PROGRAM STUDI DIPLOMA III
MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) PADA KANTOR BERSAMA SISTEM
ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh: LISTA AMALIA
112101048
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : LISTA AMALIA
NIM : 112101048
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) PADA KANTOR BERSAMA SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN UTARA
Tanggal : ...2014 DOSEN PEMBIMBING
Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M.Si NIP. 19770214 200812 2 001
Tanggal : ...2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001
Tanggal : ...2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, berkat, dan karunia serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai titik akhir dari
sebuah proses pembelajaran di Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Tugas Akhir ini berjudul “Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) pada Kantor Bersama Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara. ”
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi tata bahasa ataupun dari tata cara penulisannya
karena kemampuan dan keterbatasan yang penulis miliki. Dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
bantuan dan bimbingan yang diberikan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi USU.
3. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
4. Bapak Ibrahim Ichsan Hrp. S. Sos, selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha
5. Kedua orang tua saya, papa (Emyulis Djamil) dan mama (Sri Ermolida) yang
selalu memberikan cinta, kasih sayang, perhatian, bimbingan, nasehat, doa,
bantuan baik materil maupun spritual yang tak terhingga kepada penulis serta
kepada abang (Wahyu Sampurna), kakak tersayang (Esty Kurniawaty) yang
selalu setia menemani, memberikan semangat serta dukungan, adikku
(Nabilah Shidqiyyah), dan abang angkatku Arifiansyah Saragih (ragil) yang
telah memberi banyak masukan dan dukungan.
6. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi Program Studi Diploma III
Keuangan, Stambuk 2011 grup A, terutama buat Tika (tikot), tria (tyiong)
Irfan, Yola, kak Ruth (iting), dan Intan (atun) yang selama ini telah setia
menemani baik suka maupun duka, terima kasih atas persahabatan yang
sudah terjalin selama ini dan semoga untuk selamanya.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
Medan, Mei 2014
Penulis,
Halaman A. Sejarah Singkat Kantor SAMSAT Medan Utara ... 9
B. Struktur Organisasi SAMSAT Medan Utara ... 13
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi ... 14
D. Gambaran Data Pegawai SAMSAT... 17
E. Kinerja Terkini ... 18
BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Data Pajak Kendaraan Bermotor ... 20
A.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor ... 20
A.2 Objek Pajak Kendaraan Bermotor... 22
A.3 Subjek Pajak Kendaraan Bermotor ... 22
B. Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 23
B.1 Mekanisme Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor... 23
B.1.1 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor... 23
B.1.2 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ... 25
B.2 Syarat-syarat yang diperlukan dalam Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 27
C. Denda bagi Wajib Pajak yang Terlambat Membayar Pajak Kendaraan Bermotor ... 31
D. Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 33
E. Upaya SAMSAT Medan Utara dalam Meningkatkan Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor ... 33
F. Data Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor ... 35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 38
B. Saran ... 39
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jenis Pajak Provinsi ... 2
Tabel 1.2 Golongan Pajak Kendaraan Bermotor... 2
Tabel 2.1 Unit Pelaksana Teknis Provinsi Sumatera Utara... 12
Tabel 2.2 Daftar Pegawai SAMSAT Medan Utara ... 17
Tabel 2.3 Daftar Pegawai Honor Unit Pelaksanaan Teknis SAMSAT Medan Utara... 18
Tabel 2.4 Daftar Tenaga Out-Sourcing Unit Pelaksanaan Teknis SAMSAT Medan Utara... 18
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi UPT. SAMSAT Medan Utara ... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
memegang peranan penting dalam rangka membiayai urusan rumah tangga
daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas
pembangunan. Dapat dikatakan penting karena tanpa pajak daerah maka otonomi
daerah tidak dapat terselenggara secara nyata dan bertanggung jawab. Oleh karena
itu, sudah sewajarnya pemerintah daerah secara terus-menerus mengadakan
pemikiran untuk meningkatkan pendapatan asli daerah terutama dari sektor pajak
daerah dan retribusi daerah.
Pemerintah daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah yang berasal
dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Berdasarkan hal
tersebut jelas diketahui bahwa salah satu sumber pendapatan daerah berasal dari
pajak daerah.
Pajak daerah di Indonesia dapat di golongkan berdasarkan tingkatan
Pemerintah Daerah, yaitu pajak daerah tingkat Provinsi dan pajak daerah tingkat
Tabel 1.1 Jenis Pajak Provinsi
No Jenis Pajak Provinsi
1. Pajak Kendaraan Bermotor
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Permukaan Umum
5. Pajak Rokok
Sumber : Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah
Penggolongan pajak tersebut diatur dalam Undang-undang No. 18 Tahun
1997 sebagaimana telah diubah dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000
tentang Perubahan Undang-undang Republik Indonesia tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Pasal 2 ayat 1 dan 2) serta Peraturan Pemerintah Nomor 65
Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur
tentang objek, subjek, dasar pengenaan pajak dan ketentuan tarif dari pajak daerah
yang berlaku, baik sebelum maupun sesudah berlakunya Undang-undang Nomor
34 Tahun 2000. Adapun golongan kendaraan yang masuk ke dalam pengenaan
tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2
Golongan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
No. Golongan Keterangan
1 A-1 Sedan, Jeep, dan Station Wagon (Pribadi) 2 A-2 Sedan, Jeep, dan Station Wagon (Umum) 3 B-1 Bus dan Microbus (Pribadi)
4 B-2 Bus dan Microbus (Umum)
5 C-1 Truck dan Pick up (Pribadi) 6 C-2 Truck dan Pick up (Umum)
7 E Sepeda Motor
8 F Becak Bermotor
9 Kendaraan Alat Berat
3
Diantara sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari sektor pajak
daerah yang cukup penting dan potensial adalah Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB). Pemungutan dan pengurusan pajak kendaraan bermotor dilaksanakan
pada satu kantor yang dikenal dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
(SAMSAT), dimana Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)
merupakan gabungan dari 3 (tiga) instansi, antara lain:
1. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS
POLDASU, menangani pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)
dan Plat Nomor Kendaraan;
2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi (DISPENDA), menangani pemungutan pendapatan provinsi yaitu
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB);
3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara
(persero), menangani Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan
(SWDKLLJ).
Salah satu tujuan pembentukan kantor bersama SAMSAT ini adalah untuk
memudahkan pelaksanaan pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) serta
untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat dalam hal
pengurusan registrasi kendaraan bermotor dan pembayaran pajak.
Kantor SAMSAT sebagai organisasi pelaksana tugas membuat atau
merancang konsep-konsep untuk menggerakkan segala kemampuan agar dapat
kemampuan mengidentifikasi dan mengelompokkan pekerjaan, menyiapkan
karyawan untuk menangani pelaksanaan tugas-tugas, mengetahui wewenang dan
tanggung jawab, serta menyusun mekanisme koordinasi kepada antar unit
kegiatan.
Membayar pajak kendaraan bermotor merupakan pekerjaan rutin tahunan
bagi para pemilik kendaraan bermotor. Orang yang dikenakan pemungutan pajak
disebut wajib pajak. Wajib Pajak merupakan orang pribadi atau badan yang
memiliki kendaraan bermotor. Jika wajib pajak merupakan badan/lembaga maka
kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa hukum badan
tersebut. Dalam menjalankan kewajiban membayar Pajak Kendaraan Bermotor,
wajib pajak harus mengetahui dengan jelas mekanisme pelaksanaan pembayaran
Pajak Kendaraan Bermotor, serta memerlukan sarana administrasi yang jelas
untuk menyampaikan serta memenuhi kewajiban tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, dalam pelaksanaan
pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor bersama Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara, saat ini masih
banyak wajib pajak yang kurang tahu atau sedikit pengetahuannya mengenai
mekanisme dalam pelaksanaan pembayaran pajak dan menganggap bahwa
pelaksanaan pembayaran pajak yang dilakukan pada kantor SAMSAT terkesan
sulit dan ribet, sehingga membuat para wajib pajak terkadang malas untuk
membayar pajaknya sendiri ke kantor SAMSAT. Karena hal tersebut tidak sedikit
wajib pajak yang akhirnya menggunakan jasa calo untuk melakukan pembayaran
pajak, padahal biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa calo tersebut tidaklah
5
pajak kendaraan bermotor yang dilakukan pada kantor SAMSAT tidak begitu sulit
bagi yang sudah terbiasa membayar pajak sendiri tapi bagi yang baru mencoba
membayar pajak kendaraan bermotor sendiri pasti berpikir, apa yang harus
dibawa, gimana urutan dan caranya. Hal pertama yang harus dilakukan jika ingin
membayar pajak kendaraan bermotor adalah melengkapi syarat-syarat yang
diperlukan seperti KTP asli, BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) asli,
STNK Asli, foto kopi masing-masing satu (KTP, BPKB, dan STNK) .
Selanjutnya mekanisme pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada Kantor SAMSAT dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan di loket 1 yang mana pelaksananya adalah POLRI
dan DISPENDA. Di loket 1 tersebut wajib pajak mengambil formulir Surat
Pemberitahuan (SPT) kemudian mengisi surat tersebut dan melampirkan
berkas-berkas yang diperlukan seperti KTP, STNK, BPKB, dan menyampaikannya
kepada petugas yang berada di loket 1.
2. Penelitian Berkas, Penetapan Pajak, Korektor, dan Pembayaran
Penelitian berkas dilakukan di loket 2 yang mana pelaksananya adalah
POLRI. Di loket 2 tersebut petugas melakukan check persyaratan dan
perlengkapan berkas, mendata pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
oleh wajib pajak dan menyampaikannya kepada pengurus checking. Selanjutnya
DISPENDA membuat perhitungan pajak dan penetapan pajak, membuat nomor
kohir, mengisi dataNoticepajak, sampai akhirnya menyampaikan berkas kepada
3. Pencetakan STNK
Pencetakan STNK dilakukan di loket 3 yang mana pelaksananya adalah
POLRI. Di loket 3 tersebut petugas menyerahkan STNK baru yang telah dicetak
kepada wajib pajak.
Dengan mengetahui dan menguasai mekanisme pelaksanaan pembayaran
pajak kendaraan bermotor, maka diharapkan tidak terjadinya kesalahan maupun
ketimpangan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam menjalankan kewajibannya
baik dalam melakukan penghitungan Pajak Kendaraan bermotor serta sistem
administrasinya. Besarnya pajak yang harus dibayar untuk setiap kendaraan
bermotor berbeda-beda tergantung pada golongan/jenis kendaraan bermotor
apakah jenis mobil, sepeda motor, beca motor, ataupun alat berat. Dalam bab
selanjutnya penulis juga akan membahas mengenai cara penghitungan pajak
kendaraan bermotor, denda bagi wajib pajak yang terlambat membayar pajak, dan
upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Utara dalam meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat judul
mengenai “Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan
7
Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pelaksanaan pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara Dinas Pendapatan
Sumatera Utara.
b. Untuk mengetahui data penerimaan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor pada
Kantor SAMSAT Medan Utara Dinas Pendapatan Sumatera Utara.
c. Penulisan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan
perkuliahan pada program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis, penulisan ini berguna sebagai pengetahuan tambahan
bagaimana mekanisme dan tata cara pelaksanaan pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.
b. Bagi Lembaga Pendidikan, berguna untuk meningkatkan hubungan kerja
sama antara pihak Universitas dengan instansi pemerintah khususnya kantor
SAMSAT Medan Utara, serta mempromosikan sumber daya manusia di
c. Bagi Kantor SAMSAT Medan Utara, yaitu membina kerja sama antara
lembaga pendidikan dengan instansi pemerintah dan sebagai salah satu sarana
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya
mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan daerah di bawah naungan Biro
Keuangan pada Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya,
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara
tentang Susunan dan Tata Cara Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi
Sumatera Utara, maka Biro Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.
Dengan demikian, tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah menjadi
Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Dengan
terbentuknya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara
pada tanggal 21 Maret 1975 No. 137/II/GSU, maka Sub Direktorat Keuangan
Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Pada
tanggal 1 September 1975, keluarlah SuratMenteri Dalam Negeri Nomor KUPD
3/1243 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas
Pendapatan Tingkat II, yang sebelumnya di bawah naungan Direktorat
Pendapatan Daerah, yang namanya diubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah
Sumatera Utara. Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera
Perwakilan Daerah Sumatera Utara (DPDSU). Pembentukan Dinas Pendapatan
Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976.
Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada
masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Daerah
Tingkat I dengan membentuk cabang-cabang dinas, Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Tingkat I Sumatera Utara terdapat Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di
Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri KUPD
7/7/39-26 pada tanggal 31 Maret 1978, dibentuklah cabang Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara di seluruh Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di
Provinsi Sumatera Utara.
Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No. 061/2743/S
tanggal 22 November 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terhitung sejak
tanggal keluarnya tersebut, nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara diubah menjadi “Dinas Pendapatan Provinsi”. Cabang Dinas Pendapatan
Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah juga menjadi “Cabang Dinas Pendapatan
Provinsi Sumatera Utara”. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
pemilik kendaraan bermotor, maka pemerintah membentuk Penyelenggara Sistem
Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor yang disebut Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT).
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap adalah gabungan dari 3
instansi yang mempunyai objek dana kendaraan bermotor yang berdomisili di
11
1. Pemerintah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara
(DISPENDASU).
2. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU.
3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan.
Tujuan pembentukan SAMSAT adalah:
1. Untuk meningkatkan pendapatan daerah sumatera utara melalui pemungutan
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan penerimaan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB), khususnya daerah Sumatera Utara.
2. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan
dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor dan penerimaan sektor Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor.
3. Meningkatkan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama
Medan yang merupakan Aparat Depertemen Keuangan Sumatera Utara.
4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketrtiban, kelancaran, dan
pengadaan Administrasi Kendaraan Bermotor.
Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada
wajib pajak, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara sampai saat ini
telah membentuk 14 cabang daerah (Kabupaten/kota) di wilayah Provinsi
Tabel 2.1
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Provinsi Sumatera Utara
NO UNIT WILAYAH KERJA
1 UPTD Medan Utara Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan.
2 UPTD Medan Selatan Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu. 3 UPTD Binjai Kota Binjai dan Kabupaten Langkat.
4 UPTD Pematang Siantar Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.
5 UPTD Kisaran Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai.
6 UPTD Rantau Parapat Kabupaten Labuhan Batu.
7 UPTD Padang Sidimpuan Kabupaten Tapanuli Selatan.
8 UPTD Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi.
9 UPTD Kabanjahe Kabupaten Karo.
10 UPTD Sibolga Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah.
11 UPTD Sidikalang Kabupaten Dairi.
12 UPTD Gunung Sitoli Kabupaten Nias.
13 UPTD Balige Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir.
14 UPTD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.
15 UPTD Lubuk Pakam Lubuk Pakam.
16 UPTD Tarutung Tarutung.
17 UPTD Stabat Stabat.
18 UPTD Tanjung Balai Tanjung Balai.
13
B. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara
Struktur organisasi merupakan bagian yang menggambarkan bagan-bagan
fungsi kegiatan dan pekerjaan bagi seluruh karyawan yang ada dalam suatu
perusahaan, dimana struktur organisasi ini pada pokoknya mengandung penerapan
batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan
perusahaan.
Kantor UPT SAMSAT Medan Utara di pimpin oleh seorang Kepala UPT,
dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha. UPT Medan Utara terdiri dari 5 seksi, yaitu:
Seksi Bagian Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Seksi
Pendapatan Lain-lain (PLL), Seksi Pengambilan dan Pemanfaatn Air Bawah
Tanah/Air Permukaan Umum, Seksi Retribusi, dan Seksi Pajak Angkutan di atas
Air/Bea Balik Nama Angkutan di Atas Air (PA3/BBNA3).
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
1. Kepala Unit Pelaksana Teknis
Tugas dan Fungsi:
a. Melaksanakan koordinasi, kerjasama dengan pihak terkait, pembinaan,
pengendalian teknis, dan pemberdayaan sumber daya manusia.
b. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil
Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya masing-masing.
c. Menyempurnakan konsep dan pendapatan potensi dari masing-masing
seksi.
2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha
Tugas dan Fungsi:
a. Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub
Bagian Tata Usaha dan surat-surat dari seksi lainnya yang telah selesai
diproses.
b. Mencatat dalam pembukuan pemasukan yang telah ditentukan inventaris
dan alat tulis kantor.
3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor
Tugas dan Fungsi:
15
b. Membuat laporan pembayaran penunggakan Pajak Kendaraan Bermotor
dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dengan Surat.
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala unit sesuai dengan
bidangnya.
4. Seksi Pendapatan Lain-lain
Tugas dan Fungsi:
a. Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelola PAD dan
melaporkannya kepada SAMSAT.
b. Menerima, menyalurkan, dan mempertanggungjawabkan SPT dan Materai
Leges jalur SAMSAT.
c. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan lain-lain dan
setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU)
Tugas dan Fungsi:
a. Melaksanakan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan
memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
Umum (ABT/APU) dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermmotor
b. Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan
dan pemanfaatan ABT/APU sesuai standar yang ditetapkan.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas
sesuai dengan bidang teknisnya.
6. Seksi Retribusi
Tugas dan Fungsi:
a. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis retribusi bagi hasil
pajak dan bukan pajak, pembukuan, dan pelaporannya.
b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data untuk penyempurnaan
dan penyusunan jenis retribusi, teknis pemungutan dan tata administrasi
retribusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan target
retribusi.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala, sesuai
dengan bidang teknisnya.
7. Seksi Pajak Angkutan di atas Air/Bea Balik Nama Angkutan di atas Air (PA3/BBNA3)
Tugas dan Fungsi:
a. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan
memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajip Pajak mengenaii Pajak
17
b. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan bidang
tugasnya.
c. Memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada Kepala Unit sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
D. Gambaran Data Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (SAMSAT Medan Utara)
Tabel 2.2
Daftar Pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)
Medan Utara
Jabatan / Pangkat Jumlah
Kepala Unit Pelaksana Teknis 1
Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1
Bendahara Pengeluaran 1
Kepala Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain 1 Staf Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain 6
Jumlah 101 Orang
Sumber: Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014
Selain pegawai tetap, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara juga
Tabel 2.3
Daftar Pegawai Honor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)
Medan Utara
Tempat Tugas Jumlah
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 3
Jumlah 3 orang
Sumber: Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014
Tabel 2.4
Daftar Tenaga Out-Sourcing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
Sumber: Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014
E. Kinerja Terkini Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat
telah membentuk:
1. SAMSAT BUS KELILING, merupakan layanan pengesahan STNK setiap
tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang beroperasi di wilayah Medan
Utara meliputi Marelan, Belawan, Hamparan Perak, Sunggal, Sampali, dan
Tembung. Sasaran Layanan SAMSAT BUS KELILING ini ditujukan bagi
19
2. SAMSAT CORNER, merupakan layanan pengesahan STNK setiap tahun,
pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang berlokasi di Jl. K.H. Zainal Arifin
No.7 Medan (SAMSAT dan SIM CORNER SUN PLAZA) dan di Jl. Gatot
Subroto Lantai 3 Unit 63 (SAMSAT CORNER PLAZA MEDAN FAIR)
dengan jam operasional mulai pukul 10.00 s/d 21.00 WIB setiap hari (kecuali
libur nasional).
3. SAMSAT DRIVE THRU, merupakan layanan pengesahan STNK setiap
tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang berlokasi di Jl. Imam Bonjol
No. 18 Medan (pelataran parkir Bank SUMUT) dengan jam operasional
mulai pukul 10.00 s/d 15.00 WIB setiap hari (kecuali libur nasional). Layanan
SAMSAT DRIVE THRU memberi kemudahan bagi masyarakat di mana
masyarakat dapat membawa langsung kendaraannya ke lokasi Drive Thru
tanpa perlu turun dari kendaraannya cukup hanya mempersiapkan dokumen
asli yang dibutuhkan yaitu STNK, BPKB dan KTP dan langsung melakukan
pembayaran di loket yang telah disediakan.
4. SAMSAT GERAI, merupakan layanan yang dalam operasionalnya bertugas
untuk membantu SAMSAT induk guna mendekatkan kantor pelayanan pajak
dengan Wajib Pajak. SAMSAT GERAI yang dioperasikan terdiri atas
SAMSAT GERAI Marelan dan SAMSAT GERAI Tembung.
Tujuan layanan tersebut tidak lain adalah untuk mempermudah masyarakat
dengan adanya kualitas pelayanan yang cepat, tepat, serta efisien dalam
pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sehingga pemberdayaan potensi
daerah menuju otonomi daerah yang maju dan mandiri dapat dilaksanakan secara
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas mengenai Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan secara kualitatif disertai dengan penjelasan yang objektif dan
sistematis.
A. Gambaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
A.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak kendaraan bermotor (PKB) adalah Pajak yang dipungut atas
kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor yang di atur dalam Peraturan
Daerah No. 4 Tahun 2003 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Kendaraan
bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya
yang digunakan disemua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik
berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu
sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang
bersangkutan termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.
Adapun dasar hukum pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah
sebagai berikut:
21
b) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No.1 Tahun 2011 tantang Pajak
Kendaraan Bermotor.
c) Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
d) Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
e) Peraturan Menteri Negara Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 7
Tahun 2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik (Pajak
daerah dan Retribusi daerah).
f) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2011 tentang Perhitungan
Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor.
g) Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera
Utara.
h) Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 26 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan, Ketetapan
Pajak dan Pegurangan, Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak serta
Pembangunan Piutang Pajak Kadaluarsa atas Pajak Daerah.
i) Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 11 Tahun 2012 tentang
Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dna Bea Balik
A.2 Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan
kendaraan bermotor, termasuk kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan
bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak di darat.
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 4
ayat 3, bahwa objek Kendaraan Bermotor yang dikecualikan terhadap
kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor, sebagai berikut:
1) Kereta api;
2) Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan
pertahanan dan keamanan Negara;
3) Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat,
perwakilan negara asing dan asas timbal balik dan lembaga-lembaga
internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah;
4) Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di atas air.
A.3 Subjek Kendaraan Bermotor
Secara umum yang disebut sebagai Subjek Pajak daerah adalah orang
pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah. Subjek pajak kendaraan
bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai
kendaraan bermotor. Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak kendaraan
bermotor adalah:
23
b. Dalam hal Wajib Pajak Badan/lembaga, kewajiban perpajakannya diwakili
oleh pengurus atau kuasa badan tersebut.
B. Mekanisme dalam Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
Mekanisme merupakan sebuah proses pelaksanaan suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa orang dengan menggunakan tatanan
dan aturan serta adanya alur komunikasi dan pembagian tugas sesuai dengan
profesionalitas. Mekanisme pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) dilakukan mulai dari penghimpun data subjek pajak dan objek pajak PKB,
penentuan besarnya pengenaan pajak sampai dengan syarat-syarat yang
diperlukan dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.
B.1 Mekanisme Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor B.1.1 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor
Dasar pengenaan pajak merupakan ukuran atau pengakuan nilai tertentu
yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak. Nilai yang menjadi dasar
pengenaan pajak tersebut harus diukur. Ukuran nilai objektif adalah nilai
penyerahan barang, sehingga berkaitan dengan Pajak Kendaraan Bermotor, maka
nilai penyerahan dapat berupa nilai jual beli, nilai tukar-menukar, dan lain
sebagainya. Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian
1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)
Nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan Harga Pasaran Umum
suatu Kendaraan Bermotor tidak diketahui, NJKB dapat ditentukan berdasarkan
sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut:
1) Isi silinder dan/atau satuan daya.
2) Penggunaan kendaraan bermotor.
3) Jenis kendaraan bermotor
4) Merek kendaraan bermotor
5) Tahun pembuatan kendaraan bermotor.
6) Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang
diizinkan.
7) Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor.
2. Bobot yang Menggunakan Secara Relatif Tingkat Kerusakan Jalan dan/atau Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan Kendaraan Bermotor
Unsur bobot adalah unsur yang mencerminkan secara relatif kadar
kerusakan jalan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor,
bobot dinyatakan sebagai koefisien tertentu, koefisien bobot sama dengan 1,
berarti kendaraan bermotor tersebut membawa pengaruh terhadap kerusakan jalan
25
1) Tekanan gandar, yang dibedakan atas dasar jumlah sumbu/as, roda, dan
berat kendaraan bermotor.
2) Jenis bahan bakar kendaraan bermotor yang dibedakan menurut solar,
bensin, gas, listrik, tenaga surya, atau jenis bahan bakar lainnya.
3) Jenis kendaraan bermotor, penggunaan, tahun pembuatan, dan ciri-ciri
mesin kendaraan bermotor yang dibedakan berdasarkan jenis mesin 2 tak
atau 4 tak, dan isi silinder.
Penetapan bobot kendaraan bermotor adalah sebagai berikut:
1) Bobot kendaraan bukan umum seperti jenis sedan, jeep, sepeda motor, dan
sejenisnya ditetapkan sebesar 1,00.
2) Bobot kendaraan umum seperti jenis mobil barang/beban ditetapkan
sebesar 1,30.
3) Bobot kendaraan bermotor jenis alat-alat berat dan alat-alat besar sebesar
1,00.
B.1.2 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Berdasarkan tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang terutang,
dihitung dengan cara mengalihkan tarif dasar pengenaan pajak. Adapun tarif Pajak
Kendaraan Bermotor yang telah ditetapkan sebesar :
b) Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pribadi kedua dapat ditetapkan
secara progresif sebesar 2% , kepemilikan kendaraan bermotor ketiga
2,5%, kepemilikan keempat 3%, kepemilikan kelima dan seterusnya 3,5%.
c) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor angkutan umum, ambulan, pemadam
kebakaran, lembaga sosial dan keagamaan, pemerintah/TNI/POLRI,
Pemerintah Daerah, dan kendaraan lain yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah, ditetapkan sebesar 0,5%.
d) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan besar ditetapkan
sebesar 0,2%.
Berdasarkan unsur-unsur diatas, besarnya Pajak Kendaraan Bermotor
dapat dihitung sebagai berikut:
Berikut ini adalah contoh perhitungan dasar pengenaan pajak :
Arif di kota Medan Provinsi Sumatera Utara mempunyai mobil Honda Civic,
mobil miliknya ini jatuh tempo 20 Maret 2012. Bila Nilai Jual Kendaraan
Bermotor (NJKB) Honda Civic berdasarkan Keputusan menteri dalam negeri
ditetapkan Rp200.000.000, bobot untuk sedan 1,00 dan tarif Perda Provinsi
Sumatera Utara ditetapkan 2%. Berapa PKB yang harus dibayar Arif pada Maret
2013?
27
Jawaban :
PKB = Tarif (NJKB x Bobot)
= 2% (Rp200.000.000 x 1,00)
= Rp 4.000.000
B.2 Syarat-syarat yang Diperlukan dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor
a. Syarat-syarat yang diperlukan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor untuk kepemilikan pribadi :
1. KTP asli beserta foto kopinya (KTP yang masih berlaku sesuai dengan
data pemilik motor d STNK).
2. Buku BPKB beserta foto kopi
3. STNK asli beserta foto kopi
4. Cek Fisik, cek fisik dilakukan jika melakukan perpanjangan STNK per 5
tahun, maka kendaraan harus dibawa untuk dilakukan cek fisik. Jika hanya
melakukan pembayaran per tahun cek fisik kendaraan tidak perlu
dilakukan.
5. Persiapkan uang untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor.
b. Syarat-syarat yang diperlukan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor untuk kepemilikan badan/lembaga usaha:
2) STNK
3) Legalitas perusahaan atau lembaga
a. SIUP (Surat Ijin Untuk Perdagangan)
b. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
c. Keterangan domisili perusahaan
d. Surat kuasa
Berikut ini adalah gambar dari Mekanisme pelaksanaan Pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara:
Gambar 3.1
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara
PENDAFTARAN
1. Pengambilan SPT/Permohonan STNK Formulir Khusus pengesahan.
1. Check persyaratan dan kelengkapan berkas.
2. Pendataan
3. Menyampaikan Berkas ke penetapan
POLRI
PENETAPAN
1. Membuat perhitungan DISPENDA
LOKET
1
LOKET
29
p
Sumber: Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014 KOREKTOR
1. Meneliti kebenaran dan penetapan kepada Wajib Pajak.
1. Meneliti pembayaran dari wajib pajak.
2. Membuka hasil penerimaan. 3. Mencetak SKPD.
4. Menyampaikan SKPD pada loket
embrossing/pencetak STNK. 5. Menyampaikan berkas pada
petugas kartu box (arsip).
6. Menyetor hasil penerimaan kasir pada bendahara (Validasi).
7. Menyampaikan berkas yang belum bayar ke petugas penagihan. 8. Menghimpun berkas yang belum
bayar.
EMBROSSING/PENCETAK STNK 1. Melaksanakan embrossing/pencetak
STNK.
Berdasarkan gambar Mekanisme pelaksanaan pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara diatas, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Loket 1 (Pendaftaran)
Pertama-tama wajib pajak mengambil formulir terlebih dahulu di depan
pintu masuk kantor SAMSAT Medan utara. Isilah formulir sesuai dengan contoh
yang dibuat di kantor SAMSAT Medan Utara. Setelah selesai mengisi formulir
wajib pajak akan di beri nomor antrian, kemudian harus membeli map khusus
yang dipakai untuk memasukkan berkas atau syarat (KTP,STNK,BPKB) tersebut,
biasanya map sudah tersedia di kantor SAMSAT. Tunggulah beberapa saat
sampai nomor antrian dipanggil. Jika nomor antrian dipanggil, maka wajib pajak
menyerahhkan berkas yang sudah disiapkan di dalam map ke loket 1. Dan berkas
tersebut akan diproses oleh pelaksana/pegawai di kantor SAMSAT (POLRI dan
DISPENDA) dan wajib pajak akan disuruh ke loket selanjutnya.
2) Loket 2 (Penelitian Berkas, Penetapan Pajak, Korektor, dan Pembayaran)
Penelitian berkas dilakukan di loket 2 yang mana pelaksananya adalah
POLRI. Di loket 2 tersebut petugas melakukan check persyaratan dan
perlengkapan berkas, mendata pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
oleh wajib pajak dan menyampaikannya kepada pengurus checking. Selanjutnya
DISPENDA membuat perhitungan pajak dan penetapan pajak, membuat nomor
kohir, mengisi data Noticepajak, agar tidak terjadi kesalahan kemudian Dispenda
31
Kendaraan Bermotor kepada wajib sampai akhirnya menyampaikan berkas
kepada kasir untuk melakukan pembayaran oleh wajib pajak.
3) Loket 3 (Pencetakan STNK)
Pencetakan STNK dilakukan di loket 3 yang mana pelaksananya adalah
POLRI. Di loket 3 tersebut petugas menyerahkan STNK baru yang telah dicetak
kepada wajib pajak.
C. Denda bagi Wajib Pajak yang Melakukan Keterlambatan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
Pemungutan pajak bersifat memaksa, maksudnya adalah bila seorang
wajib pajak tidak juga membayarkan kewajibannya, maka wajib pajak tersebut
akan dikenakan denda sesuai peraturan yang berlaku. Dasar pengenaan denda
Pajak Kendaraan Bermotor telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD) yaitu, keterlambatan pembayaran pajak yang melampaui saat jatuh tempo
maka dikenakan denda sebesar 24% per tahun dari pokok pajak. Jika pengendara
sampai terlambat membayar Pajak Kendaraan Bermotor maka akan dibebani
denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan (SWDKLLJ). Untuk menghitung denda akibat keterlambatan
membayar Pajak kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut:
1. Adapun besarnya denda Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan (SWDKLLJ) adalah sebesar Rp32.000,- untuk sepeda motor dan
2. Cara pengenaan denda PKB adalah 24% dalam 1 tahun. Ada yang 1 hari
atau 3 hari dianggap sudah terlambat. Namun, jika hanya terlambat
membayar 1 bulan dikenakan denda sebesar 2%, telat 2 bulan denda 4%,
telat 3 bulan 6% dan seterusnya. Besar denda yang dikenakan akan naik
2% setiap bulannya.
Contoh :
Pak Raffi telah terlambat membayar pajak mobil Fortunernya selama 6
bulan dari masa berlakunya. Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang tertera
di STNK sebesar Rp3.000.000 dan untuk SWDKLLJ sebesar Rp200.000. Maka,
penghitungan dendanya adalah sebagai berikut:
Denda PKB = (PKB x 12 % ) + denda SWDKLLJ
= (Rp 3.000.000 x 12%) + Rp100.000
= Rp460.000
Total Bayar PKB = PKB + SWDKLLJ + Denda SWDKLLJ + Denda PKB
= Rp3.000.000 + Rp200.000 + Rp100.000 +Rp460.000
=Rp3.660.000
Jadi, total pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang harus dibayar oleh Pak
33
D. Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Utara
Dalam sistem pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor pada
kantor SAMSAT Medan Utara tidak lepas dari kendala-kendala yang dihadapi,
yaitu dapat kita lihat sebagai berikut:
1. Rusaknya jaringan Komputer yang dipakai dalam sistem pembayaran secara
online. Adanya kerusakan ini sangat menggangu kelancaran proses pelayanan
dikarenakan petugas harus memperbaiki kerusakan tersebut agar pelayanan
bisa diteruskan.
2. Ketidak lengkapan syarat yang harus dipenuhi, sering kali Wajib Pajak (WP)
datang ke SAMSAT tanpa membawa syarat-syarat (STNK, BPKB, KTP
beserta fotokopi) yang lengkap. Hal ini sangat merugikan Wajib Pajak karena
Wajib Pajak harus mengambil syarat–syarat tersebut kemudian datang
kembali untuk melakukan pembayaran.
3. Ketidak cukupan uang dalam pembayaran PKB, Wajib Pajak sering tidak
menyadari bahwa keterlambatan membayar pajak, meskipun hanya satu hari
dikenakan denda keterlambatan ataupun wajib pajak kurang tahu berapa pajak
yang harus mereka bayar.
E. Upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Utara dalam Meningkatkan Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Adapun upaya untuk meningkatkan Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor
1. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
a. Menyederhanakan sistem dan prosedur pembayaran
b. Menerapkan pelayanan prima secara konsisten
c. Sosialisasi yang berkesinambungan
d. Menindak lanjuti setiap keluhan masyarakat
2. Meningkatkan keamanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor
a. Meningkatkan pelayanan pengarsipan dan keamanan data kendaraan
bermotor
b. Meningkatkan teknologi dan pengarsipan dan kendaraan bermotor
c. Tertib pemungutan, tertib pembukuan, dan tertib laporan
3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan negara
a. Melaksanakan pemungutan secara efektif dan efesien
b. Tertib pemungutan, tertib pembukuan, dan tertib laporan
4. Meningkatkan sumber daya manusia
a. Meningkatkan disiplin dan etos kerja
b. Meningkatkan kompetensi
c. Meningkatkan kesejahteraan
UPT SAMSAT Medan Utara berkomitmen secara terus-menerus
memperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen mutu dengan tujuan
35
F. Data Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada SAMSAT Medan Utara Tahun 2010-2012
Penghimpunan data Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT
Medan Utara mulai dari kegiatan penghimpunan data wajib pajak, perhitungan
pajak, serta menetapkan target dan realisai penerimaan pajak kendaraan bermotor
untuk setiap tahunnya. Di bawah ini merupakam data Perbandingan Target dan
Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan
Utara untuk Tahun 2010 s/d 2012.
Tabel 3.1
REALISASI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PROVINSI SUMATERA UTARA PADA KANTOR SAMSAT MEDAN
UTARA TAHUN 2010 s/d 2012
Sumber : Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT Medan Utara Tahun 2014
Dari tabel 3.1 dapat diperoleh data atau informasi mengenai jumlah
perbandingan target realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada
Kantor SAMSAT Medan Utara selama 3 (tahun) berturut-turut yaitu mulai dari
tahun 2010, 2011, dan 2013. Dari data di atas dapat dilihat bahwa secara umum
kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar Pajak Kendaraan
Bermotor menurun. Hal tersebut dapat kita lihat dari jumlah penerimaan dan
1. Pada tahun 2010, target PKB adalah berjumlah Rp1.223.580.822.087 dan
realisasi PKB sebesar Rp1.353.332398.878. Ini berarti Samsat Medan utara
berhasil mencapai target yang telah ditetapkan dengan presentase sebesar
110,60%.
2. Pada tahun 2011, target penerimaan PKB mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yang tadinya sebesar Rp1.223.580.822.087 turun menjadi
Rp551.251.672.000 di tahun 2011. Namun, SAMSAT berhasil mencapai
target yang telah ditetapkan dengan realisasi sebesar Rp572.358.620.018 dan
presentasi sebesar 103,83%.
3. Pada tahun 2012, target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di naikkan
kembali menjadi Rp 636.473.220.320. Namun, pada tahun 2012 ini target
yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai, realisasinya hanya sebesar
Rp630.641.907.641 dengan presentasi 99,08%.
Dari tabel 3.1 diatas sejak tahun 2010 hingga 2012, penerimaan terbesar
untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh SAMSAT Medan Utara
adalah pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 2.353.332.398.878 dengan presentasi
sebesar 110,60% lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Dari Tabel 3.1 tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa pihak SAMSAT Medan Utara berupaya untuk
meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dari tahun ke tahun, yang
dilah dari pencapaian target dan realisasinya. Untuk mencapai target penerimaan
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) diharapkan masyarakat tetap patuh dan taat
37
tidak terjadi penurunan, yang hasilnya akan bermanfaat dan dipergunakan untuk
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari keseluruhan isi, maka pada bab ini akan ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak yang dipungut atas
kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas
Air.
2. Kantor SAMSAT sebagai organisasi pelaksana tugas membuat atau
merancang konsep-konsep untuk menggerakkan segala kemampuan agar
dapat melaksanakan tugas pengutipan pajak kendaraan bermotor secara
efektif, maka SAMSAT harus memiliki aparatur yang ahli di dalam
bidangnya, seperti kemampuan mengidentifikasi dan mengelompokkan
pekerjaan, menyiapkan karyawan untuk menangani pelaksanaan tugas-tugas,
mengetahui wewenang dan tanggung jawab, serta menyusun mekanisme
koordinasi kepada antar unit kegiatan.
3. Diketahui bahwa dalam Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor yang dilakukan di SAMSAT Medan Utara memang
belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Namun, kantor SAMSAT Medan
Utara dihimbau untuk terus meningkatkan sistem pelayanan yang lebih baik
39
4. Tata cara penghitungan dan pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor yang
mana penghitungannya berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan
Bermotor, dihitung sebagai perkalian dua unsur pokok yaitu Nilai Jual
Kendaraan Bermotor dikali dengan besarnya Bobot yang dikenakan, bagi
orang yang memiliki Kendaraan Bermotor.
5. Mekanisme penghitungan pajak kendaraan bermotor yang dikenakan pada
wajib berbeda-beda, tergantung pada golongan kendaraan bermotor yang
digunakan.
6. Dalam Peningkatan pelayanan kepada masyarakat SAMSAT Medan Utara
terus berupaya untnuk menyederhanakan sistem dan prosedur pembayaran,
menerapkan pelayanan prima secara konsisten, sosialisasi yang
berkesinambungan, menindak lanjuti setiap keluhan masyarakat dan
sebagainya.
7. Pemungutan pajak bersifat memaksa, jila seorang wajib pajak tidak juga
membayarkan kewajibannya, maka wajib pajak tersebut akan dikenakan
denda sesuai peraturan yang berlaku yaitu sebesar 24% per tahun.
B. Saran
Sebagai akhir dari isi Laporan Tugas Akhir ini, penulis ingin memberikan
saran yang mungkin bermanfaat serta membangun dalam meningkatkan kinerja
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara/UPT SAMSAT Medan Utara.
1. Melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat tidak
merasa dirugikan dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor dan
masyarakat akan bangga dengan pelayanan SAMSAT Medan Utara.
2. SAMSAT Medan Utara lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan
mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor,
serta menyadarkan pentingnya peran dan fungsi Pajak Kendaraan Bermotor
dalam meningkatkan penerimaan daerah dan kemakmuran rakyat.
3. Memperluas dasar penerimaan, dengan cara mengidentifikasi pembayaran
Pajak Kendaraan Bermotor dan jumlah pembayaran Pajak Kendaraan
Bermotor, serta menghitung kapasitas penerimaan Pajak Kendaraan
DAFTAR PUSTAKA
Pandiangan, Liberty. 2002. Undang-Undang Perpajakan Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Rosdiana, Haula dan Rasin Tarigan. 2005. Perpajakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rajawali Grafindo.
Siahaan, Marihot P. 2008. Pajak daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT Rajawali Grafindo.
Soemarso. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Salemba Empat.
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-undang No. 34 tahun 2000 perubahan atas Undang-undang No. 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Waluyo. 2005. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.