• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah di Kunak dilakukan dengan mengkaji aspek non finansial dan aspek finansial.

Analisis Aspek Non Finansial

Analisis non finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan sapi di KUNAK dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, budaya, dan ekonomi, dan aspek lingkungan.Analisis ini dapat mengukur tingkat penerimaan oleh peternak dan membandingkan tingkat manfaat positif terhadap kerugiannya (Nurmalina et al. 2014). Berikut adalah penjelasan beberapa pengaruh investasi ini terhadap aspek-aspek non finansial:

Aspek Pasar

Aspek pasar pada studi kelayakan bisnis merupakan aspek paling utama yang harus diperhatikan karena aspek ini memperkirakan perkembangan permintaan selama masa kehidupan bisnis yang akan datang sehingga perusahaan dapat beroperasi secara efisien (Nurmalina et al. 2014). Aspek pasar yang dianalisis meliputi permintaan, penawaran, dan strategi pemasaran.

Permintaan dan Penawaran

Peluang pasar susu sangat besar mengingat kebutuhan susu di Indonesia masih diimpor sebesar 68 persen sehingga peternak sapi perah lokal masih memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan susu nasional dan menguragi impor. Hampir semua hasil susu dari para peternak di Kunak dijual ke Koperasi dengan harga rata-rata Rp 5 044 per liter susu. Selanjutnya pihak koperasi menjual hampir semua susu ke industri pengolahan susu (IPS) dan sisanya diolah menjadi susu pasturisasi. Permintaan susu dari pihak IPS setiap bulannya rata-rata sama

sehingga susu dari peternak Kunak telah memiliki pasar yang jelas dan pihak IPS sudah menjadi konsumen tetap untuk pihak koperasi.

Pemasaran Produk

Produk yang dihasilkan dari peternak yaitu susu segar. Pemasaran susu segar melalui koperasi dan selanjutnya dipasarkan ke industri pengolahan susu (IPS). Gambar 2 menggambarkan saluran peemasaran susu segar Kunak.

Gambar 2 Saluran pemasaran susu segar Kunak

Susu segar hasil dari peternak langsung dijual ke koperasi setiap pagi dan sore hari kemudian dari pihak koperasi susu segar tersebut dijual ke beberapa Industri Pengolahan Susu (IPS) yaitu Indolakto, Cimory, Unifarm serta ke beberapa usaha kecil dan menengah (UKM) pengolah susu. Harga susu segar per liter untuk setiap IPS berbeda-beda, dengan harga susu per liter tetinggi yaitu untuk pihak unifarm berkisar 9 300 per liter susu dan yang terendah yaitu untuk pihak indolakto berkisar 5 700 per liter susu dikarenakan harga ditentukan oleh pihak IPS tersebut tergantung kualitas susu yang dihasilkan.

Pengiriman susu ke beberapa IPS dilakukan sendiri oleh pihak koperasi dengan biaya pengiriman ditanggung oleh pihak koperasi sendiri. Sedangkan dari beberapa UKM biasanya mengambil sendiri susu segar langsung ke koperasi. Sisa susu di koperasi biasanya dalam jumlah yang kecil yang tidak terjual biasanya diolah menjadi susu pasteurisai oleh pihak koperasi sendiri.

Hasil Analalisis Aspek Pasar

Berdasarkan aspek analisis pasar, permintaan dan penawaran susu sapi perah peternak Kunak dinilai sudah memadai untuk pemasaran produk. Hampir semua susu sapi yang dihasilkan dijual ke pihak IPS setiap harinya sehingga pasar susu sudah jelas, sehingga dari segi aspek pasar usaha peternakan sapi perah di Kunak layak untuk dijalankan.

Aspek Teknis

Aspek teknis yang dijalankan peternak sapi perah di Kawasan usaha peternakan (Kunak) sangat tergantung dari lokasi proyek, sarana dan prasarana pendukung, serta proses produksi yang dilaksanakan. Secara teknis, aspek-aspek tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan peternak sapi perah tersebut.

Lokasi Proyek

Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan beriklim tropis dengan curah hujan berkisar 236-234 mm, selama satu tahun rata-rata turun hujan selama 6 bulan sehingga pasokan air melimpah. Suhu saat musim hujan yaitu 180 C-190 C dan suhu pada musim kemarau berkisar 250 C-280 C. Pada umumnya sapi perah jenis FH dapat berproduksi dengan baik pada suhu udara sama dengan atau

dibawah 300 C dengan kelembaban udara sebesar 70 sampai 75 persen. Dengan demikian iklim di Kunak cocok untuk lokasi usaha ternak sapi perah.

Alasan pemilihan lokasi proyek peternakan sapi perah di Kunak adalah akses menuju lokasi yang mudah dijangkau. Jalan menuju lokasi terbuat dari aspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Selain itu lokasi proyek merupakan salah satu kawasan pengembangan sapi perah nasional yang dapat menjadi acuan peternakan sapi perah di kabupaten tempat Kunak berada yaitu Bogor.

Sarana dan Prasarana

1. Kandang

Peternak sapi perah di Kawasan usaha peternakan (Kunak) memelihara sapinya dalam kandang, tidak digembalakan di lahan terbuka. Hal ini disebabkan karena sudah dibagi menjadi kavling-kavling serta kontur tanah yang naik turun bahkan beberapa ada yang curam. Pada umumnya tipe kandang yang baik untuk sapi perah, dengan menggunakan sistem stall yang dibuat dalam bentuk tunggal atau ganda. Bentuk tunggal, sapi ditempatkan satu baris. Sementara bentuk ganda sapi ditempatkan dua baris dan saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Pada umumnya tipe kandang yang ada di setiap kavling dibuat dalam bentuk ganda, sapi ditempatkan dua baris saling bertolak belakang dengan luas kandang di setiap kavling yaitu 63 m2 atau biasanya disebut kandang tipe 63 (Gambar 3).

Gambar 3 Tipe kandang (sistem stall) di peternakan sapi perah Kunak. Konstruksi kandang yaitu memiliki atap asbes, dengan bahan struktur tiang dan beton, kuda-kuda atapnya besi dan ada juga yang kayu, serta memiliki lantai semen. Drainase yang ada pada setiap kandang peternakan yang ada di lokasi penelitian ini, memiliki kemiringan dan memiliki saluran air dengan keadaan saluran air yang relatif lancar. Umur ekonomis kandang rata-rata 10 tahun, karena tipe kandang yang digunakan merupakan kandang permanen. Tata letak kandang dan rumah peternak terpisah, kandang berada di samping atau di belakang rumah peternak yang merupakan fasilitas dari tiap kavling.

T em p at m ak a n d an m in u m Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi T em p at m ak a n d an m in u m Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi

2. Instalasi Listrik

Listrik diperlukan dalam proyek ini untuk keperluan peternakan sapi perah, terutama untuk penerangan kandang. Listrik diperoleh peternak dengan berlangganan kepada PLN serta membayar iuran tiap bulan sesuai dengan daya listrik yang dimilikinya. Daya listrik yang digunakan per kavling yaitu 450 watt. Peternak usaha pilihan kecil dan peternak usaha pilihan menengah menggunakan listrik dengan daya 450 watt, sedangkan peternak usaha pilihan besar menggunakan listrik dengan daya 900 watt karena memilki dua kavling.

3. Instalasi Air

Air dalam proyek ini sangat diperlukan dalam usaha peternakan sapi perah. Air dipergunakan untuk memandikan sapi, menjaga sanitasi kebersihan kandang, dan mencuci peralatan produksi. Air yang digunakan peternak di lokasi dikelola oleh pihak koperasi (KPS), setiap bulannya peternak hanya perlu membayar sebesar Rp 10 000 dengan berapapun pemakaiannya. Namun dari hasil wawancara, hal yang sering dikeluhkan peternak adalah sering macetnya ketersediaan air, sehingga terhambatnya aktivitas.

4. Peralatan

Peralatan menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh peternak untuk menjalankan usaha ternaknya. Peralatan ini sangat menunjang peternak untuk bekerja dalam melakukan budidaya sapi perah. Peralatan yang digunakan peternak sapi perah di Kunak, yaitu :

a. Milk can, yaitu kaleng penampung susu yang terbuat dari aluminium khusus tanpa sambungan, dengan penutup di atasnya. Ukuran milk can yang dipakai peternak adalah ukuran 20 liter dan 40 liter.

b. Ember, digunakan untuk menampung sementara susu sapi yang baru diperah. Alat ini juga digunakan untuk menampung air minum sapi, memandikan sapi, menampung pakan rangsum dan dipergunakan untuk membersihkan kandang. c. Sikat, digunakan untuk memandikan sapi dan juga dapat dipergunakan untuk

menyikat atau membersihkan lantai kandang.

d. Sekop, biasanya dipergunakan untuk membersihkan kotoran sapi yang terdapat di lantai.

e. Cangkul, dipergunakan untuk mengeruk atau mencampur pakan konsentrat. f. Selang, dipergunakan untuk menyalurkan air, memandikan sapi dan

membersihkan kadang.

g. Arit/Sabit, digunakan untuk menyabit rumput dan membersihkan semak disekitar kandang.

Proses Produksi

Tata Laksana Pemeliharaan : 1. Pengadaan Bakalan Sapi Perah

Bangsa sapi perah yang dipelihara oleh peternak sapi perah di Kunak adalah peranakan Fries Holland (FH) dengan warna bulu hitam putih dan sebagian kecil berwarna coklat kemerahan dengan putih (Gambar 4). Bakalan sapi perah laktasi (dara bunting) usaha peternakan sapi perah di Kunak diperoleh dari luar daerah seperti Koperasi produksi susu Bandung Utara (KPSBU) dan KPS Bogor.

Gambar 4 Kondisi di dalam kandang di peternakan sapi perah Kunak 2015 2. Pakan

Pakan yang diberikan peternak di Kunak untuk sapi perah terdiri dari pakan hijauan dan pakan penguat. Pakan hijauan berupa rumput lapang dan rumput gajah (Pennisetrum purpureum). Sedangkan pakan penguat berupa konsentrat, serta makanan tambahan berupa ampas tahu. Pemberian pakan hijauan dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari setelah pemerahan, siang hari dan sore hari setelah pemerahan. Pakan hijauan diberikan setelah pemberian pakan penguat. Pakan penguat diberikan dua kali dalam satu hari yaitu pada pagi dan sore hari. Pada pagi hari pakan penguat diberikan setelah pemerahan, sedangkan pada sore hari pakan penguat diberikan sesaat sebelum pemerahan.

Menurut Sudono (1999), pada umumnya pakan berupa rumput bagi sapi dewasa diberikan sebanyak 10 persen dari bobot hidup dan pakan tambahan berupa konsentrat sebanyak 50 persen dari jumlah susu yang dihasilkan per hari. Jumlah rata-rata pakan hijauan yang diberikan oleh peternak di Kunak untuk sapi laktasi sebanyak 28 kg/ekor/hari. Pemberian pakan pakan penguat berupa konsentrat sebanyak tujuh kg/ekor/hari, sedangkan pemberian ampas tahu sebanyak sembilan kg/ekor/hari sesuai kebutuhan. Jumlah pemberian pakan terhadap sapi perah di peternakan sapi perah di Kunak dinilai sudah sesuai. Pemberian pakan pada sapi perah laktasi secara tidak langsung sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan.

3. Sanitasi

Kebersihan kandang mutlak diperlukan dalam usaha ternak sapi perah, sebab sapi perah sangat rentan terhadap penyakit yang ditimbulkan dari sanitasi kandang yang kurang bersih. Pembersihan (sanitasi) kandang peternak sapi perah di Kunak dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore sebelum kegiatan pemerahan. Pembersihan dilakukan dengan cara menghilangkan kotoran sapi perah dan sisa-sisa pakan yang berserakan, dengan cara menyikat lalu menyiramkan dengan air menggunakan selang. Kotoran sapi pada peternakan Kunak belum banyak dimanfaatkan. Kotoran sapi hanya dibuang peternak atau dialirkan ke lahan hijauan milik masing-masing peternak sehingga berfungsi sebagai pupuk kandang.

Pada umumnya sistem reproduksi sapi perah di Kunak dilakukan dengan cara Inseminasi Buatan (IB). Bagi peternak, IB dinilai lebih menguntungkan dari pada perkawinan alami. Hal ini dikarenakan lebih praktis, hemat waktu, hemat tenaga, hemat biaya karena tidak perlu membeli sapi jantan, serta mengurangi tingkat penyebaran penyakit oleh sapi jantan. Proses IB dilakukan oleh tenaga medis dari pegawai Koperasi. Tingkat keberhasilan IB di Kunak mencapai 80 persen. Tingkat keberhasilan ini ditentukan dari teknis IB yang tepat, kesehatan sapi dan ketepatan waktu IB.

5. Penanganan Penyakit

Penyakit yang biasanya menyerang pada sapi perah di Kunak adalah diare, kembung, mastitis, memar-memar yang mengakibatkan luka, serta Brucellosis (cacingan). Penanganan pertama yang dilakukan oleh peternak yaitu dengan cara memberi obat dan vitamin, namun jika penyakitnya sudah terlalu parah maka ditangani oleh tenaga medis atau dokter hewan setempat.

6. Produksi Susu

Produksi susu sapi yang dicatat dalam penelitian ini mencakup jumlah susu yang dijual dan susu yang diberikan kepada pedet. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata produksi susu dari 30 peternak di Kunak adalah 11.35 liter per ekor per hari, dengan rataan kepemilikan 9 ekor sapi laktasi per peternak. Sapi perah mulai memproduksi susu pada laktasi pertama atau saat sapi berumur tiga sampai empat tahun. Dalam setahun sapi perah dapat memproduksi susu selama 300 hari, setelah itu mengalami kering kandang atau berhenti produksi susu selama kurang lebih dua bulan. Sapi perah mencapai puncak produksi susu pada saat laktasi ke tiga atau sapi berumur 5-6 tahun, setelah itu terus mengalami penurunan produksi susu sampai tahun ke delapan. Peternak sapi perah di Kunak pada umumnya melakukan pemerahan susu dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi (05.00 WIB) dan sore hari (17.00 WIB). Jarak waktu pemerahan pada pagi dengan sore hari yaitu 12 jam. Teknis pemerahan susu sendiri masih sangat tradisional yaitu dengan menggunakan tangan pekerja (Gambar 5).

Gambar 5 Proses pemerahan susu di peternakan sapi perah di Kunak 2015 Sebelum melakukan proses pemerahan, terlebih dahulu sapi dimandikan guna mencegah kontaminasi kotoran ke susu. Untuk merangsang agar susu sapi dapat keluar dengan baik, peternak melakukan pembilasan pada ambing sapi

dengan menggunakan kain lap yang sudah dicelupkan air hangat. Untuk memudahkan dalam proses pemerahan biasanya peternak menggunakan vaseline/pelumas agar ambing sapi dalam keadaan licin. Hal ini dilakukan guna menghindari kegelisahaan dan rasa sakit sapi saat diperah. Penggunaan vaseline terbukti aman bagi kesehatan ambing sapi dan tidak mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan. Teknis pemerahan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas susu, serta menjaga kesehatan ambing sapi perah.

Hasil Analisis Aspek Teknis

Dari analisis aspek teknis, dapat dinilai bahwa peternakan sapi perah di Kunak memiliki lokasi usaha yang tepat karena kondisi iklim di daerah Cibungbulang dan Pamijahan yang sesuai untuk budidaya sapi perah. Sarana dan prasarana pendukung yang tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah sudah dilaksanakan dengan baik sehingga sapi dapat berproduksi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis, usaha peternakan sapi perah di Kunak ini layak untuk dijalankan.

Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen dan hukum merupakan aspek yang penting dianalisis dalam kelayakan investasi karena hal ini berkaitan dengan keberlangsungan suatu usaha baik saat ini ataupun dimasa depan. Analisis aspek manajemen dan hukum guna melihat bentuk usaha, struktur organisasi, deskriptif pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja. Pada umumnya peternakan sapi perah di Kunak belum memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana tidak secara tertulis dalam hitam di atas putih. Namun dengan demikian, bukan berarti semua peternak tidak memiliki struktur organisasi usaha. Tetap ada struktur organisasi di usaha tersebut yang terbentuk secara alami dan tidak tertulis. Hal ini hanya memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya.

Deskriptif pekerjaan dalam menjalankan operasional usaha sapi perah ini meliputi membersihkan kandang, membersihkan sapi, memberi pakan, memerah susu, mencari pakan rumput, serta mengontrol kesehatan ternak. Masing-masing pekerja telah memiliki tugas dan tanggungjawab yang jelas. Sistem pengupahan oleh peternak yang menggunakan tenaga kerja dilakukan dengan cara pembayaran bulanan. Perekrutan tenaga kerjapun dilakukan secara sederhana dengan tidak menggunakan prosedur yang rumit, walaupun berasal dari bermacam latar belakang hal terpenting adalah kesungguhan untuk berkerja.

Hasil Analisis Aspek Manajemen dan Hukum

Dari analisis aspek manajemen, usaha peternakan sapi perah di Kunak dapat dikatakan tidak ada masalah manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha peternakan sapi perah, walaupun badan usaha serta struktur organisasi masih belum formal dan tidak secara tertulis sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi

Keberadaan usaha peternakan sapi perah di Kunak berdampak baik terhadap masyarakat setempat, terutama dalam menyerap tenaga kerja sehingga aktifitas ekonomi di desa tersebut berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan tenaga kerja memperoleh pendapatan sehingga memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja itu sendiri dan juga keluarganya. Dampak keberadaan peternakan sapi perah ini juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor karena potensi di wilayah tersebut khususnya dibidang peternakan sapi perah semakin berkembang. Secara tidak langsung Pemerintah Daerah melalui Kantor Desa juga memberikan apresiasi dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana seperti perbaikan jalan akses menuju lokasi peternakan sapi perah. Hal ini diharapkan dapat mempermudah proses transportasi peternak. Menurut pernyataan dari beberapa peternak seandainya, Kawasan usaha peternakan (Kunak) Bogor tidak mengganggu kebudayaan yang ada selama ini baik dari nilai, norma sosial, keagamaan yang ada di masyarakat. Usaha ternak telah menjadikan bagian dari budaya sebagian masyarakat sekitar sejak puluhan tahun yang lalu karena kesesuaian lahan dan iklim untuk beternak sapi perah.

Hasil Ananalisis Aspek Sosial, Budaya dan Ekonomi

Dari analisis aspek sosial, budaya dan ekonomi, usaha peternakan sapi perah di Kunak memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan usaha peternakan tersebut mampu menciptakan lapangn pekerjaan serta masyarakat memperoleh pendapatan, sehingga dapat dikatakan usaha peternakan ini layak untuk dijalankan.

Aspek Lingkungan

Usaha peternakan sapi perah di Kunak tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan, karena pada umumnya peternak belum banyak memanfaatkan kotoran ternak dan sisa air pencucian hanya dibuang atau dialirkan ke lahan hijauan milik masing-masing peternak sehingga berfungsi sebagai pupuk kandang. Pihak koperasi juga telah membuat suatu tempat untuk pengolahan limbah ternak menjadi biogas sehingga kotoran ternak mendapatkan nilai tambah dari yang hanya sebagai pupuk untuk lahan hijauan menjadi suatu yang lebih berguna buat rumah tangga ternak yaitu biogas.

Hasil Analisis Aspek Lingkungan

Dilihat dari aspek lingkungan peternakan sapi perah di Kunak layak untuk dijalankan meskipun pada umumnya peternak belum mampu memanfaatkan dengan baik limbahnya tetapi tidak menimbulkan limbah yang dapat merugikan lingkungan dan masyarakat sekitar.

Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR),

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh peternak sapi perah di Kunak selama umur proyek. Selain itu juga dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam perhitungan cashflow. Setelah diketahui nilai pajak maka, dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Selanjutnya untuk mencari batas maksimal suatu perubahan biaya, sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas perlu dilakukan.

Analisis aspek finansial menggunakan umur proyek selama 10 tahun, hal ini didasarkan pada umur ekonomis kandang. Analisis aspek finansial mengacu pada kondisi usaha peternakan sapi perah di Kunak. Dalam analisis ini pilihan usaha yang digunakan terdiri dari tiga pilihan dengan penggunaan sumber modal berasal dari modal sendiri. Pilihan I terdiri dari peternak yang memiliki enam ekor sapi dengan satu unit kandang, pilihan II terdiri dari peternak yang memiliki 12 ekor sapi dengan satu unit kandang dan pilihan III terdiri dari peternak yang memiliki 16 ekor dengan dua unit kandang.

Arus kas/Cash Flow

Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek atau usaha. Arus manfaat pada usaha sapi perah ini diantaranya penerimaan utama yaitu penjualan susu, penerimaan sampingan yaitu penjualan induk afkir sapi laktasi, penjualan pedet betina dan penjualan pedet pejantan, serta nilai sisa.

Arus Penerimaan/Inflow

1. Penerimaan Penjualan Susu

Penerimaan penjualan susu merupakan penerimaan yang bersumber dari hasil produk utama usaha peternakan sapi perah. Rata-rata produksi susu pada setiap pilihan usaha mengalami perbedaan. Rata-rata produksi susu dari seluruh peternak responden yaitu 11.35 liter per ekor per hari dengan harga rata-rata Rp 5044 per liter.

Tabel 5 Proyeksi penerimaan penjualan susu di Kunak selama umur proyek (000 Rupiah)

Tahun Pilihan usaha ternak

I II III 1 68 699.28 154 573.38 209 072.53 2 86 706.36 181 584.00 235 183.21 3 86 706.36 181 584.00 235 183.21 4 86 706.36 181 584 .00 235 183.21 5 86 706.36 181 584.00 235 183.21 6 155 405.64 336 157.38 444 255.74 7 86 706.36 181 584.00 293 979.01 8 86 706.36 181 584.00 293 979.01 9 86 706.36 176 136.48 293 979.01 10 86 706.36 176 136.48 293 979.01 Rata-rata 91 775.58 193 250.77 276 997.71

Tabel 5 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan penerimaan penjualan susu setiap tahun pada setiap pilihan usaha. Hal ini disebabkan karena perbedaan jumlah kepemilikan sapi perah laktasi pada setiap pilihan usaha sehingga jumlah susu sapi yang dihasilkan berbeda pada setiap pilihan usaha. Rata-rata penerimaan penjualan susu usaha pilihan kecil sebesar Rp 91 775 580 per tahun, usaha pilihan menengah sebesar Rp 193 250 770 per tahun dan usaha pilihan besar sebesar Rp 276 997 710 per tahun. Pada tahun keenam penerimaan penjualan susu pada setiap pilihan usaha mengalami peningkatan yang disebabkan terjadinya reinvestasi sapi laktasi satu untuk menggantikan sapi yang telah afkir.

2. Penerimaan Penjualan Induk Afkir Sapi Laktasi

Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi merupakan penerimaan sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Penjualan induk afkir sapi laktasi dilakukan karena sapi telah memasuki masa tidak produktif untuk memproduksi susu. Selain itu induk afkir sapi laktasi dinilai tidak menguntungkan karena menambah beban biaya pakan. Pada umumnya induk sapi laktasi dijual dengan

Dokumen terkait