BAB II KAJIAN TEORI
A. Layanan Perpustakaan Umum
2. Fungsi Perpustakaan Umum
Fungsi perpustakaan Umum adalah sebagai berikut: a. Fungsi Edukatif b. Fungsi Informatif c. Fungsi Kultural d. Fungsi Rekreasi.5 3
Taslimah Yusuf. Manajemen Perpustakaan Umum. . ., h. 2
4
Pawit M. Yusup. Pedoman Mencari Sumber Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h.17
5
Sesuai dengan fungsi edukatif perpustakaan umum merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar sekolah maupun juga tempat belajar di lingkungan pendidikan sekolah. Dalam hal ini, yang berkaitan dengan pendidikan non formal adalah perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi, bagi mereka yang sudah meninggalkan bangku sekolah maupun putus sekolah maka perpustakaan umum merupakan tempat belajar yang praktis dan berkesinambungan serta murah.
Berdasarkan fungsi informatif masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan umum sebagai fungsi informasi, karena koleksi yang dimiliki perpustakaan umum bersifat umum. Umum di sini berarti merata, baik dari segi sebaran maupun cakupan bidang ilmunya serta penggunaanya. Sebaran koleksinya umum, artinya hampir seluruh bidang ilmu atau bidang studi tersedia.
Pada fungsi kultural perpustakaan umum berfungsi menyimpan khazanah budaya bangsa. Perpustakaan umum berperan meningkatkan apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyedian bahan bacaan. Fungsi kultural dilakukan dengan cara menyediakan buku-buku yang bernuansa kultur seperti buku cerita anak-anak (bawang merah dan bawang putih), novel (salah asuhan), mengadakan pameran, ceramah, pertunjukan kesenian, dan penyediaan bahan bacaan yang dapat menghibur bagi pemakai, tetapi sekaligus mempunyai nilai yang lain, seperti pendidikan, seni dan sebagainya.
Dalam rangka menjalankan fungsi rekreasi, biasanya perpustakaan umum menjalin kerjasama dengan komponen seperti pengarang-pengarang populer, penerbit yang menerbitkan buku-buku best seller, produsen kertas, toko-toko buku, unsur pembaca dari berbagai pihak. Untuk lebih mengefektifkan fungsi rekreasi, perpustakaan umum mengadakan pemutaran film-film bermutu yang pernah memenangkan festifal-festifal yang di tindak lanjuti dengan pembahasan-pembahasan dari segi tema, latar atau setting, penokohan dan sebagainya.
Berdasarkan fungsi-fungsi di atas, perpustakaan seharusnya dapat membantu masyarakat dalam rangka pengembangan diri mereka baik dalam hal kemampuan, sikap maupun keterampilan. Perpustakaan umum mempunyai peranan yang strategis sebagai lembaga pengembang sumber daya manusia dan sebagai lembaga ilmu pengetahuan dan kebudayaan, Dengan kata lain, perpustakaan umum berperan dalam meningkatkan intelektual dan keterampilan masyarakat.
3. Sistem Layanan Perpustakaan
Dalam memberikan layanan kepada masyarakat pengunjungnya perpustakaan menganut sistem layanan tertentu, yaitu:
a. Open Access yaitu sistem terbuka sistem ini memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruang koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya. Jadi pengunjung dapat melihat
bahan pustaka, memilih dan mengambil sendiri dari rak buku. Petugas hanya mengawasi dari jauh dan mencatat peminjamanya.
b. Closed Access yaitu sistem tertutup. Pada sistem ini pelayanan tertutup merupakan kebalikan dari sistem terbuka. Pengunjung tidak boleh memasuki ruang koleksi, tetapi memesan koleksi yang dibutuhkan lewat petugas perpustakaan di bagian meja peminjam. Pengunjung harus menggunakan laci katalog atau komputer dan mencatat nomer panggil bahan pustaka yang dibutuhkan pada lembaran/bon peminjam, kemudian diserahkan kepada petugas untuk mencarikannya pada ruang koleksi/rak buku. Ruang koleksi terpisah dengan ruang baca sehingga semua buku tidak terpakai harus dikembalikan kepada petugas. Jika bukunya sesuai dengan kebutuhan akan dicatat pada kartu peminjam.6
Menurut penulis dari kedua sistem diatas yang baik penggunaanya adalah sistem terbuka karena pengunjung lebih bebas untuk memilih bahan pustaka yang dibutuhkan bisa memilih sesuai dengan subyek yang di butuhkan.
4. Jenis Layanan Perpustakaan Umum
a. Layanan Teknis
1. Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan atau akuisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi, Bagi
6
perpustakaan yang baru dibentuk atau didirikan, kegiatan pengadaan ini meliputi pekerjaan penentuan kriteria koleksi perpustakaan dan pembentukan koleksi awal. Untuk perpustakaan yang sudah berjalan, kegiatan pengadaan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada.Yang menjadi titik tolak kegiatan pembinaan dan pengembangan koleksi selanjutnya.
Tujuan dan misi perpustakaan umum, yaitu melayani segala lapisan masyarakat yang beraneka ragam. Oleh karena itu, Pengadaan bahan pustaka harus memperhatikan keaneka ragam tersebut. Dalam garis besarnya pengadaan dilakukan melalui lima cara yaitu :
a) Membeli
b) Membuat sendiri / kliping
c) Menerima titipan
d) Tukar menukar
e) Hadiah.7
Perlu diperhatikan bahwa pengadaan bahan pustaka tidak hanya terdiri dari buku tetapi juga non buku, audio visual dan elektronik yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu bahan pustaka dapat mendorong masyarakat untuk selalu belajar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Setelah bahan pustaka yang akan dipilih ditentukan berdasarkan prinsip seleksi buku, kemudian menentukan jenis bahan pustaka yang
7
harus disediakan oleh perpustakaan umum. Masalah ini menjadi tugas bagian pengadaan perpustakaan yang sering disebut Akuisisi. Bagian ini bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengadaan buku yang telah selesai diseleksi. Bagian akuisisi merencanakan pemilihan itu secara kontinu, memeriksa dan mengikuti perkembangan penerbit buku, dan berusaha memperolehnya. Petugas akuisisi harus berpengetahuan luas tentang bahan pustaka, terampil dalam urusan administrasi, serta mengetahui fungsi dan tujuan perpustakaan umum.
Pengadaan buku dapat berasal dari berbagai sumber melalui:
1) Pembelian
Pengadaan buku yang paling mudah dapat dilakukan dengan cara pembelian, dan ini harus sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan. Pembelian buku dapat dilaksanakan dengan cara:
1. Membeli dari toko buku
2. Memesan melalui toko buku dalam negeri atau luar negeri
3. Memesan langsung dari penerbit
4. Memesan lewat grosir
2) Hadiah
Perpustakaan sering mendapatkan hadiah bahan pustaka dari donatur atau dari berbagai instansi. Hadiah / sumbangan buku biasanya diminta oleh perpustakaan yang bersangkutan pada kantor-kantor pemerintah atau swasta dengan tujuan memperkaya koleksi.
3) Tukar menukar
Penambahan koleksi dengan cara tukar-menukar antar perpustakaan dapat dilakukan jika terjadi koleksi bahan pustaka yang berlebihan. Buku yang hendak ditawarkan dibuatkan daftar. Kemudian dikirim kepada perpustakaan lain yang bekerja sama dengan perpustakaan umum.
4) Buku titipan.
Penambahan koleksi dapat diperoleh melalui bahan pustaka titipan pinjaman sementara dari perorangan, lembaga, atau perpustakaan lain. Cara ini memerluakan waktu cukup lama, misalnya 5 tahun atau lebih. Maksudnya agar biaya proses seimbang dengan waktu penggunaanya. 8
8
2. Pengolahan Bahan Pustaka
Pengolahan adalah pekerjaan yang diawali sejak koleksi diterima di perpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau di tempat tertentu yang telah disediakan. Untuk kemudian siap dipakai oleh pemakai. Pekerjaan pengelolahan koleksi yang berbentuk tercetak dan yang terekam dibedakan dan dipisahkan, meskipun ada pekerjaan yang memiliki kesamaan. Untuk berbentuk tercetak yakni buku dan sejenisnya, maka pekerjaan pengolahan itu meliputi :
1. Menyusun rencana oprasional pengolahan bahan pustaka
2. Registasi bahan pustaka
3. Pengecapan atau stempel perpustakaan pada halaman tertentu,
biasanya dibubuhkan di bagian depan, di bagian tengah dan di bagian belakang buku
4. Klasifikasi 5. Katologisasi
6. Pembuatan kelengkapan pustaka
7. Penjajaran kartu (file)
8. Penyusunan koleksi (buku) di rak
9. Penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka.9
Sedangkan menurut Taslimah yusuf pekerjaan mengorganisasi pengelolahan bahan pustaka adalah kegiatan klasifikasi dan katalogisasi. Klasifikasi ialah menggolongkan bahan pustaka dengan sistem baku, sedangkan kalogisasi berperan sebagai kunci untuk menelusuri bahan pustaka yang diperlukan. Dengan demikian penempatan bahan pustaka selalu ditempatkan secara tertentu / semula.
Manfaat Klasifikasi antara lain sebagai berikut:
9
a. Pustakawan dan pembaca dapat meneliti koleksi yang telah ada diperpustakaan.
b. Pustakawan dapat mengadakan keseimbangan koleksi agar koleksi
semakin lengkap.
c. Mudah membuat bibliografi dari suatu subjek tetentu.
d. Mudah menemukan subjek yang dibutuhkan.
e. Mudah mengembalikan pada tempat yang sama / semula.10
Pengelolahan bahan pustaka merupakan kegiatan rutin dalam perpustakaan. Pengelolahan bahan pustaka meliputi pencatatan pada buku induk, pengelompokan buku menurut subjek, pembuatan kartu katalog, klasifikasi, pengadaan kartu katalog dan penempelan label, dan kantong buku.
3. Pemeliharaan Bahan Pustaka
Pemeliharaan buku bukanlah hal baru bagi pustakawan. Hal tersebut telah menjadi tugas pustakawan sejak ribuan tahun yang lalu. Berdirinya perpustakaan berarti adanya koleksi buku. Koleksi ini perlu dipelihara dan dilestrikan demi generasi mendatang. Namun tugas pelestarian tersebut bukanlah tugas mudah.
Sedangkan menurut Sulistyo Basuki, Pustakawan purba hingga sekarang masih tetap menemui musuh lama berupa cacing buku, dan kecoak ditambah berbagai jenis kutu lainnya. Kutu buku, rayap dan
kecoak merusak adibuku.11 Bahan pustaka adalah unsur penting dalam
sistem perpustakaan, dimana bahan pustaka harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Bahan pustaka berupa terbitan buku,
10
Taslimah Yusuf,Manajemen Perpustakaan Umum . . . h. 95
11
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 271
berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan audio visual seperti audio kaset, video, slide, CD-Rom dan sebagainya.
Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secara fisik saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya. Pemeliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.
Pemeliharaan Bahan Pustaka pada dasarnya ada 2 (dua) cara yaitu : 1) Pemeliharaan kondisi lingkungan bahan pustaka, yang meliputi :
a. Mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh cahaya.
b. Mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh suhu udara dan kelembaban udara
c. Mencegah kerusakan dari faktor kimia, partikel debu, dan logam dari udara
d. Mencegah kerusakan dari faktor biota dan jamur f. Mencegah kerusakan dari faktor air
g. Mencegah kerusakan dari faktor kebakaran
2) Pemeliharan kondisi fisik bahan pustaka meliputi :
a. Menambal dan menyambung
1) menambal dengan bubur kertas
2) menambal dengan potongan kertas
3) menambal dengan kertas tisu
4) menyambung dengan kertas tisu
b. Laminasi
1) laminasi dengan tangan
2) laminasi dengan mesin pres panas 3) laminasi dengan filmoplast
c. Enkapsulasi (memberikan bahan pelindung dengan film plastik
polyester )
d. Penjilidan dan perbaikan12
a. Tujuan Pemeliharaan Bahan Pustaka
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kegiatan pemeliharaan bahan pustaka di perpustakaan :
12
Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Tebuka, 19991), h. 68-89
1) Menyelamatkan nilai informasi yang terkandung dalam setiap bahan pustaka atau dokumen
2) Menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka atau dokumen
3) Mengatasi kendala kekurangan ruang (space)
4) Mempercepat proses temu balik atau penelusuran dan perolehan
informasi
5) Menjaga keindahan dan kerapian bahan pustaka13
b. Fungsi Pemeliharaan Bahan Pustaka
Kegiatan Pemeliharaan bahan pustaka memiliki beberapa fungsi antara lain :
1) Fungsi perlindungan : Upaya melindungi bahan pustaka dari
beberapa faktor yang mengakibatkan kerusakan
2) Fungsi pengawetan : Upaya pengawetan terhadap bahan pustaka
agar tidak cepat rusak dan dapat dimanfaatkan lebih lama lagi.
3) Fungsi kesehatan : Upaya menjaga bahan pustaka tetap dalam
kondisi bersih sehingga tidak berbau pengap dan tidak mengganggu kesehatan pembaca maupun pustakawan.
4) Fungsi pendidikan : Upaya memberikan pendidikan kepada
pembaca, bagaimana memanfaatkan bahan pustaka yang baik dan benar
5) Fungsi kesabaran : Upaya pemeliharaan bahan pustaka
membutuhkan kesabaran dan ketelitian.
6) Fungsi sosial : Pemeliharaan bahan pustaka sangat
membutuhkan keterlibatan dari orang lain
7) Fungsi ekonomi : Pemeliharaan yang baik akan berdampak
pada keawetan bahan pustaka, yang akhirnya dapat meminimalisasi biaya pengadaan bahan pustaka
8) Fungsi keindahan : Dengan pemeliharaan yang baik, bahan
pustaka di perpustakaan akan tersusun rapi, indah dan tidak berserakan, sehingga perpustakaan kelihatan indah dan nyaman.14
13
Karmidi martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka . . . h.5-7
14
b. Layanan Pemakai
1) Layanan Sirkulasi
a. Pengertian Layanan Sirkulasi
Menurut Lasa HS, “Sirkulasi sering dikenal dengan peminjaman dan pengembalian. Namun demikian pengertian pelayanan sirkulasi sebenarnya adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa perpustakaan.15
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sirkulasi merupakan suatu kegiatan kerja di perpustakaan yang memperbolehkan pemakai meminjam bahan pustaka tertentu dan kemudian mengembalikan bahan pustaka tersebut kepada petugas. Mereka terlebih dahulu menjadi anggota dan mematuhi peraturan peminjam.
b. Tujuan Layanan Sirkulasi
Jenis pelayanan yang dekat dengan pengunjung ini merupakan bagian penting dalam suatu perpustakaan dengan tujuan:
1) Supaya mereka mampu memanfatkan koleksi tersebut
semaksimal mungkin.
2) Mudah diketahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, di
mana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain, akan
15
Lasa Hs, Jenis-jenis Pelayanan Informasi Pelayanan Perpustakaan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994), h.1
segera dapat diketahui alamat peminjam atau dinantikan waktu pengembalian.
3) Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas.
Dengan demikian keamanan bahan pustaka akan terjaga. 4) Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan
dengan pemanfaatan koleksi.
5) Apabila terjadi pelanggaran dapat diketahui.16 c. Jenis dan Tugas Layanan Sirkulasi
Dalam layanan sirkulasi terdapat sejumlah tugas yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Tugas-tugas itu antara lain:
1) Peminjaman
Peminjaman koleksi ada yang boleh dibawa pulang dan ada sejumlah koleksi yang hanya boleh baca ditempat. Sedangkan jangka waktu pinjam juga sangat bervariasi misalnya jangka lama setahun, sebulan. Jangka menengah setengah bulan, sepuluh hari, dan seminggu. Jangka waktu singkat semalam, sesiang dan sejam.
2) Pengembalian
Pada perpustakaan kecil, bagian pengembalian sering dijadikan satu dengan bagian peminjam. Akan tetapi bagi perpustakaan yang besar bagian ini dapat berdiri sendiri. Petugas dibagian ini harus tegas dan teliti. Sebab sering terjadi pelanggaran misalnya keterlambatan dalam pengembalian, penyobekan halaman, terdapat coretan, pemalsuan pada tanggal kembali.
16
3) Penagihan
Jika terjadi keterlambatan pengembalian yang melebihi batas kewajaran perlu diadakan penagihan. Penagihan dapat dilakukan surat maupun lisan. Sering terjadi pada kelompok masyarakat tertentu terdapat kecenderungan untuk memonopoli pemanfaatan koleksi.
4) Sanksi
Sanksi yang dkenakan kepada pelanggar hendaknya bersifat mendidik agar mereka menyadari bahwa bahan pustaka itu juga diperlukan oleh orang lain. Berat ringannya sanksi tergantung pada jenis pelanggarannya. Oleh karena itu sanksi dapat berupa denda, peringatan maupun sanksi administrasi.
5) Bebas Pinjam
Untuk menjaga keutuhan koleksi secara keseluruhan, maka tiap anggota yang telah habis masa keanggotaannya atau untuk keperluan lain, diperlukan keterangan bebas pinjam. Kegunaan bebas pinjam ini untuk mengecek apakah pinjaman telah kembali semua atau belum. 6) Statistik
Dengan adanya statistik yang baik dapat diketahui perkembangan perpustakaan. Statistik ini dapat dibuat untuk mengetahui jumlah pengunjung, peminjam, pengembalian, buku yang dibaca di tempat pada waktu tertentu (hari, bulan, tahun).17
17
Lasa Hs, Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994), h.2-4
2) Layanan Referensi
1. Pengertian Layanan Referensi
Kata referensi berasal dari bahasa inggris “reference” berarti menunjuk kepada, menyebut. Sering diartikan pula acuan, rujukan sebab jenis koleksi ini sengaja dipersiapkan untuk memberikan informasi, penjelasan dalam hal-hal tertentu. Mungkin informasi itu meliputi kata, pokok masalah. Tempat, pustaka, nama tokoh petunjuk, ukuran dan lain sebagainya.18
Menurut P. Sumardji “pelayanan referensi adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perpustakaan yang khusus melayankan atau menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai atau pengunjung perpustakaan”.19
Dari beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa sesungguhnya layanan referensi adalah bantuan secara langsung dari pustakawan referensi kepada pemakai perpustakaan dalam mencari informasi, baik dengan atau tanpa menggunakan rujukan.
2. Macam-macam Pelayanan Referensi
Pelayanan referensi dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu:
1) Pelayanan langsung terdiri dari
a) Pelayanan informasi yaitu dilakukan dengan cara:
1) Menjawab pertanyaan sederhana secara langsung.
2) Menjawab pertanyaan dengan menggunakan buku
referensi yang tersedia.
18
Lasa HS, Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan, . . . h.133
19
3) Melayani permintaan data atau pertanyaan terperinci dengan menggunakan bahan referensi. Permintaan pertanyaan tersebut bisa langsung atau melalui telepon/surat, petugas referensi bisa menjawab langsung atau meminta waktu untuk menyiapkan bahan-bahannya. Kemudian penanya akan diberitahu melalui telepon/surat untuk datang ke perpustakaan atau pustakawan secara tertulis.
b) Bimbingan pembaca yaitu memberi petunjuk kepada
pemakai jasa layanan referensi dengan menunjukan cara menggunakan buku-buku referensi seperti: kamus, ensiklopedi, biografi, almanac, direktori, buku tahunan/laporan-laporan, kumpulan indeks, abstrak dan sejenisnya, buku dokumentasi penulisan dan sebagainya. 2) Pelayanan tidak langsung terdiri dari:
Pelayanan referensi tidak hanya penggunaan buku tetapi bentuk lain seperti majalah, surat kabar, rekaman, elektronik, dan penggunaan di bidang informasi.
3. Tujuan Pelayanan Referensi
Pelayanan ini lebih dititik beratkan pada pelayanan individu agar mereka mampu memberdayagunakan sumber-sumber rujukan itu. Kemandirian sangat penting untuk
memperlancar tugas-tugas keperpustakaan. Juga mereka akan lebih menghemat tenaga dan waktu.
Lebih dari itu pelayanan ini memiliki tujuan-tujuan antara lain:
a. Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar
memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan.
b. Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk
menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu
c. Memberi pengarahan kepada pengguna untuk
memperluas wawasan mereka dalam satu topik, subjek, karena penjelasan suatu masalahdiberikan oleh beberapa sumber dengan gaya yang berbeda
d. Mendayakan sumber rujukan semaksimal mungkin
dalam pengembangan ilmu pengetahuan
e. Tercapaianya efisiensi tenaga, biaya dan waktu.20 4. Jenis-jenis Koleksi Referensi
Buku-buku referensi merupakan sumber jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan referensi, maka perlu disediakan selengkap mungkin. Buku referensi yang harus disediakan antara lain adalah:
1) Kamus
a. Pengertian Kamus
Kamus dalam bahasa inggris adalah “Dictionary” yang diartikan sebagai kumpulan kata-kata. Kamus akan memberikan pertolongan pada pembaca yang menemukan kesulitan tentang kata. Sebab koleksi ini berisi daftar kata yang disusun alfabetis, tiap kata dianalisis dan diolah menurut asal kata, ucapannya, artinya maupun cara
20
penggunaannya. Juga sering diberikan sinonim, lawan kata. Kadang suka diberi foto, grafik maupun gambar untuk memperjelas arti.
b. Macam-macam kamus
a) Monolingual, yakni kamus yang terdiri dari satu bahasa. Contohnya: Kamus Umum Bahasa Indonesia
b) Bilingual, yakni kamus yang terdiri dari dua bahasa atau lebih. Contohnya: Kamus Inggris Indonesia c) Piliglot, yaitu kamus yang terdiri dari tiga bahasa
atau lebih. Contohnya: Kamus Inggris-Jerman-Indonesia
d) Ringkas, yakni kamus yang hanya memuat beberapa
entri.
e) Tidak ringkas, yakni kamus yang memuat banyak
entri dan diberikan uraian secara luas 2) Ensiklopedi
a. Pengertian ensiklopedi
Salah satu koleksi yang banyak dipergunakan pemakai adalah ensiklopedi. Jenis karya ini adalah karya universal, menyeluruh yang berisi uraian ringkas tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu pengetahuan.
a) Ensiklopedi untuk dewasa b) Ensiklopedi sekolah 3) Bibliografi
a. Pengertian bibliografi
Kata “bibliografi” berasal dari bahasa yunani kuno/greek “biblion”yang berarti buku dan “graphein” berarti menulis tentang buku.
b. Tujuan penyusunan bibliografi
a) Menyebarkan informasi perbukuan kepada
masyarakat secara luas, terutama kepada mereka yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan.
b) Ikut mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan.
c) Memudahkan pencarian informasi akan lokasi buku,
majalah maupun terbitan lain yang mereka perlukan.
d) Menghindarkan kemungkinan adanya duplikasi
penelitian.
e) Sebagai sarana dalam pengadaan dan pemilihan
buku. 4) Directori
a. Pengertian
Koleksi ini berupa daftar nama-nama orang, lembaga, organisasi maupun perkumpulan lain yang disusun alfabetis maupun sistematis.
Menyusun direktori memerlukan ketekunan dan kecermatan tersendiri. Lebih jauh penyiapan ini dengan tujuan:
a) Memberikan kepastian informasi alamat tentang
seorang tokoh maupun lembaga yang dapat dihubungi sewaktu-waktu
b) Memperlancar komunikasi antar tokoh
c) Dapat mempercepat pertukaran informasi keilmuan.
5) Kumpulan Indeks dan Abstrak
Indeks dan Abstrak digunakan untuk menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan makalah, artikel, tulisan dan lain-lain yang pernah diterbitkan dan disebarluaskan.
6) Almanak
Almanak mula-mula diartikan sebagai kalender, penanggalan dalam waktu satu tahun. Kemudian arti ini berkembang menjadi catatan peristiwa dalam berbagai bidang selama waktu tertentu.
7) Buku Tahunan
Terbitan ini dapat disebut pula sebagai suplemen ensiklopedi, almanak, terbitan tahunan. Pada beberapa negara sering diterbitkan sebagai catatan kegiatan penting secara nasional maupun internasional.
8) Sumber-sumber Ilmu Bumi
Sumber informasi ini akan memberikan keterangan tentang kota, pulau, gedung, danau, sungai dan sumber-sumber alam maupun hasil karya manusia yang berkaitan dengan kealaman. 9) Penerbitan pemerintah
Terbitan ini menyajikan informasi yang perlu diketahui oleh masyarakaat pada umumnya. Sumber informasi ini tidak dijual belikan di toko-toko buku meskipun isinya diperlukan masyarakat.21
B. Standar Mutu Layanan Perpustakaan
1. Pengertian Mutu dan Layanan
a. Pengertian Mutu
Definisi Mutu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ukuran baik buruk suatu benda; kadar taraf atau derajat; kualitas.22 Para ahli ekonomi dalam mendefinisikan mutu berbeda-beda cara mengutarakannya, tetapi maksud dan intinya adalah sama, seperti beberapa pendapat berikut ini:
Menurut Crosby yang dikutip oleh M.N. Nasution, kualitas atau mutu adalah Conformance to Requiretment yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan atau distandarkan.23 Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan Standard kualitas yang