ANALISIS PENERIMAAN DENDA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) MELALUI LAYANAN SAMSAT GERAI TEMBUNG
TERHADAP PENDAPATAN DENDA PKB KANTOR UPT SAMSAT MEDAN UTARA
PUTRI HIJAU MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh: IRFAN H S SIREGAR
112101035
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA :IRFAN HALIM SYAHPUTRA SIREGAR
NIM :112101035
PROGRAM STUDI :DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL :ANALISIS PENERIMAAN DENDA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) MELALUI LAYANAN SAMSAT GERAI TEMBUN TERHADAP PENDAPATAN DENDA PKB KANTOR UPT SAMSAT MEDAN UTARA PUTRI HIJAU MEDAN
Tanggal ...2014 Dosen Pembimbing
(Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si NIP.1976902140 200501 1 002
)
Tanggal...2014 Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan
(Dr. Yeni Absah, SE, M.Si) NIP. 19741123 200012 2 001
Tanggal...2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, berkat, dan karunia serta hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir
ini berjudul “ Analisis Penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
melalui Layanan SAMSAT Gerai Tembung Terhadap Pendapatan Denda PKB Kantor UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau Medan ”.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa masih
jauh dari kata sempurna baik dari segi tata bahasa ataupun dari tata cara
penulisannya karena kemampuan dan keterbatasan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan saran pembaca
yang bersifat membangun.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa adanya bantuan moril maupun materil dari banyak pihak. Maka
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada
Ibunda penulis Hj. Misnawarni Nasution terkasih yang tidak henti-hentinya
mencurahkan perhatian, kasih sayang, nasehat dan doanya kepada penulis. Serta
kepada saudara – saudara penulis yang selalu mendukung dan mendoakan. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas
ii
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, Msi selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Dosen dan staf pengajar serta pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
5. Seseorang yang sangat spesial bagi penulis Astria Maharani Saragih, dan
teman-teman seperjuangan terimakasih atas doa, dukungan, waktu, motivasi
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
baik.
6. Bapak Muhammadin Lubis selaku Kepala dan Bapak Ibrahim Ichsan Hrp.
S.Sos selaku Kasubag Tata Usaha UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau
yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini dan penulis berharap semoga
Tugas Akhir ini bisa bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
kita semua.
Medan, Juli 2014
Penulis,
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau ... 10
B. Struktur Organisasi UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau ... 17
C. Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara . 19 D. Kinerja Terkini Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara ... 21
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Pajak ... 26
B. Sumber Pendapatan Daerah ... 27
C. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) ... 29
D. Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) ... 33
E. Sistem Penerimaan Layanan SAMSAT Gerai Tembung ... 34
iv BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
Tabel 1.1 Penerimaan Denda PKB SAMSAT Bus Keliling ... 4
Tabel 1.2 Penerimaan Denda PKB SAMSAT Corner ... 5
Tabel 1.3 Penerimaan Denda PKB SAMSAT Drive Thru ... 6
Tabel 1.4 Penerimaan Denda PKB SAMSAT Gerai ... 7
Tabel 3.1 Realisasi Penermiaan Denda PKB SAMSAT Gerai Tembung ... 35
Tabel 3.2 Hasil Uji SPSS ... 36
Tabel 3.3 Realisasi Pendapatan Denda PKB SAMSAT Medan Utara ... 37
Tabel 3.4 Realisasi Penerimaan Denda PKB SAMSAT Gerai Tembung Terhadap Realisasi Pendapatan Denda PKB SAMSAT Medan Utara Tahun 2013 ... 38
Tabel 3.5 Hasil Uji SPSS (Model Summary) ... 43
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi UPT SAMSAT Medan Utara Putri
Hijau Medan ... 17
Gambar 2.2 UPT SAMSAT Medan Utara ... 22
Gambar 2.3 Layanan SAMSAT Corner ... 22
Gambar 2.4 SAMSAT Gerai Tembung ... 23
Gambar 2.5 Layanan SAMSAT Bus Keliling... 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula
dengan kebijakan-kebijakan di bidang pajak. Oleh karena itu, pajak merupakan
fenomena yang selalu berkembang di masyarakat, khususnya pengenaan Pajak
Kendaraan Bermotor, dan bila berbicara mengenai pajak, maka terdapat dua pihak
yang selalu bersinggungan yaitu pemerintah di satu pihak dan masyarakat di pihak
lain. Secara umum pajak masih kurang popular di kalangan masyarakat Hal ini
bisa dimaklumi karena pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor
privat ke sektor publik, yang mana masyarakat merasa terbebani oleh pengenaan
pajak tersebut. Pemerintah maupun masyarakat mempunyai posisi yang sama
kuatnya untuk menentukan bagaimana sebaiknya pajak harus ditetapkan, sehingga
pemenuhan kewajiban perpajakan dapat dilaksanakan dengan taat asas, dalam hal
ini siapa yang dikenakan pajak, apa yang dikenakan pajak, kapan dikenakan
pajak, berapa jumlah pajak yang harus dibayar sesuai tarif pajak yang ditentukan
berdasarkan Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Khususnya Pajak Kendaraan Bermotor.
Adanya perbedaan persepsi antara pemerintah dan masyarakat, bukanlah
hal yang mudah untuk menyamakan persepsi tersebut, agar pengenaan dan
penarikan pajak dapat berjalan sebagaimana mestinya harus didukung oleh suatu
2
kita, pajak dikelola oleh Pemerintah Pusta dan Pemerintah Daerah Pajak yang
dikelola.
Pemerintah Pusat merapakan Sumber Penerimaan Negara (APBN)
sedangkan pajak yang dikelola Pemerintah Daerah sebagai Penerimaan Daerah
(APBD). Berdasarkan Undang-undang, masing-masing jenis pajak telah
ditetapkan dengan jelas siapa yang menjadi Subjek Pajak dan apa yang menjadi
Objek Pajaknya dan berapa Tarif Pajak yang berlaku sesuai dengan aturan yang
ada. Dalam hal ini, aturan yang ditetapkan dalam UU No. 22 Tahun 1999 yang
telah diubah.
Pajak daerah merupakan salah satu sumbangsih terbesar terhadap
penerimaan kas daerah, diantaranya yaitu Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan atau
penguasaan kendaraan bermotor (http: dispenda.go.id/9 April 2014/17.30).
Pemungutan pajak daerah adalah usaha pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dasar hukum pengenaan Pajak
Kendaraan Bermotor tercantum di dalam Undang-Undang No. 34 Tahun 2000
yang merupakan perubahan atas Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Untuk menarik minat masyarakat membayar pajak dan untuk
meningkatkan PAD, Pemerintah Daerah melakukan program yang dinilai
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan PAD. Untuk
melaksanakan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Pemerintah tidak selalu
tidak taat pajak dan adanya kepemilikan kendaraan secara tidak sah (kepemilikan
kendaraan tanpa surat-surat yang lengkap).
Dengan demikian, sering kali para wajib pajak menunda membayar pajak
yang menyebabkan terjadinya denda pajak. Menurut kamus besar Bahasa
Indonesia “ Denda ” adalah hukuman/ uang yang harus dibayarkan dalam jumlah
tertentu (http: www.bimbingan.org/9 April 2014/17.45). Pengertian denda
menurut Hukum adalah bentuk hukuman yang melibatkan uang yang harus
dibayarkan dalam jumlah tertentu (http: www.anneahira.com/9 April 2014/18.05).
Dalam hal ini yang dimaksud adalah Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
yang terjadi apabila wajib pajak terlambat dalam membayar pajak. Keterlambatan
pembayaran pajak yang melampaui saat jatuh tempo yang ditetapkan dalam Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dikenakan denda sebesar 25% dari pokok pajak.
Untuk memungut Pajak Kendaraan Bermotor, pemerintah daerah Kota
Medan menyelenggarakan pelayanan kepada wajib pajak melalui Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) yang meliputi beserta data
penerimaan denda pajak kendaraan bermotor melalui layanan – layanan tersebut :
1. SAMSAT Bus Keliling
Pada layanan SAMSAT Bus Keliling ini terdapat dua jenis operasi
layanan, yaitu layanan SAMSAT Bus Keliling 1 dan layanan SAMSAT Bus
Keliling 2, berikut adalah tabel data penerimaan layanan SAMSAT Bus Keliling 1
dan 2 pada tahun 2013 yang dimulai dari bulan Januari sampai dengan Desember
4
Tabel 1.1
Data Penerimaan Denda PKB SAMSAT Bus Keliling Tahun 2013
9 September 1.706.213.860
10 Oktober 27.403.337
11 Nopember 49.272.840
12 Desember 86.439.538
Jumlah 2.883.579.523
Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara
2. SAMSAT Corner
Layanan SAMSAR Corner ini salah satu bentuk layanan pembayaran
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang disediakan oleh SAMSAT Medan Utara
sebagai cara mudah bagi masyarakat dalam membayar pajak mereka tanpa harus
jauh – jauh datang ke UPT SAMSAT Medan Utara yang terletak di Jalan Putri
Fair. Berikut data penerimaan dari layanan tersebut mulai dari Januari sampai
Desember Tahun 2013.
Tabel 1.2
Data Penerimaan Denda PKB SAMSAT Corner Tahun 2013
Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara
3. SAMSAT Drive Thru
Pada layanan ini terdapat 2 jenis layanan, yaitu SAMSAT Drive Thru dan
layanan SAMSAT Drive Thru Bank Sumut. Berikut data penerimaan denda Pajak
Kendaraan Bermotor dari kedua layanan tersebut pada Tahun 2013.
No Bulan Penerimaan Denda
PKB (Rp)
9 September 5.048.335.220
10 Oktober 157.562.210
11 Nopember 147.665.415
12 Desember 162.909.093
6
Tabel 1.3
Data Penerimaan Denda PKB SAMSAT Drive Thru Tahun 2013
No Bulan Penerimaan Denda
PKB (Rp)
9 September 4.293.796.426
10 Oktober 116.877.045
11 Nopember 93.800.791
12 Desember 83.409.463
Jumlah 6.011.113.220
Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara
4. SAMSAT Gerai
SAMSAT Gerai merupakan salah satu layanan yang populer di kalangan
masyarakat karena mudahnya akses untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) tanpa harus datang ke kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) SAMSAT
MEDAN UTARA terdiri dari 2 lokasi, yaitu: SAMSAT Gerai Tembung dan
SAMSAT Gerai Marelan. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin menganalisis
Penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Melalui Layanan SAMSAT
Gerai Tembung terhadap Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.
Berikut data penerimaan dari kedua layanan SAMSAT Gerai Tembung dan
layanan SAMSAT Gerai Marelan pada tahun 2013, mulai dari bulan Januari
sampai bulan Desember 2013.
Tabel 1.4
Data Penerimaan Denda PKB SAMSAT Gerai Tahun 2013
No Bulan Penerimaan Denda
PKB (Rp)
9 September 2.784.062.246
10 Oktober 153.072.131
11 Nopember 126.053.183
12 Desember 147.080.261
Jumlah 4.698.080.202
8
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana Sistem Penerimaan Denda PKB melalui Layanan SAMSAT
Gerai Tembung?
2. Seberapa Besar Pendapatan Denda PKB pada Kantor Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan?
3. Apakah Sistem Penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada
Layanan SAMSAT Gerai Tembung berpengaruh terhadap Penerimaan
Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada UPT SAMSAT Medan
Utara Putri Hijau? .
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis dan mengevaluasi penerimaan Denda PKB yang
diperoleh melalui salah satu layanan SAMSAT yaitu Layanan SAMSAT
Gerai Tembung terhadap realisasi pendapatan Denda PKB pada Kantor
SAMSAT Putri Hijau Medan.
2. Untuk dapat mengetahui bagaimana penetapan Pajak Kendaraan Bermotor dan
Denda Pajak Kendaraan Bermotor yang menunjukkan seberapa besar
keberhasilan program pemerintah menarik minat masyarakat untuk membayar
3. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan pada Program
Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Sumatera
Utara.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Bagi Penulis
Penulisan ini bermanfaat dalam mengembangkan wawasan dan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh oleh penulis.
2. Bagi Instansi
Hasil penulisan ini untuk memberikan masukan mengenai penerimaan
Denda Pajak Kendaraan Bermotor melalui Layanan SAMSAT Gerai Tembung
terhadap Pendapatan Denda PKB Kantor SAMSAT Putri Hijau Medan.
3. Bagi Akademisi
Hasil penulisan ini diharapkan dapat disajikan sebagai bahan referensi
10
BAB II
PROFIL INSTANSI
A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya
mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan daerah di bawah Biro Keuangan
pada Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya berdasarkan
Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor
102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang Susunan Organisasi dan Tata Cara
Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara maka Biro Keuangan
ditingkatkan menjadi “Direktorat Keuangan”.
Dengan demikian, tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah menjadi
Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah. Dengan terbitnya Surat Keputusan
(SK) Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU, maka
terhitung sejak 1 April 1975 Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan
menjadi “Direktorat Pendapatan Daerah”. Pada tanggal 1 September 1975 Nomor
KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah tingkat II di
seluruh Indonesia, maka dengan demikian Direktorat Pendapatan Daerah berubah
menjadi “Dinas Pendapatan Daerah”.
Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada
masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Daerah
NegeriKUP 7/7/39-26 pada tanggal 31 Maret 1978 dibentuklah cabang Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Tingkat I diseluruh Kabupaten/Kotamadya tingkat II
di Sumatera Utara.
Semula pembentukannya berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 143/II/GSU, yang kemudian
ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun
1967, yang mulai diberlakukan 31 Maret 1976 setelah Otonomi Daerah.
Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2743/S tanggal
22 Nopember 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terhitung sejak tanggal
keluarnya surat tersebut sebutan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara dirubah menjadi “Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara”. Cabang
Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara dirubah menjadi “Cabang
Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara”.
Mengingat luasnya wilayah pengelolaan pajak Provinsi Sumatera Utara,
maka sejak dibentuk tanggal 1 September 1975 dalam rangka efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, secara bertahap dilakukan
pembentukan/pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Corner, dan
Gerai atau yang sebelumnya disebut cabang dinas, yaitu:
a. UPTD/SAMSAT
1.UPTD / SAMSAT Medan Utara
2.UPTD / SAMSAT Medan Selatan
3.UPTD / SAMSAT Binjai
4.UPTD / SAMSAT Stabat
12
6.UPTD / SAMSAT ebing Tinggi
7.UPTD / SAMSAT Kabanjahe
8.UPTD / SAMSAT Sidikalang
9.UPTD / SAMSAT Kisaran
10.UPTD / SAMSAT Rantau Prapat
11.UPTD / SAMSAT Pematang Siantar
12.UPTD / SAMSAT Balige
13.UPTD / SAMSAT Nias
14.UPTD / SAMSAT Sibolga
15.UPTD / SAMSAT Padang Sidempuan
16.UPTD / SAMSAT Panyabungan
17.UPTD / SAMSAT Tarutung
18.UPTD / SAMSAT Tanjung Balai
19.UPTD / SAMSAT Pangkalan Brandan
20.UPTD / SAMSAT Kota Pinang
21.UPTD / SAMSAT Sibuhuan
22.UPTD / SAMSAT Serdang Bedagai
23.UPTD / SAMSAT Aek Kanopan
24.UPTD / SAMSAT Barus
25.UPTD / SAMSAT Natal
26.UPTD / SAMSAT Gunung Tua
27.UPTD / SAMSAT Perdagangan
28.UPTD / SAMSAT Pangururan
30.UPTD / SAMSAT Teluk Dalam
31.UPTD / SAMSAT Dolok Sanggul
32.UPTD / SAMSAT Lima Puluh
b. SAMSAT CORNER
1. SAMSAT Corner Sun Plaza (25/08/2008)
2. SAMSAT Corner Plaza Medan Fair (19/05/2009)
c. SAMSAT GERAI
1. SAMSAT Gerai Marelan
2. SAMSAT Gerai Indrapura
3. SAMSAT Gerai Perbaungan
4. SAMSAT Gerai Pinang Sori
5. SAMSAT Gerai Kampung Pajak
6. SAMSAT Gerai Tembung
7. SAMSAT Gerai Tanjung Morawa
d. SAMSAT BUS KELILING
1. SAMSAT Bus Keliling Medan Utara
2. SAMSAT Bus Keliling Medan Selatan
3. SAMSAT Bus Keliling Lubuk Pakam
4. SAMSAT Bus Keliling Stabat
5. SAMSAT Bus Keliling Pematang Siantar
6. SAMSAT Bus Keliling Tebing Tinggi
7. SAMSAT Bus Keliling Aek Kanopan
14
9. SAMSAT Bus Keliling Kisaran
10.SAMSAT Bus Keliling Rantau Prapat
11.SAMSAT Bus Keliling Padang Sidempuan
12.SAMSAT Bus Keliling Binjai
13.SAMSAT Bus Keliling P. Brandan
14.SAMSAT Bus Keliling Kabanjahe
e. SAMSAT DRIVE THRU
1. SAMSAT Drive Thru Bank Sumut
Dalam perkembangannya, pada beberapa UPTD ini terdapat organisasi
SAMSAT. SAMSAT merupakan singkatan dari “Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap” yang dibentuk pada tahun 1976. Keputusan pembentukan
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan tindak lanjut
atas Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri yaitu Menhankam, Menteri
Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri tertanggal 28 September 1976 tentang
Peningkatan Kerjasama antar Daerah Provinsi, Komando Daerah Kepolisian dan
Aparat Departemen Keuangan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat serta pendapatan daerah khususnya mengenai Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) sehingga terbentuklah Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran
Kendaraan Bermotor yang disebut dengan Sistem Administrasi Satu Atap
(SAMSAT).
Dalam operasionalisasi secara koordinatif dan intergratif dilakukan oleh
tiga instansi yang mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai
Provinsi Sumatera Utara dengan kode “BK”.Instansi yang terkait dalam kantor
bersama SAMSAT yaitu:
1. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDA;
2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Provinsi;
3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara
(persero).
Berdirinya Kantor Bersama SAMSAT ditujukan sebagai pelaksana dengan
tugas membuat atau merancang konsep-konsep untuk memberdayakan segala
kemampuan agar dapat melaksanakan tugas dalam Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) secara efektif dengan tujuan sebagai berikut:
1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
pemilik kendaraan bermotor yang berdomisili di Provinsi Sumatera Utara;
2. Meningkatkan pendapatan Provinsi Sumatera Utara melalui penerimaan dari
sektor PKB dan penerimaan dari sektor BBN-KB;
3. Meningkatkan pendapatan Provinsi Sumatera Utara melalui penerimaan
Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama Sumatera Utara
yang merupakan Aparat Departemen Keuangan Provinsi Sumatera Utara;
4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban, dan kelancaran
pengadaan Administrasi Kendaraan Bermotor.
Adapun visi UPT SAMSAT Medan Utara ialah Terwujudnya Pelayanan
yang Berorientasi Good Governance dan Berbasis Teknologidengan motto
Profesional Kerjaku dan Kepuasan Masyarakat Tujuanku. Misi UPT SAMSAT
Medan Utara ialah:
16
2. Meningkatkan keamanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor
3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
5. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan
berkualitas
Sumber : UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau(2014)
Dalam mencapai misinya, strategi yang dijalankan UPT SAMSAT Medan
Utara adalah:
1. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
a. Menyederhanakan sistem dan prosedur
b. Menerapkan pelayanan prima secara konsisten
c. Sosialisasi yang berkesinambungan
d. Menindaklanjuti setiap keluhan masyarakat
2. Meningkatkan keamanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor
a. Meningkatkan pelayanan pengarsipan dan keamanan data kendaraan
bermotor
b. Meningkatkan teknologi dan pengarsipan dan kendaraan bermotor
c. Tertib pemungutan, tertib pembukuan, dan tertib laporan
3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan negara
a. Melaksanakan pemungutan secara efektif dan efesien
b. Tertib pemungutan, tertib pembukuan, dan tertib laporan
4. Meningkatkan sumber daya manusia
a. Meningkatkan disiplin dan etos kerja
b. Meningkatkan kompetensi
UPT SAMSAT Medan Utara berkomitmen secara terus-menerus
memperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen mutu dengan tujuan
pelayanan untuk kepuasan masyarakat.
Sumber : UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau(2014)
B. Struktur Organisasi UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau Medan
Agar dapat memberikan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
yang seimbang maka perlu dibentuk struktur organisasi yang baik, sehingga tugas
yang diberikan dapat dikerjakan secara efisien, sistematis, dan terkoordinir.
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan antar
individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan dalam bagan
organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis-garis besar
hubungan antara fungsi-fungsi dalam organiasasi, arus tanggung jawab dan
wewenang.
Dalam pengertian luas, dapat diartikan bahwa struktur organisasi itu
tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan
oleh individu-individu dari kelompok dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kantor UPT SAMSAT Medan Utara menerapkan sruktur lini dan staf.
UPT SAMSAT Medan Utara ini dipimpin oleh seorang kepala UPT, dibantu oleh
Sub Bagian Tata Usaha. Kepala UPT secara operasional bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah. UPT SAMSAT Medan Utara terdiri
dari 5 seksi. Masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi. Adapun seksi-seksi
itu terdiri dari:
18
2. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)/ Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB),
3. Seksi Pendapatan Lain-lain (PLL),
4. Seksi Retribusi, dan
5. Seksi Pajak Angkutan di Atas Air (PA3)/Bea Balik Nama Angkutan di Atas
Air (BBNA3).
Gambar 2.1
Struktur Organisasi UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau Medan
Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau (2014)
Kasi Retribusi Kasi
PLL
Kasi ABT/APU
Kasi PA3/BBNA3 Ka. UPT
Kasubag Tata Usaha
C. Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Dinas Pendapatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah untuk
mengoptimalkan sumber pemasukan dan sumber dana terhadap pendapatan
daerah untuk keperluan pembiayaan pemerintah daerah maka Dinas Pendapatan
mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintah provinsi
dan tugas tersebut adalah dekonsentrasi di bidang pendapatan.
Dalam melaksanakan kegiatannya, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Membantu segala kegiatan-kegiatan dan fungsi Dinas pendapatan Provinsi
Sumatera Utara yang berada dalam wilayah kabupaten/ kota yang
bersangkutan;
2. Memberi laporan kepada Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
dan tembusan disampaikan kepada Kas Daerah Provinsi Sumatera Utara;
3. Memberikan data dan informasi serta saran-saran yang berhubungan dengan
upaya peningkatan pendapatan daerah Provinsi Sumatera Utara yang berada
di dalam wilayah kerja yang bersangkutan;
4. Menyelesaikan koordinasi dan kerja sama dengan Bupati/Walikota serta
instansi terkait lainnya dalam wilayah kerja yang bersangkutan.
20
Dalam menghasilkan tugas-tugas pokok tersebut, maka sesuai dengan
struktur organisasi UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara antara lain telah ditentukan tata kerja serta tugas di lingkungan
UTP Medan Utara yang terdiri dari:
1. Kepala UnitPelaksana Teknis
Tugas dan Fungsi:
a. Melaksanakan koordinasi, pembinaan pengendalian dan pemberdayaan
sumber daya manusia
b. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil
Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya masing-masing
c. Menyempurnakan konsep standar-standar pendapatan potensi,
penadministrasian, pengutipan dan pelaporan hasil PKB, PKDA, Pajak
ABT/APU, Retribusi dan Pendapatan Lain-laindari masing-masing seksi.
2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha
Tugas dan Fungsi:
a. Menyimpan surat-surat dengan bidang tugas masing-masing
b. Mencatat dalam pembukuan pemasukan telah ditentukan inventaris kantor
3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor
Tugas dan Fungsi:
a. Menghubungi penunggak pajak
b. Membuat laporan penunggak pajak
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala unit
4. Seksi Pendapatan Lain-lain
a. Menerima laporan bulanan dari masing-masing seksi
b. Menerima, menyalurkan SPT dan materai leges
c. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi
5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan (ABT/APU)
Tugas dan Fungsi:
a. Melaksanakan pendataan, penetapan, dan penagihan
b. Membuat daftar jumlah tagihan dan tunggakan
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada teknis
6. Seksi Retribusi
Tugas dan Fungsi:
a. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis retribusi
b. Mengumpulkan, mengolah data yang ditetapkan secara standar
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala dinas
Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau (2014)
D. Kinerja Terkini Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
dalam meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat telah membentuk:
1. SAMSAT UPT MEDAN UTARA, melayani pengesahan STNK setiap tahun,
pembayaran PKB, BBN dan SWDKLLJ, pemblokiran kendaraan, perubahan
identitas, perpanjangan STNK 5 (lima) tahun, serta melayani angkutan umum
yang berlokasi di Jl. Putri Hijau No. 14 Medan dengan jam operasional mulai
22
Gambar 2.2
UPT SAMSAT Medan Utara
2. SAMSAT CORNER, melayani pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran
PKB dan SWDKLLJ yang berlokasi di Jl. K.H. Zainal Arifin No.7 Medan
(SAMSAT dan SIM CORNER SUN PLAZA) dan di Jl. Gatot Subroto Lantai
3 Unit 63 (SAMSAT CORNER PLAZA MEDAN FAIR) dengan jam
operasional mulai pukul 10.00 s/d 21.00 WIB setiap hari (kecuali libur
nasional).
Gambar 2.3
3. SAMSAT GERAI, melayani pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran
PKB dan SWDKLLJ yang beroperasi di wilayah, Marelan, Indrapura,
Perbaungan, Pinang Sori, Kampung Pajak, Tembung, dan Tanjung Morawa.
Gambar 2.4
SAMSAT Gerai Tembung
4. SAMSAT BUS KELILING, merupakan layanan pengesahan STNK setiap
tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang beroperasi di wilayah Medan
Utara, Medan Selatan, Lubuk Pakam, Stabat, Pematang Siantar, Tebing
Tinggi, Aek Kanopan, Lima Puluh, Kisaran, Rantau Prapat, Padang
24
Gambar 2.5
Layanan Samsat Bus Keliling
5. SAMSAT DRIVE THRU, merupakan layanan pengesahan STNK setiap
tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ yang berlokasi di Jl. Imam Bonjol
No. 18 Medan (pelataran parkir Bank SUMUT) dengan jam operasional
mulai pukul 10.00 s/d 15.00 WIB setiap hari (kecuali libur nasional).
Gambar 2.6
Layanan SAMSAT Drive Thru
Kegiatan tersebut tidak lain adalah untuk mempermudah masyarakat
tersebut telah melaksanakan tugas yang menjadi prioritas yaitumelayani
masyarakat.
26
BAB III PEMBAHASAN
E. Pengertian Pajak
Pengertian pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar
pengeluaran umum (Mardiasmo, 2002:01). Pajak adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang,
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah (Kurniawan, 2004:41). Pajak adalah peralihan kekayaan dari
pihak rakyat kepada Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya
digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public investment (Santosa, 1987:05). Sedangkan pengertian pajak berdasarkan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Secara umum pajak adalah pungutan oleh pejabat pajak kepada wajib
pajak tanpa tegenprestasi secara langsung dan bersifat memaksa sebagaimana
memaksa yang terjelma dari aspek penagihannya dengan ancaman hukuman
berupa sanksi administrasi maupun sanksi kepidanaan. (Marihot, 2005:07)
F. Sumber Pendapatan Daerah 1. Pajak Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004, disebutkan bahwa
Pemerintah Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang
berasal dari Hasil Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Dengan demikian, Pendapatan
Daerah digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan
otonomi daerah yaitu hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri, pembangunan secara berkesinambungan, dan
pelayanan pada masyarakat.
Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang dan dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
28
2. Jenis Pajak Daerah
Menurut Purwanto (2004:48) wilayah pemungutannya Pajak Daerah
dibagi menjadi dua jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak
Provinsi terdiri dari:
1. Pajak Kendaraan Bermotor
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4. Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum
5. Pajak Rokok
Sedangkan Pajak Kabupaten dan Kota terdiri dari:
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Parkir
7. Pajak Mineral Bahan Logam dan Batuan
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10.Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
G. Pajak Kendaraan Bermotor
1. Pengertian Kendaraan Bermotor dan Pajak Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih,
beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan
oleh peralatan listrik, berupa motor atau peralatan lain yang berfungsi untuk
mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan
bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak dan alat-alat
berat atau alat-alat besar yang menggerak menggunakan roda dan motor(http:
pajak yang dipungut atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor (http:
dispenda.go.id/9 April 2014/1730).
2. Dasar Hukum
Dasar hukum pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah sebagai
berikut:
a. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
b. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB).
c. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
d. Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
30
e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 7 Tahun 2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2011 tentang Perhitungan
Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor.
g. Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera
Utara.
h. Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 26 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan, Ketetapan
Pajak dan Pengurangan, Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak serta
Penghapusan Piutang Pajak Kadaluarsa Atas Pajak Daerah.
i. Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 11 Tahun 2012 tentang Penghitungan
Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor Tahun 2012.
Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau (2014)
3. Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah kepemilikan dan/atau
penguasaan kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis jalan darat,
antara lain: di kawasan bandara, pelabuhan laut, perkebunan, kehutanan,
pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, sarana olahraga dan rekreasi.
Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor adalah:
b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan
pertahanan dan keamanan Negara.
c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan.atau dikuasai kedutaan, konsulat,
perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga
internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah.
d. Pabrikan atau importer Kendaraan Bermotor Baru yang tersedia untuk
keperluan dalam lalu lintas biasa.
e. Turis asing yang berada di daerah untuk jangka waktu enam puluh hari.
f. Kendaraan pemadam kebakaran.
g. Kendaraan bermotor yang disegel atau disita oleh Negara.
Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau (2014)
4. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Subjek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah orang pribadi atau badan
yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor. Yang bertanggung jawab
atas pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yaitu:
a. WajibPajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah orang pribadi atau badan yang
memiliki kendaraan bermotor.
b. Dalam hal Wajib Pajakbadan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh
pengurus atau kuasa badan tersebut.
Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau (2014)
5. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Dasar pengenaan pajak merupakan ukuran atau pengakuan nilai tertentu
32
pengenaan pajak tersebut harus dikukur.Ukuran nilai objektif adalah nilai jual beli
kendaraan bermotor.Sebagaimana yang tertera pada pasal 6 Peraturan Daerah No.
4 Tahun 2003 bahwa Dasar Pengenaan Tarif dan Penghitungan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dihitung melalui perkalian 2 (dua) unsur pokok, yaitu:
5.1Nilai jual kendaraan bermotor
Nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan Harga Pasaran
Umum atas suatu Kendaraan Bermotor dan berdasarkan faktor-faktor berikut:
a. Isi silinder dan/atau satuan daya
b. Penggunaan kendaraan bermotor
c. Jenis kendaraan bermotor
d. Merek kendaraan bermotor
e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor
f. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan
g. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor
5.2Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan pencemaran akibat penggunaan kendaraan bermotor
Unsur bobot adalah unsur yang mencerminkan secara relatif tingkat
kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan
bermotor, berarti kendaraan bermotor tersebut membawa pengaruh terhadap
kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan. Bobot dihitung berdasarkan, antara
lain:
a. Tekanan gandar, yang dibedakan atas dasar jumlah sumbu/as, roda, dan berat
b. Jenis bahan bakar Kendaraan Bermotor yang dibedakan, yaitu: solar, bensin,
gas, listrik, tenaga surya, atau jenis bahan bakar lainnya.
c. Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, dan cirri-ciri mesin Kendaraan
Bermotor.
Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau (2014)
H. Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
1. Pengertian Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah sejumlah uang yang
harus dibayarkan dalam jumlah tertentu apabila wajib pajak terlambat dalam
membayar pajak sebagaimana yang tertera di dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD). (http: dispenda.go.id/9 April 2014/15.30)
2. Pengenaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Dasar pengenaan denda Pajak Kendaraan Bermotor telah ditetapkan dalam
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yaitu, keterlambatan pembayaran pajak
yang melampaui saat jatuh tempo maka dikenakan denda sebesar 25% per tahun
dari pokok pajak.
a. Terlambat 3 bulan: PKB x 25% x 3/12
b. Terlambat 6 bulan: PKB x 25% x 6/12
c. Terlambat 12 bulan: PKB x 25% x 12/12
Penghitungan denda PKB sekaligus dengan denda Sumbangsih Wajib Dana
34
PKB sekaligus dengan pembayaran SWDKLLJ. Denda atas SWDKLLJ akan
terlihat sama antara terlambat 3 hari atau 1 tahun, karena telah ditetapkan untuk
mobil sebesar Rp 100.000 dan untuk sepeda motor sebesar Rp 32.000
Rumus total denda:
Contoh kasus:
Tuan Amir memiliki sebuah sepeda motor dan terlambat membayar Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) selama 6 bulan. Diketahui jumlah PKB tertera di
STNK sebesar Rp 232.000 dan SWDKLLJ sebesar Rp 35.000. Maka Tuan Amir
dikenakan denda keterlambatan membayar PKB sebesar:
(Rp 232.000 x 25% x 6/12) + Rp 32.000 = Rp 61.000
Rumus Total Bayar:
Jadi, total keseluruhan yang harus dibayar adalah sebesar:
Rp 232.000 + Rp 35.000 + Rp 61.000 = Rp 328.000
Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau (2014)
I. Sistem Penerimaan Layanan SAMSAT Gerai Tembung 1. Lokasi dan Kinerja Terkini
SAMSAT Gerai tembung berlokasi di Jl. Besar Tembung No. 05 Percut
Sei Tuan dengan jam operasional mulai pukul 10.00 s/d 15.00 WIB setiap hari
(kecuali libur nasional). SAMSAT Gerai ini melayani pengesahan STNK setiap PKB + SWDKLLJ + DENDA = TOTAL BAYAR
tahun, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan SWDKLLJ. Layanan
ini merupakan layanan yang populer di kalangan masyarakat karena mudahnya
akses untuk membayar PKB khususnya untuk masyarakat yang tinggal diwilayah
Tembung tanpa harus datang ke kantor Unit Pelaksana Teknis (SAMSAT).
2. Penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui SAMSAT Gerai Tembung
Berikut data dan hasil uji SPSS realisasi penerimaan melalui Layanan
SAMSAT Gerai Tembung selama satu tahun terakhir.
Tabel 3.1
Realisasi Penerimaan melalui Layanan SAMSAT Gerai Tembung Tahun 2013
No Bulan Penerimaan Denda
PKB (Rp)
9 September 848.382.580
10 Oktober 57.972.706
11 Nopember 59.978.483
12 Desember 63.670.987
Jumlah 1.758.622.429
36
Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa realisasi penerimaan
denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui layanan SAMSAT Gerai
Tembung, yaitu: penerimaan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) SAMSAT
Gerai Tembung mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember Tahun
2013.
Naik turunnya penerimaan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
disebabkan oleh tingkat kesadaran para wajib pajak untuk membayar Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) mereka serta tingkat wajib pajak yang membayar
pada setiap bulannya tingkat pembayarannya berbeda.
Sedangkan berdasarkan hasil uji SPSS, maka dapat kita lihat pada table
berikut .
Tabel 3.2
Hasil Uji SPSS Mengenai Penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Melalui SAMSAT Gerai Tembung Tahun 2013
Gerai Tembung
Sumber : SPSS Application, Statistik Deskriptip Frekuensi
Berdasarkan data hasil uji SPSS di atas dapat diketahui bahwa
Tembung pada tahun 2013 bahwa persentasi terbesar diraih pada penerimaan yang
berkisar antara Rp. 51.000.000 - 75.000.000 dan lebih dari Rp.100.000.000.
J. Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) SAMSAT Medan Utara
1. Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara Putri Hijau medan
Berikut data realisasi pendapatan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Kantor Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara mulai bulan
Januari sampai bulan Desember Tahun 2013.
Tabel 3.3
Realisasi Pendapatan Denda PKB Kantor Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara Tahun 2013
Pendapatan Target Realisasi Persentase Jumlah 46.031.843.031 70.325.999.673 152 % Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau (2014)
Dari data di atas dapat diperoleh informasi bahwa Pendapatan SAMSAT
Medan Utara Putri Hijau Medan adalah realisasi yang didapat jauh diatas dari
yang ditargetkan pada tahun 2013, sehingga target yang diberikan sebesar Rp.
46.031.843.031 dapat dicapai dengan realisasi sebesar Rp. 70.325.999.673 dengan
38
2. Analisis Penerimaan Denda PKB melalui Layanan SAMSAT Gerai Tembung terhadap Pendapatan Denda PKB Kantor Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara
Berikut data dan hasil uji SPSS realisasi penerimaan denda PKB melalui
SAMSAT Gerai Tembung dan data realisasi pendapatan denda UPT SAMSAT
Medan Utara pada tahun 2013.
Tabel 3.4
Realisasi Penerimaan Denda PKB melalui SAMSAT Gerai Tembung dan Realisasi Pendapatan Denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara
Tahun 2011-2013 Bulan Samsat Gerai
Tembung
UPT SAMSAT Medan Utara
Persentase (%)
Januari 41.403.919 1.349.181.414 3,07 %
Februari 19.298.043 1.298.488.702 1,49 %
Maret 174.183.000 4.577.415.500 3,80 %
April 216.495.000 5.266.987.900 4,11 %
Mei 47.900.316 1.424.583.586 3,36 %
Juni 130.934.000 4.365.293.500 3,00 %
Juli 62.197.614 1.406.304.279 4,42 %
Agustus 36.205.781 952.202.918 3,80 %
September 848.382.580 44.792.256.112 1,89 %
Oktober 57.972.706 1.662.566.638 3,48 %
Nopember 59.978.483 1.608.371.026 3,72 %
Desember 63.670.987 1.622.348.080 3,92 %
Jumlah 1.758.622.429 70.325.999.673 2,50 % Sumber: UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau (2014)
Dari data di atas diperoleh informasi bahwa penerimaan denda PKB
SAMSAT Medan Utara tidak stabil. Penerimaan denda PKB melalui SAMSAT
Gerai Tembung tidak memiliki target seperti halnya pendapatan denda PKB pada
UPT SAMSAT Medan Utara. Karena pada SAMSAT Gerai ini tidak
mengirimkan Surat Pemberitahuan Tagihan (SPT) kepada para wajib pajak yang
tertunggak, melainkan mengharapkan kesadaran para para wajib pajak untuk
membayar pajak dengan pelayanan terbaik mereka. Dan penerimaan denda PKB
melalui SAMSAT Gerai ini tentunya berpengaruh terhadap pendapatan denda
PKB UPT Medan Utara.Berikut analisnya:
1. Pada bulan Januari, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT Gerai
Tembung adalah sebesar Rp. 41.403.919, sedangkan realisasi pendapatan
denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
1.349.181.414, dan persentase pengaruh penerimaan denda PKB melalui
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 3,07%.
2. Pada bulan Februari, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT
Gerai Tembung adalah sebesar Rp. 19.298.043, sedangkan realisasi
pendapatan denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
1.298.488.702, dan persentase pengaruh penerimaan denda PKB melalui
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 1,49%.
3. Pada bulan Maret, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT Gerai
Tembung adalah sebesar Rp. 174.183.000, sedangkan realisasi pendapatan
denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
40
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 3,80%.
4. Pada bulan April, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT Gerai
Tembung adalah sebesar Rp. 216.495.000, sedangkan realisasi pendapatan
denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
5.266.987.900, dan persentase pengaruh penerimaan denda PKB melalui
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 4,11%.
5. Pada bulan Mei, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT Gerai
Tembung adalah sebesar Rp. 47.900.316, sedangkan realisasi pendapatan
denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
1.424.583.586, dan persentase pengaruh penerimaan denda PKB melalui
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 3,36%.
6. Pada bulan Juni, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT Gerai
Tembung adalah sebesar Rp. 130.934.000, sedangkan realisasi pendapatan
denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
4.365.293.500, dan persentase pengaruh penerimaan denda PKB melalui
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 3,00%.
7. Pada bulan Juli, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT Gerai
Tembung adalah sebesar Rp. 62.197.614, sedangkan realisasi pendapatan
denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 4,42%.
8. Pada bulan Agustus, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT Gerai
Tembung adalah sebesar Rp. 36.205.781, sedangkan realisasi pendapatan
denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
952.202.918, dan persentase pengaruh penerimaan denda PKB melalui
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 3,80%.
9. Pada bulan September, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT
Gerai Tembung adalah sebesar Rp. 848.382.580, sedangkan realisasi
pendapatan denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
44.792.256.112, dan persentase pengaruh penerimaan denda PKB melalui
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 1,89%.
10.Pada bulan Oktober, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT Gerai
Tembung adalah sebesar Rp. 57.972.706, sedangkan realisasi pendapatan
denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
1.662.566.638, dan persentase pengaruh penerimaan denda PKB melalui
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 3,48%.
11.Pada bulan Nopember, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT
Gerai Tembung adalah sebesar Rp. 59.978.483, sedangkan realisasi
pendapatan denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
42
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 3,72%.
12.Pada bulan Desember, realisasi penerimaan denda PKB melalui SAMSAT
Gerai Tembung adalah sebesar Rp. 63.670.987, sedangkan realisasi
pendapatan denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara adalah sebesar Rp.
1.622.348.080, dan persentase pengaruh penerimaan denda PKB melalui
SAMSAT Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT Medan
Utara adalah sebesar 3,92%.
13.Pada tahun 2013, penerimaan melalui layanan SAMSAT Gerai Tembung dan
pendapatan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) UPT SAMSAT Medan
Utara tiap bulannya tidak stabil, dapat kita lihat dari tabel 3.3 di atas grafik
penerimaan tiap bulannya naik turun.
14.Penerimaan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui layanan
SAMSAT Gerai Tembung tidak begitu berpengaruh terhadap pendapatan
denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) UPT SAMSAT Medan Utara, karena
hanya 2,50% saja tingkat pengaruh penerimaan melalui layanan SAMSAT
Gerai Tembung terhadap pendapatan denda PKB UPT SAMSAT Medan
Utara.
Sesuai data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 8 (delapan) penerimaan
denda PKB SAMSAT yang dihimpun oleh UPT SAMSAT Medan Utara,
penerimaan denda PKB melalui SAMSAT Gerai Tembung tidak berpengaruh
besar terhadap pendapatan denda PKB pada UPT SAMSAT Medan Utara karena
jumlah persentase yang tidak lebih dari 10% yaitu, paling rendah adalah sebesar
SAMSAT Gerai Tembung cukup baik dalam melayani masyarakat khususnya
wajib pajak yang ingin membayar pajak, akibatnya tunggakan-tunggakan yang
dapat menimbulkan denda PKB tidak terlalu banyak. Pengaruh yang tidak begitu
signifikan tersebut dapat dilhat pada table hasil uji SPSS berikut.
Tabel 3.5
Hasil Uji SPSS Mengenai Realisasi Penerimaan SAMSAT Gerai Tembung dan Pendapatan Denda PKB Kantor Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara Tahun 2013 (Model
Summary) Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .837a .700 .670 .38414
a. Predictors: (Constant), geraitembung
Dapat dilihat dari data diatas, R = 0.873 berarti hubungan antara
Penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor melalui SAMSAT Gerai Tembung
dan Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) SAMSAT Medan Utara
sebesar 83,7 %. Artinya hubungan diantara keduanya sangat erat. Sedangkan
untuk R Square sebesar 0.700 berarti 70% Pendapatan SAMSAT Medan Utara
44
Tabel 3.6
Hasil Uji SPSS Mengenai Realisasi Penerimaan SAMSAT Gerai Tembung dan Pendapatan Denda PKB Kantor Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara Tahun 2013
(Coefficients)
a. Dependent Variable: medanutara Sumber : Uji SPSS Application Regresion Linear
Pada table diatas terlihat nilai signifikan 0.640 < 0.05 berarti penerimaan
denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada SAMSAT Gerai Tembung
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan denda Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) pada SAMSAT Medan Utara. Persamaan Regresi
yang didapatkan adalah :
Y = 0.139 + 0.393
SAMSAT Medan Utara = 0.139 + 0.393 SAMSAT Gerai Tembung
Dari persamaan regresi diatas dapat diartikan jika ditingkatkan penerimaan
denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada SAMSAT Gerai Tembung sebesar
satu satuan, maka akan meningkatkan pendapatan denda Pajak Kendaraan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari keseluruhan isi penulisan ini, maka penulis akan
menguraikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai hasil dari penelitian yang
dilakukan di UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau, sebagai berikut:
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak yang dipungut atas
kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.
2. Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah sejumlah uang yang harus
dibayarkan apabila wajib pajak terlambat dalam membayar pajak melampaui
saat jatuh tempo.
3. Diketahui bahwa UPT Medan Utara Putri Hijau mengadakan 8 (delapan)
layanan SAMSAT untuk memudahkan masyarakat dalam membayar pajak.
4. Layanan SAMSAT Gerai Tembung merupakan salah satu layanan yang
penerimaannya dihimpun oleh UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau.
5. Realisasi penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui
Layanan SAMSAT Gerai Tembung mengalami naik turun pada tahun 2013,
yang disebabkan karena tingkat masyarakat yang membayar kewajiban Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) berbeda – beda pada tiap bulannya.
6. Pendapatan Denda Pajak Kendaraan Bermotor pada UPT SAMSAT Medan
Utara Putri Hijau melebihi target yang ditentukan pada tahun 2013, sehingga
46
F. Saran
Sebagai akhir dari isi penelitian ini, penulis ingin memberikan saran yang
mungkin bermanfaat serta membangun dan memotivasi semua pihak yang
berkaitan dengan hasil penelitian ini.
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau dapat lebih meningkatkan kesadaran
masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak
Kendaraan Bermotor, serta menyadarkan masyarakat pentingnya peran dan
fungsi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dalam meningkatkan pendapatan
daerah dan pembangunan daerah.
2. Setiap layanan/kantor SAMSAT, salah satunya Layanan SAMSAT Gerai
Tembung hendaknya melakukan peningkatan pelayanan setiap tahunnya, agar
masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi dalam membayar pajak,
misalnya ruang tunggu yang memadai, petunjuk tata cara membayar pajak
yang jelas, proses pembayaran pajak yang cepat, serta sistem informasi dan
teknologi yang memadai.
3. Pihak UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau diharapkan lebih gencar lagi
untuk mendata para wajib pajak dan lebih rajin mengirimkan Surat
Pemberitahuan Tagihan (SPT) kepada wajib pajak yang menunggak.
4. Untuk mencapai hasil yang terbaik bagi mahasiswa perlu diadakan kerja sama
dan pengaturan yang baik dengan pihak instansi, misalnya dengan tidak
membatasi data-data yang diperlukan oleh mahasiswa untuk keperluan
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, Marihot P. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2005.
Situmorang, Syafrizal Helmi, Lufti, Muslich. Analisis Data :Untuk Riset
Manajemen dan Bisnis . Medan: USU Press. 2012.
Brontodihardjo, R. Santoso . Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Eresco. 1987.
Mardiasmo. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Yogya. 2002.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 34 Tahun 2000, tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
Undang – undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009, tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
http: dispenda.go.id/ 9 April 2014/17.30.