• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ISI PESAN MORAL DALAM NOVEL RENTANG KISAH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS ISI PESAN MORAL DALAM NOVEL RENTANG KISAH SKRIPSI"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Riza Faradillah 11160510000065

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1442 H/2021 M

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

Analisis Isi Pesan Moral dalam Novel “Rentang Kisah”

Novel Rentang Kisah menceritakan tentang pengalaman dan perjalanan kehidupan pribadi penulisnya yaitu Gita Savitri Devi. Masa-masa ketika Gita mencari jati dirinya hingga menyadari tujuan hidupnya. Melalui buku Rentang Kisah ini, Gita mengajak pembaca khususnya anak muda untuk selalu memasukkan unsur agama kedalam setia aktivitas yang dilakukan, menjadi pribadi yang tidak bergantung kepada orang lain, selalu ikhlas dan berserah diri kepada Allah SWT.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja pesan moral yang terkandung dalam novel Rentang Kisah? Dan apakah pesan moral yang paling dominan dalam novel Rentang Kisah?.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) melalui pendekatan kuantitatif.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan pesan dengan format deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detaili suatu pesan, atau suatu teks tertentu.

Teknik analisis data dilakukan setelah penulis membuat tiga kategori pesan moral, yaitu moral manusia kepada Tuhan, moral manusia kepada diri sendiri serta moral manusia kepada manusia lain dalam novel Rentang Kisah yang telah diuji oleh 3 orang juri yang kompeten.

Penulis meneliti isi dalam novel Rentang Kisah, setelah diteliti di dalam novel Rentang kisah terdapat beberapa pesan moral diantaranya, pesan moral manusia kepada Tuhan, pesan moral manusia kepada diri sendiri serta pesan moral manusia kepada manusia lain.

Setelah melakukan analisa data, isi pesan moral dalam novel Rentang Kisah pesan moral yang mendominasi adalah moral kepada diri sendiri dengan prosentase nilai 40,63%

sedangkan pesan moral kepada Tuhan sebesar 35,94% dan pesan moral kepada manusia lain dengan prosentase nilai 23,43%.

Kata Kunci: Analisis Isi, Novel, Rentang Kisah, Pesan Moral.

(6)

v Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan banyak kenikmatan, seperti nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat wal‟afiaat dan berkat izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah dan terlimpah kepada baginda Rasulalllah Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia ke zaman yang terang benderang serta merupakan penyelamat dan tauladan bagi seluruh umatnya di dunia ini

Dengan kesadaran dan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini karena adanya dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Peneliti sadar bahwa banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu memohon maaf manakala setiap bagian dari penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, serta peneliti membuka kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu di dalam penyusunan skripsi ini, baik membantu secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, peneliti juga ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

vi

Napsiyah, S.Ag., MSW. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabudin Noor, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Drs. Cecep Castrawidjaya, M.A.

3. Ibu Dr. Armawati Arbi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam serta Bapak Dr. H. Edi Amin, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Ibu Ade Rina Farida M.Si. selaku dosen pembimbing yang baik hati yang telah meluangkan waktunya dan dengan sabar telah banyak membantu dan memberikan semangat, nasihat dan motivasi serta arahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Jumroni, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik. Yang selalu memberikan nasihat dan motivasi untuk bisa segera lulus dari UIN Syarif Hidayatullah 6. Segenap Dosen serta staf Tata Usaha dan Akademik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan, wawasandan pengalamannya kepada penulis selama menjalani studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif

(8)

vii ini.

8. Tiga orang juri, yaitu Ibu Zainun Nasichah, M.Pd., Bapak Ade Masturi, M.A. dan Adinda Hanifah Rizkiyah S.Psi., yang telah meluangkan waktunya dan bersedia untuk menjadi juri dalam penelitian penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Terkhusus, kedua orang tua tercinta. Ayahanda H.

Abdullah, dan Mamah Hj. Nurhuda yang selalu melimpahkan kasih sayang dan perhatiannya, yang selalu memberikan nasihat, semangat, motivasi, dukungan, serta doa yang selalu dipanjatkan hingga penulis bisa ada di titik ini dan dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Kakak-kakak tersayang ka Afifah, Ka Amalia, Ka Atiah, ka Sofiah, Bang Ibrahim, bang Abdul Rosyid, bang Ahmad Fauzi, Ka Mariam, Ka Fauziah, serta adik penulis, Della Fakhrunnisa yang telah mendoakan serta memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga kami selalu menjadi kebanggaan bagi kedua orang tua dan selalu bisa membahagiakannya.

11. Seoulanga Squad, sahabat perkuliahan penulis Qory Arsilah, Annisa Nabilah, Nabila Ilhami, Nur Fadilah, Putri Nuryana, Mutiara Aulia, dan Helvina Prihartanti, yang selalu menemani, memberikan semangat, dukungan, nasihat, serta banyak pelajaran dalam perjalanan

(9)

viii

12. Sahabat-sahabat perjuangan Komfakda 2016: Naufal, Hilman, Fadhli, Malia, Aji, Nabillah, Zen, Aslakhul, Ali, Ika, Jannah, Ziman, Laras, yang telah menemani penulis dalam berproses di organisasi.

13. Muhammad Hilman Zakarya yang telah menjadi tempat suka dan duka penulis berbagi cerita dan memberikan dukungan, semangat, motivasi dan doa, agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih telah mensupport dan sabar mendampingi hingga skripsi penulis selesai.

14. Nabillah Ilhami Apriliantinis selaku sahabat dan juga teman kos penulis yang selalu menemani saat senang dan sedih serta mendengarkan segala keluh kesah penulis.

Terimakasih sudah hadir menemani setiap langkah perjalanan penulis selama empat tahun ini.

15. Tiga Srikandi, Nailah Amalia dan Nadya Syavira yang telah menjadi sahabat penulis sejak awal bertemu, terimakasih sudah selalu menjadi tempat berbagai cerita suka dan duka dan menemani serta memberikan kritik dan saran untuk penulis.

16. Teman-teman KKN 183, yang telah memberikan banyak pengalaman dan pelajaran selama sebulan dalam kegiatan kemasyarakatan.

17. Seluruh teman-teman KPI Angakatan 2016 terimakasih atas kerjasamanya selama perkuliahan, semoga sukses

(10)

ix

18. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis baik dari masa perkuliahan sampai pengerjaan hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan kalian semua. Aamiin.

Penulis menyadari hasil penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi keterbatasan ilmu dan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan serta kesempurnaan penelitian ini, sehingga skripsi ini pada akhirnya dapat memberikan manfaaat dan juga dapat dikembangkan lebih lanjut lagi. Aamiin.

Wallahul Muwwafiq Ilaa Aqwamith Tharieq

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuuh

Jakarta, 24 Februari 2021

Riza Faradillah

(11)

x

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... ... v

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pesan Moral ... 15

B. Analisis Isi ... 24

C. Novel ... 27

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37

B. Subjek dan Objek Penelitian... 39

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Teknik Analisis Data ... 42

(12)

xi

B. Analisis Data dalam Novel Rentang Kisah ... 59 C. Pesan moral Yang Paling Dominan dalam

Novel Rentang Kisang ... 68 D. Pesan Moral dan Novel Rentang Kisah ... 71 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 73 B. Saran-saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

xii Tabel 1Tinjauan Kajian terdahulu Tabel 2 Kategorisasi Pesan moral

Tabel 3 Kesepakatan Antar Juri Keseluruhan Isi Pesan Moral Tabel 4 Sub Bab Dalam Novel Rentang Kisah

Tabel 5 Nilai Kesepakatan Juri Terhadap Pesan Moral Kepada Tuhan

Tabel 6 Nilai Kesepakatan Juri Terhadap Pesan Moral Kepada Diri Sendiri

Tabel 7 Nilai Kesepakatan Juri Tehadap Pesan Moral Kepada Manusia Lain

Tabel 8 Prosentase Pesan Moral

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, dimana membutuhkan orang lain di dalam menjalankan kehidupannya. Secara kodrati manusia akan selalu hidup berdampingan. Kehidupan manusia tidak pernah luput dari komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu fungsi dari kehidupan manusia. Karena melalui komunikasi, manusia memperoleh banyak manfaat. Salah satu manfaat komunikasi adalah seseorang dapat menyampaikan apa yang ada di dalam benak pikirannya atau perasaan di hatinya. Komunikasi tentunya mempunyai tujuan dan juga mengandung pesan.

Komunikasi terbagi menjadi beberapa jenis. Diantaranya yaitu, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan juga komunikasi massa.

Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, atau film, maupun media nonmasa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya.

Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatik bersifat intensional, mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu,

(15)

bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasiakan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran.1

Komunikasi massa merupakan media yang sangat berpengaruh bagi manusia. Cara kerjanya bagaikan jarum hipodermik atau peluru yang banyak dicetuskan oleh pakar komunikasi, dimana kegiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikkan obat yang dapat langsung merasuk ke dalam jiwa penerima pesan.2

Buku adalah bentuk komunikasi massa bersifat cetak yang merupakan salah satu alat media komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan suatu pesan sosial maupun pesan moral kepada Pembaca. Pesan moral dalam konteks kebaikan ataupun tidak yang dapat diterima oleh masyarakat. Buku yang mengandung nilai-nilai moral adalah Buku yang cerita di dalamnya menyangkut aspek-aspek kehidupan sosial, mengandung ajaran tentang perilaku yang baik, dan juga yang bisa memberikan pelajaran hidup kepada masyarakat. Karena itu akan mudah dicerna dan diterima oleh pembaca karena akan memberi ruang masyarakat berfikir untuk menerima atau menolak pesan yang disampaikan.

Novel tidak hanya sekedar informasi atau cerita berbentuk cetak, tetapi juga terdapat banyak pesan didalamnya. Dari kekuatan dan kemampuan novel yang bisa menampilkan kreativitas tentang banyak segmen sosial, maka buku khususnya

1 Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, M.A, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 5

2 Morissan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), hal. 12.

(16)

novel mempunyai pengaruh yang besar terhadap khalayak yang membaca. Pengaruh yang terjadi bisa berbentuk pandangan atau asumsi dan juga berbentuk tindakan. Pengaruh tersebut tergantung individu khalayak, dan bagaimana khalayak tersebut merespon pesan yang terdapat dalam novel tersebut.

Manusia mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi tindakan mereka sendiri untuk menghasilkan konsekuensi yang diinginkan. Bagaimana manusia bertindak dalam situasi bergantung pada hubungan timbal balik dari perilaku, lingkungan, dan kondisi kognitif, terutama faktor-faktor kognitif yang berhubugan dengan keyakinan bahwa mereka mampu atau tidak mampu melakukan suatu perilaku untuk menghasilkan pencapaian yang diinginkan dalam suatu situasi.3

Maka dari itu sebagai manusia, kita mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri kita sendiri, terlepas faktor dari luar maupun faktor individu. Allah SWT mewajibkan kepada kita melakukan apa yang diwajibkan olehNya dan menjauhi apa yang dilarangNya. Di era globalisasi modern ini yang mana perkembangan teknologi sudah semakin pesat, yang bisa menyaring atau mengkontrol sesuatu yang dapat mempengaruhi diri sendiri seperti lingkungan, dan juga apa yang dilihat seperti media sosial, atau media massa adalah diri kita sendiri.

Di era yang serba modern ini, syiar agama Islam dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Masyarakat pada saat ini tidak hanya mengandalkan ulama sebagai satu-satunya sumber

3 Jess Feist, Gregory J.Feist, Teori Kepribadian, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal.212

(17)

untuk mencari ilmu pengetahuan tentang agama Islam. Televisi, radio, surat kabar, handphone, video, CD-room, buku, majalah, dan bulletin bahkan internet sekalipun menjadi media yang begitu praktis untuk mempelajari dan mencari tahu tentang berbagai macam persoalan agama.4

Allah SWT menyerukan kepada kita untuk berbuat mulia seperti yang ada didalam firman Allah surah Ali Imran ayat 104:

ْمُكْنِم ْنُكَتْلَو َنوُرُمْأَيَو ِرْيَخْلا ىَلِإ َنوُعْدَي ٌةَّمُأ

َنوُحِلْفُمْلا ُمُه َكِئَلوُأَو ِرَكْنُمْلا ِنَع َن ْوَهْ نَ يَو ِفوُرْعَمْلاِب

Artinya:

“Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar; maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imron:104).

Dari ayat tersebut Allah memerintahkan kita untuk senantiasa berbuat kebaikan dengan menjalankan apa yang diperintahkanNya dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Karena dengan menjalankan apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apa yang dilarangNya membuat kita dekat kepadaNya dan juga akan temasuk golongan orang- orang yang beruntung.

Buku merupakan karya fiksi ataupun non fiksi yang didalamnya terdapat nilai moral tentunya sangat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Demikian juga moral yang terdapat

4 Abdul Basit, Dakwah Cerdas di Era Modern, (Jurnal Komunikasi Islam, Volume 03, Nomor 01 Juni 2013, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel) hal,77

(18)

dalam novel Rentang Kisah, di dalamnya terdapat nilai moral yang tentunya bermanfaat bagi pembaca. Dalam novel ini, moral yang ditampilkan berkaitan banyak dengan kehidupan sehari-hari.

Seperti persoalan hubungan manusia dengan Tuhan, misalnya keyakinan terhadap agama dan Tuhan. Persoalan hubungan manusia dengan manusia, misalnya nilai kasih sayang orangtua dengan anak. Persoalan hidup antara manusia dengan diri sendiri, misalnya mencintai dan yakin akan diri sendiri. Dengan banyaknya pesan moral yang terdapat pada novel ini, maka dengan itu penulis memilih untuk menganalisis novel ini dengan analisis pesan moral. Novel ini dapat dijadikan contoh bagi semua orang khususnya pembaca untuk bertingkah laku, bersikap dan bergaul dalam kehidupan sehari-hari.

Belakangan ini, banyak pemuda yang menyampaikan dakwah melalui media. Salah satunya adalah melalui media tulisan. Gita Savitri Devi adalah salah satu pemuda yang memanfaatkan tulisan sebagai media untuk menyebarkan dan menyampaikan dakwah khususnya dalam pesan nilai moral. Gita merupakan pemudi yang saat ini berhasil menempuh pendidikan Sarjana Strata satu di Universitas ternama di Berlin, yaitu Freie Universtat Berlin dengan jurusan kimia murni. Sebelum melahirkan buku yang berjudul Rentang Kisah, Gita memulai karyanya dengan menuangkan tulisan didalam blog, dan juga aktif di media sosial Youtube dengan konten-konten inspiratif yang membangkitkan semangat positif terkhusus untuk anak muda di Indonesia.

(19)

Sejak itu, Gita mulai banyak menggugah beragam vlog kreatif yang menceritakan beragam pengalamannya seperti jalan- jalan keliling dunia atau memberikan pendapatnya terhadap suatu kejadian yang sedang marak dibicarakan. Juga ada beberapa video yang menceritakan rasa pedulinya terhadap sesama atau membagikan pesan untuk para penontonnya. Karena keaktifannya dalam membagikan pendapat serta berupaya untuk mengurangi beragam masalah sosial seperti hate speech dan xenophobia, maka wanita kelahiran tahun 1992 ini ditunjuk sebagai wakil tanah air untuk “Youtube Creators For Change”5

Diantara banyak media yang dapat digunakan sebagai media dakwah, buku merupakan salah satu media yang saat ini banyak digunakan sebagai media untuk menyampaikan syiar Islam.

Dalam setiap buku mengandung dasar pemikiran penulis yang disampaikan melalui karya-karyanya, maka dasar atau tema tema merupakan sarana atau tujuan yang penting dalam sebuah buku.

Maka apabila sebuah buku dimuat dengan tema-tema dakwah yang dikemas oleh penulisnya dalam bentuk kata-kata yang indah dan mudah dimengerti, pesan dakwah akan mudah diterima oleh pembaca. 6

Melalui buku Rentang Kisah ini, Gita ingin mengajak pembaca khususnya anak muda untuk selalu memasukkan unsur agama kedalam setiap aktivitas yang dilakukan, menjadi pribadi yang tidak bergantung kepada orang lain, selalu ikhlas dan

5 https://www.dailysia.com/biodata-profil-dan-fakta-gita-savitri/

6 Arswendo Atmowiloko, Mengarang itu Gampang, (Jakarta: Suberta Citra Pustaka, 1995) hal.69-70

(20)

berserah diri kepada Allah SWT. Karena Gita sendiri sadar setelah apa yang dilaluinya selama ini, bahwa manusia hanya bisa berencana, tetapi yang menentukan tetaplah yang Maha Kuasa, manusia hanya bertugas untuk usaha dan berdoa.7

Buku Rentang Kisah ini ditulis oleh Gita Savitri Devi berdasarkan pengalaman dan perjalanan kehidupan pribadinya.

Masa-masa ketika Gita mencari jati dirinya hingga sampai pada titik dimana Gita menyadari bertujuan untuk apa dia hidup. Cerita dari pengalaman dan perjalanan kehidupan Gita begitu menarik serta menginspirasi sehingga dapat diambil sebagai salah satu pelajaran didalam perjalanan hidup. Dimana di dalam buku Rentang Kisah ini menggambarkan bagaimana seseorang berkomunikasi dengan dirinya sendiri atau di dalam ilmu komunikasi disebut dengan komunikasi intrapribadi.

Komunikasi intrapribadi atau komunikasi didalam diri merupakan fondasi dasar bagi komunikasi-komunikasi berikutnya. Dalam komunikasi dalam diri ini, pesan-pesan yang perlu didialogkan didalam diri (saya dan aku) sebelum berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik, pendakwah dan motivator menulis kepribadian manusia. Karakter apa yang belum menjadi perhatian dalam pola asuh orangtua, pendidikan, budaya, sosial dan politik.8

Alasan peneliti memilih dan mengangkat judul penelitian ini yaitu karena peneliti melihat Gita Savitri merupakan pemudi yang

7 Gita Savitri Devi, Rentang Kisah, (Jakarta: Gagas Media, 2017) hal.75

8 Armawati Arbi, Komunikasi Intrapribadi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019) hal. 9

(21)

semangat untuk menyebarkan nilai moral dan motivasi yang dapat membuka kembali fikiran anak-anak muda Indonesia terhadap isu dan kejadian yang sedang terjadi saat ini. Tulisan dan konten yang Gita berikan mampu memberikan dampak positif khususnya anak muda untuk berfikir ulang kemana dan untuk apa mereka akan melangkah. Gita didalam bukunya menyuarakan apa yang dirasakan anak muda saat ini, kelabilan serta dilema hidup yang datang ketika beranjak dewasa memasuki usia 20 tahun serta pencarian jati diri.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis isi yang merupakan studi tentang isi dengan mengacu pada makna, konteks, dan maksud yang terkandung dalam pesan. Teori analisis isi Holsti adalah teknik untuk membuat kesimpulan secara sistematis dan obyektif dengan cara mengidentifikasi karateristik khusus suatu pesan. Maka peneliti akan menganalisis isi pesan moral yang terdapat dalam buku Rentang Kisah ini.

Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai analisis isi pesan moral yang tertulis didalam buku Rentang Kisah tersebut sehingga dapat dipahami dan diambil pelajarannya. Dengan demikian untuk membahas permasalahan diatas maka penulis tuangkan dalam judul “Analisis Isi pesan Moral Dalam Novel Rentang Kisah”.

B. Identifikasi Masalah

Media komunikasi saat ini sangat berdampak terhadap khalayak yang mengkonsumsi dan menerimanya. Salah satunya adalah buku, buku merupakan tulisan yang didalamnya terdapat

(22)

pesan dan cerita. Buku juga dimanfaatkan oleh para penulis untuk menyampaikan pesan-pesan yang tersurat. Buku Rentang Kisah yang ditulis oleh Gita Savitri menceritakan tentang pengalaman kehidupannya yang tentu saja dapat dijadikan pelajaran bagi pembaca, khususnya para pemuda yang sedang berada di fase mencari jati diri, karena didalamnya terdapat banyak pesan moral yang bisa dipelajari. Gita Savitri sebagai anak muda, mengajak millenial untuk berfikir lebih positif dan berusaha lebih giat untuk meraih mimpi dan cita-cita. Bukan hanya sebagai penulis, Gita Savitri yang disebut dengan julukan Content Creator juga aktif di Youtube dengan berbagai konten dan materi yang cukup memberikan dampak positif untuk anak muda berfikir lebih kritis dan membuka mata terhadap fenomena yang terjadi. Buku Rentang Kisah ini mendapat banyak respon positif dan menjadi buku Best Seller serta sudah mencetak lebih dari 10 eksemplar.

Maka dengan ini peneliti tertarik untuk menemukan isi pesan moral yang terkandung dalam buku Rentang Kisah.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan membuat beberapa batasan dan rumusan masalah agar tidak terjadi kesalahpahaman dan penelitian lebih terfokus pada pembahasan penelitian.

1. Batasan Masalah.

Dalam penulisan ini, peneliti mencoba untuk membatasi permasalahan, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan pelebaran dalam pembahasannya

(23)

nanti. Maka peneliti memfokuskan dan membatasi objek penelitian agar lebih terperinci. Penelitian ini terfokus pada pesan moral yang terdapat dalam novel Rentang Kisah yang ditulis oleh Gita Savitri Devi. Fokus yang akan diteliti adalah pesan moral yang terdapat dalam novel, yaitu: pesan moral hubungan manusia dengan Tuhan, pesan moral hubungan manusia dengan diri sendiri, pesan moral hubungan manusia dengan manusia lain.

2. Perumusan Masalah.

Dalam penelitian ini, peneliti akan merumuskan masalah yaitu:

a) Apa saja pesan moral yang terkandung dalam novel Rentang Kisah?

b) Apakah pesan moral yang paling dominan dalam novel Rentang Kisah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pesan moral yang terdapat dalam novel Rentang Kisah.

b. Untuk mengetahui pesan moral yang paling dominan yang terdapat dalam novel Rentang Kisah.

2. Berdasarkan pokok permasahan diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Akademik

(24)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan juga sebagai tambahan referensi dalam perkermbangan ilmu pengetahuan dan wawasan, khususnya studi ilmu komunikasi, sehingga bermanfaat untuk kajian mahasiswa/mahasiswi komunikasi penyiaran Islam.

b. Manfaat Praktik

Diharapkan secara praktik penelitian ini menjadi informasi awal bagi penelitian yang serupa, sehingga bisa menjadi pelengkap dan pembanding pada penelitian yang sebelumnya sudah ada.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam menentukan judul skripsi, penulis menjadikan beberapa contoh skripsi sebagai acuan serta pembanding dalam penulisan skripsi ini. Berikut ini adalah penelitian yang peneliti jadikan tinjauan pustaka, diantaranya yaitu:

Tabel 1

Tinjauan Kajian Terdahulu

Judul Peneliti Persamaan Perbedaan Teknik

Komunikasi Persuasif Dalam Buku Rentang Kisah Karya Gita Savitri

Da‟watul Khoiroh

Penelitian yang ditulis oleh Da‟watul Khoiroh dan yang peneliti tulis keduanya memakai objek

Penelitian yang ditulis oleh Da‟watul Khoiroh adalah untuk

mengetahui dan

(25)

Devi yang sama yaitu buku Rentang Kisah karya Gita Savitri Devi

menjelaskan bagaimana teknik komunikasi persuasif yang terdapat dalam buku rentang kisah

sedangkan penelitian yang penulis teliti adalah untuk menganalisis isi pesan moral yang terdapat dalam buku Rentang kisah Analisis Isi

Pesan Dakwah Tentang Keadilan dalam Buku The Great Of Two Umars

Faisal Abdul Azis

Penelitian yang ditulis oleh Faisal Abdul Azis dan yang penulis tulis adalah sama- sama

menganalisis pesan sebuah buku dan menggunakan metode kuantitatif

Penelitian yang ditulis oleh Faisal Abdul Azis

menggunakan analisis isi pesan dakwah sedangkan penulis menggunakan analisi pesan moral Analisis Isi

pesan moral dalam Film Bad Genius Karya Nattawut PoonPiriya

Nurul Fatimah

Penelitian yang ditulis oleh Nurul Fatimah dan yang penulis tulis adalah sama- sama

menganalisis isi pesan moral

Penelitian yang dirulis oleh Nurul Fatimah menggunakan metode penelitian kualitatif sedangkan penulis menggunakan

(26)

metode penelitian kuantitatif

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab yang terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I terdiri dari latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab II peneliti menjelaskan secara umum teoritis mengenai pengertian analisis isi, pengertian pesan, pengertian moral, dan pengertian novel.

BAB III METODODOLOGI PENELITIAN

Pada bab III berisi pembahasan tentang metode penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

(27)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini berisi tentang pemaparan hasil analisis data terkait penelitian yang ditulis peneliti mengenai analisis isi pesan moral dalam buku Rentang Kisah.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir, dimana dalam bab ini menjelaskan kesimpulan mengenai respon hasil lapangan, menjawab rumusan masalah secara ringkas, serta yang terakhir adalah penutup.

(28)

15 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pesan Moral

1. Pengertian Pesan

Pesan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya.49 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan merupakan perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain.9 2. Pengertian Moral

Kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Jadi bukan mengenai baik- buruknya begitu saja, misalnya sebagai dosen, tukang masak, pemain bulutangkis atau penceramah, melainkan sebagai manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.10

Kata moral berasal dari bahasa Latin Mores.

Mores berasal dari kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Dengan demikian, moral bisa diartikan sebagai ajaran kesusilaan. Moralitas berarti hal mengenai kesusilaan. Moral juga berarti ajaran tentang baik-buruk perbuatan dan kelakuan.11

Menurut istilah moral suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai,

9 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V, 2016.

10 Frans Magnis Suseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta:Kanisius), h. 19.

11 Dedy Nur Hidayat, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta:Rajawali Pers, 2009), h.242.

(29)

kehendak, pendapat, atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik maupun buruk.

Pemakaian istilah moral sering disamakan dengan pengertian akhlak, namun jika diteliti secara seksama maka sebenernya antara keduanya memiliki segi-segi perbedaan. Dari beberapa kata diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa moral mempunyai pengertian yang sama dengan kesusilaan, memuat ajaran tentang baik buruknya perbuatan. Jadi, perbuatan ini dinilai sebagai perbuatan yang baik atau perbuatan buruk. Penilaian itu menyangkut perbuatan yang dilakukan dengan sengaja.

Memberikan penilaian atas perbuatan dapat disebut memberikan penilaian etis atau moral.12

Orang-orang yang memiliki kesadaran moral akan senantiasa jujur, sekalipun tidak ada orang lain yang melihatnya, tindakan orang yang bermoral tidak akan menimpang dan selalu berpegang pada nilainilai moral tersebut. hal ini terjadi karena orang yang bermoral itu berdasarkan atas kesadaran, bukan berdasar pada sesuatu kekuatan apapun dan juga bukan karena paksaan, tetapi berdasarkan kesadaran moral yang timbul dari dalam diri yang bersangkutan.13

Nilai moral dalam cerita atau film biasanya dimaksudkan sebagai saran yang berhubungan dengan

12 Burhanuddin Salam, Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2012), h. 2.

13 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2000), h. 92.

(30)

ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat cerita atau film yang bersangkutan oleh pembaca atau penonton yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti:

sikap,tingkah laku, dan sopan santun pergaulan.14

Menurut Burhan Nurgiyantoro mengatakan bahwa sebagian besar persoalan hidup manusia itu menyangkut nilai-nilai seperti nilai budaya, nilai agama, nilai kepahlawanan dan nilai moral. Nilai moral itu sendiri menyangkut tentang persoalan hidup manusia yang terdiri dari 3 kategori yaitu:15

1) Moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan

Manusia ada tanpa Tuhan, pernyataan tersebut sangat mustahil. Tidak ada manusia yang hidup di dunia ini tanpa Tuhan. Dunia dan isinya tidak dapat mengasalkan dirinya sendiri.16 Dalam moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya ialah makhluk yang beragama, yakni manusia manusia selalu berhubungan dengan Sang Pencipta, sehingga inilah yang menjadikan manusia selalu berhubungan dengan Tuhan. Adapun

14 Elita Sartika, “Analisis Isi Kualitatif Pesan Moral Dalam Film Berjudul Kita Versus Korupsi”, (Universitas Mulawarman, Vol 2. No 2, 2014), h. 67.

15 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi., Yogyakarta: Gajah Mada University, 2009, hlm. 323-324.

16 Luluk Hidayati, Nilai Moral Dalam Film Biografi Confisius Karya Hu Mei, (Universitas Negri Surabaya),h. 4.

(31)

indikator moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan berupa bersyukur.17

Bersyukur secara terminologi adalah membuka dan menyatakan. Adapun menurut terminologi, syukur adalah menggunakan nikmat Allah untuk taat kepada Allah, dan tidak menggunakannya untuk maksiat kepada Allah.18

2) Moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri Pengertian moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri yaitu manusia selalu ingin memperoleh hal-hal yang terbaik dalam hidupnya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. nilai moral yang terkandung dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri berhubungan dengan masalah seperti eksistensi diri, harga diri, percaya diri, takut, malu, rindu, dendam, kesepian,ketrombang-ambingan antara beberapa pilihan dan lai-lain yang bersifat ke dalam diri dan kejiwaan seorang individu. Adapun indikator moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri berupa: Tanggung jawab dan sabar.19

a) Sabar

17 Elita Sartika, Analisis Isi Kualitatif Pesan Moral Dalam Film Berjudul Kita Versus Korupsi, (Universitas Mulawarman, Vol 2. No 2, 2014), h. 68.

18 Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta:Amzah, 2016), h. 201.

19 Elita Sartika, “Analisis Isi Kualitatif Pesan Moral Dalam Film Berjudul Kita Versus Korupsi”, (Universitas Mulawarman, Vol 2. No 2, 2014), h. 69.

(32)

Sabar adalah sikap mengendalikan diri saat mengalami kesulitan yang diwujudkan dengan tidak mengeluh, tidak gelisah, tidak merasa susah dan berlaku tenang.20 Sabar secara terminologi adalah keadaan jiwa yang kokoh, stabil, dan konsekuen dalam pendirian. Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak berubah bagaimanapun berat tantangan yang dihadapi.21 b) Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan restriksi (pembatasan) dari kebebasan yang dimiliki oleh manusia, tanpa mengurangi kebebasan itu sendiri.

Dalam filsafat tanggung jawab adalah kemampuan manusia yang menyadari bahwa seluruh tindakannya selalu mempunyai konsekuensi.22 3) Moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain

Moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam.23 Adapun arti dari moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain dalam ruang lingkup sosial termasuk dengan alam yaitu bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang

20 Hasanuddin, Nilai-Nilai Moral Pada Novel Ayah Karya Andre Hinata, (Unisma, vol 7, No.2, 2019.

21 Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak¸(Jakarta:Amzah, 2016), h.198.

22 Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta:Kencana, 2009), h. 219.

23 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta:Universitas Press, 2002),h. 441-442.

(33)

selalu membutuhkan orang lain untuk keberlangsungan hidupnya. Disamping itu, manusia juga tidak bisa hidup secara individual yang memiliki keinginan pribadi untuk meraih kepuasan dan ketenangan baik secara lahiriah maupun bathiniah dengan cara hidup berdampingan dengan manusia lainnya.24

Adapun indikator moral dalam hubungan manusia dengan manusia lain dalam ruang lingkup sosial termasuk dengan lingkungan alam berupa: kasih sayang dan tolong menolong, musyawarah dan gotong royong.

a) Kasih Sayang

Kasih sayang adalah fitrah yang dianugerahkan Allah kepada berbagai makhluk.25

b) Tolong Menolong

Tolong menolong yaitu sikap yang senang menolong orang lain, baik dalam bentuk material maupun dalam bentuk tenaga dan moril.26 Dalam hidup ini, tidak ada orang yang tidak membutuhkan pertolongan orang lain. pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Oleh

24 Bagus Fahmi Weisarkunai, Representasi Pesan Moral Dalam Film Rudy Habibie Karya Hanung Bramantyo Analisis Semiotik Roland Barthes, (Universitas Riau, Vol. 4, No. 1,2017), h. 9.

25 Burhanuddin Salam, Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), h. 176

26 Ibid, h. 178.

(34)

karena itu, manusia tidak dapat hidup sendirian. Ia membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain meskipun ia orang kaya atau mempunyai kedudukan tinggi.27

c) Musyawarah

Musyawarah yaitu pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah; perundingan.28

d) Gotong royong

Gotong royong yaitu bekerja sama-sama mengerjakan atau membuat sesuatu.29

3. Persamaan dan perbedaan Moral dengan akhlak Kata Akhlaq berasal dari bahasa Arab, yakni Jama‟

dari “Khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan.

Kata akhlak juga berasal dari kata Khalaqa atau khalaqun artinya kejadian, serta erat hubungan dengan “Khaliq” yang artinya menciptakan, tindakan, atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata al-khaliq yang artinya pencipta dan makhluq yang artinya diciptakan. 30

Secara lingusitis, kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu isim masdar (bentuk infinitive) dari kata al- akhlaqa, yukhliqu, ikhlqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi

27 Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak¸(Jakarta:Amzah, 2016), h.221.

28 41Kamus Besar Bahasa Indonesia, Musyawawah, https://kbbi.web.id/musyawarah(diakses 30 Agustus 2020, jam 14:09).

29Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gotong Royong, https://kbbi.web.id/gotong%20royong (diakses 30 Agustus 2020, jam 14:10).

30 Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani,

(35)

majid af‟ala yuf‟ilu if‟alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi‟ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru‟ah (peradapan yang baik), dan addin (agama). Kata akhlaq juga isim masdar dari kata akhlaqa, yaitu ikhlak. Berkenaan dengan ini, timbul pendapat bahwa secara linguistis, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata. Dalam pengertian umum, akhlak dapat dipadankan dengan etika atau nilai moral.31

Adapun pengertian akhlak menurut terminologi, beberapa ahli berpendapat diantaranya:

a. Imam Al Ghazali

تَخِساَر ِسفَّنلا ىِف ٍتَئْيِنَه ْهَع ٌةَربَبِع ُقلَخْلَو َِل ُرَد ْصُت بَهْنَع ٬

ٍتَل ْىُهُهِس ٍ بَاْف

تيْئُر َو ٍرْكِف ِرْيَغ ْهِم ُّرُهَيو ٍٍ32

Akhlak menciptakan ekspresi dalam jiwa, berakar kuat didalamnya, bahwa tindakan dikeluarkan dengan mudah dan menyenangkan tanpa akal dan pikiran.

b. Ibrahim Anis

ِسْفَّنلا ُ بَح ُقْلَخْلا ٍتَخِساَر

ِرْيَغ هِم ٍّرَش وَا ٍرْيَخ ْهِم ُلَمْعَل َآَهْنَع ُرَدْصُت ٬

ٍتَيْئُر َو ٍرْكِف َىلِا ٍتَجبَح

33

31 Ibid

32 Muhammad al Ghazali, Ihya Ulumuddin Jilid III, (Beirut: Darul Fikr, 2008), hal.57

33 Ibrahim Anis, Al Mu’jam al Wasith (Kairo: Maktabah as Syuruk ad Dauliyyah, 2004), hal 252

(36)

Akhlak adalah keadaan jiwa yang tidak berubah yang dikeluarkan darinya untuk melakukan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran atau penglihatan

c. Ahmad Amin

Mendefinisikan akhlak dengan kebiasaan seseorang.

Atau kecenderungan hati atas suatu perbuatan dan telah berulang kali dilakukan sehingga mudah mengerjakannya tanpa lebih dahulu banyak pertimbangan.34

Jika dilihat secara normatif, pengertian moral dan akhlak memiliki kesamaan substansial, karena pola tindakannya yang dinilai baik dan buruknya, berdasarkan ide yang berbeda. Akhlak dapat diartikan wujud dari keimanan atau kekufuran manusia dalam bentuk tindakan atau perbuatan sedangkan moral adalah merupakan bentuk tingkah laku yang diideologisasikan menurut pola hidup bermasyarakat dan bernegara yang rujukannya diambil terutama dari sosial normatif suatu masyarakat, dari agama, dari ideologi negara, dan dapat diambil juga dari pandangan-pandangan filosofis.

34 Rahman Ritonga, Akhlak Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia, (Surabaya: Amelia, 2005), hal 7

(37)

B. Analisis Isi

1. Pengertian Analisis Isi

Analisis Isi (Content Analysis) adalah suatu tahap dari pemrosesan informasi yang menyangkut isi-isi komunikasi yang ditransformasikan melalui aplikasi yang sistematik dan objektif. Menurut Hosti, Analisis isi adalah suatu teknik membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi karakteristik-karakteristik pesan tertentu secara obyektif dan sistematis.35 Menurut Wazer dan Wiener analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut Krippendrof mendefinisikan analisis isi suatu penelitian untuk membuat teks. 36

Analisis isi dalam komunikasi adalah salah satu metode utama dari ilmu komunikasi. Penelitian yang mempelajari isi media (surat kabar, radio, film dan televisi) menggunakan analisis isi.37 Perpaduan analisis isi objektif dengan observasi partisipan. Artinya dimana periset berinteraksi dengan material-material dokumentasi atau bahkan melakukan wawancara mendalam sehingga

35 Andi Bulaeng, Metode komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Andi, 2001), hal 179

36 Ibid, hal.164

37 Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu KomunikasiI Dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), h. 11.

(38)

pertanyaan-pertanyaan yang spesifik dapat diletakkan pada konteks yang tepat untuk dianalisis.38

Menurut Hoslti, analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.

Sedangkan Weber, analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat produser untuk membuat inferensi yang valid dari teks.39

Secara umum, analisis isi berupaya mengungkap berbagai informasi dibalik data yang disajikan di mdia atau teks. Analisis isi dapat didefinisikan sebagai teknik mengumpulkan dan menganalisis isi dari suatu teks. Isi dalam hal ini dapat berupa kata, arti (makna), gambar, simbol, ide, tema, atau beberapa pesan yang dapat dikomunikasiakan.40

Analisis isi dikategorikan dalam penelitian nonreaktif (nonreactive research) dikarenakan objek yang menjadi sasaran penelitian tidak memberikan reaksi atau pengaruh terhadap peneliti. Peneliti cukup menganalisis berbagai data dari berbagai sumber. Berbeda dengan survei dan eksperimen yang menggunakan individu atau kelompok sosial sebagai objek penelitian. Untuk itu, analisis isi relatif lebih mudah dilakukan karena peneliti tidak perlu menyiapkan berbagai

38 Rahmat Kriyanto, Riset Prkatis Riset Komunikasi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 251.

39 Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2011),h. 15.

40 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 86

(39)

instrumen yang rumit untuk diberikan kepada responden.

Dengan menggunakan analisis isi, peneliti dapat membandingkan berbagai simbol dalam media atau teks tertentu dan menganalisisnya dengan teknik kuantitatif.41 2. Ciri-Ciri Analisis Isi

Analisis isi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Objektif yaitu penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi secara apa adanya, tanpa adanya campuran tangan dari peneliti.

2. Sistematis yaitu semua tahapan dan proses penelitian telah dirumuskan secara jelas dan sistematis.

3. Replikabel yaitu penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan temuan yang sama pula.

Adapun hasil dari analisisi isi sepanjangn menggunakan bahan teknik yang sama dan menghasilkan temuan yang sama.

4. Isi yang tampak yaitu analisis isi dapat dipakai untuk melihat semua karakteristik dari isi yang tampak.

5. Perangkuman (summarizing) yaitu ditujukan untuk membuat gambaran umum karakteristik dari suatu isi/pesan. Analisis isis sebaliknya tidak berprestasi untuk menyajikan secara detail satu atau beberapa kasus isi.

6. Generalisasi yaitu analisis isi yang bermaksud untuk menganalisa secara detail satu demi satu kasus.42

41 Ibid, hal. 87

42 Ibid, hal 16-30.

(40)

C. Novel

1. Pengertian Novel

Novel berasal dari bahasa novella, yang dalam bahasa jerman disebut novelle dan novel dalam bahasa inggris, dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, yang kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa.43

Novel menurut H. B. Jassin dalam bukuny Tifa Penyair dan Daerahnya adalah suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orangorang luar biasa karena kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib mereka.44

Novel adalah karangan yang panjang dan berbentuk prosa dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, moral dan pendidikan.

Novel adalah media penuangan pikiran, perasaan, dan gagasan penulis dalam merespon kehidupan di sekitarnya.

Ketika di dalam kehidupan sekitar muncul permasalahan baru, nurani penulis novel akan terpanggil untuk segera menciptakan sebuah cerita.45 Sebagai bentuk karya sastra

43 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010), h. 9.

44 Suroto, Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra INDONESIA untuk SMTA (Jakarta: Erlangga, 1989), h. 19.

45 3 Nursito, Ikhtisar Kesusastraan ………., h. 168.

(41)

tengah (bukan cerpen atau roman) novel sangat ideal untuk mengangkat peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia dalam suatu kondisi kritis yang menentukan.

Berbagai ketegangan muncul dengan bermacam persoalan yang menuntut pemecahan.

2. Ciri-ciri Novel

Sebagai salah satu karya sastra, novel memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan karya sastra lain.

Dari segi jumlah kata ataupun kalimat, novel lebih mengandung banyak kata dan kalimat sehingga dalam proses pemaknaan relative jauh lebih mudah dari pada memaknai sebuah puisi yang cenderung mengandung beragam bahasa kias. Dari segi panjang cerita novel lebih panjang dari pada cerpen sehingga novel dapat mengemukakan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang komplek. Berikut adalah ciri-ciri novel:

a. Jumlah kata, novel jumlah katanya mencapai 35.000 buah b. Jumlah halaman, novel mencapai maksimal 100 halaman

kuarto.

c. Jumlah waktu, waktu rata-rata yang digunakan untuk membaca novel paling diperlukan sekitar 2 jam (120 menit).

d. Novel bergantung pada perilaku dan mungkin lebih dari satu pelaku.

e. Novel menyajikan lebih dari satu impresi.

f. Novel menyajikan lebih dari satu efek.

(42)

g. Novel menyajikan lebih dari satu emosi.

h. Novel memiliki skala yang lebih luas i. Seleksi pada novel lebih ketat

j. Kelajuan dalam novel lebih lambat

k. Dalam novel unsur-unsur kepadatan dan intensitas tidak begitu diutamakan.

3. Unsur-unsur Novel

Novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang artistic. Sebagai sebuah totalitas, novel memiliki bagian-bagian, unsurunsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik.

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra, namun tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Unsur extrinsic terdiri dari keadaan subyektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup, biografi, keadaan lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik dan sosial yang kesemuanya itu mempengaruhi karya yang ditulisnya.

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur- unsur yang secara factual akan dijumpai jika seseorang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah

(43)

unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur yang dimaksud adalah tema, plot, penokohan, latar, dan sudut pandang.46

a) Tema

Tema merupakan gagasan dasar yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan.47 Tema dalam sebuah cerita bersifat mengikat karena tema tersebut yang akan menentukan hadirnya peristiwa- peristiwa, konflik dan situasi tertentu. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita maka tema pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita.

Tema dengan demikian dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum sebuah novel. Gagasan yang telah ditentukan oleh pengarang yang digunakan untuk mengembangkan cerita. Dengan kata lain cerita akan mengikuti gagasan dasar umum yang ditetapkan sebelumnya sehingga berbagai peristiwa, konflik dan pemilihan berbagai unsure intrinsik yang lain seperti penokohan, perplotan,

b) Plot

Alur atau plot merupakan urutan peristiwa yang sambungmenyambung dalam sebuah cerita berdasarkan sebab-akibat. Dengan peristiwa yang sambung

46 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian…h.23

47 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian…h.23

(44)

menyambung tersebut terjadilah sebuag cerita. Diantara awal dan akhir cerita itu terdapat alur. Jadi alur memperlihatkan bagaimana cerita berjalan. Kita misalkan cerita dimulai dengan peristiwa A dan diakhiri dengan Z.

maka A, B, C, D, dan Z merupakan alur cerita.

Berdasarkan waktunya plot dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Plot lurus atau progresif, plot dikatakan progresif jika peristiwaperistiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama diikuti peristiwa- peristiwa kemudian.

2) Plot flash-back. Urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi yang berplot regresif tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal melainkan mungkin dari tahap tengah atau tahap akhir.

c) Penokohan

Dalam pembicaraan sebuah fiksi, sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakteristik secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Istilah-isltilah tersebut sebenarnya tidak menyarankan pada pengertian yang persis sama walaupun memang ada diantaranya yang bersinonim.

Istilah tokoh merujuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban dari pertanyaan:

“siapakah tokoh utama novel Sepatu Dahlan?”, atau “Ada

(45)

berapa jumlah pelaku dalam novel Sepatu Dahlan?” dan sebagainya. Tokoh cerita, menurut Abrams adalah orang- orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.48

Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan dengan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan perwatakan tertentu dalam sebuah cerita. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Dengan demikian, istilah penokohan lebih luas pengertiannya dari pada tokoh dan perwatakan sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga saggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.

Penokohan sekaligus menyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

d) Latar

Membaca sebuah novel, pada hakikatnya seseorang berhadapan dengan sebuah dunia, dunia yang dilengkapi dengan tokoh penghuni beserta dengan permasalahannya. Namun, hal tersebut tidak akan lengkap

48 Ibid, h. 166

(46)

apabila dalam cerita tidak ada ruang lingkup, tempat dan waktu sebagai tempat pengalaman kehidupannya. Dengan begitu dalam sebuah cerita selain memerlukan tokoh dan plot juga memerlukan latar.

Latar atau setting merupakan tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan. Saat membaca sebuah novel, pasti akan ditemukan sebuah lokasi tertentu seperti nama kota, desa, jalan, hotel dan lain-lain tempat terjadinya peristiwa. Di samping itu, pembaca juga akan berurusan dengan hubungan waktu seperti tahun, tanggal, pagi, siang, pukul, saat bulan purnama, atau kejadian yang merujuk pada waktu tertentu.

Unsur latar dapat dibedakan kedalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu walaupun masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya

1) Latar tempat

Latar tempat merupakan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

Unsur tempat yang digunakan dapat berupa tempat- tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu atau lokasi tertentu tanpa nama yang jelas. Latar dalam sebuah novel biasanya meliputi berbagai lokasi, ia akan berpindah-pindah dari satu tempat ke yempat

(47)

yang lain sejalan dengan perkembangan plot dan tokoh.

2) Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah

“kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Waktu dalam karya naratif dapat bermaksa ganda yaitu merujuk pada pada waktu penceritaan, waktu penulisan cerita dan di pihak lain menunjuk pada urutan waktu yang terjadi dalam cerita. Latar waktu juga harus dikaitkan dengan latar tempat juga latar sosial sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan. Keadaan suatu yang diceritakan mau tidak mau harus mengacu pada waktu tertentu karena tempat itu akan berubah sejalan dengan perubahan waktu

3) Latar sosial

Latar sosial merupakan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritkan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup komplek. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Di samping itu, latar sosial juga

(48)

berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.49

e) Sudut pandang

Sudut pandang (point of view) merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.

2) Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar dari pada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga. Pencerita dalam sudut pandang orang ketiga berada diluar cerita sehingga pencerita tidak memihak salah satu tokoh dan kejadian yang diceritakan. Dengan menggunakan kata ganti nama ia, dia, dan mereka, pengarang dapat menceritakan suatu kejadian jauh ke masa lampau dan ke masa sekarang.50

3) Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat,

49 Ibid, h.234

50 Nyoman Kutha Ratna, Penelitian Sastra (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 319

(49)

serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.

(50)

37 BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan salah satu aspek penting dalam penelitian. Metode merupakan acuan ataupun pedoman dalam melakukan penelitian. Metode penelitian menurut Sugiono adalah cara ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu, cara ilmiah diartikan yaitu, rasional (terjangkau akal), empiris (bisa diamati indra manusia) dan sistematis (menggunakan tahapan tertentu yang bersifat logis). Oleh karena itu keabsahan suatu penelitian ditentukan dari metode penelitian.51

Adapun metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian yang merupakan data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkat.

Pendekatan kuantitatif adalah pencarian data atau informasi dari realitas permasalahan yang ada dengan mengacu pada pembuktian konsep atau teori yang digunakan.52

Aspek yang penting dalam menyusun penelitian adalah pendekatan analisis isi. Dilihat dari pendekatan analisis isi, dapat dibagi kedalam tiga bagian besar, yakni

51 M. Hariwijaya, Triton, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal Dan Skripsi (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h. 51

52 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alabeta, 2011), hal. 14.

(51)

analisis isi deskriptif, eksplanatif, dan prediktif. Analisis isi deskriptif sebatas hanya menggambarkan pesan, sementara analisis isi eksplanatif berusaha untuk menguji hubungan diantara variabel. Adapun analisis isi prediktif ditujukan untuk menguji prediksi variabel lain dengan menggunakan suatu variabel.53

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan analisis isi deskriptif, karena penelitian ini bertujuan hanya untuk menggambarkan pesan, tentu berbeda dengan penelitian dengan penelitian yang ingin menguji hubungan diantara variabel. Analisis isi deskriptif adalah penelitian kuantitatif dengan format deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu. Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, atau menguji hubungan diantara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek- aspek dan karakteristik dari suatu pesan.54

Sehubungan dengan hal tersebut, maka jenis analisis isi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kuantitatif dengan menggambarkan pesan moral yang nampak dalam novel Rentang Kisah. Alasan memilih analisis isi kuantitatif, karena peneliti ingin mengetahui muatan atau pesan moral yang tampak pada novel Rentang Kisah, dengan

53 Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), hal.46

54 Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), hal.47

(52)

cara menghitung frekuensi dan prosentase masing-masing kategori pesan moral yang ada dalam buku Rentang Kisah.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi) yang kemudian dijadikan kesimpulan dari hasil penelitian. Di dalam subjek penelitian inilah terdapat objek penelitian.55 Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah novel Rentang Kisah karya Gita Savitri Devi.

Objek penelitian menurut Sugiyono adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek ataub kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.56 Objek dalam penelitian ini adalah isi pesan atau konten pesan moral yang terkandung dalam novel Rentang Kisah.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilaksanakan salah satunya di tempat yang disetujui juri. Mengingat dalam penelitian dibutuhkan juri untuk menganalisis isi pesan moral pada Novel Rentang Kisah. Adapun waktu penelitian akan dimulai dari bulan September 2020

55 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hal. 35.

56 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 38.

(53)

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik- teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Kategorisasi Pesan

Menurut Burhan Nurgiyantoro dalam bukunya yang berjudul Teori Pengkajian Fiksi mengatakan bahwa Nilai moral itu sendiri menyangkut tentang persoalan hidup manusia. Pesan moral adalah merupakan gagasan ide yang diucapkan serta disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dengan isi didalamnya. Adapun bentuk pesan moral terdiri dari 3 aspek yaitu:

Tabel 2 Kategorisasi No Kategorisasi Pesan Moral

1 Hubungan manusia dengan Tuhan 2 Hubungan manusia dengan diri sendiri 3 Hubungan manusia dengan manusia lain

2. Observasi

Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti telinga,

Gambar

Tabel 3  Kesepakatan Antar Juri Keseluruhan Isi Pesan Moral   Tabel 4  Sub Bab Dalam Novel Rentang Kisah
Tabel 2  Kategorisasi  No  Kategorisasi Pesan Moral
Tabel Hasil Coding

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

241 KPIG GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk BSRE1 - BSR

Sesuai dengan rekomendasi dari Kepala Direktorat Bina Gizi Masyarakat bahwa perlu dilakukan Kegiatan Rintisan program mandiri penanggulangan anemia gizi besi untuk Calon

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru dalam memberikan pembelajaran di sekolah dan pemilihan instransi untuk pelaksanaan praktek kerja

Tiada sebarang parut, bonjolan dan pembengkakan yang abnormal dikesan pada kawasan leher semasa inspeksi4.

Good Governance pada perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan pada pelaksanan tugas di lapangan sehari hari, untuk lebih memperoleh manfaat yang optimal maka perlu

midrash , the rabbinic mode of interpretation, to the works of Grace Aguilar, George Eliot, and Amy Levy, Richa Dwor provides a superb addition to affect theory and Jewish Studies in

Kehadiran bangsa asing di Maluku yang diawali oleh bangsa Portugis dan Spanyol pada abad XVI, dan kemudian bangsa Belanda pada abad XVII, telah membuat

Metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi