• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 6 kabupaten/kota di Provinsi Banten yang berada di ujung barat pulau Jawa. Wilayah Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak antara 6º 21´ - 7º 10´ Lintang Selatan dan 104º 48´ - 106º 11´ Bujur Timur dengan luas daerah 2.747 km² (274.689,91 ha) atau sebesar 29,98 persen dari luas Provinsi Banten dengan panjang pantai mencapai 307 km. Secara administratif dibagi menjadi 322 desa, 13 kelurahan dan 35 kecamatan.

Kabupaten yang berada di ujung barat dari Provinsi Banten ini mempunyai batas administrasi, sebagai berikut:

Utara : Kabupaten Serang Selatan : Samudra Indonesia Barat : Selat Sunda

Timur : Kabupaten Lebak

Kota Pandeglang sebagai Ibukota Kabupaten terletak pada jarak 23 km dari Ibukota Provinsi Banten (Serang) dan 111 km dari Ibukota Negara, Jakarta. Lingkungan sekitar lokasi masih sangat asri, dengan pemandangan pegunungan dan sawah-sawah. Udara di daerah ini juga masih terlindung dari polusi udara karena masih kurangnya jumlah kendaraan sehingga kita dapat menghirup udara segar.

Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam zona Bogor yang merupakan jalur perbukitan. Sedangkan jika dilihat dari topografi daerah Kabupaten Pandeglang memiliki variasi ketinggian antara 0-1.778 m di atas permukaan laut (dpl). Sebagian besar topografi daerah Kabupaten Pandeglang adalah dataran rendah yang berada di daerah Tengah dan Selatan yang memiliki luas 85,07 % dari luas keseluruhan Kabupaten Pandeglang. Kedua daerah ini ditandai dengan karakteristik utamanya adalah ketinggian gunung-gunungnya yang relatif rendah, seperti Gunung Payung (480 m), Gunung Honje (680 m), Gunung Tilu (562 m) dan Gunung Raksa (320 m). Daerah Utara memiliki luas 14,93 % dari luas Kabupaten Pandeglang yang merupakan dataran tinggi, yang ditandai dengan karakteristik utamanya adalah ketinggian gunung yang relatif

tinggi, seperti Gunung Karang (1.778 m), Gunung Pulosari (1.3346 m) dan Gunung Aseupan (1.174 m)

Suhu udara di daerah Kabupaten Pandeglang berkisar antara 22,5 ºC – 27,9 ºC. Pada daerah pantai, suhu udara bisa mencapai 22 ºC – 32 ºC. Sedangkan di daerah pegunungan berkisar antara 18 ºC – 29 ºC. Kabupaten Pandeglang memiliki curah hujan antara 2.000-4.000 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan 3.814 mm dan mempunyai 177 hari hujan rata-rata per tahun serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.010 milibar.

Iklim di wilayah Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan Gelombang La Nina atau El Nino (Banten dalam angka, 2004). Saat musim penghujan (Nopember-Maret) cuaca didominasi oleh Angin Barat (dari Samudera Hindia sebelah Selatan India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Pada musim kemarau (Juni-Agustus), cuaca didominasi oleh Angin Timur yang menyebabkan Kabupaten Pandeglang mengalami kekeringan, terutama di wilayah bagian Utara, terlebih lagi bila berlangsung El Nino.

Kabupaten Pandeglang dialiri oleh 18 aliran sungai dengan panjang total 835 km. Sungai-sungai tersebut dikelompokan ke dalam dua Satuan Wilayah Sungai (SWS), yaitu SWS Ciujung dan SWS Ciliman. Sementara itu, Kabupaten Pandeglang terbagi menjadi 6 Daerah Aliran Sungai (DAS)

5.1. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran di Kabupaten Pandeglang Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu tujuan wisata di Provinsi Banten, oleh karena itu kegiatan pariwisata di daerah ini cukup potensial untuk

menunjang pembangunan daerah. Paling tidak, dapat diandalkan sebagai salah satu sumber devisa untuk membiayai pembangunan daerah. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Pandeglang dapat meningkatkan pendapatan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran karena dengan datangnya wisatawan akan membutuhkan tempat untuk menginap dan makan.

Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan Kabupaten Pandeglang untuk meningkatkan perekonomian daerah khususnya dalam peningkatan penerimaan PAD serta daya efek berantai (multiplier effect) yang positif terhadap sektor pembangunan lainnya. Pengembangan pariwisata diarahkan pada peningkatan destinasi wisata berupa kawasan wisata, objek wisata, akomodasi yang mendukungnya serta pemasaran wisata yang akhirnya ukuran keberhasilan pembangunan perdagangan, hotel dan restoran tercermin melalui jumlah kunjungan baik wisata maupun bukan kunjungan wisata.

5.2. Perdagangan

Perusahaan atau usaha perdagangan adalah perusahaan atau usaha yang dilakukan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis), barang-barang baru maupun bekas meliputi besar dan perdagangan eceran.

5.2.1. Perdagangan Besar

Perdagangan besar adalah perdagangan barang baru maupun bekas dalam partai besar kepada pedagang eceran, perusahaan industri, kantor, rumah sakit, rumah makan, dan akomodasi. Perdagangan besar tidak menjual barang dagangan kepada konsumen rumah tangga.

Kegiatan perdagangan besar meliputi (BPS Kabupatan Pandeglang, 2004):

1. Perdagangan besar (eksportir) adalah perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan penjualan barang atau jasa dari dalam ke luar wilayah Indonesia. 2. Perdagangan besar (importir) adalah perusahaan atau usaha yang melakukan

kegiatan penjualan barang atau jasa dari luar ke dalam wilayah Indonesia. 3. Distributor atau penyalur adalah perusahaan atau usaha yang berdiri sendiri

yang menjual barang perusahaan lain dan pada umumnya mempunyai daerah kerja. Termasuk juga distributor atau penyalur tunggal. Meliputi : hasil pertanian, pertambangan dan penggalian, dan barang-barang hasil industri olahan. Contoh : distributor hasil bumi.

4. Perdagangan besar berdasarkan balas jasa (service fee) atau kontrak (contract fee) adalah usaha yang dilakukan atas perusahaan atau usaha lain atas dasar kontrak atau fee. Perdagangan besar berdasarkan balas jasa atau kontrak meliputi :

a) Agen adalah perusahaan atau usaha perantara yang berdiri sendiri, bertindak (membuat perjanjian-perjanjian) atas nama perusahaan yang memberikan keagenan (principal) dan biasanya diangkat dengan perjanjian dan tidak boleh mengadakan kegiatan yang sifatnya menyaingi principal. Termasuk dalam hal ini agen tunggal dan wakil perusahaan. Contoh : agen sepatu bata.

b) Makelar adalah pedagang perantara yang berusaha melakukan transaksi atas nama satu atau lebih perusahaan lain yang dengannya tidak ada

hubungan tetap. Dan mendapat balas jasa yang diebut kurtase dari transaksi yang berhasil dilaksanakan. Contoh : makelar motor atau mobil. c) Komisioner atau Pedagang Komisi adalah perusahaan (pihak pertama)

yang melakukan transaksi atau persetujuan dengan pihak ketiga atas nama perusahaan sendiri tetapi atas nama amanat perusahaan lain (pihak kedua) dan mendapat balas jasa yang disebut komisi. Komisioner bertanggung jawab kepada pihak kedua dan pihak ketiga.

5.2.2. Perdagangan Eceran

Perdagangan eceran adalah usaha perdagangan yang melakukan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang-barang baru maupun bekas dalam partai kecil. Umumnya kepada konsumen rumah tangga. Usaha perdagangan eceran meliputi :

1. Perdagangan eceran barang-barang baru yang utamanya makanan, minuman atau tembakau di dalam bangunan seperti waserba, toko kelontong dan sejenisnya.

2. Perdagangan eceran barang-barang baru yang utamanya bukan makanan atau minuman atau tembakau di bangunan.

3. Perdagangan eceran komoditi makanan, minuman atau tembakau yang sejenis di dalam bangunan seperti perdagangan eceran hasil pertanian, hasil industri. 4. Perdagangan eceran komoditi baru bukan makanan, minuman atau tembakau

yang sejenis di dalam bangunan. 5.3. Restoran/Rumah Makan

1. Restoran/rumah makan atau warung makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan tetap (tidak berpindah-pindah), yang menyajikan dan menjual makanan dan minuman di tempat usahanya baik dilengkapi maupun tidak dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan maupun penyimpanan dan belum mendapatkan ijin dan surat keputusan dari instansi yang membinanya.

2. Kedai makanan dan minuman adalah usaha perdagangan eceran yang menjual bermacam-macam makanan kecil dan minuman yang siap dikonsumsi di tempat tetap.

3. Penjualan makanan dan minuman keliling/tempat tidak tetap adalah usaha perdagangan eceran yang menjual bermacam-macam makanan dan minuman siap dikonsumsi yang biasanya dijual melalui kios yang mudah dipindah-pindahkan atau didorong sepanjang jalan, seperti pedagang bakso keliling. 4. Jasa boga (Catering) adalah usaha penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi)

yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, seminar, rapat dan sejenisnya. Biasanya makanan jadi yang dipesan diantar ke tempat kerja, pesta, seminar/rapat dan sejenisnya berikut pramusaji yang akan melayani tamu-tamu atau pesta seminar atau rapat pada saat pesta/seminar berlangsung. Termasuk dalam kelompok ini jasa boga yang melayani pesawat angkutan udara, tempat pengeboran minyak dan lokasi penggergajian kayu.

Berdasarkan informasi yang tertera pada Tabel 6, terlihat bahwa pada saat sebelum diberlakukannya Otonomi Daerah, laju pertumbuhan nilai tambah rumah makan/restoran di Kabupatan Pandeglang lebih tinggi dari pada ketika

diberlakukannya Otonomi Daerah. Keadaan ini mengindikasikan bahwa Otonomi Daerah belum memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan pada UU No. 22 tahun 1999, yaitu dengan diberlakukannya Otonomi Daerah diharapkan keadaan ekonomi daerah akan menjadi lebih baik.

5.4. Perhotelan

1. Penginapan remaja (Youth Hotel) adalah usaha penyediaan jasa penginapan yang biasanya digunakan bagi remaja sebagai akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi, memperluas pengetahuan/pengalaman dan perjalanan.

2. Pondok wisata (Homestay) adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum dengan pembayaran harian, yang dilakukan perseorangan dengan menggunakan sebagian atau seluruhnya dari tempat tinggalnya.

3. Jasa akomodasi lainnya adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang belum termasuk dalam kelompok di atas.

Dokumen terkait