• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM DISTRIK MISOOL BARAT

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian meliputi kondisi geografi dan demografi serta sosial ekonomi.

Kondisi Geografi dan Demografi

Kawasan konservasi Tenggara Misool, sebagai kawasan ke-V di TPPKD Raja Ampat, mencakup kawasan seluas 366 000 ha. Kawasan tersebut terletak di baratdaya Pulau Salawati dan Batanta pada koordinat 1°49‟–2°16‟S dan 130°17‟– 131°01‟T. Terdapat tiga kecamatan di dalam kawasan konservasi ini, termasuk di dalamnya Misool Barat (dengan 5 desa dalam kawasan konservasi: Biga, Gamta, Lilinta, Magey dan Kapatcol), Misool Timur (dengan 4 desa dalam kawasan konservasi: Tomolol, Usaha Jaya, Fafanlap, dan Folley) serta Misool Selatan (dengan 4 desa: Yellu, Dabatan, Harapan Jaya, dan Keyerepop). Masyarakat setempat di bagian tenggara Misool umumnya terdiri dari dua sub-etnis (Matbat dan Matlol), namun kawasan tersebut juga merupakan „pertemuan‟ budaya yang sangat penting antara Papua dan daerah Maluku, dimana komposisi gabungan etnis masyarakatnya sangat terlihat. Letak geografis dari Distrik Misool Barat adalah 2o2‟57. 028 LS dan 130o18‟3. 326 BT. Pusat pemerintahan Distrik Misool Barat terletak di Kampung Lilinta, tinggi pusat pemerintahan Distrik Barat dari permukaan laut adalah ± 5 mdpl. Suhu maksimum diwilayah Distrik Misool Barat sekitar 23o s/d 35°C, dengan intensitas curah hujan kurang lebih 109,5 mm.

Batas wilayah admisnistrasi Distrik Misool Barat adalah sebagai berikut: a. Sebelah utara : Kampung Waigama (Misool Utara)

b. Sebelah selatan : Kampung Dabatan (Misool Selatan)

c. Sebelah timur : Batas Timur Kampung Folley (Misool Timur) d. Sebelah barat : Laut Seram (Pulau Seram)

Penduduk di Kecamatan Misool Barat pada tahun 2012 tercatat sejumlah 1425 jiwa. Dengan luas wilayah 203.11 km2, maka kepadatan penduduk di daerah ini sebesar 7 jiwa/km2. Kepadatan penduduk per desa bervariasi, dengan laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Misool Barat dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi yang masuk maupun yang keluar dari Kecamatan Misool Barat. Mayoritas penduduk Misool Barat beragama Islam dengan jumlah pemeluk agama sebesar 923 orang, pemeluk agama Kristen Protestan sebesar 758 orang, dan yang memeluk agama Kristen Katolik 35 orang.

Karakteristik Penduduk

Berdasarkan data BPS Kabupaten Raja Ampat (2012), Desa Lilinta memiliki jumlah penduduk paling banyak di Distrik Misool Barat dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 14 jiwa per km2. Sementara kepadatan penduduk terkecil adalah di Desa Magei dan Desa Kapatcol yaitu 3 jiwa per km2. Dilihat dari jenis kelamin dan umur, penduduk di Kecamatan Misool Barat lebih banyak di dominasi oleh laki-laki dengan Sex Ratio sebesar 109 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan seks ratio di Distrik Misool Barat Tahun 2012.

Kelurahan Laki-laki Perempuan Seks Ratio

(1) (2) (3) (4) Lilinta 294 259 114 Biga 193 169 114 Gamta 105 104 101 Magei 88 78 113 Kapatcol 64 71 90 Jumlah 2012 744 681 109

Sumber: BPS Kabupaten Raja Ampat 2012

Jumlah kepala keluarga di Distrik Misool Barat pada tahun 2014 sebanyak 326 KK, menurut jenis kelamin penduduk laki-laki sebanyak 931 jiwa dan perempuan 739 jiwa. Jumlah penduduk Distrik Misool Barat menurut usia:

a. 0-5 tahun : 237 Jiwa b. 6-14 tahun : 259 Jiwa c. 15-20 tahun : 262 Jiwa

d. 21-56 : 752 Jiwa

e. 57-seterusnya : 160 Jiwa

Setiap masyarakat di desa yang ada di Misool Barat, hampir semua memiliki alat transportasi ataupun sarana untuk menangkap sumber daya laut berupa katinting5, namun ada pula yang memiliki johnson pribadi. Selain dari kepemilikan pribadi, sarana kapal/perahu/johnson ada yang didapat dari bantuan pemerintah.

Sarana kapal/perahu/johnson milik pemerintah yang ada di Distrik Misool Barat.

a. Kampung Lilinta = 1 Unit (Rusak Berat) b. Kampung Biga = 1 Unit (Baik)

c. Kampung Gamta = 1 Unit (Baik) d. Kampung Magey = 1 Unit (Baik) e. Kampung Kapatcol = 1 Unit (Baik)

Sebagian besar penduduk di Distrik Misool Barat bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan sebesar 300 orang, karena wilayahnya yang berada diantara pulau-pulau dan laut, penduduk di Distrik Misool Barat banyak juga menjadi petani atau melakukan kegiatan bercocok tanam seperti menanam umbi- umbian dan jagung kecuali padi, selain itu penduduk Distrik Barat memiliki komuditas unggulan berupa sagu yang banyak di Kampung Biga. Selain nelayan dan petani terdapat buruh perusahan swasta kurang lebis sekitar 75 orang yang bekerja di Perusahaan Mutiara di Kampung Yellu, 30 orang sebagai Pegawai Negeri Sipil, 2 (dua) orang menjadi TNI dan Polri. Namun dalam penelitian yang dilakukan penulis hanya fokus pada Desa Lilinta yang mayoritas penduduk yang tinggal di desa tersebut banyak bekerja/bermata pencaharian sebagai nelayan.

Potensi Sumber daya Perikanan dan Laut Distrik Misool Barat

Sumber daya perairan laut di Distrik Misool Barat sebagian besar dimanfaatkan untuk perikanan tangkap. Wilayah penangkapan ikan masyarakat berada di sekitar area Distrik Misool Barat, pada saat melaut masyarakat biasanya menetap di pulau-pulau seperti Pulau Waf dan Pulau Yeff bii yang dijadikan oleh mereka tempat untuk berisitirahat dan mengumpulkan hasil tangkapan ikan (camp

nelayan). Armada laut yang digunakan, hampir sebagian besar masyarakat di Distrik Misool Barat memiliki armada laut berupa sampan yang diberi mesin (katinting), yang digunakan untuk transportasi dan menangkap ikan di laut

5

Sampan yang memiliki mesin/motor penggerak diluar untuk menjalankannya, ukuran katinting beraneka ragam dan kekuatan mesinnya pun beraneka ragam, tergantung si pemilik yang memilikinya.

kapasitas mesin dari katinting sebesar 5-13 PK namun ada pula nelayan yang memiliki jonson6 sebagai armada untuk transportasi dan menangkap ikan. Alat- alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Distrik Misool Barat sebagian besar adalah pancing dasar, jaring dan ada beberapa masyarakat yang masih menggunakan bubu, namun ada juga yang menggunakan rumpon sebagai alat tangkapnya. Rumpon tersebut digunakan hanya oleh masyarakat dari luar Distrik Misool Barat yaitu nelayan dari Ternate, Tidore dan Makasar, untuk menggunakan Rumpon nelayan tersebut harus memiliki izin tidak boleh sembarangan menggunakan alat tangkap tersebut terutama di daerah dekat kawasan konservasi. Kegiatan dalam penangkapan ikan di laut Distrik Misool Barat, hampir setiap bulan nelayan menangkap ikan dilaut namun, masyarakat hanya mengenal dua musim dalam kegiatan menangkap ikan yaitu musim angin selatan dan musim angin barat, musim angin selatan biasanya terjadi pada bulan Juni-Oktober.

Pada saat musim angin selatan nelayan tidak berani melaut karena ombak laut sangat tinggi dan angin sangat kencang terdapat istilah di masyarakat pada saat itu yaitu “Laut Putih”, puncak dari musim angin selatan, terjadi pada bulan Agustus, nelayan tidak ada yang berani melaut terlalu jauh untuk mengambil sumber daya ikan, hanya di sekitar beberapa meter dari tempat mereka tinggal untuk memenuhi kebutuhan makan mereka sehari-hari. Pada saat bulan Juni- Oktober pula biasanya tedapat Sasi musiman, pada saat angin musim selatan dilakukan tutup Sasi. Masyarakat tidak dapat mengambil ikan karena faktor cuaca itu sendiri, kemudian pada saat angin musim barat yang terjadi pada November- April, nelayan kemudian kembali mencari ikan di laut atau pergi ke camp nelayan. Pada saat bulan Januari dan Februari biasanya hasil dari tangkapan ikan melimpah, dan di saat angin musim Barat biasanya masyarakat menggunakan kesempatan tersebut untuk buka Sasi.

Gambar 4 Desa Lilinta pusat Distrik Misool Barat

Dari hasil penelitian di lapangan yang telah dipaparkan oleh penulis, berikut Tabel 10 yang merupakan kalender musim nelayan di Distrik Misool Barat.

6

Tabel 10 Kalender musim nelayan Distrik Misool Barat Aktivitas

Nelayan

Bulan Ke-

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Periode Melaut Tidak Melaut Tangkapan Ikan Melimpah Tangkapan Ikan sedikit Ada Badai Ada Gelombang Tinggi Tutup Sasi Buka Sasi Ikhtisar

Kawasan konservasi Tenggara Misool, sebagai kawasan ke-V di TPPKD Raja Ampat memiliki tiga kecamatan (distrik) di dalam kawasan konservasi ini, termasuk di dalamnya Misool Barat. Misool Barat memiliki 5 (lima) desa dalam kawasan konservasi yaitu: Biga, Gamta, Lilinta, Magey dan Kapatcol. Pusat pemerintahan Distrik Misool Barat terletak di Kampung Lilinta, penduduk di Distrik Misool Barat pada tahun 2012 tercatat sejumlah 1425 jiwa. Desa Lilinta memiliki jumlah penduduk paling banyak di Distrik Misool Barat,kepadatan penduduk terkecil adalah di Desa Magei dan Desa Kapatcol. Menurut jenis kelamin penduduk laki-laki sebanyak 931 jiwa dan perempuan 739 jiwa. Setiap masyarakat di desa yang ada di Misool Barat, hampir semua memiliki alat transportasi ataupun sarana untuk menangkap sumber daya laut berupa katinting, namun ada pula yang memiliki johnson pribadi. Selain dari kepemilikan.

Sebagian besar penduduk di Distrik Misool Barat beragama Islam, penduduk mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan, di Desa Lilinta lebih banyak bermata pencaharian sebagai nelayan, sumber daya perairan laut di Distrik Misool Barat sebagian besar dimanfaatkan untuk perikanan tangkap.Alat-alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Distrik Misool Barat sebagian besar adalah pancing dasar, kemudian jaring dan ada beberapa orang yang juga masih menggunakan 7bubu. Masyarakat Misool Barat hanya mengenal dua musim dalam kegiatan menangkap ikan yaitu musim angin selatan dan musim angin barat, musim angin selatan biasanya terjadi pada bulan Juni-Oktober. Pada saat bulan Juni-Oktober pula biasanya tedapat Sasi musiman, pada saat angin musim selatan dilakukan tutup Sasi, pada November-April, nelayan kemudian kembali mencari ikan di laut, masyarakat kemudian menggunakan kesempatan tersebut untuk buka Sasi.

7

Adalah alat tangkap yang berupa jebakan dan penghadang juga bersifat pasif, berbentuk kurungan seperti ruangan tertutup sehingga ikan tidak dapat keluar.