• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

I.10 Anggapan Dasar

II.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Disamping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai fungsi bagi masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick yang dikutip Ardianto dkk dalam bukunya “Komunikasi Massa Suatu Pengantar” (2004 : 16-17) adalah sebagai berikut :

a. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk (1) pengawasan peringatan ; (2) pengawasan instrumental.

Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung berapi , kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman. Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan. Sebuah surat kabar

secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan dan ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman tersebut.

Sedangkan fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.

b. Interpretation (Penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.

Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok.

c. Lingkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)

Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kapada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masayarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

Televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan banyak waktunya menonton televisi dibandingkan kegiatan lainnya, kecuali tidur. Beberapa pengamat memperingatkan kemungkinan terjadinya disfungsi jika televisi menjadikan salurannya terutama untuk sosialisasi (penyebaran nilai-nilai). Sebagai contoh, maraknya tayangan kekerasan di stasiun televisi dapat membentuk sosialisasi bagi anak muda yang menontonnya, yang membuat anak muda berpikir bahwa metode kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan hidup.

e. Entertainment (Hiburan)

Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, musik, olah raga, permainan, melalui isyarat-isyarat, lambang-lambang, suara dan gambar, bertujuan untuk menciptakan kesenangan yang bersifat hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya.

Fungsi menghibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat

berita-berita ringan atau melihat tayangan-tayang hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

II.3 Opini dan Opini Publik

Menurut Cultip dan Center, opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai suatu jawaban terbuka terhadap suatu persoalan atau isu. Menurut Albig, subjek dari suatu opini biasanya adalah masalah baru. Opini berupa reaksi pertama dimana orang mempunyai perasaan ragu-ragu dengan sesuatu yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian, unsur-unsur ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya.

Sesuai apa yang dikemukakannya bahwa opini adalah ekspresi dari sikap, maka sebaiknya dipahami yang dimaksud sikap (attitude). Sikap (attitude) menurut Cultip dan Center adalah kecenderungan untuk memberikan respon terhadap suatu masalah atau situasi tertentu. Sikap masih ada dalam diri seseorang (outwardly-expressed opinions). Maka antara opini dan sikap atau sebaliknya terdapat suatu kerjasama yang sinambung di dalam diri manusia dalam menghadapi suatu masalah atau situasi tertentu.

Pengertian sikap (attitude) menurut W.A. Gerungan dalam (Sastropoetro, 1990) merupakan pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi. Jadi attitude lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal. Pembentukan attitude tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja tetapi senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan

berkenaan dengan objek tertentu. Interaksi sosial dalam kelompok atau dari diluar kelompok dapat mengubah atau membentuk attitude yang baru. Faktor-faktor lain yang juga memegang peranannya adalah faktor-faktor intern di dalam diri manusia itu, yakni selektivitasnya, daya pilih, atau minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya itu, dan faktor-faktor intern tersebut turut ditentukan pula oleh motif-motif dan attitude lain yang sudah tetap di dalam diri pribadi orang tersebut. Karenanya hubungan antara opini dengan sikap sangat berkaitan. Selanjutnya istilah publik memiliki pengertian yaitu : (Sastropoetro, 1990 :48)

a. Etimologis, publik berarti: - Orang banyak

- Terbuka, tidak rahasia, siapapun boleh tahu - Umum

b. Menurut E Bagardus secara psikologis, publik merupakan sekelompok orang yang mempunyai minat sama tentang suatu hal atau sekelompok orang yang menaruh perhatian terhadap suaut masalah yang sama,, melibatkan diri dalam masalah tersebut dan berusaha untuk mengatasinya. Publik tidak berkumpul di suatu tempat.

Menurut Santoso, publik merupakan kelompok yang tidak mempunyai kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti misalnya pembicaraan-pembicaraan pribadi berantai, lewat desas-desus. Melalui surat kabar, radio, televisi,film, dan sebagainya.publik lebih khusus merupakan gejala modern yang dihasilkan oleh media massa tetapi lebih spesifik aripada media massa dalam artian, minat ditujukan kepada persoalan-persoalan

tertentu. Publik dapat didefinisikan sebagai sejumlah orang yang memiliki minat, kepentingan atau kegemaran yang sama.

Dari pengertian-pengertian tersebut, maka istilah “ Opini Publik” dapat digunakan untuk menandakan setiap pendapat yang dikemukakan oleh individu-individu dan sering merujuk kepada pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah besar orang. Emory S. Bagardus di dalam Sastropoetro, menyatakan bahwa opini publik adalah hasil penginterogasian pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan dalam masyarakat demokratis. Opini publik bukan merupakan seluruh jumlah pendapat individu yang dikumpulkan.

Sementara itu menurut Kruger Reckless, opini publik adalah pendapat hasil pertimbangan seseorang tentang sesuatu hal yang telah diterima sebagai pemikiran publik sehingga relatif untuk dapat benar atau salah. Opini publik menurutnya juga dapat berubah-ubah sedangkan perubahan itu timbul dan disalurkan oleh seseorang atau suatu lembaga. Yang merupakan subjek opini publik adalah masalah-masalah yang baru. Opini berupa reaksi pertama dimana orang mempunyai rasa ragu-ragu terhadap suaut masalah yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya perubahan penilaian, sehingga unsur-unsur tersebut mendorong orang untuk saling mempertentangkannya. Opini tidak timbul jika tidak ada pertentangan dan pertentangan itu harus dinyatakan. Adapun opini itu dapat dinyatakan dengan tingkah laku atau suatu bentuk tingkah laku yang lain ataupun dengan kata-kata. Clyde L. King menyatakan bahwa opini publik adalah suatu penilaian sosial (social judgement) tentang sesuatu hal yang penting dan berarti atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan oleh individu-individu dengan sadar dan rasional.

Dengan pengertian-pengertian yang telah ada ini maka dapat dibuat kesimpulan bahwa opini publik adalah:

1. Merupakan pengumpulan pendapat dari berbagai orang yang berbeda latar belakangnya.

2. Sedikit banyak mendapat dukungan dari sejumlah orang.

3. Ada minat sama terhadap gagasan, situasi, kejadian atau peristiwa yang dipermasalahkan.

4. Walau memiliki minat yang sama namun memiliki pendapat yang berbeda. 5. Opini publik berkaitan dengan sikap dan tingkah laku yang timbul sebagai

akibat permasalahan yang ada.

6. Opini publik merupakan persatuan perasaan (emosi) dan akal karena opini mudah berubah, dapat disebabkan faktor-faktor luar atau dalam.

7. Media massa biasanya yang digunakan sebagai alat dalam menyalurkan opini publik.

II.4 Iklan

Dokumen terkait