• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Pranata Sosial

D. PRANATA SOSIAL

6. Fungsi Pranata Sosial

Merton mengemukakan fungsi pranata sosial dalam masyarakat bisa berfungsi manifes dan berfungsi laten (Horton, 1993). Fungsi manifes merupa- kan tujuan pranata yang dikehendaki atau diakui, keluarga harus memelihara anak, pranata ekonomi harus menghasilkan dan mendistribusikan kebutuhan pokok dan mengarahkan arus modal ke tempat yang membutuhkan, sekolah harus mendidik siswa. Sedangkan fungsi laten merupakan hasil yang tidak dikehendaki dan tidak diakui atau jika diakui dianggap sebagai hasil sampingan, pranata ekonomi tidak hanya memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok, namun sering kali menimbulkan pengangguran dan perbedaan tajam akan kekayaan, pranata pendidikan tidak hanya mendidik siswa, melindungi anak-anak orang kaya dari persaingan dengan anak-anak orang miskin, dan sebagainya.

Dalam kehidupan masyarakat terdapat pranata utama antara lain: pranata keluarga, pranata agama, pranata pendidikan, pranata ekonomi dan pranata politik. Studi tentang pranata tersebut melahirkan cabang ilmu sosiologi seperti sosiologi perekonomian, sosiologi politik, sosiologi pendidikan, sosiologi keluarga, sosiologi agama.

a. Pranata Keluarga

Didalam pranata keluarga dikenal perbedaan antara keluarga dengan sistem konsanguinal dan sistem konjugal. Sistem konsanguinal adalah sistem keluarga yang menekankan pentingnya hubungan atau ikatan darah, misalnya hubungan seseorang dengan orang tuanya. Sistem konjugal adalah sistem keluarga yang menekankan pentingnya ikatan perkawinan (suami-istri) dibandingkan dengan ikatan dengan orang tuanya.

Tipe keluarga lainnya adalah keluarga orientasi (family orientation) yakni keluarga dimana seseorang dilahirkan, tipe lainya adalah adalah keluarga prokreasi (family of procreation) yakni keluarga yang dibentuk melalui pernikahan dan melahirkan keturunan.

Pembagian lainnya adalah keluarga batih (nuclear family) yakni satuan keluarga terkecil terdiri atas ayah-ibu dan anak-anak. Dan keluarga luas (extended family) yakni keluarga yang terdiri dari beberapa keluarga batih.

Para ahli sosiologi mengidentifikasikan fungsi pranata keluarga sebagai berikut:

1. Mengatur hubungan seks. Secara normatif tidak ada masyarakat yang memperbolehkan hubungan seks bebas, maka pranata keluarga berfungsi untuk mengatur bagaimana diperbolehkannya hubungan seks terjadi.

2. Fungsi Reproduksi, yakni untuk mengembangkan keturunan yang dibatasi oleh aturan-aturan yang berlaku dalam keluarga.

3. Sosialisasi. Pranata keluarga berfungsi untuk mensosialisasikan sebagai anggota baru dalam masyarakat untuk dapat memerankan apa yang diharapkan dari dirinya.

4. Fungsi afeksi yakni memberi suasana saling asah, saling asuh dan saling asih

5. Memberi status, baik terkait dengan jenis kelamin, urutan dalam keluarga, hubungan dengan kekerabatan dan status sosial.

Dalam masyarakat dikenal banyak aturan perkawinan. Pertama tentang siapa yang boleh dan tidak boleh dinikahi, maka dikenal incest taboo (larangan hubungan sumbang).

Bentuk perkawinan secara umum dikenal monogami dan poligami. Monogami adalah bentuk perkawinan antara satu orang laki-laki dengan satu wanita. Poligami adalah perkawinan antara satu laki-laki dengan beberapa wanita atau antara satu wanita dengan beberapa laki-laki. Dalam poligami dikenal bentuk poligini (polygyny) bentuk perkawinan antara satu laki-laki dengan beberapa wanita dan poliandri (polyandry) adalah perkawinan antara satu wanita dengan beberapa laki-laki. Disamipng bentuk perkawinan dikenal juga perkawinan kelompok (group marriage). Sedangkan poligami khusus disebut sororal polygyny yakni perkawinan antara laki-laki dengan lebih dari satu wanita saudara kandung pada waktu yang sama.

Aturan lain adalah eksogami yakni aturan perkawinan yang melarang melakukan perkawinan dalam keluarga/ kelompok. Endogami sebaliknya yang mewajibkan untuk melakukan perkawinan dengan anggota kelompok keluarganya.

Pada perkembangan selanjutnya dalam pranata keluarga dewasa ini dengan didorong oleh suatu gaya hidup baru (new life stylle) muncul beberapa bentuk keluarga seperti hidup bersama di luar nikah (cohabitation), keluarga homoseks (gay parent family) dan kehidupan membujang.

b. Pranata Pendidikan

Pranata pendidikan ini baik mencakup kurikulum (curriculum), pembelajaran (instructional) maupun penilaian (assesment), baik yang tercantum dalam kurikulum maupun yang termuat dalam kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)

Fungsi pranata pendidikan secara umum meliputi, pertama fungsi manifes antara lain: (1) mempersiapkan anggota masyarakat mencari nafkah; (2) melestarikan kebudayaan; (3) menanamkan ketrampilan dan lain-lain. Sedangkan fungsi laten pranata pendidikan antara lain: (1) memupuk keremajaan; (2) pengurangan pengendalian orang tua; ndan (3) sarana pembangkangan.

c. Pranata Agama

Agama dipergunakan untuk mengatur kehidupan manusia, dalam sosiologi agama dinamakan religion yang maknanya lebih luas dari sekedar agama yang kita kenal sekarang seperti islam, katolik, Kristen, Hindu dan Buda. Disamping itu dikenal dengan istilah civil religion yakni kepercayaan dan ritual di luar pranata agama, biasanya dikaitkan dengan politik, seperti pemujaan pada pemimpin, penghormatan pada lagu kebangsaan, seperti pengucapan Pancasila dan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 pada waktu upacara bendera.

d. Pranata Ekonomi

Pranata ekonomi dalam proses perkembangannya sebagaimana dikemukakan dalam Smelser (dalam Plak,1985) terkait dengan proses perubahan dari masyarakat homogen menjadi heterogen.

Dalam pranata ini berkembang ideologi ekonomi seperti kapitalisme, sosialisme dan sebagainya. Dewasa ini berkembang pranata ekonomi baru yakni MNC (Multinational Corporation) yang memiliki usaha dan cabang usaha bagaikan gurita yang melilit dunia. Dalam pranata ekonomi baru ini bahkan kekuasaan mampu melampau kekuasaan suatu negara.

e. Pranata Politik

Komblum mendefinisikan pranata politik sebagai perangkat norma dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Pranata utamanya antara lain ekskutif, legislatif dan yudikatif, militer dan sebagainya. Termasuk partai-partai politik, pengambilan keputusan dan sebagainya.

Pokok pembahasan tentang pranata politik berdasarkan masing-masing pakar berbeda, seperti masalah kekuasaan. Pandangan weberian memandang bahwa kekuasaan itu ada pada kelompok masyarakat tertentu yakni pada para

elit terutama elit politik, sedangkan pandangan Foucoultian memandang kekuasaan itu ada dimana-mana (power is anywhere) bahkan pada hubung- an/relasi seksual antara pria dan wanita. Dengan demikian kekuasaan dapat dimiliki oleh siapapun tidak hanya oleh elit tertentu.

Tugas 5.4

E. MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan jatuh miskin. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial (social mobility).

Menurut Horton (1993), mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack (dalam Soekanto 1990), mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.

Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja keba- nyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.

1. Bagaimana pendapatmu tentang fungsi nyata pranata keluarga di lingkungan tempat tinggalmu?, apakah sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang ada? Mengapa?

Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.