• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENELAAHAN KEPUSTAKAAN DAN ATAU KERANGKA

2.1.3 Fungsi Seni Bagi Anak

Pelajaran (kegiatan) dalam bidang seni di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) memiliki fungsi utama untuk menumbuhkembangkan kepribadian anak. Di samping beberapa fungsi lain, yaitu sebagai ekspresi, komunikasi, media bermain, pengembangan bakat, dan sebagai media untuk mengembangkan daya pikir (Margana, 2006).

Tidak seluruhnya anak mampu mengeluarkan isi hatinya melalui bahasa baik lisan maupun tulis. Salah satu cara untuk mengekspresikan isi hati dan atau gagasan (idenya) adalah melalui seni. Bagi anak ekspresi merupakan salah satu kebutuhan rohani atau batianiah individu dalam berhubungan dengan orang lain, di mana dalam hal ini pikiran, perasaan, dan emosi ikut berperan. Dalam karya seni rupa wujud ekspresi tersebut dapat berupa karya lukis, gambar, patung, dan lain-lain. Terjadinya secara spontan tanpa perintah dari luar. Dan pengembangan daya ekspresi ini akan terkait dengan pengembangan kreativitas.

Ada dua macam ekspresi anak yaitu ekspresi kreatif dan ekspresi tidak kreatif (Margana, 2006). Ekspresi kreatif adalah ekspresi yang mengandung kreativitas dan daya cipta terutama yang dijumpai dalam kegiatan berolah seni. Dalam seni rupa adalah segala hasil ungkapan anak baik berupa lukisan, gambar, patung, dan karya seni rupa lainnya yang menampakkan keunikan lain daripada yang lain. Sementara ekspresi yang tidak kreatif adalah ekspresi yang tidak menghasilkan nilai-nilai kreatif, karya seni yang dihasilkan hanya merupakan hasil tiruan, pengulangan atau hasil jiplakan karya seni yang sudah ada sebelumnya.

Anak selalu bergaul dengan teman atau sesamanya dengan melakukan komunikasi. Komunikasi mengandung arti sebagai keinginan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Keinginan untuk berkomunikasi dapat melalui berbagai media seperti media suara, media gerak, media tulis, dan media rupa (visual). Ada sebagian anak-anak cenderung menggunakan media rupa atau visual sebagai alat untuk komunikasi. Oleh karena itu, lukisan, gambar, patung, dan lain-lain dapat disebut sebagai bahasa rupa (Margana, 2006). Melalui gambar mereka dapat berkomunikasi dengan teman dan orang lain di lingkungan sekitar.

Seni juga dapat dipakai sebagai media untuk bermain. Bermain merupakan bentuk ekspresi bebas yang paling jelas bagi anak-anak, dan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh anak-anak yang paling murni. Permainan adalah ekspresi tentang hubungan si anak dengan seluruh kehidupan, sifatnya spontan dan timbul dengan sendirinya. Segala bentuk permainan, kegiatan jasmani, pengulangan pengalaman, fantasi, dan lain-lain merupakan gerakan yang berusaha mencari

perpaduan antara proses mental dan gerak fisik (Margana, 2006). Dalam kegiatan bermain anak menyatakan dan mengusahakan segala kecenderungan batinnya untuk menjadi harmonis. Kegiatan bermain bagi anak sangatlah penting (R, Moeslichatoen, 2004). Kegiatan bermain tersebut dapat dilakukan dalam pelajaran kesenian. Disadari atau tidak dalam kegiatan bermain ini anak dapat bermain sesuai dengan pembawaannya. Karena kegiatan berkesenian cenderung ke arah artistik maka dalam kegiatan bermain juga cenderung pada permainan artistik.

Bagi anak yang memiliki bakat seni maka pelajaran seni merupakan pengembangan bakat yang dimilikinya. Idealnya pendidikan seni rupa diberikan kepada anak sejak awal sekolah sehingga akan dapat memelihara dan mengembangkan bakat yang nantinya bisa menjadikan dirinya sebagai senirupawan yang andal. Bakat seni dalam diri anak yang tidak dipupuk maka tidak akan bisa berkembang.

Kemampuan berpikir anak dapat dikembangkan melalui kegiatan seni. Kegiatan seni dapat melibatkan berbagai alat-alat, bahan atau media, dan permainan yang secara langsung maupun tidak langsung akan mengembangkan kemampuan bernalar anak. Penemuan tentang sifat, kemungkinan-kemungkinan, teknik serta prosedur pada saat melakukan kegiatan seni akan memotivasi anak dalam berpikir dan mengambil keputusan. Sehingga otak yang selalu diasah untuk berpikir akan mendorong seorang anak menjadi cerdas.

Seni juga berfungsi sebagai media untuk memperoleh pengalaman estetis bagi anak (Margana, 2006). Di dalam pendidikan kesenian anak bisa memperoleh pengalaman estetis dengan cara-cara: dimulai dengan berapresiasi dan mengamati

hasil karya seni yang mengandung nilai estetis, selanjutnya diajak untuk berdiskusi tentang apa yang telah dilihat. Dalam kegiatan apresiasi seni seyogyanya anak mendapatkan kesenangan dengan pengamatan karya yang dilakukan tersebut. Dari pengamatan yang berulang-ulang kemudian anak diajak untuk melakukan kegiatan berkarya. Hal-hal yang menyenangkan dari mengamati obyek yang indah tersebut, diharapkan akan berkembang menjadi kesenangan anak untuk berkarya seni yang indah pula.

Setiap anak memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan ide atau gagasannya melalui karya seni rupa. Hal ini terletak pada karakter tipologi karya seni rupa yang dihasilkan (Margana, 2006), ada tipe gambar anak visual, haptic, ekspresif, dekoratif dan lain-lain. Di samping itu, perbedaan karakter tipologi gambar anak-anak terletak pula pada tingkat usia yang dimiliki anak. Pengertian tipologi dalam hal ini merupakan tipe atau gaya yang dapat teramati dalam hasil gambar anak. Di mana hasil gambar anak merupakan sesuatu yang unik dan mencerminkan karakter atau watak dari anak itu sendiri. Tidak ada hasil gambar anak yang sama, baik dalam pewarnaan, obyek, karakter garis yang dibuat, dan lain-lain. Apa yang digambar oleh anak merupakan cerminan dari apa yang ditangkap dan apa yang dirasakan. Anak tidak hanya menggambar dari apa yang dilihat dan atau dipikirkan oleh anak. Melainkan menggambar dari hasil apa yang dilihat melalui perasaannya yang kemudian diasosiasikan dengan sesuatu dan diungkapkan dalam bentuk gambar atau visual. Oleh karena itu, muncul beberapa gambar hasil karya anak yang berwujud berbeda-beda, ada anak yang menggambar dengan meniru alam, mengubah dan menghilangkan sebagian unsur

obyek yang digambarkan, dan ada pula yang menggambar kesan dari obyek yang digambar. Keberagaman gaya dan keunikan itulah yang perlu disadari oleh para pendidik (guru dan orang tua), sehingga anak akan dapat memperoleh bimbingan dan pembinaan yang baik dan tepat.

Kegiatan menggambar bebas dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan ini memiliki fungsi sebagai ekspresi, komunikasi, media bermain, pengembangan bakat, dan media untuk mengembangkan daya pikir. Di samping fungsi untuk menumbuhkembangkan kepribadian anak.

Bagi anak ekspresi merupakan salah satu kebutuhan rohani atau batianiah individu dalam berhubungan dengan orang lain. Salah satu wujud ekspresi dalam karya seni rupa dapat berupa gambar. Terjadinya secara spontan tanpa perintah dari luar, dan pengembangan daya ekspresi ini akan terkait dengan pengembangan kreativitas. Ekspresi yang mengandung kreativitas dan daya cipta terutama yang dijumpai dalam kegiatan berolah seni (gambar) adalah hasil ungkapan anak yang menampakkan keunikan lain daripada yang lain. Melalui gambar mereka dapat berkomunikasi dengan teman dan orang lain di lingkungan sekitar. Seni juga dapat dipakai sebagai media untuk bermain. Dalam kegiatan bermain anak menyatakan dan mengusahakan segala kecenderungan batinnya untuk menjadi harmonis. Kegiatan bermain bagi anak sangatlah penting Kegiatan bermain tersebut dapat dilakukan dalam pelajaran kesenian. Karena kegiatan berkesenian cenderung ke arah artistik maka dalam kegiatan bermain juga cenderung pada permainan artistik. Bagi anak yang memiliki bakat seni maka pelajaran seni merupakan pengembangan bakat yang dimilikinya. Kemampuan berpikir anak

juga dapat dikembangkan melalui kegiatan seni. Penemuan tentang sifat, kemungkinan-kemungkinan, teknik serta prosedur pada saat melakukan kegiatan seni akan memotivasi anak dalam berpikir dan mengambil keputusan. Sehingga otak yang selalu diasah untuk berpikir akan mendorong seorang anak menjadi cerdas.

Seni juga berfungsi sebagai media untuk memperoleh pengalaman estetis dengan cara berapresiasi dan mengamati hasil karya seni. Seyogyanya dalam kegiatan apresiasi seni anak mendapatkan kesenangan dengan pengamatan karya yang dilakukan. Dari pengamatan yang berulang-ulang kemudian anak diajak untuk melakukan kegiatan berkarya. Hal-hal yang menyenangkan dari mengamati obyek yang indah, diharapkan akan berkembang menjadi kesenangan anak untuk berkarya seni yang indah pula. Setiap anak memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan ide atau gagasannya melalui karya seni rupa. Keberagaman gaya dan keunikan itulah yang perlu disadari oleh para pendidik, sehingga anak akan dapat memperoleh bimbingan dan pembinaan yang baik dan tepat.

2.1.4 Teori Inteligensi Ganda (Multiple Intelligences atau MI) Howard

Dokumen terkait