BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Provinsi Sumatera Utara mempunyai letak yang cukup strategis, karena
posisinya yang berada pada jalur pelayaran selat Malaka. Sumatera Utara memiliki
luas mencapai 71,680 Kmatau sekitar 3,5 persen dari total luas Indonesia. Secara
umum, Sumatera Utara terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan Pantai Barat,
kawasan Dataran Tinggi, dan kawasan Pantai Timur. Kawasan Pantai Timur pada
umumnya lebih maju dibandingkan dengan Dataran Tinggi apalagi daerah Pantai
Barat.
Pembangunan diberbagai daerah di Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera
Utara bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara khusus melalui
peningkatan pelayanan publik dalam kerangka otonomi daerah sehingga lebih efisien
dan efektif dalam merespon tuntutan masyarakat yang sangat tinggi dengan berbagai
karakteristik masing-masing.
Sebelum dilaksanakannya otonomi daerah, dilihat dari nilai proyek yang
dikerjakan, pembangunan yang dilaksanakan sebenarnya dapat dirasakan oleh seluruh
desa, namun sumber pembiayaan atau pendanaan masih didukung oleh anggaran
pemerintah pusat, sehingga daerah tidak dapat mengembangkan daerahnya sendiri
secara maksimal dan mandiri.
Berdasarkan Undang-undang No.12 tahun 2008 tentang pemerintahan daerah,
dan Undang-undang No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pelaksanaan pemerintah di daerah, otonomi yang diberikan kepada daerah merupakan
otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.
Pemberian otonomi berimplikasi menimbulkan kewenangan dan kewajiban
bagi daerah untuk melaksanakan berbagai kegiatan pemerintah secara lebih mandiri.
Pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya harus dilaukan secara
proporsional dan berkeadilan. Pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan pemungutan jenis-jenis pajak daerah didasarkan pada kewenangan yang diberikan
kepada daerah.
Dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang pemerinahan daerah
tersebut juga dijelaskan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia
dilakukan berdasarkan 3 azas, yaitu: dekonsentrasi, desentralisasi, dan azas
pembantuan.
Azas dekonsentrasi yaitu wewenang pengelolaan pembangunan daerah
awalnya dilaksanakan oleh pemerintah pusat, tetapi telah dilimpahkan
kewenangannya kepada kepada pemerintah daerah. Sedangkan desentralisasi itu pada
dasarnya adalah kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk
melaksanakan pembanguan didaerahnya sendiri. Selanjutnya azas pembantuan adalah
bahwa pemerintah daerah membantu melaksanakan tugas-tugas yang dimiliki oleh
pemerintah pusat didaerah, tetapi pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan tersebut
ditanggung sendiri oleh pemerintah daerah.
Dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat, berdasarkan ketentuan Undang-undang No.12 tahun2008 tentang
pemerintahan daerah disebutkan bahwa pemerintah daerah dibekali berbagai
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:
a. Pajak Daerah.
b. Hasil Retibusi Daerah
c. Laba Perusahaan Daerah
d. Lain-lain Penerimaan Daerah yang sah
2. Dana Perimbangan, yang terdiri dari:
a. Dana Bagi Hasil
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus.
3. Lain-lain Pendapatan yang sah, yang terdiri dari:
a. Bantuan Dana Kontijensi/Penyeimbangan dari Pemerintah
b. Iuran Jasa Air.
Pemerintah daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari
hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Berdasarkan hal tersebut jelas diketahui bahwa salah satu sumber pendapatan
daerah berasal dari pajak daerah. Pajak daerah adalah pungutan daerah menurut
peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah.
Dengan adanya kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk
mengelola keuangan daerah secara tertib dan benar sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, maka diharapkan seluruh objek penerimaan daerah, baik
berupa pajak, retribusi maupun berbagai penerimaan daerah lainnya yang sah dapat
dioptimalkan sehingga roda pemerintahan dan jalannya pembangunan dapat
Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
memegang peranan penting dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerah,
baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas pembangunan.
Dapat dikatakan penting karena tanpa pajak daerah maka otonomi daerah tidak dapat
terselenggara secara nyata dan bertanggung jawab. Oleh karena itu sudah sewajarnya
pemerintah daerah secara terus-menerus mengadakan pemikiran untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah terutama dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah.
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, pajak daerah terbagi dua, yaitu :
1. Pajak Provinsi.
2. Pajak kabupaten kota.
Didalam Undang-undang No. 28 Tahun 2009, pasal 2 ayat 1 disebutkan
bahwasanya jenis pajak provinsi terdiri dari :
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
Diantara sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari sektor pajak daerah
yang cukup penting dan potensial adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) karena banyak menunjang pembiayaan
daerah.
Pengelolaan pemungutan dan pengurusan pajak kendaraan bermotor dilakukan
pada satu kantor yang melibatkan beberapa unsur yang terkait didalam
pengelolaannya. Pemungutan pajak kenderaan bermotor yang dilaksanakan pada satu
Atap), dimana didalamnya terdapat kerjasama antara pihak Kepolisian Negara
Republik Indonesia (POLRI) yang mampunyai fungsi dan kewenangan dibidang
registrasi dan identifikasi kenderaan bermotor, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda) dibidang pemungutan pajak kendaraan bermotor
(PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB), PT. Jasa Raharja
(Persero) yang berwenang dibidang penyampaian sumbangan wajib dana kecelakaan
lalu lintas jalan (SWDKLLJ).
Sebelum dilakukan SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap)
kegiatan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dilakukan tersebut dilakukan
tersendiri dikantor dinas pendapatan daerah provinsi dan cabang-cabang dinas, begitu
juga dengan penyelesaian Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan pembayaran
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu lintas (SWDKLLJ) ditempat yang berbeda
pula, sehingga hal ini tidak memberikan pelayaan yang baik bagi pemilik kendaraan
bermotor, karena akan memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak
sedikit jumlahnya
Keadaan seperti diatas dapat menjadi penghambat dalam usaha memberikan
pelayanan kepada pemilik kendaraan bermotor, dan juga dapat menyebabkan
masyarakat menjadi malas untuk mengurus pajak kendaraan bermotor dan menjadi
penghambat dalam usaha meningkatkan penerimaan dari sekor PKB, BBN-KB, dan
SWDKLLJ karena tidak adanya keseragaman baik dalam hal pengurusan,
administrasi, maupun besarnya tarif dalam proses pengurusannya.
Salah satu tujuan pembentukan kantor bersama SAMSAT (Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap) ini adalah untuk memudahkan pelaksanaan
pelayanan kepada masyarakat dalam hal pengurusan registrasi kendaraan bermotor,
pembayaran pajak, dan SWDKLLJ.
Tugas pihak kepolisian adalah sebagai penyedia permohonan dan penerangan
dengan rincian: menyediakan dan memberikan formulir permohonan pendaftaran
sesuai dengan permintaan pemohon, memberikan penerangan mengenai kelengkapan
persyaratan pendaftaran, membukukan semua formulir yang diterima, dikeluarkan dan
sisanya setiap hari, mencatat nomor formulirdan kendaraan atau nama pemilik pada
buku register formulir, memberi tanda atau paraf pada formulir permohonan untuk
setiap permohonan yang telah memenuhi persyaratan, menerima kembali formulir
yang rusak untuk diganti dengan yang baru, menerima pembayaran PNKB.
Tugas Dispenda adalah meneliti berkas yang diterima dari petugas kepolisian
dan membubuhkan paraf atas kelengkapan persyaratan, meneruskan bekas kepada
petugas kepolisian bagian registrasi dan permohonan, memberitahukan kepada
petugas Kepolisian dan PT. Asuransi jasa raharja apabila ditemukan kekeliruan atau
kekurangan persyaratan administrasi yang diperlukan.
Tugas PT. Asuransi Jasa Raharja adalah menerima dan meneliti berkas yang
diterima dari petugas Dispenda, menetapkan SWDKLLJ dan dendanya yang
harusdibayar oleh pemohon, membuktikan penetapan SWDKLLJ, dan meneruskan
berkas tersebut kepada sub kelompok kerja pengetikan.
Kantor SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) sebagai
organisasi pelaksana tugas membuat atau merancang konsepsi-konsepsi untuk
memberdayakan segala kemapuan agar dapat melaksanakan tugas pengutipan pajak
kendaraan bermotor secara efektif, dimana persyaratannya adalah keahlian aparatur,
personalia untuk menangani pelaksanaan tugas-tugas, mengetahui wewenang dan
tanggung jawab, serta menyusun mekanisme koordinasi kepada antar unit kegiatan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam pelaksanaan
pengurusan pajak kendaraan bermotor dikantor SAMSAT (Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap) masih terdapat prosedur antar loket sehingga menyulitkan dan
merepotkan para wajib pajak, dan dalam setiap loket menghabiskan waktu yang lama,
sehingga hal tersebut mengakibatkan masih kurangnya efisien dalam hal waktu.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penlitian dan mengungkapkannya dalam bentuk skripsi dengan judul:
“Pelaksanaan SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) Medan Selatan Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara)”.
1.2Perumusan Masalah
Untuk mempermudah penelitian ini nantinya dan agar penelitian ini memiliki
arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data kedalam penulisan skripsi,
maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pelaksanaan Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor
(Studi Pada SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) Medan Selatan
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem administrasi manunggal satu
atap dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor
2. Untuk mengetahui bentuk kerjasama dan pembagian tugas antara
pihak-pihak/instansi yang terkait dalam pelaksanaan sistem administrasi manunggal
satu atap
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan sistem
administrasi manunggal satu atap
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah dan
untuk menerapkan teori-teori yang penulis peroleh selama masa perkuliahan di
Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan atau
referensi dalam melaksanakan sistem administrasi manunggal satu atap dalam
pengurusan pajak kendaraan bermotor
3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan dapat
melengkapi dan memperkaya ragam penelitian yang telah dibuat oleh para
mahasiswa dan dapat menjadi bahan referensi bagi terciptanya suatu karya
1.5Kerangka Teori
Seperti yang dikemukakan oleh Nawawi (1992:149) dalam suatu studi
penelitian perlu adanya kejelasan titik tolak atau landasan berfikir untuk memecahkan
dan membahas masalah. Untuk itu perlu disusun suatu kerangka teori sebagai
pedoman yang menggambarkan dari mana sudut masalah tersebut disorot.
Menurut Singarimbun (1989:149), teori diartikan sebagai serangkaian konsep,
defenisi, proposisi yang saling berkaitan dan bertujuan memberikan gambaran yang
sistematis tentang suatu fenomena.
Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah:
1.5.1 Organisasi Pemerintah
1.5.1.1 Pengertian Organisasi Pemerintah
Dalam memberikan pengertian atau defenisi tentang organisasi oleh para ahli
manajemen, terdapat berbagai pendekatan yang dilakukan srerta pemikiran yang
berlainan mengenai persoalan organisasi.
Beberapa ahli manajemen memberikan defenisi organisasi sebagai berikut:
Oganisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu
ikatan hierarki dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok
orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut
bawahan (Siagian 2002:35).
Beberapa ahli manajemen memberikan defenisi organisasi sebagai berikut :
Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam suatu ikatan
yang disebut dengan pimpinan dan seseorang atu orang lain yang disebut bawahan.
Siagian (dalam Kartini Kartono, 2005 : 7)
Sedangkan menurut Manullang (2002 : 59) Organisasi adalah sekelompok
orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu.
Menurut James D. Mooney (dalam Hasibuan 2006 :120): “Organization is the
form of every human association for the attainment of common purpose”. (maksudnya
organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan
bersama).
Dari defenisi-defenisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa defenisi
organisasi adalah sebagai berikut:
1. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi.
2. Didalamya terjadi hubungan antar individu maupun kelompok, baik dalam
organisasi itu sendiri maupun keluar organisasi.
3. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut.
4. Berlangsung proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing.
Pada dasarnya bahwa organisasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling
kait mengait dan merupakan satu kesatuan. Disini organisasi merupakan suatu wadah
setiap kegiatan kerjasama, tempat menjalin kerja diantara pelaksananya atau juga
sebagai suatu sistem kerjasama, sistem hubungan dan sistem sosial. Dalam defenisi
organisasi ini terdapat kata sistem, yang berarti kesatuan berbagai faktor manusia
yang membentuk organisasi tersebut maupun faktor pendukung seperti kemampuan
bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, dan kemampuan untuk
melaksanakan asas-asas organisasi.
Semua organisasi, baik formal maupun informal disatukan dan dipertahankan
kearah sasaran yang sama, jadi elemen yang amat mendasar dalam organisasi apapun
adalah “sasaran atau tujuan”, tanpa adanya suatu sasaran dan tujuan yang ingin
dicapai, maka tidak ada organisasi yang perlu tetap untuk dipertahankan.
Ada dua jenis organisasi secara global disemua negara, yaitu organisasi
pemerintah dan oranisasi non pemerintah (baik swasta yang bernuansa dagang
maupun non dagang). Khusus untuk organisasi pemerintah merupakan syarat uama
suatu negara disamping wilayah, penduduk, dan pengakuan.
Organisasi pemerintah berbeda dengan organisasi manapun didunia, karena
ada tiga hal penting yang dimilikinya sebagai wewenangnya, yaitu sebagai berikut:
1. Bila organisasi lain tidak diperkenankan membunuh orang dan bahkan
dapat dituntut, maka organisasi pemerintah diperbolehkan (biasanya
disebut dengan hukuman mati).
2. Bila organisasi lain tidak diperkenankan mengurung orang walaupun
dalam waktu yang sangat singkat, maka organisasi pemerintah
diperbolehkan (biasanya disebut dengan penjara atau lembaga
pemasyarakatan).
3. Bila organisasi lain tidak diperkenankan memungut uang dengan paksa
tanpa alasan yang jelas karena pemberian jasa tertentu, maka organisasi
pemerintah diperbolehkan (biasanya disebut dengan pajak)
Kewenangan tersebut diatas hanya diberikan Karena pemerintah diharapkan
akan mengatur ketertiban disetiap negara. oleh karena itu pemerintah tidak diharapkan
“zalim”, itulah sebabnya ada pihak kekuatan lain yang menjadi pengawasnya dan
berasal dari wakil rakyat.
Pemerintah menurut Alwis (dalam Jurnal Ilmu Administrasi
untuk mengatur dan memberikan pelayanan publik secara syah, untuk itu kepada
mereka diberikan gaji juga. Sedangkan menurut Strong (dalam Pamudji,1985:27)
pemerintah itu adalah badan atau aparat yang mengeluarkan atau memberi perintah.
Selanjutnya Labolo (2006:24) memberikan pengertian pemerintahan adalah
segenap alat perlengkapan negara atau lembaga-lembaga kenegaraan yang berfungsi
sebagai alat untuk mencapai tujuan negara. Dengan demikian pemerintahan
sesungguhnya merupakan upaya mengelola kehidupan bersama secara baik dan benar
guna mencapai tujuan yang disepakati atau diinginkan bersama.
Secara lebih rinci, Pfiner (Pamudji,1993:23), menyebutkan pemerintahan
mempunyai paling sedikit empat arti :
a. menunjukkan kegiatan atau proses pemerintah, yaitu melaksanakan kontrol
atas pihak lain.
b. Menunjukkan masalah-masalah negara dalam mana kegiatan atau proses
diatas dijumpai.
c. Menunjukkan orang-orang (maksudnya pejabat-pejabat) yang dibebani
tugas-tugas untuk memerintah.
d. Menunjukkan cara, metode atas sistem dengan mana sesuatu masyarakat
tertentu diperintah.
Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa pemerintah menunjukkan
kegiatan, proses, kontrol, negara dan orang-orang yang ditugaskan menyelenggarakan
pemerintahan maupun cara, metode atas sistem dalam mengatur masyarakat.
Teori klasik ilmu politik, ilmu pemerintahan, dan ilmu administrasi Negara
mengajarkan bahwa pemerintahan negara pada hakikatnya menyelenggarakan dua
jenis fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi pengaturan, fungsi ini biasanya dikaitkan dengan hakikat negara
modern sebagai suatu negara hukum (legal state). Dasar dan titik tolak
pengaturan ialah bahwa negara adalah suatu negara hukum yang pada
intinya berarti bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara semua orang dan semua pihak terikat dan harus taat kepada
berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku dinegara yang
bersangkutan. Dan apabila terjadi pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku maka akan dikenakan sanksinya sesuai
dengan ketentuan dan norma hukum yang berlaku “tanpa pandang bulu”.
2. Fungsi pelayanan, fungsi ini biasanya dikaitkan dengan hakikat negara
sebagai suatu negara kesejahteraan (welfare state), yang berarti bahwa
pemerintahan negara bertanggung jawab untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup seluruh rakyatnya. Upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan seluruh rakyat itu tergambar dalam bentuk pelayanan
aparatur pemerintah kepada para masyarakat yang memerlukannya. Itulah
sebabnya sebabnya aparatur pemerintah menyelenggarakan “pelayanan
umum” (public service) dan para pegawai negeri dikenal dengan istilah
“abdi masyarakat” (public servants).
Dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat, pemerintah
diharapkan dan bahkan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik. Konsep
dengan aparatur pemerintah untuk sesuatu urusan atau kepentingan tertentu, misalnya:
warga negara mengharapkan pelayanan yang ramah, cepat, dan akurat dalam
menyelesaikan berbagai urusan seperti pembayaran pajak, mengurus perizinan
tertentu, pengurusan tanda pengenal seseorang (KTP), dan berbagai urusan lainnya.
1.5.2 Manajemen Organisasi Pemerintah
Secara etimologi, manajemen (management) berasal dari kata manus (berarti
tangan) dan agere (berarti melakukan) yang setelah digabung menjadi kata manage
(bahasa Inggris) yang berarti mengurus, atau managiere (bahasa Latin) yang berarti
melatih.
Menurut George Terry (dalam Syafiie 2003:117) management is a distinct
process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performance to
determine and accomplish stated objektivies by the use of human being and other
recources (maksudnya manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber lainnya).
Secara garis besar manajemen adalah kemampuan mengurus organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pertanyaan tentang manajemen dapat dijawab
dengan melihat fungsi manajemen itu sendiri, yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, pengkoordinasian, pelaporan, pembiayaan, pengaturan,
1.5.3 SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor
1.5.3.1 SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap)
Menurut Tatang M. Amirin (1996:1) menyatakan bahwa istilah sistem berasal
dari bahasa Yunani, yaitu “systema” yang mempunyai pengertian sebagai berikut:
a. Suatu hubungan yang tersusun dari sekian banyak bagian.
b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau
komponen-komponen secara teratur
Sedangkan menurut Pamudji (1998:12) menyatakan bahwa sistem merupakan
suatu totalitas himpunan dari bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan
bersama-sama beroperasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam suatu
lingkungan.
Jadi sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian yang saling terkait
antara yang satu dengan yang lain. Bagian atau anak cabang dari suatu sistem manjadi
induk dari bagian selanjutnya, begitulah seterusnya hingga bagian yang terkecil.
Rusaknya salah satu bagian akan mengganggu kestabilan sistem itu sendiri secara
keseluruhan.
Menurut Moekijat (1989:4) ada beberapa defenisi administrasi, yaitu:
a. Suatu keseluruhan istilah yang meliputi banyak subjek yang semuanya
cenderung berperasangka kearah efisiensi perusahaan
b. Pelayanan-pelayanan manajemen atau pelayanan kantor perusahaan.
c. Organisasi atau suatu kantor pusat suatu perusahaan yang mengawasi
sejumlah unit-unit produksi. Defensi ini dapat berlaku dalam jenis
Didalam buku ilmu administrasi Publik oleh Inu Kencana Syafiie, dkk
(1999:13-15), Ada beberapa pengertian Administrasi Menurut pendapat para ahli,
yaitu:
a. Menurut Herbert A. Simon, administrasi dapat dirumuskan sebagai
kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan
bersama.
b. Menurut The Liang Gie administrasi adalah segenap rangkaian
kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu
c. Menurut Sondang P. Siagian administrasi adalah keseluruhan proses
pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan
pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau
lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
d. Menurut Hadari Nawawi, administrasi adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerja sama sekelompok
manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Menurut Stephen P. Robins (dalam Suganda, 1992:9), administrasi adalah
proses universal yang berupa menyelesaikan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna
bersama dan melalui orang lain. Dalam setiap pengertian administrasi selalu ada 3 hal
umum yang dicakup yaitu sasaran-sasaran, sumber-sumber yang terbatas dan
orang-orang. Jadi administrasi dapat diartikan sebagai seluruh proses organisasi baik itu
organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta yang terdiri atas penentuan tujuan
dan pencapaiannya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia secara
menerapkan perencanaan, pembuatan keputusan dan perintah kerja, pemimpin serta
penguasaan.
Diantara pendapat para ahli tersebut, pada prinsipnya administrasi mempunyai
pengertian yang sama, yaitu antara lain:
a. kerja sama
b. banyak orang
c. untuk mencapai tujuan bersama
SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap), adalah suatu sistem
administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan
kepentingan masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung.
Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh SAMSAT (Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap) adalah pelayanan administrasi dalam pengurusan
kendaraan bermotor. Pelayanan pengurusan pajak kendaraan bermotor dan bea balik
nama diberikan oleh Dinas Pendapatan Provinsi, Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas
oleh jasa raharja, sedangkan pengurusan surat-surat kendaraan bermotor seperti
BPKP, plat nomor, dan STNK diberikan oleh Kepolisian. Namun dengan adanya
Sistem Administasi Terpadu, kesemuanya dapat dilayani dalam satu atap, atau bahkan
satu loket.
Peningkatan pelayanan prima dikantor bersama SAMSAT (Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap)adalah merupakan kebutuhan organisasi untuk
merespon tuntutan dan harapan masyarakat yang terus meningkat, maka sudah
sewajarnya kantor bersama SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap)
memberikan pelayanan yang baik dengan mengembangkan paradigma
ditandai dengan adanya: transparansi, akuntabilitas, penegakan hukum,
profesionalisme, kesetaraan, dan lain sebagainya.
1.5.3.2 Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor
Salah satu fungsi penyelenggaraan pemerintah yang dilakukan oleh aparatur
pemerintah adalah pelayanan publik, dimana pengurusan pajak kendaraan bermotor
merupakan salah satu bagian dari bentuk pelayanan publik.
Menurut H.A.S Moenir (1992:27) menyatakan bahwa pelayanan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan
factor material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi
kebutuhan orang lain dengan haknya.
Ada beberapa prinsip pelayanan publik yang harus diterapkan dalam
melakukan pelayanan publik, yaitu:
1. Kesederhanaan, yaitu adanya prosedur pelayanan yang sederhana dan tidak
berbelit-belit.
2. Kejelasan, yaitu adanya kejelasan unit yang bertanggung jawab dan rincian
biaya.
3. Kepastian waktu, yaitu adanya waktu penyelesaian.
4. Akurasi, Produk pelayanan diterima dengan benar, akurat, dan sah
5. Keamanan, yaitu proses dan produk pelayanan memberi rasa aman dan
kepastian hukum.
6. Tanggung jawab, yaitu adanya pejabat yang ditunjuk dan bertanggung jawab
dalam menyelesaikan keluhan atau persoalan.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya saran dan prasarana yang
mendukung dan memadai
9. Kedisiplinan, kesopanan,dan keramahan, yaitu pemberi pelayanan bersikap
disiplin, sopan, ramah, dan ikhlas.
10.Kenyamanan, yaitu adanya suasana yang tertib, teratur, nyaman, bersih, dan
rapi.
Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta
gandenganya yang digunakan dijalan umum, dan digerakkan oleh peralatan tekhnik
berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah sumber daya
atau energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan yang bersangkutan, tidak
termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar. Pajak kendaraan bermotor adalah pajak
atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.
Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan
kendaraan bermotor, tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan
bermotor alat-alat besar yang tidak digunakan sebagai alat angkutan orang atau barang
dijalan umum.
Dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan
atau penguasaan kendaraan bermotor oleh:
a. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
b. Kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dan perwakilan
lembaga internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk
pajak negara.
c. Subjek pajak lainnya yang diatur dengan peraturan daerah
Subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang
memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor. Sedangkan wajib pajak kendaraan
Sementara itu dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor dihitung sebagai
perkalian dari dua unsur pokok, yaitu:
a. Nilai jual kendaraan bermotor (diperoleh berdasarkan harga pasaran umum
atas suatu kendaraan bermotor
b. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan
pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor tersebut
1.6Defenisi Konsep
Menurut Singarimbun (1989:37), konsep merupakan istilah dan defenisi yang
digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka dari itu
berdasarkan judul yang dipilih oleh peneliti, maka yang menjadi konsep dari
penelitian ini adalah:
Pelaksanaan SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) dalam
rangka memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat (wajib pajak)
khususnya dalam pengurusan pajak kendaraan bermotor.
SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) adalah suatu sistem
administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan
kepentingan masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung,
dengan menerapkan beberapa prinsip pelayanan umum, yaitu: kesederhanaan,
kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana
dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan, keramahan, dan
kenyamanan. Kegiatan sistem administrasi manunggal satu atap ini dilaksanakan oleh
SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) yang melibatkan beberapa
unsur yang terkait didalam pengelolaannya, yaitu: pihak Kepolisian Negara Republik
Indonesia (POLRI) yang mampunyai fungsi dan kewenangan dibidang registrasi dan
identifikasi kenderaan bermotor, Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan
Daerah (Dispenda) dibidang pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea
balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB), PT. Jasa Raharja (Persero) yang
berwenang dibidang penyampaian sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan
(SWDKLLJ).
1.7Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui
indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisis dari variabel-variabel tersebut
(Singarimbun,1989:46)
Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu:
Pelaksanaan Sistem Administasi Terpadu dalam Pengurusan Pajak Kendaraan
Bermotor pada kantor SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap), dengan
indikator:
a. Organisasi, yaitu lembaga yang melaksakan kebijakan atau keputusan tentang
sistem administrasi manunggal satu atap, yang dalam hal ini adalah SAMSAT
(Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap), dengan indikator:
1. Kejelasan struktur organisasi
2. Kejelasan tugas pokok dan fungsi organisasi
3. Kejelasan alur koordinasi
b. Ketersediaan Sumber Daya, dengan indikator:
1. Adanya sumber daya manusia yang mengelola program
2. Adanya biaya yang memadai
3. Adanya fasilitas penunjang program
c. Standar operasional dan prosedur, dengan indikator:
1. Adanya perangkat petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis
dalam pelaksanaan program
2. Terdapat Standar Operasional Program (SOP)
3. Terdapat sistem dan prosedur administrasi yang jelas
dalam pelaksanaan program.
1.8Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan
sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data
yang digunakan dalam penelitian.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat penyajian data yang dilakukan dengan menguraikan
hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan menganalisanya
berdasarkan metode yang digunakan.
BAB V ANALISA DATA
Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang
disajikan pada bab-bab sebelumnya.
BAB VI PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak yang