• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN

DELI SERDANG TAHUN 2013

TUGAS AKHIR

MUHAMMAD JONI

112407016

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN

DELI SERDANG TAHUN 2013

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

MUHAMMAD JONI

112407016

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2013

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Muhammad Joni

Nomor Induk Mahasiswa : 112407016

Program Studi : D3 Statistika

Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2014

Disetujui Oleh:

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

(4)

PERNYATAAN

ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN

DELI SERDANG TAHUN 2013

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang, dengan limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Analisa Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Gim Tarigan, M.Si

selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas

akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulӧlӧ, M.Si dan Bapak

Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3

Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih,

M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan,

Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staff dan

Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan

rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak tercinta Sutrisno dan

Ibu tercinta Dra. Halimah dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan

dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

(6)
(7)

BAB 3. Gambaran Umum 23 3.6. Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi

Kendaraan Bermotor 28

4.5.1. Perhitungan Korelasi Antara Variabel independen

dan Variabel dependen 40

4.5.2. Perhitungan Korelasi Antara Varibel independen 42 4.6. Uji Koefisien Regresi Linier Berganda 44

BAB 5. Implementasi Sistem 50

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

4.1. Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor Kecelakaan 31 Lalu Lintas di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

4.2. Nilai-nilai yang diperlukan untuk Membentuk Koefisien 32 Persamaan Regresi Linier Berganda

4.3. Nilai-nilai yang diperlukan untk Uji Keberartian Regresi 36 4.4. Nilai-nilai yang diperlukan untk Uji Koefisien Regresi 45

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lamp

1. Hasil Perhitungan Dari Program SPSS 2. Surat Permohonan Penelitian Tugas Akhir 3. Surat Riset Pengumpulan Data

4. Kartu Bimbingan Tugas Akhir Mahasiswa

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara,

Indonesia. Sekitar tahu

kurang 30 kilometer dari

salah satu daerah dari 25

yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang merupakan akses darat yang

menghubungkannya dengan Kabupaten/Kota lain di Sumatera Utara.

Karena sebagai jalan lintas banyak kendaraan bermotor yang beroperasi setiap

harinya, baik itu roda dua atau roda empat. Sementara ruang gerak bagi

kendaraan tersebut semakin berkurang. Dengan kata lain peningkatan sarana

transportasi tidak seimbang dengan ketersediaan prasarananya. Disamping itu,

kurang disiplinnya pengemudi kendaraan bermotor di jalan, akhirnya

menimbulkan persoalan lalu lintas yang berhubungan dengan keselamatan yaitu

(12)

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab utama kematian

terbesar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah pelanggaran

rambu-rambu lalu lintas yang dilakukan oleh pengemudi, jumlah kendaraan,

dan kondisi jalan. Seberapa besar faktor-faktor tersebut merupakan permasalahan

yang harus diketahui oleh petugas lalu lintas dan Pemerintah Kabupaten Deli

Serdang untuk dapat mengambil tindakan dan keputusan dalam rangka

mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas.

Pengaruh dari faktor-faktor inilah yang akan dianalisa dan juga hubungan

fungsionalnya terhadap tingkat kecelakaan lalu lintas. Bentuk penduga yang

digunakan dalam penulisan ini adalah Persamaan regresi linier berganda antara

jumlah kecelakaan lalu lintas terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian

untuk menganalisa faktor yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas. Maka

penulis memilih judul Tugas Akhir ini, “ANALISA FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI

(13)

1.2Identifikasi Masalah

Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kabupaten Deli Serdang mengalami

peningkatan setiap tahunnya, terutama di jalan lintas yang menghubungkan kota

Medan, kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai. Hal ini

tentunya tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Yang

menjadi permasalahan dalam tulisan ini adalah menentukan faktor apa yang

paling berpengaruh, dan menetukan seberapa besar faktor tersebut berpengaruh

terhadap tingkat kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Deli Serdang.

1.3Ruang Lingkup Permasalahan

Untuk mengarahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari sasaran yang

dituju maka perlu dibuat pembatasan ruang lingkup permasalahan yaitu

menganalisa faktor apa sajakah yang mempengaruhi dan yang paling berpengaruh

terhadap tingkat kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Deli Serdang.

1.4Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan

(14)

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingginya

tingkat kecelakaan lalu lintas di kabupaten Deliserdang.

2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi

kecelakaan lalu lintas.

3. Untuk menentukan peersamaan linier berganda dari faktor penduga

terjadinya kecelakaan lalu lintas.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah kabupaten Deli Serdang

dalam perencanaan pembangunan jalan untuk Gerakan Deli Serdang

Membangun.

2. Sebagai informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kecelakaan lalu lintas di kabupaten Deli Serdang.

3. Sedangkan bagi penulis penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang

(15)

1.6Tinjauan Pustaka

Ada beberapa defenisi regresi yang dapat dijabarkan yaitu:

1. Persamaan regresi adalah persamaan matematika yang memungkinkan

untuk meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu

atau lebih peubah bebas.

(Ronald E Walpole : 340)

2. Analisis regresi adalah hubungan yang didapat dan dinyatakan dalam

bentuk persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional

antara variabel-variabel.

(Sudjana, 2002 : 310)

3. Persamaan regresi adalah suatu formula matematis yang menunjukkan

hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya

sudah diketahui dengan variabel yang nilainya belum diketahui.

(Algifari, 2000 : 2)

1.7Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Metode Penelitian Kepustakaan

Metode Penelitian Kepustakaan (Study Literature) yaitu metode

pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari

(16)

yang bersifat teoritis, serta sumber lainnya yang berhubungan

dengan objek yang diteliti.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini, penulis melakukan

dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data

primer yang diperoleh oleh pihak lain yang umumnya disajikan

dalam bentuk tabel-tabel atau diagram.

Data sekunder diperoleh dari Kantor Kepolisian Daerah Sumatera

Utara Direktorat Lalu Lintas.

3. Metode Pengolahan Data

Data dianalisa menggunakan metode regresi linear berganda untuk

melihat persamaan regresi liniernya dan untuk mengetahui hubungan

setiap variabel digunakan analisis kerelasi. Langkah-langkah yang

dilakukan dalam pengolahan data adalah:

1. Megelompokkan data menjadi variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y).

2. Menentukan hubungan antara variabel bebas (X) dengan

variabel terikat (Y) sehingga didapat regresi Y atas X1, X2,

X3, . . . , Xk

3. Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel bebas X secara bersama-sama terhadap

variabel terikat Y

(17)

4. Uji korelasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

hubungan variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel

terikat.

5. Uji koefisien-koefisien regresi untuk menguji taraf nyata

koefisien-koefisien regresi yang didapat.

1.8Lokasi Penelitian

Penelitian ataupun pengumpulan data mengenai faktor yang mempengaruhi

tingkat kecelakaan lalu lintas serta data mengenai tingkat kecelakaan lalu lintas itu

sendiri dilaksanakan di Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera

Utara Direktorat Lalu Lintas Jl. Putri Hijau No.14 Medan.

1.9Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang diuraikan penulis antara lain:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang,

indentifikasi masalah, ruang lingkup permasalahan,

maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian,

(18)

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian regresi

linier berganda, uji regresi linier, uji korelasi, dan uji

koefisien untuk regresi linier berganda.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM

Bab ini menjelaskan atau menceritakan tentang

pendefenisian kecelakaan lalu lintas.

BAB 4 : PENGOLAHAN DATA

Bab ini menguraikan proses pengolahan data pada

regresi linier berganda, anlisis korelasi, dan

koefisien kecelakaan lalu lintas.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menguraikan proses pengolahan data dengan

program yang akan digunakan yaitu SPSS mulai

data input hingga data hasil outputnya yang

membantu dalam menyelesaikan permasalahan

dalam penulisan.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri atas kesimpulan dan hasil analisa

yang telah dilakukan serta saran berdasarkan

kesimpulan yang diperoleh yang tentunya

bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Regresi

Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli yang bernama Francis

Galton dalam makalah berjudul Regression Towered Mediacraty in Hereditary

Statue. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

dengan penilitiannya terhadap tinggi badan manusia. Galton melakukan suatu

penelitian dimana penelitian tersebut membandingkan antara tinggi anak laki-laki

dan tinggi badan ayahnya. Galton menunjukkan bahwa tinggi badan anak laki-laki

dari ayah yang tinggi setelah beberapa generasi cenderung mundur (Regressed)

pendek cenderung lebih tinggi dari ayahnya, jadi seolah-olah semua anak laki-laki

yang tinggi dan anak laki-laki yang pendek bergerak menuju kerata-rata tinggi

dari seluruh anak laki-laki. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya tinggi anak mengikuti tinggi orang tuanya.

Regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan niai suatu

variabel (tinggi badan anak) terhadap variabel yang lain (tinggi badan orang tua).

Pada perkembangan selanjutnya analisis regresi dapat digunakan sebagai alat

untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa

variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Jadi analisis regresi

(20)

variabel tidak bebas (dependent variable) pada satu atau lebih variabel bebas

(independent variable) yang menerangkan. Dengan tujuan untuk memperkirakan

atau meramalkan nilai rata-rata dari variabel tidak bebas apabila variabel yang

menerangkan sudah diketahui.

2.2Analisis Regresi Linier

Analisis regresi linier merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan

dalam pola persamaan yang menyatakan hubungan fungsional antara dua variabel

atau lebih. Analisis regresi linier dapat digunakan untuk dua hal yaitu:

1. Untuk memperoleh suatu persamaan hubungan antara dua variabel

persamaan garis yang dapat disebut persamaan regresi yang dapat

berbentuk linier atau nonlinier.

2. Meramalkan atau menduga nillai dari suatu variabel dalam hubungannya

dengan variabel lain yang diketahui melalui persamaan garis regresinya.

Analisis regresi terdiri dari dua bentuk, yaitu:

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier sederhana merupakan bentuk regresi dengan model

yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yaitu variabel

(21)

linier berganda merupakan bentuk regresi dengan model yang memiliki hubungan

antara tiga variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya satu variabel dependent

dan dua variabel independent.

Analisis regresi berguna untuk mendapatkan hubungan fungsional antar

dua variabel bebas terhadap variabel tidak bebas atau meramalkan pengaruh

variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dalam suatu fenomena yang

kompleks. Jika, X1, X2, ..., Xk adalah variabel-variabel bebas dan Y variabel

terikat, maka terdapat hubungan fungsional antara X dan Y, dimana variasi dari X

akan diiringi pula oleh variasi dari Y. Jika dibuat secara matematis hubungan itu

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Dimana: Y= f(X1, X2, ..., Xk, e)

Y adalah variabel dependent (terikat)

X adalah variabel independent (bebas)

e adalah variabel residu (disturbace term)

Berkaitan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada empat kegiatan yang

lazim dilaksanakan yaitu:

1. Menguji seberapa besar variasi variabel dependent dapat diterangkan oleh

variasi independent.

2. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris.

3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak.

4. Melihat apakah tanda magnitude dari estimasi parameter cocok dengan

(22)

2.2.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk

memperkirakan hubungan antara dua variabel dimana hanya terdapat satu variabel

atau peubah bebas X dan satu peubah terikat Y.

Dalam bentuk persamaan, model regresi sederhana adalah:

Y = a + bX (2. 1)

Dimana: Y adalah variabel dependent (terikat)

X adalah variabel independen (bebas)

a adalah penduga bagi intercept (α)

b adalah penduga bagi koefisien regresi (β)

Penggunaan regresi linier sederhana didasarkan pada asumsi diantaranya sebagai

berikut:

1. Model regresi dispesifikasi secara benar. Tidak terdapat bias spesifikasi

dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.

2. Model regresi harus linier dalam parameter.

3. Variabel bebas tidak berkorelasi dengan disturbance term (error).

4. Nilai disturbance term sebesar 0 atau dengan simbol (E (U/X) ) = 0.

5. Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan.

6. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka antara variabel bebas

(explanatory) tidak ada hubungan yang nyata.

(23)

2.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda merupakan analisis regresi yang menjelaskan

hubungan antara peubah respon (variabel terikat) dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi lebih dari satu prediktor (variabel bebas). Regresi linier berganda

hampir sama dengan regresi linier sederhana hanya saja pada regresi linier

berganda variabel penduga (variabel bebas) lebih dari satu variabel.

Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk membuat sebuah

model yang baik (sebuah persamaan perkiraan hubungan Y terhadap

variabel-variabel bebas) yang akan memungkinkan untuk menaksir Y. Untuk

memperkirakan nilai variabel dependen Y, akan lebih baik apabila ikut

memperhitungkan variabel-variabel independen lain yang ikut mempengaruhi

nilai Y, dengan demikian dimiliki hubungan antara satu variabel dependen Y

dengan beberapa variabel lain yang independen X1, X2, dan X3, ..., Xk. Dalam

pembahasan mengenai regresi linier sederhana, simbol yang digunakan untuk

variabel independentnya adalah X. Dalam regresi linier berganda, persamaan

regresinya memiliki lebih dari satu variabel independent maka perlu menambah

tanda bilangan pada setiap variabel tersebut, dalam hal ini X1, X2, ..., Xk.

Secara umum persamaan regresi linier berganda dapat ditulis sebagai berikut:

(Untuk Populasi)

(24)

(Untuk Sampel)

Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + . . . + bkXk + ԑi (2. 3)

Dimana: i = 1, 2, . . . , n

b0, b1, b2, ..., bk dan ԑadalah pendugaan atas β0, β1, β2,..., βk dan ԑ.

Dalam penelitian ini digunakan empat variabel yang terdiri dari satu

variabel dependent Y dan tiga variabel independent X yaitu: X1, X2, dan X3. Maka

persamaan regresi linier bergandanya adalah:

Ŷ = b0 + b1X1i + b2X2i + b3X3i (2. 4)

Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan empat bentuk yaitu:

∑ Yi = b0n + b1 ∑ X1i + b2 ∑X2i + b3∑X3i (2. 5)

∑ YiX1i = b0 ∑ X1i + b1 ∑�� + b2 ∑ X1i X2i + b3∑ X1i X3i (2. 6)

∑ YiX2i = b0 ∑ X2i + b1 ∑ X1i X2i + b2 ∑�� + b3∑ X2i X3i (2. 7)

(25)

2.3 Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan

terlebih dahulu diperiksa setidaknya mengenai kelinieran dan keberartiannya.

Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis. Uji keberartian dilakukan

untuk meyakinkan diri apakah regresi yang didapat berdasarkan penilitian ada

artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah

peubah yang sedang dipelajari.

Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu Jumlah

Kuadrat untuk regresi yang ditulis JKreg dan Jumlah Kuadrat untuk sisa (residu)

yang ditulis JKres.

Jika �1� =�1�− ��1�,�2� =�2�− ��2, … ,�� = ��� − ��� dan �� = � − �� maka

secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari:

JKreg = b1 ∑ �1i yi + b2 ∑ �2i yi + b3 ∑ �3i yi (2. 10)

Dengan derajat kebebasan dk = k

JKres = ∑ (YiŶi)2 (2. 11)

Dengan derajat kebebasan dk = ( n – k – l ) untuk sampel berukuran n.

Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan:

Fhitung = ����� /�

����� /(�−�−�) (2. 12)

Dimana statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat

(26)

2.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat

signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval.

Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran

tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan

tingkat signifikansi adalah probabilitas menggunakan kesalahan tipe I, yaitu

kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan

pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan tingkat kepercayaan

ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sampel akan mewakili nilai populasi

dimana sampel berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua hipotesis

yaitu: H0 (hipotesis nol) dan Ha (hipotesis alternatif). H0 bertujuan untuk

memberikan usulan dugaan kemungkinan tidak adanya perbedaan antara

perkiraan penilitian dengan keadaan yang sesungguhnya yang diteliti. Ha

bertujuan memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan dengan

keadaan sesungguhnya yang diteliti.

Pembentukan suatu hipotesis memerlukan teori-teori maupun hasil

penelitian terlebih dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang

diusulkan. Dalam membentuk hipotesis ada beberapa hal yang di pertimbangkan:

1) Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang diusulkan.

2) Penentuan nilai hitung statistik.

3) Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian (one tailed

(27)

4) Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang

diusulkan.

Dalam pengujian keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk

pengujian hipotesis ini antara lain:

1) H0: β0= β1= . . . = βk = 0

Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikansi antara variabel

bebas dengan variabel terikat.

Ha : minimal satu parameter koefisien regresi βk yang ≠ 0 terdapat

hubungan fungsional yang signifikansi antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

2) Pilih taraf α yang diinginkan.

3) Hitung statistik Fhitung dengan menggunakan persamaan.

4) Nilai Ftabelmenggunakan daftar tabel F dengan taraf signifikansi α.

5) Kriteria pengujian : jika Fhitung≥ Ftabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Sebaliknya jika Fhitung≤ Ftabel , maka H0 dan Ha ditolak.

2.5 Koefisien Determinansi

Koefisien determinansi yang disimbolkan dengan R2 bertujuan untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk

(28)

terikat. Nilai R2 dikatakan baik jika berada diatas 0,5 karen nilai R2 berkisar antara 0 dan 1. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat dikatakan

layak dipakai untuk penilitian, karena sebagian besar variabel terikat dijelaskan

oleh variabel bebas yang digunakan dalam model.

Koefisien determinansi dapat dihitung dari:

�� =��∑����� + ��∑����� + . . . + ��∑�����

∑( �Ȳ )� (2. 13)

Sehingga rumus umum koefisien determinansi yaitu

�� = ����� ∑�=�� ���

(2.14)

Harga R2 diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang

dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.

2.6 Uji Korelasi

Uji korelasi terdiri dari Pearson, Spearman, dan Kendall. Uji korelasi bertujuan

untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan

fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan). Uji korelasi tidak

membedakan jenis variabel (tidak ada varaiabel bebas maupun variabel tak

bebas). Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Jika

(29)

menggunakan korelasi Pearson (karena memenuhi asumsi parametrik). Jika

jumlah sampel kurang dari 30 (sampel kecil) dan kondisi data tidak normal maka

sebaiknya menggunakan korelasi Spearman atau Kendall (karena memenuhi

asumsi non-parametrik).

2.6.1 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi biasanya disimbolkan dengan r. Nilai koefisien korelasi

merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan (keeratan) suatu

hubungan antar variabel.

Untuk mencari korelasi antar variabel dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel dependen Y dengan

tiga variabel independen X1, X2, X3 yaitu:

�= � ∑X�Y� − (∑ X�)(∑Y�)

�{ � ∑X2− (∑X)2} { � ∑Y2− (∑Y)2}

(2. 15)

2. Koefisien korelasi antara Y dengan X1

���1 = � ∑

X1�Y − (∑X1�)(∑Y)

�{�∑X1�2 − (∑X1�)2} {�∑Y2− (∑Y)2}

(2. 16)

3. Koefisien korelasi antara Y dengan X2

���2 = � ∑

X2�Y − (∑X2�)(∑Y)

�{�∑X2�2 − (∑X2�)2} {�∑Y2− (∑Y)2}

(30)

4. Koefisien korelasi antara Y dengan X3

���3 = � ∑

X3�Y − (∑X3�)(∑Y)

�{�∑X3�2 − (∑X3�)2} {�∑Y2− (∑Y)2}

(2. 18)

Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien

korelasi adalah plus (+) atau minus (-) yang menunjukkan arah korelasi. Makna

sifat korelasi yaitu:

1. Tanda positif (+) pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang

searah (korelasi positif). Artinya jika suatu nilai variabel mengalami

kenaikan maka nilai variabel yang lain juga mengalami kenaikan dan

demikian juga sebaliknya.

2. Tanda negatif (-) pada koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang

berlawanan arah (korelasi negatif). Artinya jika suatu nilai variabel

mengalami kenaikan maka nilai variabel yang lain juga mengalami

penurunan dan demikian juga sebaliknya.

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah.

2. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.

3. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat.

4. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.

5. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat

sekali.

(31)

Analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan derajat hubungan

antar dua variabel. Derajat hubungan antara dua variabel disebut korelasi

sederhana sedangkan derajat yang berkaitan dengan tiga atau lebih variabel

disebut sebagai korelasi berganda. Korelasi dapat bersifat linier atau nonlinier.

2.7 Uji Korelasi Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui bagaimana keberartian setiap variabel bebas dalam regresi,

perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai koefisien-koefisien regresi.

Misalkan populasi memiliki model regresi linier berganda, yaitu:

��,�,�,…,� = ��+����+����+ … +����

Yang berdasarkan sebuah sampel acak berukuran n ditaksir oleh regresi

berbentuk: Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + . . . + bkXk

Akan dilakukan pengujian hipotesis dalam bentuk:

H0: β1 = 0, i = 1, 2, ..., k Ha : β2≠ 0, i = 1, 2, ..., k

Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran Sy 1, 2, ..., k

jumlah kuadrat-kuadrat ∑ij2 dengan X�� = X−X� dan koefisien korelasi ganda

antara masing-masing variabel independen X dengan variabel dependen Y dalam

(32)

Dengan besaran-besaran ini dibentuk kekeliruan baku koefisien b, yakni:

��� = �

s2 .12

�∑x��2�(1− �2) (2. 19)

Dimana:

��2 .12…� =

∑( Y − Ȳ)2 � − � −1

��2 = (X

��− X��)2

�2 = ����� ∑�=1 �2

Selanjutnya dihitung statistik:

�� = ��

�� (2. 20)

Dengan kriteria pengujian: jika ��> ������, maka H0 ditolak dan jika ��< ������, maka H0 diterima yang akan berdistribusi t dengan derajat kebebasan

(33)

BAB 3

GAMBARAN UMUM

3.1 Pengertian Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu

lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah

permukaan tanah dan atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,

jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat

oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan jenis konstruksinya sehingga

dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang

mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat.

Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus

ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan

pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan

akhir dari perencanaan geometrik ini adalah menghasilkan infrastruktur yang

aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat

penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna

(34)

3.2 Klasifikasi Kendaraan

Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina

Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang

jenis kendaraan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Mobil penumpang (Passenger car)

Jenis kendaraan pribadi dengan daya angkut lebih kecil dari 12 orang,

termasuk didalamnya jeep, sedan, dan lain-lain.

2. Mobil bus (Bus)

Semua jenis kendaraan penumpang yang daya angkutnya lebih besar dari

12 orang termasuk didalamnya Pick Up.

3. Mobil gerobak (Truck wagon)

Semua jenis truk yang mempunyai roda 4 keatas, termasuk mobil tangki.

4. Sepeda motor (Motor cycle)

Semua jenis kendaraan bermotor beroda 2, seperti Honda, Yamaha,

Kawasaki, Vespa, dan lain-lain.

3.3 Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Raya

Menurut buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1992 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan beserta Peraturan Pelaksanaannya PP Nomor 41,

42, 43, dan 44 Tahun 1993 (pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

(35)

peristiwa di jalan yang tidak di sangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan

kendaraan yang sedang bergerak dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya,

mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda.

Didalam buku tersebut, korban kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi 3

bagian yaitu:

1. Korban Meninggal

Korban meninggal adalah korban yang sudah dipastikan meninggal

sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 3

hari setelah kecelakaan tersebut.

2. Korban Luka Berat

Korban luka berat merupakan korban yang karena luka-lukanya menderita

cacat tetap atau dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak

terjadinya kecelakaan.

3. Korban Luka Ringan

Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian

korban meninggal dan korban luka berat.

3.4 Jenis dan Bentuk Kecelakaan

Kecelakaan lalu lintas dapat digolongkan atas 3 jenis menurut akibat dari

kecelakaan tersebut yaitu:

(36)

2. Kecelakaan dengan korban luka-luka

3. Kecelakaan dengan kerugian dan kerusakan kendaraan.

PT Jasa Marga mengelompokkan jenis tabrakan yang melatar belakangi

terjadinya kecelakaan lalu lintas menjadi:

1. Tabrakan depan-depan

Merupakan jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju

dimana keduannya saling beradu muka dari arah yang berlawanan, yaitu

bagian depan kendaraan yang satu dengan bagian depan kendaraan

lainnya.

2. Tabrakan depan-samping

Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana

bagian depan kendaraan yang satu menabrak bagian samping kendaraan

lainnya.

3. Tabrakan samping-samping

Merupakan jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju

dimana bagian samping kendaraan yang satu menabrak bagian yang lain.

4. Tabrakan depan-belakang

Merupakan jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju

dimana bagian depan kendaraan yang satu menabrak bagian belakang

kendaraan di depannya dan kendaraan tersebut berada pada arah yang

(37)

5. Menabrak penyeberang jalan

Adalah jenis tabrakan antara kendaraan yang tengah melaju dan pejalan

kaki yang sedang menyeberang jalan.

6. Tabrakan sendiri

Merupakan jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju

mengalami kecelakaan sendiri atau tunggal.

7. Tabrakan beruntun

Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak

mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang melibatkan dari dua kendaraan

secara beruntun.

8. Menabrak obyek tetap

Merupakan jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju

menabrak obyek tetap dijalan.

3.5 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas

Faktor-faktor penyebab kecelakaan terdiri dari: Faktor manusia (pengemudi),

faktor kendaraan, faktor alam, faktor jalan, dan faktor teknologi.

1. Faktor Manusia (pengemudi)

Pelanggaran atau tindakan yang berbahaya oleh pengemudi, seperti

ugal-ugalan, pengemudi dalam kondisi tidak sadar atau terpengaruh alkohol,

(38)

2. Faktor Kendaraan

Kendaraan yang digunakan untuk memenuhi standar kendaraan yang baik,

seperti tanpa rem yang baik, tanpa lampu penerangan, tanpa lampu tangan

tanda berbahaya.

3. Faktor Alam

Lingkungan juga dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan pada saat

adanya kabut, asap tebal, hujan, genangan air di jalan yang menyebabkan

pengemudi hilang kendali mengemudikan kendaraannya.

4. Faktor Jalan

Jalan yang dilalui kendaraan kurang baik seperti kurangnya lebar badan

jalan sehingga kendaraan melewati jalur lawan atau jalan licin.

5. Faktor Teknologi

Teknologi juga merupakan faktor penyebab kecelakaan, misalnya pada

saat mengendarai sering sekali pengemudi menggunakan handphone, ini

menyebabkan pengemudi kurang berkonsentrasi dalam mengemudi.

3.6 Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengemudi Kendaraan Bermotor

Kewajiban yang harus ditaati oleh Pengguna Kendaraan Bermotor antara lain:

1. Pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu

lintas wajib:

a. Menghentikan kendaraannya,

(39)

c. Melaporkan kecelakaan tersebut pada Pejabat Kepolisian Negara

Republik Indonesia terdekat.

2. Apabila pengemudi kendaraan bermotor sebagaiman dimaksud pada no.1

oleh karena keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan ketentuan

sebagaimana dimaksudkan pada no.1 huruf a dan b, kepadanya tetap

diwajibkan melaporkan diri kepada Pejabat Kepolisian Negara Republik

Indonesia terdekat.

3. Pengemudi kendaraan bermotor bertanggung jawab atas kerugian yang

diderita oleh penumpang atau pemilik barang atau pihak ketiga, yang

timbul karena kelalaian atau kesalahan pengemudi dalam mengemudikan

kendaraan bermotor, (dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia

No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Beserta

peraturan pelaksanaannya PP No. 41, 42, 43, dan 44 tahun 1993 halaman

(40)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Data yang diperoleh

Data merupakan alat untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu

persoalan. Salah satu kegunaan data adalah untuk memberikan informasi

mengenai gambaran tentang suatu keadaan permasalahan.

Untuk membahas dan memecahkan permasalahan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi kecelakaan lalu lintas, maka penulis mengumpulkan data

yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang akan dianalisis

dalam tugas akhir ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari Kepolisian

Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas Resort

Deli Serdang mengenai jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Deli Serdang

beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

(41)

Tabel 4.1: Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor Kecelakaan Lalu Lintas

di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

NO. BULAN

JUMLAH

KECELAKAAN

LALU LINTAS

FAKTOR KECELAKAAN

MANUSIA ALAM KENDARAAN

1 JANUARI 22 19 1 0

Sumber: Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat Lalu Lintas Resort Deli Serdan

Untuk memperoleh model yang cocok dalam menduga tingkat kecelakaan

lalu lintas berdasarkan faktor-faktor penduga tersebut maka penulis menggunakan

analisis regresi dengan 1 variabel terikat (dependent variable) dan 3 variabel

bebas (independent variable).

Keterangan:

Yi : Jumlah kecelakaan lalu lintas

X1i : Jumlah kecelakaan lalu lintas karena Manusia

X2i : Jumlah kecelakaan lalu lintas karena Alam

(42)

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Sebelum membentuk persamaan regresi linier berganda maka terlebih dahulu

menghitung koefisien-koefisien regresinya. Koefisien-koefisien regresinya dapat

dicari berdasarkan tabel 4.1

Persamaan regresinya adalah:

Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3

Tabel 4.2 Nilai-Nilai Yang Diperlukan Untuk Membentuk Koefisien

(43)

sambungan tabel 4.2

Dari tabel tersebut diperoleh harga-harga sebagai berikut:

(44)

Rumus umum persamaan regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas yaitu:

Ŷ = b0 + b1X1i + b2X2i + b3X3i (4. 1)

Dan diperoleh melalui persamaan-persamaan berikut:

∑ Yi = b0n + b1 ∑ X1i + b2 ∑X2i + b3∑X3i (4. 2)

∑ YiX1i = b0 ∑ X1i + b1 ∑ X21i + b2 ∑ X1i X2i + b3∑ X1i X3i (4. 3)

∑ YiX2i = b0 ∑ X2i + b1 ∑ X1i X2i + b2 ∑ X2i2 + b3∑ X2i X3i (4. 4)

∑ YiX3i = b0∑ X3i + b1 ∑ X1i X3i + b2 ∑ X2i X3i + b3∑ X3i2 (4. 5)

Harga-harga yang telah diperoleh disubstitusikan kedalam bentuk persamaan

tersebut maka didapatkan:

337 = b0 12 + b1 221 + b2 7 + b3 67

6748 = b0 221 + b1 4379 + b2 135 + b3 1301

226 = b0 7 + b1 135 + b2 9 + b3 41

2096 = b0 67 + b1 1301 + b2 41 + b3 475

Setelah selesai mensubstitusikan persamaan di atas, maka didapat

koefisien-koefisien regresi linier berganda sebagai berikut:

b0 = -6,771

b1 = 1,441

b2 = 3,773

b3 = 1,095

(45)

Dari koefisien-koefisien yang diperoleh dibentuklah model persamaan regresi

linier berganda:

Ŷ = b0 + b1X1i + b2X2i + b3X3i (4. 6)

Ŷ = -6,771 + 1,441 X1 + 3,773 X2 + 1,095 X3

4.3 Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan

terlebih dahulu diperiksa setidak-tidaknya mengenai kelinieran dan

keberartiannya. Perumusan hipotesisnya adalah:

H0: β0= β1= . . . = βk = 0

Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel independen

yaitu manusia, alam dan kendaraan dengan variabel dependent yaitu jumlah

kecelakaan.

H1 : Minimal satu parameter koefisien regresi βk yang ≠ 0 terdapat hubungan

fungsional yang signifikan antara variabel independent yaitu manusia, alam, dan

kendaraan dengan variabel dependent yaitu jumlah kecelakaan.

Kriteria pengujian : jika Fhitung≥ Ftabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima.

(46)

Untuk menguji model regresi yang terbentuk, diperlukan dua macam

jumlah kuadrat (JK) yaitu JK untuk regresi (JKreg) dan JK untuk sisa (JKres) yang

akan didapatkan setelah mengetahui nilai-nilai:

X1�= X1�−X�1 X3� = X3�− X�3

X2�= X2�−X�2 y = Y −Y�

Nilai �1, �2, �3, dan y diperoleh dari tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 : Nilai-Nilai Yang Diperoleh Untuk Uji Keberartian Regresi

(47)

Sambungan tabel 4.3

559,4232 29,4168 219,0168 336,985 0,015 198,66234 1324,917

Dimana:

Dari tabel tersebut diperoleh nilai-nilai berikut:

∑x1iyi = 559,4232

∑x2iyi = 29,4168

∑x3iyi = 219,0168

(48)

Sehingga diperoleh dua macam jumlah kuadrat-kuadrat yakni JKreg dan JKres

sebagai berikut:

JKreg = b1∑x1iyi + b2∑x2iyi + b3∑x3iyi (4. 7)

= (1,441)(559,4232) + (3,773)(29,4168) + (1,095)(219,0168)

= 806,12883 + 110,98959 + 239,8234

= 1156,9418

JKres = ∑(Y − Y�)2 (4. 8)

= 198,66234

Jadi Fhitung dapat dicari dengan:

Fhitung = JK���/�

Untuk Ftabel, yaitu nilai statistik F jika dilihat dari tabel distribusi F dengan

derajat kebebasan pembilang V1 = k dan penyebut V2 = n-k-1, dan α = 5% = 0,05

(49)

Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai Fhitung (15,53) > Ftabel (4,07),

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan linier berganda Y atas

X1, X2, X3 bersifat nyata yang berarti bahwa jumlah kecelakaan lalu lintas yang

diakibatkan oleh faktor manusia, alam, dan kendaraan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap terjadinya tingkat kecelakaan lalu lintas (perhitungan dapat

dilihat pada output SPSS di lampiran 1 tabel anova).

4.4 Koefisien Determinansi

Dari tabel 4.3 dapat dilihat harga ∑�2=1324,917 dan nilai JKreg =1156,9418 telah

dihitung sebelumnya, maka diperoleh nilai koefisien determinansi:

R2 = JK���

Untuk koefisien korelasi ganda maka:

R =√R2

R =√0,8732183

(50)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi (R) yaitu sebesar 0,934

yang menunjukkan bahwa korelasi antara variabel bebas X dengan variabel tak

bebas Y berhubungan secara positif dengan tingkat yang tinggi. Adapun nilai

koefisien determinasi R2 diperoleh sebesar 0,8732183 yang berarti sekitar 87% tingkat kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh faktor manusia, alam, dan

kendaraan. Sedangkan sisanya 100% - 87% = 13% dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain (perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di lampiran 1 tabel Model

Summary).

4.5 Koefisiensi Korelasi

4.5.1 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Independent dan Variabel

Dependent

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependent, maka dari tabel 4.2 dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu:

1. Koefisien korelasi antara tingkat kecelakaan lalu lintas (Y) dengan jumlah

kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor manusia (X1).

���1= �∑

�{52548−48841}{129468−113569

= 6499

(51)

= 6499 7677,24

= 0,847

2. Koefisien korelasi antara tingkat kecelakaan lalu lintas (Y) dengan jumlah

kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor alam (X2).

���2 = �∑

3. Koefisien korelasi antara tingkat kecelakaan lalu lintas (Y) dengan jumlah

kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor kendaraan (X3).

���3 = �∑

�{5700−4489}{129468−113569}

= 2573

(52)

= 2573 4388,62

= 0,586

4.5.2 Perhitungan Korelasi Antara Variabel independent

1. Koefisien korelasi antara jumlah faktor manusia (X1) dengan jumlah faktor

alam (X2):

2. Koefisien korelasi antara jumlah faktor manusia (X1) dengan jumlah faktor

(53)

= 15612−14807

�{52548−48841}{5700−4489}

= 805

√4489177

= 805

2118,77

= 0,380

3. Koefisien korelasi antara jumlah faktor alam (X2) dengan jumlah faktor

kendaraan (X3):

Dari perhitungan koefisien korelasi baik antara variabel independent terhadap

variabel dependent maupun antara sesama variabel bebas diperoleh kesimpulan

(54)

1. ���1= 0,847 ; variabel X1 berkorelasi sangat kuat terhadap variabel Y

2. ���2= 0,364 ; variabel X2 berkorelasi lemah terhadap variabel Y

3. ���3= 0,586 ; variabel X3 berkorelasi kuat terhadap variabel Y

4. �12 = 0,156 ; variabel X1 berkorelasi sangat lemah terhadap variabel X2

5. �13 = 0,380 ; variabel X1 berkorelasi lemah terhadap variabel X3

6. �23 = 0,086 ; variabel X2 berkorelasi sangat lemah terhadap variabel X3

(perhitungan dapat dilihat pada output SPSS di lampiran 1 tabel Correlations).

4.6 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

Dari hasil perhitungan diperoleh model persamaan regresi linier berganda:

Ŷ = -6,771 + 1,441 X1 + 3,773 X2 + 1,095 X3

Untuk mengetahui bagaimana keberartian setiap variabel bebas dalam persamaan

regresi tersebut, maka perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai

koefisien-koefisien regresinya.

Langka-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Pengujian

H0: β1 = 0 ; i = 1, 2, ..., k

Terdapat pengaruh yang signifikan antara koefisien X1, X2, dan X3

terhadap Y

H1: β1≠ 0 ; i = 1, 2, ..., k

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara koefisien X1, X2, dan X3

(55)

2. Taraf nyata (signifikansi) α = 0,05

3. Dengan kriteria penguji: jika t > t�����, maka tolak H0 dan jika t� < t�����, maka terima H0

4. Ambil kesimpulan berdasarkan hasil pengujian

Tabel 4.4: Nilai-nilai yang diperlukan untuk Uji Koefisien Regresi Linier

(56)

Dari tabel tersebut diperoleh nilai-nilai berikut:

x1�2 = 339,2368

x2�2 = 4,9168

x3�2 = 130,1168

Untuk melakukan pengujian diperlukan rumus:

(57)

�12 = 0,156

�13 = 0,380

�23= 0,086

Dari harga-harga tersebut dapat dihitung nilai kekeliruan baku koefisien bi sebagai

(58)
(59)

Kemudian didapatkan nilai distribusi student

Maka dari perhitungan thitung di atas diperoleh:

t1 > ttabel maka H0 ditolak ; t1 (5,259) > ttabel (2,31)

t2 < ttabel maka H0 diterima ; t2 (1,553) < ttabel (2,31)

t3 > ttabel maka H0 ditolak ; t3 (2,499) > ttabel (2,31)

Dari ketiga koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel X1 (manusia)

dan X3 (kendaraan) memberikan pengaruh yang berarti terhadap tingkat

kecelakaan lalu lintas, sedangkan variabel X2 (alam) tidak memberikan pengaruh

yang berarti terhadap tingkat kecelakaan lalu lintas (perhitungan dapat dilihat

(60)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah tahapan hasil desain tertulis kedalam programming

dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi ataupun

prosedur untuk menyelesaikan desain sistem, yang mana dalam hal ini

implementasi sistem digunakan untuk menganalisa data-data yang dianggap

mempengaruhi tingkat kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Deliserdang tahun

2013.

Adapun implementasi yang digunakan untuk menganalisa hubungan

ataupun pengaruh tingkat kecelakaan lalu lintas adalah SPSS. Diharapkan dengan

menggunakan SPSS ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam

hal:

1. Pemahaman elemen dari lembar kerja SPSS

2. Pendayagunaan fasilitas SPSS

3. Menganalisa data dan lembar kerja

(61)

5.2 Peranan Komputer dalam Statistika

Komputer memegang peranan yang sangat penting dalam statistika. Komputer

bekerja secara efisien dalam pengolahan data mempunyai karakteristik yaitu:

1. Jumlah Input yang besar

Jumlah input yang besar akan dapat diolah komputer dengan mudah

semudah kita mengolah data yang jumlahnya sedikit sehingga komputer

akan dapat bekerja secara efisien pada pengolahan data dengan

menggunakan input yang besar.

2. Diperlukan kecepatan tinggi

Komputer dapat melakukan proses pengolahan jumlah data yang besar

dalam waktu yang singkat. Jumlah data yang besar dan sedikit akan sama

cepatnya diolah komputer, yang membedakannya hanya pada proses

pemasukkan data saja.

3. Diperlukan kecepatan yang tinggi

Komputer yang telah terprogram dengan benar akan melakukan proses

pengolahan yang tepat. Kesalahan informasi yang mungkin dihasilkan

hanya terjadi pada proses pemasukkan data saja.

4. Pengolahan hal yang kompleks

Hubungan antar fenomena yang kompleks akan dapat dipecahkan dengan

menggunakan komputer dalam waktu yang tepat dan cepat.

SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga

(62)

SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistik untuk ilmu sosial

(SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences),

sekarang diperluas untuk melayani berbagai user, seperti untuk proses produksi

dipabrik, riset ilmu-ilmu sains dan lainnya. Sehingga sekarang kepanjangan SPSS

adalah Statistical Product and Services Solutions. Kelebihan program ini adalah

kita dapat melakukan secara lebih cepat semua perhitungan statistik dari yang

sederhana sampai yang rumit sekalipun yang jika kita lakukan secara manual akan

memakan waktu yang lebh lama.

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS

1. Memulai SPSS pada Window yaitu sebagai berikut:

1. Pilih dan tekan tombol start dari keyboard

2. Pilih SPSS inc, PASW Statistic 17

(63)

Maka SPSS siap untuk dipergunakan. Jika ingin membuka file, pilih nama

file yang disimpan dan klik open. Jika akan memulai mendesain variabel dan akan

memasukkan data, pilih cancel.

2. Memasukkan data kedalam SPSS

SPSS Data Editor mempunyai 2 tipe lingkungan kerja yaitu: Data View dan

Variabel View. Untuk menyusun definisi variabel, posisi tampilan SPSS Data

Editor pilih variabel View. Lakukan dengan mengklik tab Sheet variabel view

yang berada di bagian kiri bawah atau langsung menekan Ctrl+T. Tampilan

variabel view juga dapat dimunculkan dari View lalu pilih Variabel.

(64)

Pada tampilan jendela Variabel View terdapat kolom-kolom berikut:

Name : untuk memasukkan nama variabel yang akan diuji

Type : untuk mendefenisikan tipe apakah bersifat numeric atau

string

Width : untuk menuliskan panjang pendek variabel

Decimal : untuk menuliskan jumlah decimal dibelakang koma

Label : untuk menuliskan label variabel

Values : untuk menuliskan nilai kuantitatif dari variabel yang skala

pengukurannya ordinal atau nominal bukan scale

Missing : untuk menuliskan ada tidaknya jawaban kosong

Columns : untuk menuliskan lebar kolom

Align : untuk menuliskan rata kanan, kiri, atau tengah

penempatan teks atau angka di Data View

Measure : untuk menentukan skala pengukuran variabel, misalnya

nominal, ordinal, atau scale

(65)

Gambar 5.3 Tampilan Pemasukkan Data Pada Icon Data View

5.4 Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Dari menu utama SPSS, klik menu Analayze, lalu pilih sub menu

(66)

Gambar 5.4 Pilih Analyze, Regression, Linear

2. Setelah itu akan muncul kotak dialog Linear Regression, pada kotak dialog

ini akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji. Masukkan variabel

tak bebas Y (jumlah kecelakaan lalu lintas) pada kotak Dependent, dan

variabel bebas X (manusia, alam, kendaraan) pada kotak Independent

seperti gambar berikut:

(67)

3. Klik kotak Statistic pada kotak dialog Linear Regression, kemudian

aktifkan Estimate, Model fit, Descriptive dan Casewise diagnostics, lalu

klik continue untuk melanjutkan seperti pada gambar berikut:

Gambar 5.6 Kotak Dialog Linear Regression: Statistics

4. Selanjutnya klik kotak Plots pada kotak dialog Linear Regression untuk

membuat grafik, isi kolom Y dengan pilihan SRESID dan kolom X dengan

ZPRED, kemudian klik Next. Isi kolom Y dengan ZPRED dan kolom X

dengan DEPENDENT. Pada Standardizes Residual Plots, aktifkan

Histogram dan Normal Probability Plot. Lalu klik Continue untuk

(68)

Gambar 5.7 Kotak Dialog Linear Regression: Plots

5. Kemudian klik tombol Options pada kotak dialog Linear Regression

sehingga muncul kotak dialog yang baru. Pada Stepping Method Criteria,

aktifkan Use Probability of F dengan standard error 0,05 oleh karena itu

masukkan nilai entry 0,05. Aktifkan include in aquation dan Exclude

(69)

Gambar 5.8 Kotak Dialog Linear Regression: Options

6. Selanjutnya klik Ok pada kotak dialog Linear Regression.

5.5 Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Dari menu utama SPSS, klik menu Analyze, lalu pilih sub menu Correlate

(70)

Gambar 5.9 Pilih Analyze, Correlate, Bivariate

2. Pada kotak dialog Bivariate Correlations akan ditampilkan

variabel-variabel yang akan diuji. Pindahkan variabel-variabel-variabel-variabel tersebut kedalam

kotak variabels.

3. Pada kolom Correlations Coefficients aktifkan Pearson, pada kolom Test

of Significant aktifkan Two-Tailed dan Flag Significant Correlations, lalu

(71)
(72)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan antara lain:

1. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh model

persamaan linier ganda yaitu:

Ŷ = -6,771 + 1,441 X1 + 3,773 X2 + 1,095 X3 atau dengan kata lain jumlah

kecelakaan lalu lintas = -6,771 + 1,441 faktor kecelakaan manusia + 3,773

faktor kecelakaan pengaruh alam + 1,095 faktor kecelakaan kendaraan.

2. Dengan taraf kepercayaan α = 0,05 ; derajat kebebasan (degree of

independent) dkpembilang= 3 dan dkpenyebut =� − � − � = 12-3-1 = 8,

diperoleh Ftabel = 4,07 dan dari perhitungan diperoleh Fhitung = 15,53.

Maka Fhitung (15,53) > Ftabel (4,07), maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Hal ini berarti persamaan linier berganda Y atas X1, X2, X3 bersifat nyata

(73)

faktor manusia, alam, kendaraan secara bersama-sama mempengaruhi

terjadinya tingkat kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Deli Serdang.

3. Dari perhitungan diperoleh nilai korelasi (R) yaitu sebesar 0,934 yang

berarti bahwa korelasi antara variabel independent X dengan variabel

dependent Y berhubungan secara positif dengan tingkat yang tinggi.

Adapun nilai koefisien determinasi R2 diperoleh sebesar 0,8732183 yang berarti sekitar 87% tingkat kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh faktor

manusia, alam, dan kendaraan. Sedangkan sisanya sebesar 100% - 87% =

13% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4. Dari perhitungan koefisien korelasi antara masing-masing variabel X1, X2,

X3 dengan variabel Y diperoleh:

1. Hubungan antara tingkat kecelakaan lalu lintas dengan faktor manusia

adalah sebesar 0,847

2. Hubungan antara tingkat kecelakaan lalu lintas dengan faktor alam

adalah sebesar 0,364

3. Hubungan antara tingkat kecelakaan lalu lintas dengan faktor

kendaraan adalah sebesar 0,586

Maka faktor yang paling berpengaruhi terhadap tingginya tingkat

kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Deli Serdang adalah faktor manusia

(74)

5. Dari hasil perhitungan untuk taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan dk

= (n-k-1) = (12-3-1) = 8 dari tabel distribusi student t diperoleh ttabel =

t(n−k−1,α/2) = t(12−3−1,0,025) = 2,31.

Maka dari perhitungan thitung di peroleh:

t1 > ttabel maka H0 ditolak ; t1 (5,259) > ttabel (2,31)

t2 < ttabel maka H0 diterima ; t2 (1,553) < ttabel (2,31)

t3 > ttabel maka H0 ditolak ; t3 (2,499) > ttabel (2,31)

Dari ketiga koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel X1

(manusia) dan X3 (kendaraan) memberikan pengaruh yang berarti terhadap

tingkat kecelakaan lalu lintas, sedangkan variabel X2 (alam) tidak

memberikan pengaruh yang berarti terhadap tingkat kecelakaan lalu lintas.

6.2 Saran

Dari analisa dan kesimpulan yang telah di dapat, ada beberapa saran yang penulis

dapat berikan, yang mungkin bisa membantu masyarakat maupun pemerintah

dalam mengendalikan tingkat kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Deli Serdang

adalah sebagai berikut:

1. Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa di jalan yang tidak

disangka-sangka maka, masyarakat Kabupaten Deli Serdang sebaiknya

(75)

kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua untuk mengurangi

terjadinya kecelakaan lalu lintas.

2. Bagi pihak pemerintah Kabupaten Deli Serdang seperti pihak Satuan lalu

lintas dan dinas Perhubungan hendaklah lebih memperhatikan

faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas agar

bisa mengambil kebijakan untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas

tersebut demi keselamatan masyarakat dan untuk mengurangi tingkat

kematian di Kabupaten Deli Serdang yang disebabkan oleh kecelakaan

(76)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Kedua.

Yogyakarta: BPFE.

Hartono. 2004. Satistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat,

Kemasyarakatan, Kependidikan dan Perempuan (LSFK2P).

Hartono. 2008. Analisis Data Statistika dan Penelitian dengan SPSS 16.

Pekanbaru: Zanafa

Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara Direktorat

Lalu Lintas. 2014. Anatomi Laka Lantas Polres Deli Serdang Laporan

Tahunan: Januari sd Desember 2013. Deli Serdang: Ditlantas Polres Deli

Serdang

Sudjana. 2002. Metoda Statistika Edisi ke-6. Bandung: Tarsito

Suharjo, Bambang. 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Sutarman, Marpongahtun, dkk. 2013. Panduan Tatacara Penulisan Tugas Akhir

Edisi kedua. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Unuversitas Sumatera Utara.

Walpole, E. Ronald. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia.

Pustaka Utama.

Yamin, Sofyan., Rachmach, Lien, A., dan Kurniawan, Heri. 2011. Regresi dan

Korelasi Dalam Genggaman Anda. Salemba Empat. Jakarta.

(77)

LAMPIRAN

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Jumlah Kecelakaan 28.08 10.975 12

Manusia 18.42 5.299 12

Alam .58 .669 12

Kendaraan 5.58 3.029 12

Correlations

Jumlah

Kecelakaan Manusia Alam Kendaraan

Pearson Correlation Jumlah Kecelakaan 1.000 .847 .364 .586

Manusia .847 1.000 .156 .380

Alam .364 .156 1.000 .086

Kendaraan .586 .380 .086 1.000

Sig. (1-tailed) Jumlah Kecelakaan . .000 .122 .023

Manusia .000 . .314 .112

Alam .122 .314 . .395

(78)

N Jumlah Kecelakaan 12 12 12 12

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Kendaraan, Alam, Manusia

(79)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1126.254 3 375.418 15.118 .001a

Residual 198.662 8 24.833

Total 1324.917 11

a. Predictors: (Constant), Kendaraan, Alam, Manusia

b. Dependent Variable: Jumlah Kecelakaan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -6.771 5.503 -1.230 .253

Manusia 1.441 .309 .696 4.659 .002

Alam 3.773 2.276 .230 1.658 .136

Kendaraan 1.095 .537 .302 2.041 .076

(80)

Casewise Diagnosticsa

Case

Number Std. Residual

Jumlah

Kecelakaan Predicted Value Residual

1 -.478 22 24.38 -2.382

2 .163 19 18.19 .813

3 .113 18 17.44 .562

4 -.456 16 18.27 -2.272

5 .094 19 18.53 .467

6 -.532 20 22.65 -2.652

7 -.523 28 30.61 -2.606

8 -.213 29 30.06 -1.061

9 -.170 48 48.85 -.847

10 -1.002 37 41.99 -4.993

11 .675 37 33.64 3.365

12 2.329 44 32.39 11.607

(81)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 17.44 48.85 28.08 10.119 12

Std. Predicted Value -1.052 2.052 .000 1.000 12

Standard Error of Predicted

Value

1.744 4.283 2.785 .756 12

Adjusted Predicted Value 17.27 51.24 28.66 10.935 12

Residual -4.993 11.607 .000 4.250 12

Std. Residual -1.002 2.329 .000 .853 12

Stud. Residual -1.378 2.486 -.045 .979 12

Deleted Residual -9.443 13.226 -.580 5.763 12

Stud. Deleted Residual -1.476 4.878 .155 1.596 12

Mahal. Distance .430 7.209 2.750 1.981 12

Cook's Distance .001 .423 .090 .126 12

Centered Leverage Value .039 .655 .250 .180 12

(82)

Correlations

Correlations

Manusia Alam Kendaraan

Jumlah

Kecelakaan

Manusia Pearson Correlation 1 .156 .380 .847**

Sig. (2-tailed) .628 .223 .001

N 12 12 12 12

Alam Pearson Correlation .156 1 .086 .364

Sig. (2-tailed) .628 .790 .244

N 12 12 12 12

Kendaraan Pearson Correlation .380 .086 1 .586*

Sig. (2-tailed) .223 .790 .045

N 12 12 12 12

Jumlah Kecelakaan Pearson Correlation .847** .364 .586* 1

Sig. (2-tailed) .001 .244 .045

N 12 12 12 12

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(83)
(84)
(85)
(86)

Gambar

Tabel 4.1: Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Faktor Kecelakaan Lalu Lintas
Tabel 4.3 : Nilai-Nilai Yang Diperoleh Untuk Uji Keberartian Regresi
Tabel 4.4: Nilai-nilai yang diperlukan untuk Uji Koefisien Regresi Linier
Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan SPSS 17.0
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Regresi Linier Sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel terikat dan

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R 2 untuk pengujian regresi linier. berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk

persamaan regresi linier berganda yang mencakup dua atau lebih variabel,

terikat dan variabel bebas.Sedangkan analisis regresi berganda adalah bentuk regresi dengan model yang memiliki hubungan antara satu variabel terikat dengan dua atau lebih

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan

Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan

Uji Hipotesis Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian ini dilakukan dengan metode regresi linier berganda untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel independen keterlibatan