• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Patologi Anatomi (PA)

Hasil pengamatan patologi anatomi terhadap proses persembuhan luka pada hewan coba mencit untuk kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, serta kelompok perlakuan dengan salep ekstrak batang pohon pisang ambon disajikan dalam tabel 2. Tabel disajikan berdasarkan parameter tertentu, yaitu: adanya pembekuan darah, terbentuknya keropeng, penutupan luka, dan ukuran luka.

Tabel 2 Perbandingan patologi anatomi persembuhan luka kulit antara mencit perlakuan salep placebo, salep komersil , dan salep ekstrak batang pohon

pisang ambon

Hari ke-

Kontrol negatif Kontrol Positif Salep Ekstrak

1

Luka terbuka, tepinya terpisah dan melebar, tampak merah dan basah, terdapat gumpalan darah, panjang luka 1,5 cm

Luka terbuka, tepinya terpisah dan melebar,

tampak merah dan

basah, terdapat

gumpalan darah, panjang luka 1,5 cm

Luka terbuka, tepinya terpisah dan melebar,

tampak merah dan

basah, terdapat

gumpalan darah,

panjang luka 1,5 cm

2

Luka terbuka, tepinya

masih terpisah dan

melebar, tampak merah

dan basah, terdapat

gumpalan darah, panjang luka 1,5 cm

Luka terbuka, tepinya

masih terpisah dan

melebar, tampak merah

dan basah, terdapat

sedikit gumpalan darah, panjang luka 1,5 cm

Luka terbuka, tepinya masih terpisah dan melebar, tampak merah dan basah, terdapat

gumpalan darah,

panjang luka 1,5 cm

3

Luka terbuka, tepinya

masih terpisah dan

melebar, tampak merah

dan basah, terdapat

gumpalan darah, panjang luka 1,5 cm

Luka terbuka dan tepinya

masih terpisah dan

melebar, luka mulai

mengering dan berwarna

merah, terdapat

gumpalan darah, panjang luka 1,3 cm

Luka terbuka, tepinya masih terpisah dan melebar, tampak merah dan lembab, terdapat

gumpalan darah

berwarna hitam,

panjang luka 1,3 cm

4

Luka terbuka, tepinya

masih terpisah dan

melebar, tampak merah dan lembab, tepi luka mulai mengering, panjang luka 1,3 cm

Luka terbuka dan tepinya

masih terpisah dan

melebar, luka mulai

mengering dan berwarna merah pucat, tepi luka

mulai mengering,

panjang luka 1,2 cm

Luka terbuka, tepinya masih terpisah dan melebar, tampak merah pucat dan lembab, tepi luka mulai mengering, panjang luka 1,2 cm

5

Luka terbuka dan tepinya

masih terpisah dan

melebar, luka lembab dan berwarna merah pucat, tepi luka mulai mengering, panjang luka 1,2 cm

Luka terbuka dan tepinya

masih terpisah dan

melebar, luka mulai

mengering dan berwarna merah pucat, tepi luka

mulai mengering,

panjang luka 1,1 cm

Luka terbuka, tepinya masih terpisah dan melebar, tampak merah

pucat dan mulai

mengering namun

terlihat lembab, tepi luka mulai mengering

dan luka mulai

menyempit, panjang

6

Luka terbuka dan tepinya

masih terpisah dan

melebar, luka mulai

mengering dan berwarna merah pucat, tepi luka mulai mengering, panjang luka 1,1 cm

Luka terbuka dan tepinya

masih terpisah dan

melebar, luka sudah

mengering, tepi luka mulai mengering, dan

mulai terbentuk

keropeng, luka mulai menyempit, panjang luka 0,9 cm

Luka terbuka, tepinya masih terpisah dan

tampak kekuningan

dan mulai mengering namun terlihat lembab,

tepi luka mulai

mengering dan luka

mulai menyempit,

panjang luka 0,9 cm

7

Luka terbuka dan tepinya

masih terpisah dan

melebar, luka sudah

mengering, tepi luka mulai

mengering, belum

terbentuk keropeng, luka mulai menyempit, panjang luka 0,9 cm

Luka sudah mengering, dan terbentuk keropeng

tepinya mengeras,

tampak kekuningan dan luka mulai menyempit, panjang luka 0,8 cm

Luka sudah mengering,

dan terbentuk

keropeng, tepinya

kering mengeras

tampak pucat, dan luka

mulai menyempit,

panjang luka 0,8 cm

8

Luka sudah mengering dan pucat, mulai terbentuk

keropeng tepinya

mengering dan masih

terbuka namun luka mulai menyempit, pan jang luka 0,8 cm

Luka sudah mengering,

terbentuk keropeng

tepinya mengeras,

tampak kekuningan

dan luka mulai

menyempit, pan jang luka 0,7 cm

Luka sudah mengering, terbentuk keropeng,

tepinya kering

mengeras tampak

pucat, dan luka mulai

menyempit, panjang

luka 0,7 cm

9

Luka sudah mengering dan pucat. Sudah terdapat

keropeng. Luka

menyempit. Panjang luka 0,7 cm

Luka seluruhnya tertutup

keropeng. Sebagian

keropeng sudah ada

yang terlepas, panjang luka 0,5 cm

Luka sebagian tertutup keropeng. Tepi luka

semakin menyempit,

panjang luka 0,5 cm

10

Luka sudah mengering. Sudah terdapat keropeng. Luka mulai menyempit, panjang luka 0,6 cm

Luka seluruhnya sudah

tertutup keropeng.

Sebagian keropeng

sudah ada yang terlepas, luka menyempit, panjang luka 0,3 cm

Luka sebagian tertutup

keropeng, sebagian

keropeng sudah ada yang terlepas, Tepi

luka semakin

menyempit, panjang

luka 0,2 cm

11

Luka sudah mengering dan menyempit. Seluruh luka ditutupi keropeng, panjang luka 0,5 cm

Luka sudah tertutup.

Sebagian keropeng

sudah mulai lepas.

Panjang luka 0,2 cm

Luka sudah tertutup. Keropeng sudah lepas

keseluruhan. Namun

bekas luka masih

terlihat

12

Luka sebagian tertutup. Sebagian keropeng mulai terkelupas, panjang luka 0,5 cm

Luka sudah tertutup. Keropeng sudah lepas

keseluruhan, panjang

luka 0,1 cm

Luka sudah tertutup, keropeng sudah lepas

keseluruhan, bekas

luka masih terlihat

13

Luka sebagian tertutup. Sebagian keropeng sudah lepas. Panjang luka 0,3 cm

Luka sudah tertutup, mulai ditumbuhi rambut. Bekas luka masih terlihat

Luka sudah tertutup,

mulai di tumbuhi

rambut. Bekas luka masih terlihat

14

Luka sudah tertutup.

Keropeng sudah lepas

sebagian, panjang luka 0,1 cm

Luka sudah tertutup. Mulai ditumbuhi rambut. Bekas luka masih terlihat

Luka sudah tertutup.

Mulai ditumbuhi

rambut. Bekas luka masih terlihat

15

Luka sudah tertutup.

Keropeng sudah lepas

keseluruhan, namun bekas luka masih terlihat

Luka sudah tertutup

Mulai ditumbuhi rambut. Bekas luka mulai tidak terlihat

Luka sudah tertutup,

mulai ditumbuhi

rambut. Bekas luka masih terlihat

16

Luka sudah tertutup. Mulai ditumbuhi rambut. Bekas luka masih terlihat

Luka sudah tertutup. Sudah tertutup rambut. Bekas luka sudah tidak terlihat

Luka sudah tertutup. Sudah tertutup rambut. Bekas luka sudah tidak terlihat

17-21

Luka sudah tertutup.

Sudah tertutup rambut. Bekas luka sudah tidak terlihat

Luka sudah tertutup. Sudah tertutup rambut. Bekas luka sudah tidak terlihat

Luka sudah tertutup. Sudah tertutup rambut. Bekas luka sudah tidak terlihat

Hasil pengamatan patologi anatomi pada penelitian ini selaras dengan hasil pada penelitian terdahulu, dimana getah batang pohon pisang secara umum memberikan efek percepatan persembuhan luka akut pada mencit. Hasil pengamatan patologi anatomi pada ketiga kelompok perlakuan pada hari pertama hingga hari ke-3 tidak menunjukkan perbedaan, dimana luka dari ketiga kelompok masih sama-sama terbuka dan basah (Gambar 4).

Luka yang diamati pada mencit menurut mekanisme terjadinya luka adalah luka insisi. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka termasuk kelompok luka stadium III, yaitu hilangnya kulit secara keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. Menurut waktu penyembuhannya luka yang diamati termasuk luka akut.

Warna merah pada luka merupakan hasil dari suatu peradangan terhadap luka. Reaksi ini berupa vasokonstriksi dari pembuluh darah yang segera diikuti oleh vasodilatasi. Adanya gumpalan darah merupakan reaksi platelet yang teraktivasi dan protein fibrinogen yang banyak dikeluarkan oleh pembuluh darah. Platelet akan teraktivasi untuk membentuk benang-benang fibrin yang akan menghentikan hemoraghi dan akan terlihat berupa gumpalan darah.

Gambaran makroskopis sampai hari ke-5 dari luka kelompok perlakuan dengan sediaan salep ekstrak batang pohon pisang terlihat lebih sempit jika dibandingkan dengan kontrol negatif (Gambar 5). Namun permukaan luka pada ketiga kelompok masih terlihat lembab, hal ini dipengaruhi oleh faktor pembawa dari sediaan salep, yaitu vaseline, parafin solid dan oleum coccos yang termasuk dalam kelompok dasar salep hidrokarbon. Dasar salep hidrokarbon adalah dasar bersifat lemak, bebas air, preparat yang berair mungkin dapat dicampur hanya dalam jumlah sedikit saja. Dasar hidrokarbon dipakai terutama untuk efek emolien. Dasar salep tersebut tertahan pada kulit dan tidak memungkinkan

kelembaban kulit terlepas ke udara (Ansel 1989). Menurut Somantri (2007), perkembangan perawatan luka sejak tahun 1940 hingga tahun 1970, menunjukkan bahwa lingkungan yang lembab lebih baik daripada lingkungan kering. Laju epitelisasi luka yang ditutup poly-etylen dua kali lebih cepat daripada luka yang dibiarkan kering. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa migrasi epidermal pada luka superficial lebih cepat pada suasana lembab daripada kering, dan ini merangsang perkembangan perawatan luka modern baik menggunakan balutan ataupun sediaan topikal yang dapat mempertahankan kelembaban. Lingkungan lembab meningkatkan migrasi sel epitel ke pusat luka dan melapisinya sehingga luka lebih cepat sembuh. Penggunaan sediaan salep ini menyebabkan hidrasi, tetapi proses absorbsi bahan aktif pada perlakuan kontrol positif dan ekstrak tetap berlangsung.

Hidrasi dari kulit merupakan fakta yang paling penting dalam absorpsi perkutan. Hidrasi stratum corneum tampaknya meningkatkan derajat lintasan dari semua obat yang mempenetrasi kulit. Peningkatan absorpsi disebabkan melunaknya jaringan dan akibat pengaruh ”bunga karang” dengan penambahan ukuran pori-pori yang memungkinkan semua partikel arus bahan dapat melaluinya. Keberhasilan perawatan luka pada kondisi lembab harus disesuaikan juga dengan jenis dan kondisi luka (Ansel 1989).

Penggunaan salep sebagai media pembawa bahan aktif untuk obat persembuhan luka secara topikal, memperlihatkan hasil yang sangat mendukung dalam proses persembuhan luka. Sediaan salep sebagai pembawa dapat mempertahankan kelembaban dan menghambat pengeluaran cairan dari kulit serta adanya efek peningkatan sirkulasi darah ke daerah luka sehingga dalam beberapa hari pertama luka masih tampak lembab. Menurut Ansel (1989), faktor- faktor yang mempengaruhi peningkatan absorbsi perkutan adalah faktor pembawa yang dapat dengan mudah menyebar di permukaan kulit. Pembawa yang meningkatkan jumlah uap air yang ditahan kulit umumnya cenderung baik bagi absorpsi pelarut obat. Pembawa yang bersifat lemak bekerja sebagai penghalang uap air sehingga keringat tidak dapat menembus kulit, dan tertahan pada kulit sehingga umumnya menghasilkan hidrasi dari kulit di bawah pembawa. Oleh karena itu, keefektifan terapi topikal dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu: obat, pembawa dan kulit.

Keropeng yang terbentuk pada kelompok sediaan salep ekstrak di hari ke-7 lebih lambat jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif, tetapi lebih

cepat daripada kelompok kontrol negatif. Hal ini disebabkan oleh kondisi luka kelompok sediaan salep ekstrak yang masih lembab, dimana dasar salep hidrokarbon sebagai pembawa pada sediaan salep ekstrak lebih mempengaruhi kelembaban tersebut. Keropeng (scab) yang terbentuk diatas permukaan luka membantu hemostasis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Dibawah keropeng, epithelial sel berpindah dari luka ke tepi. Epitelial sel membantu sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme. Kecepatan terbentuknya keropeng di ketiga kelompok menandakan kecepatan dari persembuhan luka. Terbentuknya keropeng merupakan proses awal fase proliferasi pada proses persembuhan luka. Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Secara garis besar proses yang terjadi pada fase ini meliputi, re-epitelisasi, fibroplasia, kontraksi luka, dan neovaskularisasi (Somantri 2007).

Waktu yang diperlukan untuk proses pengeringan luka kelompok perlakuan dengan sediaan salep ekstrak relatif sama dengan kelompok kontrol positif, tetapi berbeda dengan kontrol negatif. Hal ini dipengaruhi oleh bahan aktif yang ada pada ekstrak batang pohon pisang Ambon mengandung mengandung tannin, saponin dan flavonoid yang dapat berguna sebagai antibiotik dan merangsang pertumbuhan sel-sel baru pada luka (Priosoeryanto et al 2006). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kondisi luka yang awalnya dalam kondisi lembab, terlihat segera mengering setelah terbentuk keropeng. Selain dipengaruhi daya kerja bahan aktif pada sediaan salep ekstrak, hal ini juga dipengaruhi oleh cera alba yang ada pada komponen pembawa pada sediaan salep sebagai kelompok dasar salep absorbsi. Daya kerja absorbsi dari cera alba terlihat lebih jelas pengaruhnya terhadap proses keringnya luka pasca terbentuk keropeng, karena konsentrasinya yang lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi dasar salep hidrokarbon.

Pada hari ke-12 terlihat adanya perbedaan dari ketiga kelompok dimana pada kelompok kontrol positif dan kelompok salep ekstrak sudah terjadi penyempitan luka serta pelepasan keropeng, sedangkan pada kelompok kontrol negatif penyempitan luka dan pelepasan keropeng dapat terlihat jelas pada hari ke-15 (Tabel 2). Proses lepasnya keropeng ini bersamaan dengan proses keringnya luka hal ini menandakan sudah terjadinya pertumbuhan sel-sel baru pada kulit sehingga membantu mempercepat lepasnya keropeng dan

merapatnya tepi luka. Keropeng terlepas karena jaringan dibawahnya sudah kering dan tepi-tepi luka mulai tertarik ke tengah.

Pada kelompok perlakuan salep ekstrak dan kontrol positif, rambut mulai tumbuh di daerah luka pada hari ke-14 (Gambar 7). Sedangkan pada kontrol negatif rambut mulai tumbuh pada hari ke-16 (Tabel 2). Tumbuhnya rambut pada daerah luka tersebut menunjukkan terjadinya proses regenerasi dan kondisi kulit sudah mulai kembali normal (Listyanti 2006). Tumbuhnya rambut yang lebih cepat pada kelompok perlakuan salep ekstrak dan kelompok kontrol positif menunjukkan proses regenerasi pada kulit mencit lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.

Pada hari ke-16 bekas luka sudah mulai menghilang pada kelompok salep ekstrak dan kelompok kontrol positif. Sedangkan pada kelompok kontrol negatif mulai menghilang pada hari ke-17 (Tabel 2). Bekas luka menghilang lebih cepat pada kelompok kontrol positif dan kelompok salep ekstrak dibandingkan kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan salep ekstrak dapat mempercepat hilangnya jaringan parut, karena adanya kandungan zat aktif tanin. Efek tanin yang utama yaitu sebagai adstringensia yang banyak digunakan sebagai pegencang kulit. Dilihat dari sisi kosmetika keberadaan jaringan parut pada permukaan kulit akan terlihat kurang baik. Pada hari ke-21 semua kelompok kembali normal (Gambar 8). Proses persembuhan luka berada pada fase maturasi, tujuan dari fase maturasi adalah : menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu (Somantri 2007).

Selanjutnya gambar luka pada hari ke-3, hari ke-5, hari ke-7, hari ke-14 dan hari ke-21 disajikan pada Gambar 4, 5, 6, 7 dan Gambar 8 berikut ini.

A B C

Gambar 4 Perbandingan Gambaran Patologi Anatomi Mencit Hari ke-3 Pasca Perlakuan. Pada Kelompok Kontrol negatif (A) luka masih basah dan masih terbuka. Salep Komersil (B) luka masih basah dan masih terbuka dan Salep ekstrak batang pohon pisang ambon (C) luka masih basah dan masih terbuka dan berwarna hitam.

A B C

Gambar 5 Perbandingan Gambaran Patologi Anatomi Mencit Hari ke-5 Pasca Perlakuan. Pada Kelompok Kontrol negatif (A) luka masih terbuka dan mulai mengering. Salep Komersil (B) luka sudah mengering dan Salep ekstrak batang pohon pisang ambon (C) luka sudah mulai mengering namun masih terlihat lembab.

A B C

Gambar 6 Perbandingan Gambaran Patologi Anatomi Mencit Hari ke-7 Pasca Perlakuan. Pada Kelompok Kontrol negatif (A) luka sudah mengering tetapi belum terbentuk keropeng, Salep Komersil (B) luka sudah mengecil dan sudah terbentuk keropengdan Salep ekstrak batang pohon pisang ambon (C) luka menyempit dan tertutup keropeng.

A B C

Gambar 7 Perbandingan Gambaran Patologi Anatomi Mencit Hari ke-14 Pasca Perlakuan. Pada Kelompok Kontrol negatif (A) luka sudah menutup kerpeng lepas sebagian. Salep Komersil (B) luka sudah menutup dan mulai tumbuh rambut dan Salep ekstrak batang pohon pisang ambon (C) luka sudah menutup mulai tumbuh rambut dan sudah tidak terlihat bekas luka.

A B C

Gambar 8 Perbandingan Gambaran Patologi Anatomi Mencit Hari ke-21 Pasca Perlakuan. Pada Kelompok Kontrol negatif (A) luka sudah tidak terlihat dan sudah ditumbuhi rambut, Salep Komersil (B) luka sudah tidak terlihat dan ditumbuhi rambut dan Salep ekstrak batang pohon pisang ambon (C) luka sudah tidak terlihat lagi dan sudah ditumbuhi rambut.

Dokumen terkait