• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUMPULAN TUGAS TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL EDY UTOMO NRP Dikerjakan Oleh : Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KUMPULAN TUGAS TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL EDY UTOMO NRP Dikerjakan Oleh : Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

KUMPULAN TUGAS

TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL

Dikerjakan Oleh :

Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013

(2)

HOME WORK. 1

TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL

“KLASIFIKASI JENIS KAPAL”

Dikerjakan Oleh :

Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013

Kelompok : 1

• Adi Kurniawan Yusim, NRP 1113200039

• Erifive Pranatal, NRP 1113200004

(3)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 1 A. Jenis Kapal Berdasarkan Bahan Pembentuknya

Klasifikasi atau pembagian jenis kapal dibagi berdasarkan 3 tinjauan, diantaranya yaitu Jenis kapal berdasarkan bahan pembentuknya, Jenis kapal berdasarkan penggeraknya, dan Jenis kapal berdasarkan fungsi kapal itu sendiri. Berikut ini akan diberikan penjelasan tentang pembagian jenis kapal berdasarkan tinjauannya masing-masing.

Bahan untuk membuat kapal bermacam-macam adanya dan tergantung dari tujuan serta maksud pembuatan kapal tersebut. Tentunya pemilihan bahan yang paling ekonomis sesuai dengan keperluan kapal. Berikut ini jenis kapal berdasarkan bahan pembentuknya :

1. Kapal Kayu (timber ship)

Kapal kayu adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari material kayu, kapal dengan material kayu biasanya sering dijumpai pada kapal-kapal tradosional.

Gambar diatas merupakan jenis kapal dengan material pembentuknya adalah kayu, kapal dengan jenis ini biasanya terbatas pada kapal-kapal sedang dan kecil. Kapal kayu yang banyak dijumpai di kawasan nelayan tradisional sebagai kapal penangkap ikan, kayu yang digunakan harus memenuhi standar kelas awet dan kekuatannya yang telah ditaur oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Demikian juga proses pembuatan kapal kayu dan perawatan harus memenuhi standar dari BKI. Syarat kayu untuk konstruksi sebuah kapal adalah sebagai berikut :

• Kualitas yang baik

• Tidak ada celah, atau pecah-pecah • Tidak berlubang pada lingkaran tahun

• Harus tahan terhadap air, cuaca, jamur, serangga • Tidak mudah lengkung

(4)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 2 • Tidak mudah dimakan binatang laut

2. Kapal fiberglass (fiberglass ship)

Gambar diatas merupakan salah satu kapal dengan material penyusunnya adalah fiberglass. Kapal fiberglass adalah kapal yang seluruh bdan kapal dibuat dari fiberglass, kapal jenis ini juga msih tergolong pada kapal-kapal kecil, terutama pada kapal penangkap ikan, keperluan olahraga dan lain-lain. Pembuatan kapal fiberglass lebih mudah, konstruksi sederhana, kapal dapat dibuat secara seri dan lebih ringan dari kayu, kapal fiberglass perawatannya juga lebih sederhana karena tahan terhadap korosi, tidak ada sambungan, tidak ada penyusutan dan tidak ada binatang laut yang menempel.

3. Kapal Baja (Steel Ship)

Kapal baja adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dai baja. Pada umumnya kapal baja selalu menggunakan system las, sedangkan pada kapal-kapal sebelum perang dunia II masih digunakan konstruksi keeling.

Kapal baja pertama yang menggunakan system konstruksi las adalah kapal Liberty, yang dipakai pada waktu perang dunia II. Pada waktu itu masih banyak kelemahan-kelemahan pada system pengelasan, sehingga sering dijumpai keretakan-keretakan pada konstruksi kapalnya.

Dengan adanya kemajuan-kemajuan dalam teknik pengelasan dan teknologi pembuatan kapal, kelemahan-kelemahan itu jarang dijumpai lagi.

(5)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 3 Gambar diatas adalah Kapal Liberty yang merupakan kapal baja pertama yang menggunakan konstruksi sambungan las pertama. Keuntungan system las adalah bahwa pembuatan kapal menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan konstruksi keeling. Disamping pada konstruksi las berat kapal secara keseluruhan menjadi lebih ringan.

4. Kapal ferro cement

Kapal ferro cement adalah kapal yang dibuat dari bahan semen yang diperkuat dengan besi beton / baja sebagai tulang-tulangnya. Karena membutuhkan teknologi yang tinggi kapal jenis ini masih sangat terbatas.

Gambar diatas adalah kapal yang terbuat dari bahan dasar semen, fungsi tulangan beton pada kapal ini sangat menentukan karena tulangan yang akan manyanggah seluruh gaya-gaya yang bekerja pada kapal, selain hal tersebut tulangan beton juga digunakan sebagai tempat perletakan campuran semen

(6)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 4 sama bias menahan gaya yang datang sari segala arah.

Ferrocement adalah suatu tipe dinding tipis beton bertulang yang dibuat dari

mortar semen hidrolis diberi tulangan dengan wiremash yang menerus dan lapisan yang rapat serta ukuran kawat relative kecil. Terdapat perbedaan antara

ferrocement dengan beton bertulang yaitu berdasarkan sifat fisiknya ferrocement

lebih tipis memiliki tulangan yang terdistribusi pada setiap ketebalannya, dengan system penulangan dua arah dan komposisi campuran yang digunakan hanya pada material agregat halus dan semen. Berdasarkan sifat mekaniknya ferrocement dengan menggunakan tulangan 2 arah memiliki kuat tarik dan lentur yang tinggi, disamping memiliki rasio tulangan yang tinggi proses retak dan perluasan retak yang berbeda pada beban tarik, daktalitas meningkat seiring dengan peningkatan rasio tulangan anyam, memiliki kekedapan air yang cukup baik, ketahanan terhadap beban-beban kejut , namun lemah terhadap temperature yang tinggi.

Penggunaan kapal ferrocement di Indonesia kurang diminati oleh para nelayan Indonesia dikarenakan faktor kekhawatiran tenggelam karena faktor berat. Jika kapal baja yang memiliki berat jenis 7,849 g/m3 dibandingkan dengan kapal yang terbuat dari beton bertulang murni dengan berat jenis 2,4 g/cm3, tentu saja dapat disimpulkan bahwa kapal dengan bahan pembentuknya adalah beton memiliki berat yang lebih kecil. Jika dibandingkan dengan kapal yang terbuat dari kayu dengan berat jenis kayu maksimal adalah 1,28 g/cm3 maka diantara kapal kayu dengan kapal yang terbuat dari semen akan menghasilkan perbandingan berat kurang lebih 1 : 2. Namun jika berat jenis kayu dibandingkan dengan berat jenis beton ringan (tanpa menggunakan agregat halus) dengan berat jenis berkisar 1,20 g/cm3 tentu saja akan menghasilkan perbandingan berat mendekati 1 : 1, namun hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektifnya fungsi kapal bekerja jika dengan menggunakan teknologi beton ringan sebagai pengganti material kayu, mengingat bentuk fisik dari beton ringan non agregat halus lebih kasar, sehingga akan mengakibatkan terjadinya efek resistance yang lebih besar.

(7)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 5 Kapal yang merupakan alat transportasi memiliki penggerak untuk dapat melakukan pelayaran, setiap penggerak kapal bermacam-macam sehingga mempengaruhi klasifikasi dari kapal tersebut sesuai dengan tujuananya masing-masing. Adapun jenis kapal berdasarkan alat penggeraknya adalah sebagai berikut :

1. Kapal dengan menggunakan alat penggerak layar.

Kapal dengan menggunakan alat penggerak layar ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin. Kapal ini biasanya hanya terbatas pada kapal-kapal ukuran terntentu / kapal kecil, dan terdapat pada kapal-kapal latih dan kapal barang. Karena ketergantungan terhadap alam, maka beberapa kapal jenis ini juga ada yang dilengkapi dengan motor untuk keperluan olah gerak pelabuhan, jika sudah ditengah laut maka layar baru depergunakan.

2. Kapal dengan menggunakan alat penggerak padle wheel.

Kapal dengan menggunakan alat penggerak padle whel, pada prinsipnya adalah gaya tahanan air yang menyebabkan / menimbulkan gaya dorong kapal (seperti dayung). Paddle wheel dipasng sikir

dan kanan kapal dan gerak putarnya dibantu oleh mesin. Umumnya digunakan di daerah yang mempunyai perairan yang tenang misalnya di danau, sungai sebagai kapal-kapal wisata atau pesiar.

(8)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 6 Kapal dengan menggunakan alat penggerak jet propulsion pada prinsipnya adalah air dihisap melalui saluran di muka lalu didorong ke belakang dengan pompa hingga menimbulkan implus (jet air ke belakang). System ini banyak kita jumpai pada tug boat tetap fungsinya untuk mendorong bukan menarik.

Penggerak ini juga sering dijumpai pada jet ski, yang memberikan daya dorong sehingga dapat melakukan perjalanan di permukaan air.

4. Kapal dengan menggunakan alat penggerak propeller (baling-baling).

Kapal dengan penggerak propeller ini menggunakan alat penggerak berupa propeller (baling-baling). Kapal ini bergerak karena berputarnya baling yang dipasang di belakang badan kapal sehingga menimbulkan daya dorong. Alat penggerak inilah yang pada umumnya digunakan pada saat sekarang.

Kapal-kapal masa sekarang ini sebagian besar menggunakan alat penggeraknya adalah propeller.

C. Jenis Kapal Berdasarkan Mesin Penggerak Utamanya.

Kapal dapat bergerak dengan adanya mesin penggerak, mesin penggerak utama atau mesin induk kapal banyak jenisnya, biasanya faktor ekonomis dan faktor-faktor desain akan menentukan mesin jenis apa yang cocok untuk dipasang pada sebuah kapal. Jenis-jenis yang biasa dipakai dalam mesin utama kapal antara lain :

(9)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 7

Steam reciprocating engine adalah kapal yang menggunakan mesin uap torak

sebagai mesin utamanya, biasanya yang dipakai adalah triple expansion engine (bersilinder tiga) atau double compound engine.

Keuntungan menggunakan jenis mesin ini adalah : mudah pemakaian dan pengontrolan, mudah berputar balik (reversing) dan mempunyai kecepatan putar yang sama dengan perputaran propeller. Sedangkan kerugiannya adalah konstruksinya berat dan memakan banyak tempat serta pemakaian bahan bakar yang sangat besar.

2. Steam turbine

Steam turbine adalah kapal yang menggunakan mesin turbin uap dimana tenaga

yang dihasilkan oleh mesin jenis ini sangat rata dan uniform, pemakaian uap sangat efesien baik pada tekanan tinggi ataupun rendah.

Mesin jenis ini mempunyai kelemahan yang utma adalah tidak dapat berputar balik (non reversible) sehingga diperlukan reversing turbine yang tersendiri khusus untuk keperluan tersebut, putarannya sangat tinggi sehingga reduction

propeller gear sangat diperlukan untuk membuat

perputaran propeller jangan terlalu tinggi. Kelebihan dari mesin jenis ini adalah vibration sangat kecil dan pemakaian bahan abakar lebih kecil kalau

dibandingkan dengan mesin uap torak. Mesin semacam ini dapat dibuat bertenaga sangat besar, oleh karena itu digunakan untuk kapal yang membutuhkan tenaga besar.

(10)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 8 Beberapa kapal yang modern memakai system dimana suatu turbin memutarkan sebuah elektrik generator, sedangkan propeller digerakkan oleh suatu motor yang terpisah tempatnya dengan mempergunakan aliran listrik dari generator tadi. Disini

revering turbine yang tersendiri dapat dihapuskan dengan memakai sistem ini

sangat mudah operasi mesin-mesinnya.

4. Internal Combustion Engine

Mesin ini biasa disebut mesin pembakaran dalam atau motor bensin, mesin ini paling sesuai untuk tenaga kecil (motor temple atau out board motor). Sedangkan tenaga yang lebih besar dipakai mesin diesel yang dibuat dalam suatu unit yang besar untuk kapal-kapal yang berkecepatan rendah dan sedang.

Keuntungan Internal combustion engine dapat langsung diputar balik dan dapat dipakai dengan cara kombinasi dengan beberapa unit kecil. Untuk tenaga yang sama, jika dibandingkan dengan mesin uap akan lebih kecil ukurannya. Dengan adanya kemajuan dalam pemakaian turbo charger untuk supercharging maka beratnya pun dapat diperkecil dan penghasilan tenaga dapat dilipat gandakan.

(11)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 9 Gas turbine prinsipnya adalah suatu penggrak yang mempergunakan udara yang dimampatkan (dikompresikan) dan dinyalakan dengan menggunakan bahan bakar yang disemprotkan dan kemudian setelah terjadi peledakan udara yang terbakar akan berkembang. Kemudian campuran gas yang dihasilkan itu yang dipakai untuk memutar turbine. Gas yang telah terpakai memutar turbine itu sebelum dibuang masih dapat dipakai untuk heat exchangers sehingga pemakaiannya dapat seefektif mungkin. Type mesin ini yang sebetulnya adalah kombinasi dari Free Piston Gas Fier dan gas turbine belum banyak dipakai oleh kapal-kapal dagang. Research mengenai mesin ini masih banyak dilakukan.

6. Nuclear Engine

Nuclear Engine ini walaupun tenaganya cukup besar akan tetapi memerlukan

pertimbangan-pertimbangan khusus seperti penggunaan ruang yang luas, jumlah tenaga kerja yang cukup banyak, resiko keselamatan dan lain-lain. Nuclear Engine ini hanya dipakai pada kapal-kapal besar non komersil seperti kapal induk, kapal perang sehingga kapal yang memakainya masih terbatas.

(12)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 10 Kapal dibuat pasti untuk melakukan suatu kegiatan pelayaran dengan tujuannya masing-masing, sehingga kapal diciptakan berdasarkan fungsinya masing-masing. Berikut ini akan diterangkan jenis kapal berdasarkan fungsinya masing-masing.

1. Kapal-kapal niaga

Kapal niaga adalah kapal yang tugasnya untuk muatan dan dalam kegiatan berdagang atau berniaga, adapun jenis kapal niaga antara lain sebagai berikut :

a. Kapal Barang (Cargo Ship)

Cargo Ship yaitu kapal dengan muatan barang, pada dasarnya sebelum

kapal tersebut direncanakan untuk dibangun ditentukan terlebih dahulu jenis barang yang diangkut. Hal ini penting ditentukan sehubungan dengan besarnya ruangan yang dibutuhkan di dalam kapal untuk mengangkut barang dalam satuan berat yang sudah ditentukan oleh pemesanan. Kalau kapal yang direncanakan untuk mengangkut bermacam-macam muatan (general) maka kapal tersebut dinamakan General Cargo.

b. Kapal Barang Penumpang (Cargo Passanger Ship)

Kapal Barang Penumpang (Cargo Passenger Ship) yaitu kapal dengan muatan barang dan penumpang, untuk membatasi istilah kapal barang penumpang dan kapal penumpang barang pada umumnya selalu membingungkan. Maka dapat dipakai suatu ketentuan, bahwa jika kapal

(13)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 11 penumpang disebut kapal barang penumpang. Sedangkan jika kapal tersebut digunakan terutama untuk mengangkut penumpang disamping muatan barang yang dibawanya maka disebut kapal penumpang barang. Apabila kapal mengankut penumpang lebih dari 12 orang maka kapal tersebut harus menggunakan persyaratan keselamatan pelayaran sebagai kapal penumpang.

Kapal penyebrangan atau kapal Ferry adalah termasuk kapal penumpang barang. Kapal enyebarangan fungsinya adlah untuk menghubungkan selat sebagai penyambung perhubungan darat yang terputus karena adanya selat. Oleh karena itu kapal penyebrangan dilengkapi dengan tempat fasilitas kendaraan, missal : mobil, truck, bus dan bahkan sarana tempat gerbong kereta api.

Salah satu jenis kapal ferry adalah kapal Roro yang berarti roll on – roll off. Oleh karena itu kapal ini dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble

bridge atau dermaga apung ke dermaga.

Kapal Roro selain digunakan untuk mengangkut truk juga digunakan untuk mengankut mobil penumpang, sepeda motor serta penumpang jalan kaki. Angkutan ini merupakan pilihan popular antara Jawa dengan Sumatera.

Gambar diatas adalah salah satu kapal ferry saat melakukan mobilisasi muatan dari dermaga ke dalam lambung kapal.

c. Kapal Penumpang (Passanger Ship)

Passanger Ship yaitu kapal yang khusus mengangkut penumpang, jenis

kapal ini ada yang besar dan ada yang kecil. Kapal penumpang kecil kebanyakan digunakan untuk pesiar antar pulau yag tak begitu jauh menyusuri pantai / sungai yang menghubungkan antar kota sebagai komunikasi transport.

Kapal penumpang besar biasanya dipakai untuk pelayaran antar pulau yang jauh atau antar benua untuj tourist dan lain-lain. Kapal ini biasanya dilengkapi dengan akomodasi penumpang yang lebih baik dan fasilitas rekreasi misalnya kolam renang, bioskop dan tempat-tempat relaks lainnya. Selain itu kapal penumpang dilengkapi dengan alat keselamatan pelayaran yang lebih lengkap,

(14)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 12 penolong dan perlengkapan keselamatan lainnya. Semua kapal penumpang kecuali kapal penumpang cepat biasanya selalu membawa sedikit muatan barang.

Gambar diatas adalah Kapal penumpang saat ini dengan masa lampau, dengan perkembangan teknologi kapal penumpang diciptakan lebih kokoh daripada teknologi sebelumnya.

d. Kapal Pengangkut Kayu (Timber Carrier atau Log Carrier)

Kapal pengangkut kayu yaitu kapal yang berfungsi mengankut kayu dengan segala bentuknya. Umumnya sebagai muatan kayu yang diangkut diletakkan di atas geladak dan jumlah muatan digeladak kurang lebih 30% dari seluruh muatan yang diangkut. Oleh karena itu konstruksi dari dek/geladaknya harus dipasang perlengkapan untuk keperluan itu. Kayu yang diangkut di atas

(15)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 13 lambung timbul kapal pengangkut kayu relative lebih kecil dibandingkan kapal barang. Oleh karena itu dikatakan bahwa kapal pengankut kayu dianggap mempunyai free board khusus. Dalam menentukan stabilitas harus dianggap muatan geladak yang diikat dengan kuat merupakan satu bagian dari badan kapal.

e. Kapal Tangki (Tanker Ship)

Kapal Tangki, yaitu kapal dengan muatan bahan cair, dimana muatan ini mempunyai sifat khusus yang menjadi perhatian untuk membuat konstruksinya. Mengingat sifat zat cair yang selalu mengambil posisi yang sejajar dengan garis air, pada waktu kapal mengalami keolengan dan hal ini terjadi pada tangki-tangki yang tak diisi penuh. Oleh karena itu kapal tanker pada umumnya dilengkapi dengan pompa dan instalasi pipa untuk bongkar dan muat minyak dari kapal dan ke kapal. Lambung timbul umumnya lebih kecil dibandingkan dengan kapal barang biasa untuk ukuran kapal yang relative sama. Letak kamar mesin selalu di belakang dimaksu untuk menghindari bahaya kebakaran.

f. Kapal Peti Kemas (Container Ship)

Container Ship yatu kapal yang mengangkut barang yang sudah diatur di dalam peti kemas. Muatan peti kemas disamping di dalam palkah juga diletakkan di atas geladak dengan pengikatan yang kuat, sehingga peti kemas tersebut tidak bergeser dari tempatnya semula pada saat berlayar.

Dengan adanya muatan diatas geladak maka harus diperhatikan mengenai stabilitas kapal. Yang perlu diperhatikan ialah periode keolengan jangan sampai terlalu lincah, sebab membahayakan container yang ada diatas dek, lebih-lebih apabila system peningkatnya kurang sempurna. Konstruksi peti

(16)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 14 terjamin keamanan dari kerusakan dan lain-lain

Kapal pengangkut peti kemas (container ship) harus mempunyai fasilitas khusus peti kemas, baik alat bongkar muatan maupun peralatan lainnya. Disamping itu kapal jenis ini juga direncanaka sedemikian rupa sehingga mempunyai ruangan dengan parallel middle body yang lebih panjang dibandingkan dengan kapal-kapal jenis lainnya. Dengan parallel middle body yang lebih panjang maka akan berpengaruh terhadap tata letak dan kapasitas dari muatan peti kemas yang mempunyai ukuran yang sudah standar secara internasional.

g. Kapal Curah (Bulk Carier)

Bulk Carier yaitu kapal yang mengangkut muatan tanpa pembungkusan

tertentu, berupa biji-bijian yang dicurahkan langsung ke dalam palkah kapal. Ditinjau dari jenis muatannya ada beberapa macam yaitu sebagai berikut : • Kapal pengangkut biji tambang yaitu kapal yang mengankut muatan curah

berupa biji-bijian hasil tambang misalnya biji besi, chrom, mangan, bauxite dan sebagainya.

(17)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 15 • Kapal pengangkut biji tumbuh-tumbuhan yaitu kapal yang mengangkut

muatan curah berupa biji-bijian hasil tumbuhan, misalnya jagung, bulgur, beras, kedele dan lain-lain.

• Kapal pengangkut batu bara atau sering disebut Collier yaitu kapal yang mengangkut muatan curah berupa batubara, cokes atau coal.

Kapal pengangkut muatan curah umumnya dibuat single deck da system bongkar muatnya dilakukan dengan system isap untuk grain carrier. Tetapi untuk ore atau coal dipakai grab (bucket) & conveyor. Khusus ore carrier biasanya mempunyai double bottom tank top yang tinggi dengan maksud untuk mempertinggi letak titik berat muatan, sehingga memperbaiki rolling periode kapal, lagi pula gerak kapal tidak terlalu kaku. Pada bulk carrier umumnya letak kamar mesin di belakang dengan maksud untuk mempermudah system bongkar muat.

h. Kapal pendingan (Refrigated Cargo Vessels)

Kapal jenis ini khusus digunakan untuk pengangkutan muatan yang perlu didinginkan gunanya untuk mencegah pembusukan dan kerusakan muatan. Ruang muat dilengkapi dengan system isolasi dan system pendingin. Umumnya muatan dingin hanya diangkut pada satu jurusan saja. Adapun jenis muatannya adalah buah-buahan, sayur-sayuran, daging beku, ikan, udang dan lain-lainnya. Meskipun ruang muat sudah dilengkapi dengan instalasi pendingin untuk mengawetkan muatan, tetapi kecepatan kapal masih relative lebih cepat dibandingkan dengan kapal-kapal pada umumnya. Misalnya kapal pengangkut buah-buahan kecepatan dinas antara 18-21 Knots.

(18)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 16 Karena muatannya adalah ternak, maka kapal jenis ini harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk ternak tersebut misalnya tempat makan, tempat kotoran yang dengan mudah dapat dibersihkan.

Gambar diatas adalah Kapal pengankut ternak, dimana diatas geladak kapal dibangun untuk menyusun muatan ternak yang diangkut, sehingga mudah untuk melakukan pembersihan terhadap ruang kapal.

2. Kapal – Kapal Khusus

Kapal khusus adalah Kapal yang mempunyai tugas khusus, artinya bukan semata-mata untk pengangkutan atau berniaga, kapal ini disebut juga sesuai dengan tugas pekerjaan yang dilaksanakan, antara lain kapal-kapal khusus adalah sebagai berikut :

a. Kapal Keruk

Kapal keruk berfngsi memperdalam kolam pelabuhan, alur pelayaran, sungai dan lain-lainnya dan juga menyediakan tanah untuk reklamasi rawa-rawa (untuk perluasan daerah menjadi daratan). Pemakai tyoe-type keruk tergantung dari jenis tanah galian. Beberapa type-type kapal keruk sebagai berikut :

• Plain Suction Dredger

Pengerukan dengan cara menghisap dengan pipa isap. Jenis yang modern mempunyai water jet disekeliling ujung pipa yang gunanya untuk menghancurkan material yang keras dengan menyemprotkan air dengan tekanan tinggi.

(19)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 17 Pada prinsipnya sama dengan

jenis di atas hanya dilengkapi dengan cutter (alat penghancur) di ujung pipa isap sehingga mengeruk tanah galian yang agak keras.

• Grab Dredger

Sangat baik digunakan untuk beroperasi di sekitar Graving dock, dermaga dan bagian-bagian sudut dari kade, karena alat ini merapat sampai ke tepi. Daya penggaliannya tergantung dari berat Grab bucket, tetap hasil

kerusakannya tidak rata sehingga sukar untuk menentukan dalamnya penggalian. • Bucket Dredger

Penggerukan tanah galian dengan menggunakan timba. Sangat sesuai pada segala jenis galian baik tanah padat maupun batu-batuan, tetapi bukan tanah padas yang keras.

• Dipper Dredger

Dipergunakan untuk pekerjaan penggalian yang sukar dan ada rintangan, dimana jenis kapal keruk yang lain tidak mampu mengerjakannya. Sesuai dengan pekerjaan jenis tanah yang keras dengan ukuran yang besar.

(20)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 18 Tug boat merupakan kapal yang fingsinya menarik atau mendorong kapal-kapal lainnya. Dibedakan atas beberapa jenis antara kapal-kapal tunda samudera, kapal-kapal tunda pelabuhan dan lain-lain.

c. Kapal Penangkap Ikan

Kapal yang fungsinya untuk menangkap ikan, kapal-kapal ikan dimana operasi penangkapanya agak jauh dari pengkalannya, yang berhari-hari memerlukan waktu dalam operasinya biasanya dilengkapi dengan kotak ikan yang di dinginkan, sehingga ikan-ikan hasil tangkapan tidak cepat menjadi busuk, bahkan untuk kapal-kapal ikan yang modern dilengkapi dengan pabrik ikandalam kaleng.

d. Kapal Pemadam Kebakaran (Fireboat)

Kapal ini berfungsi membantu memadamkan kebakaran pada kapal lain atau kebakaran pada dermaga pelabuhan. Operasinya biasanya dilakukan disekitar pelabuhan.

(21)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 19 Kapal peneliti ini berfungsi mengadakan penelitian di lautan, kapal tersebut dilengkapi dengan peralatan-peralatan penelitian.

f. Kapal Rumah Sakit (Hospital Ship)

Kapal ini berfungsi sebagai pelayanan kesehatan maka kapal ni dilengkapi dengan beberapa peralatan kedokteran dan alat-alat kesehatan lainnya, disamping itu juga terdapat beberapa paramedic dan dokter yang melengkapi kapal tersebut untuk menjalankan fungsi kapal dengan baik.

g. Kapal Perang (War Ship)

Kapal ini memiliki fungsi sebagai kapal untuk berperang atau menjaga keamanan pada suatu daerah perairan (laut), dikarenakan fungsinya maka perencanaan dan konstruksi kapal ini lebih ditekankan pada segi kekuatan dan bukan segi ekonomis, disamping hal tersebut kapal jenis ini dilengkapi dengan alat-alat navigasi yang modern dan lengkap yang beberapa hal tidak terdapat pada kapal jenis-jenis lainnya.

(22)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 20 Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Sebagian besar Angkatan Laut memiliki dan mengoperasikan Kapal selam sekalipun jumlah dan populasinya masing-masing Negara berbeda. Selain digunakan untuk kepentingan militer, Kapal selam juga digunakan untuk Ilmu pengetahuan laut dan air tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk penyelam manusia.

Kapal selam sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu kapal selam berdasarkan tenaga penggeraknya dan kapal selam berdasarkan fungsinya.

Berdasarkan tanaga penggeraknya kapal selam terdiri dari 3 jenis kapal yaitu, Kapal selam diesel elektrik, kapal selam ini merupakan kapal selam yang menggunakan system penggerak kapal selam tertua dan masih digunakan sampai saat ini, yang kedua adalah Kapal selam Nuklir, kapal selam ini menggunakan reactor air bertekanan PWR (Pressurizer Water Reactor) sebagai sumber tenaga memutar turbin utama yang menggerakkan baling-baling serta motor elektrik

pengisi baterai yang menghasilkan listrik untuk berbagai keperluan, yang ketiga Kapal Selam Engineless, Kapal selam jenis ini sering disebut sebagai Bathysphere. Bisanya kapal ini digunakan pada penelitian, untuk dapat digunakan udara dipompa masuk pleh kru diatas kapal selam agar penyelam atau peneliti dapat tinggal lebih lama dibawah air untuk melakukan penelitian. Gambar disamping adalah bentuk Kapal Bathysphere yang digunakan sebagai alat penelitian dibawah laut.

(23)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 21 Kapal amphibi dengan jenis LCAC (Landing Craft, Air Cushioned) adalah kelas kapal hovercraft / kapal bantalan udara yang digunakan sebagai kapal pendaratan oleh Angkatan Laut. Kapal ini mengangkut system senjata, peralatan, kargo dan personel elemen serang Pasukan Marinir dan Darat baik dari kapal ke pantai dan menyebrangi pantai.

Kapal ini dioperasikan dengan lima awak. Sebagai tambahan untuk pendaratan pantai, LCAC dapat digunakan untuk transport personel, pendukung evakuasi, pembuka jalur, operasi ranjau dan pengiriman peralatan perang mariner dan persenjataan khusus. Empat mesin utama semuanya digunakan untuk mengangkat dan untuk propulsi utama. LCAC model pengangkut dapat mengangkut 180 pasukan bersenjata lengkap. Kapasitas kargonya 1809 kaki persegi. Level kebisingan dan debu sangat tinggi dalam pengoperasian LCAC. Selain melakukan mobilisasi di permukaan air kapal ini juga dapat melakukan perjalanan di bagian darat.

(24)

Kla s if ik a s i T ip e Kap al 22 1. http://artikelengineering.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-kapal.html 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal 3. http://www.forumbebas.com/thread-51445.html 4. http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_selam 5. http://mik-news.blogspot.com/2010/04/kapal-peneliti-as-akan-ke-maluku.html 6. http://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_Ro-Ro 7. https://www.google.com/

(25)

HOME WORK. 2

TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL

“SISTEM PERMESINAN KAPAL”

Dikerjakan Oleh :

Mahasiswa Pra-Magister Sainstek 2013

Kelompok : 1

• Adi Kurniawan Yusim, NRP 1113200039

• Erifive Pranatal, NRP 1113200004

(26)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 1

BAB. 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan program yang diterapkan oleh Direktorat Perguruan Tinggi akan adanya Program Magister untuk merekrut tenaga pengajar di Universitas atau perguruan tinggi terluar dan tertinggal, sehingga banyak calon tenaga pengajar yang melaksanakan pendidikan jenjang magister yang tidak sesuai dengan dasar keilmuan yang didapatkan pada tingkat Strata 1. Misalnya mahasiswa yang memiliki basic dari MIPA – FISIKA yang kemudian melanjutkan jenjang Magisternya ke Sistem Perkapalan. Dikarenakan hal diatas, maka diperlukannya perubahan pola belajar dan mengajar yang diterapkan melalui pelaksanaan PRA MAGISTER SAINSTEK.

Dalam tugas ini akan dijelakan beberapa pembelajaran yang perlu diketahui dalam Sistem Perkapalan terutama yaitu Sistem Permesinan Kapal dengan tujuan sederhana agar Mahasiswa mampu melakukan penyesuaian untuk dapat meneruskan pendidikan kejenjang selanjutnya. Penyelesaian tugas ini dilaksanakan berkelompok dengan melakukan rangkuman dari berbagai sumber yang didapatkan yang kemudian akan dibahas dalam bentuk perkuliahan.

Sistem permesinan kapal adalah satu bagian ilmu yang dipelajari dalam Sistem Perkapalan. Sistem perkapalan memfokuskan bidang keahliannya pada kemampuan dalam merancang system propulsi kapal, system pembangkit tenaga, system transmisi tenaga, system pengendalian dan monitoring, system permesinan bantu untuk kapal dan bangunan laut.

1.2. Manfaat dan Tujuan

Didasari pada tingkat pemahaman yang masih sangat minimal yang dimiliki oleh Mahasiswa yang melakukan transsisi pemindahan Jurusan yang tidak sesuai dengan dasar keilmuaannya, maka penyelesaian tugas ini memiliki Manfaat dan Tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui tentang Sistem Permesinan pada kapal.

2. Mahasiswa yang memiliki dasar keilmuan yang bukan dari Teknik Perkapalan maupun Sistem Permesinan Kapal, dapat menimbulkan rasa percaya dirinya untuk dapat melakukan penyesuaian pada bidan Perkapalan.

3. Mahasiswa dapat menambahkan pengetahuan yang belum didapatkan sebelumnya dengan menyelesaikan tugas ini dengan jujur dan semata-mata untuk belajar.

(27)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 2

BAB. 2

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Dan Garis Besar Mesin-Mesin Kapal

Untuk menjalankan sebuah kapal dibutuhkan alat pendorong dan tenaga penggerak. Pemakaian dayung untuk menjalankan kapal telah dikenal sejak lama dan kinipun digunakan pada kapal kecil seperti sampan atau sekoci. Dayung disini merupakan alat pendorong dan tenaga manusia adalah tenaga penggeraknya. Tetapi dengan tenaga manusia sebagai penggerak maka ukuran dan jangkauan pelayaran kapal menjadi sangat terbatas. Munculnya kapal layar yang menggunakan angin yang bertiup pada layar sebagai penggerak memungkinkan ukuran kapal yang lebih besar dan jangkauan pelayarannya lebih jauh.

Cristoper Columbus dan prestasi Ferdinan Magellan mengelilingi dunia telaksana

dengan menggunakan kapal layar. Dalam abad ke-18, perkembangan-perkembangan menakjubkan membawa kapal layar sampai kepuncak kejayaanya. Akan tetapi pada permulaan abad ke-19 kapal-kapal yang dijalakan dengan mesin uap berangsur-angsur mulai menggantikan kapal-kapal layar, dan hingga sampai saat ini kapal-kapal dijalankan dengan mesin pendorong.

Pada tahun 1769, James Watt menciptakan mesin uap yang dikenal sebagai The Watt

Type Single Actuating Engine (Mesin Uap Torak Tunggal Tipe Watt) yang kemudian dipakai

sebagai sumber tenaga didarat dan selanjutnya dikembangkan sebagai mesin penggerak kapal laut. Salah satu usaha tersebut dilakukan oleh Robert Fulton pada tahun 1807 dimana ia memasang mesin uap torak (steam reciprocating engine) pada kapal Clermont yang panjangnya 40 meter dan berhasil menjalankan kapal itu dengan memutar kincir (paddle

wheel). Kapal Clermont dimanfaatkan sebagai kapal penumpang dan dinyatakan sebagai

kapal uap pertama. Meskipun Fulton memasang mesin Watt langsung pada kapal tanpa perubahan yang berarti, mesin itu kemudian diperbaiki bentuk dan cara kerjanya sehingga sesuai penggunaan dikapal, dengan demikian Mesin kapal terjadi.

Meningkatnya keampuan mesin uap torak mendesak penggunaan kapal layar dan mencapai kejayaannya pada awal abad ke-20. Salah satu kepal yang dibuat pada waktu itu dengan ukuran besar dan kemampuan 43.000 Horse Power dan mencapai kecepatan 24 knot. Setelah itu mesin uap torak lambat laun berkurang karena berkembanya turbine uap (steam turbine) dan mesin diesel (diesel engine) sehingga mesin uap torak tidak terpakai lagi. Pada tahun 1894, C A Parsons membuat kapal turbine 42 ton, panjangnya 30,3 meter dan melengkapinya dengan turbine uap yang dirancangnya sendiri. Kapal itu berhasil mencapai kecepatan 34,5 knot. Ditambah dengan menggunakan gigi reduksi (reduction

(28)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 3 berhasil mengembangkan menjadi mesin praktis yan pertama. Setelah tahun 1910, mesin diesel mulai digunakan untuk kapal-kepal samudera (ocean going vessel). Demikian kapal motor terjadi, sejak itu kemajuan pesat terjadi pada mesin diesel dan sekarang dibuat sebagai model tenaga berkisar dari 30 sampai 27.000 Horse Power. Keuntungan hemat dalam pemakaian bahan bakar menyebabkan mesin diesel digunakan secara luas pada berbagai jenis kapal, sehingga menguguki tempat pertama diantara mesin-mesin kapal.

2.2. Perlengkapan dan Pengaturan Mesin Kapal

Mesin Kapal dalah sebuah istilah yang mencakup seluruh perlengkapan mekanis yang dibutuhkan dalam pelayaran, disamping mesin yang dibutuhkan langsung sebagai pendorong, kapal juga dilengkapi dengan alatalat tambahan yang dibutuhkan bagi kegiatan-kegiatan lain. Adapun perlengkapan-perlengkapan mekanis yang dibutuhkan dalam pelayaran sebagai berikut :

1. Mesin induk (Main Engine)

Mesin induk adalah mesin penggerak utama yang berfungsi untuk membangkitkan tanaga penggerak untuk dapat mendorong kapal atau memutar propeller.

2. Mesin Bantu (Auxiliary Engine)

Mesin bantu adalah mesin-mesin yang membantu kerja dari mesin induk selama pelayaran dan semua mesin untuk kegiatan bongkar muat, dalam hal ini tidak termasuk ketel uap.

3. Ketel (Boiler)

Ketel adalah tenaga pesawat untuk membangkitkan uap yang digunakan untuk menghasilkan tenaga penggerak, ketel juga digunakan sebagai sumber panas untuk pemanasan.

4. Poros (Shaft) dan Baling-baling (Propeller)

Shaft memiliki fungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari mesin induk ke Propeller dimana tenaga gerak tersebut dirubah menjadi tenaga pendorong.

5. Sistem penataan pipa (Pipe Lines)

Peralatan yang terdiri dari pipa-pipa dan katup-katup untuk mengalirkan uap, air laut, air tawar, minyak dan cairan-cairan lainnya.

6. Perlengkapan komunikasi, Radio dan alat-alat ukur (Comunication equipment and

(29)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 4 Mesin penggerak kapal merupaka suatu alat atau mesin yang digunakan sebagai motor penggerak kapal, sehingga kapal dapat bergerak dari tempat yang satu ketempat yang lain. Terdapat beberapa tipe mesin penggerak kapal, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Reciprocating Steam Engine

Reciprocating Steam Engine hingga tahun 1910-an mendominasi dunia Ship Propulsion, keunggulannya adalah terletak pada pengaturan beban, khususnya untuk

arah reversed (arah mundur) yang mana Reciprocating Steam Engine memberikan kemudahan serta lebih efisien pada range kecepatan rotasi tertentu agar match dengan kinerja screw propeller. Kelemahannya Reciprocating Steam Engine adalah pada instalasinya yang relative berat, kebutuhan space yang besar, output power per

cylinder-nya masih sangat terbatas. Selain itu, steam tidak dapat bekerja secara efektif

pada tekanan relative rendah. Serta kebutuhan fuel consumption yang tinggi, sebagai gambaran bahwa untuk triple-ekpansion engine maka memerlukan superheated steam yang mengkonsumsi bahan bakar hingga ± 0m70 kg/kWh.

Gambar diatas adalah bentuk Reciprocating Steam Engine, dengan menggunakan tiga slinder (Triple Expansion Engine).

(30)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 5 oleh Sir Charles Parsons ke Kapal Turbini pada tahun 1894, dengan kecepatan mencapai 34 knots. Kemudian turbines mengalami kemajuan pesat hingga paga tahun 1906, yang mana diaplikasikan sebagai tenaga penggerak untuk kapal perang HMS.

Dreadnought dan kapal Atlantic Liner Mauretania. Kebutuhan bahan bakar (fuel consumption) secara rata-rata untuk sauatu Large Turbine adalah 0,30 kg/kWh.

Namun demikian, keunggulan segi ekonomis tersebut mengalami suatu tantangan dari sisi Non-Revisible dan Rotational Speed, yang mana memerlukan pertimbangan teknis lebih lanjut. Untuk kepentingan reverse diperlukan adanya reversing turbines yang secara terpisah diinstal ke system. Sementara itu untuk mengatasi rotational speednya yang relative tinggi, maka diperlukan adanya mechanical geared untuk menurunkan putaran output turbines khususnya untuk alat gerak kapal berjenis screw propeller, sehingga hal itu menyebabkan terjadinya power loss berkisar 2 hingga 4%. Penurunan putaran turbines (rpm) ke propeller shaft (poros propeller), dapat juga diatasi dengan merancang electric diriven, yaitu dengan meng-couple secara lansung antara turbine dengan generator yang mana keduanya sama-sama memiliki operasional yang lebih efesien bila dalam kondisi putaran tinggi.

Kemudian, generator men-supply listrik ke electric motor yang dihubungkan dengan poros propeller. Hal ini memberikan kelonggaran pada masalah lay-out engine

room yang mana pengaruh hubungan poros secara langsung dari turbine ke propulsor

dapat dieleminasi. Turbo-electric Drive juga memberikan keuntungan terhadap pengurangan untuk reversed gear mechanism serta fleksibilitas dalam operasinya. Namun demikian, power loss akibat transmisi tenaga serta investment perlu dipertimbangkan.

(31)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 6 adalah Receprocating Engines yang beroperasi dengan prinsip-prinsip diesel (Compression Ignation) yang mana kemudian dikenal dengan nama Diesel Engines. Berbagai ukuran huntuk Diesel Engines ini kemudian dibuat, mulai dari kebutuhan untuk pleasure boats hingga memberikan lebih dari 2500 Kw/Cylinder, maka output power bisa mencapai 20.000 kW untuk 12 cylinders (40,200 HP). Torsi yang diproduksi oleh Diesel Engine dibatasi oleh maximum pressure dari masing-masing silindernya. Sehingga, ketika engine memproduksi maximum torque, maka artinya, maksimum power hanya dapat dicapai pada kondisi maximum RPM. Diesel Engine secara konsekuensi, mungkin memproduksi power sedemikian hingga proporsional dengan RPM untuk masing-masing throttle settingnya. Pembatasan ini kemudian menyebabkan masalah tersendiri didalam melakukan matching antara Diesel Engine dan Propeller.

Internal Combustion Engine ini biasa disebut mesin pembakaran dalam atau

motor bensin, mesin ini paling sesuai untuk tenaga kecil (motor temple atau out board motor). Sedangkan tenaga yang lebih besar dipakai mesin diesel yang dibuat dalam suatu unit yang besar untuk kapal-kapal yang berkecepatan rendah dan sedang. Keuntungan Internal combustion engine dapat langsung diputar balik dan dapat dipakai dengan cara kombinasi dengan beberapa unit kecil. Untuk tenaga yang sama, jika dibandingkan dengan mesin uap akan lebih kecil ukurannya. Dengan adanya kemajuan dalam pemakaian turbo charger untuk supercharging maka beratnya pun dapat diperkecil dan penghasilan tenaga dapat dilipat gandakan.

4. Gas Turbine

Mesin penggerak kapal ini juga telah dikembangkan dalam dunia ship propulsion yang mana bahan bakar (fuel) dibakar melalui proses udara yang dikrompesikan, dan gas panas hasil pembakaran tersebut digunakan untuk memutar turbine. Gas turbine pada umumnya diaplikasikan pada dunia kedirgantaraan, dan perkembangannya sangat tergantung pada teknologi metal yang mampu menahan terhadap tekanan dan

(32)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 7 kapasitas power yang dihasilkan dibandingkan dengan tenaga penggerak lainnya. Selain itu, kesiapannya untuk beroperasi pada kondsi full load sangat cepat, yaitu berkisar 15 menit untuk warming-up period. Marine Gas Turbine sangat jarang dijumpai pada kapal-kapal niaga, hal ini disebabkan karena operasi dan investasinya yang relative mahal. Sehingga paling banyak dijumpai pada kapal-kapal perang jenis

frigates, destroyers, patrol crafts, dan sebagainya. Instalasinya pun kadang

merupakan kombinasi dengan tipe permesinan yang lainnya, yakni Diesel Engines. Beragam macam dari tipe marine engines, tidak semuanya di-rate pada basis yang sama, sabagai missal, Steam Reciprocating Engines selalau di-rate dalam bentuk

Indicated Power (PI) Internal Combustion Engines dalam bentuk Indicated Power, atau

juga, Brake Power (PB) dan Turbine dalam bentuk Shaft Power (PS). Bentuk Horse

Power masih tetap digunakan sampai saat ini, dimana untuk 1 HP = 0,7457 Kw,

sedangkan dalam English units 1 HP = 550 ft-lb / sec. Indicated Power diukur di dalam

cylinders, yang artinya ada suatu instruments yang bertugas merekam secara kontinu

tekanan uap gas.

2.4. Engine Room Construction

Engine room adalah kompartemen yang sangat penting pada sebuah kapal. Di tempat

inilah terdapat mesin penggerak kapal yang biasanya denamakan mesin induk atau mesin utama. Di kamar mesin pula terletak sumber tenaga untuk membangkitkan listrik yang berupa generator listrik kapal, pompa-pompa dan bermacam-macam peralatan kerja yang menunjang pengoperasian kapal. Konstruksi kamar mesin dibuat khusus karena adanya beban-beban tambahan yang bersifat tetap, seperti berputarnya mesin utma dan mesin lainnya. Situasi umum didalam kamar mesin dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar di atas menunjukkan kondisi di dalam kamar mesin, dengan mesin utama menggerakkan baling-baling tunggal. Untuk poros antara yang melalui ruang muat, dibuat

(33)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 8 yang mempunyai kamar mesin langsung di belakang, maksudnya tanpa ruang palka di atara kamar mesin dengan ceruk buritan. Kamar mesin ditengah jarang sekali digunakan. Berikut ini adalah gambar posisi kamar mesin yang terletak dibagian belakang.

Gambar diatas menunjukan letak kamar mesin dengan posisi mesin berada di belakang badan kapal. Kamar mesin kapal-kapal besar biasanya lebih dari dua lantai. Pada lantai pertama atau lantai alas dalam terletak mesin utama dan pada lantai kedua terletak generator pembangkit tenaga listrik. Jumlah generator lebih dari satu, dan umumnya dua atau tiga. Hal tersebut dimaksudkan sebagai cadangan, jika salah satu generatornya rusak atau sedang dalam perbaikan. Terdapat beberapa bagian dalam Engine Room Construction diantaranya sebagai berikut :

1. Wrang pada Kamar Mesin

Wrang pada kamar mesin pada umumnya dipasang secara melintang. Ada kalanya dikamar mesin dipakai konstruksi dasar ganda. Hal tersebut mengingat ruang-ruang yang tersedia di antara wrang dapat dimanfaatkan sebagai tangki-tangki, seperti tangki bahan bakar dan minyak pelumas. Tetapi, dalam hal ini tidak berarti konstruksi alas tunggal sama sekali tidak dipakai. Di antara penumpu bujur pondasi mesin, modulus penampang Wrang alas boleh diperkecil sampai 40%. Tinggi pelat bilah wrang alas di sekitar fondasi mesin sedapat mungkin diperbesar, artinya tidak terlalu kecil jika dibandingkan dengan tinggi wrang. Tinggi wrang alas yang disambung ke gading-gading sarang harus dibuat sama dengan tinggi penumpu bujur pondasi. Tebal pelat tegak wrang alas tidak wrang alas tidak boleh kurang dari persamaan berikut :

Dimana :

h = 55 B – 45 (mm).

B = Lebar kapal (m). ; dengan h minimum = 180 mm.

(34)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 9 mungkin. Bila lubang peringan ini berfungsi pula sebagai jalan masuk orang, harus diperhitungkan dengan besar badan orang rata-rata. Tepi lubang peringan sebaiknya diberi pelat hadap atau bidang pelatnya diperlebar dengan penguat – penguat, bila tinggi lubang peringan lebih besar dari ½ kali tinggi wrang. Dasar ganda dalam kamar mesin harus dipasang wrang alas penuh pada setiap gading-gading. Tebal wrang di kamar mesin diperkuat sebesar (3,6 + N/500)% dari wrang di ruang muat. Minimal 5% maksimal 15% dan N adalah daya mesin (kW). Penumpu samping yang membujur di bawah pelat hadap fondasi yang dimasukkan kedalam alas dalam harus setebal penumpu bujur di atas alas dalam .

Gambar diatas menunjukan perletakan Wrang, yang difungsikan sebagai bagian landasan plat pondasi mesin di dalam Engine Room.

2. Fondasi Kamar Mesin

Fondasi kamar mesin merupakan suatu pengikat agar mesin tersebut tetap tegak dan tegar pada posisi yang telah ditetapkan atau supaya mesin menjadi satu kesatuan dengan kapalnya sendiri. Pemasangan fondasi mesin dibuat sedemikian rupa sehingga kelurusan sumbu poros mesin dengan poros baling-baling tetap terjamin. Hubungan antara mesin utama, fondasi mesin dan wrang.

Kekakuan fondasi mesin dan konstruksi dasar ganda dibawahnya harus mencukupi persyaratan. Hal ini dimaksudkan agar deformasi kostruksi masih dalam batas-batas yang diizinkan. Mulai dari tahap perencanaan dan pembuatan fondasi mesin harus dipikirkan penyaluran gaya-gayanya, baik kearah melintang maupun kea rah membujur kapal. Ketebalan pelat penumpu bujur fondasi tidak boleh kurang dari : t = N/15 + 6 (mm), untuk N < t = N/750,

jika pada setiap sisi motor dipasang dua penumpu bujur, tebal penumpu bujur tersebut dikurangi 4 mm, tebal dan lebar pelat hadap fondasi mesin harus disesuaikan dengan

(35)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 10 dapat dijamin sempurna. Tebal dan lebar pelat hadap fondasi mesin harus sisesuaika dengan tinggi fondasi dan tipe mesin yang dipakai, sehingga pengikatan dan kedudukan mesin dapat dijamin sempurna. Tebal dan lebar pelat hadap fondasi mesin harus disesuaikan dengan tinggi fondasi dan tipe mesin yang dipakai, sehingga pengikatan dan kedudukan mesin dapat dijamin sempurna. Tebal pelat hadap paling sedikit harus sama dengan diameter baut pas, penampang pelat hadap tidak boleh kurang dari :

F1 = N/15 + (30 cm²), untuk N 750 kW. F2 = N/75 + (70 cm²), untuk N > 750 kW.

Penumpu bujur fondasi mesin harus ditumpu oleh wrang. Untuk pengikatan dengan las, pelat hadap dihubungkan dengan penumpu bujur dan penumpu lintang dengan kampuh K, hal tersebut jika penumpu bujur lebih dari 15 mm.

3. Gading dan Senta di Kamar Mesin

Perencanaa dan pemasangan gading-gading di kamar mesin pada pokoknya sama dengan pemasangan pada bagian-bagian kapal lainnya. Jadi, untuk perhitungan gading-gading di kamar mesin masih menggunakan peraturan gading-gading di ruang muat. Oleh karena kamar mesin merupakan tempat khusus yang mendapat beban tambahan, antara lain bangunan atas atau rumah konstruksi khusus yang dapat menyalurkan beban-beban tersebut. Konstruksi tersebut berupa perbanyakan gading-gading besar atau sarang dan senta lambung. Gading-gading-gading besar dipasang di kamar mesin dan ruang ketel, bila ada ruang ketel. Adapun pemasanganya ke atas sampai ke geladak menerus teratas. Jika tinggi sisi 4 m, jarak rata-rata gading besar adalah 3,5 m dan jika sisi 14 m, jarak rata-rata gading sebesar 4,5 m. Gading-gading besar dipasng pada ujung depan dan ujung belakang mesin motor bakar, jika motor bakar mempunyai daya mesin sampai kira-kira 400 kW. Dan jika motor bakar, berdaya kuda antara 400 – 1500 kW, dipasang sebuah gading besar tambahan pada pertengahan panjang motor. Untuk tenaga yang lebih besar lagi dayanya, minimal ditambah 2 buah gading besar lagi.

Jika motor bakar dipasng di buritan kapal,harus dipasng senta di dalam kamar mesin, sejarak 2,6 m. letak senta diusahakan segaris dengan senta di dalam ceruk buritan, jika ada, atau gading-gading besar tersebut harus diperkuat. Jika tinggi sampai geladak yang terendah kurang dari 4 m, minimum dipasng sebuah senta. Ukuran senta tersebut sama dengan ukuran gadin besar. Untuk menentukan modulus penampang gading-gading besar, ukuran penampangnya tidak boleh kurang dari :

(36)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 11 e = Jarak anatar gading besar (m)

I = Panjang yang tidak ditumpu (m) Ps = Beban pada sisi kapal (Kn/m²)

Momen kelembaman atai momen inersia gading-gading besar tidak boleh kurang dari : J = H (4,5 H – 3,75) c 102 (cm4), untuk 3 m H 10 m.

J = H (7,25 H – 31) c 102 (cm4), untuk H> 10 m. c= 1 + (Hu – 4) 0,07

dimana :

Hu = Tinggi sampai geladak terbawah (m)

Adapun pelat bila gading-gading besar dihitung dengan rumus sebagai berikut : H = 50 H (mm), dengan h minimum = 250 mm.

t = h (mm), dengan t minimum = 8,0 mm.

Kapal-kapal dengan tinggi kurang dari 3 m harus mempunyai gading-gading besar dengan ukuran tidak boleh kurang dari 250 kali 8 mm dan luas penampang pelat hadapnya mninimum 12 cm².

4. Selubung Kamar Mesin

Dengan proses pembangunan kapal, sewaktu bangunan atas dan rumah geladak belum dipasang, mesin utama sudah harus dimasukkan. Untuk memasukkan mesin ke dalam kamar mesin, dibuat lubang khusus di atas kamar mesin yang berupa bukaan dan dinamakan selubung kamar mesin. Bukaan di atas kamar mesin dan kamar ketel tiak boleh lebih besar dari kebutuhan yang ada. Dan, kebutuhan di sekitar selubung tersebut harus diperhatikan cukup tidaknya komponen konstruksi melintang yang dipasang. Pada ujung-ujung harus dibundarkan dan jika perlu diberi penguatan-pengutan khusus.

Note Difinition : 1. Pondasi mesin 2. Mesin utama

3. Dinding selubung kamar mesin 4. Jendela atas

5. Cerobong asap

6. Sekat depan kamar mesin 7. Sekat belakang kamar mesin 8. Pipa gas buang

9. Pelat alas 10. Geladak utama 11. Geladak kimbul 12. Geladak sekoci

(37)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 12 dengan catatan L tidak melebihi 75 m dan tidak kurang dari 2,3 m. jika L sama dengan 125 m atau lebih, harga-harga diantaranya diperoleh interpolasi. Ukuran-ukuran penegar, tebal pelat dan penutup selubung yang terbuka sama dengan untuk sekat ujung bangunan atas dan untuk rumah geladak. Ketinggian selubung di atas geladak bangunan atas sedikitnya 760 mm, sedangkan ketebalan pelatnya boleh 0,5 mm lebih tebal dan perhitungan di atas dengan jarak penegar satu sama lain, yaitu 750 mm. ketinggian bilah 75 mm dan ketebalan penegar harus sama dengan tebal pelat selubung. Pada selubung kamar mesin dan ketel yang berada dibawah geladak lambung timbul atau di dalam bangunan atas tertutup, tebal pelatnya harus 5 mm. Jika terletak di dalam ruang muat, tebalnya 6,5 mm. Pemasangan pelat ambang tersebut harus diteruskan sampai ke pinggir bawah balok geladak. Jika selubung kamar mesin diberi pintu, terutama di atas geladak terbuka dan di dalam bangunan atas yang terbuka, bahan pintu tersebut harus dibuat dari baja. Pintu tersebut harus diberi penguat dan engsel yang baik, dan dapat dibuka atau ditutup dari kedua sisi dan kedap cuaca dengan pengedap karet atau pasak putar. Persyaratan lain untuk pintu ini mempunyai tinggi ambang pintu 600 m di atas geladak posisi 1 (di atas geladak lambung timbul) dan 380 mm di atas geladak posisi 2 (di atas geladak bangunan atas). Pintu tersebut harus mempunyai kekuatan yang sama dengan dinding selubung tempat pintu dipasang.

5. Terowongan Poros

Pada kapal – kapal yang mempunyai kamar mesin tidak terletak di belakang, poros baling-baling akan melewati ruangan di belakang kamar mesin tersebut. Untuk melindungi poros baling - baling diperlukan suatu ruangan yang disebut Terowongan Poros (Shaft Tunnel). Terowongan poros dibuat kedap air dan membujur dari sekat belakang kamar mesin sampai sekat ceruk buritan. Ukuran terowongan harus cukup untuk dilewati orang. Hal ini supaya orang masih dapat memeriksa, memperbaiki, dan memeliharanya. Ada dua tipe terowongan poros yang sering digunakan, yaitu terowongan yang berbentuk melengkung dan yang berbentuk datar sisi atasnya. inding-dinding terowongan poros dibuat dari pelat dan diperkuat dengan penegar-penegar. Sesuai dengan ketentuan dari BKI, tebal dinding terowongan dibuat sama dengan tebal pelat kedap air dan ukuran penegar juga dibuat sama dengan prenegar sekat kedap air. Apabila dinding terowongan digunakan sebagai tangki, ukuran pelat dan penegar harus memenuhi persyaratan untuk dinding tangki. Tipe terowongan yang mempunyai atap melengkung mempunyai konstruksi yang lebih kuat dibandingkan dengan tipe terowongan datar, sehingga tebal pelat dapat dikurangi

(38)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 13 atap dan disambung lurus dengan penegar dinding terowongan. Pada tipe terowongan poros atap datar, penegar-penegar dinding terowongan dengan pelat lutut. Jarak penegarpenegar trowongan poros pada umunnya dibuat sama dengan jarak gading atau wrang.

Pada bagian atas terowongan poros dapat pula dipasang papanpapan pelindung yang berguna untuk menahan kerusakan yang di akibatkan oleh muatan. Terowongan poros dapat juga dimanfaatkan untuk penempatan instalasi pipa. Pipa-pipa tersebut diletakkan di bawah tempat untuk berjalan di dalam terowongan poros. Di terowongan ini terdapat pula pintu kedap air, yaitu untuk menghubungkan terowongan dengan kamar mesin.

6. Ukuran Kamar Mesin

Beberapa definisi yang perlu diketahui pada bagian ukuran kamar mesin yaitu sebagai berikut :

 Panjang Kamar Mesin, sebagai dasar pertimbangan pemasangan mesin kapal dan perlengkapan kapal satu hal penting pada tahap awal perancangan adalah menentukan panjang kamar mesin, karena ukuran ini menentukan panjang kapal secara keseluruhan, yang selanjutnya juga mempengaruhi bentuk kapal, performance, struktur dan sebagainya. Diluar pertimbangan kemudahan akses dan perawatan, panjang kamar mesin sebaiknya sependek mungkin, karena makin panjang kamar mesin, makin besar berat konstruksi dan makin kecil kapasitas / ruang muat.

 Tinggi Kamar Mesin, Engine casing harus dibuat cukup tinggi untuk perawatan dan overhaul mesin induk secara periodic diadakan perawatan dan penggantian sehingga perlu untuk dikeluarkan, untuk keperluan piston ini dibutuhkan ruang yang cukup tinggi engine casing harus cukup menunjang pekerjaan ini.

7. Layout Kamar Mesin

Seperti yang telah disebutkan pada halaman sebelumnya bahwa sangat penting membuat layout perencanaan awal untuk menentukan akibat dari pemilihan tenaga penggerak terhadap konfigurasi atau susunan ruang untuk permesinan. Untuk merencanakan kamar mesin seluruh kebutuhan system harus ditentukan secara detail. Di dalam pertimbangan perancangan kamar mesin bukan hanya meminimumkan volume ruang mesin atau panjang kamar mesin namun harus di pertimbangkan pencapaian layout yang rational untuk mesin utama dan mesin bantu.

(39)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 14 perawatan praktis, reparasi maupun penggantian.

2.5. Pemasangan Posisi Mesin Induk

Pada kapal engan kamar mesin berada di belakang, posisi mesin induk harsu diusahakan sejauh mungkin kebelakang untuk memperkecil panjang kamar mesin. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menetapkan posisi mesin induk adalah seperti berikut :

1. Tempat untuk intermediate shaft (poros antara).

Poros propeller harus dicabut dan diperiksa secara periodic, karena itu dibelakang mesin induk harus ada tempat yang cukup untuk mencabutnya. Jarak antara ujung belakang poros engkol mesin dan ujung depan tabung poros (stren tube) harus lebih panjang dari penjang poros propeller. Biasanya diberikan margin sebesar 500-1000 mm.

2. Tempat untuk lewat dan perapian.

Di sisi-sisi ujung belakang mesin induk harus ada tempat yang cukup untuk orang lewat maupun penempatan perapian di bawah floor.

3. Tempat untuk pengencangan baut pengikat.

Disekitar baut pengikat dan baut pas mesin induk harus tersedia ruang bebas agar orang bias mengencangkan dan memeriksa baut pengikat mesin induk dengan leluasa. Karena itu tempat diatas baut-baut tersebut juga harus bebas dari perapian. Biasanya sisi dalam dari blok side girder pada bagian bawah floor jga harus bebas. 4. Tempat untuk membuka tutup poros engkol (deksel).

Kedua sisi mesin induk pada ketinggian lfoor harus bebas dari penempatan peralatan untuk memudahkan pembukaan deksel. Biasanya tempat sekitar 600 mm di sekeliling mesin induk pada ketinggian floor dianggap cukup sekaligus untuk jalan ABK.

5. Grating mesin induk.

Untuk memudahkan perawatn dan pengawasan grating mesin induk tidak boleh dipotong. Kalau hal itu terpaksa dilakukanm misalnya untuk memudahkan pengangkatan peralatan dari floor ke atas, sebaiknya hal itu hal tersebut dikonsultasikan kepihak produsen mesin. Lebar engine casing sebaiknya cukup untuk memasukkan mesin induk lengkap dengan gratingnya.

6. Pengikatan bagian atas mesin induk.

Untuk tipe mesin tertentu seperti Mitsub, W I90GFCA dan L80GFCA, harus dibuat sejumlah alat pengikat. Untuk ini balok grating mesin dihubungkan dengan balok pengikat ke struktur kapal. Jumlah balok pengikat yang dibuat harus dengan

(40)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 15 menghilangkan getaran, maka struktur kapal tempat pengikat ini harus betul-betul rigid. Karena itu juga sebaiknya platform kapal dibuat pada ketinggian grating mesin induk. Dalam merancang perletakan tangga, perpipaan, ducting ventilasi dll. Harus diperhatikan adanya batang-batang pengikat ini.

7. Manifold gas buang.

Manifold gas buang mesin induk setelah turbocharger harus diikat pada struktur kapal dengan penyangga yang kuat. Penyangga ini harus begitu kuat sehingga mampu menahan getaran yang kuat serta tahan terhadap ekspansi termal akibat temperature gas buang yang tinggi. Struktur kapal tempat enyangga ini tentu saja harus sama kuat dengan penyangganya. Untuk mengatasi tegangan akibat ekspansi termal, pada pipa gas buang harus dipasang beberapa expansion joint. Pada tehap awal perancangan, penempatan dan pengikatan pipa gas buang ini harus dirancang sebaik baiknya. Pengaturannya harus sedemikian sehingga kerugian tekanan bias diperkecil dengan cara :

 Sedikit mungkin jumlah bengkokan.

 Radius belokan tidak lebih kecil dari diameter pipa.  Total panjang pipa harus sependek mungkin.  Sudut persilangan harus seruncing mungkin.

2.6. Bagian-bagian Engine Room

Engine room yang merupakan ruangan khusus dikapal yang didalamnya dipasang

mesin-mesin yang dibutuhkan untuk operasi kapal, serta muatanya termasuk untuk penunjang kehidupan awak kapal dan orang-orang diatas kapal. Terdapat beberapa bagian di dalam engine room, diantaranya sebagai berikut :

1. Ruang Kontrol Mesin (Engine Control Room), salah satu ruangan didalam kamar mesin dimana semua alat-alat control mesin-mesin yang beroperasi dipasang, termasuk system control energy listrik, agar pengawasan terhadap mesin-mesin lebih efektif dan efesien.

(41)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 16 berbagai unit/system pendukung dan berfungsi untuk menghasilkan daya dorong terhadap kapal sehingga kapal dapat berjalan maju atau mundur.

3. Mesin-mesin bantu (Auxiliary Engines), unit-unit dan instalasi-instalasi permesinan yang dibutuhkan untuk membantu pengoperasian kapal, termasuk untuk mesin induk, operasi muatan, pengemudian, navigasi, dan lain-lain, termasuk, tetapi tidak terbatas pada mesin-mesin dibawah ini.

4. Mesin Generator (Generator Engine), suatu instalasi mesin / unit penggerak generator atau pembangkit tenaga listrik, merupakan salah satu mesin bantu yang paling penting dikapal untuk menghasilkan tenaga / energi listrik. Jenis mesin ini biasanya mesin Diesel, kecuali dikapal yang menggunakan uap sebagai energy panasnya, mesin ini digerakkan dengan turbin uap.

5. Generator, bagian yang menjadi satu dengan mesin generator yang mampu membangkitkan energy atau arus listrik yang dibutuhkan untuk operasi kapal seperti menjalankan motor-motor listrik untuk mesin kemudi, pompa, kompresor udara, dan lain-lain serta penerangan, pemanas dan lain-lain.

6. Pompa-pompa (Pumps), alat untuk memindahkan zat cair seperti air tawar, air laut, bahan bakar dan lain-lain, yang biasanya dilengkapi dengan system perpipaan, termasuk katup isap, katup tekan dan katup-katup lain, saringan, tangki-tangki, alat-alat pengaman dan lain-lain. Jenis-jenis pompa antara lain sebagai berikut :

(42)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 17 memindahkan sekaligus men-sirkulasikan air tawar melalui berbagai katup, saringan dan lain-lain, berfungsi untuk mendinginkan blok silinder/badan mesin penggerak akibat terjadinya pembakaran didalam silinder mesin.

 Pompa Pendingin Air Laut (Sea Water Cooling Pump), yang menghisap air laut diluar kapal dan mensirkulasikannya untuk mendinginkan air tawar, minyak lumas dan lain-lain agar temperaturnya tetap pada temperature yang dikehendaki. Setelah digunakan, air laut ini kembali dibuang ke laut.

 Pompa Servis Umum (General Service Pump), unit pemindah air laut yang mempunyai fungsi ganda, artinya bias digunakan untuk berbagai keperluan seperti pendingin air tawar, minyak lumas, juga untuk mengalirkan air laut untuk pemadam kebakaran, dan lain-lain.

 Pompa Minyak Lumas (Lube Oil Pump), unit pemindah minyak lumas yang dibutuhkan untuk melumasi bagian-bagian mesin yang saling bergesekan, sekaligus menyerap panas yang ditimbulkan akibat gesekan tersebut. Minyak lumas ini disirkulasikan melalui unit pendingin agar temperature tidak melebihi ketentuan.

 Pompa Bahan Bakar (Fuel Oil Pump), terdiri dari berbagai unit, misalnya pompa transfer untuk memindahkan bahan bakar dari satu tangki ke tangki lain, atau pompa booster untuk mengalirkan bahan bakar ke unit-unit separator, atau ke mesin-mesin dimana bahan bakar ini akan dibakar didalam silinder.

 Pompa Ballast (Ballast Pump), pompa yang digunakan untuk mengisi dan mengosongkan air laut ked an dari tangki-tangki balas di kapal. Tangki-tangki ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan kapal agar tegak dan tidak miring, atau untuk memperbaiki stabilitas kapal agar nilai GM-nya tetap positif, terutam sewaktu kapal dalam pelayaran tanpa muatan.

(43)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 18 membuang air berminyak (oil water) yang ada di got (bilge) kamar mesin. Pompa ini harus dilengkapi unit separator air berminyak (oily water

separator), agar cairan yang dibuang kelaut mengandung minyak tidak lebih

dari 15 ppm.

 Pompa Sanitair (Sanitary Pump), baik untuk air tawar maupun air laut, yaitu pompa untuk menyalurkan air tawar maupun air laut ke system sanitair kapal, yaitu ke kamar-kamar mandi dan WC.

7. Kompresor Udara (Air Compressor), unit yang berfungsi menyediakan udara dengan tekanan tertentu, biasanya antara 20-30 bar, untuk berbagai kebutuhan, terutama untuk start mesin induk.

8. Botol Udara (Air Bottle), unit penyimpanan udara bertekanan tinggi.

9. Mesin Pendingin (Refrigerator), suatu instalasi permesinan yang terdiri dari kompresor, Media pendingin, Kondensor, Katup ekspansi, Evaporator dan lain-lain yang ditujukan untuk mendinginkan satu ruangan atau lebih ruangan untuk menyimpan bahan makanan diatas kapal.

10. Mesin AC, suatu instalasi permesinan seperti mesin pendingin, tetapi tujuannya mendinginkan ruangan-ruangan seperti salon, kabin-kabin awak kapal, dan lain-lain agar suhunya rendah dan nyaman.

11. Pemindah Panas (Heat Exchanger), terdiri dari, pendingin (Cooler) untuk Udara, Air Tawar, Minyak Lumas, dan lain-lain yaitu unit yang berfungsi menurunkan temperature suatu zat yang menjadi akibat operasi mesin, agar temperaturnya konstan dan tidak melebihi ketentuan. Di unit ini selalu ada zat yang akan didinginkan dan zat atau media pendingin yang biasanya terdiri dari air laut.

12. Pemanaa (Heater), untuk Bahan bakar, Minyak lumas, Air Tawar, dan lain-lain yaitu peralayan untuk memanaskan suatu zat, misalnya bahan bakar agar kekentalannya turun, atau untuk memanaskan ruangan dimusim dingin dan lain-lain.

13. Kondensor (Condenser), yang pada dasarnya berfungsi untuk merubah bentuk zat dari uap atau gas menjadi bentuk cair. Unit ini biasanya terdapat pada turbin uap dan mesin pendingin.

14. Ketel Uap (Steam Boiler), instalasi yang berfungsi untuk merubah air (tawar) menjadi uap yang mempunyai tekanan lebih dari 1 bar. Uap ini digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti menjalankan mesin atau turbin uap, media pemanas berbagai zat atau ruangan-ruangan akomodasi diwaktu musim dingin atau

(44)

S is te m P er m e s in a n K ap a l 19 pemanas makanan / minuman.

15. Ketel Gas Buang (Exhaust Gas Boiler), yang terdapat pada kapal-kapal yang menggunakan mesin Diesel sebagai mesin induknya. Sewaktu mesin induk jalan, untuk menghemat bahan bakar, maka pemanasan air untuk dijadikan uap dilakukan dengan memanfaatkan panas gas buang mesin induk yang tidak terpakai lagi.

16. Mesin-mesin Dek (Deck Machineries), unit-unit atau instalasi permesinan yang dibutuhkan untuk operasi kapal, termasuk sewaktu berlayar dilaut, maupun selama operasi muatan di pelabuhan. Unit-unit ini dioperasikan oleh awak kapal bagian dek, namun perawatan dan perbaikannya dibawah jawab awak kapal mesin.

17. Mesin Kemudi (Steering Gear), instalasi penggerak daun kemudi untuk merubah arah . haluan kapal. Unit mesinya terletak diburitan, diatas batang kemudi, namun dapat dioperasikan dari anjungan melalui unit telemotor.

18. Mesin Jangkar (Windlass), unit mesin yang berada dihaluan kapal, untuk menurunkan dan menaikkan jangkar sewaktu berlabuh diluar pelabuhan.

19. Mesin Kapstan (Penarik tali tambat), unit yang dibutuhkan untuk menggulung dan atau mengulur tali tambat, sewaktu kapal akan sandar atau lepas dari dermaga.

20. Mesin Pengangkat Muatan (Crane), unit-unit mesin untuk mengangkat muatan keatas kapal dan memasukkannya kedalam palka (ruang muat kapal) atau menaikkan muatan jika akan dibongkar ke dermaga.

Gambar

Gambar diatas merupakan jenis kapal dengan material pembentuknya adalah  kayu, kapal dengan jenis ini biasanya terbatas pada kapal-kapal sedang dan kecil
Gambar diatas merupakan salah satu kapal dengan material penyusunnya  adalah fiberglass
Gambar diatas adalah kapal yang terbuat dari bahan dasar semen, fungsi  tulangan beton pada kapal ini sangat menentukan karena tulangan yang akan  manyanggah seluruh gaya-gaya yang bekerja pada kapal, selain hal tersebut  tulangan beton juga digunakan seba
Gambar diatas adalah salah satu kapal ferry saat melakukan mobilisasi  muatan dari dermaga ke dalam lambung kapal
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel stres dalam penyusunan skripsi dengan hubungan dosen pembimbing, pengetahuan

Sesuai dengan fungsi yang diharapkan dari “Forum Komunikasi Daerah” ini, “Forum Komunikasi Daerah” dapat terbentuk atas inisiatif pihak-pihak di daerah itu sendiri. Dalam

4(1) Suatu perjanjian mendatar atau menegak antara perusahaan dilarang setakat yang perjanjian itu mempunyai matlamat atau kesan menghalang, menyekat atau mengganggu persaingan

Data dihantarkan boleh didengar oleh sesiapa sahaja, kecuali untuk data yang dienkripkan Penghantaran satelit boleh diganggu oleh orang lain Kos yang tinggi untuk pemasangan

Pembelajaran yang dilakukan perlu melatihkan keterampilan-keterampilan sains sehingga peserta didik terbiasa melakukan hal-halyang berhubungan dengan kegiatan seperti:

Maka secara keseluruhan faktor yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru adalah faktor pemeliharan,

Kemudian cetik niskala adalah meracun korban atau orang dengan sarana yang tidak kelihatan.Cetik ini hanya mampu dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu Leak yang sudah

Erti juga memahami, sebagai guru yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengurusi studi pascasekolah siswa, UNAIR merupakan salah satu kampus favorit yang diidamkan