• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Samsat Medan Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Samsat Medan Selatan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Provinsi Sumatera Utara mempunyai letak yang cukup strategis, karena

posisinya yang berada pada jalur pelayaran selat Malaka. Sumatera Utara memiliki

luas mencapai 71,680 Kmatau sekitar 3,5 persen dari total luas Indonesia. Secara

umum, Sumatera Utara terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan Pantai Barat,

kawasan Dataran Tinggi, dan kawasan Pantai Timur. Kawasan Pantai Timur pada

umumnya lebih maju dibandingkan dengan Dataran Tinggi apalagi daerah Pantai

Barat.

Pembangunan diberbagai daerah di Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera

Utara bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara khusus melalui

peningkatan pelayanan publik dalam kerangka otonomi daerah sehingga lebih efisien

dan efektif dalam merespon tuntutan masyarakat yang sangat tinggi dengan berbagai

karakteristik masing-masing.

Sebelum dilaksanakannya otonomi daerah, dilihat dari nilai proyek yang

dikerjakan, pembangunan yang dilaksanakan sebenarnya dapat dirasakan oleh seluruh

desa, namun sumber pembiayaan atau pendanaan masih didukung oleh anggaran

pemerintah pusat, sehingga daerah tidak dapat mengembangkan daerahnya sendiri

secara maksimal dan mandiri.

Berdasarkan Undang-undang No.12 tahun 2008 tentang pemerintahan daerah,

dan Undang-undang No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

(2)

pelaksanaan pemerintah di daerah, otonomi yang diberikan kepada daerah merupakan

otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.

Pemberian otonomi berimplikasi menimbulkan kewenangan dan kewajiban

bagi daerah untuk melaksanakan berbagai kegiatan pemerintah secara lebih mandiri.

Pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya harus dilaukan secara

proporsional dan berkeadilan. Pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia,

dan pemungutan jenis-jenis pajak daerah didasarkan pada kewenangan yang diberikan

kepada daerah.

Dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang pemerinahan daerah

tersebut juga dijelaskan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia

dilakukan berdasarkan 3 azas, yaitu: dekonsentrasi, desentralisasi, dan azas

pembantuan.

Azas dekonsentrasi yaitu wewenang pengelolaan pembangunan daerah

awalnya dilaksanakan oleh pemerintah pusat, tetapi telah dilimpahkan

kewenangannya kepada kepada pemerintah daerah. Sedangkan desentralisasi itu pada

dasarnya adalah kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk

melaksanakan pembanguan didaerahnya sendiri. Selanjutnya azas pembantuan adalah

bahwa pemerintah daerah membantu melaksanakan tugas-tugas yang dimiliki oleh

pemerintah pusat didaerah, tetapi pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan tersebut

ditanggung sendiri oleh pemerintah daerah.

Dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan dan pelayanan kepada

masyarakat, berdasarkan ketentuan Undang-undang No.12 tahun2008 tentang

pemerintahan daerah disebutkan bahwa pemerintah daerah dibekali berbagai

(3)

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:

a. Pajak Daerah.

b. Hasil Retibusi Daerah

c. Laba Perusahaan Daerah

d. Lain-lain Penerimaan Daerah yang sah

2. Dana Perimbangan, yang terdiri dari:

a. Dana Bagi Hasil

b. Dana Alokasi Umum

c. Dana Alokasi Khusus.

3. Lain-lain Pendapatan yang sah, yang terdiri dari:

a. Bantuan Dana Kontijensi/Penyeimbangan dari Pemerintah

b. Iuran Jasa Air.

Pemerintah daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari

hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Berdasarkan hal tersebut jelas diketahui bahwa salah satu sumber pendapatan

daerah berasal dari pajak daerah. Pajak daerah adalah pungutan daerah menurut

peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah.

Dengan adanya kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk

mengelola keuangan daerah secara tertib dan benar sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku, maka diharapkan seluruh objek penerimaan daerah, baik

berupa pajak, retribusi maupun berbagai penerimaan daerah lainnya yang sah dapat

dioptimalkan sehingga roda pemerintahan dan jalannya pembangunan dapat

(4)

Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

memegang peranan penting dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerah,

baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas pembangunan.

Dapat dikatakan penting karena tanpa pajak daerah maka otonomi daerah tidak dapat

terselenggara secara nyata dan bertanggung jawab. Oleh karena itu sudah sewajarnya

pemerintah daerah secara terus-menerus mengadakan pemikiran untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah terutama dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah.

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, pajak daerah terbagi dua, yaitu :

1. Pajak Provinsi.

2. Pajak kabupaten kota.

Didalam Undang-undang No. 28 Tahun 2009, pasal 2 ayat 1 disebutkan

bahwasanya jenis pajak provinsi terdiri dari :

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

Diantara sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari sektor pajak daerah

yang cukup penting dan potensial adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) karena banyak menunjang pembiayaan

daerah.

Pengelolaan pemungutan dan pengurusan pajak kendaraan bermotor dilakukan

pada satu kantor yang melibatkan beberapa unsur yang terkait didalam

pengelolaannya. Pemungutan pajak kenderaan bermotor yang dilaksanakan pada satu

(5)

Atap), dimana didalamnya terdapat kerjasama antara pihak Kepolisian Negara

Republik Indonesia (POLRI) yang mampunyai fungsi dan kewenangan dibidang

registrasi dan identifikasi kenderaan bermotor, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas

Pendapatan Daerah (Dispenda) dibidang pemungutan pajak kendaraan bermotor

(PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB), PT. Jasa Raharja

(Persero) yang berwenang dibidang penyampaian sumbangan wajib dana kecelakaan

lalu lintas jalan (SWDKLLJ).

Sebelum dilakukan SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap)

kegiatan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dilakukan tersebut dilakukan

tersendiri dikantor dinas pendapatan daerah provinsi dan cabang-cabang dinas, begitu

juga dengan penyelesaian Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan pembayaran

Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu lintas (SWDKLLJ) ditempat yang berbeda

pula, sehingga hal ini tidak memberikan pelayaan yang baik bagi pemilik kendaraan

bermotor, karena akan memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak

sedikit jumlahnya

Keadaan seperti diatas dapat menjadi penghambat dalam usaha memberikan

pelayanan kepada pemilik kendaraan bermotor, dan juga dapat menyebabkan

masyarakat menjadi malas untuk mengurus pajak kendaraan bermotor dan menjadi

penghambat dalam usaha meningkatkan penerimaan dari sekor PKB, BBN-KB, dan

SWDKLLJ karena tidak adanya keseragaman baik dalam hal pengurusan,

administrasi, maupun besarnya tarif dalam proses pengurusannya.

Salah satu tujuan pembentukan kantor bersama SAMSAT (Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap) ini adalah untuk memudahkan pelaksanaan

(6)

pelayanan kepada masyarakat dalam hal pengurusan registrasi kendaraan bermotor,

pembayaran pajak, dan SWDKLLJ.

Tugas pihak kepolisian adalah sebagai penyedia permohonan dan penerangan

dengan rincian: menyediakan dan memberikan formulir permohonan pendaftaran

sesuai dengan permintaan pemohon, memberikan penerangan mengenai kelengkapan

persyaratan pendaftaran, membukukan semua formulir yang diterima, dikeluarkan dan

sisanya setiap hari, mencatat nomor formulirdan kendaraan atau nama pemilik pada

buku register formulir, memberi tanda atau paraf pada formulir permohonan untuk

setiap permohonan yang telah memenuhi persyaratan, menerima kembali formulir

yang rusak untuk diganti dengan yang baru, menerima pembayaran PNKB.

Tugas Dispenda adalah meneliti berkas yang diterima dari petugas kepolisian

dan membubuhkan paraf atas kelengkapan persyaratan, meneruskan bekas kepada

petugas kepolisian bagian registrasi dan permohonan, memberitahukan kepada

petugas Kepolisian dan PT. Asuransi jasa raharja apabila ditemukan kekeliruan atau

kekurangan persyaratan administrasi yang diperlukan.

Tugas PT. Asuransi Jasa Raharja adalah menerima dan meneliti berkas yang

diterima dari petugas Dispenda, menetapkan SWDKLLJ dan dendanya yang

harusdibayar oleh pemohon, membuktikan penetapan SWDKLLJ, dan meneruskan

berkas tersebut kepada sub kelompok kerja pengetikan.

Kantor SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) sebagai

organisasi pelaksana tugas membuat atau merancang konsepsi-konsepsi untuk

memberdayakan segala kemapuan agar dapat melaksanakan tugas pengutipan pajak

kendaraan bermotor secara efektif, dimana persyaratannya adalah keahlian aparatur,

(7)

personalia untuk menangani pelaksanaan tugas-tugas, mengetahui wewenang dan

tanggung jawab, serta menyusun mekanisme koordinasi kepada antar unit kegiatan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam pelaksanaan

pengurusan pajak kendaraan bermotor dikantor SAMSAT (Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap) masih terdapat prosedur antar loket sehingga menyulitkan dan

merepotkan para wajib pajak, dan dalam setiap loket menghabiskan waktu yang lama,

sehingga hal tersebut mengakibatkan masih kurangnya efisien dalam hal waktu.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penlitian dan mengungkapkannya dalam bentuk skripsi dengan judul:

“Pelaksanaan SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) Medan Selatan Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara)”.

1.2Perumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini nantinya dan agar penelitian ini memiliki

arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data kedalam penulisan skripsi,

maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pelaksanaan Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor

(Studi Pada SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) Medan Selatan

(8)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem administrasi manunggal satu

atap dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor

2. Untuk mengetahui bentuk kerjasama dan pembagian tugas antara

pihak-pihak/instansi yang terkait dalam pelaksanaan sistem administrasi manunggal

satu atap

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan sistem

administrasi manunggal satu atap

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah dan

untuk menerapkan teori-teori yang penulis peroleh selama masa perkuliahan di

Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan atau

referensi dalam melaksanakan sistem administrasi manunggal satu atap dalam

pengurusan pajak kendaraan bermotor

3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan dapat

melengkapi dan memperkaya ragam penelitian yang telah dibuat oleh para

mahasiswa dan dapat menjadi bahan referensi bagi terciptanya suatu karya

(9)

1.5Kerangka Teori

Seperti yang dikemukakan oleh Nawawi (1992:149) dalam suatu studi

penelitian perlu adanya kejelasan titik tolak atau landasan berfikir untuk memecahkan

dan membahas masalah. Untuk itu perlu disusun suatu kerangka teori sebagai

pedoman yang menggambarkan dari mana sudut masalah tersebut disorot.

Menurut Singarimbun (1989:149), teori diartikan sebagai serangkaian konsep,

defenisi, proposisi yang saling berkaitan dan bertujuan memberikan gambaran yang

sistematis tentang suatu fenomena.

Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah:

1.5.1 Organisasi Pemerintah

1.5.1.1 Pengertian Organisasi Pemerintah

Dalam memberikan pengertian atau defenisi tentang organisasi oleh para ahli

manajemen, terdapat berbagai pendekatan yang dilakukan srerta pemikiran yang

berlainan mengenai persoalan organisasi.

Beberapa ahli manajemen memberikan defenisi organisasi sebagai berikut:

Oganisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang

bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu

ikatan hierarki dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok

orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut

bawahan (Siagian 2002:35).

Beberapa ahli manajemen memberikan defenisi organisasi sebagai berikut :

Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja

sama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam suatu ikatan

(10)

yang disebut dengan pimpinan dan seseorang atu orang lain yang disebut bawahan.

Siagian (dalam Kartini Kartono, 2005 : 7)

Sedangkan menurut Manullang (2002 : 59) Organisasi adalah sekelompok

orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu.

Menurut James D. Mooney (dalam Hasibuan 2006 :120): “Organization is the

form of every human association for the attainment of common purpose”. (maksudnya

organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan

bersama).

Dari defenisi-defenisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa defenisi

organisasi adalah sebagai berikut:

1. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi.

2. Didalamya terjadi hubungan antar individu maupun kelompok, baik dalam

organisasi itu sendiri maupun keluar organisasi.

3. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut.

4. Berlangsung proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing.

Pada dasarnya bahwa organisasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling

kait mengait dan merupakan satu kesatuan. Disini organisasi merupakan suatu wadah

setiap kegiatan kerjasama, tempat menjalin kerja diantara pelaksananya atau juga

sebagai suatu sistem kerjasama, sistem hubungan dan sistem sosial. Dalam defenisi

organisasi ini terdapat kata sistem, yang berarti kesatuan berbagai faktor manusia

yang membentuk organisasi tersebut maupun faktor pendukung seperti kemampuan

bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, dan kemampuan untuk

melaksanakan asas-asas organisasi.

Semua organisasi, baik formal maupun informal disatukan dan dipertahankan

(11)

kearah sasaran yang sama, jadi elemen yang amat mendasar dalam organisasi apapun

adalah “sasaran atau tujuan”, tanpa adanya suatu sasaran dan tujuan yang ingin

dicapai, maka tidak ada organisasi yang perlu tetap untuk dipertahankan.

Ada dua jenis organisasi secara global disemua negara, yaitu organisasi

pemerintah dan oranisasi non pemerintah (baik swasta yang bernuansa dagang

maupun non dagang). Khusus untuk organisasi pemerintah merupakan syarat uama

suatu negara disamping wilayah, penduduk, dan pengakuan.

Organisasi pemerintah berbeda dengan organisasi manapun didunia, karena

ada tiga hal penting yang dimilikinya sebagai wewenangnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bila organisasi lain tidak diperkenankan membunuh orang dan bahkan

dapat dituntut, maka organisasi pemerintah diperbolehkan (biasanya

disebut dengan hukuman mati).

2. Bila organisasi lain tidak diperkenankan mengurung orang walaupun

dalam waktu yang sangat singkat, maka organisasi pemerintah

diperbolehkan (biasanya disebut dengan penjara atau lembaga

pemasyarakatan).

3. Bila organisasi lain tidak diperkenankan memungut uang dengan paksa

tanpa alasan yang jelas karena pemberian jasa tertentu, maka organisasi

pemerintah diperbolehkan (biasanya disebut dengan pajak)

Kewenangan tersebut diatas hanya diberikan Karena pemerintah diharapkan

akan mengatur ketertiban disetiap negara. oleh karena itu pemerintah tidak diharapkan

“zalim”, itulah sebabnya ada pihak kekuatan lain yang menjadi pengawasnya dan

berasal dari wakil rakyat.

Pemerintah menurut Alwis (dalam Jurnal Ilmu Administrasi

(12)

untuk mengatur dan memberikan pelayanan publik secara syah, untuk itu kepada

mereka diberikan gaji juga. Sedangkan menurut Strong (dalam Pamudji,1985:27)

pemerintah itu adalah badan atau aparat yang mengeluarkan atau memberi perintah.

Selanjutnya Labolo (2006:24) memberikan pengertian pemerintahan adalah

segenap alat perlengkapan negara atau lembaga-lembaga kenegaraan yang berfungsi

sebagai alat untuk mencapai tujuan negara. Dengan demikian pemerintahan

sesungguhnya merupakan upaya mengelola kehidupan bersama secara baik dan benar

guna mencapai tujuan yang disepakati atau diinginkan bersama.

Secara lebih rinci, Pfiner (Pamudji,1993:23), menyebutkan pemerintahan

mempunyai paling sedikit empat arti :

a. menunjukkan kegiatan atau proses pemerintah, yaitu melaksanakan kontrol

atas pihak lain.

b. Menunjukkan masalah-masalah negara dalam mana kegiatan atau proses

diatas dijumpai.

c. Menunjukkan orang-orang (maksudnya pejabat-pejabat) yang dibebani

tugas-tugas untuk memerintah.

d. Menunjukkan cara, metode atas sistem dengan mana sesuatu masyarakat

tertentu diperintah.

Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa pemerintah menunjukkan

kegiatan, proses, kontrol, negara dan orang-orang yang ditugaskan menyelenggarakan

pemerintahan maupun cara, metode atas sistem dalam mengatur masyarakat.

(13)

Teori klasik ilmu politik, ilmu pemerintahan, dan ilmu administrasi Negara

mengajarkan bahwa pemerintahan negara pada hakikatnya menyelenggarakan dua

jenis fungsi utama, yaitu:

1. Fungsi pengaturan, fungsi ini biasanya dikaitkan dengan hakikat negara

modern sebagai suatu negara hukum (legal state). Dasar dan titik tolak

pengaturan ialah bahwa negara adalah suatu negara hukum yang pada

intinya berarti bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara semua orang dan semua pihak terikat dan harus taat kepada

berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku dinegara yang

bersangkutan. Dan apabila terjadi pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku maka akan dikenakan sanksinya sesuai

dengan ketentuan dan norma hukum yang berlaku “tanpa pandang bulu”.

2. Fungsi pelayanan, fungsi ini biasanya dikaitkan dengan hakikat negara

sebagai suatu negara kesejahteraan (welfare state), yang berarti bahwa

pemerintahan negara bertanggung jawab untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup seluruh rakyatnya. Upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan seluruh rakyat itu tergambar dalam bentuk pelayanan

aparatur pemerintah kepada para masyarakat yang memerlukannya. Itulah

sebabnya sebabnya aparatur pemerintah menyelenggarakan “pelayanan

umum” (public service) dan para pegawai negeri dikenal dengan istilah

“abdi masyarakat” (public servants).

Dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat, pemerintah

diharapkan dan bahkan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik. Konsep

(14)

dengan aparatur pemerintah untuk sesuatu urusan atau kepentingan tertentu, misalnya:

warga negara mengharapkan pelayanan yang ramah, cepat, dan akurat dalam

menyelesaikan berbagai urusan seperti pembayaran pajak, mengurus perizinan

tertentu, pengurusan tanda pengenal seseorang (KTP), dan berbagai urusan lainnya.

1.5.2 Manajemen Organisasi Pemerintah

Secara etimologi, manajemen (management) berasal dari kata manus (berarti

tangan) dan agere (berarti melakukan) yang setelah digabung menjadi kata manage

(bahasa Inggris) yang berarti mengurus, atau managiere (bahasa Latin) yang berarti

melatih.

Menurut George Terry (dalam Syafiie 2003:117) management is a distinct

process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performance to

determine and accomplish stated objektivies by the use of human being and other

recources (maksudnya manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber lainnya).

Secara garis besar manajemen adalah kemampuan mengurus organisasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pertanyaan tentang manajemen dapat dijawab

dengan melihat fungsi manajemen itu sendiri, yaitu: perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan, pengkoordinasian, pelaporan, pembiayaan, pengaturan,

(15)

1.5.3 SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor

1.5.3.1 SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap)

Menurut Tatang M. Amirin (1996:1) menyatakan bahwa istilah sistem berasal

dari bahasa Yunani, yaitu “systema” yang mempunyai pengertian sebagai berikut:

a. Suatu hubungan yang tersusun dari sekian banyak bagian.

b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau

komponen-komponen secara teratur

Sedangkan menurut Pamudji (1998:12) menyatakan bahwa sistem merupakan

suatu totalitas himpunan dari bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan

bersama-sama beroperasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam suatu

lingkungan.

Jadi sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian yang saling terkait

antara yang satu dengan yang lain. Bagian atau anak cabang dari suatu sistem manjadi

induk dari bagian selanjutnya, begitulah seterusnya hingga bagian yang terkecil.

Rusaknya salah satu bagian akan mengganggu kestabilan sistem itu sendiri secara

keseluruhan.

Menurut Moekijat (1989:4) ada beberapa defenisi administrasi, yaitu:

a. Suatu keseluruhan istilah yang meliputi banyak subjek yang semuanya

cenderung berperasangka kearah efisiensi perusahaan

b. Pelayanan-pelayanan manajemen atau pelayanan kantor perusahaan.

c. Organisasi atau suatu kantor pusat suatu perusahaan yang mengawasi

sejumlah unit-unit produksi. Defensi ini dapat berlaku dalam jenis

(16)

Didalam buku ilmu administrasi Publik oleh Inu Kencana Syafiie, dkk

(1999:13-15), Ada beberapa pengertian Administrasi Menurut pendapat para ahli,

yaitu:

a. Menurut Herbert A. Simon, administrasi dapat dirumuskan sebagai

kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan

bersama.

b. Menurut The Liang Gie administrasi adalah segenap rangkaian

kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh

sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu

c. Menurut Sondang P. Siagian administrasi adalah keseluruhan proses

pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan

pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau

lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Menurut Hadari Nawawi, administrasi adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerja sama sekelompok

manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Menurut Stephen P. Robins (dalam Suganda, 1992:9), administrasi adalah

proses universal yang berupa menyelesaikan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna

bersama dan melalui orang lain. Dalam setiap pengertian administrasi selalu ada 3 hal

umum yang dicakup yaitu sasaran-sasaran, sumber-sumber yang terbatas dan

orang-orang. Jadi administrasi dapat diartikan sebagai seluruh proses organisasi baik itu

organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta yang terdiri atas penentuan tujuan

dan pencapaiannya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia secara

(17)

menerapkan perencanaan, pembuatan keputusan dan perintah kerja, pemimpin serta

penguasaan.

Diantara pendapat para ahli tersebut, pada prinsipnya administrasi mempunyai

pengertian yang sama, yaitu antara lain:

a. kerja sama

b. banyak orang

c. untuk mencapai tujuan bersama

SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap), adalah suatu sistem

administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan

kepentingan masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung.

Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh SAMSAT (Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap) adalah pelayanan administrasi dalam pengurusan

kendaraan bermotor. Pelayanan pengurusan pajak kendaraan bermotor dan bea balik

nama diberikan oleh Dinas Pendapatan Provinsi, Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas

oleh jasa raharja, sedangkan pengurusan surat-surat kendaraan bermotor seperti

BPKP, plat nomor, dan STNK diberikan oleh Kepolisian. Namun dengan adanya

Sistem Administasi Terpadu, kesemuanya dapat dilayani dalam satu atap, atau bahkan

satu loket.

Peningkatan pelayanan prima dikantor bersama SAMSAT (Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap)adalah merupakan kebutuhan organisasi untuk

merespon tuntutan dan harapan masyarakat yang terus meningkat, maka sudah

sewajarnya kantor bersama SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap)

memberikan pelayanan yang baik dengan mengembangkan paradigma

(18)

ditandai dengan adanya: transparansi, akuntabilitas, penegakan hukum,

profesionalisme, kesetaraan, dan lain sebagainya.

1.5.3.2 Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor

Salah satu fungsi penyelenggaraan pemerintah yang dilakukan oleh aparatur

pemerintah adalah pelayanan publik, dimana pengurusan pajak kendaraan bermotor

merupakan salah satu bagian dari bentuk pelayanan publik.

Menurut H.A.S Moenir (1992:27) menyatakan bahwa pelayanan adalah

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan

factor material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi

kebutuhan orang lain dengan haknya.

Ada beberapa prinsip pelayanan publik yang harus diterapkan dalam

melakukan pelayanan publik, yaitu:

1. Kesederhanaan, yaitu adanya prosedur pelayanan yang sederhana dan tidak

berbelit-belit.

2. Kejelasan, yaitu adanya kejelasan unit yang bertanggung jawab dan rincian

biaya.

3. Kepastian waktu, yaitu adanya waktu penyelesaian.

4. Akurasi, Produk pelayanan diterima dengan benar, akurat, dan sah

5. Keamanan, yaitu proses dan produk pelayanan memberi rasa aman dan

kepastian hukum.

6. Tanggung jawab, yaitu adanya pejabat yang ditunjuk dan bertanggung jawab

dalam menyelesaikan keluhan atau persoalan.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya saran dan prasarana yang

mendukung dan memadai

(19)

9. Kedisiplinan, kesopanan,dan keramahan, yaitu pemberi pelayanan bersikap

disiplin, sopan, ramah, dan ikhlas.

10.Kenyamanan, yaitu adanya suasana yang tertib, teratur, nyaman, bersih, dan

rapi.

Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta

gandenganya yang digunakan dijalan umum, dan digerakkan oleh peralatan tekhnik

berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah sumber daya

atau energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan yang bersangkutan, tidak

termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar. Pajak kendaraan bermotor adalah pajak

atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.

Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan

kendaraan bermotor, tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan

bermotor alat-alat besar yang tidak digunakan sebagai alat angkutan orang atau barang

dijalan umum.

Dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan

atau penguasaan kendaraan bermotor oleh:

a. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

b. Kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dan perwakilan

lembaga internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk

pajak negara.

c. Subjek pajak lainnya yang diatur dengan peraturan daerah

Subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang

memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor. Sedangkan wajib pajak kendaraan

(20)

Sementara itu dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor dihitung sebagai

perkalian dari dua unsur pokok, yaitu:

a. Nilai jual kendaraan bermotor (diperoleh berdasarkan harga pasaran umum

atas suatu kendaraan bermotor

b. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan

pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor tersebut

1.6Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1989:37), konsep merupakan istilah dan defenisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau

individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk

mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka dari itu

berdasarkan judul yang dipilih oleh peneliti, maka yang menjadi konsep dari

penelitian ini adalah:

Pelaksanaan SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) dalam

rangka memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat (wajib pajak)

khususnya dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor.

SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) adalah suatu sistem

administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan

kepentingan masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung,

dengan menerapkan beberapa prinsip pelayanan umum, yaitu: kesederhanaan,

kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana

dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan, keramahan, dan

kenyamanan. Kegiatan sistem administrasi manunggal satu atap ini dilaksanakan oleh

(21)

SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) yang melibatkan beberapa

unsur yang terkait didalam pengelolaannya, yaitu: pihak Kepolisian Negara Republik

Indonesia (POLRI) yang mampunyai fungsi dan kewenangan dibidang registrasi dan

identifikasi kenderaan bermotor, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan

Daerah (Dispenda) dibidang pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea

balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB), PT. Jasa Raharja (Persero) yang

berwenang dibidang penyampaian sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan

(SWDKLLJ).

1.7Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui

indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisis dari variabel-variabel tersebut

(Singarimbun,1989:46)

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu:

Pelaksanaan Sistem Administasi Terpadu dalam Pengurusan Pajak Kendaraan

Bermotor pada kantor SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap), dengan

indikator:

a. Organisasi, yaitu lembaga yang melaksakan kebijakan atau keputusan tentang

sistem administrasi manunggal satu atap, yang dalam hal ini adalah SAMSAT

(Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap), dengan indikator:

1. Kejelasan struktur organisasi

2. Kejelasan tugas pokok dan fungsi organisasi

3. Kejelasan alur koordinasi

(22)

b. Ketersediaan Sumber Daya, dengan indikator:

1. Adanya sumber daya manusia yang mengelola program

2. Adanya biaya yang memadai

3. Adanya fasilitas penunjang program

c. Standar operasional dan prosedur, dengan indikator:

1. Adanya perangkat petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis

dalam pelaksanaan program

2. Terdapat Standar Operasional Program (SOP)

3. Terdapat sistem dan prosedur administrasi yang jelas

dalam pelaksanaan program.

1.8Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan

sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan

sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data

yang digunakan dalam penelitian.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi

(23)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat penyajian data yang dilakukan dengan menguraikan

hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan menganalisanya

berdasarkan metode yang digunakan.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang

disajikan pada bab-bab sebelumnya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak yang

Referensi

Dokumen terkait

Microsporidiosis is relatively uncommon in urban South Africa, where cryptosporidiosis most commonly causes chronic diarrhoea, but was the commonest cause of diarrhoea in HIV-infected

Siswa menggali informasi dari teks bacaan dan mencari informasi tentang bentuk-bentuk kegiatan ekspor impor barang antara Indonesia dan luar negri dengan teliti.. Guru

SAHRIS is presented as an innovative tool to combat heritage crime effectively in the South African context by offering a centralised, consolidated platform that provides

pertama dari Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Probolinggo tahun 2013

prediktor yang memiliki hubungan paling kuat dengan manajemen diri (  =0,402, p<0,05), dan pendidikan kesehatan tentang diabetes juga merupakan variabel. prediktor

Zukhri : Manfaat Usaha tani Ikan Bandeng Terhadap Perluasan Kesempatan Kerja dan Pendapatan Kerja dan Pendapatan..... Zukhri : Manfaat Usaha tani Ikan Bandeng Terhadap

Joshi [ka] pada kata kana dalam contoh kalimat (b) yang dipakai untuk. menyatakan harapan atau keinginan sipembicara agar pekerjaannya

Fungsi batas disini akan melakukan fungsinya jika nilai yang dicari dari algoritma depth first search telah berhasil diselesaikan dengan sempurna maka fungsi batas

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa motivasi, pengawasan dan disiplin secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Balai Latihan Pendidikan Teknik Dinas Pendidikan