• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Penerimaan Dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Mekanisme Penerimaan Dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Utara"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN UTARA

O L E H

Nama : WINDA MONICA NAPITUPULU Nim : 082600092

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya.

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara. Meskipun dalam penyusunannya masih banyak terdapat

kekurangan, namun tugas akhir ini minimal dapat dijadikan sebagai bahan diskusi dalam mempelajari dan mendalami tentang bagaimana penerapan sanksi

administrasi bagi wajib pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) secara singkat. Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Baddarudin, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Indra Efendi R, S.Sos. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam memberikan saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Keluarga tercinta : Ayahanda P. Napitupulu dan Ibunda tercinta A. Tambunan,

(3)

5. Ibu Hj. Zubaidah, SE, Penata Tk 1. Selaku Ka. UPT Dispendasu Medan Utara yang telah bersedia membantu dalam melengkapi data yang diperlukan oleh penulis selama riset berlangsung.

6. Bapak Salamudin, Penata Muda Tk 1 selaku PH. Kasubbag Tata Usaha UPT Dispendasu Medan Utara.

7. Seluruh staf pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fisip-USU.

8. Sahabat Kelompok Kecil yang telah banyak memberikan motivasi semangat yang luar biasa secara spiritual kepada penulis: APOSTOLOS (Kak Senty Fitri, Esa, Tona, Lia) dan cibro.

9. Dan semua rekan-rekan seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan dorongan motivasi yang luar biasa kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan perbaikan kesalahan peneliti di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap supaya tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pihak pembaca sekalian.

Medan, Juni 2011 Penulis

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang PKLM ... 1

B. Tujuan dan Manfaat ... 4

C. Uraian Teoritis ... 6

1. Pengertian ... 6

2. Dasar Hukum ... 7

3. Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor ... 8

D. Ruang Lingkup ... 9

E. Metode Praktik Kerja Lapangan ... 10

F. Metode Pengumpulan Data ... 11

G.Sistematika Penulisan Laporan ... 11

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI ... 14

A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara ... 14

B. Struktur Organisasi UPT Medan Utara ... 17

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi... 19

(5)

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

A. Ketentuan ... 24

B. Subjek dan Objek Pajak Kendaraan Bermotor ... 26

C. Cara Menghitung Pajak Kendaraan Bermotor ... 28

D. Pendaftaran dan Penilaian Pajak Pemungutan Kendaraan Bermotor ... 32

E. Sanksi-Sanksi Bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Jika Tidak Memenuhi Kewajiban Perpajakan ... 41

F. Pegajuan Keberatan dan Banding ... 42

G. Data Pajak Kendaraan Bermotor pada UPT Medan Utara. ... 43

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA ... 46

A. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada UPT Medan Utara. ... 46

B. Faktor Pendukung Pencapaian Target Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di UPT Utara ... 47

C. Upaya yang dilakukan UPT Medan Utara dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A.Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Sebagaimana diketahui tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka mewujudkan Pembangunan Nasional tersebut, Pemerintah bersama-sama dengan rakyat berusaha melaksanakan pembangunan di segala bidang, guna meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial. Dalam hal ini pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam menopang pembiayaan pembangunan nasional. Hal ini terlihat jelas dalam kenyataannya, penerimaan negara dari sektor pajak dari tahun ke tahun semakin meningkat dan sejalan dengan hal tersebut peranan pajak sebagai penopang program pembangunan nasional.

(7)

Untuk membiayai rumah tangganya sendiri, Pemerintah sendiri telah menetapkan Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan berdasarkan ketetapan yang berlaku. Pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, dimana diberi kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk pemungutan pajak daerahnya sendiri dan dapat meningkatkan akuntabilitas daerah.

Salah satu pajak daerah propinsi yang sangat menarik dan primadona dalam sumbangsihnya terhadap penerimaan dalam kas daerah adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang dapat menambah serta menunjang pemasukan anggaran rumah tangga daerah.

Dilihat dari perkembangan teknologi sekarang ini, dimana semakin banyak masyarakat memiliki kendaraan bermotor untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, Pajak Kendaraan Bermotor menjadi primadona dalam memberikan pemasukan dan pendapatan yang lebih besar daripada jenis-jenis pajak daerah lainnya.

(8)

Dalam menjalankan kewajiban membayar Pajak Kendaraan Bermotor, wajib pajak memerlukan sarana administrasi yang jelas dan harus mengetahui dengan jelas prosedur untuk menyampaikan serta memenuhi kewajiban tersebut. Sarana tersebut adalah Surat Pembeitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Dengan mengetahui dan menguasai prosedur dan tata cara pengisian SPTPD, maka diharapkan tidak terjadinya kesalahan dan ketimpangan yang sering dilakukan oleh Wajib Pajak dalam memenuhi dan menjalankan kewajibannya. Minimnya pengetahuan wajib pajak dalam melakukan penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor, menyebabkan terjadinya kesalahan dalam sistem administrasi.

(9)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana kebijaksanaan dan mekanisme (tata cara) dalam Penerimaan dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di Kantor SAMSAT Medan Utara.

b. Untuk mengetahui tata cara penghitungan dan Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor di Kantor SAMSAT Medan Utara.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Medan Utara

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi manfaat dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dapat diuraikan sebagai berikut :

Bagi Mahasiwa

(10)

yang dihadapi dalam PKLM di Kantor SAMSAT Medan Utara, dan ikut bergabung dalam lingkungan kerja di instansi tersebut.

b. Mempelajari keahlian, perilaku baru, meningkatkan komunikasi, dan pendekatan serta menerapkan (mempraktikkan) ilmu yang di dapat dibangku perkuliaan dalam suatu pekerjaan yang sebenarnya.

c. Memperbaiki sikap dalam hal kedisiplinan dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan.

d. Guna mendorong mahasiswa untuk belajar mengetahui bagaimana situasi dunia kerja yang sebenarnya dan menjadikan mahasiswa sebagai tenaga ahli yang siap pakai.

e. Meningkatkan aktifitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan melalui Praktik kerja Lapangan Mandiri

Bagi Kantor SAMSAT Medan Utara

a. Sebagai sarana untuk membina hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU.

b. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam meningkatan kualitas SDM

(11)

Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU

a. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik FISIP USU dengan kantor SAMSAT Medan Utara.

b. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi pemerintah.

c. Mempromosikan sumber daya manusia Universitas, khususnya di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan USU.

d. Meningkatkan kurikulum tepat guna sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan.

C. Uraian Teoritis 1. Defenisi

Untuk lebih mendalami pembahasan mengenai Pajak Kendaraan Bermotor ada baiknya terlebih dahulu kita mengerti arti pajak yang sebenarnya, maka banyak para ahli memberikan batasan pajak.

Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH, dalam bukunya Dasar – Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, memberikan definisi pajak sebagai berikut : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang – Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk pengeluaran umum”. (Waluyo, 2002 : 5).

(12)

Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknis berupa motor dan peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak

Adapun yang dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor adalah : a. Kereta api;

b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara;

c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan azas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah; dan

d. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan.

2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah

(13)

b. Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.

d. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

3. Objek, Subjek, Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat PKB adalah Pajak yang dipungut atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air .

Adapun yang dikecualikan sebagai objek pajak Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor oleh : a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

b. Kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing, dan perwakilan lembaga-lembaga internasional dengan azas timbal balik;

c. Pabrikan atau importir yang semata-mata disediakan untuk dipamerkan atau tidak untuk dijual dan tidak dipergunakan dalam lalu lintas jalan bebas

d. Pemerintah Kabupaten/Kota

(14)

dan/atau menguasai kendaraan bermotor. Dan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah :

a. Untuk orang pribadi adalah yang bersangkutan, kuasanya atau ahli warisnya. b. Untuk badan adalah pengurus dan kuasanya. (Muqodim, 1999 : 122-123) D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun ruang lingkup PKLM yaitu :

1. Prosedur pemenuhan kewajiban pajaknya bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor.

2. Penentuan Objek dan Subjek Pajak serta Cara Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor.

3. Bentuk sanksi ataupun denda terhadap Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban pajaknya.

4. Persyaratan Administrasi yang wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak Kendaraan Bermotor bagi warga yang memiliki dan/atau menguasai Kendaraan Bermotor.

5. Hambatan yang ditemui dan upaya-upaya yang dilakukan SAMSAT Medan Utara dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

(15)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :

1. Tahapan Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pengajuan judul, menentukan judul, pemilihan objek dan lokasi PKLM di Kantor SAMSAT Medan Utara, mencari bahan untuk pembuatan laporan hingga melakukan konsultasi dengan pihak jurusan dan dengan dosen pembimbing serta penyusunan proposal PKLM.

2. Studi Literatur

Penulis melakukan studi literatur ke berbagai sumber bacaan yang berkaitan dengan judul dari proposal tersebut seperti buku, karya ilmiah, artikel, majalah, serta media massa lainnya.

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan observasi lapangan di lokasi PKLM yaitu di Kantor SAMSAT Medan Utara selama kurang lebih satu bulan. Dalam observasi ini penulis memberikan surat pengantar untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan melakukan pengamatan terhadap data yang diperlukan penulis.

4. Pengumpulan Data

(16)

pengamatan, serta data sekunder yang diperoleh dari data-data dokumentasi untuk menunjang keberhasilan dari topik yang akan dibahas, dalam hal ini data yang bersumber dari buku, Undang-Undang, serta referensi yang diperoleh dari kantor SAMSAT Medan Utara.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Penulis menganalisis dan mengevaluasi data mengenai mekanisme penerimaan dan pemungutan pajak kendaraan bermotor yang akan menjadi hasil dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data berupa : 1. Daftar Wawancara (Interview Guide)

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap petugas kantor SAMSAT Medan Utara yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang bemanfaat bagi penyusunan laporan.

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan di kantor SAMSAT Medan Utara untuk melihat dan mengetahui berbagai fenomena yang akan dihadapi dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

(17)

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir ialah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat PKLM, ruang lingkup, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai gambaran secara umum lokasi PKLM yaitu Kantor SAMSAT Medan Utara, struktur organisasi, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi, serta gambaran petugas/pegawai instansi.

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai pengertian, ketentuan umum, objek dan subjek pajak, serta tata cara Penerimaan dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan daerah dibawah naungan Biro keuangan pada Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sumatera Utara tentang Susunan dan Tata Cara Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, maka Biro Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan. Dengan demikian, tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah menjadi Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Dengan terbentuknya SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 21 Maret 1975, maka Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Pada tanggal 1 September 1975, keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, yang sebelumnya dibawah naungan Direktorat Pendapatan Daerah, yang namanya diubah menjadi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.

(20)

tanggal 31 Maret 1976 No. 143/II/GSU dengan persetujuan Dewan Perwakilan Daerah Sumatera Utara (DPRDSU). Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976.

Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dengan membentuk cabang-cabang dinas. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara terdapat di Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri KUPD 7/7/39-26 pada tanggal 31 Maret 1978, dibentuklah cabang Dinas Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara di seluruh Kabupaten/Kotamadya tingkat II di Sumatera Utara.

Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No.061/2743/S tanggal 22 November 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat tersebut, nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah menjadi “Dinas Pendapatan Provinsi”. Cabang Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah juga menjadi “ Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara”.

(21)

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap adalah gabungan dari 3 instansi yang mempunyai objek dana kendaraan bermotor yang berdomisili di Sumatera Utara. Ketiga instansi tersebut adalah :

1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU. 2. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Dinas Pendapatan Daerah

Sumatera Utara (DISPENDA).

3. Departemen keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan. Pembentukan SAMSAT ini adalah bertujuan untuk :

1. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN – KB), khususnya di daerah Sumatera Utara. 2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan

dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor dan penerimaan dari sektor BBNKB.

[image:21.595.109.516.638.750.2]

Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada wajib pajak, Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara sampai saat ini telah membentuk 14 cabang daerah (Kabupaten/Kota) di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang tertera di dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 UPTD PROVINSI SUMATERA UTARA

NO UNIT WILAYAH KERJA

(22)

2 UPTD Medan Selatan Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu 3 UPTD Binjai Kota Binjai dan Kabupaten Langkat 4 UPTD Pematang Siantar Kota Pematang Siantar Dan Kabupaten

Simalungun

5 UPTD Kisaran Kabupatan Asahan dan Kota Tanjung Balai

6 UPTD Rantau Parapat Kabupaten Labuhan Batu 7 UPTD Padang Sidimpuan Kabupatan Tapanuli Selatan 8 UPTD Tebing Tinggi Kota Tebing

9 UPTD Kabanjahe Kabupaten Karo

10 UPTD Sibolga Kabupaten Sibolga dan Tapanuli Tengah 11 UPTD Sidikalang Kabupaten Sidikalang

12 UPTD Gunung sitoli Kabupaten Nias

13 UPTD Balige Kabupaten Toba Samosir 14 UPTD Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal

Sumber Data: UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara B. Struktur Organisasi UPT Medan Utara.

(23)

itu tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dari kelompok, dalam mencapai tujuan yang telah dilaksanakan. Kantor UPT Medan Utara menerapkan struktur lini dan staf. UPT Medan Utara dipimpin oleh seorang Kepala UPT, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha. Kepala UPT secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah. UPT Medan Utara terdiri dari 5 seksi, yaitu Seksi Bagian Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Seksi Pendapatan Lain-Lain (PPL), Seksi Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/ Air Permukaan (ABT/APU), Seksi Retribusi, Seksi Pajak Angkutan Di Atas Air/ Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3), yang dapat dilihat dalam Gambar 2.1

Gambar 2.1

ORGANISASI / UPT DIPENDA MEDAN UTARA

Sumber Data: UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Kasi

PKB

Kasi PLL

Kasi ABT/.APU

Kasi Ratribusi

Kasi PA3/BBNA3 Kasubag Tata Usaha

[image:23.595.112.515.445.718.2]
(24)

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi 1. Kepala Unit Pelaksana Teknis

Tugas dan Fungsi:

1. Melaksanakan koordinasi, kerja sama dengan pihak terkait, pembinaan pengendalian teknis dan evaluasi penggalian potensi, pemberdayaan potensi dan pemungutan Sumber Pendapatan Daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya masing-masing.

3. Menyempurnakan konsep standar-standar pendapatan potensi, pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain.

2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha Tugas dan Fungsi:

1. Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub Bagian Tata Usaha dan surat-surat dari seksi lainnya yang telah selesai diproses.

2. Mencatat dalam pembukuan pemasukan yang telah ditentukan inventaris dan Alat Tulis Kantor (ATK).

3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor. Tugas dan Fungsi:

(25)

Balik Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat.

2. Membuat laporan pembayaran penunggakan PKB dan BBNKB dengan surat

3. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan bidangnya.

4. Seksi Pendapatan Lain-Lain Tugas dan Fungsi:

1. Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelola PAD dan melaporkannya kepada UPT.

2. Menerima, menyalurkan dan mempertanggungjawabkan SPT dan Materai Leges jalur SAMSAT.

3. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan Iain-lain dan setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemaafaataa Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU)

Tugas dan Fungsi:

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU) dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PBB-KB).

(26)

3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang teknisnya.

6. Seksi Retribusi

Tugas dan Fungsi:

1. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis retribusi bagi hasil pajak dan bukan pajak, pembukuan, dan pelaporannya.

2. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data/bahan untuk penyempurnaan dan penyusunan jenis retribusi, teknis pemungutan dan tata administrasi retribusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan target retribusi.

3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala, sesuai dengan bidang teknisnya.

7. Seksi Pajak Angkutan Di Atas Air/Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3)

Tugas dan Fungsi:

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari WP mengenai Pajak Angkutan

Di Atas Air dan Bea Balik Nama Angkutan di Atas Air (PA3/BBNA3), sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku.

2. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan bidang tugasnya,

(27)

D. Gambaran Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (UPT Medan Utara)

[image:27.595.149.510.331.702.2]

Secara umum gambaran dari Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 2.2 Gambaran Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (UPTD Medan Utara)

No. JABATAN JUMLAH

1. Ka.UPT 1

2. Kasubag Tata Usaha 1

3. Staf Tata Uaha 15

4. Kepala Seksi PKB 1

5. Staf Seksi PKB 48

6. Kepala Seksi APU 1

7. Staf Seksi APU 8

8. Kepala Seksi Retribusi 1

9. Staf Seksi Retribusi 8

10 Kepala Seksi PLL 1

11. Staf Seksi PLL 3

JUMLAH 88

(28)

Kepala Dinas Wkl. Kepala Dinas Bagian Tata Usaha Fungsional Subbag UmKap Subbag Kepeg Subbag

Keu Subbag org.hki

Subdis PKB /KAA Subdis Pjk ABT/APU & PBB-KB Subdis Ret /PLL Subdis Dalbin Subdis Binram Seksi Perencanaan & .gembangan seksi Penyuluhan Seksi Evaluasi Seksi Teknis Perpajakan Seksi Sengketa Pjk & K b t

Seksi Pembukuan & Pelaporan Seksi Teknis Perpajakan Iain lain Seksi Sengketa Pjk & Keberatan Seksi Pembukuan & Pelaporan Seksi teknis Retribusi Seksi Bagi

[image:28.842.114.628.103.554.2]
(29)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

A. Ketentuan

- Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah. - Kendaraan Bermotor adalah Semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta

gandengannya yang digunakan di semua jenis darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi gerak kendaraan bermotor. - Pajak Kendaraan Bermotor adalah Pajak yang di pungut atas kepemilikan dan

atau penguasaan kendaraan bermotor.

- Subjek Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang dapat dikenakan Pajak Daerah.

- Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut peraturan Perundang-undangan Perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak terutang, termasuk pemungut atau pemotongan pajak tertentu. - Tahun Pajak adalah Jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim

(30)

- Pajak Terutang adalah Pajak yang harus dibayar pada suatu saat dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

- Pemungutan adalah Serangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan dan penyetorannya.

- Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) adalah Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk penghitungan dan/atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah.

- Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) adalah Surat yang digunakan untuk melaporkan data subjek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta kewajiban, menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah.

- Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah Surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. - Surat Ketetapan Pajak Daerah (STPD) adalah Surat untuk melakukan tagihan

pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga bunga dan atau denda.

(31)

Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik dan atau bentuk Badan Lainnya.

1. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah

a. Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang- undang nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

c. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

d. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.

e. Perda Provinsi Sumatera Utara No.1 Tahun 2011 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

B. Subjek dan Objek Pajak Kendaraan Bermotor 1. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

(32)

Subjek pajak akan menjadi wajib pajak apabila yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah sebagai wajib pajak daerah. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Wajib Pajak Kendaraan Bermotor diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang terutang, termasuk dalam pengertian wajib pajak ini adalah pemungut atau pemotong pajak.

2. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek pajak adalah sesuatu yang dapat dijadikan sasaran pengenaan pajak. Sesuatu tersebut dapat berupa keadaan, perbuatan dan peristiwa.Karena Pajak kendaraan bermotor termasuk pajak objektif atau kebendaan, maka yang menjadi objek pajaknya adalah kebendaan benda tersebut. Dengan demikian yang dimaksud objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh orang pribadi atau badan.

Dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh :

a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

b. Kedutaan Konsulat Perwakilan Negara Asing, dan Perwakilan Lembaga- Lembaga Internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak Negara.

c. Pemerintah Kabupaten/Kota.

(33)

e. Wisatawan asing yang berada di daerah untuk jangka panjang waktu Sembilan puluh hari berturut-turut.

f. Kendaraan Bermotor yang disegel atau disita oleh Negara. g. Orang/Pribadi atau badan atas Kendaraan di atas air perintis

h. Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang memiliki kapal pandu dan kapal tunda untuk keperluan keselamatan.

C. Cara Menghitung Pajak Kendaraan Bermotor 1. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan pajak merupakan ukuran atau pengakuan nilai tertentu yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak. Nilai yang menjadi dasar pengenaan pajak tersebut harus dapat diukur. Ukuran nilai objektif adalah nilai penyerahan barang, sehingga karena berkaitan dengan pajak kendaraan bermotor, maka nilai penyerahan dapat berupa nilai jual beli, nilai tukar menukar, dan lain sebagainya. Dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor yaitu:

a. Nilai Jual Kendaraan Bermotor.

Nilai jual kendaraan bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Dalam hal harga pasaran umum atas suatu kendaraan umum tidak diketahui, nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Isi silinder dan atau satuan daya. 2. Penggunaan kendaraan bermotor. 3. Jenis kendaraan bermotor.

(34)

5. Tahun pembuatan kendaraan bermotor.

6. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diijinkan.

7. Dokoumen impor untuk jenis kendaraan tertentu

b. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar penggunaan kendaraan bermotor. Dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor tersebut akan selalu ditinjau kembali setiap tahunnya, yakni dapat dilihat melalui:

1. Tahun pembuatan adalah tahun perakitan kendaraan bermotor.

2. Nilai jual kendaraan bermotor ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum suatu kendaraan bermotor.

3. Bobot ditetapkan untuk kendaraan sebagai berikut:

a) Sedan, Jeep, Station Wagon, Sepeda Motor, dan sejenisnya sebesar 1,00. b) Mobil barang/Beban, sebesar 1,30.

c) Alat-alat Besar dan Alat-alat berat sebesar 1,00

Sedangkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) ditetapkan oleh Kepala Daerah yaitu :

a. Dasar pengenaan PKB untuk Kendaraan umum ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) dari dasar pengenaan PKB.

(35)

c. Dasar pengenaan BBN-KB khusus penyerahan pertama untuk kendaraan alat-alat berat dan alat-alat-alat-alat besar ditetapkan sebesar 40% (empat puluh persen) dari NJKB.

d. Dasar pengenaan PKB/BBN-KB untuk kendaraan alat berat dan Alat-alat besar selain kendaraan baru ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen).

2. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan pokok pajak kendaraan bermotor yang terutang, dihitung dengan cara mengalikan tarif dasar pengenaan pajak. Adapun tarif pajak kendaraan bermotor (PKB) dalam pasal 8 Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 dikenakan sebesar :

a. 1,75% (satu koma tujuh puluh lima persen) untuk kendaraan bermotor bukan umum.

b. 1% (satu persen) untuk kendaraan bermotor umum.

c. 0,2% (nol koma dua persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

d. 0,5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan ambulance, pemadam kebakaran, lembaga sosial dan keagamaan, pemerintah, TNI atau POLRI dan Pemerintah Daerah.

(36)

3. Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor

Dalam Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor yang mana perhitungannya berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (DP PKB), dihitung sebagai perkalian dua unsur pokok yaitu Nilai Jual dikali besarnya Bobot yang dikenakan, bagi orang yang memiliki kendaraan bermotor.

Dasar Pengenaan = Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Bobot PKB Terutang = Dasar Pengenaan x Tarif

atau

PKB Terutang = Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Tarif

4. Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wilayah Pemugutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang pajak kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat, saat pajak terutang dalam masa pajak, terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor.

Pada Pajak Kendaraan Bermotor, pajak terutang dikenakan untuk masa pajak selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pemungutan pajak kendaraan bermotor merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi kendaraan bermotor lainnya. Pajak kendaraan bermotor dibayar sekaligus dimuka untuk masa pajak 12 bulan ke depan. Kewajiban pajak yang berakhir sebelum 12 bulan karena sesuatu hal, maka hal tersebut berarti pajak kendaraan bermotor yang karena suatu dan lain hal jika masa

Dasar Pengenaan = Nilai Jual Kendaraan Bermotor X Bobot

PKB Terutang = Dasar Pengenaan X Tarif Atau

(37)

pajaknya tidak sampai 12 bulan, maka dapat dilakukan restitusi. Pengertian suatu dan lain hal dimaksud antara lain jika kendaraan bermotor didaftarkan di daerah lain (mutasi daerah tempat pendaftaran kendaraan bermotor) atau kendaraan bermotor yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi karena fource majeure.

Pajak kendaraan bermotor yang terutang di wilayah provinsi tempat kendaraan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya.

D. Pendaftaran dan Penilaian Pajak Pemungutan Kendaraan Bermotor 1. Pendaftaran Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor yang karena sesuatu dan lain hal berada di luar wilayah daerah tempat kendaraan bermotor terdaftar sebagaimana dimaksud di atas, selama 3 bulan berturut-turut, maka wajib didaftarkan di daerah tempat kendaraan bermotor tersebut berada.

a. Tata Cara Pendaftaran Kendaraan Bermotor

Adapun cara pendaftaran Pajak Kendaraan Bermotor dapat dilakukan dengan :

1. Mengisi Formulir SPPKB 2. Identitas

(38)

b. Untuk Badan Hukum : Salinan Akte Pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum yang bersangkutan.

3. Faktur

4. Sertifikat uji tipe, tanda bukti lulus uji tipe, sertifikat NIK dan tanda pendaftaran tipe

5. Kendaraan Bermotor yang mengalami perubahan bentuk harus melampirkan surat keterangan dari perusahaan karoseri yang mendapatkan izin.

6. Surat Keterangan bagi Kendaraan Bermotor angkutan umum yang telah memenuhi syarat.

7. Bukti Hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor. 2. Sistem Penilaian Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor

a. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan adalah suatu rangkaian yang dilakukan dari penghimpun data dari subjek pajak dan objek pajak, mengetahui tentang besarnya pajak terutang wajib pajak dan melakukan penagihan kepada wajib pajak dan Iain-lain.

Pemungutan pajak daerah pada umumnya tidak dapat diborongkan atau tidak bisa diberikan kepada pihak ketiga. Pajak Daerah dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak membayar pajak dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.

(39)

1. Lembar 1 : Wajib pajak

2. Lembar 2 : Dispenda Provinsi Sumatera Utara 3. Lembar 3 : Jasa Raharja

4. Lembar 4 : Bendaharawan Khusus Penerima

5. Lembar 5 : Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap

Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajibannya harus menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SKPD). Setelah itu kepada wajib pajak yang telah mendapat Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dapat dikeluarkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). Gubernur dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah apabila :

a. Pajak dalam tahun pajak berjalan tidak atau kurang bayar

b. Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan akibat salah hitung

c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga atau denda

Apabila WP tidak membayar pajak terutang sampai dengan jatuh tempo (selama 30 hari), maka Surat Tagihan Pajak (STP) yang disampaikan kepada Kepala Daerah akan ditambah sanksi berupa bunga sebesar 2% perbulan, berlaku selama 15 bulan sejak terutangnya pajak dan bila WP sudah mendapat Surat Tagihan Pajak (STP) tidak juga membayar pajaknya, maka Kepala Daerah dapat mengeluarkan Surat Tagihan Pajak (STP), atau dengan penagihan pajak dengan surat paksa dilaksanakan berdarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(40)

Proses pemungutan pajak kendaraan bermotor dapat diartikan sebagai kegiatan, mulai dari penghimpunan data subjek dan objek PKB, penentuan besarnya pajak terutang sampai dengan pemungutan serta pengawasan pajak kendaraan bermotor.

1. Loket I

a) PENDAFTARAN a. Pelaksana : a. POLRI

b. DIPENDA

b. Kegiatan yang dilakukan adalah : a. Pengambilan formulir SPT

b. Pengisian formulir SPT/Permohonan STNK c. Berkas

d. Menyampaikan berkas pada pengurus penelitian berkas Keterangan:

a. Jika WP ingin mengurus Pengesahan untuk 1 (satu) tahun Kendaraan Bermotornya, maka berkas yang harus dilengkapi adalah :

1. KTP (Kartu Tanda Penduduk)

2. STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) 3. BPKP (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) 4. SPT (Surat Pemberitahuan)

(41)

1. KTP 2. STNK

3. BPKP (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) 4. SPT

5. FORMULIR 6. CEK FISIK 2. LOKET II

b) PENELITIAN BERKAS 1. Pelaksana: POLRI

2. Kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Check persyaratan dan kelengkapan berkas b. Pendataan (Entry)

c. Penyampaian berkas pada penguras checking. c) PENETAPAN PAJAK

1. Pelaksana: - DIPENDA

- JASA RAHARJA

Tugas dan fungsi Dipenda dalam penetepan pajak : a. Membuat perhitungan dan penetapan pajak. b. Membuat nomor kohir.

c. Mengisi data Notice pajak.

d. Menyampaikan berkas kepada kasir.

Tugas dan fungsi Jasa Raharja dalam penetapan pajak :

(42)

Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (SWDKLLJ) dari bendaharawan SAMSAT.

b. Membuat bukti setoran uang ke Bank SUMUT. c. Membuat laporan ke Cabang Utama Jasa Raharja. d) KOREKTOR

Pelaksana: DIPENDA Tugas Dan Fungsi:

a. Final Checking

Yaitu meneliti benar atau tidaknya pengenaan pajak kendaraan bermotor. b. Meneliti data pajak dalam ketentuan pajak sementara.

c. Menyampaikan berkas ke kasir. e) PEMBAYARAN

Pelaksana: DIPENDA

Kegiatan yang dilakukan dalam pembayaran: 1. Menerima pembayaran dari WP.

2. Membukukan hasil penerimaan.

3. Mencetak SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah). 4. Menyampaikan SKPD pada loket pencetak STNK. 5. Menyampaikan berkas pada petugas arsip.

6. Menyetor hasil penerimaan ke kasir pada bendahara,

7. Menghimpun berkas yang belum dibayar ke petugas penagihan. 3. LOKET III

(43)

Peran dan Tugas : POLRI

1. Melaksanakan Pencetakan STNK (Embossing).

2. Menyampaikan SKPD / STNK ke loket pengembalian.

3. Penyerahan SKPD / STNK dan Plat Nomor Polisi kepada Wajib Pajak.

(44)

PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA UPT MEDAN UTARA

PENDAFTARAN

1. Pengambilan formulir SPT/ Permohonan SINK formulir khusus pengesahan

2. Pengisian formulir SPT 3. Berkas

4. Menyampaikan berkas pada pengurus checking

PENELITIAN BERKAS

1. Chek persyaratan dan kelengkapan berkas m 2. Pendataan (entry)

3. Menyampaikan berkas ke penetapan

PENETAPAN

1. Membuat perhitungan penetapan WP dan 2. Membuat nomor kohir

3. Mengisi data notice pajak 4. Menyampaikan berkas pada kasir

KOREKTOR

[image:44.595.102.533.155.576.2]
(45)

Sumber Data : UPT Medan Utara / Dinas Pendapatan Propinsi Sumatera Utara EMBOSSING/PENCETAK STNK

1. Melaksanakan embossing/pencetakan STNK 2. Menyampaikan SKPD / STNK ke loket

pengambilan STNK / Plat Motor L

O K E T III

POLRI

Penyerahan SKPD/STNK dan Plat Motor PEMBAYARAN

1. Menerima pemabayaran dari wajib pajak 2. Membuka hasil penerimaan

3. MencetakSKPD

4. Menyampaikan SKPD pada loket emboling /Pencetak STNK

5. Menyampaikan berkas pada petugas kartu box (Arsip)

6. Meayetor hasil penerimaan kasir pada bendahara (validasi),

7. Menyampaikan berkas yang beluk bayar ke petugas penagihan

8. Menghimpun berkas yang belum bayar

(46)

Memenuhi Kewajiban Perpajakan 1. Sanksi Bunga

Kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang bayar (SKPDKB) dikenakan sanksi Administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang, terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung saat terutangnya pajak.

2. Sanksi Denda

Dikenakan sanksi Administrasi berupa kenaikan 25% dari pokok pajak ditambah sanksi administrasi berupa sebesar 2% sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutang pajak.

3. Sanksi Pidana

Apabila Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan STPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak yang terutang.

(47)

(sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berkhir Bagian Tahun Pajak atau berkhirnya Tahun Pajak.

F. Pegajuan Keberatan dan Banding

Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk atas suatu :

1. Surat Ketetapan Pajak Daerah

2. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar 3. Surat Ketetapan Daerah Kurang Bayar Tambahan 4. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar 5. Surat Ketetapan Pajak Nihil

Dalam mengajukan keberatan WP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa dengan disertai alasan yang jelas. 2. Dalam hal WP mengajukan keberatan atas ketetapan pajak secara jabatan wajib

pajak harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak tersebut.

Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan, kecuali apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. Dan pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

(48)

Apabila jangka waktu telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang dapat diajukan tersebut dianggap dikabulkan.Jika WP menolak keputusan surat keberatan, maka WP dapat mengajukan banding ke pengadilan pajak dalam jamgka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterimanya keputusan keberatan.

G. Data Pajak Kendaraan Bermotor pada UPT Medan Utara.

(49)

PERBANDINGAN DAN TARGET PKB/BBN-KB UPTD Medan Utara tahun 2005-2010 (JANUARI-MEI)

TAHUN TARGET REALISASI PERSENTASE

2005 Rp. 913.783.254.000 Rp. 930.750.578.173 101,86%

2006 Rp. 813.690.272.500 Rp. 809.911.111.895 99,54%

2007 Rp. 823.773.306.000 Rp. 916.053.352.193 111,20%

2008 Rp. 1.051.893.571.698 Rp.1.195.188.989.007 113,62% 2009 Rp. 1.176.036.542.960 Rp. 1.006.698.908.346 85,60% 2010 Rp. 1.223.580.822.087 Rp. 1.353.332.398.878 110,60%

Sumber Data: UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara

Dari tabel 3.1 dapat diperoleh data atau informasi mengenai jumlah perbandingan target dan realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor (PKB) pada UPT Medan Utara selama 7 (tujuh) tahun berturut-turut yaitu mulai tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, hingga tahun 2010. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa secara umum kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam membayar PKB/BBN-KB sudah baik. Hal tersebut dapat kita lihat dari jumlah penerimaan dan realisasi yang telah dicapai.

1. Pada tahun 2005, target PKB adalah berjumlah Rp. 913.783.254.000 dengan realisasi PKB sebesar Rp. 930.750.578.173, dan pencapaian persentasenya sebesar 101,86%.

[image:49.595.119.520.165.377.2]
(50)

dari target yang ditentukan yakni sebesar Rp. 823.773.306.000, sehingga dapat mencapai persentase sebesar 111,20%.

4. Pada tahun 2008, target penerimaaan PKB juga masih teras meningkat dari Rp. 823.773.306.000 pada tahun 2007, menjadi Rp. 1.051.893.571.698, dengan realisasi sebesar Rp. 1.195.188.989.007, sehingga mencapai persentase sebesar 113,62%.

5. Pada tahun 2009, target penerimaan PKB juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yakni target penerimaan tahun 2009 sebesar Rp. 1.176.036.542.960, dengan pencapaian persentasenya adalah 85,60%.

6. Pada tahun 2010, target penerimaan PKB juga masih terus dalam tahap peningkatan yakni dari Rp. 1.176.036.542.960 pada tahun 2009, menjadi Rp 1.223.580.822.087 pada tahun 2010 dengan tingkat realisasi Rp 1.353.332.398.878 dengan presentase mencapai 110,60%.

(51)

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini, penulis akan membahas analisis dan evaluasi data yang bersumber dari bab-bab sebelumnya. Pada bab terdahulu telah dijelaskan secara terperinci tentang data pajak kendaraan bermotor pada UPT Medan Utara. Akan tetapi, untuk menjelaskannya penulis menguraikannya berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan berdasarkan data kualitatif disertai dengan penjelasan yang objektif dan sistematis.

A. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada UPT Medan Utara.

Dari Tabel 3.1 sebelumnya, penulis dapat memperoleh data atau informasi mengenai jumlah perbandingan target dan penerimaan pajak kendaraan bermotor (PKB) pada UPT. Medan Utara, selama 6 tahun sejak tahun 2005 s/d 2010. Penulis dapat menyimpulkan bahwa:

(52)

tahun 2005-2010 (JANUARI-MEI)

Sumber Data : UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara B. Faktor Pendukung Pencapaian Target Penerimaan Pajak Kendaraan

Bermotor di UPT Utara,

Peningkatan penerimaan PKB di UPT Medan Utara dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

1. Kerja sama dan Koordinasi yang baik.

Adanya kerjasama dan koordinasi yang baik dan tertata rapi dari instansi gabungan yakni :

a) Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU.

b) Pemerintahan Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (DIPENDASU).

c) Departemen Keuangan yaitu PTJasa Raharja Cabang Utama Medan.

d) Pemungutan PKB di UPT Medan Utara berada dalam satu kesatuan dalam pengadministrasiannya.

ibun Target Realisasi Persentase se target Kenaikan persentase

Penurunan Persesentas Tahun Target Realisasi Persentase Persentase

Target

Kenaikan persentase

(%)

Penurunan Persesentase 2005 Rp. 913.783.254.000 Rp. 930750.578.173 101,86% 100% 1,86% -

2006 Rp. 813.690.272.000 Rp. 809.911.111.895 99,54% 99,54% - 0,46%

2007 Rp.823.773.306.000 Rp. 916.053.352.193 111,20% 100% 11.20% -

2008 Rp.1.051.893.571.698 Rp.1.195.188.989.007 113,62% 100% 13,62% - 2009 Rp.1.176.036.542.960 Rp.1.006.698.908.346 85,60% 85,60% - 14,4%

[image:52.595.58.583.171.395.2]
(53)

Dengan adanya kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor, akan sangat berpengaruh besar terhadap jumlah realisasi penerimaan PKB dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

3. Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).

Wilayah Kerja UPT Medan Utara meliputi sebagian kota Medan sebagian Kabupaten Deli Serdang, yang jumlah kendaraan bermotor terbanyak untuk semua UPTD yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

4. Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi yang modem dan canggih.

UPT Medan Utara telah menggunakan sistem informasi teknologi dan informasi yang modem sejalan dengan perkembangan zaman.

C. Upaya yang dilakukan UPT Medan Utara dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Adapun upaya untuk meningkatkan penerimaan PKB antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Menyurati WP kendaraan bermotor yang menunggak PKB.

2. Melakukan pemeriksaan terhadap berkas WP, khususnya menyangkut keabsahan data WP kendaraan bermotor,

3. Melakukan himbauan kepada masyarakat melalui media massa, media cetak, maupun media elektronik. Media cetak dapat berupa brosur, spanduk, reklame, pengumuman, surat edaran dan sebagainya.

4. Melakukan razia kendaraan bermotor oleh pihak DITLANTAS POLDASU yang dilakukan secara rutin dan dadakan.

(54)

Raharja, khususnya untuk pembayaran PKB di Sumatera Utara yang dapat dilakukan melalui Bank Sumut.

6. Memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan didukung prasarana kegiatan antara lain:

a) Memberikan nomor unit pendaftaran, guna tertibnya pelayanan pendaftaran.

b)Menyediakan sarana pengatur masuk keluamya WP agar tetap tertib. c) Menyediakan papan informasi guna memberikan informasi kepada WP

tentang status proses pendaftaran.

d)Menetapkan batas waktu proses penyelesaian pemungutan PKB.

e) Menyediakan papan informasi yang berisikan denah kantor, mekanisme dan prosedur PKB, besarnya biaya dan informasi lainnya.

(55)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan Uraian dari keseluruhan isi penulisan ini, maka pada bab ini penulis akan uraikan beberapa penemuan yang dapat dijadikan kesimpulan. Selanjutnya setelah hasil kesimpulan penulis juga memberikan saran yang konstruktif pada Kantor SAMSAT Medan Utara.

A. Kesimpulan

1. Diketahui bahwa dalam Mekanisme Pemungutan dan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang dilakukan di UPT Medan Utara adalah berjalan dengan cukup baik dan juga memberikan pelayanan yang baik juga bagi Wajib Pajak (WP).

2. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di UPT Medan Utara terus menunjukkan peningkatan setiap tahun, meskipun pada tahun 2006 dan 2009 tidak mencapai target yang telah ditentukan,yang dapat dilihat pada tabel 4.1 3. Faktor-faktor Pendukung Pajak Kendaraan Bermotor, seperti kerja sama yang

baik dan pemanfaatan teknologi yang modern dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada UPT Medan Utara.

(56)

1. UPT Medan Utara dapat lebih meningkatkan keasdaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor serta peran dan fungsi Pajak Kendaraan Bermotor dalam menunjang peningkatan Penerimaan Daerah.

2. Untuk dapat mencapai target penerimaan Pajak kendaraan bermotor yang telah ditetapkan, UPT Medan Utara diharapkan senantiasa membina kerja sama yang baik dengan pihak masyarakat dan Instansi yang berkaitan.

3. Setiap kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi dalam membayar pajak, misalnya ruang tunggu yang memadai dengan sistem informasi dan teknologi yang memadai.

4. Pihak kepolisian harus sering melakukan razia agar dapat diketahui Wajib Pajak Kendaraan Bermotor yang belum melunasi PKB nya.

5. UPT Medan Utara dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dengan melakukan berbagai kegiatan bersama dengan anggota masyarakat agar masyarakat lebih menyadari kewajiban dalam membayar PKB nya.

6. Hendaknya UPT Medan Utara mempermudah prosedur pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor supaya peningkatan penerimaan pajak ini dapat tercapai, apalagi jenis Pajak Kendaraan Bermotor ini yang paling banyak dipungut dilingkungan Kantor DIPENDA.

(57)
(58)

Eugenia Liliawati Muljono, 1998, Peraturan Perundang-undangan tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, Harvarindo, Jakarta.

Muqodim, 1999, Perpajakan, Buku Satu, Edisi 2, (UII Press, Yogyakarta). Soemitro, Rachmat, 1991, Azas dan Dasar Perpajakan, PT. Eresco Bandung. Suandy, Erly, 1995, Hukum Pajak, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Waluyo, dan Wirawan B.llyas, 2002, Perpajakan Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Gambar

Tabel 2.1 UPTD PROVINSI SUMATERA UTARA
Gambar 2.1  Gambar 2.1 ORGANISASI / UPT DIPENDA MEDAN UTARA
Tabel 2.2 Gambaran Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara
Gambar 2.2 STRUKTUR ORGANISASI DIPENDA SUMATERA UTARA
+4

Referensi

Dokumen terkait

SAHRIS is presented as an innovative tool to combat heritage crime effectively in the South African context by offering a centralised, consolidated platform that provides

disebabkan karena adanya mutasi, sehingga keturunan yang dihasilkan dapat.. mempunyai kelebihan bahkan tidak memiliki kekurangan dari orangtuanya. Setiap makhluk hidup akan

Fungsi batas disini akan melakukan fungsinya jika nilai yang dicari dari algoritma depth first search telah berhasil diselesaikan dengan sempurna maka fungsi batas

2) Kegiatan diskusi memang sangat baik diterapkan dalam kegiatan pembelajaran karena melalui diskusi peserta didik di tuntut untuk berperan aktif dalam KBM baik

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menngetahui dan menganalisis hubungan variabel makro ekonomi yaitu inflasi, nilai tukar, suku bunga SBI, PDB, dan pengangguran

prediktor yang memiliki hubungan paling kuat dengan manajemen diri (  =0,402, p<0,05), dan pendidikan kesehatan tentang diabetes juga merupakan variabel. prediktor

a. Menyusun daftar nama dan nomor telepon orang, badan atau instansi yang sering berhubungan dengan Dekan. Mengatur tata ruang Dekan, tata letak buku-buku Dekan, ruang

Telah dilakukan analisa unsur hara besi yang terdapat dalam sampel tanah pada tanaman kelapa sawit di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.. Analisis besi dilakukan dengan