• Tidak ada hasil yang ditemukan

HOME WORK. 3

NRP. 1113200077 EDY UTOMO

2.2. Galangan Kapal

Galangan kapal (Shipyard) adalah sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan membuat kapal. Galangan kapal juga didefinisikan sebuah tempat diperairan yang fungsinya untuk melakukan proses pembangunan kapal (New Building) dan perbaikan kapal (Ship Repair) dan juga melakukan pemeliharaan (Maintainance). Proses pembangunannya meliputi desain, pemasangan gading awal, pemasangan plat lambung, instalasi peralatan,

G al an g an K ap a l B U M N & S W A S T A 6 pengecekan, test kelayakan, hingga klasifikaasi oleh class yang telah ditunjuk. Sedangkan untuk proses perbaikan / pemeliharaan bisanya meliputi perbaikan konstruksi lambung, perbaikan propeller sterntube, perawatan main engine dan peralatan lainnya.

Terdapat beberapa jenis-jenis galangan kapal yang difungsikan diantaranya adalah Building dock shipyard, Repair dock shipyard, Building and

repair shipyard.

1. Building dock shipyard.

Building dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya dalam ruang

lingkup pembangunan kapal baru (New Buiding). 2. Repair dock shipyard.

Repair dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya dalam ruang

lingkup perbaikan kapal (Repair) dan Pemeliharaan kapal (Maintenance). 3. Building and Repair shipyard.

Tempat yang dapat igunakan dalam ruang lingkup baik pembangunan kapal baru dan repair atau maintance.

Secara umum galangan berisi beberapa fasilitas yang digunakan untuk memfasilitasi aliran material dan perakitan. Kebanyakan galangan memerlukan ketersediaan daratan (land) dan perairan (waterfront) sebagai kebutuhan produksi.

Menurut storch, dkk (1995), fitur-fitur penting yang harus dimiliki galangan antara lain :

1. Lokasi Daratan dan Perairan.

Lokasi daratan digunakan untuk penegakan blok kapal dan untuk persiapan peluncuran kapal ke air. Lokasi perairan sebagai tempat penambatan kapal baik dalam pengerjaan maupun yang siap untuk diserahkan ke pemilik.

2. Dermaga.

Dermaga untuk penambatan kapal dan sebagai tempat untuk melanjutkan pekerjaan instalasi setelah kapal diluncurkan.

3. Bengkel/Stasiun Kerja.

Bengkel atau stasiun kerja adalah tempat untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan baik untuk pembangunan baru maupun repair.

G al an g an K ap a l B U M N & S W A S T A 7 4. Peralatan Penanganan Bahan (Material Handling Equipment).

Umumnya peralatan penanganan bahan di kategorikan dalam empat group, yaitu ban berjalan (conveyor), alat angkat (crane and hoists), kendaraan industri dan container.

5. Gudang, pemanduan dan area kerja luar gedung (blue sky). 6. Kantor, kantin dan klinik.

Seperti halnya sebuah perusahaan jasa konstruksi, galangan kapal juga diatur dalam sebuah organisasi manajemen, dimana sistem pelaksanaan kerja suatu galangan diterapkan dengan adanya kepemimpinan atas yang diturunkan ke bagian aspek-aspek dan diteruskan ke tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk kapal.

Indonesia yang kini telah berbenah untuk menghidupkan kembali Industri Maritim dalam lingkup peningkatan produksi transportasi perkapalan sudah memiliki banyak galangan kapal yang dikelola dengan manajemen pemerintah pusat dalam hal ini merupakan BUMN dan galangan kapal yang dikelola dengan manajemen Swasta.

Dengan adanya pola sistem pengaturan manajemen ini tentu saja memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat signifikan dari galangan kapal yang dikelola oleh BUMN dengan galangan kapal yang dikelola oleh Swasta, baik dari segi besarnya fasilitas tempat galangan, produk-produk yang dihasilkan, sistem ketenaga kerjaan yang digunakan dan hal-hal lainnya. Namum setiap galangan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan pembangunan Indonesia dari sektor jasa perkapalan untuk menunjang proses-proses pembangunan sosial di seluruh kawasan Indonesia yang merupakan jajaran kepulauan.

Dalam penulisan tugas ini akan dimuat tentang beberapa perbedaan sederhana antara galangan kapal yang dikelola oleh BUMN dan galangan kapal yang dikelola oleh Swasta, berdasarkan hasil dari pengamatan penulis selama melaksanakan kunjungan kuliah atau kuliah tamu ke galangan-galangan yang dikelola oleh BUMN dan galangan kapal yang dikelola oleh pihak Swasta.

G al an g an K ap a l B U M N & S W A S T A 8 2.3. Galangan Kapal BUMN

Galangan kapal BUMN merupakan perusahaan galangan kapal yang dimiliki oleh Negara atau suatu perusahaan yang dikelola oleh pemerintah. Dalam hal ini dapat juga diartikan awal mula perusahaan galangan kapal BUMN ini dibentuk menggunakan modal dari pemerintah, sehingga perusahaan galangan kapal BUMN ini diwajibkan memberikan kontribusi untuk meningkatkan devisa Negara dari sektor produksi-produksi kapal.

Manajemen kepemimpinan dalam galangan kapal BUMN ini di pimpin oleh direktur utama yang bertugas mengambil keputusan dan kebijakan-kebijakan dalam proses berjalannya sebuah galangan, namun tetap harus melalui instruksi dan perintah dari pemerintah pusat dalam hal ini adalah pihak Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Dalam sebuah peraturan yang diterapkan, suatu galangan BUMN diwajibkan dapat membantu berbagai macam kebutuhan pemerintah untuk kemajuan pembangunan baik secara khusus dan umum. Contohnya pada pembangunan armada-armada kapal perang yang dibangun oleh PT. PAL Indonesia untuk meningkatkan perangkat pertahanan laut Indonesia yang bekerja sama dengan PT.PINDAD untuk unit-unit persenjataan dalam armada kapal tersebut.

Dalam penulisan ini akan diberikan sebuah contoh perusahaan BUMN yang bergerak pada bidang industri perkapalan yaitu PT. PAL Indonesia.

PT. PAL Indonesia (Persero), bermula dari sebuah galangan kapal yang bernama MARINE ESTABLISHMENT (ME) dan diresmikan pleh pemerintah Belanda pada tahun 1839. Pada mas pendudukan Jepang, Perusahaan ini beralih nama menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan , Pemerintah Indonesia menasionalisasi Perusahaan ini dan merubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tanggal 15 April 1980, Pemerintah merubah status Perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan akta No. 12, yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro, SH.

PT. PAL Indonesia (Persero) dengan kegiatan utamanya memproduksi kapal perang dan kapal niaga, memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan. Kemampuan rancang bangun yang menonjol dai PT. PAL Indonesia telah

G al an g an K ap a l B U M N & S W A S T A 9 memasuki pasaran Internasional dan kualitasnya telah diakui dunia, Kapal-kapal PT. PAL Indonesia telah dapat melayari perairan di seluruh dunia.

Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT. PAL Indonesia telah berhasil menciptakan berbagai macam produk-produk kapal, diantaranya seperti Produk-produk Kapal Niaga, Kapal Cepat Kapal Khusus, Produk Jasa Harkan, Rekayasa Umum, Pengembangan SDM, Pegembangan Masyarakat di Lingkungan.

Teknologi-teknologi yang digunakan oleh PT. PAL Indonesia ini sudah cukup sangat berkembang bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan galangan kapal yang lainnya. Dikarenakan PT. PAL Indonesia merupakan perusahaan milik Negara, sehingga semua komponen peralatan kerja yang digunakan harus lebih baik dalam menunjang kinerja perusahaan.

Gambar 2.1 : Kunjungan Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013 ITS di PT. PAL Indonesia (Persero)

G al an g an K ap a l B U M N & S W A S T A 10 2.4. Galangan Kapal Swasta

Galangan kapal Swasta merupakan perusahaan galangan kapal dimana seluruh sistem manajemen pengelolaan dalam perusahaan ini dikuasai sepenuhnya oleh perorangan, maupun kelompok yang tidak ada campur tangan pemerintah.

Manajemen kepemimpinan tertinggi dari perusahaan galangan kapal swasta ini langsung dipimpin oleh direktur utama beserta jajaran-jajaran pendukungnya baik dalam pengambilan sebuah keputusan dan pengambilan kebijakan dalam melaksanakan fungsinya sebagai perusahaan industri perkapalan. Dikarenakan terbatasnya hal-hal yang bersifat investasi dalam pembangunan sebuah produksi sebuah perusahaan galangan kapal swasta dapat dikatakan tangguh jika dapat membangun dan membesarkan nama perusahaan dari hasil-hasil kerja produk yang diciptakan. Maka tidak menutup kemungkinan sebuah perusahaan galangan kapal swasta banyak mengalami kerugian jika tidak benar-benar menjalankan fungsinya sebagai perusahaan industri kemaritiman.

Dalam penulisan tugas ini memberikan sebuah contoh perusahaan galangan kapal swasta yang sangat-sangat baik dalam mempertahankan eksistensinya sebagai perusahaan yang bergerak dalam Industri Perkapalan, dengan adanya gejolak permasalahan negeri ini. PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia adalah salah satu perusahaan galangan kapal swasta yang besar dan mampu bertahan hingga saat ini.

Gambar 2.3 : Kunjungan Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013 ITS di PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia

G al an g an K ap a l B U M N & S W A S T A 11 PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia merupakan bagian dari fasilitas perawatan PT. Dharma Lautan Utama (DLU MAINTENANCE FACILITY), sebagai dukungan terhadap layanan prima PT. Dharma Lautan Utama kepada pelanggan guna memberikan jaminan kualitas pelayaran yang lebih baik selain sebagai penunjang sistem transportasi laut. Merupakan suatu realita bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara Kelautan yang lebih dari 60% wilayahnya terdiri dari lautan dengan lebih dari 17.400 pulau yang dihubungkan 8.500 kapal. Sedangkan Perusahaan Galangan Kapal di Indonesia saat ini berjumlah tidak lebih dari 1% dari jumlah kapal yang ada. Sehingga, hal ini akan menyulitkan kapal di dalam melaksanakan pengedokan, dimana secara regulasi kapal-kapal diwajibkan untuk melaksanakan pengedokan. Hal ini menjadi suatu inspirasi PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia memberikan dukungan terhadap perawatan (maintenance) transportasi laut secara nasional. Dan dipercaya untuk melaksanakan pembangunan kapal-kapal oleh Departermen Perhubungan.

Selain menunjang sektor maritim, berkaitan dengan letak geografis galangan yang berada di wilayah Madura, PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam menunjang pertumbuhan infrastrujtur di Madura. Dengan didukung oleh tenaga-tenaga professional, Perguruan Tinggi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Biro Klasifikasi (BKI), Depertermen Perindustrian dan Asosiasi Iperindo dapat membuat keyakinan yang optimis dari PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia dalam menghasilkan produk yang berkualitas.

Gambar 2.3 : Kegiatan produksi yang dilakukan di PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia

G al an g an K ap a l B U M N & S W A S T A 12 2.5. Perbedaan Galangan Kapal BUMN dengan SWASTA.

Secara umum galangan kapal yang dikelola oleh pihak BUMN dengan yang dikelola oleh Swasta sangatlah memberikan perbedaan, baik dari sistem manajemen yang diterapkan maupun dari fasilitas-fasilitas penunjang yang digunakan di dalam galangan untuk menunjang sistem pekerjaan yang dilakukan.

Pada sistem manajemen pengolahan, dari pihak galangan kapal yang dikelola oleh BUMN seluruh keputusan bergantung pada pemerintah melalui kementerian BUMN sehingga memberikan manajemen yang diatur tertib oleh pemerintah, dan sebuah perusahaan galangan kapal yang dikelola oleh BUMN diwajibkan untuk dapat membantu peningkatan devisa Negara, selain dari hal tersebut sebuah penunjukkan langsung juga dapat dilakukan pemerintah kepada sebuah perusahaan galangan kapal yang dikelolanya untuk membantu dalam beberapa sektor yang penting, seperti misalnya PT. PAL Indonesia (Persero) yang ditunjuk sebagai satu-satunya perusahaan galangan kapal dalam negeri yang memproduksi armada kapal perang untuk kepentingan pertahanan NKRI.

Berbeda dengan manajemen pengolahan sistem perusahaan dari galangan Swasta, dimana pemilik perusahaan memiliki kewenangan untuk menentukan dan memutuskan pola dan sistem manajemen yang diterapkan pada perusahaan tersebut, yang tentu saja selain agar dapat membesarkan perusahaannya juga untuk membantu menangani permasalahan dalam industri kemaritiman Indonesia, seperti contohnya pada PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia yang merupakan perusahaan galangan kapal swasta yang sampai sekarang ini masih menjalankan produksi-produksi kapal dari Departermen Perhubungan.

Selain dari perbedaan pola manajemen organisasi yang diterapkan pada perusahaan galangan kapal BUMN dan Swasta, masih terdapat beberapa hal-hal yang dapat menjadi perbedaan yang secara signifikan dapat dilihat diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan besarnya wilayah kerja. Hal ini merupakan bagian yang sangat signifikan yang dapat dilihat, sebuah galangan kapal yang dikelola oleh BUMN yang mendapatkan sokongan dana operasional dari Pemerintah tidak menutup kemungkinan memiliki wilayah yang lebih besar dibandingkan dengan galangan-galangan swasta, akan tetapi tidak menutup kemungkinan pada suatu galangan swasta untuk melakukan pembesaran wilayah kerjanya bergantung pada kekuatan financial dan

G al an g an K ap a l B U M N & S W A S T A 13 manajemen pengolahan etos kerja yang baik, sehingga dapat menghasilkan produksi kapal yang baik.

2. Perbedaan pada input jumlah produksi, dikarenakan kondisi wilayah yang terbatas yang dimiliki oleh perusahaan galangan swasta sehingga sangat sukar untuk melakukan produksi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan galangan kapal yang dikelola oleh BUMN yang sudah memiliki jam kerja yang baik.

3. Perbedaan pada ukuran kapal yang diproduksi, dikarenakan keterbatasan wilayah dan fasilitas, biasanya galangan kapal swasta hanya mengerjakan pembangunan kapal-kapal yang ukurannya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kapal-kapal yang biasa dibuat oleh galangan-galangan kapal yang dikelola oleh BUMN.

4. Perbedaan pada fasilitas-fasilitas alat-alat pendukung produksi yang digunakan, pada sebuah galangan kapal BUMN yang memiliki bantuan dana operasional dari Pemerintah dapat memberikan peningkatan pelayanan dikarenakan teknologi peralatan yang digunakan sudah berkembang, baik dari segi peluncuran kapal, hingga metode-metode yang digunakan untuk menyatukan blok-blok kapal yang dibangun, berbeda pada kondisi peralatan pendukung yang dimiliki oleh galangan kapal swasta yang harus melakukan manuver manajemen keuangannya untuk dapat menggunakan paralatan dengan teknologi canggih, akan tetapi tidak menutup kemungkinan suatu galangan kapal swasta mampu menggunakan peralatan-peralatan serta menciptakan fasilitas-fasilitas pembangunan kapal jauh lebih baik dari galangan kapal BUMN.

Berdasarkan pengamatan yang dilihat oleh penulis tugas ini, beberapa hal-hal diatas merupakan beberapa perbedaan yang dapat dilihat secara singkat setelah melaksanakan tinjauan atau kuliah tamu ke galangan-galangan kapal yang dikelola oleh BUMN dan galangan kapal yang dikelola oleh pihak Swasta.

Pada suatu titik tujuan yang sama, baik galangan kapal yang dikelola oleh pihak BUMN dan pihak Swasta sama-sama memiliki tujuan untuk mengembangkan dan menjayakan Industri Kemaritiman Indonesia yang merupakan sebuah bangsa bahari peninggalan nenek moyang Indonesia.

G al an g an K ap a l B U M N & S W A S T A 14

BAB. 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan.

Berdasarkan dari hasil tinjauan ke galangan-galangan kapal BUMN dan Swasta, yang memiliki iktikad baik untuk memajukan Industri Perkapalan di Nusantara untuk mewujudkan pembangunan Nasional yang merata sampai diseluruh penjuru Indonesia. Dapat ditarik suatu kesimpulan dengan harapan Indonesia yang bergantung pada Transportasi Laut yaitu Kapal, maka keterbatasan untuk pelayanan terhadap kapal-kapal tersebut harus diatasi dengan adanya galangan-galangan baru yang dibuat didaerah-daerah perbatasan Indonesia dengan tujuan semata-mata untuk memajukan Industri Kemaritiman agar tidak hilang, karena maerupakan suatu tonggak kemajuan bangsa.

3.2. Penutup.

Semoga penulisan tugas ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi kepada seluruh pembaca, bukan untuk melakukan perbedaan yang dapat menjustifikasi pihak-pihak yang terkait, namun untuk kemajuan pendidikan dan perkembangan teknologi dalam industri perkapalan dikedepannya nanti. Kepada Dosen pengasuh mataka kuliah Teknologi Produksi Kapal, Pihak-pihak galangan kapal PT.PAL Indeonesia (Persero) dan PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia, penulis mengucapkan terima kasih atas ketersediannya memberikan kesempatan kepada penulis dan rekan-rekan penulis untuk berkunjung dan menimba ilmu secara singkat. Apabila terdapat kata-kata yang salah dalam penulisan tugas ini saya selaku penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

G al an g an

Dokumen terkait