidupannya sehari-hari. Misalkan dari cara berpakaian, perilaku sosial serta gaya bicara. Dan bisa juga dikatakan bahwa film sebagai realita sosial, karena umunya cerita yang di pada angkat di dalam film menceritakan realita social yang ada. (http://pengenkondang.wordpress.com/2008/03/09/the-7th-art-film/(diakses pada 24 November 2010/ Jam 15.40).

E.2. Tradisi Budaya Jawa

Tradisi budaya jawa sering kita sebut juga dengan kebiasaan atau perilaku turun-temurun yang terjadi dalam kehidupan masyarakat jawa. dalam kehidupan sehari-hari istilah kebudayaan diartikan dengan hal-hal yang menyangkut kesenian dan adat istiadat. Bahkan tidak jarang media massapun ikut mempopulerkan istilah kebudayaan terbatas pada hal-hal yang bersangkutan dengan unsur seni. Kebudayaan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu kebudayaan material dan kebudayaan immaterial. Kebudayaan material/jasmaniah adalah kebudayaan yang dapat diraba, dilihat secara konkrit/nyata atau yang bersifat kebendaan. Contohnya meja, buku, gedung, pakaian dan sebagainya.

Sedangkan kebudayaan immaterial/rohaniah/spiritual adalah

(30)

10 dan dinikmati contohnya religi, kesenian, ideologi, filsafat dan sebagainya.( http://id.wikipedia.org/wiki/seni_tradisioanl_jawa (diakses pada 26 november/ jam 03.00)

E.3. Realitas Media Massa

Penyajian informasi yang lengkap kian di mudahkan dengan berkembangnya tekhnologi dalam bisnis media masa. Masyarakat dari sebagai objek dari bisnis media masa merasa dimanjakan dengan hadirnya beragam informasi. Dalam hal ini media masa memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan realitas sosial, di karenkan media masa merupakan pengkaji realitas dalam kehidupan masyarakat. media menjadi wahana informasi untuk memuat aspirasi masyarakat atas berbagai kebijakan publik. Media juga mempunyai untuk berperan sebai instusi yang dapat membentuk opini publik.

(31)

11 media saat ini sangatlah berbeda dengan sebenarnya.saat ini banyak media lebih mementingkan berita yang berbau provit karena media tersebut membutuhkan dana untuk tetap bertahan. Media-media nasional di negeri ini memiliki salah satu pemegangsaham terbasar yang berhak untuk memunculkan berita atau acara apa saja yang layak untuk di tampilkan, tetapi biasanya mereka memiliki kepentingan politik tersendiri dalam pengambilan keputusan. Hal itu terjadi dan di ketahui oleh banyak penikmat media layaknya rahasia umum tanpa bisa berbuat apapaun.

Media masa sesunguhnya berada di tengah realita sosial yang ada dengan berbagai kepentingan, konflik dan fakta yang beragam dan kompleks. Oleh karena itu, media masa mempunyai berbagai cara dalam menyampaikan pesannya, yaitu dengan berbagai macam jenis (cetak/bacaan,elektronik/tontonan,online/akses) sesuai dengan instrument yang digunakan. Proses penyampain pesan dalam berbagai media merupakan bentuk aplikasi dari tujuan dan fungsi media, di mana terdapat berbagai fungsi dan tujuan dari media yang berbeda. Dari perbedaan jenis media masa yang di gunakan, terdapat satu kesamaan yaitu tersebarkannya pesan secara luas, cepat dan berkelanjutan. Oleh Karena itulah, pesan yang di sampaikan oleh media masa dapat terbentuk menjadi suatu opini public dalam masyarakat.(Prakosa, Gatot. 1997. Film Pinggiran, Antologi Film Pendek, Film Eksperimental, dan Film

(32)

12

E.4. Film sebagai media komunikasi massa

Komunikasi massa merupakan komunikasi yang melibatkan massa yang banyak serta melalui media massa. Hal ini seperti dikatakan oleh Joseph A. Devito (Nurudin,2003:11).

Menurut Werner, komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan ilmu. Pesan yang disampaikan melalui media massa bersifat umum (public),karena ditujukan kepada perorangan atau kepada sekelompok orang tertentu. komunikasi massa mempunyai karakteristik khusus yang membedakan dengan proses komunikasi lain (Nurudin,2003:16), yaitu :

E.4.1. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen.

Masyarakat yang majemuk adalah target atau sasaran yang dituju oleh komunikator. Mereka adalah komunikan yang terlibat dalam proses komunikasi yang biasa disebut khalayak. Komunikasi ini memiliki beragam pekerjaan,usia,jenis kelamin dan status sosial.

E.4.2. Pesanya bersifat umum.

Pesan yang disampaikan tidak ditujukan pada seseorang atau sekelompok orang tertentu saja. Melainkan lebih universal agar dapat diterima seluruh lapisan masyarakat.

E.4.3. Komunikasi massa mengandalkan peralatan tekhnis.

(33)

13 besar dalam proses penyampaian pesan. Peralatan tekhnis disini adalah peralatan yang digunakan sebagai media pendukung tersampaikanya informasi.

E.5. Fungsi dan efek film

Bicara tentang film sebagai media komunikasi massa yang dilengkapi dengan audio visual yang mampu menjangkau segala segmen di masyarakat, itu merupakan gambaran realitas yang ada di masyarakat. Walaupun terlihat tidak sama sepenuhnya, tapi gambaran yang nampak pada layar kaca dan telah menjadi sebuah alur cerita yang berirama tak pernah lepas dari makna dan asal-usul cerita yang sejak awal diangkat sebagai ide cerita oleh sutradara. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2001), terdiri dari :

- surveillance (pengawasan )

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); b. Instrumental surveillance (pengawasan instrumental).

(34)

14 polusi udara, dan pengangguran. Kendati banyak informmasi yang menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman itu.

Fungsi pengawasan Instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, prroduk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dan sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. Majalah people and reader’s Digest menampilkan sebuah fuingsi pengawasan instrumental.

- Interpretation (penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih atau memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.

(35)

15 televisi pun memiliki fungsi penafsiran, seeperti tayangan acara “Derap Hukum” di SCTV, dan tayangan penafsiran sejenis lainnya. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca/ pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersonal/ komunikasi kelompok.

- Linkage (pertalian)

(36)

16 - Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai)

Fungsi ini juga disebut sosialitation (sosialisasi), sosialisasi mengacu pada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dengan harapan untuk menirunya. Sebuah penelitian menunjukan bahwa banyak remaja belajar tentang perilaku berpacaran dari menonton film dan acara televisi yang mengisahkan tentang pacaran, termasuk pacaran yang agak bebas/ agak liberal.

Di antara media massa, televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan waktunya menonton televisi dibanding kegiatan lainnya, kecuali tidur.

- Entertainment (hiburan)

(37)

17 sosiologi John Tulamin dan Charles Page (dalam rahmat, 1996) yang menyatakan bahwa meningkatnya olah raga secara luar biasa sebagai hiburan massa setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagian besar merupakan hasil dari televisi. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketengangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

Selain fungsi komunikasi massa yang sudah dibahas, adapula fungsi dari film itu sendiri yang tidak jauh beda dengan fungsi komunikasi massa,yaitu:

E.5.1. Fungsi Informasi

Yaitu dimana dalam fungsi ini film mampu menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia yang dapat menunjukkan hubungan kekuasaan yang memudahkan dalam inovasi, adaptasi beserta kemajuan.

E.5.2. Fungsi Hiburan

Dalam fungsi ini, selain dapat menghibur masyarakat, film juga dapat meredakan ketegangan sosial.

E.5.3. Fungsi Korelasi

(38)

18

E.5.4.Fungsi Mobilisasi.

Yaitu film juga dapat mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam politik, pembangunan ekonomi, dan juga dalam bidang agama.

Setelah membahas fungsi dari film itu sendiri, maka perlu juga membahas tentang efek dari film. Efek atau umpan balik merupakan hasil dari penerimaan pesan atau informasi oleh komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respon, jawaban atau tanggapan yang biasa disebut dengan umpan balik. Efek media film yaitu merupakan perubahan pada perilaku manusia yang meliputi:

a. Efek Kognitif

Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,ketrampilan dan informasi yang terjadi bila ada perubahan pada apa yang ia ketahui, dipahami ataupun hanya sebagai persepsi khalayak.

b. Efek Afektif

Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai. Terjadi apabila ada perubahan yang dirasakan, disenangi maupun dibenci oleh khalayak.

c. Efek Behavional.

(39)

19

E.6. Jenis Jenis Film Dokumenter

Satu titik awal yang berguna adalah daftar kategori Richard Barsam tentang apa yang dia sebut sebagai ‘ film non fiksi’. Daftar ini secara efektif menunjukkan jenis-jenis film yang di pandang sebagai dokumenter, dan dengan jelas memiliki ide dan kode etik tentang dokumenter yang sama. Kategorinya adalah sebagai berikut:

1. Film Faktual

Adalah salah satu interpretasi yang muncul dari realitas yaitu karya film,baik itu yang berbentuk dokumenter maupun film cerita yang kini banyak digemari oleh masyarakat kita, baik bagi orang desa maupun kota. Melalui karya film, sebuah realita dapat dikemas, disajikan dan lalu dinikmati oleh siapa pun. (http://deniborin.multiply.com/ reviews/ item/4. (diakses pada 12 desember/ jam 00.00 ).

2. Film Etnografik

Adalah salah satu studi yang mengkhususkan pada penemuan berbagai pola komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam masyarakat.(http://id.shvoong.com/social-sciences/1943578etnografi- komunikasi -suatu-pengantar-dan/) (diakses pada 12 desember/ jam 00.00).

3. Film Eksplorasi

(40)

20 lahirnya warna baru dalam kancah perfilman. Hal ini bisa kita lihat khususnya dalam karya film mahasiswa yang umumnya masih idealis dan berorientasi pada kepuasan gagasan, tanpa terlalu jauh memikirkan aspek keuntungan secara meteril. (http://deniborin.multiply.com/reviews/item/4) (diakses pada 12 desember/ jam 00.00).

4. Film Propaganda

Adalah (dari bahasa Latin modern: propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan) adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan mempengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda. (http://id.wikipedia.org/wiki/Propaganda). (diakses pada 12 desember/ jam 00.00)

5. Cinema- Verite

(41)

21 6. Direct Cinema

Kata lain dari Direct Cinema ini adalah bioskop langsung, yang dapat diartikan sebagai pemutaran film yang disaksikan audience secara langsung.

7. Dokumenter

Adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Di Perancis, istilah dokumenter di gunakan untuk semua film non- fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. (http://imansuryanto. wordpress.com/category/film-dokumenter/) diakses pada 12 desember/ jam 00.00

E.7. Pengertian film horror

Sebuah genre khusus di dunia perfilman. Genre ini cukup mendapatkan perhatian dari para penontonnya, sebab mereka ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dunia lain tersebut. Walaupun dalam genre ini dapat memunculkan suatu ketegangan dan ketakutan penonton saat melihat bentuk dari mahluk lain itu. Kunci kesuksesan dalam genre ini adalah terletak pada cara mengemas dan menyajikan visualisasi hantu dan konstuksi dramatik sekenario. Selain itu, alur cerita juga harus masuk akal sehingga tidak ada ganjalan dan sanggahan penonton sesudah pemutaran filmnya.

(42)

22 Film dokumenter (Documentary Film) adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Griersion berpendapat documenter merupakan cara kreatif merepresentasikan realitas. Film documenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film documenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film documenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. (http://pengenkondang.wordpress.com/2008/03/09/the-7th-art-film/(diakses pada 24 November 2010/ Jam 15.40)).

F. DEFINISI KONSEP F.1 Film Dokumenter

(43)

23 mungkin. (http://pengenkondang.wordpress.com/2008/03/09/the-7th-art-film/(diakses pada 24 November 2010/ Jam 15.40)).

F.2 Tradisi Budaya Jawa

Tradisi budaya jawa sering kita sebut juga dengan kebiasaan atau perilaku turun-temurun yang terjadi dalam kehidupan masyarakat jawa. dalam kehidupan sehari-hari istilah kebudayaan diartikan dengan hal-hal yang menyangkut kesenian dan adat istiadat. Bahkan tidak jarang media massapun ikut mempopulerkan istilah kebudayaan terbatas pada hal-hal yang bersangkutan dengan unsur seni.

G. METODE PENELITIAN G.1. Tipe dan Dasar Penelitian

(44)

24 unsure yang terdapat dalam tradisi jawa dalam film horror Indonesia khususnya pada film keramat. Adapun data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata.

Deskriptif merupakan metode yang meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, sistem, pemikiran atau kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat- sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan kuantitaif merupakan perangkat statistik yang digunakan sebagai analisis, hal ini untuk mempermudah peneliti membuat kesimpulan secara ringkas dan objektif, karena itu didalam analisis isi kuantitaif mempermudah peneliti dalam mempresentasikan konsep- konsep pesan secara akurat.

G.2. Ruang Lingkup Penelitian

(45)

25

G.3. Unit Analisis

Unit Analisis adalah sesuatau yang dapat diukur, merupakan elemen yang terekecil dan terpenting dari analisis isi. Dalam analisis film, unit analisis dapat berupa akting, karakter, atau seluruh program. Dalam unit analisis ini peneliti menggunakan unit analisis sesi dialog,gerakan, dan adegan agar mempermudah pengelompokkan kategori. Dan ada 47 scene yang di teliti dalam film Keramat ini.

G.4. Satuan Ukur

Satuan ukur dalam penelitian ini adalah frekuensi kemunculan tiap detik unsur atau indikator mengenai unsur tradisi Jawa dalam film keramat.

G.5. Struktur Kategorisasi

Disini peneliti menggunakan analisis isi, maka diperlukan adanya kategori yang menjadi batasan dalam penelitian. Frekuensi kemunculan usnur tradisi Jawa dalam Film Keramat ditampilkan oleh para pemain. Struktur Kategori dalam penelitian ini adalah :

G.5.1 Mistis

(46)

26 metode ilmiah. Di samping itu kata mistik berasal dari bahasa yunani yaitu mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinnig), tersembunyi (verborgen), gelap (donker),atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut mistik atau mistisme merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (missal ajarannya berbentuk rahasia atau ajaranya serba rahasia,tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya di kenal, diketahui atau dipahami oleh orang- orang tertentu saja,terutama sekali penganutnya.

Indikatornya adalah :

a. Roh halus

Adalah : mahkluk yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa atau kasat mata,sering disebut dengan setan atau jin.

b. Dukun

Adalah : Orang kepercayaan yang diyakini sebagian masyarakat jawa dapat menyembuhkan segala macam penyakit baik medis ataupun non medis,selain itu dapat juga memanggil dan mengusir roh-roh halus yang tidak dapat di lihat oleh kasat mata.

c. Kuburan

(47)

27

G.5.2 Upacara adat atau Sesajen

Sesajen mengandung arti pemberian sesajian- sesajian sebagai tanda penghormatan atau rasa syukur terhadap semua yang terjadi di masyarakat sesuai bisikan ghaib yang berasal dari paranormal atau tetuah-tetuah. Sesajen merupakan warisan budaya hindu dan budha yang biasa dilakukan untuk memuja para dewa,roh tertentu, atau penunggu tempat (pohon, batu persimpangan), dan lain- lain yang mereka yakini dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak kesialan. Sesajen ini memiliki nilai yang sangat sacral bagi pandangan masyarakat yang masih mempercayainya.

Pemberian sesajen ini biasanya dilakukan di tempat- tempat yang masih di anggap keramat dan mempunyai nilai magis yang tinggi. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat guna mencapai sesuatu keinginan atau terkabulnya sesuatu yang bersifat duniawi.

Indikatornya adalah :

a. Bunga

Adalah : Pengharum,untuk memanggil roh-roh halus,untuk acara-acara tertentu,missal; untuk mensucikan pusaka atau keris dengan menggunakan bunga 7 rupa dan di mandikan setiap bulan suro.

b. Doa- doa

(48)

28

G.5.3. Kesenian Jawa

Kesenian jawa adalah karya seni yang diciptakan dan berasal dari pulau jawa.

Indikatornya adalah :

a. Gamelan

Adalah : seperangkat alat musik tradisional berasal dari jawa. b. Keris

Adalah : senjata tajam bersarung, berujung tajam dan bermata dua ( bilahnya da yang lurus ada yang ber keluk-keluk.

( keris: // www.artikata.com/arti-334604-keris.html ) c. Tembang Jawa

Adalah : lagu-lagu yang berasal dari jawa yang menggunakan bahasa jawa halus (kromo inggil) dan sansekerta.

d. Bahasa Jawa

Adalah : bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi oleh orang jawa (ngoko/biasa,kromo.kromo inggil).

e. Pakaian Jawa

Adalah : pakaian adat yang berasal dari jawa (missal; blankon/topi,kebaya,baju lurik,dan lain sebagainya).

(49)

29 arti (Hafied Cangar , 2007:99). Dengan adanya penjelasan dan panduan diatas maka peneliti menggunakan beberapa kategori indikasi verbal yang terdapat didalam Film bergenre horor “Keramat” tersebut yaitu :

a. Tembang Jawa b. Bahasa Jawa c. Doa- doa d. Gamelan

2. Indikasi Non Verbal (Isyarat) adalah semua isyarat yang bukan kata- kata. Menurut Larry A. Samovar dan richard E. Porter, pesan Non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu “Setting”, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Deddy mulyana, 2001:314).

Indikasi Non verbal yang tredapat dalam film bergenre horor “Keramat” tersebut yaitu :

(50)

30

G.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset/peneliti untuk mengumpulkan data ( Rachmat Kriyantono,2009 :93). Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan ada dua yaitu (Hamidi,2010 :140):

1. Data Primer, melalui dokumentasi dengan cara memutar Film Keramat di Komputer. Setelah itu dilakukan pengkategorian terhadap obyek yang diteliti, kemudian dibagi menjadi unit analisis terkecil dan hasilnya di masukan dalam lembar koding ( cooding sheet) yang dibuat berdasarkan kategori yang ditetapkan dalam tahap pembuatan alat ukur. Kemudian data-data tersebut dianalisa sesuai dengan teknik analisis dan tujuan penelitian.

2. Data Sekunder, merupakan data pendukung yang diperoleh dari buku,jurnal, hasil penelitian terdahulu,serta internet. Dari data-data yang telah diperoleh selanjutnya dimasukkan ke dalam coding sheet (lembar pengkodean) yang berdasarkan kategorisasi yang telah ditetapkan seperti contoh berikut:

Tabel 1.1

Contoh Lembar Koding

“ Unsur Tradisi Jawa Dalam Film Horor Keramat”

Kategori

Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal Scene Detik

(51)

31

Keterangan :

V1 : Indikasi Tembang Jawa

V2 : Indikasi Bahasa Jawa

V3 : Indikasi Doa-Doa

V4 : Indikasi Gamelan

NV1 : Indikasi Roh Halus

NV2 : Indikasi Kuburan

NV3 : Indikasi Dukun

NV4 : Indikasi Keris

NV5 : Indikasi Bunga

NV6 : Indikasi Pakaian Jawa

G.7. Teknik Analisa Data

Dari data yang telah terkumpul, kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah perhitungan guna mengetahui banyaknya distribusi frekuensi.

Tabel 1.2

Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Indikasi Verbal

Kategori Frekuensi Prosentase %2

(52)

32

Tabel 1.3

Contoh Tabel Frekuensi Indikasi Non Verbal

Kategori Frekuensi Prosentase %2

Roh Halus

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana seluruh alat pengukur ( kategorisasi) dapat di percaya atau di andalkan apabila di pakai lebih dari satu kali pengukuran . Uji reliabilitas di lakukan dengan cara melakukan dokumentasi dahulu ke dalam lembar koding sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Kemudian, peneliti menggunakan koder untuk membantu uji reliabilitas terhadap kategorisasi dengan cara yang sama yang di lakukan oleh peneliti. Dari hasil reliabilitas ini akan di ketahui beberapa yang disetujui yang di dapat oleh peneliti dan koder. Hasil pengkodian dari peneliti dan koder akan di hitung dengan rumus Holsty (1969) sebagai berikut) ( Roger D. Wimmer and Josept R. Dominic, Mass Media Research: An Introduction, Chapter

(53)

33

Keterangan :

CR : Coeficient Reliability

M : Jumlah pernyataan yang di setujui peneliti dan pengkoding

N1, N2 : Jumlah pernyataan yang di beri kode oleh peneliti dan pengkoding

Dari hasil Coeficient Realibility, Observed Agreement (persetujuan yang di peroleh dari penelitian), kemudian untuk memperkuat hasil uji realibilitas, tentunya dengan persetujuan para koder, hasil yang di peroleh dari rumus di atas kemudian dihitung kembali dengan menggunakan rumus Scoot ( 1955 ) ( Roger D. Wimmer and Josept R. Dominic, op.cit.) sebagai berikut :

Agreement) pernyataan yang disetujui antar pengkode ( Nilai CR )

Expected agreement = persentase persetujuan yang di harapkan Apabila tingkat kesepakatan 0,75 atau lebih, maka data yang diperoleh

Gambar

Tabel  3.1    Distribusi Frekuensi Indikasi Verbal Peneliti ................................
Tabel 1.1 Contoh Lembar Koding
Tabel 1.2
Tabel 1.3

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup penelitian ini adalah film horor yang berjudul Tali Pocong Perawan karya Arie Azis dengan unsur pesan yang mengandung sensualitas.. Penelitian ini peneliti

Dengan pengaruhnya yang dapat ditimbulkan dari media massa, film merupakan.. salah satu media komunikasi massa yang dikenal secara umum

Tema – tema film bisa diangkat dari kisah – kisah nyata (true story) dan masalah sehari – hari yang terjadi disekitar kita, seperti masalah sosial, budaya,

Skripsi dengan judul UNSUR KEBUDAYAAN JAWA PADA FILM DOKUMENTER (Analisis Isi Pada Film “Dolanan Kehidupan” Karya Afina Fahru dan Yopa Arfi) adalah hasil karya saya, dan

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberikan kekuatan serta rahmat dan ridho-Nya, tidak lupa juga shalawat dan salam kepada Nabi

Dalam komunikasi dalam diri ini, pesan-pesan yang perlu didialogkan didalam diri (saya dan aku) sebelum berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik, pendakwah

Novel memiliki kedudukan penting dalam perkembangan sastra Indonesia sehingga sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa

Relasi Kuasa adalah hal yang sangat fleksibel, beroperasinya kuasa dapat masuk dalam kehidupan sehari-hari setiap orang. Dapat dikatakan bahwa setiap orang dapat