• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Mekanisme Penerimaan dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Pematangsiantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Mekanisme Penerimaan dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Pematangsiantar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Sebagai perwujudan cita-cita nasional bangsa indonesia berdasarkan pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencapai masyarakat yang adil dan makmur,

maka pembangunan di segala aspek harus dilaksanakan. Kegiatan pembangunan di

tingkat nasional dan daerah merupakan satu kesatuan rangkaian pembangunan yang

integral dan tidak dapat dipisahkan. Dalam hal ini pemerintah mengandalkan sektor

pajak sebagai sumber penerimaan terbesar guna membiayai pembangunan tersebut.

Hal ini terlihat jelas dalam kenyataannya, penerimaan Negara dari sektor pajak dari

tahun ke tahun semakin meningkat dan sejalan dengan hal tersebut peranan pajak

sebagai penopang program pembangunan nasional.

Saat ini pemerintah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan yang ditetapkan

dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

pemerintah pusat dan daerah. Pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar suatu

(2)

menggali sumber keuangan sendiri dan untuk meningkatkan daya guna dan hasil

guna penyelenggaraan pemerintah daerahnya dan pelayanan masyarakatnya.

Untuk membiayai rumah tangganya sendiri, pemerintah sendiri telah

menetapkan Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan

berdasarkan ketetapan yang berlaku. Pada Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi daerah, dimana diberi kewenangan yang lebih

besar kepada daerah untuk pemungutan pajak daerahnya sendiri dan dapat

meningkatkan akuntabilitas daerah.

Dilihat dari perkembangan teknologi sekarang ini, dimana masyarakat

semakin banyak memiliki kendaraan bermotor untuk menjalankan aktivitas

sehari-hari. Oleh karena itu, pajak kendaraan bermotor menjadi primadona dalam

memberikan pemasukan dan pendapatan yang lebih besar dari pada jenis-jenis pajak

daerah lainnya.

Dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor ini, besarnya

jumlah pajak yang terutang ditetapkan dan dihitung oleh fiskus sebagai pemungut

pajak kendaraan bermotor. Sedangkan wajib pajak mempunyai tanggung jawab untuk

menyetor besarnya jumlah pajak yang terutang. Sistem inilah disebut system official assessment. Dari sistem ini terlihat bahwa pihak fiskus mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan ketentuan perundang-undangan perpajakan

(3)

Dalam menjalankan kewajiban membayar pajak kendaraan bermotor, wajib

pajak memerlukan sarana administrasi yang jelas dan mengetahui dengan jelas

prosedur untuk menyampaikan serta memenuhi kewajiban tersebut. Sarana tersebut

adalah surat pemberitahuan pajak daerah (SPTPD). Dengan mengetahui dan

menguasai prosedur dan tata cara pengisian SPTPD, maka diharapkan agar tidak

terjadi kesalahan dan ketimpangan yang sering dilakukan oleh wajib pajak dalam

memenuhi dan menjalankan kewajibannya. minimnya pengetahuan wajib pajak

dalam melakukan penghitungan pajak kendaraan bermotor, menyebabkan terjadinya

kesalahan dalam sistem administrasi.

Salah satu usaha untuk mengenal lebih dalam mengenai objek masalah

tersebut tidak hanya dengan kajian teoritis tetapi juga harus mengacu pada praktek

kerja lapangan yang nyata, yang selanjutnya disebut PKLM. Dalam hal ini kantor

SAMSAT adalah sarana yang tepat untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman

yang praktis dilapangan yang secara langsung berhubungan dengan objek penelitian

yang akan diteliti. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

mahasiswa diharapkan dapat mengetahui Mekanisme Penerimaan dan Pemungutan

Pajak Kendaraan Bermotor dan kendala apa saja yang dihadapi oleh kantor SAMSAT

(4)

Hal inilah yang menjadi dasar penulis dalam melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan Mandiri (PKLM), dengan mengambil judul tentang : “Mekanisme Penerimaan dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Pematangsiantar”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang

wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas

Sumatera Utara.

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :

1.1 Untuk mengetahui bagaimana kebijaksanaan dan mekanisme (tata cara)

dalam penerimaan dan pemungutan pajak kendaraan bermotor di kantor

SAMSAT siantar.

1.2 Untuk mengetahui tata cara penghitungan dan pengenaan pajak kendaraan

bermotor di kantor SAMSAT siantar.

1.3 Untuk mengetahui factor pendukung yang mempengaruhi penerimaan

(5)

1.4 Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pajak

kendaraan bermotor di kantor SAMSAT siantar.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2.1Bagi mahasiswa

a. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh diperkuliahan,

khususnya di program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera utara

(FISIP USU), ke dalam permasalahan yang dihadapi dalam PKLM di

kantor SAMSAT siantar, dan ikut bergabung dalam lingkungan kerja

di instansi tersebut.

b. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan pada Dinas Pendapatan

Daerah Provinsi Sumatera khususnya fungsi dan tugas dari pada dinas

yang bersangkutan.

c. Guna mendorong Mahasiswa untuk belajar mengetahui bagaimana

situasi dunia kerja yang sebenarnya dan menjadikan mahasiswa

sebagai tenaga ahli yang siap pakai.

d. Meningkatkan aktifitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan

melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

e. Menyiapkan Mahasiswa sebagai tenaga baru yang terampil dan

(6)

2.2Bagi Kantor SAMSAT Pematangsiantar

a. Meningkatkan hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara,

khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU).

b. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam

meningkatkan kualitas SDM.

c. Dengan dilaksanakannya PKLM, bagi mahasiswa dituntut

sumbangsihnya terhadap instansi tersebut, baik berupa saran maupun

kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan

untuk meningkatkan kinerja yang baik di lingkungan instansi tersebut,

khususnya dalam penanganan pajak kendaraan bermotor.

d. Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga yang terampil yang

sesuai dengan keahliannya dan nantinya merupakan tenaga ahli yang

siap pakai sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.

2.3Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU

a. Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan

semasa perkuliahan.

b. Meningkatkan kurikulum tepat guna sehingga mampu mencapai

standar mutu pendidikan.

(7)

d. Mempromosikan sumber daya Universitas, khususnya di program

Studi Diploma III Administrasi Perpajakan USU.

C. Uraian Teoritis

1. Defenisi

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Bahwasanya pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang

penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Bahwa dalam rangka

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah perlu

dilakukan perluasan objek pajak daerah dan retribusi daerah dan pemberian

dikresi dalam penetapan tarif.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah,

memberikan definisi pajak kendaraan bermotor. Yang dimaksud dengan pajak

kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta

gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh

peralatan teknis berupa motor dan peralatan lainnya yang berfungsi untuk

(8)

bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak. Adapun

yang dikecualikan dari pengertian pajak kendaraan bermotor adalah :

a. Kereta api;

b. Kendaraan bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan

pertahanan dan keamanan Negara;

c. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat,

perwakilan Negara asing dengan azas timbale balik dan lembaga-lembaga

internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah;

dan

d. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam peraturan daerah.

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah.

2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah Adapun dasar hukum pemungutan pajak, yaitu:

a. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusui Daerah.

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2001 tentang

(9)

c. Undang-Undang nomor 25 tahun 1999 yang telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan

pemerintah daerah.

d. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 tentang

pajak Kendaraan Bermotor.

3. Objek, Subjek, Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat PKB adalah

pajak yang dipungut atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor.

Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan

kendaraan bermotor. Adapun yang dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan

bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor oleh:

a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

b. Kedutaan, Konsulat, Perwakilan Negara Asing, dan perwakilan

lembaga-lembaga internasional dengan asaa timbal balik.

c. Pabrikan atau importer yang semata-mata disediakan untuk dipamerkan atau

tidak untuk dijual dan tidak dipergunakan dalam lalu lintas jalan bebas.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak

Daerah, yang menjadi subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau

badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor. Yang menjadi

wajib pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki

(10)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun ruang lingkup PKLM, yaitu :

1. Tata cara pemenuhan kewajiban pajaknya bagi wajib Pajak Kendaraan

Bermotor.

2. Penentuan Objek dan Subjek Pajak serta Cara Penghitungan Pajak

Kendaraan bermotor.

3. Persyaratan Administrasi yang wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak

Kendaraan Bermotor bagi warga yang memiliki dan/atau menguasai

Kendaraan Bermotor.

4. upaya-upaya yang dilakukan SAMSAT Pematang Siantar dalam

meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam PKLM adalah disini

penulis akan berusaha semaksimal mungkin dalam menggeluti hal-hal yang

berkaitan dengan mekanisme (cara kerja) yang berasal dari kantor SAMSAT

Pematang Siantar sebagai bahan referensi untuk mengetahui dan mendalami

Mekanisme Penerimaan dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada

(11)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun metode yang digunakan dalam praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM) adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pengajuan

judul, meneentukan judul, pemilihan objek pajak dan lokasi PKLM di kantor

SAMSAT Pemetang Siantar, mencari bahan untuk pembuatan laporan hingga

melakukan konsultasi dengan pihak jurusan dan dengan dosen pembimbing

serta penyusunan proposal PKLM.

2. Studi Literatur

Penulis melakukan studi literature ke berbagai sumber bacaan yang berkaitan

dengan judul dari proposal tersebut seperti buku, karya ilmiah, artikel,

majalah, serta media massa lainnya.

3. Observasi Lapangan

Mencari data dan informasi dengan mengikuti PKLM di kantor SAMSAT

siantar serta mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah

(12)

4. Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data dan informasi yang relevan dengan

objek PKLM. Data tersebut dapat berupa data primer yang diperoleh dari

pihak yang berkompeten mengenai pajak kendaraan bermotor, melalui

wawancara dan pengamatan, serta data sekunder yang diperoleh dari data-data

dokumentasi untuk menunjang keberhasilan dari topic yang akan dibahas,

dalam hal ini data yang bersumber dari buku, undang-undang, serta referensi

yang diperoleh dari kantor SAMSAT Pematang Siantar.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Penulis menganalisis dan mengevaluasi data mengenai mekanisme

penerimaan dan pemungutan pajak kendaraan bermotor yang akan menjadi

hasil dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data berupa :

1. Daftar Wawancara (Interview Guide)

Yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap petugas kantor

(13)

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu studi yang dilakukan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati

secara langsung di kantor SAMSAT Siantar dengan berpedoman yang berlaku

pada instansi.

3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Daftar dokumentasi dapat berupa struktur organisasi kantor SAMSAT

Pematang Siantar dan dokumentasi yang lain sebagai pelengkap dari laporan

PKLM.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir ialah

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang

menjadi dasar penyusunan laporan, tujuan dan manfaat PKLM,

(14)

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara umum lokasi PKLM yaitu

kantor SAMSAT Pemetang Siantar, struktur organisasi, Uraian

Tugas Pokok dan Fungsi, serta gambaran petugas/ pegawai instansi.

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai pengertian, ketentuan

umum, objek dan subjek pajak, serta tata cara penerimaan dan

pemungutan pajak kendaraan bermotor.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang analisa dan evaluasi

terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan Praktik

Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan

saran-saran mengenai objek PKLM dan permasalahan yang penulis hadapi

selama kegiatan PKLM.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang posyandu lansia, sikap terhadap posyandu lansia, dukungan keluarga dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk

Fungsi batas disini akan melakukan fungsinya jika nilai yang dicari dari algoritma depth first search telah berhasil diselesaikan dengan sempurna maka fungsi batas

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menngetahui dan menganalisis hubungan variabel makro ekonomi yaitu inflasi, nilai tukar, suku bunga SBI, PDB, dan pengangguran

prediktor yang memiliki hubungan paling kuat dengan manajemen diri (  =0,402, p<0,05), dan pendidikan kesehatan tentang diabetes juga merupakan variabel. prediktor

a. Menyusun daftar nama dan nomor telepon orang, badan atau instansi yang sering berhubungan dengan Dekan. Mengatur tata ruang Dekan, tata letak buku-buku Dekan, ruang

Telah dilakukan analisa unsur hara besi yang terdapat dalam sampel tanah pada tanaman kelapa sawit di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.. Analisis besi dilakukan dengan

Distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap perilaku caring perawat berdasarkan sub variabel caring di Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta, pada sub variabel

Interview dilaksanakan untuk mendiskusikan bagaimana sumber penghidupan mereka terstruktur berdasar prioritas mereka, termasuk di dalamnya : siapa yang menyediakan tenaga kerja