• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Astronomis dan Keadaan Geografis

Kabupaten Sintang terletak di bagian timur Provinsi Kalimantan Barat atau berada di antara 1 05‟ Lintang Utara serta 0 46‟ Lintang Selatan dan 110 50‟ Bujur Timur serta 113 20‟ Bujur Timur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wilayah Kabupaten Sintang dilalui oleh garis Khatuliswa. Batas wilayah administartif Kabupaten Sintang yaitu :

 Utara :

Serawak (Malaysia Bagian Timur) dan Kabupaten Hulu;

 Selatan :

Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Ketapang;

 Timur :

Provinsi Kalimantan Selatan Tengah, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Kapuas Hulu;

 Barat :

Kabupaten Sanggau, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Sekadau.

Gambar 5 Peta Kabupaten Sintang

Kabupaten Sintang merupakan Kabupaten yang memilki luas wilayah ketiga terbesar di Provinsi Kalimantan Barat setelah Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kapuas Hulu. Luas wilayah Kabupaten Sintang yaitu 21 635 km2 dengan wilayah terluas terdapat di Kecamatan Ambalau yaitu 6 386. 40 km2 atau 29.52 %, sedangkan Kecamatan Sintang merupakan kecamatan yang terkecil luas wilayahnya yaitu 277.05 km2 atau 1.28 %. Dari luas tersebut, sebagian besar wilayah Kabupaten Sintang merupakan wilayah perbukitan dengan luas sekitar 13 573.75 km2 atau 62.74 %.

Dilihat dari tekstur tanahnya, sebagaian besar daerah Kabupaten Sintang terdiri dari tanah latasol meliputi areal seluas 1.02 juta hektar atau sekitar 46,99 % dari luas daerah yaitu 2.16 juta, selanjutnya tanah podsolit sekitar 0.93 juta hektar atau 42.89 % yang terhampar hampir di seluruh kecamatan. Sedangkan jenis tanah yang paling sedikit ditemui di Kabupaten Sintang yaitu jenis tanah organosol hanya sekitar 0.05 juta hektar atau sebesar 2.08 %

Kabupaten Sintang dikenal sebagai daerah penghujan dengan intensitas yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan Kabupaten Sintang sebgaian besar wilayahnya merupakan perbukitan yaitu sebesar 53.50 %. Sepanjang tahun 2012, rata-rata curah hujan di Kabupaten Sintang sebesar 249.42 milimeter per bulan dengan rata-rata hari hujan sebanyak 17 hari per bulan. Menurut Stasiun Meteorogi Susilo Sintang, intensitas curah hujan yang cukup tinggi ini, terutama dipengaruhi oleh keadaan daerah yang berhutan tropis dan disertai dengan kelembaban udara yang cukup tinggi.

Penduduk Kabupaten Sintang merupakan multi etnis dengan mayoritas suku Dayak dan Melayu yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia. Kabupaten Sintang memiliki jumlah berpenduduk kurang lebih 500 000 jiwa dengan kepadatan 16 jiwa/km. Kabupaten Sintang merupakan salah satu Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat beribukota di Kota Sintang. Mata pencaharian utama penduduknya adalah petani Sawit dan Karet. Sebagian besar wilayah Sintang merupakan daerah perbukitan dengan luas sekitar 22.392 km2 atau sekitar 69,37% dari luas Kabupaten Sintang.

Kondisi Tenaga Kerja di Kabupaten Sintang

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi terpenting dalam perekonomian suatu wilayah. Indonesia yang merupakan negara berkembang memiliki jumlah penduduk yang besar sehingga berhubungan positif dengan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Indonesia merupakan negara yang penyerapan tenaga kerja tertingginya berada di sektor pertanian. Hal tersebut dikarenakan sektor pertanian tidak memerlukan keterampilan atau pendidikan minimun dibandingkan sektor lainnya.

Kabupaten Sintang merupakan daerah yang didominasi oleh sektor pertanian dalam sumbangan terhadap PDRB dan penyerapan tenaga kerjanya. Pada tahun 2012 penduduk yang bekerja di Kabupaten Sintang didominasi oleh pria dengan jumlah sebesar 11 1829 orang atau 56 % dari total seluruh tenaga kerja. Gambar 6 terlihat bahwa dari 198 331 orang di Kabupaten Sintang, 73 % diantaranya terserap di sektor pertanian. Sektor terendah dalam penyerapan tenaga kerjanya yaitu sektor listrik, gas dan air yang hampir sebesar 0 %.

Sumber : Kemenstrans, 2014 (diolah)

Gambar 6 Persentase tenaga kerja di Kabupaten Sintang menurut lapangan usaha Tahun 2012

Persentase tingkat pengangguran Kabupaten Sintang relatif rendah. Pada Gambar 7 menjelaskan dari tahun 2006 hingga tahun 2012 terlihat terjadinya penurunan tingkat pengangguran yang cukup signifikan. Tingkat pengagguran tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 7.03 % dan terendah adalah tahun 2012 dengan sebesar 2.09 %. Hal tersebut membuktikan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sintang meningkat setiap tahunnya. Walaupun demikian, masih ditemukan jumlah penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam (setengah pengangguran) di Kabupaten Sintang yaitu sebesar 60.26 % (BPS Kabupaten Sintang 2012).

Sumber : BPS Kabuapten Sintang, 2013

Gambar 7 Persentase tingkat pengangguran di Kabupaten Sintang 73% 10.66% 0.09% 0% 2.09% 7.82% 0.95% 0.19% 4.15% Pertanian Pertambangan Industri LGA Bangunan PHR

Angkut & Kom

Keuangan Jasa-jasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 % Tahun Tingkat Pengangguran (%)

Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sintang termasuk kategori menengah atas dimana setiap tahunnya memiliki nilai di antara 66 % hingga 80 %. Nilai IPM Kabupaten Sintang dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami peningkatan, yaitu masing-masing sebesar 68.31 % pada tahun 2010, kemudian 68.77 % pada tahun 2011 dan 69.32 % pada tahun 2012 (RPJMD Kalimantan Barat 2013).

Jika dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat pada Tabel 4, sebagian besar merupakan tamatan SD dimana sebesar 65.03 % dan terkecil adalah sebesar 1.75 % dengan tamatan perguruan tinggi. Mayoritas penduduk Kabupaten Sintang bermatapencaharian sebagai petani kebun. Kondisi tersebut menunjukkan masih rendahnya kualitas Sumber Daya Masyarakat di Kabupaten Sintang. Penyerapan tenaga kerja terbesar di Kabupaten Sintang berada di perdesaan sebesar 84.78 % dan di perkotaan 15.22 % (Sakernas 2012).

Tabel 4 Persentase penduduk bekerja menurut kelompok umur dan tingkat pendidikan di Kabupaten Sintang, agustus 2012

Kelompok Umur Tingkat Pendidikan Jumlah <= SD SLTP SLTA >SLTA 15-24 39.33 38.24 22.03 0.40 100.00 25-34 61.62 23.56 11.66 3.16 100.00 35-44 70.45 16.74 11.87 0.94 100.00 45-54 19.01 10.62 8.16 2.21 100.00 55+ 94.82 1.72 2.13 1.33 100.00 Jumlah 65.03 20.87 12.35 1.75 100.00 Sumber : Sakernas, 2012

Kondisi Perekonomian di Kabupaten Sintang

Pertumbuhan ekonomi regional merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Perkembangan perekonomian Kabupaten Sintang yang digambarkan dengan PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan untuk periode 2009 sampai dengan 2012 menurut lapangan usaha (sektor perekonomian) pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga berlaku di Kabupaten Sintang menurut tahun 2009-2012 (juta rupiah)

No Sektor PDRB 2009 2010 2011 2012 1 Pertanian 1404756.23 1529984.76 1666883.06 1765195.5 0 2 Pertambangan dan Penggalian 119487.69 135054.09 152495.83 174814.59 3 Industri Pengolahan 333798.47 369559.73 408438.57 472592.45 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 12082.70 13470.40 15155.08 16498.58 5 Bangunan 233525.73 273679.57 323505.40 399436.47 6 Perdagangan, Hotel dan

Restaurant 844435.93 977404.38 1131654.17 1314558.5 1 7 Pengangkutan dan Komunikasi 112855.85 132158.76 153872.57 183661.26

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

110549.34 126348.37 144976.03 169388.07

9 Jasa-Jasa 311609.27 356915.46 411032.94 471488.13 PDRB 3483101.21 3914575.51 4408013.64 4967633.56 Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013

Tabel 5 menjelaskan bahwa telah terjadi kenaikan PDRB atas dasar harga berlaku dengan rata-rata sebesar 12.57 % dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Sementara itu pada Tabel 6 PDRB Kabupaten Sintang tahun 2009-2012 atas dasar harga konstan telah meningkat dengan rata-rata sebesar 5.49 %. Dari tabel dapat dilihat bahwa sektor yang paling tinggi memberikan kontribusi terhadap PDRB ialah sektor pertanian kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restaurant serta industri pengolahan yang terus menunjukkan tren peningkatan positif dari tahun ke tahunnya. Peningkatan ini merupakan pertumbuhan perekonomian secara riil dimana pengaruh inflasi sudah dihilangkan.

Tabel 6 Produk domestik regional bruto (PDRB) atas harga konstan

2000 di Kabupaten Sintang menurut tahun 2009-2012 (juta rupiah)

No Sektor

PDRB

2009 2010 2011 2012 1 Pertanian 771143.48 798441.51 825880.01 854130.85 2 Pertambangan dan Penggalian 63471.64 66669.88 70073.21 74270.16 3 Industri Pengolahan 199019.31 205166.85 213217.97 223730.07 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5529.84 5722.26 5999.99 6353.08 5 Bangunan 139270.68 150867.8 164563.78 183066.37 6 Perdagangan, Hotel dan

Restaurant

463733.13 494492.05 528454.07 565766.11

7 Pengangkutan dan Komunikasi 62961.86 68721.36 75135.33 82901.41 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

73571.31 78541.05 84369.26 90828.48

9 Jasa-Jasa 204380.59 217451.65 231982.59 246721.29 PDRB 1881764.67 2086074.43 2199676.2 2327767.83 Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013

Pada tahun 2012 PDRB per kapita Kabupaten Sintang sebesar Rp13.170 juta atau sebesar Rp1.09 juta per bulan. Jika dibandingkan dengan daerah lain yang berada di Kalimantan Barat, PDRB per kapita Kota Pontianak berada diurutan pertama sebesar Rp27.93 juta dan disusul Kabupaten Kubu Raya yaitu sebesar Rp22.06 juta. Dengan demikian, jika dilihat dari PDRB per kapita, tingkat kemakmuran Kabupaten Sintang masih relatif rendah dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota lain di Provinsi Kalimantan Barat (BPS Kabupaten Sintang 2012).

Kabupaten Sintang termasuk dalam kategori salah satu daerah tertinggal di provinsi Kalimantan Barat (Kemenegpdt 2010). Proporsi penduduk miskin di Kabupaten Sintang berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Barat (2013) berjumlah 31.6 ribu jiwa atau 8.55 % dari total jumlah penduduk Kabupaten Sintang dengan tingkat garis kemiskinan sebesar Rp 327 ribu pada tahun 2011. Dibandingkan dengan kabupaten dan kota yang lain, tingkat persentase kemiskinan di Kabupaten Sintang berada diurutan ketujuh dari empat belas Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat, atau diatas rata-rata %tase kemiskinan Kalimantan Barat yang sebesar 8.15 %.

Kondisi Pertanian di Kabupaten Sintang

Struktur perekonomian Indonesia telah bergeser dari sektor pertanian ke sektor industri. Walaupun demikian sektor pertanian masih meiliki peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat, sektor pertanian juga merupakan bahan baku bagi sektor industri. Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan produksi pertanian karena diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan akan memacu pertumbuhan daerah (BPS Kabupaten Sintang 2013).

Sektor pertanian dan perkebunan merupakan sektor andalan di Kabupaten Sintang. Sektor perkebunan memiliki komoditi unggulan yaitu terdiri dari kelapa sawit, kakao, karet, tebu, kopi, kelapa, aren, cengkeh, pisang, durian, lada dan Pinang. Sedangkan pada sub sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa padi, jagung, kedelai, nanas, ubi jalar, pisang dan ubi kayu (BKPM 2014). Jika dilihat dari besarnya volume produksi beberapa hasil pertanian yang cukup mendominasi dihasilkan, sub sektor perkebunan seperti komoditi kelapa sawit pada tahun 2012 menghasilkan lebih dari 50 0000 Ton atau lebih besar dari komoditi lainnya seperti karet dan padi yang juga merupakan komoditi andalan. Hal tersebut dapat dilihat sesuai pada Gambar 8.

Sumber : BPS, 2013 (diolah)

Gambar 8 Volume produksi komoditi pada sektor pertanian di Kabupaten Sintang pada tahun 2012 (Ton)

Penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Sintang dalam empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 hingga 2012 masih dipegang oleh sektor pertanian. Bila dilihat dari pertumbuhan semua sektor terlihat sektor pertanian yang memiliki pertumbuhan yang paling kecil dibandingkan sektor-sektor lainnya. Pada gambar 8 terlihat pertumbuhan paling tinggi di tahun 2012 yaitu sektor bangunan dengan nilai sebesar 11.42 % yang lalu diikuti oleh sektor angkutan dan komunikasi yaitu sebesar 10.34 %. Sedangkan sektor pertanian hanya memiliki pertumbuhan sebesar 3.42 %. Menurut BPS Kabupaten Sintang di tahun sebelumnya atau dari tahun 2009 hingga tahun 2011, sektor angkutan dan komunikasi selalu mendominasi dalam hal pertumbuhan.

Sumber : BPS Kabupaten Sintang, 2013

Gambar 9 Pertumbuhan setiap sektor di Kabupaten Sintang (%)

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 T o n Komoditi sektor 0 2 4 6 8 10 12 Per sen Tahun Pertumbuhan Sektor Kabupaten Sintang (%)

Pada Gambar 2 sebelumnya telihat dari tahun ke tahun pertumbuhan sektor pertanian selalu menurun. Lambatnya pertumbuhan Kabupaten Sintang pada tahun 2010 juga dikarenakan salah satunya lambatnya sektor pertanian khususnya pada kelapa sawit. Produksi sektor pertanian terutama sub sektor tanaman bahan makanan perlu dipacu terutama pada padi sebagai penghasil beras yang mengalami penurunan. Pada tahun 2012 produksi padi di Kabupaten Sintang sebesar 85317 ton dan rata-rata produksi sebesar 28.61 kuintal/Ha. Apabila dibandingkan tahun 2011, produksi padi mengalami penurunan sebesar 9.66 %. Hal tersebut dikarenakan terjadinya penurunan luas panen dari 36566 Ha menjadi 29824 Ha atau turun sebesar 18.44 % (BPS Kabupaten Sintang 2013).

Untuk sub sektor perikanan pada tahun 2012 produksi perikanan mengalami peningkatan sebesar 32.36 % dibandingkan tahun sebelumnya. Sub sektor perikanan yang terbagi menjadi perairan umum menurun sebesar 0.10 % dan subsektor perikanan yang menjadi budidaya kolam dan keramba mengalami peningkatan sebesar 70.91 % (BPS Kabupaten Sintang 2013). Untuk sub sektor lainnya seperti perkebunan, pertenakan dan kehutanan juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Dokumen terkait