• Tidak ada hasil yang ditemukan

J. Teknik Penulisan Data

4. Fungsi

1) Tanggap Darurat, untuk memberikan layanan segera bagi anak yang menghadapi tindak kekerasan dan perlakuan salah.

2) Perlindungan, untuk melindungi anak yang membutuhkan perlindungan khusus.

3) Rehabilitasi, untuk memulihkan kondisi mental anak akibat tekanan dan trauma serta mengembalikan keberfunsian sosial anak agar mereka dapat melaksankan perannya kembali secara wajar.

4) Advokasi, untuk memberikan pembelaan terhadap proses penyelesaian kasus yang dihadapi anak, baik secara hukum maupun dalam memperoleh pelayanan sosial.

5) Reuinifikasi dan Integrasi, untuk menyatukan anak pada keluarga asli, keluarga pengganti atau panti.

5. Proses Pelayanan.78

Pelayanan RPSA terbagi menjadi dua bagian. Pelayanan pertama adalah Temporary Shelter dan jika diperlukan kemudian masuk Protection Home sebagai pelayanan kedua. Jika kasusnya dapat diselesaikan di Temporary Shalter maka anak tersebut langsung dapat diterminasi.

1) Temporary Shalter

Pelayanan di Temporary Shalter maksimal selama 30 hari proses pelayanan tersebut terdiri dari

78

a. Pertolongan Pertama

Pekerja sosial memberikan pertolongan pertama terhadap kebutuhan anak yang sifatnya segera untuk dipenuhi. Pertolongan pertama dilakukan pada saat dilakukan pejangkauan atau penerimaan klien di Temporary Shalter, misalnya layanan medis atau membawa kelayanan kesehatan terdekat, menyediakan tempat tinggal, pendampingan dan sebagainya.

Selain itu, Temporary Shalter anak memperoleh layanan kebutuhan dasar yang mencakup makan, tempat tinggal, pakaian, kesehatan, pendapingan serta perlindungan dari pekerja sosial.

b. Pendekatan Awal

Kegiatan-kegiatan dalam pendekatan awal ketika anak datang ke Temporary Shalter adalah sebagi berikut:

1. Penerimaan

Penerimaan dilakukan oleh pekerja sosial terhadapa anak yang datang ke Temporary Shalter. Dalam penerimaan terjadi perkenalan dan penjelasan alasan meminta pertolongan kepada Temporary Shalter. Dari penjelasan tersebut, pekerja sosial menjelaskan Temporary Shalter dan apa yang dapat diberikan terhadap kebutuhan anak.

2. Registrasi

Pekerja sosial mendaftarkan anak pada format yang disediakan setelah diperoleh kemungkinan bahwa kebutuhan anak dapat dipenuhi oleh temporary Shalter. Kemudian orang tua/wali anak, anak sendiri/wakil dari RPSA menandatangani kesepakatan tertulis mengenai penempatan anak.

3. Identifikasi awal

Pekerja sosial melakukan wawancara awal mengenai identitas anak dan jenis kasus yang dihadapi, sesuai dengan format yang disediakan.

c. Assesmen

Assesmen adalah penelaahan dan pengungkapan masalah berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Dalam assesmen dikemukan permasalahan yang mendasar yang bersifat segera untuk ditangani.

2). Protection Home79

Merupakan rumah aman yang siap melayani kebutuhan anak/kelayan 24 jam (twenty four hour) yang terjaga kerhasiaannya dari masyarakat luas yang tidak berkepentingan atau yang secara langsung maupun tidak langsung mengancam/membahayakan baik fisik maupun mental anak. Rumah Perlindungan menyediakan berbagai fasilitas bermain (play terapi) dan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan) anak.

Pelayanan yang berlangsung di Protection Home maksimal selama 6 bulan. Proses pelayanan tersebut terdiri dari:

a. Rencana Intervensi

Rencana intervensi merupakan kegiatan untuk merencanakan penanganan kasus yang tepat untuk merencanakan penanganan kasus yang tepat untuk anak berdasarkan hasil assesmen. Rencana intervensi disusun dalam suatu pembahasan kasus (case conference). Dalam kegiatan ini, pekerja sosial sebagai manager kasus mengundang kelompok profesional lainnya seperti dokter, psikologi,

79

spikiater, pengacara, polisis, guru dan sebagainya untuk mendiskusikan tujuan kegiatan, dan tahap-tahap perubahan yang diharapkan terjadi pada anak.

Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam rencana intervensi adalah:

1) Hasil Assesmen dan deskripsi berbagai maslah dengan kebutuhan yang dihadapi anak.

2) Menghitung berbagai sumber daya yang dibutuhkan dan sumber daya yang tersedia.

3) Menghitung sumber daya manusia yang dibutuhkan dan kualifikasi yang diperlukan.

4) Menetapkan tujuan, hasil-hasil kegiatan , dan indikatornya. 5) Merencanakan beerbagai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. 6) Membagi tugas kepada profesi lain sebagai tim.

7) Menyusun judul kegiatan.

8) Menjelaskan kepada anak mengenai peranan dan tugas-tugas yang harus dilakukan anak di Protection home dalam rangka intervensi.

b. Pelaksanaan Intervensi

Pelaksanaan Intervensi mengacu pada rencana intervensi yang telah disusun sebelumnya untuk memastikan bahwa pelaksanaan intervensi selaras dengan rencana. Pekerja sosial melakukan diskusi dengan menajemen kasus mengenai berbagai perkembangan yang terjadi selama proses intervensi.

Jenis pelayanan yang perlu disediakan pada pelaksanaan intervensi ini adalah:

1) Pelayanan kebutuhan dasar meliputi:

a. Pemberian makan 3 kali perhari, selama anak tinggal. b. Penyediaan tempat tinggal selama proses pelayanan. c. Penyediaan pakaian.

d. Mengikuti pendidikan di sekolah terdekat bagi yang masih sekolah. e. Bantuan pengobatan dan perawatan kesehatan oleh tenaga medis

baik di RPSA maupun di lembaga lainnya.

2) Pelayanan asuhan dan pendapingan oleh pekerja sosial setiap hari, berupa bimbingan dan pendidikan berdasarkan perkawinan (kedekatan personal), dan kegiatan reaksi yang bersifat edukatif.

3) Pelayanan rehabilitasi, terdiri dari:

a. Pelayanan psikososial dan konseling oleh pekerja sosial dan psikolog.

b. Terapi untuk penyembuhan trauma yang dilakukan oleh psikiater. 4) Advokasi dengan cara merunjuk kepada lembaga bantuan hukum,

pengacara, dan jaringan kerja. c. Evaluasi.

Evaluasi merupakan tahap dimana pekerja sosial dan tim menajemen kasus mengkaji kembali intervensi yang telah diterapkan untuk memperjelas fokus. Apabila terjadi ketidaksesuaiaan perlu dilakukan tinjaun kembali terhadap masalah, tujuan, proses dan kegiatan-kegiatan intervensi.

Evaluasi adalah proses penilaian yang dilakukan secara berkala sebagai mekanisme timbal balik anatra tim menajemen kasus dan anak tentang kemajuan dicapai oleh anak. Evalauasi harus dibuat berdasarkan data yang terkumpul, asessmen, dan hasil intervensi perlu dilanjutkan, dirujuk kepada lembaga lain, atau diakhiri.

d. Terminasi

Terminasi adalah pengakhiran kegiatan pelayanan kepada anak. Beberapa bentuk terminasi adalah sebagai berikut:

1) Anak memutuskan sendiri proses intervensi dengan alasan yang jelas dan diketahui oleh orang tua/wali atau lembaga perunjuk.

2) Proses pelayana terakhir, dimana anak kembali kepada orang tua/wali, memperoleh orang tua angkat atau keluarga pengganti, dan/atau dirujuk kepada lembaga pelayanan lainnya.

6. Tujuan dan Sasaran 1) Tujuan

Tujuan umum Rumah Perlindungan Sosial Anak adalah untuk melindungi anak-anak dari situasi terburuk yang dihadapi anak kepada situasi yang memungkinkan anak tumbuh kembang secara wajar.

Berdasarkan tujuan umum tersebut, tujuan-tujuan khusus atau perubahan yang diharapkan dicapai oleh anak yang membutuhkan perlindungan khusus setelah memperoleh pelayanan RPSA adalah dapat :

a. Memenuhi hak-hak dasar anak, seperti : hidup, tumbuh dan berkembang, perlindungan dan berpartisipasi.

b. Menampilkan kembali keberfungsian sosial anak sehingga dapat melaksanakan peran-perannya kembali sesuai dengan situasi dan relasi yang dihadapinya.

c. Memulihkan kondisi mental anak yang terganggu akibat tekanan atau trauma.

d. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami sebagai akibat tekanan dan trauma.

e. Mengembangkan relasi dengan orang-orang di sekitarnya.

f. Menemukan lingkungan dan situasi kehidupan yang mendukung keberfungsian sosial dan mencegah terulangnya perlakuan salah terhadap anak.

2) Sasaran

Anak yang menerima pelayanan di RPSA yaitu :

a. Anak yang menjadi korban kekerasan dan perlakuan salah baik secara fisik, mental, dan seksual.

b. Anak-anak yang membutuhkan perlindungan karena jiwa-raganya terancam karena terlibat atau menjadi saksi dalam kegiatan terlarang/pelanggaran hukum.

c. Anak yang membutuhkan perlindungan khusus seperti trafficking/perdagangan anak, mengalami eksploitasi fisik, ekonomi dan seksual.

d. Anak-anak yang terpisah dari orang tua karena konflik bersenjata, korban kerusuhan, korban Bencana, orang tua yang dipenjara, orang tua yang meninggal dunia secara tragis, dan lain-lain.

Dokumen terkait