PROPOSAL
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
DASAR PENETAPAN PENGENAAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT)
KABANJAHE O L E H
NAMA : DEVI NATHALIA TARIGAN NIM : 102600018
Untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN
HALAMAN PERSETUJUAN
OLEH:
Nama : Devi Nathalia Tarigan
Nim : 102600018
Program Study : Diploma III Administrasi Perpajakan
Judul : Dasar Penetapan Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe.
Ketua Program Studi Diploma III Dosen Pembimbing Supervisior Lapangan
Administrasi Perpajakan
Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si Arlina,SH, M.Hum
NIP:195608311986011001 NIP: 195603041977102001 NIP:195904081978121001 Hotman Sinambela
Dekan
KATA PENGANTAR
Pertama sekali,penulis ingin mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang
maha kuasa,Yesus Kristus buat berkat,kasih serta rahmatNya yang luar biasa,sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini dengan baik serta dapat mengatasi
kendala-kendala yang penulis hadapi. Baik dalam penulisan maupun dalam pelaksanaan di lapangan.
Adapun Tugas Akhir penulis dengan judul “Dasar Penetapan Pengenaan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap (SAMSAT) KABANJAHE”
Yang menjadi tujuan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan PRODIP III administrasi
perpajakan dan untuk memperoleh gelar sarjana muda (Ahli Madya) Administrasi Perpajakan
pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Hal ini disebabkan karena kurangnya dan keterbatasan yang di miliki oleh penulis.
Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritikan atau sarn yang membangun guna
memperbaiki karya penulis di masa yang akan datang.
Tugas akhir ini di buat oleh penulis berdasarkan Riset Praktik Kerja Lapangan
Mandiri pada Kantor sistem administrasi manunggal bawah satu atap kabanjahe dan tentunya
tidak terlepas dari dukungan dan bantuan beberapa pihak.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak dalam bentuk moril atau material,sehinggha Tugas Akhir ini dapat di
selesaikan dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini poenulis dengan sepenuh hati ingin
1. Kepada Prof.Dr.Badaruddin,M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.
2. Drs.Alwi Hashim Batubara,M.Si selaku Ketua Jurusan.Program Diploma
(PRODIP) III Administrasi Perpajakan FISIP USU
3. Ibu Arlina,SH,Mhum Selaku dosen pembimbing penulis,terima kasih bu,, sehat
selalu bu,,
4. Kepada Bapak Anthony Sinaga,SH,...M,Hum selaku kepala SAMSAT
kabanjahe,juga kepa ibu Ollyria,SE selaku Pl,Tata usaha,dan juga kepada Bapak
Hotmal Sinambela selaku PL,Kasi ABT/APU. Terimakasih atas bantuannya untuk
penulis.
5. Kedua Orangtua saya, Ayahanda G Tarigan dan Ibunda N Br Surbakti yang
selama ini telah memberikan Dukungan,kasih sayang dan membiayai seluruh
pendidikan penulis hingga sampai saat ini, dan selalu memberikan doa dan
motivasi baik selama kuliah serta saat menyelesaikan Tugas akhir ini. Aku Sayang kalian Pak igan n Nde baktiKu !!
6. Staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan berpikir
penulis selama perkuliahan
7. Buat kakak,abg dan adikku,, Karolina tarigan,Victor sitepu (abg ipar), Rocky
tarigan,Lala tarigan,Rio tarigan yang sangat aku sayang, makasi untuk motivasi n
dukungan dari kalian semua sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Buat ‘Joe Primiero Sembiring’ makasi untuk dukungan n motivasi nya,, sukses
untuk kuliah ndu juga ya paman hitam
9. Buat teman teman ku Dina fliana sii mrs GaLau,Melisa sii Iseng,,, maksii sekaliii
10.Buat semua anak TAX A 0’10 makasi untuk kbersamaan kita ya woi,,, bakalan
kangen ama kalian semua,
11.Semua Pihak yang gak Bisa ku Sebut satu per satu yang telah memberikan
dukungan dan motivasi serta bantuan kepada penulis.
Kiranya Tuhan Yesus membalas semua kebaikan kalian,,, Tuhan Yesus
Memberkati..
Akhir kata penulis ucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang membantu.
Harapan penulis semoga Laporan Tugas akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak dan bisa
menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa Jugalah penulis kembali berserah
diri,mudah-mudahan penulis mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa karena tiada kata
satupun yang dapat terwujud jika tidak atas izinnya.
Medan, 04 April 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...i
Daftar Isi...iv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKLM...1
B. Tujuan dan Manfaat PKLM...2
C. Uraian Teoritis...3
D. Ruang Lingkup PKLM...5
E. Metode PKLM...8
F. Metode Pengumpulan Data...10
G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM...10
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Sumatera Utara Kabanjahe...11
B. Struktur Organisasi...15
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi...19
D. Gambaran Pegawai Pada Kantor UPT Kabanjahe...27
BAB III GAMBARAN DATA TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR A. Pengertian Pajak ...29
B. Ketentuan Umum...30
C. Nama Objek Dan Subjek...33
D. Manfaat Pentingnya BBN-KB...35
E. Tarif Pajak dan Cara Perhitungan Pajak...36
F. Proses Pemungutan BBN-KB...,40
G. Dasar Pengenaan BBN-KB...43
H. Saat Terjadinya BBN-KB...43
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A. Dasar Penetapan Target Penerimaan BBN-KB UPT SAMSAT Kabanjahe...44
B. Hambatan-Hambatan Utama Dalam Pencapaian Target PKB/BBN-KB Pada Kantor SAMSAT Kabanjahe...46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...48 B. Saran...50
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam menghadapi era globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka
Pemerintah harus tetap meningkatkan penerimaan Negara.Selain dari sektor Migas dan Non
Migas sebagai penerimaan negara yang utama juga meningkatkan penerimaan negara melalui
sektor Pajak khususnya Pajak Daerah.
Untuk membiayai rumah tangga daerah,Pemerintah sendiri telah menetapkan
Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan berdasarkan ketetapan yang
berlaku. Pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, dimana diberi kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk pemungutan Pajak
Daerahnya sendiri dan dapat meningkatkan akuntabilitas daerah.
Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah terdiri dari Pajak Provinsi dan Pajak
Kabupaten. Salah satu bagian dari Pajak Provinsi adalah Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB) yang sangat menunjang bagi Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah
(APBD).
Pengenaan pajak terhadap BBNKB, merupakan fasilitas potensial bagi Pendapatan
Asli Daerah (PAD).Untuk menopang pendapatan anggaran rumah tangga daerah
sendiri,sesuai dengan ketetapan yang berlaku dan dengan adanya kepastian hukum,
pemerintah yang kuat dalam menentukan dan memungut pajak dan di lain pihak masyarakat
lebih memahami akan pentingnya pajak bagi pembangunan.
Selain itu,melihat kenyataan di lapangan semakin banyak masyarakat yang memiliki
kuliah Pajak Dan Retribusi Daerah menjadi dasar teori dalam melakukan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) dalam menyelesaikan Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan.
Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe merupakan
salah satu SAMSAT Induk di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Provinsi Sumatera
Utara dengan wilayah kerja Kabupaten Tanah Karo. Daerah ini semakin berkembang dan
semakin banyak pengguna kendaraan bermotor. SAMSAT Kabanjahe terdiri dari tiga instansi
yaitu Polisi Daerah Sumatera Utara(POLDASU),DISPENDA,dan PT. JASA RAHARJA dan
sekarang disebut dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Ketiga instansi ini
mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai objek kegiatan yang sama yaitu
Kendaraan Bermotor dan BBNKB.
Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk mengkaji upaya yang
dilakukan serta realisasi penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebagai dasar
penilaian Keberhasilan upaya tersebut. Kajian-kajian tersebut akan dilaksanakan penulis di
dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). Dalam kegiatan PKLM ini
penulis di harapkan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh semasa perkuliahan dan
menjadi tenaga kerja yang berkopetensi sehingga dapat memahami masalah-masalah yang
timbul dalam Penetapan Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) pada
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kantor Sistem Administrasi Bawah Satu Atap
(SAMSAT) Kabanjahe. Hasil kajian akan penulis tuangkan dan terangkan ke dalam Laporan
Ahir penulis dengan judul “Dasar Penetapan Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB) Pada Kantot Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakn pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
1.Tujuan PKLM
Adapun tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah:
1. Untuk mengetahui tentang dasar penetapan pengenaan BBNKB
2. Untuk Mengetahui terjadinya BBNKB pada kantor SAMSAT Kabanjahe
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan utama dalam pelaksanaan pembayaran pada
UPTD Kabanjahe
4. Untuk mengetahui upaya yang di lakukan oleh kantor SAMSAT Kabanjahe dalam
meningkatkan pungutan BBNKB
5. Untuk Mengetahui tata cara Perhitungan BBNKB
2.Manfaat PKLM
Adapun yang menjadi manfaat dalam Praktik Kerja lapangan Mandiri (PKLM) dapat di
uraikan sebagai berikut :
2.1Bagi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh di perkuliahan kedalam
permasalahan yang dihadapi di dalam PKLM di kantor SAMSAT Kabanjahe.
c. Untuk meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan dan
kemampuan mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja sesuai
keahliannya
d. Untuk meningkatkan komunikasi maupun pendekatan terhadap kantor dimana
mahasiswa mengadakan PKLM.
e. Untuk memperoleh pengalaman secara langsung mengenai situasindunia kerja
yang sebenarnya.
2.2 Bagi Kantor SAMSAT Kabanjahe
1. Sebagai sarana untuk membina hubungan baik/kemitraan dengan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) khususnya
Program study Diploma III Administrasi Perpajakan dengan kantor SAMSAT
Kabanjahe
2. Untuk memperoleh ide-ide baru dan perbaikan sistem birokrasi dan pelayanan
kantor SAMSAT Kabanjahe
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
1. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan dengan kantor SAMSAT Kabanjahe
2. Membuka interaksi antara Dosen dengan instansi Pemerintahan
3. Untuk mempromosikan Sumber Daya Manusia yang ada di Program Studi Diploma
III Administrasi Perpajakan kepada praktisi perpajakan daerah
C. URAIAN TEORITIS
Pajak daerah adalah kontribusi wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat di paksakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah menurut Undang-Undang
No.28/2009,yaitu antara lain:
1. Provinsi
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan; dan
e. Pajak Rokok
2. Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak penerangan jalan;
f. Pajak mineral bukan logam dan batuan;
g. Pajak parkir
h. Pajak air bawah tanah;
i. Pajak sarang burung walet;
k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak yang di kenakan atas
penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau
perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena juabeli,tukar
menukar,hibah,warisan atau pemasukan ke dalam badan usaha. Objek pajak Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan Kendaraan
Bermotor . Wajib pajak Bea Balik Nama Kendaran Bermotor adalah orang pribadi
atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor (Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak Daerah dan Retribusi
Daerah)
D.Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun Ruang Lingkup yang mendasar PKLM yaitu:
1. Dasar pengenaan BBNKB
2. Cara Penghitungan dasar pengenaan BBNKB UPTD Kabanjahe
3. Proses Pemungutan BBNKB
4. Hambatan yang ditemui dan upaya dalam meningkatkan pelaksanaan pemungutan
BBNKB
E.Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data sert perolehan informasi sesuai dengan
metode yang digunakan dalam PKLM adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
pengajuan judul,penentuan judul,pemilihan lokasi PKLM,mengajukan proposal
hingga diseminarkan dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
2. Studi Literatur
Hal ini berkaitan dengan pengkajian konsep dengan teori,sesuai dengan judul
PKLM yang penulis lakukan ,beserta artikel ilmiah serta sumber sumber lain yang
mendukung penulisan laporan ini.
3. Observasi Lapangan
Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan sesuai dengan yang ada pada
instansi yang bersangkutan mengenai objek study Khususnya penetapan BBNKB.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan objek PKLM. Data
Tersebut dapat berupa Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer adalah data
yang diperoleh dari pihak-pihak yang kopeten di bidangnya,data sekunder adalah
data yang di peroleh berupa data informasi yang di peroleh dari observasi di
lapangan.
5. Analisa Data dan Evaluasi
Dalam Praktik Kerja Lapangan mandiri ini,penulis akan melukiskan secara
sistematis seluruh data-data yang di peroleh sesuai dengan fakta-fakta yang ada
secara aktual dan cermat,kemudian menganalisisnya untuk mencapai suatu
kesimpulan dari kegiatan tersebut.
F.Metode Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara (interview)
Dalam hal ini penulisan melakukan wawancara tanya jawab secara
langsung dengan pegawai atau petugas yang m,enangani urusanBBNKB di
2. MetodePengamatan(Obsevasi)
Yaitu studi yang di lakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan
yang dilakukan di Kantor SAMSAT Kabanjahe untuk melihat dan
mengetahui berbagai fenomena yang akan dihadapi dalam melaksanakan
PKLM.
3. Metode Dokumentasi (Pembuatan Daftar)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar
dokumentasi yang diperoleh dari instansi dalam hal ini Kantor SAMSAT
Kabanjahe
G.Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Akhir adalah sebagai
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah PKLM,Tujuan dan
manfaat PKLM,ruang lingkup PKLM,metode pengumpulan data serta
sistematika penulisan PKLM.
BAB II: GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini penulis menjelaskan gambaran secara umum lokasi PKLM yaitu
Unit Pelaksanaan Teknis Daerah(UPTD)SAMSAT Kabanjahe,uraian tugas
pokok fungsi,serta gambarannya.
Pada bab ini penulis menjelaskan dan menggambarkan data yang diperoleh di
Unit Pelaksanaan Teknis Daerah(UPTD)SAMSAT Kabanjahe mengenai Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor,seperti objek dan subjek pajaknya,cara
pengenaan pendaftaran dan penilaian.
BAB IV: ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis menganalisa data yang diperoleh,kemudian mengadakan
evaluasi,serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah
yang diajukan
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang bersumber dari PKLM serta
berasal dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan daerah Provinsi Sumatera Utara
(SAMSAT Kabanjahe)
Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara pada mulanya mengurusi pengolahan
pajak dan pendapatan daerah berada dibawah Biro Keuangan pada sekretariat Wilayah
tingkat I Sumatera Utara.
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
sumatera Utara, Tentang susunan organisasi dan tata sekretariat Wilayah daerah Tingkat I
provinsi Sumatera Utara maka “ Biro Keuangan” ditingkatkan menjadi Direktorat
Keuangan.
Dengan demikian tentu bagian pajak dan pendapatan daerah berubah menjadi “Sub
Direktorat Pendapatan Daerah” ada Direktorat Keuangan Daerah tersebut. Dengan terbitnya
SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 Nomor
137/II/GSU terhitung tanggal 1 April 1975,maka Sub Direktur pendapatan daerah
ditingkatkan menjadi “direktorat Pendapatan Daerah” pada tanggal 1 September 1975
keluarlah Surat Menteri dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas
pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas Pendapatan Daerah II diseluruh Indonesia,maka
bersama dengan itu Direktorat Pendapatan Daerah diubah statusnya menjadi “Dinas
Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara adalah
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tanggal
31 Maret 1976 Nomor 143/II/GSU,dengan persetujuan DPRD,pembentukan dinas ini
ditetapkan dalam peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 4 tahun 1976.
Dalam usahanya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada
masyarakat,maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Tingkat
I Sumatera Utara.Dengan membentuk cabang Dinas Pendapatan Provinsi di Sumatera Utara
di Kabupaten dan Kota Madya tingkat II,maka berdasarkan Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor KUPD 717/39/26 tanggal 31 Maret 1978 dibentuklah cabang Dinas
pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara di kabupaten/kotamadya daerah Tingkat
II,yang telah dibentuk dengan beberapa Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat
II.Telah dibentuk dengan beberapa Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera
Utara yang telah terpisah-pisah,maka dalam rangka meningkatkan daya guna pengelolahan
Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara,dirasa perlu disempurnakan dan
dikembangkan.
Kemudian sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2743/S tanggal 22
November 1999 perihal sebutan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah,maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat ini.Sebutan Dinas
Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara atau DISPENDASU diubah namanya menjadi
“Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara” dan Cabang Dinas Daerah Provinsi Sumatera
Utara.
Dalam pengembangannya dan pemekaran untuk pelayanan yang lebih luas kepada
wajib pajak.Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 060/254/K tahun
2002 tentang tugas ,fungsi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan
bermotor,maka dengan dikeluarkannya Surat Keputusan bersama Tiga Menteri yaitu
Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam), Menteri Keuangan (Menkeu) dan
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor Kep/169/13/MK/1976 tertanggal 28 September
1976,tentang pelaksanaan penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor
yang disebut “ Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On Line Room Operation)”
SAMSAT merupakan gabungan dari tiga instansi yang mempunyai tugas dan fungsi
yang berbeda tetapi mempunyai objek dana yait kendaraan bermotor yang berdomisili di
Daerah Provinsi Sumatera Utara,
Instansi yang terkait dalam kantor Bersama SAMSAT yaitu :
1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu SATLANTAS POLDASU.
2. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara Yaitu Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara
3. Departemen Keuangan yaitu PT.(Persero) Jasa Raharja Cabang Kota
Kabanjahe
Berdirinya Kantor Bersama SAMSAT adalah merupakan tindak dari Surat
Keputusan Bersama Tiga Menteri (Menhankam,Menkeu,Mendagri)yang membentuk
kerjasama dengan sistem baru yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On
Line Ander Room Operation) dengan tujuan sebagai berikut:
1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik
kendaraan bermotor yang berdomisili di daerah Sumatera Utara
2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan dari sektor
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
3. Meningkatkan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama Medan
yang merupakan aparat Departemen Keuangan Sumatera Utara.
4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan,ketertiban,kelancaran dan pengadaan
administrasi Kendaraan Bermotor..
B.Struktur Organisasi
Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana agar tugas yang diemban
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya,atau sebab itu diperlukan sarana yang tepat salah
satu diantaranya adalah organisasi. Sebelum penulis menjelaskan struktur UPT SAMSAT
Kabanjahe,penulis akan terlebih dahulu menjelaskan pengertian struktur dan
organisasi.Pengertian struktur adalah bagian yang menggambarkan bagan-bagan fungsi
kegiatan dan pekerjaan.Sementara organisasi adalah wadah untuk melaksanakan keseluruhan
proses kegiatan kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan bersama.Jadi struktur organisasi adalah suatu sistem pembagian tugas kegiatan
antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
1.Struktur Organisasi UPT SAMSAT Kabanjahe terdiri dari:
a.KA UPT
b.Sub Bagian Tata Usaha
c.Seksi Pajak Kendaraan Bermotor(PKB)
d.Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air(PKDA)
e.Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT/APU dan PBB-KB
f.Seksi Retribusi
2.Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas Pendapatan terdiri dari:
a.SAMSAT Induk
1)UPTD/SAMSAT Medan Utara
2)UPTD/SAMSAT Medan Selatan
3)UPTD/SAMSAT Binjai
4)UPTD/SAMSAT Stabat
5)UPTD/SAMSAT Lubuk Pakam
6)UPTD/SAMSAT Tebing Tinggi
7)UPTD/ SAMSAT Kabanjahe
8)UPTD/SAMSAT Tanjung Balai
9)UPTD/SAMSAT Sidikalang
10)UPTD/SAMSAT Kisaran
11)UPTD/SAMSAT Rantau Parapat
12)UPTD/SAMSAT Pematang Siantar
13)UPTD/SAMSAT Balige
14)UPTD/SAMSAT Tarutung
15)UPTD/SAMSAT Nias
16)UPTD/SAMSAT Sibolga
17)UPTD/SAMSAT Padang Sidimpuan
18)UPTD/SAMSAT Panyabungan
19)UPTD/SAMSAT Pangkalan Brandan
20)UPTD/SAMSAT Kota Pinang
21)UPTD/SAMSAT Sibuhuan
22)UPTD/SAMSAT Serdang Bedagai
24)UPTD/SAMSAT Barus
25)UPTD/SAMSAT Natal
26)UPTD/SAMSAT Gunung Tua
27)UPTD/SAMSAT Perdagangan
28)UPTD/SAMSAT Panguruan
29)UPTD/SAMSAT Salak
30)UPTD/SAMSAT Lima Puluh
31)UPTD/SAMSAT Dolok Sanggul
32)UPTD/SAMSAT Teluk Dalam
b.SAMSAT Pembantu
1)SAMSAT Gerai Marelan
2)SAMSAT Gerai Indrapura
3)SAMSAT Gerai Perbaungan
4)SAMSAT dan SIM Corner SUN PLAZA MEDAN
C.Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun uraian tugas pokok dan fungsi pada Kantor UPT SAMSAT Kabanjahe
adalah sebagai berikut:
1.Kepala Unit Pelaksana Teknis
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pendataan
potensi,penyuluhan,pengadministrasian,dan pengutipan.
b. Penyetoran dan penyempurnaan standar-standar hasil pengutipan
PKB-KAA,BBNKB-KAA,PPP-ABT,PBE-KB,Retribusi dan pendapatan lain-lain
c. Penyelenggaraan optimalisasi pendapatan potensi,pengadministrasian,pengutipan dan
penyetoran ke kas daerah pelaporan hasil pengutipan
PKB-KAA,BBNKB,PPP-ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan pendapatan lai-lain serta pelaporannya sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas,Wakil Kepala Dinas,sesuai
bidang tugas dan fungsinya
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan wakil Kepala Dinas,sesuai
bidang dan fungsinya
Pelaporan dan pertanggunng jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada
Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas,sesuai standar yang ditetapkan.
2. Subbag tata Usaha
a. Mengajukan daftar barang cetakan dan ATK setiap bulan
b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib pajak kendaraan di atas air
d. Mendata dan mengumpulkan laporan bulanan setiap seksi untuk dikirimkan kepada
kadispenda Provsu sebagai bahas pelaksanaan kegiatan setiap hari
e. Menginventariskan seluruh laporan bulanan setiap seksi kepada ka.UPT
f. Meneruskan usulan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai.
3.Seksi PKB
a. Melakukan pendataan potensi,penetapan dan penagihan pajak kendaraan bermotor.
b. Menerima dan memproses/pengajuan keberatan dari wajib pajak kendaraan bermotor.
c. Menetapkan daftar tagihan tunggakan dan denda kendaraan bermotor
d. Membuat/menetapkan daftar tagihan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
e. Membuat,menyusun,dan menyimpan kartu pengadilan (kartu box)
f. Membuat Surat Penggantian Hilang Tanda Lunas Pajak
g. Membuat surat keterangan keringanan denda Pajak Kendaraan Bermotor
h. Membuat surat panggilan tagihan pajak kepada wajib pajak yang menunggak (super
PKB)
i. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada ka.UPT
4.Seksi Pajak PPP ABT/APU
a. Melakukan pendataan potensi,penetapan dan penagihan penerimaan Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib pajak pemakai air bawah
tanah
c. Menetapkan daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda pajak pengambilan dan
pemanfaatan Air Bawah Tanah
5.Seksi Retribusi
a. Melakukan pendataan,pengenaan dan penagihan,menerima Retribusi Pelayanan Jasa
Ketatausahaan
b. Menerimaa dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib retribusi
c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda retribusi sesuai standar yang ditetapkan
d. Memberikan masukan yang perlu kepada ka.UPT
e. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT
6.Seksi Pendapatan Lain-lain
a. Melakukan Pendataan,pengenaan dan penagihan,menerima sumbangan pihak ketiga
b. Memperoses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak yang dikenakan SP3
c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda setiap jenis pendapatan lain-lain
d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT
e. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT
7.Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pendapatan/Kantor Bersama SAMSAT,terdiri dari 5
(lima) loket yaitu :
a. . Loket I :Melayani formulir biaya administrasi STNK
Kartu Dana Nota cek Fisik dan SPT
b. Loket II : Cheking fisik kendaraan
c. . Loket III :Melayani pendaftaran,penelitian dan penetapan
d. Loket IV :Melayani pembayaran (kasir) PKB,BBN-KBSWDLLJ
e. Loket V :Penyerahan STNK(Plat Nomor Kartu Dana Penting PKB
dan Kartu TLP) .
7.1. Pelaksanaan Tugas pada loket I (Petugas terdiri dari 2 unsur:
a. Pengembalian formulir dan STNK dan SPT
b. Membayar biaya plat dan biaya administrasi sesuai table yang tercantum di loket
(formulir Pengantian STNK)
c. Tabel : Tabel nila jual kendaraan bermotor diisi dimeja yang telah disediakan sesuai
petunjuk dengan melampirkan :
1. BPKB asli
2. Surat penggantian STNK sementara
3. KTP asli/fotocopy
4. Kwitansi jual beli (bila BBN)
5. Nota pajak (TLP)
6. Fiskal antar daerah/provinsi
7. Surat keterangan pindah dari daerah asal.
7.1.1.Petugas Polri
a. Menyediakan dan memberikan formulir permohonan pendaftaran sesuai dengan
permintaan pemohon
b. Memberikan penerangan mengenai kelengkapan persyaratan pendaftaran
c. Mencatat nomor formulir dan nomor kendaraan/nama pemilik pada buku registrasi
penyediaan formulir
7.1.2.Petugas DISPENDA
a. Memberi penerangan dan penjelasan yang diperlukan oleh wajib pajak atau pemohon
STNK
b. Menyerahkan surat pemberitahuan (SPT) PKB
7.1.3.Petugas PT.(Persero) A.K.Jasa Raharja
a. Memberikan penerangan kepada pemohon tentang kewajibannya dalam hal
pembayaran SWDKLLJ dan premi asuransi Jasa Raharja
b. Khusus kepada pemilik kendaraan bermotor umum,memeriksa resi pelunasan premi
asuransi Jasa Raharja.
7.2. Pelaksanaan Tugas pada Loket II (BBN-KB I/II)
a. Merubah bentuk sifat
b. Mutasi Ranmor
c. Ganti mesin
d. Pindah luar daerah
e. Lapor daerah
7.2.1. Petugas DISPENDA
a. Meneliti formulir SPT PKB yang diterima dari petugas polri atas kelengkapan
persyaratan dan SPT
b. Menetapkan dan mengesahkan besarnya PKB dan BBNKB serta pungutan lainnya
dalam nota pajak
d. Apabila terjadi kesalahan penetapan selesaikan secara khusus sesuai ketentuan yang
berlaku
7.2.2. Petugas PT.(Persero) A.K.Jasa Raharja
a. Meneliti berkas dan nota pajak yang diterima dari sub kelompok kerja penetapan
PKB/BBN-KB
b. Menetapkan SWDKLLJ dan atau dendanya serta mensyahkan dengan membubuhkan
paraf pada nota pajak
7.3.Pelaksanaan Tugas pada Loket III (Petugas terdiri dari unsur)
a. Menyerahkan formulir pada petugas loket sesuai klasifikasi pengurusan loket II B
(tempat pendaftaran ranmor teliti ulang untuk pemeriksaan)
b. Loket III C dan D (tempat pendaftaran ranmor teliti ulang yang dikuasakan setelah
surat kuasanya diajukan ke loket khusus
c. Loket III E :
1) Tempat pendaftaran ranmor BBN-STNK hilang ganti nomor polisi ganti
mesin-Dinas-Ex lelang-Hibah
2) Menerima resi bukti pengurusan STNK yang akan dibawa ke kasir untuk
pembayaran PKB-BBNKB-SWDKLLJ.
7.3.1.Petugas Polri
a. Menerima,meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan
b. Melakukan penelitian pada daftar pencarian barang dan daftar pemblokiran
c. Membubuhkan paraf pada syarat pendaftaran yang diterima,pada resi (tanda
d. Menerima dan meneliti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor disesuaikan
dengan dokumen kendaraan bermotor
e. Apabila ternyata dalam penelitian pemeriksaan fisik dilakukan adanya perbedaan
atau kejanggalan,ataupun tercantum dalam daftar pencarian berkas dan pemohon
tersebut diselesaikan secara khusus dengan ketentuan yang berlaku
f. Membuat dan meneruskan Order TNBK kepada pemilik TNBK
7.4.Pelaksanaan Tugas pada Loket IV (hanya dari unsur Dispenda)
1. Bendahara Khusus Penerimaan
a. Menerima nota pajak dari pemohon/penetapan
b. Menerima pembayaran sesuai dengan nota pajak dan membubuhkan validasi pada
nota pajak tersebut.
c. Menyerahkan lembar asli nota pajak kepada pemohon
d. Mendistribusikan tindakan nota pajak masing-masing kepada Dispenda dan
PT.(Persero) A.K. JASA RAHARJA
e. Menyalurkan uang penerima kepada instansi atau pihak yang berhak menerima
f. Membukukan
7.5. Pelaksanaan Petugas pada Loket V (Petugas Terdiri dari 1 unsur)
1. Petugas Dispenda
a. Menerima nota pajak asli dan lembar kedua yang telah dibayar lunas
oleh pemohon
c. Menyerahkan nota pajak lembar kedua PKB kepada petugas Jasa
Raharja pada kelompok tersebut.
D. Gambaran Pegawai pada Kantor UPT Kabanjahe
Secara umum gambaran dari pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara
Tabel 1
Gambaran Pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Kabanjahe
UPT.DISPENDASU KABANJAHE 2013
NO Nama Jabatan
1 Antony Sinaga,SH,M,Hum Plt. Ka UPT Kabanjahe
2 Ollyria,SE Pl.Kasubbag TU
3 Salomo Sitepu Bendahara Penerima
4 Karisma Horep Br
Sinulaki,SE
Bendahara Pengeluaran
5 Sampurno Pengurus Barang
6 Ir.Roma Patigorhon Harahap Kasir
7 Mahyudin Pane,S.Sos,MAP Kasi PKB
8 Dra.Dahniar Kasi PKDA
9 Khaidir Dalimunte,SP PL.Kasi Retribusi
10 Sampurno Pl.Kasi PLL
11 Hotman Sinambela Pl.Kasi ABT/APU
12 Paingot Tua Tumangger Admin Komputer
13 M.Ihsan Kurnia Staf UPT Kabanjahe
14 Endang Hadiyanti,A.Md Staf UPT Kabanjahe
BAB III
GAMBARAN DATA TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR
A.Pengertian Pajak
Untuk mengetahui lebih mendalam Pembahasan mengenai BBN-KB ada baiknya
terlebih dahulu kita mengerti arti pajak yang sebenarnya,maka banyak para ahli memberikan
batasan pajak :
Menurut prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH Pajak adalah iruran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang-undand (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan
kontraprestasi yang langsung yang dapat ditunjukkan dan yang dapat digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Menurut Dr.N.J.Feldman Dalam Resmi (2008;2) berpendapat bahwa : Pajak adalah
prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa,(menurut norma-norma
yang ditetapkan secara umum),tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan
untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum
Pajak daerah disebut juga dengan Pajak yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat
digunakan untuk membiayai penyelengaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada
pengertian Pajak adalah :
1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang serta iuran pelaksanaannya dapat
dipaksaakan.
3. Pajak dipungut oleh negara,baik pusat ataupun daerah
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah.
B.Ketentuan Umum Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Adapun Ketentuan Umum Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2010 adalah sebagai berikut :
1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
3. Kepala Daerah adalah Gubernur Sumatera utara yang selanjutnya disebut Gubernur
4. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
5. Kepala Dinas Adalah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
6. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta
gandengannya yang digunakan semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan
teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu
sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak Kendaraan Bermotor yang
bersangkutan,termasuk ala-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.
7. Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak
yang dipungut atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor.
8. Masa Pajak adalah Jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) tahun
9. Pemungutan adalah satu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpun data objek dan
subjek pajak,penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan
pajak kepada Wajib pajak seerta pengawasan penyetorannya.
10.Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat
Pajak dan Wajib Pajak sebagai dasar perhitungan dan pembayaran pajak yang
terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
11.Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut SKPD, adalah surat
ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak.
12.Draft SKPD adalah Surat Ketetapan Pajak Daerah Sementara,sebagai dasar Wajib
Pajak untuk melekukan pembayaran atas pajak yang terutang, sedangkan Draft SPKB
adalah Surat Perpanjangan Kendaraan Bermotor (SPKB) sementara.
13.Penyerahan Kendaraan Bermotor adalah penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor
sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi
karena jual beli,tukar menukar,hibah termasuk hibah wasiat dan hadiah,warisan atau
pemasukan kedalam badan usaha.
14.Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) adalah Unit Pelaksanaan Teknis Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten/Kota.
15.SAMSAT adalah Sistim Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap yang melayani
pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor,Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
16.SAMSAT Keliling adalah SAMSAT yang melayani pengurusan pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor/Pengesahan STNK dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan
Lalu Lintas Jalan dimana program pelayanannya secara bergerak (Mobile)
17.SAMSAT Corner adalah SAMSAT yang melayani pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor/Pengesahan STNK dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan yang didirikan disuatu areal pusat perbelanjaan dan toko modern dengan sistem
18.SAMSAT Drive Thru adalah SAMSAT yang melayani pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor/Pengesahan STNK dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan yang mana tempat pelaksanaannya diluar gedung Kantor SAMSAT dan pemilik
Kendaraan Bermotor tanpa harus turun dari kendaraannya.
19.SAMSAT Gerai adalah SAMSAT yang melayani pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor/Pengesahan STNK dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan yang didirikan di Pasar/Pajak Tradisional dengan sistim pelayanan mandiri.
20.Dalam hal terjadi kahar atau force maejeure, Wajib Pajak dapat mengajukan Restitusi
atas masa Pajak yang belum dilalui.
21.Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan atas kelebihan pembayaran Pajak oleh
karena jumlah pembayaran Pajak lebih besar dari pajak terutang.
C.Nama,Objek dan Subjek
Dengan nama BBN-KB,dipungut pajak atas penyerahan Kendaraan Bermotor.
Penyerahan Kendaraan Bermotor Sebagaimana dimaksud diatas adalah pemasukan
Kendaraan Bermotor dari luar Negeri untuk dipakai secara tetap di Daerah (Indonesia)
kecuali :
1. Untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan
2. Untuk diperdagangkan
3. Untuk dikeluarkan kembali dari wilayah Pabean Indonesia
4. Digunakan untuk pameran,penelitian,contoh dan kegiatan olah raga bertaraf
Pengecualian sebagaimana dimaksud diatas tidak berlaku apabila selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut tidak dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia
Dikecualikan sebagai objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah :
1. Kereta api
2. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan
keamanan negara
3. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan,konsulat,perwakilan
negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembagavinternasional yang
memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah.
4. Dan Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Penguasaan Kendaraan Bermotor oleh Orang Pribadi atau Badan yang bukan pemiliknya
untuk jangka waktu lebih dari 12 bulan dapat dianggap sebagai penyerahan .kecuali jika
penguasaan itu adalah akibat dari perjanjian sewa termasuk leasing (sewa guna usaha) sewa
beli dan akibat jabatannya.
Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Orang pribadi atau badan
yang menerima penyerahan kendaraan bermotor. Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor adalah Orang pribadi yang menerima Kendaraan Bermotor.
Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah:
1.Untuk orang pribadi adalah: Orang yang bersangkutan,kuasanya atau ahliwarisnya
2. Untuk badan adalah pengurus atau kuasanya.
Secara terperinci manfaat dan pentingnya penetapan dan pengenaan dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang efektif dan efisien
sehingga dapat memungkinkan untuk tercapai suatu tujuan yang ingin dicapai.
2. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat dihindarkan
kemungkinan timbulnya pertentangan terhadap suatu hal yang ingin dicapai
3. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat menyatukan pendapat
bahwa satuan organisasi yang ada didalamnya dapat sejalan,sejajar dalam
melakukannya
4. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat menghindari terjadinya
suatu pencapaian tujuan yang bertentangan dengan suatu objek yang dipilih.
5. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat meningkatkan pendapat
daerah dan tingkat kesadaran dari wajib pajak
E.Tarif Pajak dan Cara Perhitungan Pajak
Sebagaimana dimaksud diatas tabel ditinjau kembali setiap tahun.Tarif Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan sebagai berikut:
1. Penyerahan Pertama
a. 15% untuk kendaraan bermotor bukan umum
b. 15% untuk kendaraan bermotor umum
c. 0,75% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar
2. Penyerahan kedua dan seterusnya:
b. 1%untuk kendaraan bermotor umum
c. 0,075% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar
3. Penagihan
Hak melakukan penagihan pajak daerah, kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu
5 tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak,kecuali apabila wajib pajak melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan daerah.
4. Tata cara pemungutan pajak daerah
Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dari penghimpun data
objek dan subjek pajak,ketemtuan besarnya pajak yang terutang sampai pada kegiatan
penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.
Pemungutan pajak daerah pada umumnya tidak dapat diborongkan atau tidak dapat
dibebankan kepada pihak ketiga. Pajak daerah dipungut berdasarkan penetapan kepala
daerah atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh wajib pajak. Wajib pajak membayar
pajaknya sendiri dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang
dikeluarkan oleh kepala daerah dan pejabat yang ditunjuk
Surat Ketetapan pajak daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh kepala daerah atau
pejabat yang ditunjuk khusus bagi pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) terdiri
dari 5 (lima) lembar antara lain :
1. Lembar ke-1 untuk wajib pajak
2. Lembar ke-2 untuk Dispenda Sumatera Utara
3. Lembar ke-3 untuk PT.(AK) Jasa Raharja
4. Lembar ke-4 untuk bendaharawan khusus penerima
5. Lembar ke-5 untuk kantor bersama SAMSAT
Dalam hal ini pemenuhan kewajiban pajak,maka wajib pajak harus menggunakan
Daerah (STPD) atau bisa juga dikeluarkan surat pembetulan karena penyampaian
pelaporan yang diberikan terhadap kesalahan ada 3 kemungkinan SPPD dikeluarkan
oleh kepala daerah yaitu :
1) Surat tagihan pajak diterbitkan Kepala Daerah apabila pajak yang terutang dalam
tahun berjalan tidak atau kurang bayar
2) Dari hasil penelitian SPPD yang diberitaukan oleh wajib pajak terdapat
kekurangan pembayaran akibat salah tulis atau salah hitung
3) Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) dikeluarkan kepala daerah apabila wajib
pajak dikenakan sanksi atau denda.
Apabila wajib pajak tidak membayar pajak terutang sampai jatuh tempo
(selama 30 hari) maka Surat Tagihan Pajak (STP) yang disampaikan kepada
kepala daerah akan ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
20% perbulan. Berlaku paling lama 15 bulan sejak saat terutangnya pajak dan bila
wajib pajak sudah mendapat STP tidak juga membayar pajaknya,maka kepala
daerah dapat mengeluarkan STP atau surat paksa berdasarkan peraturan
perundang-undangan pajak daerah.
Contoh penghitungan BBNKB:
1. Tuan Miky membeli mobil BMW 5301E 60 CKD tahun 2005 dari shoorum
“MJJ”
Maka perhitungan BBNKB I= 15% x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
= 15% x Rp 454.000.000,-
= Rp 68,100,000,-
2. Tuan jack membeli mobil BMW 5301E 60 CKD tahun 2005 dari tuan Miky,
= 1% x Rp 454.000.000
= Rp 4,540,000
3. Tuan Ari membeli Truck Mitsubitshi Fuso FM 517 N tahun 2001
Maka perhitungan BBNKB I =0,75% x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
=0,75% x Rp195.000.000
=Rp 1,462,500
4. Cv Don,embeli Truck Mitsubitshi Fuso FM 517 N tahun 2001 dari Tuan ari
Maka perhitungan BBNKB II =0,075%xNilai Jual Kendaraan Bermotor
=0,075% x !95.000.000
=Rp 146,250
F. Proses Pemungutan BBN-KB
1.Pendaftaran
Dalam hal ini yang harus dilakukan oleh wajib pajak adalah:
a. Pengambilan formulir SPT
b. Pengisian formulir SPT
c. Pendaftaran berkas
d. Menyampaikan berkas pada petugas cheking
2.Penelitian berkas
Dalam tahapan ini yang harus dilakukan oleh wajib pajak adalah:
a. Chek persyaratan dan kelengkapan berkas
b. Pendaftaran (entry)
c. Menyampaikan berkas pada bagian penetapan
3.Penetapan
Yang dilakukan pada bagian penetapan ini adalah :
a. Membuat perhitungan dan penetapan (pembukuan)
b. Membuat nomor kohir
c. Mengecek ketepatan tanda lembar SKPD
d. Menyampaikan berkas kepada korektor (final cheking)
Yang dilakukan oleh korektor adalah :
a. Meneliti kebenaran perhitungan dan penetapan
b. Meneliti data pajak dalam ketetapan PKB/BBNKB
5.Pembayaran
Pada bagian pembayaran pajak yang menjadi tanggung jawab dari hasil pembayaran
pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak adalah dengan melakukan hal-hal berikut :
a. Menerima dari wajib pajak (loket kasir)
b. Membukukan hasil penerimaan
c. Menyampaikan SKPD pada loket embossing STNK
d. Menyampaikan berkas pada petugas kartu box (arsip)
e. Menyetor hasil penerimaan kasir kepada bendaharawan (PKKP)
f. Menyetorkan hasil penerimaan PKKP ke bank SUMUT
g. Menyampaikan berkas belum bayar pennagihan
6.Penagihan
Yang menjadi tugas bagian penagihan adalah:
a. Menghimpun dan membukukan berkas tungakan pajak
b. Membuat dan menyampaikan surat tagihan pajak yang belum mendaftar dan
menunggak kepada wajib pajak
c. Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil pajak yang menyelesaikan
tunggakan.
7.Pelaporan
a. Mempersiapkan laporan target dan realisasi penerimaan
b. Laporan permintaan dan pemakaian SPT/SKPD dan pemakaian formulir lainnya
c. Setoran bank
d. Laporan tunggakan ndan laporan lainnya.
Dalam hal ini pendaftaran kendaraan akibat mutasi sama saja dengan proses
pendaftaran pada awal pendaftaran sebelum mutasi,yang berarti sama saja dengan
peroses pendaftaran biasa.
G. Dasar Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Dasar pengenaan BBN-KB adalah Nilai jual kendaraan bermotor. Adapun yang di
maksud dengan Nilai Jual Kendaraan Bermotor adalah Nilai jual Kendaraan Bermotor yang
diproleh berdasarkan Harga Jual Umum (HPU),atas suatu kendaraan bermotor sebagaimana
tercantum dalam tabel nilai jual kendaraan bermotor yang berlaku, dan apabila tidak ada tabel
maka nialai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor :
a. Isi silinder dan satuan bermotor
b. Penggunaan kendaraan bermotor
c. Jenis kendaraan bermotor
d. Tahun kendaraan bermotor
e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor
f. Merek kendaraan bermotor
g. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan
H. Saat Terjadinya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Saat terjadinya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) adalah saat dimana
dilakukan penyerahan hak milik kendaraan bermotor,sebagai akibat perjanjian dua pihak atau
perbuatan sepihak atau terjadi karena jual beli,tukar-menukar,warisan,atau pemasukan ke
BAB IV
ANALISIS DATA DAN EVALUASI
A.Dasar Penetapan Target Penerimaan BBN-KB UPT SAMSAT Kabanjahe
Dalam menentukan target penerimaan pajak pada tahun anggaran baru oleh
Dispenda,dilakukan evaluasi terhadap realisasi penerimaan dari keseluruhan objek pajak
maupun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dilakukan secara bersama oleh Sub Dinas
Program evaluasi Serta Sub Dinas Pajak PKB/PKDA. Hasil dari evaluasi tersebut diajukan
untuk menilai kinerja SAMSAT dalam satu tahun anggaran (yakni tahun Anggaran
sebelumnya) sekaligus untuk menetapkan target penerimaan tahun berikutnya yang
ditetapkan dengan persetujuan DPRD pada suatu Objek Pajak didasarkan pada hasil kinerja
SAMSAT dalam usahanya memenuhi target penerimaan Objek Pajak tersebut pada tahun
Tabel 2
Penetapan Target dan Realisasi BBNKB T.a 2011-2012
Tahun Jenis Penerimaan Target Realisasi %
2011 BBN-KB 530,003,500 674,454,341 127.25
Denda BBN-KB 1,171,720 22,831,391 1,948.54
2012 BBN-KB 702,920,000 904,687,788 128.70
Denda BBN-KB 100,631 46,056,811 45,768.01
SUMBER : UPT SAMSAT KABANJAHE
Dari tabel yang disajikan diatas dapat diketahui bahwa penerimaan BBN-KB tahun
2011 yang ditetapkan oleh Dispenda Provinsi Sumatera Utara UPT SAMSAT Kabanjahe)
adalah Rp.530,003,500,sedangkan yang terealisasi adalah 674,454,341 dan atau 127,25% dan
denda BBN-KB yang ditetapkan adalah 1,171,720 dan yang terealisasi sebesar
22,831,391,penerimaannya naik dari target yang ditentukan (over target).
Melihat dari hasil penerimaan BBN-KB tahun 2011 yang melebihi target maka
untuk penetapan target tahun 2012 yang ditentukan oleh Dispenda Provinsi Sumatera Utara
penerimaan target ditetapkan menjadi 702,920,000. Penetapan ini berdasarkan hasil
penerimaan BBN-KB tahun 2011 yang over target,sedangkan yang terealisasi adalah
904,687,788 dan atau 128.70%. dan denda BBN-KB yang ditetapkan adalah 100,631 dan
terealisasi adalah 46,056,811 atau 45,768.01 % Penerimaan yang ditentukan melebihi target
(over target).
Adapun faktor-faktor peningkatan BBNKB:
b. Terealisasinya proses berkas berdasarkan domisili wilayah kerja UPTD Kabanjahe
yang dapat mendorong meningkatnya penerimaan disektor PKB/BBNKB serta
volume kerja sejalan dengan target yang ditetapkan.
B. Hambatan-Hambatan Utama Dalam Pencapaian Target PKB/BBN-KB pada Kantor
SAMSAT Kabanjahe
Hambatan-hambatan utama dalam pencapaian target PKB/BBN-KB pada Kantor
SAMSAT Kabanjahe antara lain:
1. Banyak pemilik kendaraan bermotor tidak mendaftarkan keabsahan kepemilikan
kendaraan bermotornya,khususnya kendaraan yang berasal dari luar daerah
maupun luar Provinsi Sumatera Utara.
2. Lokasi kantor UPT Kabanjahe yang bagi sebagian wilayah pedesaan terlalu
jauh,kurang lebih mempengaruhi WP dalam memenuhi kewajibannya dengan
tepat waktu.
C.Upaya-Upaya yang Dilakukan Oleh SAMSAT Kabanjahe Dalam Meningkatkan
Penerimaan Pungutan BBN-KB
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh UPT Kabanjahe adalah :
1. Mengadakan Razia terpadu PKB/BBN-KB khususnya kendaraan bermotor yang
telah habis masa berlakunya PKB dan kendaraan yang berasal dari Wilayah kerja
2. Seri YA s/d YD dan kendaraan yang beralamat di Kecamatan Kabanjahe agar
seluruhnya dapat diproses di UPT SAMSAT Kabanjahe.
3. Bagi Masyarakat yang wajib pajak yang bermasalah telah diberi surat sesuai
dengan data yang ada pada komputer induk dan melakukan dengan sistem door to
door
4. Pemasangan papan himbauan dibeberapa tempat strategis agar masyarakat segera
membalik namakan kendaraannya demi keabsahan miliknya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dari apa yang dibahas diatas,maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan
sebagai akhir dari keseluruhan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang dilaksanakan
pada Kantor SAMSAT Kabanjahe adalah sebagai berikut :
1. Dasar penetapan BBN-KB adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor. Nilai Jual
Kendaraan Bermotor diperoleh dari table yang telah di tetap kan.
2. Saat terjadinya BBN-KB adalah Saat dimana dilakukannya penyerahan hak milik
kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak
atau terjadi karena jual beli,tukar menukar,warisan,atau pemasukan kedalam
badan usaha.
3. Kantor Bersama SAMSAT diartikan sebagai Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap yang merupakan gabungan dari 3 (tiga) instansi yaitu:
POLRI,DISPENDA,PT.Jasa Raharja dan sekarang disebut Unit Pelaksana Teknis
(UPT)
4. Tarif BBN-KB yaitu :
a. Penyerahan Pertama :
a. 15% untuk kendaraan bukan umum
b. 15% untuk kendaraan umum
c. 0,75% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar
b. Penyerahan kedua dan selanjutnya yaitu:
b. 1% untuk kendaraan umum
c. 0,075% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar
5. Penetapan target penerimaan BBN-KB pada kantor SAMSAT Kabanjahe
dilakukan dengan cara mengkaji realisasi penerimaan objek pajak tersebut pada
Tahun anggaran sebelumnya,memperhatikan peraturan Daerah yang berlaku serta
meninjau data potensi BBN-KB yang tersedia
6. Target penerimaan BBN-KB untuk tahun 2011 pada kantor SAMSAT Kabanjahe
yang ditetapkan Dispenda adalah Rp. 530,003,500 sedangkan yang terealisasi
adalah Rp. 674,454,341 sudah termasuk denda BBN-KB
7. Target penerimaan BBN-KB untuk tahun 2012 pada Kantor SAMSAT mengalami
penurunan dari yang telah ditetapkan DISPENDA sebesar Rp.702,920,000 yang
terealisi sebesar Rp. 904,687,788
8. Hambatan-hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kewajiban pada UPT
SAMSAT Kabanjahe adalah pemilik kendaraan tidak mendaftarkan keabsahan
kendaraan bermotornya,kebiasaan masyarakat yang lebih memilih menggunakan
biro jasa darpada menyelesaikan sendiri,Lokasi UPT Kabanjahe yang terlalu jauh
dijangkau dari pedesaan dan belum terealisasinya proses berkas berdasarkan
domisili wilayah kerja.
9. Upaya –upaya yang dilakukan UPT Kabanjahe dalam peningkatan penerimaan
pungutan BBN-KB adalah melakukan razia terpadu,menghimbau agar
mendaftarkan kepemilikan kendaraannya dan melakukan koordinasi dengan
B.Saran
Sebagai akhir dari laporan ini penulis juga mempunyai saran-saran yang mungkinn
dapat bermanfaat dalam peningkatan penerimaan BBN-KB bagi UPT SAMSAT Kabanjahe
maupun bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.Adapun saran-saran yang
dapat penulis berikan adalah dari hasil pengamatan selama melaksanakan PKLM ini antara
lain :
1. Agar meningkatkan frekwensi razia secara merata dan rutin sehingga masyarakat
lebih ingat akan pemenuhan kewajiban perpajakannya
2. Memberikan penjelasan kepada WP tentang BBN-KB serta perannya dalam
pembangunan daerah melalui media massa atau media lainnya
3. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada masyarakat mengenai dasar penetapan
BBN-KB,perhitungan BBN-KB,dan tarif BBN-KB kepada wajib pajak agar dapat
mengetahui tentang tata cara perhitungan BBN-KB
4. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat hendaknya terus ditingkatkan sehinga
masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi dalam membayar pajak
kendaraannya.
5. Membuat papan himbauan dibeberapa tempat agar masyarakat segera membalik
namakan kendaraannya demi keabsahan kepemilikannya
6. Hendaknya Program Study Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU
meningkatkan hubungannya dengan kantor/instansi pemerintah melalui kerja
sama yang bersifat membangun sehingga kantor/instansi pemerintah tersebut
dapat mendukung program studi kampus yang berkaitan dengan peningkatan
SDM di Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo,2002,perpajakan,penerbit Adni,Yogyakarta
Soemitro,Rochmat,1991,Pajak dan Pendapatan,PT.Eresco,Bandung
Wahyu, dan Wirawan,2002,Perpajakan Indonesia,Salemba Empat,Jakarta.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah