• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Bawah Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Bawah Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG

PELAKSANAAN PEMBAYARAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) PADA UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DAERAH

(UPTD) PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) KABANJAHE

DISUSUN O

L E H

NAMA : RINA ANGGRENI SURBAKTI NIM : 082600108

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Pertama sekali,penulis ingin mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha baik,Yesus Kristus buat Berkat,Kasih serta RahmatNya yang luar biasa,sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik serta dapat mengatasi kendala-kendala yang penulis hadapi. Baik dalam penulisan maupun dalam pelaksanaannya di lapangan.

Adapun Tugas Akhir penulis dengan judul ” PELAKSANAAN PEMBAYARAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) PADA UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DAERAH (UPTD) PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) KABANJAHE”

Yang menjadi tujuan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

PRODIP III administrasi perpajakan dan untuk memperoleh gelar sarjana muda

(Ahli Madya) Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan

Laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan karena kurangnya

dan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Oleh sebab itu penulis sangat

mengharapkan kritikan atau saran yang membangun guna memperbaiki karya

(3)

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk moril atupun material, sehingga Tugas

Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Untul itu pada kesempatan ini

penulis dengan sepenuh hati ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepada Prof. Dr. Badaruddin,M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.

2. Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Jurusa. Program Diploma

(PRODIP) III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Prof. Dr. Marlon Sihombing,MA selaku dosen pembimbing penulis,sehat

selalu pak.

4. Kepada para dosen yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan selama

masa perkuliahan.

5. Kepada Drs. Alexius Sitio,MAP selaku Kepala UPT Dinas Pendapatan

Provinsi Sumatera Utara Kabanjahe. Bapak Mahyuddin Pane,S,SOS.MAP

selaku Kasi PKB yang telah menyempatkan diri memberikan arahan pada

penulis. Kepada seluruh staff yang ada di SAMSAT Kabanjahe terima

kasih buat keramahtamahannya selama penulis berada di sana.

6. Teristimewa kepada Orang tuaku,Bapak K.Surbakti mamak D.Sembiring

yang sangat kusayangi dan kucintai yang telah banyak menberikan Doa

dan motivasi dalam mencapai yang terbaik dalam hidupku.

7. Buat abang kakak serta adikku Diamon,Jhon,Kristiani,Ribka sariani,Diana

(4)

semangat,motivasi doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini,kiranya Tuhan Berkati senantiasa.i

9. Buat teman-temanku k’Bella,Deby,Desy,Della,Putry dan semua anak TAX

C 08 Terima kasih buat persahabatn yang indah selama 3 tahun ini,

semangat teman-teman.

Akhirnya penulis berharap Tugas Akhir yang sederhana ini berguna dan

bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam usaha peningkatan mutu

pendidikan dimasa yang akan datang.

MEDAN, JULI 2011

(5)

DAFTAR ISI

F. Metode Pengumpulan Data ... 9

G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Sumatera Utara (SAMSAT) Kabanjahe ... 11

B. Struktur Organisasi ... 14

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi ... 17

D. Gambaran Pegawai pada Kantor UPT Kabanjahe ... 24

BAB III GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM A. Definisi Pajak ... 26

B. Ketentuan Umum ... 27

C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak ... 29

D. Pajak Daerah ... 30

E. Bagi Hasil Penerimaan Pajak ... 32

F. Penetapan dan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 33

G. Manfaat Pentingnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 34

(6)

BAB IV ANALISA DATA DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 42 B. Penetapan Realisasi BBNKB ... 42 C. Prosedur Penghitungan BBNKB ... 46 D. Upaya-upaya yang dilakukan kantor SAMSAT Kabaanjahe dalam

meningkatkan Penerimaan BBNKB ...47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 49 B. Saran ... 50

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam menghadapi era globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan,

maka Pemerintah harus tetap meningkatkan penerimaan Negara. Selain dari sektor

Migas dan Non Migas sebagai penerimaan negara yang utama juga meningkatkan

penerimaan negara melalui sektor Pajak khususnya Pajak Daerah. Tinggi

rendahnya pendapatan dari sektor perpajakan sangat mempengaruhi pendapatan

negara yang akhirnya berpengaruh dengan tingkat ketergantungan terhadap

pinjaman luar negeri dan pembangunan Nasional (Waluyo,2002:4). Oleh karena

itu,dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam

menghadapi dan mengantisipasi hal tersebut. Selain itu pemerintah juga memiliki

kedudukan yang sangat penting dalam mensukseskan usaha pembangunan

tersebut.

Untuk membiayai rumah tangga daerah,Pemerintah sendiri telah

menetapkan Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan

berdasarkan ketetapan yang berlaku. Pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang pajak daerah dan restribusi daerah,dimana diberi kewenangan yang

lebih besar kepada daerah untuk pemungutan pajak daerahnya sendiri dan dapat

meningkatkan akuntabilitas daerah.

Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah terdiri dari Pajak Provinsi dan

(8)

Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang sangat menunjang bagi pemasukan

anggaran rumah tangga daerah.

Pengenaan Pajak terhadap BBNKB,merupakan fasilitas potensial bagi

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan adanya kepastian hukum, pemerintah

yang kuat dalam menentukan dan memungut pajak dan di lain pihak masyarakat

lebih memahami akan pentingnya pajak bagi pembangunan.

Namun di UPTD SAMSAT Kabanjahe, BBNKB hanya dipungut dari

penyerahan kedua dan seterusnya, karena BBNKB yang pertama dikenakan pada

kendaraan baru,sementara untuk penerbitan STNK/TNKB hanya ada di Medan

Utara kecuali untuk daerah Nias,Dairi,Tapanuli. Akan tetapi hal ini tidak begitu

mempengaruhi sistem pemungutan BBNKB di UPT SAMSAT Kabanjahe.

Untuk melaksanakan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 21 tahun

2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara

Nomor 1 tahun 2011 Tentang pajak daerah, khususnya pelaksanaan pemungutan

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

(BBNKB) di Sumatera Utara dituangkan dalam Keputusan Kepala Dinas

Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,

Jika dilihat kenyataan di lapangan semakin banyak masyarakat yang

memiliki kendaraan bermotor tentunya akan menambah pemasukan pemerintah

daerah. Begitu besar manfaat dari realisasi penerimaan pajak untuk kesejahteraan

(9)

pelaksanaan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Dan juga dengan

adanya mata kuliah Pajak dan Retribusi Daerah menjadi dasar teori dalam

melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan dilakukan sebagai salah

satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan.

Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk mengkaji upaya

yang dilakukan serta realisasi penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

sebagai dasar penilaian keberhasilan upaya tersebut. Kajian-kajian tersebut akan

dilaksanakan penulis di dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM). Dalam kegiatan PKLM ini penulis diharapkan mengaplikasikan

pengetahuan yang diperoleh semasa perkuliahan dan menjadi tenaga kerja yang

memiliki kompetensi sehingga dapat memahami masalah-masalah yang timbul

dalam pelaksanaan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

pada Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Kantor Sistem Administrasi

Bawah Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe. Hasil kajian akan penulis tuangkan dan

terangkan ke dalam laporan akhir penulis dengan judul ”PELAKSANAAN

(10)

B. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Tujuan PKLM

Adapun Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan atau proses pemungutan BBNKB

2. Untuk mengetahui perhitungan BBNKB

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan utama dalam pelaksanaan

pembayaran pada UPTD Kabanjahe

4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kantor SAMSAT

Kabanjahe dalam meningkatkan pungutan BBNKB

Manfaat PKLM

Adapun yang menjadi manfaat dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM) dapat diuraikan sebagai berikut:

Bagi Mahasiswa

1. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh di perkuliahan kedalam

permasalahan yang dihadapi di dalam PKLM di Kantor SAMSAT

Kabanjahe,khususnya tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

2. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pelaksanaan pembayaran BBNKB

3. Untuk meningkatkan,memperluas dan memantapkan keterampilan dan

kemampuan mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja yang

sesuai keahliannya

(11)

5. Untuk memperoleh pengalaman secara langsung mengenai situasi dunia

kerja yang sebenarnya

Bagi Kantor SAMSAT Kabanjahe

1. Sebagai sarana untuk membina hubungan baik/kemitraan dengan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)

khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan

kantor SAMSAT Kabanjahe

2. Untuk memperoleh ide-ide baru baik berupa efisiensi peningkatan dan

perbaikan sistem birokrasi kantor SAMSAT Kabanjahe

Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

1. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan dengan kantor SAMSAT Kabanjahe

2. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi Pemerintahan

3. Untuk mempromosikan Sumber Daya Manusia yang ada di Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan kepada praktisi perpajakan daerah

4. Mendapat saran dan masukan untuk perbaikan kurikulum

C.URAIAN TEORITIS

Pajak daerah adalah kontribusi wajib yang dilakukan oleh orang pribadi

atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

(12)

Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah,yaitu antara lain:

1. Provinsi

a) Pajak Kendaraan Bermotor;

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d) Pajak Air Permukaan; dan

e) Pajak Rokok.

2. Kabupaten/Kota

a) Pajak Hotel;

b) Pajak Restoran;

c) Pajak Hiburan;

d) Pajak Reklame;

e) Pajak Penerangan Jalan;

f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g) Pajak Parkir;

h) Pajak Air bawah Tanah;

i) Pajak Sarang Burung Walet;

j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan

k) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dikenakan atas

(13)

menukar,hibah,warisan atau pemasukan ke dalam badan usaha. Objek Pajak Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan Kendaraan

Bermotor. Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang

pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun ruang lingkup PKLM yaitu :

1. Proses pelaksanaan pembayaran atau mekanisme prosedur pembayaran

BBNKB

2. Penghitungan BBNKB UPTD Kabanjahe

3. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan pembayaran BBNKB UPTD

Kabanjahe

4. Upaya dalam meningkatkan pelaksanaan pemungutan BBNKB

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi

sesuai dengan metode yang digunakan dalam PKLM adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan,mulai dari

(14)

proposal hingga diseminarkan dan berkonsultasi dengan dosen

pembimbing.

2. Studi Literatur

Hal ini berkaitan dengan pengkajian konsep dengan teori,sesuai dengan

judul PKLM yang penulis lakukan,beserta artikel ilmiah serta

sumber-sumber lain yang mendukung penulisan laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan sesuai dengan data yang ada

pada instansi yang bersangkutan mengenai objek studi khususnya

penetapan BBNKB.

4. Pengumpulan Data

Mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan objek PKLM.

Data tersebut dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang kompeten di

bidangnya,data sekunder adalah data yang diperoleh berupa data informasi

yang diperoleh dari observasi di lapangan.

5. Analisa Data dan Evaluasi

Dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini,penulis akan menuliskan

secara sistematis seluruh data-data yang diperoleh sesuai dengan

fakta-fakta yang ada secara aktual dan cermat,kemudian menganalisisnya untuk

(15)

F. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara (Interview)

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara tanya jawab secara langsung

dengan pegawai atau petugas yang menangani urusan BBNKB di Unit

Pelaksanaan Teknis Daerah SAMSAT Kabanjahe.

2. Metode Pengamatan (Observasi)

Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan

yang dilakukan di Kantor Samsat Kabanjahe untuk melihat dan

mengetahui berbagai fenomena yang akan dihadapi dalam melaksanakan

PKLM.

3. Metode Dokumentasi (Pembuatan Daftar)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar

dokumentasi yang diperoleh dari instansi dalam hal ini Kantor SAMSAT

Kabanjahe.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Akhir

adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah

PKLM,Tujuan dan manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM, metode

(16)

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menjelaskan gambaran secara umum lokasi

PKLM yaitu Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) SAMSAT

Kabanjahe,uraian tugas pokok fungsi, serta gambarannya.

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menjelaskan dan menggambarkan data yang

diperoleh di Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) SAMSAT

Kabanjahe mengenai Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,seperti

objek dan subjek pajaknya, cara pengenaan, pendaftaran dan

penilaian.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis menganalisa data yang diperoleh, kemudian

mengadakan evaluasi, serta memberikan interpretasi untuk

menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang bersumber dari

PKLM serta berasal dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya.

(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (SAMSAT Kabanjahe)

Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara pada mulanya mengurusi

pengolahan pajak dan pendapatan daerah berada dibawah Biro Keuangan pada

sekretariat Wilayah tingkat I Sumatera Utara yaitu merupakan satu bagian.

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Sumatera Utara,tentang susunan organisasi dan tata sekretariat Wilayah Daerah

Tingkat I Provinsi Sumatera Utara maka ”Biro Keuangan” ditingkatkan menjadi

Direktorat Keuangan.

Dengan demikian tentu bagian pajak dan pendapatan daerah berubah

menjadi ”Sub Direktorat Pendapatan Daerah” pada Direktorat Keuangan Daerah

tersebut.Dengan terbitnya SK Gubernur Kepala Daerah Tngkat I Sumatera Utara

tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU terhitung tanggal 1 April 1975,maka

Sub Direktur Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi ”Direktorat Pendapatan

Daerah” pada tanggal 1 September 1975 keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri

Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I

dan Dinas Pendapatan Daerah II diseluruh Indonesia,maka bersama dengan itu

Direktorat Pendapatan Daerah diubah statusnya menjadi ”Dinas Pendapatan

Daerah”. Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara

(18)

Utara tanggal 31 Maret 1976 Nomor 143/II/GSU,dengan persetujuan

DPRD,pembentukan dinas ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I

Sumatera Utara Nomor 4 tahun 1976.

Dalam usahanya meningkatkan pelaksaan tugas serta pelayanan kepada

masyarakat,maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan

Provinsi Tingkat I Sumatera Utara.Dengan membentuk cabang Dinas Pendapatan

Provinsi di Sumatera Utara di Kabupaten dan Kota Madya Tingkat II,maka

berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 717/39/26 tanggal

31 Maret 1978 dibentuklah cabang Dinas pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera

Utara.Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara di

kabupaten/kotamadya Daerah Tingkat II,yang telah dibentuk dengan beberapa

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat II. Telah dibentuk dengan beberapa

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang telah

terpisah-pisah,maka dalam rangka meningkatkan daya guna pengelolaan

Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara,dirasa perlu disempurnakan dan

dikembangkan.

Kemudian sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2743/S

tanggal 22 November 1999 perihal sebutan Undang-Undang Nomor 22 tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah,maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat

ini.Sebutan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara atau

DIPENDASU diubah namanya menjadi ”Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera

(19)

Dalam pengembangannya dan pemekaran untuk pelayanan yang lebih luas

kepada wajib pajak.Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor

060/254/K tahun 2002 tentang tugas,fungsi,dan tata kerja Unit PelaksanaTeknis

(UPT) pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan

bermotor,maka dengan dikeluarkannya Surat Keputusan bersama Tiga Menteri

yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam),Menteri Keuangan

(Menkeu) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor Kep/169/13/MK/1976

tertanggal 28 September 1976,tentang pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Baru

Pendaftaran Kendaraan Bermotor yang disebut ”Sistem Administrasi Manunggal

Satu Atap (On Line Room Operation)” SAMSAT merupakan gabungan dari tiga

instansi yang mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai objek

dana yaitu Kendaraan Bermotor yang berdomisili di Daerah Provinsi Sumatera

Utara,

Instansi yang terkait dalam Kantor Bersama SAMSAT yaitu :

1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu SATLANTAS POLDASU.

2. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

3. Departemen Keuangan yaitu PT.(Pesero) Jasa Raharja Cabang Kota

(20)

Berdirinya kantor Bersama SAMSAT adalah merupakan tindak dari Surat

Keputusan Bersama Tiga Menteri (Menhankam,Menkeu,Mendagri) yang

membentuk kerjasama dengan sistem baru yang disebut Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap (On Line Ander Room Operation) dengan tujuan sebagai

berikut :

1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

pemilik kendaraan bermotor yang berdomisili di daerah Sumatera Utara.

2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan dari

sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor (BBN-KB) .

3. Meningkatkan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama

Medan yang merupakan aparat Departemen Keuangan Sumatera Utara.

4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban, kelancaran, dan

pengadaan administrasi Kendaraan Bermotor.

B. Stuktur Organisasi

Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana agar tugas yang

diemban dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya,oleh sebab itu diperlukan

sarana yang tepat salah satunya diantaranya adalah organisasi. Sebelum penulis

menjelaskan struktur UPT SAMSAT Kabanjahe,penulis akan terlebih dahulu

menjelaskan pengertian struktur dan organisasi. Pengertian struktur adalah bagian

(21)

sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan bersama. Jadi struktur organisasi adalah suatu sistem pembagian

tugas kegiatan antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.

1. Struktur Organisasi UPT SAMSAT Kabanjahe terdiri dari : a. KA UPT

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

d. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air (PKDA)

e. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT/APU dan PBB-KB

f. Seksi Retribusi

g. Seksi Pendapatan lain-lain

2. Unit Pelaksaan Teknis (UPT) Dinas Pendapatan terdiri dari : a. SAMSAT Induk

1) SAMSAT Medan Utara

2) SAMSAT Medan Selatan

3) SAMSAT Binjai

4) SAMSAT Stabat

5) SAMSAT Lubuk Pakam

6) SAMSAT Tebing Tinggi

7) SAMSAT Kisaran

8) SAMSAT Pematang Siantar

9) SAMSAT Rantau Parapat

(22)

11)SAMSAT Sidikalang

12)SAMSAT Sibolga

13)SAMSAT Panyabungan

14)SAMSAT Gunung Sitoli

15)SAMSAT Tarutung

16)SAMSAT Balige

17)SAMSAT Panglakan Brandan

18)SAMSAT Sei Rempah

19)SAMSAT Perdagangan

20)SAMSAT Lima Puluh

21)SAMSAT Aek Kanopan

22)SAMSAT Kota Pinang

23)SAMSAT Gunung Tua

24)SAMSAT Barus

25)SAMSAT Sibuhuan

26)SAMSAT Natal

27)SAMSAT Teluk Dalam

28)SAMSAT Dolok Sanggul

29)SAMSAT Pangururan

(23)

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Adapun uraian tugas pokok dan fungsi pada Kantor UPT SAMSAT

Kabanjahe adalah sebagai berikut :

1. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pendataan

potensi,penyuluhan,pengadministrasian dan pengutipan.

b. Penyetoran pelaporan hasil pengutipan

PKB/KKA,BBNKB-KKA,PPPABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan pendapatan lain-lain

c. Penyelenggaraan optimalisasi pendataaan potensi

pengadministrasian,pengutipan dan penyetoran ke kas daerah pelaporan

hasil pengutipan PKB-KAA,

BBNKB-KAA,PPP-ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan pendapatan lain-lain serta pelaporannya sesuai dengan

ketentuan dan standar yang telah ditetaokan.

d. Pelaksanaan tugas yang lainnya yang diberikan oleh kepala dinas, sesuai

bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas dan wakil kepala

dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

2. Subbag Tata Usaha

a. Mengajukan daftar barang cetakan dan ATK setiap bulan.

b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib pajak

(24)

c. Mengajukan daftar permintaan uang makan,pegawai UPT,THL,Polisi,Jasa

Raharja dan Gaji petugas kebersihan dan serta jaga malam

d. Mendata dan mengumpulkan laporan bulanan setiap seksi untuk

dikirimkan kepada Kadipenda Provsu sebagai bahan pelaksanaan kegiatan

setiap hari

e. Menginventariskan seluruh laporan bulanan setiap seksi kepada Ka.UPT

f. Meneruskan usulan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai.

3. Seksi PKB

a. Melakukan pendataan potensi,penetapan dan penagihanpajak kendaraan

bermotor.

b. Menerima dan memproses/pengajuan keberatan dari wajib pajak

kendaraan bermotor.

c. Menetapkan daftar tagihan tunggakan dan denda kendaraan bermotor.

d. Membuat/menetapkan daftar tagihan Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor.

e. Membuat, menyusun dan menyimpan kartu pengendalian (kartu box).

f. Membuat Surat penggantian Hilang Tanda Lunas Pajak.

g. Membuat surat keterangan keringanan denda Pajak Kendaraan Bermotor.

h. Membuat surat panggilan tagihan pajak kepada wajib pajak yang

menunggak (super PKB)

i. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksaan tugas kepada Ka.UPT

(25)

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah

b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib pajak pemakai

air bawah tanah

c. Menetapakan daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda pajak

pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah

d. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT

5. Seksi Retribusi

a. Melakukan pendataan,pengenaan dan penagihan,menerima Retribusi

Pelayanan Jasa Ketatausahaan

b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib retribusi

c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda retribusi sesuai standar yang

ditetapakan

d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT

e. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT

6. Seksi Pendapatan Lain-lain

a. Melakukan Pendataan,pengenaan dan penagihan,menerima sumbangan

pihak ketiga

b. Memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak yang dikenakan

SP3

c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda setiap jenis pendapatan

lain-lain

d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT

(26)

7. Unit Pelaksaan Teknis Dinas Pendapatan/Kantor Bersama SAMSAT,terdiri dari 5 (lima ) loket yaitu:

a.Loket I : Melayani formulir,biaya administrasi STNK Kartu Dana Nota

Cek Fisik dan SPT

b.Loket II : Cheking fisik kendaraan

c.Loket III : Melayani pendaftaran,penelitian dan penetapan

d.Loket IV : Melayani pembayaran (kasir) PKB,BBN-KB,SWDKLLJ

(sumbangan wajib daerah kecelakaan lalu lintas jalan)

e.Loket V : Penyerahan STNK (Plat Nomor Kartu Dana Penting PKB dan

Kartu TLP)

7.1 Pelaksanaan Tugas pada loket I ( petugas terdiri dari 2 unsur) a.Pengembalian formulir dan STNK dan SPT

b.Membayar biaya plat dan biaya administrasi sesuai table yang tercantum

di loket (Formulir Penggantian STNK)

c.Tabel : Tabel nilai jual kendraan bermotor diisi dimeja yang telah

disediakan sesuai petunjuk dengan melampirkan :

1. BPKB asli

2. Surat penggantian STNK sementara

3. KTP asli/foto copy

4. Kwitansi jual beli (bila BBN)

5. Nota pajak (TLP)

(27)

7.1.1 Petugas Polri :

a. Menyediakan dan memberikan formulir permohonan pendaftaran sesuai

dengan permintaan pemohon

b. Memberikan penerangan mengenai kelengkapan persyaratan pendaftaran

c. Mencatat nomor formulir dan nomor kendaraan/nama pemilik pada buku

registrasi penyediaan formulir

d. Memberikan tanda paraf pada setiap persyaratan permohonan

7.1.2 Petugas DIPENDA

a. Memberi penerangan dan penjelasan yang diperlukan oleh wajib pajak

atau pemohon STNK

b. Menyerahkan surat pemberitahuan (SPT) PKB

7.1.3. Petugas PT.(Persero) A.K.Jasa Raharja

a. Memberikan penerangan kepada pemohon tentang kewajibannya dalam

hal pembayaran SWDKLLJ dan premi asuransi Jasa Raharja

b. Khusus kepada pemilik kendaraan bermotor umum,memeriksa resi

pelunasan premi asuransi Jasa Raharja

7.2. Pelaksaan Tugas pada Loket II (BBN-KB I/II) a. Merubah bentuk sifat

b. Mutasi Ranmor

c. Ganti mesin

d. Pindah luar daerah

(28)

7.2.1. Petugas DIPENDA

a. Meneliti formulir SPT PKB yang diterima dari petugas polri atas

kelengkapan persyaratan dan SPT

b. Menetapkan dan mengesahkan besarnya PKB dan BBN-KB serta

pungutan lainnya dalam nota pajak

c. Memberikan nomor SKUM dan kohir pada nota pajak dan melakukan

administrasi penetapan

d. Apabila terjadi kesalahan penetapan selesaikan secara khusus sesuai

ketentuan yang berlaku

7.2.2. Petugas PT.(Persero) A.K. Jasa Raharja

a. Meneliti berkas dan nota pajak yang diterima dari Sub kelompok kerja

penetapan PKB/BBN-KB

b. Menetapkan SWDKLLJ dan atau dendanya serta mensyahkan dengan

membubuhkan paraf pada nota pajak

7.3. Pelaksanaan Tugas pada Loket III (Petugas terdiri dari I unsur)

a. Menyerahkan formulir pada petugas loket sesuai klasifikasi pengurusan

loket II B (tempat pendaftaran ranmor teliti ulang untuk pemeriksaan)

b. Loket III C dan D (tempat pendaftaran ranmor teliti ulang yang

dikuasakan setelah surat kuasanya diajukan ke loket khusus)

c. Loket III E :

1) Tempat pendaftaran ranmor BBN-STNK hilang ganti nomor

(29)

2) Menerima resi bukti pengurusan STNK yang akan dibawa ke

kasir untuk pembayaran PKB-BBNKB-SWDKLLJ

7.3.1. Petugas Polri

a. Menerima,meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan

b. Melakukan penelitian pada daftar pencarian barang dan daftar

pemblokiran

c. Membubuhkan paraf pada syarat pendaftaran yang diterima,pada resi

(tanda penerimaan) dan memberikan resi tersebut kepada pemohon

d. Menerima dan meneliti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor

disesuaikan dengan dokumen kendaraan bermotor

e. Apabila ternyata dalam penelitian pemeriksaan fisik dilakukan adanya

perbedaan atau kejanggalan,ataupun tercantum dalam daftar pencarian

berkas dan pemohon tersebut diselesaikan secara khusus dengan ketentuan

yang berlaku.

(30)

7.4. Pelaksanaan Tugas pada Loket IV (hanya dari unsur Dipenda) Bendahara Khusus Penerimaan

a. Menerima nota pajak dari pemohon/penetapan

b. Menerima pembayaran sesuai dengan nota pajak dan membubuhkan

validasi pada nota pajak tersebut

c. Menyerahkan lembar asli nota pajak lepada pemohon

d. Mendistribusikan tindakan nota pajak masing-masing kepada Dipenda

dan PT.(Persero) A.K. JASA RAHARJA

e. Menyalurkan uang penerima kepada instansi atau pihak yang berhak

menerima.

f. Membukukan.

7.5. Pelaksanaan Petugas pada Loket V (Petugas terdiri dari 1 unsur) Petugas Dipenda

a. Menerima nota pajak asli dan lembar kedua yang telah dibayar lunas oleh

pemohon.

b. Menyerahkan nota pajak asli lepada pemohon

c. Menyerahkan nota pajak lembar kedua PKB kepada petugas Jasa Raharja

pada kelompok tersebut.

D. Gambaran Pegawai pada Kantor UPT Kabanjahe

Secara umum gambaran dari pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera

(31)

Tabel 2.1

Gambaran Pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Kabanjahe

No Nama NIP Gol Jabatan

1 Drs. Alexius Sitio, MAP

19570809 197812 1 002 IV/b Ka.UPT Kabanjahe

2 Ollyria, SE.

19620131 198602 2 001 III/d Pl. Kasubbag TU

3 Dra. Dahniar 19581104 197812 2 001 III/d Kasi PKDA

4 Mahyudin Pane, S,sos, MAP 19620115 198409 1 001

III/d Kasi PKB

5 H. Alsen Akhyar, SE.

19570625 198401 1 001 III/d Pl. Kasi PLL

6 Lubis Tumanggor, S,Sos. 19561120 197812 1001 III/d Staff

7 Hotman Sinambela 19590804 197812 1 001 III/b Pl. Kasi ABT/APU

8 Ir. Roma Ptigorhon Harahap 19670409201001 1 004 III/a Kasir

9 Paingot Tua Tumangger 19730520 200701 1 037 II/a Staf

10 Karisma H. Br Sinulaki, SE. 19751116 200801 2 001 III/a Bend. Pengeluaran

11 Sampurna 19611217 198603 1 003 II/d Pengurus Barang

(32)

BAB III

GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA

LAPANGAN MANDIRI

A . Definisi Pajak

Untuk lebih mendalami pembahasan mengenai Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBNKB) ada baiknya terlebih dahulu kita mengerti arti

pajak,maka banyak para ahli yang memberikan pengertian tentang pajak.

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Racmat Sumitro, SH, dalam bukunya

“Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pendapatan (1990 : 5)” Pajak adalah iuran rakyat

kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan

tidak mendapatkan jasa timbal balik yang dapat langsung ditunjukkan dan

digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Sedangkan pengertian Pajak menurut DR. H. Mustaqiem, SH, M.SI, dalam

bukunya “ Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah (2008 : 43)” Pajak

adalah pungutan yang dilakukan oleh negara,berdasarkan

undang-undang,pelaksanaannya dapat dipaksakan dan kepada wajib pajak tidak ada jasa

balik secara langsung.

Dari kedua pengertian Pajak diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang

melekat pada penertian Pajak adalah :

(33)

3. Pajak dipungut oleh negara,baik pusat ataupun daerah

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah

B. Ketentuan Umum

1. Daerah Otonom,selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai batas daerah tertentu,berwenang mengatur dan

mengurusi kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

2. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan

daerah.

3. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak

daerah

4. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan

perundang-undangan perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan

pembayaran pajak terutang termasuk pemungutan dan pemotongan pajak

tertentu.

5. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik

(34)

Perseroan Terbatas,Perseroan Komanditer,Perseroan lainnya, Badan Usaha

Milik Negara/Daerah dengan nama dan dalam bentuk

apapun,Firma,Kongsi,Koperasi,Dana

pensiun,Persekutuan,Perkumpulan,Yayasan, Organisasi massa,Organisasi

sosial politik atau organisasi yang sejenis,Lembaga,Bentuk usaha tetap dan

bentuk badan lainnya.

6. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta

gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat,dan digerakkan oleh

peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk

mengubah suatu daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor

7. Pajak kendaraan bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan

penguasaan kendaraan bermotor

8. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan hak milik kendaraan

bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau

keadaan yang terjadi karena jual beli,tukar menukar,hibah,warisan atu

pemasukan kedalam badan usaha.

9. Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwim kecuali bila wajib

pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim

10.Pajak terutang adalah pajak yang harus dibayar suatu saat dalam masa pajak,

dalam tahun pajak atau dalam bahagian tahun pajak menurut ketentuan dan

(35)

11.Denda adalah biaya yang timbul akibat keterlambatan pembayaran pajak

12.Kadaluarsa adalah ampaunya jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat

terutangnya pajak

13.Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD) adalah surat yang oleh wajib

pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran

pajak,objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan

kewajiban,menurut ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan

daerah

14.Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) adalah surat

yang digunakan untuk melaporkan data subjek pajak dan atau bukan objek

pajak,dan atau harta dan kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang

undangan perpajakan daerah

15.Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan besarnya jumlah pokok pajak

16.Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan tagihan

pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak

1. Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

2. Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Perubahan atas

(36)

3. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang diubah dengan Undang-Undang

Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

4. Undang-Undang Nomor 24 tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah

Pusat dengan Pemerintah Daerah

5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah

6. Peraturan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 tahun 2002 Tentang

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2010 Tentang

Penghitungan Dasar Penggunaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor tahun 2010

8. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 tahun 2011 Tentang

Pajak Daerah

D. Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan

pembangunan Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang ditetapkan oleh Pemerintah daerah dengan

(37)

pemerintah daerah dalam menyelesaikan penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan di daerah. Pemerintah daerah di Indonesia terbagi menjadi dua

yaitu pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota,yang diberi kewenangan untuk

melaksanakan otonomi daerah.

Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah,yaitu antara lain:

Provinsi

a) Pajak Kendaraan Bermotor;

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d) Pajak Air Permukaan; dan

e) Pajak Rokok.

Kabupaten/Kota

a) Pajak Hotel;

b) Pajak Restoran;

c) Pajak Hiburan;

d) Pajak Reklame;

e) Pajak Penerangan Jalan;

f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g) Pajak Parkir;

h) Pajak Air bawahTanah;

i) Pajak Sarang Burung Walet;

j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan

(38)

Ketentuan tentang objek pajak dan subjek pajak daerah khususnya Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor dan dasar pengenaannya diatur dengan

peraturan pemerintah,sesuai dengan peraturan daerah Provinsi Sumatera Utara

Nomor 3 tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

Objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan bermotor adalah penyerahan

kepemilikan kendaraan bermotor.

Termasuk dalam pengertian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud

diatas adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya,yang

dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan

di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7

(tujuh Gross Tonnage).

Yang dikecualikan dari pengertian kendaraan bermotor adalah :

a. Kereta Api;

b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan

pertahanan dan keamanan negara;

c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai

kedutaan,konsulat,perwakilan negara asing dengan asas timbal balik

dan lembaga fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah; dan

d. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

E. Bagi Hasil Penerimaan Pajak

(39)

Pusat dan Daerah, dan Peraturan Provinsi Sumatera Utara Nomor 3tahun 2002,

disebutkan bahwa pembagian hasil penerimaan yang diserahkan kepada daerah

adalah sebagai berikut :

1. Untuk daerah Provinsi sebesar 70%

2. Untuk daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 30%, dengan memperhatikan

aspek pemerataan dan potensi daerah Kabupaten/Kota yang bertujuan

untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah Kabupaten/Kota.

F. Penetapan dan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Dalam hal penetapan baik untuk pajak daerah maupun retribusi pajak

daerah adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari objek dan subjek pajak atau

retribusi, penetapan besarnya pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib

retribusi serta pengawasan. Penetapan pajak yang dilaksanakan dengan

menggunakan surat keterangan pajak daerah dan dokumen lain yang

dipersamakan. Dan pemungutan merupakan salah satu kebijakan Pemerintah

daerah dalam mengenakan pajak terhadap wajib pajak secara efektif dan adil. Hal

ini berkaitan dengan keputusan baik mengenai pengenaan pajak serta perbedaan

ruang lingkup dan tarifnya.

Untuk merealisasikan hal tersebut, perlu diperhatikan aspek-aspek yang

menyangkut tentang kemampuan pemerintah daerah dalam menyelaraskan

orang-orang dalam pekerjaannya dalam suatu keterkaitan dan kerjasama yang diarahkan

(40)

Penetapan sangat bergantung pada tingkat kualitas dan kemampuan kinerja

Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tugasnya di dalam usaha-usaha upaya

peningkatan yang dapat dilakukan melalui berbagai cara untuk mencapai

peningkatan sebagai suatu yang sejajar, sejalan yang dinyatakan untuk

memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan agar pelaksanaan dapat dicapai

dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

G. Manfaat Pentingnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Secara terperinci manfaat dan pentingnya penetapan dan pengenaan dapat

dilihat sebagai berikut :

1. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang efektif dan

efisien sehingga dapat memungkinkan untuk tercapai suatu tujuan yang

ingin dicapai

2. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat dihindarkan

kemungkinan timbulnya pertentangan terhadap suatu hal yang ingin

dicapai

3. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat menyatukan

pendapat bahwa satuan organisasi yang ada didalamnya dapat sejalan,

sejajar dalam melakukannya

4. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat menghindari

terjadinya suatu pencapaian tujuan yang bertentangan dengan suatu objek

(41)

5. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat meningkatkan

pendapatan daerah dan tingkat kesadaran dari wajib pajak

H. Tarif Pajak dan Cara Penghitungan Pajak 1) Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan peraturan daerah Provinsi Sumatera Utara No.3 tahun 2002.

Dasar pengenaan BBNKB adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yang

dihitung berdasarkan Harga Pasaran Umum (HPU). Perhitungan besarnya

BBNKB yang terhutang dihitung dengan cara mengkalikan tarif BBNKB dengan

pengenaan Dasar Pajak.

Dalam hal harga pasar umum atas suatu kendaraan bermotor tidak

diketahui maka nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan

faktor-faktor :

a. Isi silinder dan satuan daya;

b. Penggunaan kendaraan bermotor;

c. Jenis kendaraan bermotor;

d. Merek kendaraan bermotor;

e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor;

f. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu.

2) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

a. BBNKB - Pertama (kendaraan baru) sebesar 15%

(42)

3) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk kendaraan bermotor

Alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak menggunakan jalan umum

a. BBNKB - Pertama (kendaraan baru) sebesar 0.75%

b. BBNKB - Kedua,dan seterusnya sebesar 0.075%

4) Penagihan

Hak melakukan penagihan pajak daerah, kadaluarsa setelah melampaui

jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali apabila wajib

pajak melakukan tindak pidan di bidang perpajakan daerah.

5) Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dari

penghimpunan data objek dan subjek pajak, ketentuan besarnya pajak yang

terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta

pengawasan penyetorannya.

Pemungutan pajak daerah pada umumnya tidak dapat diborongkan atau

tidak dapat dibebankan kepada pihak ketiga. Pajak daerah dipungut berdasarkan

penetapan kepala daeah atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh wajib pajak.

Wajib pajak membayar pajaknya sendiri dengan menggunakan Surat Ketetapan

Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh kepala daerah dan pejabat yang

(43)

Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh kepala

daerah atau pejabat yang ditunjuk khusus bagi pengenaan Pajak Kendaraan

Bermotor (PKB) terdiri dari 5 (lima) lembar antara lain :

1) Lembar ke-1 untuk wajib pajak

2) Lembar ke-2 untuk Dipenda Sumatera Utara

3) Lembar ke-3 untuk PT.(AK) Jsa Raharja

4) Lembar ke-4 untuk bendaharawan khusus penerima

5) Lembar ke-5 untuk kantor bersama SAMSAT

Dalam hal ini pemenuhan kewajiban pajak, maka wajib pajak harus

menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) dapat dikelurkan

Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) atau bisa juga dikeluarkan surat

pembetulan karena penyampaian pelaporan yang diberikan terhadap kesalahan

ada 3(tiga) kemungkinan SPPD dikeluarkan oleh kepala daerah yaitu :

1) Surat tagihan pajak diterbitkan Kepala Daerah apabila pajak yang terutang

dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar

2) Dari hasil penelitian SPPD yang dibertahukan oleh wajib pajak terdapat

kekurangan pembayaran akibat salah tulis atau salah hitung

3) Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) dikeluarkan kepala daerah apabila

wajib pajak dikenakan sanksi atau denda

Apabila wajib pajak tidak membayar pajak terutang sampai jatuh tempo

(selama 30 hari) maka Surat Tagihan Pajak (STP) yang disampaikan kepada

kepala daerah akan ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar

(44)

wajib pajak sudah mendapat STP tidak juga menbayar pajaknya, maka kepla

daerah dapat mengeluarkan STP atau surat paksa berdasarkan peraturan

perundang-undangan pajak daerah

I.Proses Pemungutan PKB BBNKB 1) Pendaftaran

Dalam hal ini yang harus dilakukan oleh wajib pajak adalah :

a. Pengambilan formulir SPT

b. Pengisian formulir SPT

c. Pendaftaran berkas

d. Menyampaikan berkas pada petugas cheking

2) Penelitian berkas

Dalam tahapan ini yang harus dilakukan oleh wajib pajak adalah :

a. Chek persyaratan dan kelengkapan berkas

b. Pendaftaran (entry)

c. Menyampaikan berkas pada bagian penetapan

3) Penetapan

Yang dilakukan pada bagian penetapan ini adalah :

a. Membuat perhitungan dan penetapan (pembukuan)

b. Membuat nomor kohir

c. Mengecek ketetapan tanda lembar SKPD

(45)

Yang dilakukan oleh korektor adalah :

a. Meneliti kebenaran perhitungan dan penetapan

b. Meneliti data pajak dalam ketetapan PKB/BBNKB

5) Pembayaran

Pada bagian pembayaran pajak yang menjadi tanggung jawab dari hasil

pembayaran pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak adalah dengan

melakukan hal-hal berikut :

a. Menerima dari wajib pajak (loket kasir)

b. Membukukan hasil penerimaan

c. Menyampaikan SKPD pada loket embossing STNK

d. Menyampaikan berkas pada petugas kartu box (arsip)

e. Menyetorkan hasil penerimaan kasir kepada bendaharawan(PKKP)

f. Menyetorkan hasil penerimaan PKKP ke bank SUMUT

g. Menyampaikan berkas belum bayar penagihan

6) Penagihan

Yang menjadi tugas bagian penagihan adalah :

a. Menghimpun dan membukukan berkas tunggakan pajak

b. Membuat dan menyampaikan surat tagihan pajak yang belum

mendaftar dan menunggak kepada wajib pajak

c. Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil pajak yang

(46)

7) Pelaporan

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah :

a. Mempersiapkan laporan target dan realisasi penerimaan

b. Laporan permintaan dan pemakaian SPT/SKPD dan pemakaian

formulir lainnya

c. Setoran bank

d. Laporan tunggakan dan laporan lainnya

Dalam hal ini pendaftaraan kendaraan akibat mutasi sama saja dengan

proses pendaftaran pada awal pendaftaran sebelum mutasi, yang

(47)

8) Mekanisme Pelayanan Pada Kantor SAMSAT Kabanjahe

Pemilik/pemohon

Gambar. 2

Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe

Loket pendaftaran & penetapan lLLoket pembayaran dan

Loket

2. Asuransi j. Raharja

3. Pajak Ranmor

Validasi,SKPD,Cetak

STNK,TNBK,STCK,TCKB,BTC KB,& BPKB

(48)

BAB IV

ANALISA DATA DAN EVALUASI

A.

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Dalam rangka memenuhi sumber-sumber pembiayaan dan pembangunan

daerah, pajak kendaraan bermotor diserahkan sebagai pajak daerah. Pajak daerah

berdasarkan undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keungan

Pemerintah Pusat dan daerh yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri.

Untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja dalam penetapan maupun

pemungutan pajak kendaraan bermotor dinas pendapatan daerah melakukan

segala usaha dari kegiatan pemungutan, penagihan, pengumpulan,baik terhadap

sumber-sumber pendapatan maupun dengan penggalian sumber-sumber

pendapatan baru diantaranya ialah :

1. Melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor

2. Melakukan koordinasi atas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor serta

pelaksanaannya oleh Dinas Pendapatan Daerah tempat wajib pajak terdaftar

Sejalan dengan itu, pemerintah mengambil langkah penyederhanaan

perekonomian daerah. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan landasan dan

pedoman yang kuat dalam pemungutan pajak daerah dan juga mengoptimalkan

penerimaan daerah yang potensial.

B. Penetapan Realisasi BBNKB

(49)

mengetahui tentang target dan realisasi penerimaan pembayaran BBNKB melalui

kebijakan yang diambil oleh Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

berdasarkan peraturan daerah, target dan realisasi penerimaan pajak tersebut

dalam pembangunan daerah di masa masa yang akan datang.

Maka dalam bab analisa dan evaluasi data ini, penulis akan membahas

secara rinci mengenai penetapan target dan realisasi penerimaan pembayaran

BBNKB T.A 2009/2010 sedangkan untuk tahun 2011 masih dalam tahun berjalan

sehingga belum adanya realisasi untuk target yang telah ditentukan seperti pada

tahun sebelumnya. Penulis juga akan menganalisa permasalahan yang timbul

dalam pelaksanaan pembayaran BBNKB , hambatan-hambatan, upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pembayaran BBNKB pada UPT

(50)

Tabel 4.1

TAHUN 2009

BULAN TARGET REALISASI

JANUARI 35.930.977 48.496.225

FEBRUARI 35.930.977 55.467.525

MARET 35.930.977 57.480.875

APRIL 35.930.977 45.436.175

MEI 35.930.977 41.737.525

JUNI 35.930.977 47.488.625

JULI 35.930.977 57.298.275

AGUSTUS 35.930.977 57.960.675

Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe

Pada T.A 2009 Kantor bersama SAMSAT Kabanjahe hanya melakukan

pemungutan BBNKB dari bulan Januari s/d Agustus sesuai dengan pemberlakuan

PERGUBSU Nomor : 22 Tahun 2009 tentang pembebasan denda PKB dan Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang diberlakukan mulai tanggal 1

(51)

Penetapan Target dan Realisasi BBNKB T.A 2010

Tabel 4.2

TAHUN 2010

BULAN TARGET REALISASI

JANUARI 33.440.750 41.078.224

FEBRUARI 33.440.750 42.612.852

MARET 33.440.750 59.894.452

APRIL 33.440.750 63.082.614

MEI 33.440.750 38.795.440

JUNI 33.440.750 46.756.497

JULI 33.440.750 38.489.155

AGUSTUS 33.440.750 40.529.268

SEPTEMBER 33.440.750 26.755.425

OKTOBER 33.440.750 32.072.992

NOVEMBER 33.440.750 40.947.315

DESEMBER 33.440.750 39.452.571

JUMLAH 401.289.000 510.466.805

Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe

Dari tabel 4.2 kita dapat melihat Untuk T.A 2010 ditetapkan target

(52)

diperoleh sebesar Rp. 510.466.805 dengan persentase pencapaian target sebesar

127,21%

Disini penulis memang tidak dapat membandingkan persentase antara

target dengan realisasi pada tahun 2009 dengan 2010 apakah meningkat atau

menurun,karena pada tahun 2009 pemungutan BBNKB hanya dilakukan sampai

dengan bulan Agustus sesuai dengan PERGUBSU Nomor : 22 Tahun 2009 yang

diberlakukan mulai tanggal 1 September 2009 s/d tanggal 31 Desember 2009.

Akan tetapi jika dilihat setiap bulan antara target dengan realisasi baik

pada T.A 2009/2010 target yang ditetapkan tercapai,bahkan lebih dari target

terebut.

Adapun faktor-faktor peningkatan BBNKB :

a. Bertambahnya minat dari masyarakat untuk membalik nama kendaraannya,

b. Terealisasinya proses berkas berdasarkan domisili wilayah kerja UPTD

Kabanjahe yang dapat mendorong meningkatnya penerimaan disektor

PKB/BBNKB serta volume kerja sejalan dengan target yang ditetapkan.

C. Prosedur Penghitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Perhitungan adalah suatu rangkaian kegiatan penghimpunan data untuk

menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang.

Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut NJKB,adalah

nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum

(53)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan kendaraan bermotor

terlebih dahulu mengetahui jenis/merk/tipe, tahun pembuatan,nilai jual kendaraan

bermotor,bobot,dasar pengenaan dan tarif yang telah ditetpkan sesuai dengan

peraturan pajak kendaraan bermotor.

Contoh kasus : (kepemilikan kedua)

Tanggal 9 Juni 2010 pak Diamon membeli 1 unit mobil mini bus merek

Daihatsu,tipe S 89,dengan tahun pembuatan tahun 1997 dan Nilai Jual Kendaraan

Bermotornya (NJKB) sebesar Rp. 30.000.000,-

Jawaban :

= Nilai jual Kendaraan Bermotor x Tarif

= Rp. 30.000.000,- x 1%

= Rp. 300.000,-

D. Upaya-upaya Yang Dilakukan Kantor SAMSAT Kabanjahe Dalam Meningkatkan Penerimaan BBNKB

1. Melakukan koordinasi dengan pihak Ditlantas POLRES Tanah Karo untuk

meningkatkan razia terpadu PKB/BBNKB di wilayah kerja SAMSAT

Kabanjahe;

2. Seri YA s/d YD dan kendaraan yang beralamat di kecamatan Kabanjahe

agar seluruhnya dapat diproses di UPT SAMSAT Kabanjahe;

3. Bagi masyarakat yang wajib pajak yang bermasalah telah diberi surat

sesuai dengan data yang ada pada komputer induk dan melakukan dengan

(54)

4. Melakukan koordinasi pada tiga instansi yang terkait dan berada di kantor

SAMSAT Kabanjahe untuk dapat bekerja sama memberikan pelayanan

kepada masyarakat wajib pajak;

5. Membuat papan himbauan kepada pemilik kendaraan bermotor agar

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai hasil akhir dari keseluruhan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM) ini dilaksanakan di kantor SAMSAT Kabanjahe dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pemungutan BBNKB

Dalam hal ini setiap wajib pajak atau kuasanya wajib mengisi Surat

Pendataan dan Pendaftaran Kendaraan Bermotor (SPP-KB) dengan jelas,

lengkap, benar serta ditandatangani. Apabila dikuasakan, maka wajib

melampirkan surat kuasa yang bermaterai cukup dari wajib pajak. SPP-KB

diserahkan/dimasukkan pada kantor bersama SAMSAT.

2. Proses pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

a. Pendaftaran

b. Penelitian berkas

c. Penetapan

d. Korektor

e. Pembayaran

f. Penagihan

(56)

3. Upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pemungutan BBNKB,

dalam hal ini kendaraan yang sudah rusak berat dan pemakaian diatas 20

tahun dapat dilakukan :

a. Pemberian keringanan denda terlambat mendftar atau membayar.

b. Nomor polisi seri YA s/d YD khususnya BK kecil dan BK pilihan

pada umumnya kendaraan tinggi, diproses di SAMSAT Kabanjahe.

4. Diketahui bahwa pelaksanaan pemungutan BBNKB di SAMSAT

Kabanjahe berjalan dengan cukup baik dan pelayanan yang diberikan

kepada wajib pajak juga sudah baik,dapat dilihat dari tabel 4.1 dan tabel

4.2

5. Upaya peningkatan yang telah dilakukan UPT SAMSAT Kabanjahe sudah

maksimal,ini dapat dilihat dari peningkatan penerimaan PKB/BBNKB di

setiap bulannya.

B. Saran

Sebagai isi dari laporan ini, penulis juga membuat saran-saran yang juga

mungkin bermanfaat dalam memotifasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera

Utara maupun untuk PRODIP III Andministrasi Perpajakan.

Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah :

a. Meningkatkan koordinasi antara instansi yang terkait yaitu : Kepolisian,

(57)

b. Memberikan penjelasan kepada wajib pajak tentang pentingnya BBNKB

dan peranannya dalam pembangunan daerah melalui surat kabar, radio,

dam lain-lain.

c. Hendaknya PRODIP III Administrasi Perpajakan meningkatkan kerjasama

kantor dan instansi untuk dapat menjalin hubungan sehingga kantor dan

instansi tersebut dapat mendukung program PKLM, serta meingkatkan

kualitas SDM di Sumatera Utara.

d. Hendaknya instansi yang terkait memberikan bukti nyata kepada

masyarakat umum yang telah menyampaikan aspirasi-aspirasi mereka

tentang pembangunan fasilitas-fasilitas khususnya kendaraan bermotor

seperti : Perluasan jalan, pembuatan rambu-rambu lalu lintas, pembuatan

lampu lalu lintas dan aspirasi-aspirasi lainnya.

e. Setiap kantor pajak hendaknya melakukan peningakatan pelayanan dari

tahun ke tahun agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi karena

membayar pajak.

f. Pihak Dipenda, Kepolisian dan Jasa Raharja hendaknya bertindak tegas

terhadap petugas maupun pihak-pihak tertentu yang melakukan KKN

ataupun perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan masyarakat yang

hendak mebayar pajak.

g. Dalam menberikan pelayan, pihak instansi yang terkait hendaknya tidak

pilih kasih sehingga tidak terjadi ketidak adilan antara masyarakat

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo,2002,Perpajakan,Penerbit Andi,Yogyakarta.

Mustaqiem,2008,Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah,FH UII PRESS,Yogyakarta.

Sumitro,Racmat,1990,Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pendapatan, Eresco, Bandung.

Waluyo,2002,Perpajakan Indonesia,Salemba Empat,Jakarta.

Gambar

Tabel 2.1  Gambaran Pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Kabanjahe
Gambar. 2 3. Pajak Ranmor
Tabel 4.1 TAHUN 2009
Tabel 4.2 TAHUN 2010

Referensi

Dokumen terkait

JUDUL : MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) PADA KANTOR BERSAMA SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN

permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana efektifitas pelaksanaan Pemutihan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Kendaraan. Bermotor (PKB)

Subjek dan objek serta tarif yang dikenakan terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi. Tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan pembayaran Bea Balik

Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan penerimaan Bea Balik Nama.. Kendaraan Bermotor (BBN-KB), khususnya di

Untuk mengetahui apa yang menjadi kendala bagi wajib pajak dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di Unit

UU No.28 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atau yang bisa disebut juga BBNKB adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor yang

Adapun fungsi Samsat adalah sebagai kantor pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan hal-hal lain yang berkaitan dengan keperluan administratif kendaraan

Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara”.. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini