• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.2. Kredit

2.2.2.6. Fungsi Kredit

Dalam kehidupan perekonomian yang modern, bank memegang peranan yang sangat penting. Hal ini antara lain disebabkan usaha pokok bank adalah memberikan kredit dan kredit yang diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam segala bidang kehidupan, khususnya dibidang ekonomi. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut:

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang, dalam arti:

a. Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan produksi atau usahanya.

b. Para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan, yang kemudian oleh lembaga-lembaga keuangan tersebut diusahakan dalam bentuk pemberian kredit.

2. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang dalam arti kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan alat pembayaran baru seperti cek, bilyet giro dan wesel sehingga apabila pembayaran-pembayaran dilakukan dengan cek, bilyet giro dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. Selain itu kredit perbankan yang ditarik tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang pula. 3. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang dalam arti dengan

mendapat kredit para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. 4. Kredit dapat menjadi salah satu alat stabilisasi ekonomi dalam arti bila

keadaan ekonomi kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha-usaha antara lain pengendalian inflasi, peningkatan ekspor dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dimana untuk menekan laju inflasi pemerintah melindungi usaha-usaha yang bersifat nonspekulatif.

5. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat dalam arti bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha dibidang permodalan tersebut sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.

6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dalam arti dengan bantuan kredit dari bank para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah selesai maka untuk mengelolanya

diperlukan pula tenaga kerja, maka pemerataan pendapatan akan meningkat pula.

7. Kredit dapat sebagai alat hubungan ekonomi internasional dalam arti bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Bantuan dalam bentuk kredit ini tidak saja dapat mempererat hubungan ekonomi antarnegara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan hubungan internasional.

Pada prinsipnya kredit itu hanya satu macam saja, yaitu uang nasabah yang oleh bank dipinjamkan kepada nasabah kredit dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu dimasa mendatang disertai dengan suatu kontraprestasi berupa bunga. Tetapi berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah, maka jenis kredit menjadi beragam, begitu pula dengan prosedur pemberian kredit, jaminan dalam permintaan kredit, tingkat suku bunga kredit, tingkat risiko dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan pemberian kredit begitu luas dan kompleksnya sehingga menurut penulis tidak memungkinkan untuk menjelaskan secara rinci segala hal mengenai kredit dalam penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu penjelasan mengenai kredit yang penulis dapat uraikan hanya sampai pada fungsinya saja, selain agar tidak terlalu jauh keluar dari tema penelitian, juga agar tidak terlalu

bertele-tele. Selanjutnya akan disinggung sedikit mengenai bagaimana manajemen bank berusaha untuk mengelola aktiva - pasivanya dalam rangka mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki bank.

Tabel 2

Perkembangan Kredit Perbankan Menurut Penggunaan 2001 2002 2003 2004 (Agt) Kredit Modal Kerja

- Posisi (Rp triliun) - Pertumbuhan (% tahunan) - Pangsa (% total kredit)

Kredit Investasi

- Posisi (Rp triliun) - Pertumbuhan (% tahunan) - Pangsa (% total kredit)

Kredit Konsumsi

- Posisi (Rp triliun) - Pertumbuhan (% tahunan) - Pangsa (% total kredit)

Total Outstanding Kredit

- Posisi (Rp triliun) - Pertumbuhan (% tahunan) 175,7 7,4 57,1 73,5 12,5 23,9 58,4 45,7 19,0 307,6 14,3 202,7 15,4 55,4 82,9 12,8 22,7 79,8 36,5 21,8 365,4 18,8 231,5 14,2 52,9 94,3 13,7 21,5 112,1 40,4 25,5 437,9 19,8 261,2 19,0 51,7 112,7 26,4 22,3 131,3 38,3 26,0 505,2 25,2

Sumber : Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, berbagai edisi.

Demikian pula, proses intermediasi perbankan juga telah banyak mengalami perbaikan. Peningkatan dana masyarakat, perbaikan kondisi internal perbankan, dan mulai bergairahnya kegiatan ekonomi telah mampu meningkatkan penyaluran kredit oleh perbankan. Dalam lima tahun terakhir outstanding kredit perbankan meningkat rata-rata sekitar 17,5% per tahun sehingga mencapai Rp. 505,2 triliun pada Agustus Grafik 1: Kinerja Bank-Bank Umum 2004 (Tabel 2). Dari sisi pengggunaannya, kredit perbankan tersebut disalurkan untuk kredit modal kerja sebesar 51,7%, kredit konsumsi 26,0%, dan kredit investasi sebesar 22,3% dari outstanding kredit Agustus 2004. Komposisi kredit seperti ini tidak mengherankan karena karakteristik kegiatan ekonomi Indonesia yang masih bertumpu pada konsumsi seperti dikemukakan di atas.

Akan tetapi dalam studi yang terkini dengan data hingga Juni 2004, perkembangannya telah banyak berubah dan menunjukkan bahwa fenomena credit runch sudah tidak terjadi lagi di Indonesia. Kondisi pasar kredit telah normal kembali dengan penawaran kredit bank yang mampu memenuhi permintaan kredit dari debitur. Lebih dari itu, konvergensi kesenjangan penawaran dan permintaan kredit, rendahnya LDR, dan tingginya undisbursed loans menunjukkan bahwa permintaan kredit yang seharusnya perlu didorong untuk meningkatkan kredit perbankan, bukan dari sisi penawaran kredit. Uraian di atas menunjukkan bagaimana eratnya peningkatan peran dan pembiayaan sektor usaha yang sangat menggembirakan selama ini dengan perubahan struktural dalam sektor

ekonomi riil dan sektor keuangan di Indonesia. Keterkaitan itu dapat dikarakteristikkan sebagai berikut. Pertama, permasalahan di sektor riil, khususnya sektor perusahaan besar (korporat) dan BUMN, sementara permintaan barang dan jasa dari masyarakat yang terus mengalami peningkatan, telah memberikan peluang bagi peningkatan sektor usaha mampu meningkatkan peran dan sekaligus penopang pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia selama ini. Kedua, berbagai langkah kebijakan yang ditempuh Pemerintah dan Bank Indonesia selama ini telah mampu memperbaiki kondisi internal perbankan, baik dari sisi permodalan, dana masyarakat, kredit, maupun profitabilitas.

Dengan perbaikan ini, bank-bank telah semakin bergairah dalam penyaluran kredit kepada dunia usaha dan masyarakat. Lebih dari itu, dengan peningkatan kegiatan ekonomi di sektor.

Dokumen terkait