Periklanan mempunyai beberapa fungsi (basu swastha, 1984 : 245) yaitu:
a. Memberikan informasi
Periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang dengan memberikan informasi pada konsumen. Tentu saja iklan dapat memberikan informasi lebih banyak lagi daripada lainnya, bak tentang barangnya, harganya ataupun informasi lain yang dibutuhkan konsumen.
b. Membujuk atau mempengarui
Periklanan tidak hanya bersifat memberi informasi saja, tetapi juga bersifat
membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan
menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik daripada yang lain. c. Menciptakan kesan (image)
Dengan sebuah iklan. Orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentnag apa yang diiklankan tersebut.
d. Periklanan merupakan alat komunikasi
Periklanan merupakan suatu alat komunikasi untuk membuka komunikasi dua arah yaitu antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka
22
dapat terenuhi dalam cara yang efisien dan efektif.
e. Memuaskan keinginan
Periklanan merupakan suatu alat yang dapat dugunakan untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan.
3.2 Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan menurut (Kotler & Armstorng, 2001 : 155) sebagai berikut:
a. Periklanan menjelaskan sebuah fungsi informasi
Penting dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya untuk membentuk permintaan pertama
b. Periklanan menjalakan sebuah fungsi persuasive
Penting dilakukan dalam tahap kompetitif, tujuannya untuk membantu permintaan selektif untuk suatu merek tertentu.
c. Periklanan menjalankan sebuah fungsi pengingat
Iklan pengingat sangat penting bagi sebuah produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang berhubungan dengan iklan ini adalah iklan penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan untuk menyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.
4. Iklan Melalui Media Televisi
Sejalan dengan pertumbuhan industri pertelevisian yang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini, televisi telah menjadi media yang sangat vital bagi perusahaan-perusahaan produsen untuk mempromosikan produknya melalui media periklanan. Iklan dengan media televisi di Indonesia mulai marak sejak
23
di berlakukannya surat keputusan menteri penerangan No.
190A/Kep/Menpen/1987 yang keluar pada tanggal 24 juli 1990 dan menyatakan bahwa siaran televisi tidak lagi menjadi monopoli TVRI, dan siaran televisi swasta dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat tanpa menggunakan recorder (Ishadi SK, 1999;16). Karena kondisi inilah, banyak perusahaan-perusahaan membuat iklan produk yang akan dijualnya dalam tampilan yang menarik di media televisi, baik dari segi teknologi, bahasa, maupun model iklan. Media televisi dipilih karena kemampuannya menghasilkan medium yang sangat dramatis melalui gabungan gambar, cerita, warna, gerak, dan suara, juga karena karakteristiknya yang audio visualistik dan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat.
Ada empat bentuk iklan di televisi menurut Kasali dalam Durianto & Liana (2004: 39-40), yaitu sebagai berikut:
1. Pensponsoran
Begitu banyak acara televisi yang penayangannya dan pembuatannya dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan. Namun biaya yang ditanggung sangat besar.
2. Partisipasi
Pengiklan dapat mengurangi biaya dan resiko karena pengiklan dapat membeli waktu yang tersedia, baik untuk acara yang tetap maupun tidak tetap. Pendekatan ini lebih fleksibel dalam arti dapat memilih jangkauan pasar, sasaran pemirsa, jadwal dan anggaran.
3. Spot Announcement
24 4. Public Service Announcement
Iklan layanan masyarakat ini biasanya dimuat atas permintaan pemerintah atau LSM untuk menggalng solidaritas masyarakat atau suatu masalah.
Menurut Jefkins (1996: 109-114) media televisi mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut:
1. Kekuatan media televisi a. Kesan Radistik.
Sifat media televisi yang visual merupakan kombinasi warna, suara, gambar, dan gerakan maka iklan-iklan tersebut tampak begitu hidup nyata. Dengan kelebihan ini, para pengiklan dapat menunjukkan dan memamerkan kelebihan atau keunggulan produknya secara detail. b. Masyarakat lebih tanggap
Karena iklan televisi disiarkan dirumah-rumah dalam suasana serba santai, maka masyarakat lebih siap memberikan perhatian terhadap iklan televisi akan lebih besar, jiak materinya dibuat dengan standart teknis yang tinggi, dan menggunakan tokoh-tokoh ternama sebagai model iklannya.
c. Repetisi (pengulangan)
Iklan televisi dapat ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu dapat bangkit. Kebanyakan sekarang ini para pembuat iklan televisi tidak lagi membuat iklan yang panjang. Mereka justru membuat iklan televisi secara singkat namun menarik, agar ketika ditayangkan berulang-ulang para pemirsa tidak merasa bosan.
25 d. Terikat erat dengan media iklan
Tayangan iklan televisi mungkin saja terlupakan begitu cepat, tetapi kelemahan dapat diatasi dengan memadukannya pada wahana atau media lain.
2. Kelemahan media televisi
a. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga pemiliha untuk kepentingan pendidikan pangsa pasar tertentu sulit dilakukan.
b. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka media televisi kurang tepat, karena disamping biaya iklan televisi yang sangat mahal, pemirsa akan merasa cepat bosan. Untuk informasi seperti itu iklan dengan menggunakan media cetak akan lebih tepat.
c. Iklan televisi terbilang mahal karena pemirsanya yang sulit dipilih. Apalagi terdapat ribuan pengiklan lainnya yang bersaing membujuk pasar sehingga pangsanya terlihat lebih kecil.
d. Pembuatan iklan televisi membutuhkan waktu cukup lama maka itu tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat yang harus segera disiarkan.
e. Kesalahan serius yang dibuat oleh produser iklan televisi adalah menggunakan penyaji atau model iklan yang sama sebagaimana para pengiklan yang lain. Hal itu dapat menimbulkan persepsi bahwa produser yang memilih model iklan tersebut hanya mengandalkan kepopulerannya, tanpa mempertimbangkan kecocokan ekuitas merk dengan ekuitas model iklan.
26
5. Selebritis Sebagai Endorser
Konsumen dapat tertarik pada sebuah iklan salah satunya dikarenakan model iklan (endorser) yang ada dalam iklan tersebut. Dunia periklanan sudah membuktikan selebritis mampu menyedot perhatian dan mempengarui konsumen agar membeli produk yang diiklankan. Namun ada syaratnya, yaitu harus memilki kesesuaian antara image produk dengan image atau karakter selebritis. Ketidaksesuaian antara image produk dan selebritis menyebabkan konsumen tidak dapat menangkap secara tepat pesan yang ingin disampaikan melalui iklan. Bagi para pemasar, mencari selebritis yang sesui dengan produk yang ingin dibesarkan sangatlah penting.
Dalam memilih seseorang selebritis dalam srategi pemasaran memang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan model VisCap. Dalam sebuah model yang dikembangkan oleh Rossiter dan Percy, karakter selebriti disesuaikan dengan communication obyektive yang ingin dicapai. visCap terdiri dari empat unsur yaitu: Visibility, Creadibility, Attraction, dan Power. Visibility menyang beberapa populer selebritis tersebut.Creadibility menyangkut tingkat pengetauannya terhadap produk dengan objektivitas dari sang selebriri. Attraction menyangkut daya tarik personality, tingkat sikap terhdap iklan masyarakat dan kesamaannya terhadap target user. Terakhir power yaitu menyangkut kemampuannya dalam menarik konsumen untuk membeli. Namun dari segi keefekfitifan , visibility
banyak berguna apabila communication obyektive adalah awareness merek. Penggunaan selebriti terkenal sebagai endorser sebuah iklan tidak hanya memberikan dampak positif, namun juga dapat memberikan dampak negatif. Popularitas selebriti sebagai endorsermen tidak selamanya mencapai
27
keaktifan karena ada kalanya penggunaan selebriti terpopuler tidak memenuhi harapan advertiser (Miciak dan Shanklin : 1990). Oleh karena itu ada beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk meningkatkan keefektifan dari iklan yang menggunakan selebriti endorser, beberapa diantaranya adalah:
a. Celebrity endorsermen akan lebih efektif jika selalu digunakan secara konsisten untuk dapat memperkuat hubungan antara selebriti dengan merek yang diendorsnya.
b. Celebrity endorsermen akan lebih efektik jika tampilanilan dengan sederhana, jelas dan bebas dari elemen desaign yang tidak terkait.
c. Celebrity endorsermen akan lebih efektif jika selebriti yang digunakan tidak memiliki keterkaitan yang kuat dengan produk ataupun jasa lainnya. d. Celebrity endorsermen akan lebih efektif jika selebriti dapat digunakan
untuk menjadikan iklan lebih efektif dan menciptakan image bagi produk ataupun jasa.
Penggunaan selebriti sebagai endorser memang diakui keefektifannya. Namun disisi lain penggunaan selebriti endorser sebuah produk juga diakui membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Semakin populer seorang selebritis bagi publik, maka akan semakin tinggi pula nilai kontrak yang diterapkan per produk.
6. Keputusan Membeli
Keputusan membeli adalah suatu proses yang mencakup pemilihan jenis produk, mengevaluasi informasi, proses identifikasi dan pemilihan alternatif untuk mengambil keputusan dalam memilih produk dan jasa yang diukur dengan menggunakan skala keputusan membeli. Dalam mengukur
28
keputusan membeli menggunakan pendekatan dari teori Philip Kotler mengenai tahap-tahap dalam proses keputusan membeli yaitu: mengenali kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif dan keputusan membeli.
Keputusan membeli dikatakan terencana jika konsumen dalam membuat keputusan melaului empat tahap tersebut secara sistematis yang diawali dengan kesadaran akan pengenalan kebutuhan yang harus dipuaskan, secara kualitas proses yang terjadi adalah sistematis sehingga dikatakan sebagai keputusan membeli yang berkualitas. Sebaliknya keputusan membeli yang tidak terencana jika konsumen dalam membuat sebuah keputusan membeli melaui tahapan-tahapan tersebut secara tidak sistematis, bias saja meloncati satu tahapan dan langsung ketahapan selanjutnya /proses pertama tidak diawali dengan kesadaran akan pengenalan kebutuhan yang harus dipuaskan, dalam hal ini dikatakan bahwa keputusan membeli yang terjadi adalah kurang berkualitas.
Perilaku pembelian konsumen atau keputusan pembelian konsumen dipengarui oleh banyak faktor baik faktor pemasaran maupun faktor lainnya. Faktor pemasaran yang terdiri dari produk, harga, ditribusi, dan promosi berpengaruh kuat terhadap keputusan pembelian konsumen, karena setiap keputusan pembelian yang dilakukan, konsumen akan melihat pada sisi produk, harga, maupun distribusi dan promosi yang dijalankan oleh perusahaan. Konsumen akan membeli suatu produk yang bermanfaat bag dirinya dengan harga yang terjangkau. Suatu produk yang memiliki kualitas yang unggul akan tidak ada artinya jika konsumen tidak mengetaui akan keberadaan produk atau tidak ada promosi yang gencar/menarik dari perusahaan.
29
6.1Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan dalam pembelian produk barang dan jasa sangat dipengaarui oleh perilaku konsumen itu sendiri. Kotler (1997:257) mengemukakan bahwa proses pengmbilan keputusan membeli melalui lima tahap yaitu:
1. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan actual dengan keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang mulai tertugah minatnya mungkin akan mencari banyak informasi. Salah satu yang menjadi perhatian pokok pemasar adalah sumber informasi utama yang dicari konsumen dan pengaruh relatifnya terhadap keputusan pembelan berikutnya.
3. Evaluasi alternatif
Tahap ini terdiri dari dua tindakan yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan mengidentifikasi alternatif-alternatif seperti uang, informasi, waktu, dan resiko kesalahan dalam memilih.
4. Keputusan pembelian
Disini konsumen harus memutuskan dari setiapp komponen pembelian apa yang mereka beli, bagaiman mebeli ,atau dimana membeli.
5. Tingkah laku pasca membeli
Setelah membeli produk, konsumen akan merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu akan. Apakah konsumen merasa puas akan produk
30
tersebut maka konsumen akan melakukan pembelian ulangdan bahkan menginformasikan kepada pelanggan lain, tetapi apabila konsumen tidak puas dengan produk tersebut maka konsumen kecewa dan tidak akan melakukan pembelian lagi pada produk
Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis pengmbilan keputusan yang pling lengkap, brmula dari pengenalan masalah konsumen yang data dipecahkan melalui pembelian beberapa produk. Untuk keperuan ini, konsumen mencari informasi produk atau merek tertentu untuk mengevakuasinya seberapa baik masing masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi produk atau marek akan mengarah kepada keputusan pembelian. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi dari hasil keputusannya, proses pengambilan keputusn yang luas terjadi untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan keputusn yang membutuhkan tingkat tinggi. Tingkat keterlibatan merupakan karakteristik konsumen, dikatakan mempunyai tingkat keterlibatan yang tinggi jika dalam membeli suatu produk atau jasa, mereka meluangkan cukup banyak waktu, perhatian dan usaha untuk membandingkan berbagai macam merek.
Keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.
Dalam keputusan pembelian /membeli barang konsumen ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Kegiatan keputusan pembelian meliputi; pilihan akan produk, merek, pemasok, penentuan saat pembeliaan, jumlah pembelian.
31
7. Rumus AIDDA dalam Iklan Televisi
Pada dasarnya iklan merupakan proses komunikasi persuasive yang bertujuan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau berhasil memperoleh persetujuan dari komunikan terhadap apa yang dimaksud oleh komunikator akan keberadaan suatu produk. Persuasi komunikasi (iklan) yang dilakukan komunikator terhadap komunikan sebaiknya sesuai dengan rumus AIDDA. Dalam rumus AIDDA dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Attention (Perhatian)
Merupakan suatu proses mental ketika stimulasi atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah (Rachmad, 1996:52). Jika dikaitkan dalam penelitian ini, perhatian (Attention) berupa sajian iklan shampo Pantene dengan model iklannya Anggun C Sasmi. Sajian iklan dan frekuensi kehadiran model dengan karakteristik yang dimilikinya, lebih mudah menggugah perhatian dibandingkan dengan iklan dan model iklan yang jarang tampil, tidak menarik atau tidak memiliki pengaruh sama sekali.
2. Interest (Ketertarikan)
Secara umum ketertarikan dapat digambarkan sebagai suatu kehendak yang tumbuh baik dari dii manusia maupun yang muncul secara spontanitas di luar diri manusia terhadap suatu objek. Ketertarikan adalah sikap yang membuat orang senang akan objek, situasi dan ide-ide tertentu. Jadi dalam penelitian ini, ketertarikan masyarakat terhadap iklan shampo Pantene tersebut disebabkan objek yang mereka senangi yaitu visualisasi model (selebritis) pada iklan tersebut.
32 3. Desire (Keinginan atau Hasrat)
Hasrat merupakan keadaan rasional yang dipengarui oleh perasaan yang timbul. Karena dorongan untuk masuk secara lebih mendalam pada permasalahan yang membutuhkan suatu pemecahan. Hasrat lebih berkaitan dengan psikis seseorang, karena disisi lain melibatkan seseorang untuk mengikuti. Sedangkan dalam penelitian ini adalah timbulnya minat untuk membeli shampo Pantene yang disebabkan menonton tayangan iklan tersebut yang melibatkan perasaan dan emosional.
4. Decision (Keputusan)
Pengambilan keputusan, artinya memilih antara kemungkinan yang lebih dari satu. Pada prinsipnya keputusan dapat ditandai dengan 3 hal, yaitu:
- keputusan merupakan hasil akhir, hasil usaha intelektual
- keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaanya boleh ditangguhkan atau dilupakan
- keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif
Hubungannya dengan penelitian ini adalah proses yang terjadi merupakan suatu informasi yang telah disebarkan, sehingga menjadi pertimbangan keputusan seseorang untuk menerima atau menolak informasi tersebut. 5. Action (Tindakan)
Tindakan merupakan realisasi dari pengambilan keputusan. Tindakan seseorang merupakan hasil akhir dari pilihan sejumlah alternatif, apa yang menjadi tindakan adalah alternatif terbaik dengan berbagai pertimbangan dan resikonya. Tindakan bisa juga diambil, ketika seseorang menemukan suatu kejadian atau peristiwa dilingkungan dimana seseorang menemukan suatu kejadian atau peristiwa di lingkungan di mana seseorang itu berada.
33
F. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
F.1 Definisi Konseptual
1. Endorser Selebriti
Sesuai dengan definisinya menurut Menurut Terence A. Shimp (2002:455) celebrity endorser adalah memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet, dan publik figur yang mana banyak diketahui oleh orang banyak untuk keberhasilan dibidangnya masing-masing dari bidang yang didukung. Jadi yang dimaksud endorser selebriti disini yaitu sosok public figure yang memiliki ketenaran, fans , massa, yang sudah sangat banyak sehingga dia dikenal oleh banyak orang.
Penggunaan endorser selebriti di sini karena selebriti memilki atribut kesohorannya, kecantikan, keberanian, talenta, kekuatan, keanggunan, dan daya tarik seksualnya sehingga sering mewakili daya tarik yang diinginkan perusahaan iklan.
2. Keputusan Membeli
Keputusan membeli adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang sebelum membeli suatu produk, dimana didahului dengan tindakan evaluasi serta timbulnya pertimbangan-pertimbangan lagi terhadap alternatif yang ada antara lain:
a. Keputusan menyangkut produk
- Pertimbangan terhadap mutu produk shampo mempengaruhi keputusan
membeli produk
- Pertimbangan terhadap banyaknya jenis produk shampo
34
b. Keputusan menyangkut harga
- Pertimbangan harga produk shampo yang terjangkau
- Pertimbangan harga shampo yang sesuai dengan kualitas
c. Keputusan menyangkut tempat
- Pertimbangan terhadap tempat pembelian shampo yang terjangkau
d. Keputusan menyangkut promosi
- Pertimbangan terhadap bagaimana produk shampo itu dipromosikan
F.2 Definisi Operasional
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dalam hubungannya dengan variabel lain bertindak sebagai penyebab atau mempengaruhi. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel bebas adalah “endoser selebriti”. Selebritis disini adalah penggunaan endorser selebriti sebagai bintang iklan dalam iklan shampoo Pantene. Dari penjelasan sebelumnya maka yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini antara lain :
1. Frekuensi yakni frekuensi kehadiran model dengan karakteristik yang dimilikinya, lebih mudah menggugah perhatian dibandingkan dengan iklan dan model iklan yang jarang tampil, tidak menarik atau tidak memiliki pengaruh sama sekali.
2. Intensitas yakni jika dikaitkan dalam penelitian ini, perhatian (Attention) berupa sajian iklan shampo Pantene dengan model iklannya Anggun C Sasmi.
3. Interest yakni dalam penelitian ini, ketertarikan masyarakat terhadap iklan shampo Pantene tersebut disebabkan objek yang mereka senangi yaitu
35
visualisasi model (selebritis) pada iklan tersebut.
Indikator yang menjadi ukuran dari variabel bebas tersebut adalah:
1. Frekuensi - Banyaknya waktu yang digunakan untuk menonton
iklan Pantene
2. Intensitas - Mengetaui seberapa sering melihat iklan Pantene yang dibintangi endorser selebriti
3. Interest - Menyukai model iklan Pantene tersebut - Keseriusan dalam menyaksikan iklan tersebut
- Mengetaui adanya iklan dan model iklan shampo
Pantene
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dalam hubungannya dengan variabel lain bertindak sebagai variabel yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah “keputusan membeli”. Menurut Winardi (1991;136) ada tiga bagian yang terdapat pada sebuah sikap yang mempengarui perilaku konsumen dalam menentukan keputusan membeli seseorang. Tiga bagian komponen tersebut adalah:
Komponen kognitif, mencakup semua keyakinan, pengetauan dan
pemikiran tentang objek yang bersangkutan, persepsi seseorang konsumen tentang ciri-ciri atau sifat-sifat produk yang bersangkutan. Apakah produk tersebut tahan lama? Apakah produk tersebut mahal harganya? Apakah produk itu cocok bagi saya?
Komponen afektif, merupakan komponen emosional. Ia merefleksi perasaan-perasaan seseorang terhadap objek yang bersangkutan. Apakah merk
36
yang ada, baik ataukah buruk? Apakah kita menginginkannya? Apakah kita menyukainya?
Komponen yang ke tiga merupakan komponen behavioral, (komponen
yang berkaitan dengan soal perilaku). Ia merefleksi perilaku-perilaku yang direncanakan dan yang aktual terhadap objek yang bersangkutan.
Sedangkan indikator yang menjadi ukuran adalah :
1. Ketertarikan terhadap produk - Kepuasan akan produk yang dibeli
2. Keinginan membeli produk - Sesuai dengan kebutuhan
- Pertimbangan harga yang
terjangkau
3. Asumsi terhadap produk - Lebih baik daripada produk lain
- Kecocokan akan produk
G. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dari uraian latar belakang sebagaimana tersebut diatas, maka dapat dirumuskan jawaban sementara dari rumusan permasalahan yang hendak diteliti.
H1: Iklan yang menggunakan endorser selebriti mempunyai pengaruh terhadap keputusan membeli.
H2: Iklan yang menggunakan endorser selebriti mempunyai pengaruh cukup besar terhadap keputusan membeli.
37
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah Kuantitatif, yaitu menganalisa data yang berbentuk angka-angka untuk mengukur efektifitas iklan yang menggunakan endorser selebriti terhadap keputusan membeli konsumen.
2. Tipe dan Dasar Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksplanatif untuk menguji pengaruh antara variabel yang di hipotesakan, karena pada penelitian ini terdapat hipotesa yang akan diuji kebenarannya. Hipotesa itu sendiri menggambarkan pengaruh antara 2 variabel atau lebih, untuk mengetahui apakah suatu variabel berasosiasi atau tidak dengan variabel lain.
Sedangkan dasar dari penelitian ini adalah penelitian Survey yaitu merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian ini hanya ingin mengetahui apakah pengaruh antara penggunaan endorser selebritis terhadap keputusan membeli konsumen.
3. Populasi dan Sampel.
3.1Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
38
2005:90). Yang menjadi target populasi/subjek penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi jurusan Audio Visual tahun angkatan 2009 yang berjumlah 118 mahasiswa dari tiga kelas yang terdiri dari 86 mahasiswa dan 33 mahasiswi.
3.2Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi yang akan diteliti dan dianggap telah mewakili atau representative dan mencerminkan ciri dari populasi tersebut. (Sugiyono,2002:73).
Jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini yaitu separuh dari jumlah populasi atau sekitar 45 orang dikarenakan populasi yang bersifat homogen dan juga estimasi waktu yang peneliti perkirakan agar cepat terselesaikannya penelitian ini. Menurut Winarno untuk pedoman umum saja data dikatakan bahwa bila populasi cukup homogen terhadap populasi diatas seratus dapat dipergunakan sampel sebesar 50% dan di atas seribu sebesar 15%.(winarno surakhmad. 1985;100).
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah lokasi yang digunakan dalam penelitian. dan