• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gagal Mudik

Dalam dokumen Stabil dalam Guncangan (Halaman 55-60)

di booking terpaksa dibatalkan. Anggaran yang sudah ditabung beberapa waktu untuk persiapan mudik batal digunakan. Mobil atau motor baru yang sudah dibeli untuk silaturahmi ke kampung halaman tidak jadi mengaspal di jalan-jalan desa.

Puncak kesedihannya, saat keluarga tak lagi bisa berkumpul bersama di kampung halaman. Wabah Covid-19 tiba-tiba menjadi tembok pemisah antara anak dengan orang tua, antara kakak dengan adik, bahkan antara suami dengan istri di hari raya. Saat tangan tak bisa saling berjabat,

mata tak lagi bisa bertatap langsung dan lisan tak lagi bisa saling mengucap maaf, yang tersisa hanyalah kesedihan.

Kegagalan mudik, kegagalan kumpul bersama keluarga di Hari Raya Idulfitri, sudah pasti menyisakan kesedihan mendalam. Namun, puncak kesedihan yang akan dialami manusia adalah saat kita semua dipanggil kembali oleh Allah Swt untuk kembali ke kampung akhirat kelak, tetapi kita tidak bisa kumpul bersama dengan keluarga kita tercinta. Seharusnya kita dan semua anggota keluarga bisa mudik ke kampung halaman leluhur kita, Nabi Adam As, yakni surga yang penuh keindahan dan kenikmatan.

Gagal Mudik

SUPOMO,S.S Pegiat Sosial

Telaga

54 | Juli 2020 | Edisi 157

Namun, tidak semua anggota keluarga bisa berkumpul

kembali ke tanah lelulur kita di surga. Suami harus berpisah dengan istrinya, anak tak lagi bisa berkumpul dengan orang tuanya. Semua terpisahkan oleh amal perbuatannya selama di dunia. Anggota keluarga tercerai berai disebabkan oleh amal perbuatannya masing-masing.

Ada seorang suami yang masuk surga, tetapi istrinya jatuh ke neraka seperti kisah Nabi Luth dan istrinya. Ada kisah istri yang yang masuk ke surga, tetapi sang suami tinggal di neraka, seperti kisah Asiyah dan Firaun. Ada anak yang terjerumus ke neraka, tetapi kedua orang tuanya masuk surga, seperti yang kita dapati dalam kisah Habil dan Khobil.

Jika gagal mudik ke kampung halaman saat Lebaran IdulfItri kemarin menyisakan kesedihan yang mendalam, gagal mudiknya kita bersama keluarga ke tanah leluhur di surga tentu semakin membuat kita sedih dan

menderita. Sementara Allah Swt memberitahukan pada kita bahwa peluang kita untuk berkumpul kembali dengan semua anggota keluarga di surga sangat terbuka.

Firman Allah Swt, “(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang

malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.” (Q.S. Ar Ra’du: 23)

Guncangan yang Penuh Hikmah

Wabah virus Covid-19 yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, menebar teror yang luar biasa. Suasana masyarakat yang tenang tiba-tiba berubah menjadi suasana yang gaduh, tetapi

mencekam. Jalanan yang biasanya ramai bahkan macet, tiba-tiba lengang seperti sedang terjadi perang.

Pusat-pusat perbelanjaan, pasar atau tempat wisata yang biasanya tak pernah sepi pengunjung, tiba-tiba sepi dari peminat. Tempat ibadah, sekolah maupun kampus ditutup sementara dari berbagai aktivitas. Masyarakat takut keluar rumah. Jika pun terpaksa keluar sangat protektif. Suasana ketakutan demikian nyata dan merata di tengah masyarakat.

Meskipun dalam suasana dan kadar yang berbeda, sesungguhnya rasa takut bukan hanya kita alami saat pandemi Covid-19 ini saja. Sudah tidak terhitung jumlahnya masing-masing kita dihinggapi rasa takut dalam kadar yang berbeda-beda. Guncangan dalam kehidupan yang kita alami pun, sudah tak cukup dihitung dengan jari tangan dan jari kaki kita.

Telaga

55 | Juli 2020 | Edisi 157

entah itu karena kekurangan harta, kekurangan makanan, hilangnya nyawa, dan sebagainya sudah diingatkan Allah Swt dalam firman-Nya; “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al Baqarah: 155)

Merenungi ayat tersebut, kita jadi memahami bahwa rasa takut itu hadir sebagai sebuah ujian dari Allah Swt. Sebagaimana kita saat menghadapi ujian di sekolah, maka yang perlu menjadi fokus kita adalah jawaban atas soal ujian tersebut. Kalau kita justru fokus terus pada soal ujiannya, kita jadi tidak produktif dan tidak akan segera menemukan jawaban atau jalan keluarnya.

Ayat tersebut diakhiri dengan sebuah pesan untuk orang-orang yang sabar, ada sebuah kabar gembira. Sabar selama ujian

berlangsung dan sabar dalam merespons hasil ujian. Saat kita memahami bahwa “guncangan” ini ujian dari Allah Swt, maka kita pun menjadi lebih tenang. Kita semua tentu yakin sepenuhnya bahwa Allah Swt tidak akan membebani melebihi kemampuan hamba-Nya.

Ayat selanjutnya, Allah Swt menjelaskan bahwa yang dimaksud orang yang sabar adalah orang yang menyerahkan segala sesuatu yang terjadi kepada Allah Swt, Innalillah wa inna ilaihi raji’un.

Jika pun hasil akhir ujiannya adalah kemungkinan terburuk, maka sungguh tak ada yang sia-sia. Bahkan Allah Swt akan memberikan ganti, sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Barang siapa membaca kalimat istirja’ (Innalilahi wa inna ilaihi raji’un) maka Allah akan menutupi dosa kesalahannya, Allah jadikan akhir yang baik baginya dan Allah memberi ganti yang baik baginya dan diridai-Nya.” (H.R. Baihaqi dalam Syu’ab Al Iman). <>

SOLOPEDULI bersama Forum Zakat (FOZ) Jawa Tengah menyalurkan bantuan paket sembako untuk korban terdampak bencana Covid-19. Bantuan

sebanyak 2.000 paket tersebut secara simbolis diserahkan secara langsung oleh Ketua Yayasan Solo Peduli Umat sekaligus Direktur Utama SOLOPEDULI, Sidik Anshori di depan Masjid Baiturrahman, Simpang Lima Semarang, 13 Mei 2020.

Paket tersebut secara simbolis diterima Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Tengah, K.H. Ahmad Daroji dan diserahkan ke Walikota Semarang, Hendrar Prihadi. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta seluruh komponen untuk terus menyukseskan dan mendukung program JOGOTONGGO dan tetap disiplin terhadap protokoler kesehatan. Ia juga menyampaikan

terima kasih kepada semua elemen yang telah bersama-sama membantu masyarakat terdampak Corona. ”Semarang menjadi senternya di Jawa Tengah, kalau berhasil, semua daerah bisa meniru dan mengajak masyarakat untuk saling peduli. Jadi jangan hanya mengharapkan pemerintah, tetapi harus saling membantu, dan jangan sampai ada yang kekurangan makanan,” terangnya.

”SOLOPEDULI meluncurkan Program 10.000 Paket Sembako bekerja sama dengan gubernur Jawa Tengah. SOLOPEDULI juga ikut berkontribusi dalam pendistribusian 2.000 paket sembako di kota Semarang. Kita berharap bisa memberikan kebahagiaan bagi keluarga yang terdampak corona. Kita berharap masyarakat di Semarang tetap semangat, terhindar dari wabah Corona ini, tetap guyub rukun,” jelas Sidik Anshori. <>

Dalam dokumen Stabil dalam Guncangan (Halaman 55-60)

Dokumen terkait