LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG
PELAKSANAAN PEMBAYARAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) PADA UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DAERAH
(UPTD) PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) KABANJAHE
DISUSUN O
L E H
NAMA : RINA ANGGRENI SURBAKTI NIM : 082600108
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Pertama sekali,penulis ingin mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha baik,Yesus Kristus buat Berkat,Kasih serta RahmatNya yang luar biasa,sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik serta dapat mengatasi kendala-kendala yang penulis hadapi. Baik dalam penulisan maupun dalam pelaksanaannya di lapangan.
Adapun Tugas Akhir penulis dengan judul ” PELAKSANAAN PEMBAYARAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) PADA UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DAERAH (UPTD) PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) KABANJAHE”
Yang menjadi tujuan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
PRODIP III administrasi perpajakan dan untuk memperoleh gelar sarjana muda
(Ahli Madya) Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan karena kurangnya
dan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritikan atau saran yang membangun guna memperbaiki karya
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk moril atupun material, sehingga Tugas
Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Untul itu pada kesempatan ini
penulis dengan sepenuh hati ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepada Prof. Dr. Badaruddin,M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.
2. Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Jurusa. Program Diploma
(PRODIP) III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
3. Prof. Dr. Marlon Sihombing,MA selaku dosen pembimbing penulis,sehat
selalu pak.
4. Kepada para dosen yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan selama
masa perkuliahan.
5. Kepada Drs. Alexius Sitio,MAP selaku Kepala UPT Dinas Pendapatan
Provinsi Sumatera Utara Kabanjahe. Bapak Mahyuddin Pane,S,SOS.MAP
selaku Kasi PKB yang telah menyempatkan diri memberikan arahan pada
penulis. Kepada seluruh staff yang ada di SAMSAT Kabanjahe terima
kasih buat keramahtamahannya selama penulis berada di sana.
6. Teristimewa kepada Orang tuaku,Bapak K.Surbakti mamak D.Sembiring
yang sangat kusayangi dan kucintai yang telah banyak menberikan Doa
dan motivasi dalam mencapai yang terbaik dalam hidupku.
7. Buat abang kakak serta adikku Diamon,Jhon,Kristiani,Ribka sariani,Diana
semangat,motivasi doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini,kiranya Tuhan Berkati senantiasa.i
9. Buat teman-temanku k’Bella,Deby,Desy,Della,Putry dan semua anak TAX
C 08 Terima kasih buat persahabatn yang indah selama 3 tahun ini,
semangat teman-teman.
Akhirnya penulis berharap Tugas Akhir yang sederhana ini berguna dan
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan dimasa yang akan datang.
MEDAN, JULI 2011
DAFTAR ISI
F. Metode Pengumpulan Data ... 9
G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM ... 9
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Sumatera Utara (SAMSAT) Kabanjahe ... 11
B. Struktur Organisasi ... 14
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi ... 17
D. Gambaran Pegawai pada Kantor UPT Kabanjahe ... 24
BAB III GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM A. Definisi Pajak ... 26
B. Ketentuan Umum ... 27
C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak ... 29
D. Pajak Daerah ... 30
E. Bagi Hasil Penerimaan Pajak ... 32
F. Penetapan dan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 33
G. Manfaat Pentingnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 34
BAB IV ANALISA DATA DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 42 B. Penetapan Realisasi BBNKB ... 42 C. Prosedur Penghitungan BBNKB ... 46 D. Upaya-upaya yang dilakukan kantor SAMSAT Kabaanjahe dalam
meningkatkan Penerimaan BBNKB ...47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 49 B. Saran ... 50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam menghadapi era globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan,
maka Pemerintah harus tetap meningkatkan penerimaan Negara. Selain dari sektor
Migas dan Non Migas sebagai penerimaan negara yang utama juga meningkatkan
penerimaan negara melalui sektor Pajak khususnya Pajak Daerah. Tinggi
rendahnya pendapatan dari sektor perpajakan sangat mempengaruhi pendapatan
negara yang akhirnya berpengaruh dengan tingkat ketergantungan terhadap
pinjaman luar negeri dan pembangunan Nasional (Waluyo,2002:4). Oleh karena
itu,dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam
menghadapi dan mengantisipasi hal tersebut. Selain itu pemerintah juga memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam mensukseskan usaha pembangunan
tersebut.
Untuk membiayai rumah tangga daerah,Pemerintah sendiri telah
menetapkan Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan
berdasarkan ketetapan yang berlaku. Pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang pajak daerah dan restribusi daerah,dimana diberi kewenangan yang
lebih besar kepada daerah untuk pemungutan pajak daerahnya sendiri dan dapat
meningkatkan akuntabilitas daerah.
Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah terdiri dari Pajak Provinsi dan
Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang sangat menunjang bagi pemasukan
anggaran rumah tangga daerah.
Pengenaan Pajak terhadap BBNKB,merupakan fasilitas potensial bagi
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan adanya kepastian hukum, pemerintah
yang kuat dalam menentukan dan memungut pajak dan di lain pihak masyarakat
lebih memahami akan pentingnya pajak bagi pembangunan.
Namun di UPTD SAMSAT Kabanjahe, BBNKB hanya dipungut dari
penyerahan kedua dan seterusnya, karena BBNKB yang pertama dikenakan pada
kendaraan baru,sementara untuk penerbitan STNK/TNKB hanya ada di Medan
Utara kecuali untuk daerah Nias,Dairi,Tapanuli. Akan tetapi hal ini tidak begitu
mempengaruhi sistem pemungutan BBNKB di UPT SAMSAT Kabanjahe.
Untuk melaksanakan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 21 tahun
2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Nomor 1 tahun 2011 Tentang pajak daerah, khususnya pelaksanaan pemungutan
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB) di Sumatera Utara dituangkan dalam Keputusan Kepala Dinas
Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,
Jika dilihat kenyataan di lapangan semakin banyak masyarakat yang
memiliki kendaraan bermotor tentunya akan menambah pemasukan pemerintah
daerah. Begitu besar manfaat dari realisasi penerimaan pajak untuk kesejahteraan
pelaksanaan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Dan juga dengan
adanya mata kuliah Pajak dan Retribusi Daerah menjadi dasar teori dalam
melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan dilakukan sebagai salah
satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan.
Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk mengkaji upaya
yang dilakukan serta realisasi penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
sebagai dasar penilaian keberhasilan upaya tersebut. Kajian-kajian tersebut akan
dilaksanakan penulis di dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM). Dalam kegiatan PKLM ini penulis diharapkan mengaplikasikan
pengetahuan yang diperoleh semasa perkuliahan dan menjadi tenaga kerja yang
memiliki kompetensi sehingga dapat memahami masalah-masalah yang timbul
dalam pelaksanaan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
pada Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Kantor Sistem Administrasi
Bawah Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe. Hasil kajian akan penulis tuangkan dan
terangkan ke dalam laporan akhir penulis dengan judul ”PELAKSANAAN
B. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri
Tujuan PKLM
Adapun Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan atau proses pemungutan BBNKB
2. Untuk mengetahui perhitungan BBNKB
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan utama dalam pelaksanaan
pembayaran pada UPTD Kabanjahe
4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kantor SAMSAT
Kabanjahe dalam meningkatkan pungutan BBNKB
Manfaat PKLM
Adapun yang menjadi manfaat dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) dapat diuraikan sebagai berikut:
Bagi Mahasiswa
1. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh di perkuliahan kedalam
permasalahan yang dihadapi di dalam PKLM di Kantor SAMSAT
Kabanjahe,khususnya tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
2. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pelaksanaan pembayaran BBNKB
3. Untuk meningkatkan,memperluas dan memantapkan keterampilan dan
kemampuan mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja yang
sesuai keahliannya
5. Untuk memperoleh pengalaman secara langsung mengenai situasi dunia
kerja yang sebenarnya
Bagi Kantor SAMSAT Kabanjahe
1. Sebagai sarana untuk membina hubungan baik/kemitraan dengan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan
kantor SAMSAT Kabanjahe
2. Untuk memperoleh ide-ide baru baik berupa efisiensi peningkatan dan
perbaikan sistem birokrasi kantor SAMSAT Kabanjahe
Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
1. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan dengan kantor SAMSAT Kabanjahe
2. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi Pemerintahan
3. Untuk mempromosikan Sumber Daya Manusia yang ada di Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan kepada praktisi perpajakan daerah
4. Mendapat saran dan masukan untuk perbaikan kurikulum
C.URAIAN TEORITIS
Pajak daerah adalah kontribusi wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah,yaitu antara lain:
1. Provinsi
a) Pajak Kendaraan Bermotor;
b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d) Pajak Air Permukaan; dan
e) Pajak Rokok.
2. Kabupaten/Kota
a) Pajak Hotel;
b) Pajak Restoran;
c) Pajak Hiburan;
d) Pajak Reklame;
e) Pajak Penerangan Jalan;
f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g) Pajak Parkir;
h) Pajak Air bawah Tanah;
i) Pajak Sarang Burung Walet;
j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan
k) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dikenakan atas
menukar,hibah,warisan atau pemasukan ke dalam badan usaha. Objek Pajak Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan Kendaraan
Bermotor. Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang
pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah)
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun ruang lingkup PKLM yaitu :
1. Proses pelaksanaan pembayaran atau mekanisme prosedur pembayaran
BBNKB
2. Penghitungan BBNKB UPTD Kabanjahe
3. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan pembayaran BBNKB UPTD
Kabanjahe
4. Upaya dalam meningkatkan pelaksanaan pemungutan BBNKB
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi
sesuai dengan metode yang digunakan dalam PKLM adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan,mulai dari
proposal hingga diseminarkan dan berkonsultasi dengan dosen
pembimbing.
2. Studi Literatur
Hal ini berkaitan dengan pengkajian konsep dengan teori,sesuai dengan
judul PKLM yang penulis lakukan,beserta artikel ilmiah serta
sumber-sumber lain yang mendukung penulisan laporan ini.
3. Observasi Lapangan
Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan sesuai dengan data yang ada
pada instansi yang bersangkutan mengenai objek studi khususnya
penetapan BBNKB.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan objek PKLM.
Data tersebut dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang kompeten di
bidangnya,data sekunder adalah data yang diperoleh berupa data informasi
yang diperoleh dari observasi di lapangan.
5. Analisa Data dan Evaluasi
Dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini,penulis akan menuliskan
secara sistematis seluruh data-data yang diperoleh sesuai dengan
fakta-fakta yang ada secara aktual dan cermat,kemudian menganalisisnya untuk
F. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara (Interview)
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara tanya jawab secara langsung
dengan pegawai atau petugas yang menangani urusan BBNKB di Unit
Pelaksanaan Teknis Daerah SAMSAT Kabanjahe.
2. Metode Pengamatan (Observasi)
Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan
yang dilakukan di Kantor Samsat Kabanjahe untuk melihat dan
mengetahui berbagai fenomena yang akan dihadapi dalam melaksanakan
PKLM.
3. Metode Dokumentasi (Pembuatan Daftar)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar
dokumentasi yang diperoleh dari instansi dalam hal ini Kantor SAMSAT
Kabanjahe.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Akhir
adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah
PKLM,Tujuan dan manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM, metode
BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini penulis menjelaskan gambaran secara umum lokasi
PKLM yaitu Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) SAMSAT
Kabanjahe,uraian tugas pokok fungsi, serta gambarannya.
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini penulis menjelaskan dan menggambarkan data yang
diperoleh di Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) SAMSAT
Kabanjahe mengenai Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,seperti
objek dan subjek pajaknya, cara pengenaan, pendaftaran dan
penilaian.
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis menganalisa data yang diperoleh, kemudian
mengadakan evaluasi, serta memberikan interpretasi untuk
menjawab perumusan masalah yang diajukan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang bersumber dari
PKLM serta berasal dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (SAMSAT Kabanjahe)
Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara pada mulanya mengurusi
pengolahan pajak dan pendapatan daerah berada dibawah Biro Keuangan pada
sekretariat Wilayah tingkat I Sumatera Utara yaitu merupakan satu bagian.
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Sumatera Utara,tentang susunan organisasi dan tata sekretariat Wilayah Daerah
Tingkat I Provinsi Sumatera Utara maka ”Biro Keuangan” ditingkatkan menjadi
Direktorat Keuangan.
Dengan demikian tentu bagian pajak dan pendapatan daerah berubah
menjadi ”Sub Direktorat Pendapatan Daerah” pada Direktorat Keuangan Daerah
tersebut.Dengan terbitnya SK Gubernur Kepala Daerah Tngkat I Sumatera Utara
tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU terhitung tanggal 1 April 1975,maka
Sub Direktur Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi ”Direktorat Pendapatan
Daerah” pada tanggal 1 September 1975 keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri
Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I
dan Dinas Pendapatan Daerah II diseluruh Indonesia,maka bersama dengan itu
Direktorat Pendapatan Daerah diubah statusnya menjadi ”Dinas Pendapatan
Daerah”. Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara
Utara tanggal 31 Maret 1976 Nomor 143/II/GSU,dengan persetujuan
DPRD,pembentukan dinas ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I
Sumatera Utara Nomor 4 tahun 1976.
Dalam usahanya meningkatkan pelaksaan tugas serta pelayanan kepada
masyarakat,maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan
Provinsi Tingkat I Sumatera Utara.Dengan membentuk cabang Dinas Pendapatan
Provinsi di Sumatera Utara di Kabupaten dan Kota Madya Tingkat II,maka
berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 717/39/26 tanggal
31 Maret 1978 dibentuklah cabang Dinas pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara.Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara di
kabupaten/kotamadya Daerah Tingkat II,yang telah dibentuk dengan beberapa
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat II. Telah dibentuk dengan beberapa
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang telah
terpisah-pisah,maka dalam rangka meningkatkan daya guna pengelolaan
Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara,dirasa perlu disempurnakan dan
dikembangkan.
Kemudian sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2743/S
tanggal 22 November 1999 perihal sebutan Undang-Undang Nomor 22 tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah,maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat
ini.Sebutan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara atau
DIPENDASU diubah namanya menjadi ”Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera
Dalam pengembangannya dan pemekaran untuk pelayanan yang lebih luas
kepada wajib pajak.Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor
060/254/K tahun 2002 tentang tugas,fungsi,dan tata kerja Unit PelaksanaTeknis
(UPT) pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan
bermotor,maka dengan dikeluarkannya Surat Keputusan bersama Tiga Menteri
yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam),Menteri Keuangan
(Menkeu) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor Kep/169/13/MK/1976
tertanggal 28 September 1976,tentang pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Baru
Pendaftaran Kendaraan Bermotor yang disebut ”Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap (On Line Room Operation)” SAMSAT merupakan gabungan dari tiga
instansi yang mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai objek
dana yaitu Kendaraan Bermotor yang berdomisili di Daerah Provinsi Sumatera
Utara,
Instansi yang terkait dalam Kantor Bersama SAMSAT yaitu :
1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu SATLANTAS POLDASU.
2. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara.
3. Departemen Keuangan yaitu PT.(Pesero) Jasa Raharja Cabang Kota
Berdirinya kantor Bersama SAMSAT adalah merupakan tindak dari Surat
Keputusan Bersama Tiga Menteri (Menhankam,Menkeu,Mendagri) yang
membentuk kerjasama dengan sistem baru yang disebut Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (On Line Ander Room Operation) dengan tujuan sebagai
berikut :
1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
pemilik kendaraan bermotor yang berdomisili di daerah Sumatera Utara.
2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan dari
sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB) .
3. Meningkatkan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama
Medan yang merupakan aparat Departemen Keuangan Sumatera Utara.
4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban, kelancaran, dan
pengadaan administrasi Kendaraan Bermotor.
B. Stuktur Organisasi
Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana agar tugas yang
diemban dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya,oleh sebab itu diperlukan
sarana yang tepat salah satunya diantaranya adalah organisasi. Sebelum penulis
menjelaskan struktur UPT SAMSAT Kabanjahe,penulis akan terlebih dahulu
menjelaskan pengertian struktur dan organisasi. Pengertian struktur adalah bagian
sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan bersama. Jadi struktur organisasi adalah suatu sistem pembagian
tugas kegiatan antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
1. Struktur Organisasi UPT SAMSAT Kabanjahe terdiri dari : a. KA UPT
b. Sub Bagian Tata Usaha
c. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
d. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air (PKDA)
e. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT/APU dan PBB-KB
f. Seksi Retribusi
g. Seksi Pendapatan lain-lain
2. Unit Pelaksaan Teknis (UPT) Dinas Pendapatan terdiri dari : a. SAMSAT Induk
1) SAMSAT Medan Utara
2) SAMSAT Medan Selatan
3) SAMSAT Binjai
4) SAMSAT Stabat
5) SAMSAT Lubuk Pakam
6) SAMSAT Tebing Tinggi
7) SAMSAT Kisaran
8) SAMSAT Pematang Siantar
9) SAMSAT Rantau Parapat
11)SAMSAT Sidikalang
12)SAMSAT Sibolga
13)SAMSAT Panyabungan
14)SAMSAT Gunung Sitoli
15)SAMSAT Tarutung
16)SAMSAT Balige
17)SAMSAT Panglakan Brandan
18)SAMSAT Sei Rempah
19)SAMSAT Perdagangan
20)SAMSAT Lima Puluh
21)SAMSAT Aek Kanopan
22)SAMSAT Kota Pinang
23)SAMSAT Gunung Tua
24)SAMSAT Barus
25)SAMSAT Sibuhuan
26)SAMSAT Natal
27)SAMSAT Teluk Dalam
28)SAMSAT Dolok Sanggul
29)SAMSAT Pangururan
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun uraian tugas pokok dan fungsi pada Kantor UPT SAMSAT
Kabanjahe adalah sebagai berikut :
1. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pendataan
potensi,penyuluhan,pengadministrasian dan pengutipan.
b. Penyetoran pelaporan hasil pengutipan
PKB/KKA,BBNKB-KKA,PPPABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan pendapatan lain-lain
c. Penyelenggaraan optimalisasi pendataaan potensi
pengadministrasian,pengutipan dan penyetoran ke kas daerah pelaporan
hasil pengutipan PKB-KAA,
BBNKB-KAA,PPP-ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan pendapatan lain-lain serta pelaporannya sesuai dengan
ketentuan dan standar yang telah ditetaokan.
d. Pelaksanaan tugas yang lainnya yang diberikan oleh kepala dinas, sesuai
bidang tugas dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas dan wakil kepala
dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya.
2. Subbag Tata Usaha
a. Mengajukan daftar barang cetakan dan ATK setiap bulan.
b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib pajak
c. Mengajukan daftar permintaan uang makan,pegawai UPT,THL,Polisi,Jasa
Raharja dan Gaji petugas kebersihan dan serta jaga malam
d. Mendata dan mengumpulkan laporan bulanan setiap seksi untuk
dikirimkan kepada Kadipenda Provsu sebagai bahan pelaksanaan kegiatan
setiap hari
e. Menginventariskan seluruh laporan bulanan setiap seksi kepada Ka.UPT
f. Meneruskan usulan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai.
3. Seksi PKB
a. Melakukan pendataan potensi,penetapan dan penagihanpajak kendaraan
bermotor.
b. Menerima dan memproses/pengajuan keberatan dari wajib pajak
kendaraan bermotor.
c. Menetapkan daftar tagihan tunggakan dan denda kendaraan bermotor.
d. Membuat/menetapkan daftar tagihan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor.
e. Membuat, menyusun dan menyimpan kartu pengendalian (kartu box).
f. Membuat Surat penggantian Hilang Tanda Lunas Pajak.
g. Membuat surat keterangan keringanan denda Pajak Kendaraan Bermotor.
h. Membuat surat panggilan tagihan pajak kepada wajib pajak yang
menunggak (super PKB)
i. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksaan tugas kepada Ka.UPT
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib pajak pemakai
air bawah tanah
c. Menetapakan daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda pajak
pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah
d. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT
5. Seksi Retribusi
a. Melakukan pendataan,pengenaan dan penagihan,menerima Retribusi
Pelayanan Jasa Ketatausahaan
b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib retribusi
c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda retribusi sesuai standar yang
ditetapakan
d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT
e. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT
6. Seksi Pendapatan Lain-lain
a. Melakukan Pendataan,pengenaan dan penagihan,menerima sumbangan
pihak ketiga
b. Memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak yang dikenakan
SP3
c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda setiap jenis pendapatan
lain-lain
d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT
7. Unit Pelaksaan Teknis Dinas Pendapatan/Kantor Bersama SAMSAT,terdiri dari 5 (lima ) loket yaitu:
a.Loket I : Melayani formulir,biaya administrasi STNK Kartu Dana Nota
Cek Fisik dan SPT
b.Loket II : Cheking fisik kendaraan
c.Loket III : Melayani pendaftaran,penelitian dan penetapan
d.Loket IV : Melayani pembayaran (kasir) PKB,BBN-KB,SWDKLLJ
(sumbangan wajib daerah kecelakaan lalu lintas jalan)
e.Loket V : Penyerahan STNK (Plat Nomor Kartu Dana Penting PKB dan
Kartu TLP)
7.1 Pelaksanaan Tugas pada loket I ( petugas terdiri dari 2 unsur) a.Pengembalian formulir dan STNK dan SPT
b.Membayar biaya plat dan biaya administrasi sesuai table yang tercantum
di loket (Formulir Penggantian STNK)
c.Tabel : Tabel nilai jual kendraan bermotor diisi dimeja yang telah
disediakan sesuai petunjuk dengan melampirkan :
1. BPKB asli
2. Surat penggantian STNK sementara
3. KTP asli/foto copy
4. Kwitansi jual beli (bila BBN)
5. Nota pajak (TLP)
7.1.1 Petugas Polri :
a. Menyediakan dan memberikan formulir permohonan pendaftaran sesuai
dengan permintaan pemohon
b. Memberikan penerangan mengenai kelengkapan persyaratan pendaftaran
c. Mencatat nomor formulir dan nomor kendaraan/nama pemilik pada buku
registrasi penyediaan formulir
d. Memberikan tanda paraf pada setiap persyaratan permohonan
7.1.2 Petugas DIPENDA
a. Memberi penerangan dan penjelasan yang diperlukan oleh wajib pajak
atau pemohon STNK
b. Menyerahkan surat pemberitahuan (SPT) PKB
7.1.3. Petugas PT.(Persero) A.K.Jasa Raharja
a. Memberikan penerangan kepada pemohon tentang kewajibannya dalam
hal pembayaran SWDKLLJ dan premi asuransi Jasa Raharja
b. Khusus kepada pemilik kendaraan bermotor umum,memeriksa resi
pelunasan premi asuransi Jasa Raharja
7.2. Pelaksaan Tugas pada Loket II (BBN-KB I/II) a. Merubah bentuk sifat
b. Mutasi Ranmor
c. Ganti mesin
d. Pindah luar daerah
7.2.1. Petugas DIPENDA
a. Meneliti formulir SPT PKB yang diterima dari petugas polri atas
kelengkapan persyaratan dan SPT
b. Menetapkan dan mengesahkan besarnya PKB dan BBN-KB serta
pungutan lainnya dalam nota pajak
c. Memberikan nomor SKUM dan kohir pada nota pajak dan melakukan
administrasi penetapan
d. Apabila terjadi kesalahan penetapan selesaikan secara khusus sesuai
ketentuan yang berlaku
7.2.2. Petugas PT.(Persero) A.K. Jasa Raharja
a. Meneliti berkas dan nota pajak yang diterima dari Sub kelompok kerja
penetapan PKB/BBN-KB
b. Menetapkan SWDKLLJ dan atau dendanya serta mensyahkan dengan
membubuhkan paraf pada nota pajak
7.3. Pelaksanaan Tugas pada Loket III (Petugas terdiri dari I unsur)
a. Menyerahkan formulir pada petugas loket sesuai klasifikasi pengurusan
loket II B (tempat pendaftaran ranmor teliti ulang untuk pemeriksaan)
b. Loket III C dan D (tempat pendaftaran ranmor teliti ulang yang
dikuasakan setelah surat kuasanya diajukan ke loket khusus)
c. Loket III E :
1) Tempat pendaftaran ranmor BBN-STNK hilang ganti nomor
2) Menerima resi bukti pengurusan STNK yang akan dibawa ke
kasir untuk pembayaran PKB-BBNKB-SWDKLLJ
7.3.1. Petugas Polri
a. Menerima,meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan
b. Melakukan penelitian pada daftar pencarian barang dan daftar
pemblokiran
c. Membubuhkan paraf pada syarat pendaftaran yang diterima,pada resi
(tanda penerimaan) dan memberikan resi tersebut kepada pemohon
d. Menerima dan meneliti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor
disesuaikan dengan dokumen kendaraan bermotor
e. Apabila ternyata dalam penelitian pemeriksaan fisik dilakukan adanya
perbedaan atau kejanggalan,ataupun tercantum dalam daftar pencarian
berkas dan pemohon tersebut diselesaikan secara khusus dengan ketentuan
yang berlaku.
7.4. Pelaksanaan Tugas pada Loket IV (hanya dari unsur Dipenda) Bendahara Khusus Penerimaan
a. Menerima nota pajak dari pemohon/penetapan
b. Menerima pembayaran sesuai dengan nota pajak dan membubuhkan
validasi pada nota pajak tersebut
c. Menyerahkan lembar asli nota pajak lepada pemohon
d. Mendistribusikan tindakan nota pajak masing-masing kepada Dipenda
dan PT.(Persero) A.K. JASA RAHARJA
e. Menyalurkan uang penerima kepada instansi atau pihak yang berhak
menerima.
f. Membukukan.
7.5. Pelaksanaan Petugas pada Loket V (Petugas terdiri dari 1 unsur) Petugas Dipenda
a. Menerima nota pajak asli dan lembar kedua yang telah dibayar lunas oleh
pemohon.
b. Menyerahkan nota pajak asli lepada pemohon
c. Menyerahkan nota pajak lembar kedua PKB kepada petugas Jasa Raharja
pada kelompok tersebut.
D. Gambaran Pegawai pada Kantor UPT Kabanjahe
Secara umum gambaran dari pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera
Tabel 2.1
Gambaran Pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Kabanjahe
No Nama NIP Gol Jabatan
1 Drs. Alexius Sitio, MAP
19570809 197812 1 002 IV/b Ka.UPT Kabanjahe
2 Ollyria, SE.
19620131 198602 2 001 III/d Pl. Kasubbag TU
3 Dra. Dahniar 19581104 197812 2 001 III/d Kasi PKDA
4 Mahyudin Pane, S,sos, MAP 19620115 198409 1 001
III/d Kasi PKB
5 H. Alsen Akhyar, SE.
19570625 198401 1 001 III/d Pl. Kasi PLL
6 Lubis Tumanggor, S,Sos. 19561120 197812 1001 III/d Staff
7 Hotman Sinambela 19590804 197812 1 001 III/b Pl. Kasi ABT/APU
8 Ir. Roma Ptigorhon Harahap 19670409201001 1 004 III/a Kasir
9 Paingot Tua Tumangger 19730520 200701 1 037 II/a Staf
10 Karisma H. Br Sinulaki, SE. 19751116 200801 2 001 III/a Bend. Pengeluaran
11 Sampurna 19611217 198603 1 003 II/d Pengurus Barang
BAB III
GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA
LAPANGAN MANDIRI
A . Definisi Pajak
Untuk lebih mendalami pembahasan mengenai Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) ada baiknya terlebih dahulu kita mengerti arti
pajak,maka banyak para ahli yang memberikan pengertian tentang pajak.
Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Racmat Sumitro, SH, dalam bukunya
“Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pendapatan (1990 : 5)” Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan
tidak mendapatkan jasa timbal balik yang dapat langsung ditunjukkan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Sedangkan pengertian Pajak menurut DR. H. Mustaqiem, SH, M.SI, dalam
bukunya “ Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah (2008 : 43)” Pajak
adalah pungutan yang dilakukan oleh negara,berdasarkan
undang-undang,pelaksanaannya dapat dipaksakan dan kepada wajib pajak tidak ada jasa
balik secara langsung.
Dari kedua pengertian Pajak diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang
melekat pada penertian Pajak adalah :
3. Pajak dipungut oleh negara,baik pusat ataupun daerah
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah
B. Ketentuan Umum
1. Daerah Otonom,selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas daerah tertentu,berwenang mengatur dan
mengurusi kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah.
3. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak
daerah
4. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan
perundang-undangan perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan
pembayaran pajak terutang termasuk pemungutan dan pemotongan pajak
tertentu.
5. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik
Perseroan Terbatas,Perseroan Komanditer,Perseroan lainnya, Badan Usaha
Milik Negara/Daerah dengan nama dan dalam bentuk
apapun,Firma,Kongsi,Koperasi,Dana
pensiun,Persekutuan,Perkumpulan,Yayasan, Organisasi massa,Organisasi
sosial politik atau organisasi yang sejenis,Lembaga,Bentuk usaha tetap dan
bentuk badan lainnya.
6. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta
gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat,dan digerakkan oleh
peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk
mengubah suatu daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor
7. Pajak kendaraan bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan
penguasaan kendaraan bermotor
8. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan hak milik kendaraan
bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau
keadaan yang terjadi karena jual beli,tukar menukar,hibah,warisan atu
pemasukan kedalam badan usaha.
9. Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwim kecuali bila wajib
pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim
10.Pajak terutang adalah pajak yang harus dibayar suatu saat dalam masa pajak,
dalam tahun pajak atau dalam bahagian tahun pajak menurut ketentuan dan
11.Denda adalah biaya yang timbul akibat keterlambatan pembayaran pajak
12.Kadaluarsa adalah ampaunya jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat
terutangnya pajak
13.Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD) adalah surat yang oleh wajib
pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran
pajak,objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan
kewajiban,menurut ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan
daerah
14.Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) adalah surat
yang digunakan untuk melaporkan data subjek pajak dan atau bukan objek
pajak,dan atau harta dan kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang
undangan perpajakan daerah
15.Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak
16.Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan tagihan
pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak
1. Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
2. Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Perubahan atas
3. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang diubah dengan Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Nomor 24 tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah
6. Peraturan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 tahun 2002 Tentang
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2010 Tentang
Penghitungan Dasar Penggunaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor tahun 2010
8. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 tahun 2011 Tentang
Pajak Daerah
D. Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan
pembangunan Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang ditetapkan oleh Pemerintah daerah dengan
pemerintah daerah dalam menyelesaikan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di daerah. Pemerintah daerah di Indonesia terbagi menjadi dua
yaitu pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota,yang diberi kewenangan untuk
melaksanakan otonomi daerah.
Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah,yaitu antara lain:
Provinsi
a) Pajak Kendaraan Bermotor;
b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d) Pajak Air Permukaan; dan
e) Pajak Rokok.
Kabupaten/Kota
a) Pajak Hotel;
b) Pajak Restoran;
c) Pajak Hiburan;
d) Pajak Reklame;
e) Pajak Penerangan Jalan;
f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g) Pajak Parkir;
h) Pajak Air bawahTanah;
i) Pajak Sarang Burung Walet;
j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan
Ketentuan tentang objek pajak dan subjek pajak daerah khususnya Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor dan dasar pengenaannya diatur dengan
peraturan pemerintah,sesuai dengan peraturan daerah Provinsi Sumatera Utara
Nomor 3 tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.
Objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan bermotor adalah penyerahan
kepemilikan kendaraan bermotor.
Termasuk dalam pengertian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud
diatas adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya,yang
dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan
di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7
(tujuh Gross Tonnage).
Yang dikecualikan dari pengertian kendaraan bermotor adalah :
a. Kereta Api;
b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan
pertahanan dan keamanan negara;
c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai
kedutaan,konsulat,perwakilan negara asing dengan asas timbal balik
dan lembaga fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah; dan
d. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
E. Bagi Hasil Penerimaan Pajak
Pusat dan Daerah, dan Peraturan Provinsi Sumatera Utara Nomor 3tahun 2002,
disebutkan bahwa pembagian hasil penerimaan yang diserahkan kepada daerah
adalah sebagai berikut :
1. Untuk daerah Provinsi sebesar 70%
2. Untuk daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 30%, dengan memperhatikan
aspek pemerataan dan potensi daerah Kabupaten/Kota yang bertujuan
untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah Kabupaten/Kota.
F. Penetapan dan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Dalam hal penetapan baik untuk pajak daerah maupun retribusi pajak
daerah adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari objek dan subjek pajak atau
retribusi, penetapan besarnya pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib
retribusi serta pengawasan. Penetapan pajak yang dilaksanakan dengan
menggunakan surat keterangan pajak daerah dan dokumen lain yang
dipersamakan. Dan pemungutan merupakan salah satu kebijakan Pemerintah
daerah dalam mengenakan pajak terhadap wajib pajak secara efektif dan adil. Hal
ini berkaitan dengan keputusan baik mengenai pengenaan pajak serta perbedaan
ruang lingkup dan tarifnya.
Untuk merealisasikan hal tersebut, perlu diperhatikan aspek-aspek yang
menyangkut tentang kemampuan pemerintah daerah dalam menyelaraskan
orang-orang dalam pekerjaannya dalam suatu keterkaitan dan kerjasama yang diarahkan
Penetapan sangat bergantung pada tingkat kualitas dan kemampuan kinerja
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tugasnya di dalam usaha-usaha upaya
peningkatan yang dapat dilakukan melalui berbagai cara untuk mencapai
peningkatan sebagai suatu yang sejajar, sejalan yang dinyatakan untuk
memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan agar pelaksanaan dapat dicapai
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
G. Manfaat Pentingnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Secara terperinci manfaat dan pentingnya penetapan dan pengenaan dapat
dilihat sebagai berikut :
1. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang efektif dan
efisien sehingga dapat memungkinkan untuk tercapai suatu tujuan yang
ingin dicapai
2. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat dihindarkan
kemungkinan timbulnya pertentangan terhadap suatu hal yang ingin
dicapai
3. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat menyatukan
pendapat bahwa satuan organisasi yang ada didalamnya dapat sejalan,
sejajar dalam melakukannya
4. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat menghindari
terjadinya suatu pencapaian tujuan yang bertentangan dengan suatu objek
5. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat meningkatkan
pendapatan daerah dan tingkat kesadaran dari wajib pajak
H. Tarif Pajak dan Cara Penghitungan Pajak 1) Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor
Berdasarkan peraturan daerah Provinsi Sumatera Utara No.3 tahun 2002.
Dasar pengenaan BBNKB adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yang
dihitung berdasarkan Harga Pasaran Umum (HPU). Perhitungan besarnya
BBNKB yang terhutang dihitung dengan cara mengkalikan tarif BBNKB dengan
pengenaan Dasar Pajak.
Dalam hal harga pasar umum atas suatu kendaraan bermotor tidak
diketahui maka nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan
faktor-faktor :
a. Isi silinder dan satuan daya;
b. Penggunaan kendaraan bermotor;
c. Jenis kendaraan bermotor;
d. Merek kendaraan bermotor;
e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor;
f. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu.
2) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
a. BBNKB - Pertama (kendaraan baru) sebesar 15%
3) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk kendaraan bermotor
Alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak menggunakan jalan umum
a. BBNKB - Pertama (kendaraan baru) sebesar 0.75%
b. BBNKB - Kedua,dan seterusnya sebesar 0.075%
4) Penagihan
Hak melakukan penagihan pajak daerah, kadaluarsa setelah melampaui
jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali apabila wajib
pajak melakukan tindak pidan di bidang perpajakan daerah.
5) Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah
Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dari
penghimpunan data objek dan subjek pajak, ketentuan besarnya pajak yang
terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta
pengawasan penyetorannya.
Pemungutan pajak daerah pada umumnya tidak dapat diborongkan atau
tidak dapat dibebankan kepada pihak ketiga. Pajak daerah dipungut berdasarkan
penetapan kepala daeah atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh wajib pajak.
Wajib pajak membayar pajaknya sendiri dengan menggunakan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh kepala daerah dan pejabat yang
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh kepala
daerah atau pejabat yang ditunjuk khusus bagi pengenaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) terdiri dari 5 (lima) lembar antara lain :
1) Lembar ke-1 untuk wajib pajak
2) Lembar ke-2 untuk Dipenda Sumatera Utara
3) Lembar ke-3 untuk PT.(AK) Jsa Raharja
4) Lembar ke-4 untuk bendaharawan khusus penerima
5) Lembar ke-5 untuk kantor bersama SAMSAT
Dalam hal ini pemenuhan kewajiban pajak, maka wajib pajak harus
menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) dapat dikelurkan
Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) atau bisa juga dikeluarkan surat
pembetulan karena penyampaian pelaporan yang diberikan terhadap kesalahan
ada 3(tiga) kemungkinan SPPD dikeluarkan oleh kepala daerah yaitu :
1) Surat tagihan pajak diterbitkan Kepala Daerah apabila pajak yang terutang
dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar
2) Dari hasil penelitian SPPD yang dibertahukan oleh wajib pajak terdapat
kekurangan pembayaran akibat salah tulis atau salah hitung
3) Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) dikeluarkan kepala daerah apabila
wajib pajak dikenakan sanksi atau denda
Apabila wajib pajak tidak membayar pajak terutang sampai jatuh tempo
(selama 30 hari) maka Surat Tagihan Pajak (STP) yang disampaikan kepada
kepala daerah akan ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
wajib pajak sudah mendapat STP tidak juga menbayar pajaknya, maka kepla
daerah dapat mengeluarkan STP atau surat paksa berdasarkan peraturan
perundang-undangan pajak daerah
I.Proses Pemungutan PKB BBNKB 1) Pendaftaran
Dalam hal ini yang harus dilakukan oleh wajib pajak adalah :
a. Pengambilan formulir SPT
b. Pengisian formulir SPT
c. Pendaftaran berkas
d. Menyampaikan berkas pada petugas cheking
2) Penelitian berkas
Dalam tahapan ini yang harus dilakukan oleh wajib pajak adalah :
a. Chek persyaratan dan kelengkapan berkas
b. Pendaftaran (entry)
c. Menyampaikan berkas pada bagian penetapan
3) Penetapan
Yang dilakukan pada bagian penetapan ini adalah :
a. Membuat perhitungan dan penetapan (pembukuan)
b. Membuat nomor kohir
c. Mengecek ketetapan tanda lembar SKPD
Yang dilakukan oleh korektor adalah :
a. Meneliti kebenaran perhitungan dan penetapan
b. Meneliti data pajak dalam ketetapan PKB/BBNKB
5) Pembayaran
Pada bagian pembayaran pajak yang menjadi tanggung jawab dari hasil
pembayaran pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak adalah dengan
melakukan hal-hal berikut :
a. Menerima dari wajib pajak (loket kasir)
b. Membukukan hasil penerimaan
c. Menyampaikan SKPD pada loket embossing STNK
d. Menyampaikan berkas pada petugas kartu box (arsip)
e. Menyetorkan hasil penerimaan kasir kepada bendaharawan(PKKP)
f. Menyetorkan hasil penerimaan PKKP ke bank SUMUT
g. Menyampaikan berkas belum bayar penagihan
6) Penagihan
Yang menjadi tugas bagian penagihan adalah :
a. Menghimpun dan membukukan berkas tunggakan pajak
b. Membuat dan menyampaikan surat tagihan pajak yang belum
mendaftar dan menunggak kepada wajib pajak
c. Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil pajak yang
7) Pelaporan
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah :
a. Mempersiapkan laporan target dan realisasi penerimaan
b. Laporan permintaan dan pemakaian SPT/SKPD dan pemakaian
formulir lainnya
c. Setoran bank
d. Laporan tunggakan dan laporan lainnya
Dalam hal ini pendaftaraan kendaraan akibat mutasi sama saja dengan
proses pendaftaran pada awal pendaftaran sebelum mutasi, yang
8) Mekanisme Pelayanan Pada Kantor SAMSAT Kabanjahe
Pemilik/pemohon
Gambar. 2
Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe
Loket pendaftaran & penetapan lLLoket pembayaran dan
Loket
2. Asuransi j. Raharja
3. Pajak Ranmor
Validasi,SKPD,Cetak
STNK,TNBK,STCK,TCKB,BTC KB,& BPKB
BAB IV
ANALISA DATA DAN EVALUASI
A.
Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan BermotorDalam rangka memenuhi sumber-sumber pembiayaan dan pembangunan
daerah, pajak kendaraan bermotor diserahkan sebagai pajak daerah. Pajak daerah
berdasarkan undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keungan
Pemerintah Pusat dan daerh yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri.
Untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja dalam penetapan maupun
pemungutan pajak kendaraan bermotor dinas pendapatan daerah melakukan
segala usaha dari kegiatan pemungutan, penagihan, pengumpulan,baik terhadap
sumber-sumber pendapatan maupun dengan penggalian sumber-sumber
pendapatan baru diantaranya ialah :
1. Melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor
2. Melakukan koordinasi atas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor serta
pelaksanaannya oleh Dinas Pendapatan Daerah tempat wajib pajak terdaftar
Sejalan dengan itu, pemerintah mengambil langkah penyederhanaan
perekonomian daerah. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan landasan dan
pedoman yang kuat dalam pemungutan pajak daerah dan juga mengoptimalkan
penerimaan daerah yang potensial.
B. Penetapan Realisasi BBNKB
mengetahui tentang target dan realisasi penerimaan pembayaran BBNKB melalui
kebijakan yang diambil oleh Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
berdasarkan peraturan daerah, target dan realisasi penerimaan pajak tersebut
dalam pembangunan daerah di masa masa yang akan datang.
Maka dalam bab analisa dan evaluasi data ini, penulis akan membahas
secara rinci mengenai penetapan target dan realisasi penerimaan pembayaran
BBNKB T.A 2009/2010 sedangkan untuk tahun 2011 masih dalam tahun berjalan
sehingga belum adanya realisasi untuk target yang telah ditentukan seperti pada
tahun sebelumnya. Penulis juga akan menganalisa permasalahan yang timbul
dalam pelaksanaan pembayaran BBNKB , hambatan-hambatan, upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pembayaran BBNKB pada UPT
Tabel 4.1
TAHUN 2009
BULAN TARGET REALISASI
JANUARI 35.930.977 48.496.225
FEBRUARI 35.930.977 55.467.525
MARET 35.930.977 57.480.875
APRIL 35.930.977 45.436.175
MEI 35.930.977 41.737.525
JUNI 35.930.977 47.488.625
JULI 35.930.977 57.298.275
AGUSTUS 35.930.977 57.960.675
Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe
Pada T.A 2009 Kantor bersama SAMSAT Kabanjahe hanya melakukan
pemungutan BBNKB dari bulan Januari s/d Agustus sesuai dengan pemberlakuan
PERGUBSU Nomor : 22 Tahun 2009 tentang pembebasan denda PKB dan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang diberlakukan mulai tanggal 1
Penetapan Target dan Realisasi BBNKB T.A 2010
Tabel 4.2
TAHUN 2010
BULAN TARGET REALISASI
JANUARI 33.440.750 41.078.224
FEBRUARI 33.440.750 42.612.852
MARET 33.440.750 59.894.452
APRIL 33.440.750 63.082.614
MEI 33.440.750 38.795.440
JUNI 33.440.750 46.756.497
JULI 33.440.750 38.489.155
AGUSTUS 33.440.750 40.529.268
SEPTEMBER 33.440.750 26.755.425
OKTOBER 33.440.750 32.072.992
NOVEMBER 33.440.750 40.947.315
DESEMBER 33.440.750 39.452.571
JUMLAH 401.289.000 510.466.805
Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe
Dari tabel 4.2 kita dapat melihat Untuk T.A 2010 ditetapkan target
diperoleh sebesar Rp. 510.466.805 dengan persentase pencapaian target sebesar
127,21%
Disini penulis memang tidak dapat membandingkan persentase antara
target dengan realisasi pada tahun 2009 dengan 2010 apakah meningkat atau
menurun,karena pada tahun 2009 pemungutan BBNKB hanya dilakukan sampai
dengan bulan Agustus sesuai dengan PERGUBSU Nomor : 22 Tahun 2009 yang
diberlakukan mulai tanggal 1 September 2009 s/d tanggal 31 Desember 2009.
Akan tetapi jika dilihat setiap bulan antara target dengan realisasi baik
pada T.A 2009/2010 target yang ditetapkan tercapai,bahkan lebih dari target
terebut.
Adapun faktor-faktor peningkatan BBNKB :
a. Bertambahnya minat dari masyarakat untuk membalik nama kendaraannya,
b. Terealisasinya proses berkas berdasarkan domisili wilayah kerja UPTD
Kabanjahe yang dapat mendorong meningkatnya penerimaan disektor
PKB/BBNKB serta volume kerja sejalan dengan target yang ditetapkan.
C. Prosedur Penghitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Perhitungan adalah suatu rangkaian kegiatan penghimpunan data untuk
menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang.
Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut NJKB,adalah
nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan kendaraan bermotor
terlebih dahulu mengetahui jenis/merk/tipe, tahun pembuatan,nilai jual kendaraan
bermotor,bobot,dasar pengenaan dan tarif yang telah ditetpkan sesuai dengan
peraturan pajak kendaraan bermotor.
Contoh kasus : (kepemilikan kedua)
Tanggal 9 Juni 2010 pak Diamon membeli 1 unit mobil mini bus merek
Daihatsu,tipe S 89,dengan tahun pembuatan tahun 1997 dan Nilai Jual Kendaraan
Bermotornya (NJKB) sebesar Rp. 30.000.000,-
Jawaban :
= Nilai jual Kendaraan Bermotor x Tarif
= Rp. 30.000.000,- x 1%
= Rp. 300.000,-
D. Upaya-upaya Yang Dilakukan Kantor SAMSAT Kabanjahe Dalam Meningkatkan Penerimaan BBNKB
1. Melakukan koordinasi dengan pihak Ditlantas POLRES Tanah Karo untuk
meningkatkan razia terpadu PKB/BBNKB di wilayah kerja SAMSAT
Kabanjahe;
2. Seri YA s/d YD dan kendaraan yang beralamat di kecamatan Kabanjahe
agar seluruhnya dapat diproses di UPT SAMSAT Kabanjahe;
3. Bagi masyarakat yang wajib pajak yang bermasalah telah diberi surat
sesuai dengan data yang ada pada komputer induk dan melakukan dengan
4. Melakukan koordinasi pada tiga instansi yang terkait dan berada di kantor
SAMSAT Kabanjahe untuk dapat bekerja sama memberikan pelayanan
kepada masyarakat wajib pajak;
5. Membuat papan himbauan kepada pemilik kendaraan bermotor agar
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sebagai hasil akhir dari keseluruhan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) ini dilaksanakan di kantor SAMSAT Kabanjahe dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pemungutan BBNKB
Dalam hal ini setiap wajib pajak atau kuasanya wajib mengisi Surat
Pendataan dan Pendaftaran Kendaraan Bermotor (SPP-KB) dengan jelas,
lengkap, benar serta ditandatangani. Apabila dikuasakan, maka wajib
melampirkan surat kuasa yang bermaterai cukup dari wajib pajak. SPP-KB
diserahkan/dimasukkan pada kantor bersama SAMSAT.
2. Proses pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
a. Pendaftaran
b. Penelitian berkas
c. Penetapan
d. Korektor
e. Pembayaran
f. Penagihan
3. Upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pemungutan BBNKB,
dalam hal ini kendaraan yang sudah rusak berat dan pemakaian diatas 20
tahun dapat dilakukan :
a. Pemberian keringanan denda terlambat mendftar atau membayar.
b. Nomor polisi seri YA s/d YD khususnya BK kecil dan BK pilihan
pada umumnya kendaraan tinggi, diproses di SAMSAT Kabanjahe.
4. Diketahui bahwa pelaksanaan pemungutan BBNKB di SAMSAT
Kabanjahe berjalan dengan cukup baik dan pelayanan yang diberikan
kepada wajib pajak juga sudah baik,dapat dilihat dari tabel 4.1 dan tabel
4.2
5. Upaya peningkatan yang telah dilakukan UPT SAMSAT Kabanjahe sudah
maksimal,ini dapat dilihat dari peningkatan penerimaan PKB/BBNKB di
setiap bulannya.
B. Saran
Sebagai isi dari laporan ini, penulis juga membuat saran-saran yang juga
mungkin bermanfaat dalam memotifasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera
Utara maupun untuk PRODIP III Andministrasi Perpajakan.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah :
a. Meningkatkan koordinasi antara instansi yang terkait yaitu : Kepolisian,
b. Memberikan penjelasan kepada wajib pajak tentang pentingnya BBNKB
dan peranannya dalam pembangunan daerah melalui surat kabar, radio,
dam lain-lain.
c. Hendaknya PRODIP III Administrasi Perpajakan meningkatkan kerjasama
kantor dan instansi untuk dapat menjalin hubungan sehingga kantor dan
instansi tersebut dapat mendukung program PKLM, serta meingkatkan
kualitas SDM di Sumatera Utara.
d. Hendaknya instansi yang terkait memberikan bukti nyata kepada
masyarakat umum yang telah menyampaikan aspirasi-aspirasi mereka
tentang pembangunan fasilitas-fasilitas khususnya kendaraan bermotor
seperti : Perluasan jalan, pembuatan rambu-rambu lalu lintas, pembuatan
lampu lalu lintas dan aspirasi-aspirasi lainnya.
e. Setiap kantor pajak hendaknya melakukan peningakatan pelayanan dari
tahun ke tahun agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi karena
membayar pajak.
f. Pihak Dipenda, Kepolisian dan Jasa Raharja hendaknya bertindak tegas
terhadap petugas maupun pihak-pihak tertentu yang melakukan KKN
ataupun perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan masyarakat yang
hendak mebayar pajak.
g. Dalam menberikan pelayan, pihak instansi yang terkait hendaknya tidak
pilih kasih sehingga tidak terjadi ketidak adilan antara masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo,2002,Perpajakan,Penerbit Andi,Yogyakarta.
Mustaqiem,2008,Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah,FH UII PRESS,Yogyakarta.
Sumitro,Racmat,1990,Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pendapatan, Eresco, Bandung.
Waluyo,2002,Perpajakan Indonesia,Salemba Empat,Jakarta.