• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Fungsi Kognitif

a. Struktur dan Fungsi Saraf Lanjut Usia

Masa penuaan terjadi secara alamiah. Perubahan terjadi disetiap sistem tubuh lansia, termasuk pada sistem saraf. Masa penuaan juga menurunkan jumlah sel saraf diberbagai daerah otak dan mengurangi zat-zat pada struktural sel saraf tersebut terutama pada dendrit. Hilangnya sel saraf tidak begitu luas dalam proses penuaan seperti yang diyakini sebelumnya. Dalam kenyataannya beberapa sel saraf tampak menyusut dan beberapa hilang. Dan ini akan mengakibatkan berubahnya beberapa fungsi seperti pada fungsi kognitif, motorik dan juga fungsi sensorik. Perubahan ini yang mencakup pada sensori dan motorik seperti kesulitan dalam menangkap informasi; dari penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan pada penciuman; sensasi getaran dan perubahan pada posisi akal. Fungsi kognitif akan dijelaskan lebih detail dibawah. Ini semua dikarenakan oleh perubahan pada neurotransmiter yang berkurang dan hipotalamus karena proses penuaan yang berlangsung. Hipokampus adalah bagian dari lobus temporal yang terpenting dalam pengaturan memori dan pembelajaran. Pada proses penuaan ini yang terjadi adalah terdapat perubahan pada struktur, hilangnya sinaps pada saraf, integritas mikrovaskular yang menurun, berkurangnya glukosa dalam proses metabolisme, dan perubahan dalam sel-sel neuroglia (Meiner & Lueckenotte, 2006).

23

b. Definisi Kognitif

Kognisi meliputi kemampuan otak untuk memproses, mempertahankan, dan menggunakan informasi. Kemampuan kognitif mencakup pemikiran, penilaian, persepsi, perhatian pemahaman, dan memori. Kemampuan kognitif ini penting pada kemampuan individu dalam membuat keputusan, menyelesaikan masalah, menginterpetasikan lingkungan dan mempelajari informasi yang baru untuk memberikan nama pada beberapa hal (Videbeck, 2008). Kata kognisi (cognition) merujuk kepada tindakan atau proses “mengetahui”, termasuk kesadaran dan penilaian (Sherwood, 2012).

c. Neurosains Kognitif

1). Otak Depan

Otak depan adalah wilayah otak yang terletak dibagian atas dan depan otak. Terdiri dari kulit otak, ganglia basalis, sistem limbik, talamus dan hipotalamus. Kulit otak adalah lapisan terluar hemisfer otak yang memainkan peran vital didalam proses-proses berfikir dan mental kita. Ganglia basal (bentuk tunggalnya: ganglion) adalah tempat berkumpulnya neuron-neuron yang krusial bagi fungsi motorik. Sistem limbik sangat penting bagi emosi, motivasi, memori dan pembelajaran. Sistem limbik ini juga memadukan tiga struktur serebral yang saling berkaitan, yaitu amigdala, septum, dan hipokampus. Talamus menyampaikan informasi sensorik lewat

kelompok-kelompok neuron yang disalurkan ke wilayah korteks yang tepat. Ia bertempat kira-kira dipusat otak, kurang lebih sejajar dengan mata. Untuk mengakomodasi semua tipe inormasi yang berbeda yang perlu dipilah-pilah.ketika talamuss mengalami malfungsi, hasilnya adalah rasa sakit, gemetaran, amnesia, kekacauan, dan perasaan tegang ketika terjaga dan tidur. Sedangkan hipotalamus berfungsi mengatur perilaku mempertahankan kelangsungan hidup, seperti bekelahi, makan, melarikan diri, dan seksualitas. Meskipun ukuran hipotalamus ini kecil (dai bahasa yunani:Hipo- atau „dibawah‟: lokaisnya berada didasar otak depan dibawah talamus) namun, ia justru penting untuk mengontrol banyak fungsi tubuh (Sternberg, 2008).

2). Otak Tengah

Pada otak tengah terdapat sebuah sistem pengaktif retikularis (RAS, Reticular Activating System; disebut juga

„formasi retikularis‟), sebuah serabut neutron yang esensial

bagi pengaturan kesadaran, seperti pada tidur, keterjagaan, bangun dari tidur dan bahkan perhatian dalam segala hal dan fungsi vital seperti detak jantung dan pernafasan. Selain terdapat RAS, terdapat batang otak yang menghubungkan otak depan dengan saraf tulang belakang. Struktur yang disebut periadequeductal gray (PAG) terdapat didalam batang otak ini. Menentukan batas kematian otak para ahli medis melihat

25

berdasarkan fungsi-fungsi batang otak tersebut (Sternberg, 2008).

3). Otak Belakang

Otak belakang terdiri atas medula oblongata, pons, dan serebelum. Medula oblongata mengontrol aktivitas jantung dan banyak mengontrol pernafasan, menelan an mencerna. Medula juga menjadi tempat saluran saraf yang berasal dari bagian tubuh sisi kana yang bergerak menyilang menuju sisi otak bagian kiri, dan sebaliknya. Medula oblongata adalah sebuah struktur interior memanjang yang terletak persis dititik sara tulang belakang yang memasuki tengkorak dan menempel ke otak. Medula oblongata yang mengandung RAS, membantu kita bertahan hidup. Selain medula oblongata adapula pons yang berfungsi sebagai sejenis stasiun pemancar karena ia mengandung serabut-serabut neuron yang menyalurkan sinyal dari satu bagian otak ke bagian otak lainnya. Serbelum yang berarti otak keil ini memiliki fungsi yaitu mengontrol koordinasi tubuh, keseimbangan dan penyesuaian otot dan beberapa aspek memori yang melibatkan gerakan-gerakan terkait prosedur (Sternberg, 2008).

4). Lobus-Lobus Hemisfer Otak

a. Lobus Frontalis

Lobus frontalis diasosiasikan dengan pemrosesan motorik, dan proes-proses berfikir yang lebih tinggi seperti

penalaran abstrak (Sternberg, 2008). Lobus ini juga

bertanggung jawab atas fungsi kognitif tertinggi, seperti pemecahan masalah, spontanitas, memori, bahasa, motivasi, penilaian, dan kontrol impuls (Hernanta, 2013). b. Lobus Parietalis

Lobus ini juga diasosiasikan dengan pemrosesan somatosensoris. Ia menerima input-input dari neuron terkait sentuhan, rasa sakit, rasa temperatur, dan posisi tungkai-tungkai tubuh (Sternberg, 2008).

c. Lobus Temporalis

Lobus temporal adalah area asosiasi primer untuk informasi auditorik dan mencakup area Wernick tempat intepretasi bahasa. Lobus ini juga terlibat dalam intepretasi bau, penyimpanan ingatan, musik, agresif dan perrilaku seksual (Muttaqin, 2008 dan Hernanta, 2013).

d. Lobus Okipitalis

Lobus oksipital adalah lobus posterior koteks cerebrum. Lobus ini terletak di sebelah posterior dari lobus parietalis dan didasar fisura parieto-oksipitalis, yang memisahkannya dari cerebellum. Lobus ini adalah pusat asosiasi visual utama. Lobus ini menerima informasi yang berasal dari retina. Kiri untuk melihat angka dan huruf, serta kanan untuk melihat gambar dan bentuk (Muttaqin, 2008 dan Hernanta, 2013 ).

27

d. Kognitif pada Lansia

Pada umumnya seseorang yang memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Terutama pada fungsi kognitif yang akan mempengaruhi aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian dalam diri lanjut usia tersebut (Sutarto, 2008). Penurunan menyeluruh pada fungsi sistem saraf pusat dipercaya sebagai kontributor utama perubahan dalam kemampuan kognitif dan efisiensi dalam pemrosesan informasi (Papilia dkk, 2008). Penurunan terkait penuaan ditunjukan dalam kecepatan, memori jangka pendek, memori kerja dan memori jangka panjang. Perubahan ini telah dihubungkan dengan perubahan pada struktur dan fungsi otak (Agronin dan Maletta, 2011).

e. Aspek Fungsi Kognitif

1). Atensi

Atensi adalah cara-cara kita secara aktif memproses inforrmasi yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra, memori yang tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif lainnya. Atensi juga mencakup baik proses-proses sadar dan proses tidak sadar (Reed, 2007).

2). Intelegensi

Intelegensi adalah kapasitas untuk belajar dari pengalaman dengan menggunakan proses-proses metakognitif dalam upayanya meningkatkan pembelajaran, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Pada umumnya intelegensi diukur dengan menjumlahkan nilai pada berbagai subyek verbal dan kinerja. Kemampuan verbal tetap stabil dengan preoses penuaan normal. Sebaliknya, subyek yang membutuhkan pemikiran kreatif nonverbal dan strategi pemecahan masalah baru menunjukkan penurunan yang lambat karena penuaan (Helter, Ouslander dkk, 2009).

3). Perhatian

Perhatian melibatkan kemampuan untuk fokus pada satu atau lebih potongan-potongan informasi baik melalui auditori dan visual yang cukup lama untuk memasukkan dan mengolah data (Helter, Ouslander dkk, 2009). Dua karakteristik perhatian adalah elektivitas dan usaha mental. Selektivitas perlu untuk menjaga kita dari kelebihan dengan banyaknya informasi (Reed, 2007).

4). Fungsi eksekutif

Fungsi eksekutif mencakup kemampuan untuk mengontrol dan berperilaku langsung, membuat kesimpulan yang berarti dan penilaian yang tepat, merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas, memanipulasi beberapa potongan informasi pada satu waktu (memori kerja), urutan motorik kompleks lengkap dan memecahkan masalah abstrak dan kompleks. Kemampuan eksekutif diperankan oleh lobus frontal hemisfer serebri, terutama area prefrontal, merupakan

29

area yang penting untuk fungsi eksekutif normal (Ginsberg, 2008).

5). Memori

Memori adalah proses bertingkat dimana informasi pertama kali harus dicatat dalam area korteks sensorik kemudian diporses melalui sistem limbik untuk terrjadinya pembelajaran baru. Secara klinik memori dibagi tiga tipe dasar, yaitu:

a. Immediate memory, merupakan kemampuan untuk merecall stimulus dalam interval waktu beberapa detik. b. Recent memory, merupakan kemampuan untuk mengingat

kejadian sehari-hari, seperti tanggal, apa yang dimakan saat sarapan, atau kejadian-kejadian baru.

c. Remote memory, merupakan rekoleksi atau mengintai kembali kejadian yang terjadi bertahun-tahun yang lalu (tanggal lahir, sejarah, nama kerabat, dan lain-lain).

6). Bahasa

Bahasa merupakan instrumen dasar bagi komunikasi pada manusia, dan merupakan dasar dan tulang punggung bagi kemampuan kognitif. Bila terdapat gangguan hal ini akan mengakibatkan hambatan yang berarti bagi klien (Lumbantobing, 2008). Fungsi bahasa merupakan kemampuan yang meliputi empat parameter, yaitu:

a. Kelancaran

Suatu metode yang dapat membantu menilai kelancaran yaitu dengan meminta pasien menulis atau berbicara spontan.

b. Pemahaman

Pemahaman merujuk pada kemampuan untuk memahami dalam suatu perintah atau perkataan, dibuktikan dengan seseorang untuk melakukan perintah tersebut.

c. Pengulangan

Kemampuan sesorang untuk dapat mengklarifikasi penyataan sebelumnya.

d. Penanaman

Penanaman merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai sebuah objek dan bagian-bagiannya.

7). Visuospasial

Kemampuan persepsi visual memerlukan pengertian lambang tentang ruang. Hubungan bentuk posisi ukuran relatif, latar depan dan latar belakang, dan ketetapan bentuk (dengan mempertahankan ciri khasnya bagaimanapun posisinya dalam ruang) adalah diantara unsur pokok pengurutan visuospaial (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000).

Dokumen terkait