• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 24 Arah arus dan transpor sedimen sebagai akibat arah datang gelombang

/$ ! )

Debit Sungai Eretan yang akan berperan penting dalam input sedimen di pantai Eretan sangat dipengaruhi oleh intensitas curah hujan. Horikawa (1988) proses perubahan sedimen pada suatu daerah dapat terjadi oleh karena beberapa sebab salah satunya adalah angkutan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Selama pengukuran tanggal 13 Mei 2006 debit air berkisar antara 2,18 – 24,94 m3/s dan debit sedimen yang masuk ke Pantai Eretan melalui Sungai Eretan berkisar antara 6,57 . 75,78 kg/s. Pengukuran 15 Agustus 2006 debit air relatif lebih kecil yaitu berkisar 0. 8,96 m3/s dan debit sedimen berkisar 0 – 27,10 kg/s, hal ini diebabkan pada bulan Agustus curah hujan relatif lebih kecil dibandingkan bulan Mei seperti dalam Lampiran 10.

Selain dilakukan pengukuran langsung di lapangan, juga dihitung debit limpasan tahun 1991 . 2006 berdasarkan data curah hujan tahun 1991 . 2006. Data curah hujan tahun 1991 . 2006 dari SM Cirebon pada Lampiran 11. Dari nilai debit limpasan tersebut dapat ditentukan nilai debit sedimen yang masuk pantai Eretan melalui sungai Eretan selama perode 1991.2006. Rata.rata debit limpasan dan debit sedimen 1991.2006 seperti terdapat dalam Tabel 16 dan data hasil perhitungan debit limpasan dan debit sedimen yang masuk melalui Sungai Eretan pada Lampiran 12.

Tabel 16 Rata.rata debit limpasan dan debit sedimen 1991 . 2006

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

Q

(m³/s) 40,03 42,41 36,63 36,45 22,97 16,76 5,89 9,92 15,15 18,42 34,09 38,35

Qt

(kg/s) 124,72 128,15 110,82 110,15 33,78 50,65 27,84 29,89 45,77 55,67 102,84 115,90

Keterangan:Q = Debit air, Qt : Debit Sedimen

Sumber: Hasil perhitungan berdasarkan data curah hujan 1991 . 2006

Debit sedimen yang masuk melalui Sungai Eretan maksimum pada bulan Desember . Februari berkisar antara 115,90 . 128,15 kg/s. Hal ini disebabkan pada bulan Desember . Februari curah hujan maksimum (368,39 – 504,39 mm) yang akan meningkatkan besarnya debit limpasan, sedangkan pada bulan Juli . September debit sedimen relatif sangat kecil (27,84 . 54,77 kg/s) karena curah hujan yang minimum(15,31 . 73,09 mm).

Pengukuran debit pada 13 Mei dan 15 Agustus 2006 digunakan sebagai pembanding debit limpasan selama periode 1991 . 2006 terutama pada bulan yang sama (Mei dan Agustus) seperti terdapat dalam Tabel 17. Dari nilai debit air dan debit sedimen yang masuk ke pantai Eretan melalui Sungai Eretan dari hasil pengukuran Mei, Agustus 2006 dan perhitungan berdasarkan data curah hujan 1991 . 2006 menunjukkan nilai kisaran yang mendekati sama. Nilai debit air maupun debit sedimen hasil perhitungan relatif sedikit lebih besar dari pada dari nilai debit maupun debit sedimen hasil pengukuran(QMei = 1,175 m3/s, QAgt = 0,549 m3/s dan Qt Mei =

3,555 kg/s, Qt Agt = 1,66 kg/s), hal ini disebabkan nilai hasil perhitungan

mempertimbangkan besar curah hujan sedangkan pada hasil pengukuran tidak mempengarui secara langsung. Selain itu pengukuran hanya dilakukan sehari (24 jam) kemudian dihitung rata.rata tiap bulannya.

Tabel 17 Debit air dan debit sedimen total dari Sungai Eretan yang masuk ke pantai Eretan Mei Agustus Hasil Q (m³/s) Qt (kg/s) Qt (m³/s) Q (m³/s) Qt (kg/s) Qt (m³/s) Pengukuran tahun 2006 14,355 43,385 0,016 2,561 7,740 0,009 Perhitungan tahun 2005, 2006 15,530 46,940 0,018 3,110 9,400 0,003

Keterangan:Q = Debit air, Qt : Debit Sedimen

Sumber : Hasil Pengukuran Mei dan Agustus 2006 dan Perhitungan berdasarkan data curah hujan

bulan Mei dan Agustus tahun 2005, 2006

/$

)

)!

/- &/

Tekstur sedimen di dalam sedimentologi umumnya digunakan untuk mengetahui ukuran dan persentase butir, proses sedimentasi serta arah transpor sedimen (Allen 1985). Tekstur sedimen dapat diketahui dengan menganalisis besar ukuran butir dengan menggunakan metode ayakan (sieve net) untuk ukuran >0,0625 mm, sedangkan yang lebih kecil dari ukuran tersebut menggunaka pipet. Hasil analisis tekstur sedimen disajikan pada Lampiran 13.

Pantai bagian barat (profil 1 . 5) umumnya berfariasi dari sedimen yang berfraksi pasir (>0,0625 mm) yang berasal dari pecahan cangkang dan karang sampai pada lumpur halus (<0,0625mm) yang berasal dari erosi daratan. Sel A (antara profil

1 dan 2) sedimen umumnya berukuran pasir sedang sampai halus akan tetapi warna sedimennya lebih terang dibandingkan sel B. Pada sel B (antara profil 2 dan 3) terjadi hal yang sama, tetapi sebaran sedimennya kasar sampai halus yang berwarna kehitaman. Pada sel C (antara profil 3 dan 4) umumnya terdiri dari pasir sedang sampai lumpur halus yang berasal dari erosi daratan, sebab di daerah ini mengalami erosi yang cukup tinggi ditandai oleh wilayah laut masuk jauh ke daratan (hampir terendamnya perumahan dan tumbuhan darat), begitu juga dengan sel D (antara profil 4 dan 5) sedimen pasir sedang sampai lumpur halus.

Pantai bagian timur (profil 7 . 8), sebaran ukuran butirnya lebih seragam yaitu pasir sedang hingga halus dibandingkan bagian barat. Hasil analisis tekstur sedimen sel G (profil 7 dan 8), sedimen lumpur yang berasal dari Sungai Eretan disamping itu merupakan daerah pelabuhan perikanan. Sedimen ini umumnya berwarna hitam kecoklatan yang berasal dari darat yang terangkut oleh aliran sungai Eretan akan tetapi radiusnya tidak terlalu jauh, sebab pengaruh debit sungai lebih kecil dibandingkan debit air laut yang masuk (gelombang dan pasang surut). Seperti dalam Triatmodjo (1999) faktor gelombang, pasang surut dan debit sungai berpengaruh terhadap transpor sedimen suspensi di daerah muara sungai. Sedangkan pada sel E (profil 5 dan 6) dan F (profil 6 dan 7), sebaran ukuran butirnya mirip dengan sel G tetapi lebih agak berfariasi dan pasir berwarna kehitaman.

Analisis budget sedimen pada pantai digunakan untuk mengevaluasi volume/jumlah sedimen yang masuk dan keluar dari suatu sel pantai yang ditinjau berdasarkan pengaruh gelombang yang membangkitkan arus menyusuri pantai, sehingga menyebabkan transpor sedimen menyusur pantai tanpa mencakup pengaruh transpor sedimen dalam arah tegak lurus pantai (onshore transpor), transpor dari sungai, erosi tebing dan faktor.faktor lainnya, meskipun dilakukan perhitungan debit air dan debit sedimen dari sungai hanya sebagai masukan diskripsi bahwa daerah tersebut juga dipengaruhi oleh masukan dari Sungai Eretan. Meskipun tidak semua faktor yang mempengaruhi transpor sedimen di pantai dikaji, namun demikian analisis transpor sedimen menyusur pantai yang dominan terjadi di surf zone cukup memadai untuk menjelaskan keseimbangan pantai, apakah pantai mengalami erosi, sedimentasi (akresi) atau seimbang. Sebagaimana dijelaskan dalam Komar (1998) dan Triatmodjo (1999), bahwa transpor sedimen menyusur pantai merupakan

penyebab utama terjadinya perubahan garis pantai.

Penentuan budged sedimen berdasarkan hasil selisih netto sedimen transpor setiap profil pantai dari metode transpor sedimen yakni Fluks Energi. Jumlah sel pantai pada lokasi penelitian sebanyak 7 (tujuh) sel pantai, yakni pertama, pantai bagian barat/pantai bagian kiri pemasangan mooring meliputi meliputi sel A (antara profil 1 dan 2), sel B (antara profil 2 dan 3), sel C (antara profil 3 dan 4), dan sel D (antara profil 4 dan 5) serta sel E (antara profil 5 dan 6) merupakan daerah peralihan pantai bagian barat dan timur. Kedua, pantai bagian timur / pantai bagian kanan pemasangan mooring meliputi sel F (antara profil 6 dan 7) dan sel G (antara profil 7 dan 8). Pembagian ini berdasarkan atas perbedaan bentuk, karakteristik sedimen setiap sel pantai dan morfologi pantai secara diskriptif pada saat survey pendahuluan.

)- /! /- &/

Penentuan budged sedimen dengan metode Fluks Energi dilakukan dengan 3

cara yaitu: pertama, penentuan budged sedimen berdasarkan pengukuran dengan

sedimen trap (QPT), kedua, penentuan budged sedimen berdasarkan prediksi

pengukuran gelombang (QPG), dan yang ketiga penentuan budged sedimen

berdasarkan pengukuran angin yang dikonversi menjadi gelombang (QPA)

sebagaimana disajikan dalam Tabel 18 dan Gambar 25.

Tingkat erosi atau sedimentasi pada garis pantai sangat tergantung pada sumber sedimen dan transpor sedimen yang disebabkan oleh pola hidrodinamika pantai. Dimana pola hidrodinamika pantai dipengaruhi oleh bentuk pantai. Hampir semua sel mengalami erosi (Budget sedimen negatif). Pada sel B dan D menunjukkan erosi yang tinggi dibandingkan sel yang lain, baik berdasarkan pengukuran maupun prediksi budget sedimen. Untuk sel F relatif sabil atau bahkan terjadi sedimentasi sebab adanya jety tegak lurus pantai pada sel G dimana akan menjebak sedimen tepat pada sel F meskipun sedimentasi relatif kecil.

)0.008 )0.006 )0.004 )0.002 0 0.002 0.004 0.006 A B C D E F G ( ) % * & + % ,- . QPT QPG QPA

Tabel 18 Perbandingan budget sedimen berdasarkan pengukuran dan prediksi berdasarkan pengaruh gelombang pada tiap sel / segmen pantai

Budget (m3/hari) A B C D E F G

QPT )0,0043 )0,0067

QPG )0,0010 )0,0030 )0,0010 )0,0040 )0,0020 0,0040 )0,0040

QPA )0,0012 )0,0029 )0,0012 .0,0037 )0,0026 0,0036 )0,0038

Keterangan:QPT= Budget sedimen hasil pengukuran dengan sedimen trap

QPG= Budget sedimen hasil prediksi berdasarkan data pengukuran gelombang

QPA= Budget sedimen hasil prediksi berdasarkan data pengukuran angin

A.G : Sel/Segmen Pantai

Sumber: Hasil analisis 2007

Gambar 25 Budget sedimen berdasarkan hasil pengukuran dan prediksi pengaruh gelombang pada tiap sel / segmen pantai

Selain dari hasil pengukuran dan prediksi juga bisa kita lihat dari hasil prediksi dari tahun 1991.2006, pada sel D mengalami erosi paling tinggi ditunjukkan

budget sedimen negatif (Tabel 18 dan Tabel 19) serta dalam bentuk Gambar 25 dan

Gambar 26. Berdasarkan hasil perbandingan budget sedimen setiap tahun (1991. 2006) dengan metode Fluks Energi pada Tabel 20 dan Gambar 26 terlihat adanya pola erosi dan sedimentasi yang berbeda tiap sel selama kurun waktu tersebut, tergantung arah dan frekuensi kejadian gelombang yang terjadi. Sedimentasi ditunjukkan dengan nilai budget positif, sedangkan erosi/abrasi ditunjukkan dengan nilai budget sedimen negatif. Pada sel A dan sel C kondisi pantai relatif stabil sepanjang tahun 1991.2005 dan mulai tererosi/abrasi tahun 2006. Pada sel B dan D tererosi/abrasi sepanjang tahun 1991. 2006, kecuali tahun 1996 dan 2005 pantai relatif stabil. Pada kedua sel tersebut (B dan D) merupakan sel yang mengalami

)25.000 )20.000 )15.000 )10.000 )5.000 0.000 5.000 10.000 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 - % * & % , - % A B C D E F G

erosi/abrasi tertinggi sepanjang tahun dibandingkan sel yang lainnya. Dari arah timur menyebabkan erosi/abrasi di sel G, adanya sedimentasi di sel G tersebut, disebabkan karena budget sedimen yang lebih besar dari arah baratlaut. Adanya sedimentasi di

sel E merupakan input budget sedimen dari arah barat. Budget sedimen dari arah

barat dan baratlaut umumnya lebih besar dibanding dari arah timur dan timurlaut. Tabel 19 Hasil analisis budget sedimen berdasarkan transpor sedimen menyusur

pantai selama tahun 1991.2006

Budged Sedimen pada Sel (m³/tahun) Tahun A B C D E F G 1991 0 .7,141 0 .18,307 0,92 0 )1,44 1992 0 .18,81 0 )19,23 0,13 0 2,60 1993 0 .13,34 0 )15,59 6,31 0 )0,577 1994 0 .4,33 0 )5,23 0,06 0 )0,05 1995 0 .4,744 0 )3,75 0,02 0 )2,1 1996 0 0 0 0 0 0 0 1997 0 .2,347 0 )2,663 0,068 0 )0,161 1998 0 .8,14 0 )8,56 )0,55 0 6,10 1999 0 .6,27 0 )8,23 1,08 0 )1,62 2000 0 .3,25 0 )5,12 3,22 0 )1,31 2001 0 .4,664 0 )4,793 0,125 0 0,723 2002 0 .15,216 0 )9,006 0 0 0,486 2003 0 .9,329 0 )7,696 )1,822 0 )2,43 2004 0 .1,206 0 )1,773 0,091 0 ) 0,116 2005 0 0 0 0 0 0 0 2006 ) 3,39 .0,94 ) 0,07 ) 7,18 ) 0,47 0,06 ) 0,06

Keterangan : Nilai negatif (.) menunjukkan pantai terabrasi, sedangkan positif menunjukkan pantai

tersedimentasi

Sumber: Hasil analisis 2007

Gambar 26 Hasil analisis budget sedimen berdasarkan transpor sedimen menyusur pantai selama tahun 1991.2006

Abrasi di pantai Eretan dalam penelitian.penelitian sebelumnya oleh DGTL (1984, 1998, 1999) pada daerah penelitian yang lebih luas kemungkinan disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam tersebut adalah pengaruh perputaran arus yang bergerak dari barat yang menyebabkan adanya pertumbuhan Delta Cipunegara (Pamanukan). Arus barat tersebut bergerak relatif kuat menyusuri Pantai Utara Jawa sesampainya di Delta Cipunegara akan berputar membalik ke arah barat lagi dan mengikis tepat di Pantai Eretan. Abrasi/erosi di pantai ini merupakan kejadian alam sebagai upaya untuk mencapai keseimbangan. Sedangkan faktor manusia adalah kegitan pemanfatan lahan untuk pertambakan dengan membabatan hutan mangrove untuk lahan pertambakan dan penggalian pasir laut, yang akan memacu adanya abrasi/erosi pantai.

7 2 2

/2! $ 7

! -

/! -

!

Berdasarka hasil perbandingan peta Dishidros (1991), Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal 1999), traking di lapangan (2006) terjadi perubahan yang cukup besar pada bentuk pantai terutama disepanjang garis pantai (Gambar 27). Dari hasil analisis citra Lansat 5 TM (Path/Row 121/064 akuisi 5 Juli 1991) sebagai kondisi awal pantai dan citra Lansat 7 ETM (Path/Row 121/064 akuisi 19 Oktober 2006), juga terjadi perubahan garis pantai kearah darat dari tahun 1991 – 2006 (Gambar 28).

Dokumen terkait