• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Pengertian Kepemimpinan

3.1.3. Fungsi Kepemimpinan

Sesungguhnya semua orang mempunyai potensi menjadi pemimpin, yang berbeda hanya derajat bakatnya saja, namun demikian potensi itu harus dikembangkan menjadi pemimpin yang baik dan efektif sangat dibutuhkan keberadaannya. Kepemimpinan dan diraih. Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar organisasi.

Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus diwujudkan dalam interaksi antara individu didalam sosial suatu kelompok atau organisasi.

Sutikno (2014:18) secara operasional kepemimpinan dapat dibedakan menjadi lima fungsi pokok yaitu :

1) Fungsi instruktif. Fungsi instruktif ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.

2) Fungsi Konsulatif. Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

3) Fungsi Partisipasi. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun melaksanakannya.

4) Fungsi Delegasi. Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang atau menetapkan keputusan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.

5) Fungsi Pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Kelima fungsi kepemimpinan tersebut pada dasarnya merupakan strategi mengefektifkan organisasi sebagai teknik mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku atau menggerakkan anggota organisasi agar melaksanakan kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

44

3.2. Disiplin

Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati,menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2001 : 291). Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa disiplin kerja adalah sikap para pegawai untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dimana dia bekerja. Sedangkan tindakan disiplin itu sendiri adalah pengurangan yang dipaksakan oleh pimpinan terhadap imbalan yang diberikan oleh organisasi karena adanya suatu kasus tertentu (Gomes, 2000 :232). Tindakan disiplin ini tidak termasuk pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan oleh kejadian-kejadian perilaku khusus dari pegawai yang menyebabkan rendahnya produktivitas atau pelanggaran-pelanggaran aturan-aturan instansi.

Disiplin yang baik pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak bertahan lama. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat. Umumnya disiplin kerja dapat terlihat apabila pegawai datang kekantor teratur dan tepat waktu, jika mereka

berpakaian rapi ditempat kerja, jika mereka menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati, jika mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dengan mengikuti cara kerja yang telah ditentukan oleh kantor atau instansi dan jika mereka menyelesaikan pekerjaan dan semangat kerja.

Pengertian Disiplin Menurut Para Ahli

1) Menurut James Drever dari sisi psikologis, disiplin adalah kemampuan mengendalikan perilaku yang berasal dari dalam diri seseorang sesuai dengan hal-hal yang telah di atur dari luar atau norma yang sudah ada. Dengan kata lain, disiplin dari segi psikologis merupakan perilaku seseorang yang muncul dan mampu menyesuaikan diri dengan aturan yang telah ditetapkan.

2) Menurut Pratt Fairshild dari sisi sosiologi, disiplin terdiri dari dua bagian, yaitu disiplin dari dalam diri dan juga disiplin sosial. Keduanya saling berhubungan satu sama lain, sehingga seseorang yang mempunyai sikap disiplin merupakan orang-orang yang dapat mengarahkan perilaku dan perbuatannya berdasarkan patokan atau batasan tingkah laku tertentu yang diterima dalam kelompok atau lingkup sosial masing-masing. Pengaturan tingkah laku tersebut bisa diperoleh melalui jalur pendidikan dan pembelajaran.

3) Menurut John Macquarrie dari segi etika, disiplin adalah suatu kemauan dan perbuatan seseorang dalam mematuhi seluruh peraturan yang telah terangkai dengan tujuan tertentu.

46

Berdasarkan ketiga pengertian disiplin menurut para ahli di atas, bisa disimpulkan bahwa dari sudut pandang manapun, disiplin merupakan sikap yang wajib ada dalam diri semua individu. Mengapa? Karena disiplin adalah dasar perilaku seseorang yang sangat berpengaruh besar terhadap segala hal, baik urusan pribadi maupun kepentingan bersama. Untuk mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam mengerjakan sesuatu, dibutuhkan latihan dengan kesadaran dari dalam diri akan pentingnya sikap disiplin sehingga menjadi suatu landasan bukan hanya pada saat berkerja, tetapi juga dalam berperilaku sehari-hari.

Adapun indikator yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan (dharma, 2003:355) adalah :

1). Kehadiran karyawan setiap hari

Karyawan wajib hadir dikantor sesuai dimulainya jam kerja. Setiap hari pegawai wajib mengisi absensi di finger print, dan bagi pegawai yang berhalangan dikarenakan sakit ataupun izin, harus menyertakan surat dokter yang menyatakan bahwa kondisi pegawai tersebut memang sedang sakit.

2). Ketepatan jam kerja

Penetapan hari kerja dan jam kerja diatur atau ditentukan oleh Kementrian Agama Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Pegawai diwajibkan untuk mengikuti aturan jam kerja, tidak melakukan pelanggaran jam istirahat, jadwal kerja lain, keterlambatan masuk kerja, wajib mengikuti aturan jam kerja per hari. Para pegawai harus mematuhi ketepatan jam kerja yang telah ditentukan yaitu mulai pukul 07.30-16.00. Dari temuan saya di lapangan selama magang,

ketepatan jam kerja ini banyak yang datang tepat waktu, hal itu menjadi salah satu bukti bahwa kepemimpinan kakanwil kementrian agama wilayah provinsi sumatera utara berhasil dalam menetapkan peraturan jam kerja.

3). Ketaatan Karyawan terhadap peraturan

Adakalanya karyawan menunjukkan ketidakpatuhan, seperti menolak melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan. Jika tingkah laku karyawan menimbulkan dampak atas kinerjanya, para pimpinan harus siap melakukan tindakan kedisiplinan.

Adapun peraturan yang berkaitan dengan disiplin, antara lain : a. Peraturan jam masuk, pulang kerja, dan istirahat

b. Peraturan dasar tentang berpakaian dan bertingkah laku dalam pekerjaan

c. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit-unit kerja

d. Peraturan dengan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pegawai selama dalam melakukan pekerjaannya.

Dari ketiga indikator kedisiplinan diatas. Pegawai pada Kementrian Agama Wilayah Provinsi Sumatera Utara cendrung sudah menjalankan semuanya dengan baik. Walaupun tidak dapat dipungkiri, masih ada beberapa pegawai yang masih belum dapat menjalankan kedisiplinan secara baik.

Dokumen terkait