• Tidak ada hasil yang ditemukan

16 Tabel 6. Hasil pengukuran delay, jitter dan packet loss saat melakukan panggilan VoIP

Nomor Skenario Delay (ms) Jitter

(ms)

Packet Loss (%)

1 Komputer ke komputer 20.38 10.09 0.70

2 Komputer ke Telepon analog 32.75 0.08 0.00

3 Komputer ke Smartphone 20.06 0.14 0.15

4 Telepon analog ke Komputer 95.50 41.13 0.00

5 Telepon analog ke Smartphone 60.74 42.79 1.45

6 Smartphone ke Smartphone 20.10 09.46 0.48

7 Smartphone ke Komputer 20.20 0.25 0.07

8 Smartphone ke Telepon analog 36.49 14.17 2.82

Analisis Kelayakan VoIP di Jaringan IPB Analisis kelayakan VoIP di jaringan IPB dilakukan dengan melihat nilai delay, jitter dan paket data yang hilang (packet loss) pada saat melakukan panggilan VoIP. Pengukuran dilakukan dengan merekam data Real time Transport Protocol (RTP) yang terjadi pada saat melakukan panggilan VoIP. Contoh data yang berhasil direkam dapat dilihat pada Lampiran 4. Durasi percakapan melalui VoIP yang direkam adalah selama 10 menit untuk setiap skenario pengujian yang ditunjukkan oleh Tabel 5, setelah direkam data diolah dan dihasilkan data seperti yang dapat dilihat di Tabel 6. Komunikasi antara telepon analog ke telepon analog sudah ada sejak sebelum penelitian ini dilakukan. Pada saat pengujian panggilan antara telepon analog ke telepon analog, nilai jitter, delay dan packet loss tidak dapat dihitung, hal ini dikarenakan saat proses panggilan tidak melalui jaringan IP, tetapi melalui jaringan PABX, sehingga tidak ada data RTP yang berhasil direkam. Dengan menggunakan metode E-Model diperoleh nilai MOS untuk jaringan VoIP di IPB di antara 4.0 dan 4.3 atau dengan kata lain kualitas jaringan VoIP tersebut termasuk dalam kategori baik. Analisis nilai jitter dan pengukuran nilai Mean Opinion Score (MOS)

Berdasarkan nilai jitter, delay dan packet loss yang ditunjukkan pada Tabel 6, kualitas layanan VoIP yang digunakan dijaringan IPB

berada dalam kategori cukup baik, karena nilai ketiga parameter yang jadi faktor penentu kualitas dari sebuah layanan VoIP masih berada di bawah batas maksimum yang telah ditetapkan oleh ITU. Selain itu dapat dilihat juga paket data yang hilang selama komunikasi menggunakan VoIP berlangsung, yaitu saat dilakukan komunikasi antara komputer ke komputer, komputer ke smartphone, telepon analog ke smartphone, dan semua kombinasi panggilan VoIP dari smartphone ke perangkat komunikasi lainnya. Paket data yang hilang tersebut berbanding lurus dengan nilai jitter Tabel 6.

Selain dari nilai jitter, delay dan packet loss kualitas sebuah layanan VoIP juga dapat diukur berdasarkan besarnya nilai MOS. Metode yang digunakan untuk mengukur nilai MOS pada penelitian ini adalah metode E-Model. Berikut ini adalah proses penghitungan nilai MOS dengan E-Model.

Berdasarkan penelitian Suhartati (2007), untuk menentukan nilai MOS dengan menggunakan metode E-Model yang pertama harus dihitung terlebih dahulu nilai faktor penurunan kualitas suara yang disebabkan oleh pengaruh delay (Id) dan faktor penurunan kualitas suara yang disebabkan oleh teknik kompresi dan packet loss (Ie). Dengan menggunakan Persamaan 4 dan Persamaan 5, kedua nilai tersebut dapat diketahui.

17

Gambar 7

Grafik jitter dari percakapan selama 10 menit.

Dari data delay, jitter dan packet loss pada Tabel 6 diperoleh nilai persentasi besarnya packet loss yang terjadi (e) ;

e = 1/7 x ((0.70 + 0.00 + 0.15 + 0.00 + 1.45 + 0.48 + 0.07 + 2.82 ) /100) e = 0.0081 Ie = 7 + 30ln(1+15 x 0.0081) Ie = 10.440 Id = 0.024d + 0.11(d–177.3) H(d–177.3) Dari data delay, jitter dan packet loss pada Tabel 6 diperoleh nilai delay (d);

d = 1/7 (20.38 + 32.75 + 20.06 + 95.50 + 60.74 + 20.10 + 20.20 + 36.49) d = 43.745 Id = 0.024 x 43.745 + 0.11 (43.745 – 177.3) H (43.745 – 177.3) Id = 1.049 + 0.11 (-133.55) H (-133.55) Id = 1.049 + 0.11 (-133.55) x 0 Id = 1.049

Setelah diperoleh nilai Id dan Ie, maka dapat dihitung nilai R faktor dengan menggunakan Persamaan 3;

R = 94.2 – Id – Ie

R = 94.2 – 1.049 – 10.440 R = 82.71

Berdasarkan nilai R faktor yang diperoleh pada perhitungan tersebut maka berdasarkan keterangan yang ada pada Gambar 3 nilai MOS dapat ditentukan, yaitu berada pada selang 4.0 sampai dengan 4.3 yang berarti kualitas jaringan VoIP berada dalam kategori baik menurut standar yang telah ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU). Hasil perhitungan nilai MOS yang menyatakan bahwa kualitas jaringan VoIP pada penelitian ini termasuk dalam kategori baik didukung juga oleh grafik nilai jitter yang diperoleh dari data hasil rekaman percakapan melalui VoIP selama

10 menit. Dapat dilihat pada Gambar 7 bahwa nilai jitter sebagian besar masih berada pada selang nilai yang memungkinkan sebuah paket data pada komunikasi melalui VoIP dapat diterima oleh tujuan dengan kualitas baik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil setelah penelitian ini selesai dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Telah terbentuk interkoneksi antara VoIP dan PABX.

2. Telah dihasilkan aplikasi voip client untuk smartphone yang menggunakan sistem operasi android.

3. Di jaringan IPB pengiriman packets data menggunakan protokol UDP memiliki nilai packet loss yang lebih kecil daripada menggunakan protokol TCP.

4. Berdasarkan nilai jitter, delay, dan packet loss maka jaringan di IPB masih berada dalam kategori baik menurut standar yang

ditetapkan International

Telecommunication Union (ITU).

Saran

Beberapa saran yang bisa diambil untuk jadi penelitian berikutanya yang berakitan dengan penelitian ini adalah:

1. Mempelajari dan menerapkan lebih jauh library dari aplikasi Sipdroid yang digunakan dalam penelitian ini untuk membuat aplikasi AgriTak.

2. Mengembangkan layanan VoIP yang aman.

17

Gambar 7

Grafik jitter dari percakapan selama 10 menit.

Dari data delay, jitter dan packet loss pada Tabel 6 diperoleh nilai persentasi besarnya packet loss yang terjadi (e) ;

e = 1/7 x ((0.70 + 0.00 + 0.15 + 0.00 + 1.45 + 0.48 + 0.07 + 2.82 ) /100) e = 0.0081 Ie = 7 + 30ln(1+15 x 0.0081) Ie = 10.440 Id = 0.024d + 0.11(d–177.3) H(d–177.3) Dari data delay, jitter dan packet loss pada Tabel 6 diperoleh nilai delay (d);

d = 1/7 (20.38 + 32.75 + 20.06 + 95.50 + 60.74 + 20.10 + 20.20 + 36.49) d = 43.745 Id = 0.024 x 43.745 + 0.11 (43.745 – 177.3) H (43.745 – 177.3) Id = 1.049 + 0.11 (-133.55) H (-133.55) Id = 1.049 + 0.11 (-133.55) x 0 Id = 1.049

Setelah diperoleh nilai Id dan Ie, maka dapat dihitung nilai R faktor dengan menggunakan Persamaan 3;

R = 94.2 – Id – Ie

R = 94.2 – 1.049 – 10.440 R = 82.71

Berdasarkan nilai R faktor yang diperoleh pada perhitungan tersebut maka berdasarkan keterangan yang ada pada Gambar 3 nilai MOS dapat ditentukan, yaitu berada pada selang 4.0 sampai dengan 4.3 yang berarti kualitas jaringan VoIP berada dalam kategori baik menurut standar yang telah ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU). Hasil perhitungan nilai MOS yang menyatakan bahwa kualitas jaringan VoIP pada penelitian ini termasuk dalam kategori baik didukung juga oleh grafik nilai jitter yang diperoleh dari data hasil rekaman percakapan melalui VoIP selama

10 menit. Dapat dilihat pada Gambar 7 bahwa nilai jitter sebagian besar masih berada pada selang nilai yang memungkinkan sebuah paket data pada komunikasi melalui VoIP dapat diterima oleh tujuan dengan kualitas baik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil setelah penelitian ini selesai dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Telah terbentuk interkoneksi antara VoIP dan PABX.

2. Telah dihasilkan aplikasi voip client untuk smartphone yang menggunakan sistem operasi android.

3. Di jaringan IPB pengiriman packets data menggunakan protokol UDP memiliki nilai packet loss yang lebih kecil daripada menggunakan protokol TCP.

4. Berdasarkan nilai jitter, delay, dan packet loss maka jaringan di IPB masih berada dalam kategori baik menurut standar yang

ditetapkan International

Telecommunication Union (ITU).

Saran

Beberapa saran yang bisa diambil untuk jadi penelitian berikutanya yang berakitan dengan penelitian ini adalah:

1. Mempelajari dan menerapkan lebih jauh library dari aplikasi Sipdroid yang digunakan dalam penelitian ini untuk membuat aplikasi AgriTak.

2. Mengembangkan layanan VoIP yang aman.

i

INTEGRASI INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI VoIP

PADA SMARTPHONE (ANDROID) DAN PABX

Dokumen terkait