• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai objek PKLM dan permasalahan yang penulis hadapi selama kegiatan PKLM

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan daerah dibawah naungan Biro keuangan pada Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sumatera Utara tentang Susunan dan Tata Cara Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, maka Biro Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan. Dengan demikian, tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah menjadi Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Dengan terbentuknya SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 21 Maret 1975, maka Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Pada tanggal 1 September 1975, keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, yang sebelumnya dibawah naungan Direktorat Pendapatan Daerah, yang namanya diubah menjadi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.

Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara

tanggal 31 Maret 1976 No. 143/II/GSU dengan persetujuan Dewan Perwakilan Daerah Sumatera Utara (DPRDSU). Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976.

Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dengan membentuk cabang-cabang dinas. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara terdapat di Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri KUPD 7/7/39-26 pada tanggal 31 Maret 1978, dibentuklah cabang Dinas Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara di seluruh Kabupaten/Kotamadya tingkat II di Sumatera Utara.

Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No.061/2743/S tanggal 22 November 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat tersebut, nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah menjadi “Dinas Pendapatan Provinsi”. Cabang Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah juga menjadi “ Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara”.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor, maka pemerintah membentuk Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor yang disebut “SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP” atau selanjutnya disingkat menjadi SAMSAT.

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap adalah gabungan dari 3 instansi yang mempunyai objek dana kendaraan bermotor yang berdomisili di Sumatera Utara. Ketiga instansi tersebut adalah :

1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU. 2. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Dinas Pendapatan Daerah

Sumatera Utara (DISPENDA).

3. Departemen keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan. Pembentukan SAMSAT ini adalah bertujuan untuk :

1. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN – KB), khususnya di daerah Sumatera Utara. 2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan

dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor dan penerimaan dari sektor BBNKB.

Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada wajib pajak, Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara sampai saat ini telah membentuk 14 cabang daerah (Kabupaten/Kota) di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang tertera di dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 UPTD PROVINSI SUMATERA UTARA

NO UNIT WILAYAH KERJA

1 UPTD Medan Utara Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan

2 UPTD Medan Selatan Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu 3 UPTD Binjai Kota Binjai dan Kabupaten Langkat 4 UPTD Pematang Siantar Kota Pematang Siantar Dan Kabupaten

Simalungun

5 UPTD Kisaran Kabupatan Asahan dan Kota Tanjung Balai 6 UPTD Rantau Parapat Kabupaten Labuhan Batu

7 UPTD Padang Sidimpuan Kabupatan Tapanuli Selatan 8 UPTD Tebing Tinggi Kota Tebing

9 UPTD Kabanjahe Kabupaten Karo

10 UPTD Sibolga Kabupaten Sibolga dan Tapanuli Tengah 11 UPTD Sidikalang Kabupaten Sidikalang

12 UPTD Gunung sitoli Kabupaten Nias

13 UPTD Balige Kabupaten Toba Samosir 14 UPTD Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal

Sumber Data: UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara B. Struktur Organisasi UPT Medan Utara.

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan dalam bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis-garis besar hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi, arus tanggung jawab dan wewenang. Dalam pengertian luas, dapat diartikan bahwa Struktur organisasi

itu tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dari kelompok, dalam mencapai tujuan yang telah dilaksanakan. Kantor UPT Medan Utara menerapkan struktur lini dan staf. UPT Medan Utara dipimpin oleh seorang Kepala UPT, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha. Kepala UPT secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah. UPT Medan Utara terdiri dari 5 seksi, yaitu Seksi Bagian Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Seksi Pendapatan Lain-Lain (PPL), Seksi Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/ Air Permukaan (ABT/APU), Seksi Retribusi, Seksi Pajak Angkutan Di Atas Air/ Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3), yang dapat dilihat dalam Gambar 2.1

Gambar 2.1

ORGANISASI / UPT DIPENDA MEDAN UTARA

Sumber Data: UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Kasi PKB Kasi PLL Kasi ABT/.APU Kasi Ratribusi Kasi PA3/BBNA3 Kasubag Tata Usaha Ka.UPT

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi 1. Kepala Unit Pelaksana Teknis

Tugas dan Fungsi:

1. Melaksanakan koordinasi, kerja sama dengan pihak terkait, pembinaan pengendalian teknis dan evaluasi penggalian potensi, pemberdayaan potensi dan pemungutan Sumber Pendapatan Daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya masing-masing.

3. Menyempurnakan konsep standar-standar pendapatan potensi, pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain.

2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha Tugas dan Fungsi:

1. Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub Bagian Tata Usaha dan surat-surat dari seksi lainnya yang telah selesai diproses.

2. Mencatat dalam pembukuan pemasukan yang telah ditentukan inventaris dan Alat Tulis Kantor (ATK).

3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor. Tugas dan Fungsi:

Balik Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat.

2. Membuat laporan pembayaran penunggakan PKB dan BBNKB dengan surat

3. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan bidangnya.

4. Seksi Pendapatan Lain-Lain Tugas dan Fungsi:

1. Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelola PAD dan melaporkannya kepada UPT.

2. Menerima, menyalurkan dan mempertanggungjawabkan SPT dan Materai Leges jalur SAMSAT.

3. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan Iain-lain dan setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemaafaataa Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU)

Tugas dan Fungsi:

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU) dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PBB-KB).

2. Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan ABT/APU sesuai standar yang

3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang teknisnya.

6. Seksi Retribusi

Tugas dan Fungsi:

1. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis retribusi bagi hasil pajak dan bukan pajak, pembukuan, dan pelaporannya.

2. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data/bahan untuk penyempurnaan dan penyusunan jenis retribusi, teknis pemungutan dan tata administrasi retribusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan target retribusi.

3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala, sesuai dengan bidang teknisnya.

7. Seksi Pajak Angkutan Di Atas Air/Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3)

Tugas dan Fungsi:

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari WP mengenai Pajak Angkutan

Di Atas Air dan Bea Balik Nama Angkutan di Atas Air (PA3/BBNA3), sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku.

2. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan bidang tugasnya,

3. Memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

D. Gambaran Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (UPT Medan Utara)

Secara umum gambaran dari Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 2.2 Gambaran Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (UPTD Medan Utara)

No. JABATAN JUMLAH

1. Ka.UPT 1

2. Kasubag Tata Usaha 1

3. Staf Tata Uaha 15

4. Kepala Seksi PKB 1

5. Staf Seksi PKB 48

6. Kepala Seksi APU 1

7. Staf Seksi APU 8

8. Kepala Seksi Retribusi 1

9. Staf Seksi Retribusi 8

10 Kepala Seksi PLL 1

11. Staf Seksi PLL 3

JUMLAH 88

Kepala Dinas Wkl. Kepala Dinas Bagian Tata Usaha Fungsional Subbag UmKap Subbag Kepeg Subbag

Keu Subbag org.hki

Subdis PKB /KAA Subdis Pjk ABT/APU & PBB-KB Subdis Ret /PLL Subdis Dalbin Subdis Binram Seksi Perencanaan & .gembangan seksi Penyuluhan Seksi Evaluasi Seksi Teknis Perpajakan Seksi Sengketa Pjk & K b t Seksi Pembukuan & Pelaporan Seksi Teknis Perpajakan Iain lain Seksi Sengketa Pjk & Keberatan Seksi Pembukuan & Pelaporan Seksi teknis Retribusi Seksi Bagi basil Pjk / Bukan Pajak Seksi penerimaan Iain-lain Seksi Pengendalian Keu Seksi Pengendalian Aparat Plks Seksi Pembinaan Teknis Adm

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

A. Ketentuan

- Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah. - Kendaraan Bermotor adalah Semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta

gandengannya yang digunakan di semua jenis darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi gerak kendaraan bermotor. - Pajak Kendaraan Bermotor adalah Pajak yang di pungut atas kepemilikan dan

atau penguasaan kendaraan bermotor.

- Subjek Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang dapat dikenakan Pajak Daerah.

- Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut peraturan Perundang-undangan Perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak terutang, termasuk pemungut atau pemotongan pajak tertentu. - Tahun Pajak adalah Jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim

kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.

- Pajak Terutang adalah Pajak yang harus dibayar pada suatu saat dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

- Pemungutan adalah Serangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan dan penyetorannya.

- Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) adalah Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk penghitungan dan/atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah.

- Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) adalah Surat yang digunakan untuk melaporkan data subjek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta kewajiban, menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah.

- Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah Surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. - Surat Ketetapan Pajak Daerah (STPD) adalah Surat untuk melakukan tagihan

pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga bunga dan atau denda.

- Badan adalah Sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi PT, CV. Perseroan lainnya, BUMN, atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan,

Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik dan atau bentuk Badan Lainnya.

1. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah

a. Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang- undang nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

c. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

d. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.

e. Perda Provinsi Sumatera Utara No.1 Tahun 2011 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

B. Subjek dan Objek Pajak Kendaraan Bermotor 1. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

Secara umum yang disebut sebagai Subjek Pajak bagi pajak daerah adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak. Berkaitan dengan pajak kendaraan bermotor, maka yang disebut subjek pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor. Pengertian memiliki berarti orang yang bersangkutan mempunyai hak sepenuhnya atas kepemilikan dan penggunaan atau pemanfaatan dari kendaraan tersebut. Sedangkan menguasai kendaraan berarti orang yang yang bersangkutan hanya dapat memanfaatkan dan menggunakan saja kendaraan bermotor tersebut tanpa memiliki.

Subjek pajak akan menjadi wajib pajak apabila yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah sebagai wajib pajak daerah. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Wajib Pajak Kendaraan Bermotor diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang terutang, termasuk dalam pengertian wajib pajak ini adalah pemungut atau pemotong pajak.

2. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek pajak adalah sesuatu yang dapat dijadikan sasaran pengenaan pajak. Sesuatu tersebut dapat berupa keadaan, perbuatan dan peristiwa.Karena Pajak kendaraan bermotor termasuk pajak objektif atau kebendaan, maka yang menjadi objek pajaknya adalah kebendaan benda tersebut. Dengan demikian yang dimaksud objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh orang pribadi atau badan.

Dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh :

a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

b. Kedutaan Konsulat Perwakilan Negara Asing, dan Perwakilan Lembaga- Lembaga Internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak Negara.

c. Pemerintah Kabupaten/Kota.

d. Pabrikan atau importir kendaraan bermotor baru yang semata-mata digunakan untuk pameran, untuk dijual, dan tidak dipergunakan dalam lalu lintas bebas.

e. Wisatawan asing yang berada di daerah untuk jangka panjang waktu Sembilan puluh hari berturut-turut.

f. Kendaraan Bermotor yang disegel atau disita oleh Negara. g. Orang/Pribadi atau badan atas Kendaraan di atas air perintis

h. Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang memiliki kapal pandu dan kapal tunda untuk keperluan keselamatan.

C. Cara Menghitung Pajak Kendaraan Bermotor 1. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan pajak merupakan ukuran atau pengakuan nilai tertentu yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak. Nilai yang menjadi dasar pengenaan pajak tersebut harus dapat diukur. Ukuran nilai objektif adalah nilai penyerahan barang, sehingga karena berkaitan dengan pajak kendaraan bermotor, maka nilai penyerahan dapat berupa nilai jual beli, nilai tukar menukar, dan lain sebagainya. Dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor yaitu:

a. Nilai Jual Kendaraan Bermotor.

Nilai jual kendaraan bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Dalam hal harga pasaran umum atas suatu kendaraan umum tidak diketahui, nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Isi silinder dan atau satuan daya. 2. Penggunaan kendaraan bermotor. 3. Jenis kendaraan bermotor.

5. Tahun pembuatan kendaraan bermotor.

6. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diijinkan.

7. Dokoumen impor untuk jenis kendaraan tertentu

b. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar penggunaan kendaraan bermotor. Dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor tersebut akan selalu ditinjau kembali setiap tahunnya, yakni dapat dilihat melalui:

1. Tahun pembuatan adalah tahun perakitan kendaraan bermotor.

2. Nilai jual kendaraan bermotor ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum suatu kendaraan bermotor.

3. Bobot ditetapkan untuk kendaraan sebagai berikut:

a) Sedan, Jeep, Station Wagon, Sepeda Motor, dan sejenisnya sebesar 1,00. b) Mobil barang/Beban, sebesar 1,30.

c) Alat-alat Besar dan Alat-alat berat sebesar 1,00

Sedangkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) ditetapkan oleh Kepala Daerah yaitu :

a. Dasar pengenaan PKB untuk Kendaraan umum ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) dari dasar pengenaan PKB.

b. Dasar pengenaan PKB kendaraan baru untuk alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan sebesar 40% (empat puluh persen) dari nilai jual kendaraan bermotor.

c. Dasar pengenaan BBN-KB khusus penyerahan pertama untuk kendaraan alat-alat berat dan alat-alat-alat-alat besar ditetapkan sebesar 40% (empat puluh persen) dari NJKB.

d. Dasar pengenaan PKB/BBN-KB untuk kendaraan alat berat dan Alat-alat besar selain kendaraan baru ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen).

2. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan pokok pajak kendaraan bermotor yang terutang, dihitung dengan cara mengalikan tarif dasar pengenaan pajak. Adapun tarif pajak kendaraan bermotor (PKB) dalam pasal 8 Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 dikenakan sebesar :

a. 1,75% (satu koma tujuh puluh lima persen) untuk kendaraan bermotor bukan umum.

b. 1% (satu persen) untuk kendaraan bermotor umum.

c. 0,2% (nol koma dua persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

d. 0,5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan ambulance, pemadam kebakaran, lembaga sosial dan keagamaan, pemerintah, TNI atau POLRI dan Pemerintah Daerah.

Berikut ini adalah contoh perhitungan pajak kendaraan bermotor dengan jenis (merek) kendaraan bermotor adalah : YAMAHA XJ 600 VIRAGO, dengan tahun pembuatan adalah tahun 1988. Dasar pengenaan pajak menurut SK Mendagri Nomor 11 Tahun 2002, dikenakan Rp.62.600.000,-. Maka, besarnya pajak yang dikenakan adalah: 1,5 % x Rp.62.600.000,- = Rp.939.000,-

3. Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor

Dalam Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor yang mana perhitungannya berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (DP PKB), dihitung sebagai perkalian dua unsur pokok yaitu Nilai Jual dikali besarnya Bobot yang dikenakan, bagi orang yang memiliki kendaraan bermotor.

Dasar Pengenaan = Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Bobot PKB Terutang = Dasar Pengenaan x Tarif

atau

PKB Terutang = Nilai Jual Kendaraan Bermotor x Tarif

4. Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wilayah Pemugutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang pajak kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat, saat pajak terutang dalam masa pajak, terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor.

Pada Pajak Kendaraan Bermotor, pajak terutang dikenakan untuk masa pajak selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pemungutan pajak kendaraan bermotor merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi kendaraan bermotor lainnya. Pajak kendaraan bermotor dibayar sekaligus dimuka untuk masa pajak 12 bulan ke depan. Kewajiban pajak yang berakhir sebelum 12 bulan karena sesuatu hal, maka hal tersebut berarti pajak kendaraan bermotor yang karena suatu dan lain hal jika masa

Dasar Pengenaan = Nilai Jual Kendaraan Bermotor X Bobot

PKB Terutang = Dasar Pengenaan X Tarif Atau

pajaknya tidak sampai 12 bulan, maka dapat dilakukan restitusi. Pengertian suatu dan lain hal dimaksud antara lain jika kendaraan bermotor didaftarkan di daerah lain (mutasi daerah tempat pendaftaran kendaraan bermotor) atau kendaraan bermotor yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi karena fource majeure.

Pajak kendaraan bermotor yang terutang di wilayah provinsi tempat kendaraan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya.

D. Pendaftaran dan Penilaian Pajak Pemungutan Kendaraan Bermotor 1. Pendaftaran Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor yang karena sesuatu dan lain hal berada di luar wilayah daerah tempat kendaraan bermotor terdaftar sebagaimana dimaksud di atas, selama 3 bulan berturut-turut, maka wajib didaftarkan di daerah tempat kendaraan bermotor tersebut berada.

a. Tata Cara Pendaftaran Kendaraan Bermotor

Adapun cara pendaftaran Pajak Kendaraan Bermotor dapat dilakukan dengan :

1. Mengisi Formulir SPPKB 2. Identitas

a. Untuk perorangan : KTP + 1 lembar fotokopi surat kuasa bagi yang berhalangan hadir melampirkan surat kuasa.

b. Untuk Badan Hukum : Salinan Akte Pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum yang bersangkutan.

3. Faktur

4. Sertifikat uji tipe, tanda bukti lulus uji tipe, sertifikat NIK dan tanda pendaftaran tipe

5. Kendaraan Bermotor yang mengalami perubahan bentuk harus melampirkan surat keterangan dari perusahaan karoseri yang mendapatkan izin.

6. Surat Keterangan bagi Kendaraan Bermotor angkutan umum yang telah memenuhi syarat.

7. Bukti Hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor. 2. Sistem Penilaian Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor

a. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan adalah suatu rangkaian yang dilakukan dari penghimpun data dari subjek pajak dan objek pajak, mengetahui tentang besarnya pajak terutang wajib pajak dan melakukan penagihan kepada wajib pajak dan Iain-lain.

Dokumen terkait