• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kawasan usaha peternakan (Kunak) Cibungbulang Kawasan usaha peternakan (Kunak) sapi perah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kawasan pengembangan usaha ternak sapi perah, penempatan lokasi ini bertujuan agar usaha ternak sapi perah tidak mengalami gangguan seperti polusi, karena usaha ternak sapi perah membutuhkan daerah yang tenang dengan cuaca sejuk agar menghasilkan kualitas susu yang baik. Kawasan ini diresmikan pada tahun 1997. Kawasan ini terletak di lima desa dan dua kecamatan yaitu Desa Situ Udik, Desa Pamijahan, Desa Pasarean, Desa Ciasihan dan Desa Cibitung, Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Cibungbulang. Desa Situ Udik terletak sekitar lima km dari pusat Kecamatan

Cibungbulang, 40 km dengan pusat pemerintahan Kabupaten Bogor, 175 km dari ibukota provinsi Jawa Barat. Batas wilayah bagian utara berbatasan dengan Desa Situ Ilir Cibungbulang, selatan berbatasan dengan Desa Pasarean Pamijahan, timur berbatasan dengan Desa Cimayang Pamijahan, barat berbatasan dengan Desa Karacak dan Desa Karya Sari. Desa Situ Udik beriklim tropis dengan curah hujan berkisar 236-234 mm, selama satu tahun rata-rata turun hujan selama 6 bulan sehingga pasokan air melimpah. Suhu saat musim hujan yaitu 180 C-190 C dan suhu pada musim kemarau berkisar 250 C-280 C. Luas wilayah Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor adalah 370 Ha, sebagian besar lahan di wilayah Desa Situ Udik digunakan untuk sawah/ ladang/ tegalan yaitu 170 Ha atau mencapai 45.95 persen dari total luas wilayah Desa Situ Udik.

Berdasarkan laporan Kelurahan Desa Situ Udik, hingga tahun 2013 jumlah penduduk Desa Situ Udik berjumlah 14 500 jiwa, dengan komposisi 7 350 jiwa laki-laki dan 7 150 jiwa perempuan. Sebagian besar penduduk Desa Situ Udik menganut agama Islam yaitu sebanyak 14 444 jiwa (99.6 %). Desa Pamijahan berjarak 35 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Bogor. Rata-rata curah hujan Desa Pamijahan berkisar 200- 300 mm, selama satu tahun rata-rata dituruni hujan selama 7 bulan. Secara Administratif Desa Pamijahan berbatasan dengan Desa Situ Udik disebalah utara, Desa Gunung Sari disebelah selatan, Desa Cibungbulang Wetan disebelah Barat, dan Desa Pasarean disebelah timur. Kawasan ini cocok untuk pengembangan usaha ternak sapi perah karena cuacanya yang sejuk dan ketersediaan air yang melimpah.

Gambaran Umum Usaha Ternak Sapi Perah

Kawasan usaha peternakan (Kunak) dibangun pada tahun 1994 di wilayah Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan, Kabupaten Bogor dengan luas sekitar 110 Ha. Alasan dibentuknya Kunak sapi perah KPS Bogor adalah sebagai berikut: a. Semakin berkembangnya kawasan pemukiman sehingga lahan peternakan

semakin terdesak.

b. Upaya melestarikan peternakan sapi perah rakyat yang berwawasan lingkungan.

c. Munculnya masalah sosial akibat bau, limbah, dan lainnya yang disebabkan oleh penyebaran usaha peternakan sapi perah yang tidak terpola sesuai dengan tata ruang.

d. Upaya perbaikan usaha sapi perah dari usaha sambilan ke arah usaha pokok. Pembangunan kawasan ini diharapkan dapat menjadi percontohan nasional usaha pemeliharaan sapi perah yang berwawasan lingkungan serta dapat memenuhi kebutuhan susu dalam negeri sekaligus menghemat devisa negara dan membuka lapangan kerja. Kunak ini juga diharapkan dapat menjadi sentra produksi susu daerah Bogor. Pendirian kawasan ini juga merupakan salah satu usaha merelokasi usaha ternak sapi perah agar memudahkan dalam pembinaan terhadap peternak, sehingga dapat meningkatkan keuntungan peternak dan KPS Bogor. Setiap peternak di wilayah Kunak memiliki kavling, yang terdiri dari rumah, kandang, dan lahan untuk menanam rumput gajah sebagai pakan utama sapi. Setiap kavling di wilayah ini memiliki luas rata- rata 5000 m2. Jumlah kavling di Kunak terbagi kedalam tiga lokasi yaitu lokasi I di Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pasarean Kecamatan Pamijahan (52.43 Ha),

lokasi II di Desa Pamijahan Kecamatan Pamijahan dan Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang (41.98 Ha), dan lokasi III di Desa Ciasihan Kecamatan Pamijahan (21.02 Ha), namun saat ini seluruh kavling di lokasi III dalam keadaan rusak. Kavling di Kunak merupakan bantuan dari pihak pemerintah untuk para peternak yang diberikan lewat KPS Bogor. Peternak dapat membeli kavling dengan cara kredit kepada KPS.

Bangsa sapi yang digunakan peternak di kawasan ini adalah sapi peranakan Fries Holland. Sapi jenis ini sudah banyak dipelihara di Indonesia, sapi jenis ini tidak tahan terhadap panas, tetapi lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Produksi susu di lokasi penelitian rata-rata sebesar 11,35 liter/ekor/hari, tingkat produksi susu ini masih relatif rendah. Penghasilan susu sapi perah jenis Fries Holland yang tertinggi di dunia dapat menghasilkan susu dalam setahun rata-rata 6 000 liter/ekor/laktasi atau sekitar 19.67 liter/ekor/hari (Makin 2011).

Pemeliharaan sapi perah tidaklah mudah karena memakan waktu yang cukup lama. Kegiatan usaha ternak sapi perah mencakup kegiatan pemeliharaan hingga pada proses penanganan susu. Peternak memulai kegiatan membersihkan kandang dan memandikan sapi pada pukul 05.00 WIB. Kandang dibersihkan agar susu yang akan diperah tidak terkontaminasi dengan kotoran sapi, juga agar kandang tetap dalam keadaan bersih dan kering sehingga tidak menjadi sarang kuman dan penyakit. Kotoran sapi di lokasi penelitian belum banyak dimanfaatkan. Kotoran sapi hanya dibuang peternak atau dialirkan ke lahan hijauan milik masing-masing peternak sehingga berfungsi sebagai pupuk kandang. Setelah itu peternak melakukan pemerahan yang dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari. Hal ini karena produktivitas sapi perah di lokasi penelitian masih rendah. Hampir seluruh peternak responden masih melakukan pemerahan secara manual tanpa bantuan mesin pemerah. Setelah pemerahan peternak memberikan pakan berupa konsentrat dan ampas tahu kepada ternak. Pada pukul 07.00 WIB peternak mengantarkan hasil susu ke KPS yang berada di Kunak. Kegiatan peternak setelah itu yaitu mencari rumput. Setiap kavling di fasilitasi lahan kosong untuk ditanami rumput, namun biasanya rumput yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan pakan sapi sehingga petrnak mencari rumput di luar wilayah Kunak. Peternak biasanya menggunakan rumput hijauan sebanyak 28 Kg/ekor/hari. Proses pencarian rumput biasanya berlangsung hingga pukul 12.00 WIB, setelah itu sekitar pukul 14.00 WIB peternak biasanya kembali membersihkan kandang, memandikan sapi dan memberi pakan, hingga sekitar pukul 17.00 WIB sapi di perah untuk kembali disetorkan hasil susu nya kepada KPS. Rata- rata tenaga kerja yang digunakan di Kunak Cibungbulang adalah tenaga kerja luar keluarga karena rata- rata pemilik usaha ternak tidak tinggal di kawasan tersebut.

Peran peternak sangat besar, selain kegiatan yang dilakukan sehari-hari, setiap bulannya peternak juga harus membeli perlengkapan ternak lainnya seperti pembelian pakan konsentrat dan ampas tahu. Peternak biasanya membeli konsentrat di KPS ataupun di pihak swasta lainnya. Pakan konsentrat yang dibeli dari KPS dibayarkan pada awal bulan ketika pengambilan penerimaan susu. Rata- rata peternak menggunakan konsentrat sebesar tujuh Kg/ekor/hari dengan harga Rp 2 300 /Kg. Selain itu peternak juga menggunakan ampas tahu sebagai pakan tambahan ternaknya. Peternak mendapatkan ampas tahu dari pabrik tahu. Ampas

tahu yang digunakan sebesar sembilan Kg/ekor/hari, dengan harga rata-rata Rp 500 /Kg. Ampas tahu yang dipesan peternak akan diantarkan langsung oleh pihak produsen ke lokasi peternak sehingga tidak ada biaya transportasi tambahan. Pemberian pakan konsentrat dan ampas tahu diberikan secara bersamaan atau dicampur dan diberi tambahan rumput. Selain penyediaan pakan, ketersediaan air pun penting untuk diperhatikan, karena sekitar 70 persen dari tubuh sapi terdiri dari air. Air yang digunakan peternak di lokasi dikelola oleh pihak KPS. Setiap bulannya peternak hanya perlu membayar sebesar Rp 10 000 untuk pemakaian dengan jumlah yang tidak terbatas. Hampir seluruh peternak di kawasan ini bergantung pada KPS, mulai proses pemeliharaan kesehatan, penyediaan pakan konsentrat dan hijauan, hingga proses pemasaran susu. Peternak di Kunak lebih suka untuk menyetorkan susu ke koperasi, dari pada ke selain koperasi, meskipun harga yang ditawarkan secara eceran lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan koperasi. Pelayanan yang diberikan koperasi kepada para peternak yang menjadikan peternak lebih memilih untuk bergabung dalam koperasi.

Dokumen terkait