• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

G. Analisis Data

3. Analisis Multivariat

5.2 Gambaran Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat adalah distribusi frekuensi untuk mendapatkan gambaran dari variabel dependen dan variabel independen.

5.2.1 Gambaran Konsumsi Suplemen Vitamin E

Konsumsi suplemen vitamin E ini dikategorikan menjadi dua, yaitu

“mengkonsumsi melebihi batas toleransi” (≥800 mg) dan “tidak melebihi batas

toleransi” (<800 mg). Adapun gambaran konsumsi suplemen vitamin E pada siswi SMAN 65 Jakarta dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Konsumsi Suplemen Vitamin E Siswi SMAN 65 Jakarta Tahun 2011

Konsumsi Suplemen Vitamin E Jumlah Persentase

Melebihi batas toleransi 16 20,8

Tidak melebihi batas toleransi 61 79,2

Total 77 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dari 77 responden yang diteliti, proporsi siswi yang mengkonsumsi suplemen vitamin E dengan tidak melebihi batas toleransi lebih banyak (79,2%) dibandingkan dengan siswi yang mengkonsumsi suplemen vitamin E dengan melebihi batas toleransi.

Dari hasil analisis juga diketahui jenis suplemen vitamin E yang dikonsumsi oleh siswi SMAN 65 jakarta. Adapun distribusi frekuensi jenis suplemen vitamin E yang dikonsumsi adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3

Jenis Suplemen Vitamin E Yang Dikonsumsi Oleh Siswi SMAN 65 Jakarta Tahun 2011

Jenis Suplemen ∑ Responden Persen (%)

Natur E 32 41,5 Nourish Skin 15 19,5 Ever E 10 13 HemavitonSkin Nutrien 8 10,4 Evion 12 15,6 Total 77 100

Sumber: Data Primer

Dari tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa merek suplemen vitamin E yang paling banyak dikonsumsi oleh responden adalah Natur E (41,5%), Nourish Skin (19,5%), dan Evion (15,6%).

5.2.2 Gambaran Pendapatan Orang Tua Siswi SMAN 65 Jakarta

Pendapatan orang tua dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu pendapatan cukup dan kurang, dikatakan memiliki pendapatan cukup apabila ≥ Rp. 5.000.000,00/bulan dan pendapatan kurang apabila < Rp. 5.000.000,00/bulan. Pengkategorian tersebut didasarkan pada profil kesehatan Indonesia tahun 2001. Adapun gambaran distribusi frekuensi pendapatan orang tua dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Pendapatan Orang Tua Siswi SMAN 65 Jakarta Tahun 2011

Pendapatan orang tua Jumlah Persentase

Cukup 42 54,5

Kurang 35 45,5

Total 77 100

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 77 responden, siswi yang memiliki pendapatan orang tua pada kategori cukup lebih banyak yaitu sebanyak 42 (54,5%) dibandingkan dengan siswi yang memiliki pendapatan orang tua pada kategori kurang yaitu sebanyak 35 siswi (45,5%).

5.2.3 Gambaran Uang Saku Siswi SMAN 65 Jakarta

Uang saku dalam penelitian ini dikategorikan menjadi besar dan kecil. Uang saku siswi dikatakan besar jika ≥ rata-rata uang saku pada responden dalam penelitian ini (Rp. 15.000,00) dan dikatakan kecil jika < rata-rata uang saku pada responden dalam penelitian ini. Adapun gambaran distribusi frekuensi uang saku siswi SMAN 65 Jakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Uang Saku Siswi SMAN 65 Jakarta Tahun 2011

Uang Saku Jumlah Persentase

Kecil 20 26

Besar 57 74

Total 77 100

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel tersebut diketahui dari 77 responden yang diteliti, siswi yang mempunyai uang saku besar yaitu sebanyak 57 (74%) lebih banyak dibandingkan dengan siswi yang mempunyai uang saku kecil yaitu sebanyak 20 (26%).

5.2.4 Gambaran Status Kesehatan Siswi SMAN 65 Jakarta

penyakit yang diderita oleh responden selama satu bulan terakhir. Status kesehatan tersebut dikategorikan menjadi ada dan tidak ada. Dikatakan “ada”, jika siswi mengalami sakit dalam sebulan terakhir saat penelitian dilakukan, dan dikatakan

“tidak ada”, jika siswi tidak mengalami sakit dalam sebulan terakhir saat penelitian

dilakukan. Adapun gambaran distribusi frekuensi status kesehatan siswi SMAN 65 Jakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Siswi SMAN 65 Jakarta Tahun 2011

Status Kesehatan Jumlah Persentase

Tidak Ada 48 62,3

Ada 29 37,7

Total 77 100

Sumber:Data Primer

Dari tabel 5.6 diketahui bahwa dari 77 responden, siswi yang tidak menderita suatu penyakit lebih banyak yaitu sebesar 62,3% dibandingkan dengan siswi yang menderita suatu penyakit yaitu 37,7%.

Selanjutnya dari hasil analisis juga diketahui jenis penyakit yang diderita oleh siswi tersebut diantaranya adalah demam tifoid dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Siswi yang menderita ISPA lebih banyak yaitu 62,12% dibandingkan dengan siswi yang menderita demam tifoid yaitu sebanyak 37,88%.

5.2.5 Gambaran Pengetahuan Gizi Siswi SMAN 65 Jakarta

Pengetahuan gizi dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu pengetahuan gizi baik dan kurang. Siswi dikatakan memiliki pengetahuan gizi baik

apabila ≥ 80% seluruh jawaban benar dan kurang apabila < 80% seluruh jawaban benar (Khomsan, 2000). Adapun gambaran distribusi frekuensi pengetahuan gizi siswi SMAN 65 Jakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.7

Distribusi Pengetahuan Gizi pada Siswi di SMAN 65 Jakarta tahun 2011

Pengetahuan Gizi Jumlah Persentase

Kurang 31 40,3

Baik 46 59.7

Total 77 100

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa dari 77 responden, siswi yang memiliki pengetahuan gizi baik lebih banyak yaitu sebanyak 59,7% dibandingkan dengan siswi yang memiliki pengetahuan gizi kurang yaitu sebanyak 40,3%.

Selanjutnya hasil analisis menunjukkan terdapat 64,6% siswi salah dalam menjawab pertanyaan mengenai vitamin E termasuk dalam vitamin larut lemak, dan sebanyak 58,3% siswi salah dalam menjawab pertanyaan mengenai kelebihan konsumsi suplemen vitamin E dapat menjadikan kulit semakin cerah dan cantik.

5.2.6 Gambaran Pengaruh Teman pada Siswi SMAN 65 Jakarta

Gambaran distribusi frekuensi pengaruh teman dapat dilihat pada tabel 5.8 dibawah ini:

Tabel 5.8

Distribusi Pengaruh Teman pada Siswi di SMAN 65 Jakarta tahun 2011

Pengaruh Teman Jumlah Persentase

Tidak ada pengaruh 46 59.7

Ada pengaruh 31 40,3

Total 77 100

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel tersebut diketahui sebanyak 31 responden (40,3%) mendapatkan pengaruh dari temannya dalam mengkonsumsi suplemen vitamin E. Sedangkan yang tidak mendapatkan pengaruh dari teman lebih banyak, yaitu 59,7%.

5.2.7 Gambaran Keterpaparan Media/Informasi Suplemen vitamin E pada Siswi di SMAN 65 Jakarta

Distribusi frekuensi keterpaparan media/informasi suplemen vitamin E pada siswi di SMAN 65 Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.9

Distribusi Keterpaparan Media/Informasi Suplemen Vitamin E pada Siswi di SMAN 65 Jakarta tahun 2011

Pengaruh Media Jumlah Persentase

Tidak terpapar 45 58,4

Terpapar 32 41,6

Total 77 100

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa siswi yang terpapar media/informasi yaitu sebesar 58,4% (45 siswi) sedangkan siswi yang tidak terpapar media yaitu sebesar 41,6% (32 siswi).

mengenai suplemen vitamin E dari televisi, 31,2% dari majalah, dan sebanyak 21,8% dari radio.

5.2.8 Gambaran Citra Raga pada Siswi di SMAN 65 Jakarta

Distribusi frekuensi gambaran citra raga pada siswi di SMAN 65 Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.10

Distribusi Citra Raga pada Siswi di SMAN 65 Jakarta tahun 2011

Citra Raga Jumlah Persentase

Negatif 46 59,7

Positif 31 40,3

Total 77 100

Citra raga dalam penelitian ini dikategorikan menjadi negatif dan positif. Citra raga dikatakan negatif jika < rata-rata (mean) dari skor skala citra raga, yakni 24,69. Sedangkan citra raga dikatakan positif jika ≥ rata-rata skor skala citra raga pada responden dalam penelitian ini (24,69).

Berdasarkan hasil tersebut didapatkan lebih banyak responden yang memandang citra raga secara negatif dibandingkan dengan positif yakni sebesar 46 responden (59,7%).

Dokumen terkait