• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Pengertian Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat.

Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan akhir dari perencanaan geometrik ini adalah menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan.

3.2 Klasifikasi Kendaraan

Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis kendaraan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Mobil penumpang (Passenger car)

Jenis kendaraan pribadi dengan daya angkut lebih kecil dari 12 orang, termasuk didalamnya jeep, sedan, dan lain-lain.

2. Mobil bus (Bus)

Semua jenis kendaraan penumpang yang daya angkutnya lebih besar dari 12 orang termasuk didalamnya Pick Up.

3. Mobil gerobak (Truck wagon)

Semua jenis truk yang mempunyai roda 4 keatas, termasuk mobil tangki. 4. Sepeda motor (Motor cycle)

Semua jenis kendaraan bermotor beroda 2, seperti Honda, Yamaha, Kawasaki, Vespa, dan lain-lain.

3.3 Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Raya

Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan beserta Peraturan Pelaksanaannya PP Nomor 41, 42, 43, dan 44 Tahun 1993 (pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tentang Prasarana Lalu Lintas). Kecelakaan lalu lintas adalah suatu

peristiwa di jalan yang tidak di sangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan yang sedang bergerak dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.

Didalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Korban Meninggal

Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 3 hari setelah kecelakaan tersebut.

2. Korban Luka Berat

Korban luka berat merupakan korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadinya kecelakaan.

3. Korban Luka Ringan

Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban meninggal dan korban luka berat.

3.4 Jenis dan Bentuk Kecelakaan

Kecelakaan lalu lintas dapat digolongkan atas 3 jenis menurut akibat dari kecelakaan tersebut yaitu:

2. Kecelakaan dengan korban luka-luka

3. Kecelakaan dengan kerugian dan kerusakan kendaraan.

PT Jasa Marga mengelompokkan jenis tabrakan yang melatar belakangi terjadinya kecelakaan lalu lintas menjadi:

1. Tabrakan depan-depan

Merupakan jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana keduannya saling beradu muka dari arah yang berlawanan, yaitu bagian depan kendaraan yang satu dengan bagian depan kendaraan lainnya.

2. Tabrakan depan-samping

Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian depan kendaraan yang satu menabrak bagian samping kendaraan lainnya.

3. Tabrakan samping-samping

Merupakan jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian samping kendaraan yang satu menabrak bagian yang lain. 4. Tabrakan depan-belakang

Merupakan jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian depan kendaraan yang satu menabrak bagian belakang kendaraan di depannya dan kendaraan tersebut berada pada arah yang sama.

5. Menabrak penyeberang jalan

Adalah jenis tabrakan antara kendaraan yang tengah melaju dan pejalan kaki yang sedang menyeberang jalan.

6. Tabrakan sendiri

Merupakan jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju mengalami kecelakaan sendiri atau tunggal.

7. Tabrakan beruntun

Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang melibatkan dari dua kendaraan secara beruntun.

8. Menabrak obyek tetap

Merupakan jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak obyek tetap dijalan.

3.5 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas

Faktor-faktor penyebab kecelakaan terdiri dari: Faktor manusia (pengemudi), faktor kendaraan, faktor alam, faktor jalan, dan faktor teknologi.

1. Faktor Manusia (pengemudi)

Pelanggaran atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti ugal-ugalan, pengemudi dalam kondisi tidak sadar atau terpengaruh alkohol, karen pejalan kaki, seperti menyebrang jalan tidak hati-hati.

2. Faktor Kendaraan

Kendaraan yang digunakan untuk memenuhi standar kendaraan yang baik, seperti tanpa rem yang baik, tanpa lampu penerangan, tanpa lampu tangan tanda berbahaya.

3. Faktor Alam

Lingkungan juga dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan pada saat adanya kabut, asap tebal, hujan, genangan air di jalan yang menyebabkan pengemudi hilang kendali mengemudikan kendaraannya.

4. Faktor Jalan

Jalan yang dilalui kendaraan kurang baik seperti kurangnya lebar badan jalan sehingga kendaraan melewati jalur lawan atau jalan licin.

5. Faktor Teknologi

Teknologi juga merupakan faktor penyebab kecelakaan, misalnya pada saat mengendarai sering sekali pengemudi menggunakan handphone, ini menyebabkan pengemudi kurang berkonsentrasi dalam mengemudi.

3.6 Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor

Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengguna Kendaraan Bermotor antara lain: 1. Pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu

lintas wajib:

a. Menghentikan kendaraannya,

c. Melaporkan kecelakaan tersebut pada Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat.

2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaiman dimaksud pada no.1 oleh karena keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksudkan pada no.1 huruf a dan b, kepadanya tetap diwajibkan melaporkan diri kepada Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat.

3. Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang atau pemilik barang atau pihak ketiga, yang timbul karena kelalaian atau kesalahan pengemudi dalam mengemudikan kendaraan bermotor, (dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Beserta peraturan pelaksanaannya PP No. 41, 42, 43, dan 44 tahun 1993 halaman 10-11).

BAB 4

Dokumen terkait