• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA

LAPANGAN MANDIRI

A . Definisi Pajak

Untuk lebih mendalami pembahasan mengenai Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) ada baiknya terlebih dahulu kita mengerti arti pajak,maka banyak para ahli yang memberikan pengertian tentang pajak.

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Racmat Sumitro, SH, dalam bukunya “Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pendapatan (1990 : 5)” Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang dapat langsung ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Sedangkan pengertian Pajak menurut DR. H. Mustaqiem, SH, M.SI, dalam bukunya “ Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah (2008 : 43)” Pajak adalah pungutan yang dilakukan oleh negara,berdasarkan undang-undang,pelaksanaannya dapat dipaksakan dan kepada wajib pajak tidak ada jasa balik secara langsung.

Dari kedua pengertian Pajak diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada penertian Pajak adalah :

3. Pajak dipungut oleh negara,baik pusat ataupun daerah 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah

B. Ketentuan Umum

1. Daerah Otonom,selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu,berwenang mengatur dan mengurusi kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

3. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah

4. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak terutang termasuk pemungutan dan pemotongan pajak tertentu.

5. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi

Perseroan Terbatas,Perseroan Komanditer,Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara/Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,Firma,Kongsi,Koperasi,Dana

pensiun,Persekutuan,Perkumpulan,Yayasan, Organisasi massa,Organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis,Lembaga,Bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya.

6. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat,dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor 7. Pajak kendaraan bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan

penguasaan kendaraan bermotor

8. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli,tukar menukar,hibah,warisan atu pemasukan kedalam badan usaha.

9. Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim

10.Pajak terutang adalah pajak yang harus dibayar suatu saat dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bahagian tahun pajak menurut ketentuan dan peraturan perundang undangan perpajakan daerah

11.Denda adalah biaya yang timbul akibat keterlambatan pembayaran pajak

12.Kadaluarsa adalah ampaunya jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak

13.Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak,objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban,menurut ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan daerah

14.Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) adalah surat yang digunakan untuk melaporkan data subjek pajak dan atau bukan objek pajak,dan atau harta dan kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan daerah

15.Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak

16.Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak

1. Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 2. Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Perubahan atas

3. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

4. Undang-Undang Nomor 24 tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah

6. Peraturan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 tahun 2002 Tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2010 Tentang Penghitungan Dasar Penggunaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor tahun 2010

8. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 tahun 2011 Tentang Pajak Daerah

D. Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang ditetapkan oleh Pemerintah daerah dengan Peraturan daerah (Perda) yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh

pemerintah daerah dalam menyelesaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Pemerintah daerah di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota,yang diberi kewenangan untuk melaksanakan otonomi daerah.

Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah,yaitu antara lain: Provinsi

a) Pajak Kendaraan Bermotor;

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d) Pajak Air Permukaan; dan

e) Pajak Rokok. Kabupaten/Kota a) Pajak Hotel; b) Pajak Restoran; c) Pajak Hiburan; d) Pajak Reklame;

e) Pajak Penerangan Jalan;

f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g) Pajak Parkir;

h) Pajak Air bawahTanah; i) Pajak Sarang Burung Walet;

j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Ketentuan tentang objek pajak dan subjek pajak daerah khususnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan dasar pengenaannya diatur dengan peraturan pemerintah,sesuai dengan peraturan daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 3 tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

Objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan bermotor adalah penyerahan kepemilikan kendaraan bermotor.

Termasuk dalam pengertian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud diatas adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya,yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

Yang dikecualikan dari pengertian kendaraan bermotor adalah : a. Kereta Api;

b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara;

c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan,konsulat,perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah; dan

d. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

E. Bagi Hasil Penerimaan Pajak

Pusat dan Daerah, dan Peraturan Provinsi Sumatera Utara Nomor 3tahun 2002, disebutkan bahwa pembagian hasil penerimaan yang diserahkan kepada daerah adalah sebagai berikut :

1. Untuk daerah Provinsi sebesar 70%

2. Untuk daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 30%, dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi daerah Kabupaten/Kota yang bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah Kabupaten/Kota.

F. Penetapan dan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Dalam hal penetapan baik untuk pajak daerah maupun retribusi pajak daerah adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari objek dan subjek pajak atau retribusi, penetapan besarnya pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib retribusi serta pengawasan. Penetapan pajak yang dilaksanakan dengan menggunakan surat keterangan pajak daerah dan dokumen lain yang dipersamakan. Dan pemungutan merupakan salah satu kebijakan Pemerintah daerah dalam mengenakan pajak terhadap wajib pajak secara efektif dan adil. Hal ini berkaitan dengan keputusan baik mengenai pengenaan pajak serta perbedaan ruang lingkup dan tarifnya.

Untuk merealisasikan hal tersebut, perlu diperhatikan aspek-aspek yang menyangkut tentang kemampuan pemerintah daerah dalam menyelaraskan orang-orang dalam pekerjaannya dalam suatu keterkaitan dan kerjasama yang diarahkan kepada pencapaian tujuan bersama.

Penetapan sangat bergantung pada tingkat kualitas dan kemampuan kinerja Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tugasnya di dalam usaha-usaha upaya peningkatan yang dapat dilakukan melalui berbagai cara untuk mencapai peningkatan sebagai suatu yang sejajar, sejalan yang dinyatakan untuk memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan agar pelaksanaan dapat dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

G. Manfaat Pentingnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Secara terperinci manfaat dan pentingnya penetapan dan pengenaan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang efektif dan efisien sehingga dapat memungkinkan untuk tercapai suatu tujuan yang ingin dicapai

2. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat dihindarkan kemungkinan timbulnya pertentangan terhadap suatu hal yang ingin dicapai

3. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat menyatukan pendapat bahwa satuan organisasi yang ada didalamnya dapat sejalan, sejajar dalam melakukannya

4. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat menghindari terjadinya suatu pencapaian tujuan yang bertentangan dengan suatu objek yang dipilih

5. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat meningkatkan pendapatan daerah dan tingkat kesadaran dari wajib pajak

H. Tarif Pajak dan Cara Penghitungan Pajak 1) Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan peraturan daerah Provinsi Sumatera Utara No.3 tahun 2002. Dasar pengenaan BBNKB adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yang dihitung berdasarkan Harga Pasaran Umum (HPU). Perhitungan besarnya BBNKB yang terhutang dihitung dengan cara mengkalikan tarif BBNKB dengan pengenaan Dasar Pajak.

Dalam hal harga pasar umum atas suatu kendaraan bermotor tidak diketahui maka nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor :

a. Isi silinder dan satuan daya; b. Penggunaan kendaraan bermotor; c. Jenis kendaraan bermotor;

d. Merek kendaraan bermotor;

e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor;

f. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu.

2) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

a. BBNKB - Pertama (kendaraan baru) sebesar 15% b. BBNKB - Kedua dan seterusnya sebesar 1%

3) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk kendaraan bermotor Alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak menggunakan jalan umum

a. BBNKB - Pertama (kendaraan baru) sebesar 0.75% b. BBNKB - Kedua,dan seterusnya sebesar 0.075%

4) Penagihan

Hak melakukan penagihan pajak daerah, kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali apabila wajib pajak melakukan tindak pidan di bidang perpajakan daerah.

5) Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, ketentuan besarnya pajak yang terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.

Pemungutan pajak daerah pada umumnya tidak dapat diborongkan atau tidak dapat dibebankan kepada pihak ketiga. Pajak daerah dipungut berdasarkan penetapan kepala daeah atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh wajib pajak. Wajib pajak membayar pajaknya sendiri dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh kepala daerah dan pejabat yang ditunjuk.

Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk khusus bagi pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) terdiri dari 5 (lima) lembar antara lain :

1) Lembar ke-1 untuk wajib pajak

2) Lembar ke-2 untuk Dipenda Sumatera Utara 3) Lembar ke-3 untuk PT.(AK) Jsa Raharja

4) Lembar ke-4 untuk bendaharawan khusus penerima 5) Lembar ke-5 untuk kantor bersama SAMSAT

Dalam hal ini pemenuhan kewajiban pajak, maka wajib pajak harus menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) dapat dikelurkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) atau bisa juga dikeluarkan surat pembetulan karena penyampaian pelaporan yang diberikan terhadap kesalahan ada 3(tiga) kemungkinan SPPD dikeluarkan oleh kepala daerah yaitu :

1) Surat tagihan pajak diterbitkan Kepala Daerah apabila pajak yang terutang dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar

2) Dari hasil penelitian SPPD yang dibertahukan oleh wajib pajak terdapat kekurangan pembayaran akibat salah tulis atau salah hitung

3) Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) dikeluarkan kepala daerah apabila wajib pajak dikenakan sanksi atau denda

Apabila wajib pajak tidak membayar pajak terutang sampai jatuh tempo (selama 30 hari) maka Surat Tagihan Pajak (STP) yang disampaikan kepada kepala daerah akan ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 20% perbulan. Berlaku paling lama 15 bulan sejak saat terutangnya pajak dan bila

wajib pajak sudah mendapat STP tidak juga menbayar pajaknya, maka kepla daerah dapat mengeluarkan STP atau surat paksa berdasarkan peraturan perundang-undangan pajak daerah

I.Proses Pemungutan PKB BBNKB 1) Pendaftaran

Dalam hal ini yang harus dilakukan oleh wajib pajak adalah : a. Pengambilan formulir SPT

b. Pengisian formulir SPT c. Pendaftaran berkas

d. Menyampaikan berkas pada petugas cheking 2) Penelitian berkas

Dalam tahapan ini yang harus dilakukan oleh wajib pajak adalah : a. Chek persyaratan dan kelengkapan berkas

b. Pendaftaran (entry)

c. Menyampaikan berkas pada bagian penetapan 3) Penetapan

Yang dilakukan pada bagian penetapan ini adalah : a. Membuat perhitungan dan penetapan (pembukuan) b. Membuat nomor kohir

c. Mengecek ketetapan tanda lembar SKPD

Yang dilakukan oleh korektor adalah :

a. Meneliti kebenaran perhitungan dan penetapan b. Meneliti data pajak dalam ketetapan PKB/BBNKB

5) Pembayaran

Pada bagian pembayaran pajak yang menjadi tanggung jawab dari hasil pembayaran pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak adalah dengan

melakukan hal-hal berikut :

a. Menerima dari wajib pajak (loket kasir) b. Membukukan hasil penerimaan

c. Menyampaikan SKPD pada loket embossing STNK d. Menyampaikan berkas pada petugas kartu box (arsip)

e. Menyetorkan hasil penerimaan kasir kepada bendaharawan(PKKP) f. Menyetorkan hasil penerimaan PKKP ke bank SUMUT

g. Menyampaikan berkas belum bayar penagihan

6) Penagihan

Yang menjadi tugas bagian penagihan adalah :

a. Menghimpun dan membukukan berkas tunggakan pajak b. Membuat dan menyampaikan surat tagihan pajak yang belum

mendaftar dan menunggak kepada wajib pajak

c. Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil pajak yang menyelesaikan tunggakan

7) Pelaporan

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah :

a. Mempersiapkan laporan target dan realisasi penerimaan

b. Laporan permintaan dan pemakaian SPT/SKPD dan pemakaian formulir lainnya

c. Setoran bank

d. Laporan tunggakan dan laporan lainnya

Dalam hal ini pendaftaraan kendaraan akibat mutasi sama saja dengan proses pendaftaran pada awal pendaftaran sebelum mutasi, yang berarti sama dengan proses pendaftran biasa.

8) Mekanisme Pelayanan Pada Kantor SAMSAT Kabanjahe

Pemilik/pemohon

Gambar. 2

Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe

Loket pendaftaran & penetapan lLLoket pembayaran dan

Loket perpanjan gan STNK Loket pengesah -an STNK Loket mutasi Loket hal-hal khusus 1.kasir 2.bendah-ara khusus Penyerah -an

Ditetapkan biaya adm. Baru

1. STNK 2. Asuransi j. Raharja 3. Pajak Ranmor Validasi,SKPD,Cetak STNK,TNBK,STCK,TCKB,BTC KB,& BPKB H. DIARSIPKAN

BAB IV

ANALISA DATA DAN EVALUASI

A.

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Dalam rangka memenuhi sumber-sumber pembiayaan dan pembangunan daerah, pajak kendaraan bermotor diserahkan sebagai pajak daerah. Pajak daerah berdasarkan undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keungan Pemerintah Pusat dan daerh yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri.

Untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja dalam penetapan maupun pemungutan pajak kendaraan bermotor dinas pendapatan daerah melakukan segala usaha dari kegiatan pemungutan, penagihan, pengumpulan,baik terhadap sumber-sumber pendapatan maupun dengan penggalian sumber-sumber pendapatan baru diantaranya ialah :

1. Melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor

2. Melakukan koordinasi atas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor serta pelaksanaannya oleh Dinas Pendapatan Daerah tempat wajib pajak terdaftar

Sejalan dengan itu, pemerintah mengambil langkah penyederhanaan perekonomian daerah. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan landasan dan pedoman yang kuat dalam pemungutan pajak daerah dan juga mengoptimalkan penerimaan daerah yang potensial.

B. Penetapan Realisasi BBNKB

mengetahui tentang target dan realisasi penerimaan pembayaran BBNKB melalui kebijakan yang diambil oleh Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara berdasarkan peraturan daerah, target dan realisasi penerimaan pajak tersebut dalam pembangunan daerah di masa masa yang akan datang.

Maka dalam bab analisa dan evaluasi data ini, penulis akan membahas secara rinci mengenai penetapan target dan realisasi penerimaan pembayaran BBNKB T.A 2009/2010 sedangkan untuk tahun 2011 masih dalam tahun berjalan sehingga belum adanya realisasi untuk target yang telah ditentukan seperti pada tahun sebelumnya. Penulis juga akan menganalisa permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembayaran BBNKB , hambatan-hambatan, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pembayaran BBNKB pada UPT bersama Kabanjahe.

Tabel 4.1

TAHUN 2009

BULAN TARGET REALISASI

JANUARI 35.930.977 48.496.225 FEBRUARI 35.930.977 55.467.525 MARET 35.930.977 57.480.875 APRIL 35.930.977 45.436.175 MEI 35.930.977 41.737.525 JUNI 35.930.977 47.488.625 JULI 35.930.977 57.298.275 AGUSTUS 35.930.977 57.960.675

Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe

Pada T.A 2009 Kantor bersama SAMSAT Kabanjahe hanya melakukan pemungutan BBNKB dari bulan Januari s/d Agustus sesuai dengan pemberlakuan PERGUBSU Nomor : 22 Tahun 2009 tentang pembebasan denda PKB dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang diberlakukan mulai tanggal 1 September 2009 s/d tanggal 31 Desember 2009.

Penetapan Target dan Realisasi BBNKB T.A 2010

Tabel 4.2

TAHUN 2010

BULAN TARGET REALISASI

JANUARI 33.440.750 41.078.224 FEBRUARI 33.440.750 42.612.852 MARET 33.440.750 59.894.452 APRIL 33.440.750 63.082.614 MEI 33.440.750 38.795.440 JUNI 33.440.750 46.756.497 JULI 33.440.750 38.489.155 AGUSTUS 33.440.750 40.529.268 SEPTEMBER 33.440.750 26.755.425 OKTOBER 33.440.750 32.072.992 NOVEMBER 33.440.750 40.947.315 DESEMBER 33.440.750 39.452.571 JUMLAH 401.289.000 510.466.805

Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe

Dari tabel 4.2 kita dapat melihat Untuk T.A 2010 ditetapkan target sebesar Rp. 401.289.000 terhadap BBNKB, sementara realisasi penerimaan yang

diperoleh sebesar Rp. 510.466.805 dengan persentase pencapaian target sebesar 127,21%

Disini penulis memang tidak dapat membandingkan persentase antara target dengan realisasi pada tahun 2009 dengan 2010 apakah meningkat atau menurun,karena pada tahun 2009 pemungutan BBNKB hanya dilakukan sampai dengan bulan Agustus sesuai dengan PERGUBSU Nomor : 22 Tahun 2009 yang diberlakukan mulai tanggal 1 September 2009 s/d tanggal 31 Desember 2009.

Akan tetapi jika dilihat setiap bulan antara target dengan realisasi baik pada T.A 2009/2010 target yang ditetapkan tercapai,bahkan lebih dari target terebut.

Adapun faktor-faktor peningkatan BBNKB :

a. Bertambahnya minat dari masyarakat untuk membalik nama kendaraannya, b. Terealisasinya proses berkas berdasarkan domisili wilayah kerja UPTD

Kabanjahe yang dapat mendorong meningkatnya penerimaan disektor PKB/BBNKB serta volume kerja sejalan dengan target yang ditetapkan.

C. Prosedur Penghitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Perhitungan adalah suatu rangkaian kegiatan penghimpunan data untuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang.

Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut NJKB,adalah nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum (HPU) Atas suatu kendaraan Bermotor,sebagaimana tercantum dalam tabel nilai

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan kendaraan bermotor terlebih dahulu mengetahui jenis/merk/tipe, tahun pembuatan,nilai jual kendaraan bermotor,bobot,dasar pengenaan dan tarif yang telah ditetpkan sesuai dengan peraturan pajak kendaraan bermotor.

Contoh kasus : (kepemilikan kedua)

Tanggal 9 Juni 2010 pak Diamon membeli 1 unit mobil mini bus merek Daihatsu,tipe S 89,dengan tahun pembuatan tahun 1997 dan Nilai Jual Kendaraan Bermotornya (NJKB) sebesar Rp. 30.000.000,-

Jawaban :

= Nilai jual Kendaraan Bermotor x Tarif = Rp. 30.000.000,- x 1%

= Rp. 300.000,-

D. Upaya-upaya Yang Dilakukan Kantor SAMSAT Kabanjahe Dalam Meningkatkan Penerimaan BBNKB

1. Melakukan koordinasi dengan pihak Ditlantas POLRES Tanah Karo untuk meningkatkan razia terpadu PKB/BBNKB di wilayah kerja SAMSAT Kabanjahe;

2. Seri YA s/d YD dan kendaraan yang beralamat di kecamatan Kabanjahe agar seluruhnya dapat diproses di UPT SAMSAT Kabanjahe;

3. Bagi masyarakat yang wajib pajak yang bermasalah telah diberi surat sesuai dengan data yang ada pada komputer induk dan melakukan dengan sistem door to door;

4. Melakukan koordinasi pada tiga instansi yang terkait dan berada di kantor SAMSAT Kabanjahe untuk dapat bekerja sama memberikan pelayanan kepada masyarakat wajib pajak;

5. Membuat papan himbauan kepada pemilik kendaraan bermotor agar mendaftarkan keabsahan kepemilikan kendaraannya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai hasil akhir dari keseluruhan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dilaksanakan di kantor SAMSAT Kabanjahe dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pemungutan BBNKB

Dalam hal ini setiap wajib pajak atau kuasanya wajib mengisi Surat Pendataan dan Pendaftaran Kendaraan Bermotor (SPP-KB) dengan jelas, lengkap, benar serta ditandatangani. Apabila dikuasakan, maka wajib melampirkan surat kuasa yang bermaterai cukup dari wajib pajak. SPP-KB diserahkan/dimasukkan pada kantor bersama SAMSAT.

2. Proses pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor a. Pendaftaran b. Penelitian berkas c. Penetapan d. Korektor e. Pembayaran f. Penagihan g. pelaporan

3. Upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pemungutan BBNKB,

dalam hal ini kendaraan yang sudah rusak berat dan pemakaian diatas 20 tahun dapat dilakukan :

a. Pemberian keringanan denda terlambat mendftar atau membayar. b. Nomor polisi seri YA s/d YD khususnya BK kecil dan BK pilihan

pada umumnya kendaraan tinggi, diproses di SAMSAT Kabanjahe. 4. Diketahui bahwa pelaksanaan pemungutan BBNKB di SAMSAT

Kabanjahe berjalan dengan cukup baik dan pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak juga sudah baik,dapat dilihat dari tabel 4.1 dan tabel 4.2

5. Upaya peningkatan yang telah dilakukan UPT SAMSAT Kabanjahe sudah maksimal,ini dapat dilihat dari peningkatan penerimaan PKB/BBNKB di setiap bulannya.

B. Saran

Sebagai isi dari laporan ini, penulis juga membuat saran-saran yang juga mungkin bermanfaat dalam memotifasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera

Dokumen terkait