• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelayanan Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pelayanan Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PELAYANAN PENGURUSAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT DI KANTOR UPT SAMSAT AEK KANOPAN KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:

YESSY YOSEVINA GULTOM 110921026

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS SOSIAL DN ILMU POLITIK

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Jesus yang memberikan

rahmat, anugrah, dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa dan

mahasiswi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Departemen Administrasi

Negara Universitas Sumatera Utara.

Selama melakukan penelitian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dari pembaca agar

skripsi ini dapat lebih bermanfaat bagi kita semua.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara

moril maupun materil yang diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen

Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Admnistrasi

(3)

3

4. Bapak Prof Marlon Sihombing, MA dan sebagai Dosen Pembimbing penulis

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi petunjuk,

pengarahan, dan bimbingan kepada penulis agar skripsi ini lebih sempurna.

5. Bapak Hatta Ridho S.sos MSP selaku Dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis dalam skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen

Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Harianto Butar-Butar SE, Msi, selaku Kepala Ka.UPT Samsat Aek

Kanopan beserta staf yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian.

8. Bapak ku tersayang F.Gultom dan Mama tercinta R.Simangunsong yang telah

membesarkan, membimbing, dan memberikan kasih sayang dan doa yang

tulus dan perhatiannya kepada penulis.

9. Kakak tersayang Destyna Yohana Gultom, adek ku Christina Gultom,

Andriko gultom, Apriando gultom terimah kasih telah memberikan semangat

baik itu moril maupun materil kepada Penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

10. Terima kasih buat yang teristimewa Handika Cakra Panca Negara sinaga atas

dukungan dan perhatiannya kepada penulis.

11. Sahabat – sahabat teristimewa Novella sinaga (mpok Omas), Mery C.

Manullang, Vero, Kak Melly kalian spesial sekali, dan terima kasih juga

kepada seluruh teman-teman stambuk 2011 Ekstensi Administrasi Negara

(4)

4

Kak Singgih, Kak Liza, Kak kiki, Kak wulan, Iqrami, Putri dan teman-teman

yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungan kalian semua.

12. Terima kasih juga untuk Bg. Arza, Kak Mega dan Kak Dian yang telah

banyak membantu penulis baik itu dalam pemberian masukan dan dalam

menyelesaikan administrasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata semoga Tuhan Yesusu memberikan imbalan yang setimpal atas

bantuan yang telah diberikan kepada penulis dan berharap penelitian ini dapat

lebih bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, 29 April 2013

Penulis

(5)

5 ABSTARAK

Yessy Yosevina Gultom (2011), Pengaruh Pelayanan Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara, Dibimbing oleh Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, diuji oleh Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si sebagai Ketua Penguji, dan Hatta Ridho M.Si

Adanya tuntutan masyarakat terhadap Pemerintah untuk mendapatkan

Pelayanan Publik yang baik menuntut Pemerintah untuk menegakkan Birokrasi

Pemerintahan, khususnya dalam hal Pelayanan Publik. Untuk mendukung dalam

pelayanan publik dipertegas dengan KepMenPan No. 63/ Kep/ M.PAN/7/003

tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Dalam KEPMENPAN

tersebut terdapat standar dalam pelayanan public yaituProsedur Pelayanan, Waktu

Pelaksanaan, Biaya Pelayanan, Produk Layanan, Sarana dan Prasarana serta

Kompetensi petugas pemberi layanan.

Secara umum Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa

besar Pengaruh Pelayanan Publik Terhadap Kepuasan Masyrakat. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah ada hubungan positif antara pelayanan publik terhadap

kepuasan masyarakat di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu

Utara.

Dari hasil analisis Regresi Linear dengan menggunakan SPSS for windows

versi 18, maka diperoleh nilai R = 0.707 berarti Pelayanan Publik memiliki

korelasi (hubungan) dengan Kepuasan Masyarakat sebesar 70,7 %. Dengan

demikian, hipotesis yang diterima adalah Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu “Ada

Hubungan Positif antara Pelayanan Publik dengan Kepuasan Masyarakat”. Nilai R

Square menunjukkan 0,500, artinya Pelayanan Publik berpengaruh terhadap

Kepuasan Masyarakat sebesar 50,0 % dan masih ada sebesar 50,0% variabel lain

yang memiliki korelasi dengan Kepuasan Masyarakat yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Secara manual, signifikansi pengaruh Pelayanan Publik terhadap

Kepuasan Masyarakat dilihat dari nilai t.hitung yaitu sebesar 6,923 dan

dibandingkan dengan nilai distribusi t (t tabel) yaitu sebesar 1,677 dengan

demikian t hitung > t tabel artinya Pelayanan Publik dapat berpengaruh secara

(6)

6

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa Pelayanan Publik

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kepuasan Masyarakat di

Kantor SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara.

(7)

7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB 1: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Masalah ... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Kerangka Teori ... 5

1. Pelayanan Publik ... 5

1.1 Pengertian Pelayanan Publik ... 5

1.2 Standar Pelayanan Publik ... 6

1.3 Asas dan Prinsip Pelayanan Publik ... 7

1.4 Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik ... 9

1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pelayanan Publik ... 11

1.6 Kualitas Pelayanan ... 13

2. Kepuasan Masyarakat ... 16

2.1 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat ... 18

(8)

8

3. Pajak Kendaraan Bermotor ... 20

F. Hipotesa ... 21

G. Defenisi Konsep ... 21

H. Sistematika penulisan ... 25

BAB II : METODOLOGI PENELITIAN A. BentukPenelitian ... 26

B. Lokasi Penelitian ... 26

C. Populasi dan sampel ... 26

D. Teknik Pengukuran skor... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik analisis Data ... 29

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A.Lokasi dan keadaan geografis ... 31

B.Sejarah Singkat SAMSAT Aek Kanopan ... 34

C.Visi, Misi dan Strategi ... 37

D.Struktur Organisasi ... 37

E. Mekanisme Pelayanan ... 41

F. Sistem dan Prosedur Pengurusan Pajak ... 46

G.Persyaratan Administrasi 47 H.Jumlah Personil Kantor SAMSAT Aek Kanopan ... 48

(9)

9 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Data ... 50

1. Deskripsi Responden ... 50

2. Distribusi Jawaban Responden ... 54

B.Pembahasan ... 70

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

(10)

5 ABSTARAK

Yessy Yosevina Gultom (2011), Pengaruh Pelayanan Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara, Dibimbing oleh Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, diuji oleh Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si sebagai Ketua Penguji, dan Hatta Ridho M.Si

Adanya tuntutan masyarakat terhadap Pemerintah untuk mendapatkan

Pelayanan Publik yang baik menuntut Pemerintah untuk menegakkan Birokrasi

Pemerintahan, khususnya dalam hal Pelayanan Publik. Untuk mendukung dalam

pelayanan publik dipertegas dengan KepMenPan No. 63/ Kep/ M.PAN/7/003

tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Dalam KEPMENPAN

tersebut terdapat standar dalam pelayanan public yaituProsedur Pelayanan, Waktu

Pelaksanaan, Biaya Pelayanan, Produk Layanan, Sarana dan Prasarana serta

Kompetensi petugas pemberi layanan.

Secara umum Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa

besar Pengaruh Pelayanan Publik Terhadap Kepuasan Masyrakat. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah ada hubungan positif antara pelayanan publik terhadap

kepuasan masyarakat di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu

Utara.

Dari hasil analisis Regresi Linear dengan menggunakan SPSS for windows

versi 18, maka diperoleh nilai R = 0.707 berarti Pelayanan Publik memiliki

korelasi (hubungan) dengan Kepuasan Masyarakat sebesar 70,7 %. Dengan

demikian, hipotesis yang diterima adalah Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu “Ada

Hubungan Positif antara Pelayanan Publik dengan Kepuasan Masyarakat”. Nilai R

Square menunjukkan 0,500, artinya Pelayanan Publik berpengaruh terhadap

Kepuasan Masyarakat sebesar 50,0 % dan masih ada sebesar 50,0% variabel lain

yang memiliki korelasi dengan Kepuasan Masyarakat yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Secara manual, signifikansi pengaruh Pelayanan Publik terhadap

Kepuasan Masyarakat dilihat dari nilai t.hitung yaitu sebesar 6,923 dan

dibandingkan dengan nilai distribusi t (t tabel) yaitu sebesar 1,677 dengan

demikian t hitung > t tabel artinya Pelayanan Publik dapat berpengaruh secara

(11)

10 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Reformasi dan otonomi daerah membawa perubahan yang besar terhadap

seluruh aspek kehidupan masyarakat dan juga perubahan terhadap jalannya

pemerintahan. Salah satu komponen dari otonomi daerah adalah penyelenggaraan

pemerintahan yang baik ( good governance ) yang merupakan salah isu yang

sangat mengemuka. Untuk mendukung dalam pelayanan publik dipertegas

dengan KepMenPan No. 63/ Kep/ M.PAN/7/003 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Dalam KEPMENPAN tersebut terdapat

standar dalam pelayanan publik:

1. Prosedur Pelayanan

2. Waktu Pelaksanaan

3. Biaya Pelayanan

4. Produk Layanan

5. Sarana dan Prasarana

6. Kompetensi petugas pemberi layanan

Kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi terletak pula pada

kemampuan daerah dalam mengelola keuangan daerahnya. Artinya daerah

otonom harus memiliki kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan

sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya. Berkaitan dengan

hal itu, salah satu hal penting dalam peningkatan Pendapatan asli Daerah di

Propinsi sumatera Utara Khususnya Kabupaten Labuhan Batu Utara adalah

dengan mengupayakan peningkatan penerimaan pendapatan daerah yang berasal

dari pajak daerah , terutama dari pajak kendaraan bermotor (PKB). Dalam upaya

menigkatkan penerimaan pajak kendaraan bermotor ini maka timbullah Sistem

(12)

11

Pada masa lalu masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang akan

mengurus PKB, BBNKB, STNK, dan SWDKLLJ harus pergi kebeberapa tempat

sesuai dengan lokasi instansi yang berwenang dalam tugasnya masing-masing.

Biasanya letak lokasi antar instansi ini berjauhan sehingga menyulitkan

masyarakat karena memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih mahal.

Dengan kondisi tersebut menjadikan kualitas pelayanan terhadap masyarakat

sangan rendah dan adanya keengganan masyarakat untuk mengurus dokumennya.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya pemilik

kendaraan bermotor dalam pengurusan STNK/PKB dan pengurusan SWDKLLJ.

terbitlah Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga menteri yaitu Menhankam.

Mendagri, dan Menteri Keuangan. SKB untuk yang terakhir diperbaharui dan

ditindaklanjuti dengan Instruksi Bersama Panglima Angkatan Bersenjata, Menteri

Keuangan dan Mendagri Nomor Ins/02/II/1993. Nomor 01/IMK.01/1993 dan

Nomor 2A Tahun 1993 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan Sistem Administrasi

Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) dalam pengeluaran STNK, BPKB,

TNKB, pembayaran PKB/BBNKB dan SWDKLLJ. Dengan hal ini di harapkan

pelayanan kepada masyarakat semakin baik.

Didalam Kantor bersama Samsat terdapat tiga instansi yang berbeda

kewenangannya namun dalam hal sistem dan prosedur pelayanan kepada

masyarakat menjadi satu bagian dan saling berhubungan. Dengan demikian,

masyarakat yang akan mengurus dokumen-dokumen kendaraan bermotor cukup

datang di satu lokasi sehingga lebih mudah, cepat dan efisien.

Walaupun secara umum tingkat pelayanan semakin baik namun masih

dijumpai permasalahan-permasalahan antara lain seperti yang diberitakan melalui

artikel-artikel di website Kompas . Artikel-artikel tersebut berisi keluhan-keluhan

di Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Aek Kanopan Kabupaten Labuhan

Batu Utara. Diantaranya adanya keluhan calo, dan perbedaan dalam pelayanan

administrasi. Selain itu terdapat faktor –faktor internal dan eksternal yang

(13)

12

a. Internal

Karena kewenangan masing-masing instansi tidak bisa dicampuri oleh

instansi lain akibatnya tidak ada satu pimpinan yang berwenang penuh untuk

mengatur seluruh instansi di Kantor UPT Samsat sehingga jika ada permasalahan

harus mengadakan koodinasi lebih dahulu dan memerlukan waktu yang lama

dalam penyelesaiannya, serta adanya egoisme terhadap instansi masing-masing

karena menganggap yang paling berwenang dalam bidangnya sehingga

menyulitkan dalam koordinasi dan masih adanya petugas yang belum memahami

tugasnya dan fungsinya sebagai aparat pelayan publik.

b. Eksternal

Masih banyak masyarakat yang kurang memahami persyaratan

-persyaratan yang diperlukan dalam pengurusan kendaraan bermotor, masih

banyak masyarakat yang kurang memahami/menyadari fungsi dokumen –

dokumen kendaraan bermotor terhadap keamanan pemilikan kendaraan bermotor,

masih banyak masyarakat yang tidak melalui prosedur yang ditentukan dalam

pengurusan surat-surat kendaraan bermotor,dan masih adanya masyarakat yang

merasa dipermainkan atau dipersulit oleh petugas Kantor Bersama Samsat pada

saat pengurusan surat/dokumen kendaraannya.

Berkaitan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam

dengan melakukan penelitian ilmiah yang di beri judul “Pengaruh Pelayanan Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Terhadap Kepuasan Masyarakat di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka yang

menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Seberapa besar pengaruh pelayanan pengurusan pajak kendaraan

bermotor terhadap kepuasan masyarakat di Kantor UPT SAMSAT Aek

(14)

13 C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

pelayanan pengurusan pajak kendaraan bermotor terhadap kepuasan masyarakat

di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Secara subjektif. Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih

dan mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah tentang kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan publik di Kantor UPT SAMSAT Aek

Kanopan Labuhan Batu Utara.

2. Secara praktis. Penelitian ini diharapkan sebagai masukan atau sumbangan

pemikiran bagi Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara baik

3. Secara akademis. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi

pelengkap referensi maupun bahan perbandingan bagi mahasiswa yang

ingin mengadakan penelitian mengenai Pengaruh Pelayanan publik

terhadap Kepuasan Masyarakat di masa yang akan datang.

E. Kerangka Teori

Dengan adanya kerangka teori, maka memudahkan penulis dalam rangka

menyusun penelitian ini dimana kerangka teori digunakan untuk memberikan

landasan dasar berpikir yang berguna untuk membantu penelitian dalam

memecahkan masalah. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberi gambaran dan

batasan tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian yang akan

dilakukan. Dengan demikian penulisan dapat menggunakan teori-teori yang

(15)

14 1. Pelayanan Publik

1.1 Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Rohman (2008:3), pelayanan publik adalah suatu pelayanan atau

pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas-fasilitas umum,

baik jasa maupun non jasa, yang dilakukan oleh organisasi publik dalam hal ini

adalah suatu pemerintahan. Dalam pemerintahan, pihak yang memberikan

pelayanan adalah aparatur pemerintahan beserta segenap kelengkapan

kelembagaannya.

Pengertian pelayanan publik secara lengkap yang dikutip dari Ketetapan

Menteri Perdayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003,

pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan

publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang dan

jasa, dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik.

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pelayanan publik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh organisasi

publik yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik berupa barang

atau jasa yang dilakukan sesuai dengan standar dan peraturan yang telah

(16)

15 1.2 Standar Pelayanan Publik

Standar pelayanan publik merupakan tolak ukur yang dipergunakan

sebagai pedoman penyelenggara pelayanan dan acuan penilaian kualitas

pelayanan dalam rangka memenuhi komitmen penyelenggara pelayanan kepada

masyarakat untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik menyebutkan standar

pelayanan publik sekurang-kurangnya meliputi:

1. Dasar Hukum Pelayanan

Setiap bentuk kebijakan pelayanan publik yang dikeluarkan oleh instansi

pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan, harus memiliki dasar hukum

yang disahkan oleh Peraturan Perundangan untuk menandakan bahwa

pelayanan yang diberikan merupakan pelayanan publik yang sah menurut

hukum dan perundangan.

2. Sistem, Mekanisme dan Prosedur Pelayanan

Bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintahan

harus memiliki sistem yang jelas, mekanisme pelaksanaan yang mudah

diimplementasikan oleh seluruh masyarakat serta memiliki prosedur atau tata

laksana yang jelas dan diketahui oleh pengguna layanan publik.

3. Jangka Waktu Penyelesaian

Pelayanan publik yang diberikan oleh instansi pemerintah dalam

pelaksanaanya harus memiliki batas waktu penyelesaian kegiatan yang efisien.

Pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat dilakukan dalam standar

waktu yang singkat.

4. Biaya/Tarif Pelayanan

Pelayanan publik pada hakekatnya adalah bentuk pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat. Oleh karena itu, biaya atau tarif yang diberikan harus

memiliki standar harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat secara

keseluruhan. Dengan kata lain harga untuk pelayanan publik adalah harga

(17)

16

5. Produk Pelayanan

Pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi dapat dikatakan sebagai

pelayanan publik apabila produk yang dihasilkan dapat berupa publik good,

publik service dan administration service.

6. Sarana, Prasarana dan Fasilitas

Keefektifan pelayanan publik yang diberikan oleh organisasi dapat dilihat dari

ketersediaan sarana dan prasarana dalam proses pemberian pelayanan serta

terdapat fasilitas yang memadai demi kenyamanan pelanggan atau masyarakat.

7. Kompetensi Pelaksana

Petugas pemberi pelayanan publik harus memiliki keahlian, kreativitas, serta

kemampuan yang menyangkut sikap dan perilaku dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

8. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

Setiap organisasi pemerintah harus memiliki sarana yang menampung aspirasi

masyarakat yang berisi kritik, saran dan juga pengaduan. Hal ini bertujuan

untuk meningkatkan kualitas pemberian pelayanan publik kepada masyarakat.

9. Jumlah Pelaksana

Organisasi pemerintahan memiliki pelaksanaan pelayanan yang memadai agar

dalam pemberian pelayanan dapat berjalan efektif.

1.3 Asas dan Prinsip Pelayanan Publik

Menurut Tjandra (2005:11), dalam memberikan pelayanan publik yang

memuaskan bagi pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan publik harus

memenuhi asas-asas pelayanan publik yaitu sebagai berikut:

a. Transparan

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

(18)

17

c. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

d. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik

dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

e. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,

gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban

masing-masing pihak.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik,

prinsip-prinsip pelayanan publik adalah sebagai berikut:

a. Kesederhanaan,

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah

dilaksanakan.

b. Kejelasan,

a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.

b) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik.

c. Kepastian Waktu,

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang

telah ditentukan.

d. Akurasi,

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

e. Keamanan,

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

(19)

18

f. Tanggung Jawab,

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan penyelesaian keluhan/persoalan

dalam pelaksanaan pelayanan publik.

g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana,

Tersedia sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya

yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan

informatika (telematika).

h. Kemudahan Akses,

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau

oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan

informatika (telematika).

i. Kedisiplinan,

Kesopanan dan keramahan, pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan

dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan,

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan

fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah dan

lain-lain.

1.4 Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik

Pemerintah melalui lembaga dan segenap aparaturnya bertugas

menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan publik kepada masyarakat.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh aparat pemerintah terdiri dari berbagai

macam bentuk. Menurut Moenir (2002:190), bentuk pelayanan ada tiga macam,

yaitu:

1. Pelayanan dengan lisan

Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas bidang Hubungan

(20)

19

tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada masyarakat mengenai

berbagai fasilitas layanan yang tersedia.

Agar layanan lisan berhasil sesauai dengan yang diharapkan, ada

syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku pelayanan, yaitu:

1) Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang

tugasnya.

2) Mampu memberikan penjelasan apa-apa saja yang perlu dengan lancar,

singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang

ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

3) Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.

2. Pelayanan melalui tulisan

Dalam bentuk tulisan, layanan yang diberikan dapat berupa pemberian

penjelasan kepada masyarakat dengan berupa tulisan suatu informasi mengenai

hal atau masalah yang sering terjadi. Pelayanan melalui tulisan terdiri dari dua

macam, yaitu:

1) Pelayanan berupa petunjuk, yaitu informasi dan yang sejenis ditujukan

pada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka

dalam berurusan dengan instansi atau lembaga.

2) Pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan,

pemberian atau penyerahan, pemberitahuan dan sebagainya.

3. Pelayanan bentuk perbuatan

Pelayanan dalam bentuk perbuatan adalah pelayanan yang diberikan dalam

bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar kesanggupan dan penjelasan

secara lisan. Oleh karena itu, faktor keahlian dan keterampilan petugas tersebut

sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan tersebut.

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah para masyarakat wajib

pajak yang mengurus pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Aek

Kanopan Labuhan Batu Utara tentang tingkat kepuasannya terhadap pelayanan

(21)

20

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63 Tahun 2003 tentang penyelenggaraan pelayanan publik setidaknya

mengandung sendi-sendi yaitu, adalah sebagai berikut:

1) Kesederhanaan, dalam arti prosedur atau tata cara pelayanan

diselenggarakan secara cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

mudah dilaksanakan.

2) Kejelasan yang mencakup rincian biaya atau tarif pelayanan publik serta

prosedur atau tata cara umum, baik teknis maupun administratif.

3) Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan publik harus dapat diselesaikan dalam

kurun waktu yang telah ditemukan.

4) Kemudahan akses, yaitu bahwa tempat dan lokasi serta sarana pelayanan

yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat

memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika.

5) Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, yakni pemberian pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan santun, ramah serta memberikan pelayanan

dengan ikhlas.

6) Kelengkapan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk sarana telekomunikasi dan informatika.

1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Pelayanan Publik

Pelayanan publik yang diberikan oleh pegawai pemerintah dapat dilakukan

dengan memperhatikan unsur-unsur dari pelayanan publik tersebut yaitu pada saat

terjadinya suatu interaksi antara pegawai pemerintah sebagai pemberi pelayanan

publik dengan masyarakat sebagai konsumen dari pelayanan publik yang

diberikan.

Menurut Ridwan (2010:22) dalam pelayanan publik terdapat beberapa

(22)

21

1. Faktor Hukum

Hukum akan mudah ditegakkan, jika aturan atau Undang-Undangnya sebagai

sumber hukum mendukung untuk terciptanya penegakan hukum. Artinya,

peraturan perundang-undangannya sesuai dengan kebutuhan untuk terciptanya

penyelenggaraan pelayanan publik.

2. Faktor Aparatur Pemerintah

Aparatur pemerintah merupakan salah satu faktor dalam terciptanya

peningkatan pelayanan publik. Oleh karena itu, aparat pemerintah merupakan

unsur yang bekerja di dalam praktik untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Aparat pemerintah mempunyai kedudukan atau peranan dalam

terciptanya suatu pelayanan publik yang maksimal.

3. Faktor Sarana

Penyelenggaraan pelayanan publik tidak akan berlangsung lancar dan tertib

(baik) jika tanpa adanya suatu sarana atau fasilitas yang mendukungnya.

Sarana itu mencakup tenaga manusia yang berpendidikan, organisasi yang

baik, peralatan yang memadai, dan keuangan yang cukup. Jika hal-hal yang

demikian itu tidak terpenuhi, maka mustahil tujuan dari pelayanan publik akan

tercapai dengan baik atau sesuai dengan harapan.

4. Faktor Masyarakat

Penyelenggaraan pelayanan diperuntukkan untuk masyarakat, dan oleh

karenanya masyarakatlah yang memerlukan berbagai pelayanan dari

pemerintah sebagai penguasa pemerintahan. Dengan kata lain masyarakat

memiliki eksistensi dalam pelayanan, karena dalam konteks kemasyarakatan

pelayanan publik berasal dari masyarakat (publik) dimana tujuan utamanya

adalah untuk terciptanya kesejahteraan masyarakat seutuhnya.

5. Faktor Kebudayaan

Penyelenggaraan pelayanan publik tidak bisa disamaratakan karena memiliki

perbedaan karakteristik pada masing-masing masyarakat di setiap daerahnya.

Faktor kebudayaan dalam terciptanya penyelenggaraan pelayanan yang baik

(23)

22

nilai-nilai yang merupakan konsepsi abstrak mengenai apa yang baik, layak

dan buruk.

1.6 Kualitas Pelayanan Publik

Dalam bisnis jasa, pelayanan merupakan aspek yang sangat penting dan

menentukan kualitas jasa yang dihasilkan. Untuk bisa tampil dalam suasana yang

kompetitif, organisasi harus berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya

sebagai strategi untuk memenangkan persaingan. Kualitas harus dimulai dari

kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Dengan demikian

produk-produk didesain, diproduksi serta pelayanan yang diberikan untuk

memenuhi keinginan pelanggan. Suatu produk yang dihasilkan baru dapat

dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat

dimanfaatkan dengan baik, selain diproduksi dengan cara baik dan benar.

Metode pengukuran kualitas menurut Parasuraman dalam Tangkilisan

(2005:216-217) meliputi:

1. Tangible (bukti fisik), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,

perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan

karyawan.

2. Reliability (keandalan), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk

memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat

kesalahan apapun dalam menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang

disepakati.

3. Responsiveness (daya tanggap), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan

para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan

mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian

memberikan jasa secara cepat.

4. Assurance (jaminan), yakni perilaku para karyawan yang mampu

menimbulkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan

bisa menciptakan rasa aman bagi pelanggannya. Jaminan juga berarti bagi

(24)

23

masalah pelanggan. Dalam dimensi assurance, terbagi lagi menjadi empat,

yaitu:

a. Competence (kompetensi), yaitu penguasaan keterampilan dan

pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat menyampaikan jasa sesuai

dengan kebutuhan pelanggan.

b. Courtesy (kesopanan), yaitu berkaitan dengan sikap santun, respek, dan

keramahan para karyawan terhadap pelanggan.

c. Credibility (kredibilitas), yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas

mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi

karyawan penyedia jasa, dan interaksi dengan pelanggan.

5. Emphty, berarti kemudahan memahami masalah para pelanggannya dan

bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal

kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. Dimensi

emphty terdiri atas:

a. Acces (akses), kemudahan melalui komunikasi, berhubungan dengan

penyedia jasa.

b. Communication (komunikasi), yaitu komunikasi dengan bahasa yang

mudah dimengerti oleh pelanggan dan selalu mendengarkan saran dan

keluhan pelanggan.

c. Understanding The Costumer (kemampuan memahami pelanggan), yaitu

berupaya memahami pelanggan dengan kebutuhan spesifik mereka,

memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan reguler.

Kualitas pelayanan juga berhubungan erat dengan pelayanan yang

sistematis dan komprehensif yang lebih dikenal dengan konsep pelayanan prima.

Aparat pelayanan hendaknya memahami variabel-variabel pelayanan prima

seperti yang terdapat dalam agenda perilaku pelayanan prima sektor publik

SESPANAS LAN. Variabel dimaksud adalah (Lijan Poltak S, 2006: 8):

a. Pemerintahan yang bertugas melayani

(25)

24

c. Kebijaksanaan yang dijadikan landasan pelayanan publik

d. Peralatan atau sarana pelayanan yang canggih

e. Resources yang tersedia untuk diracik dalam bentuk kegiatan pelayanan

f. Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai dengan standar dan

asas pelayanan masyarakat

g. Manajemen dan kepeminpinan serta organisasi pelayanan masyarakat

h. Perilaku pejabat yang terlibat dalam pelayanan masyarakat, apakah

masing-masing telah menjalankan fungsi mereka.

Variabel pelayanan prima di sektor publik seperti di atas dapat

diimplementasikan apabila aparat pelayanan berhasil menjadikan kepuasan

pelanggan sebagai tujuan utamanya. Agar kepuasan pelanggan yang menjadi

tujuan utama terpenuhi, aparatur pelayanan dituntut untuk mengetahui dengan

pasti siapa pelanggannya. Kepuasaan pelanggana dapat dijadikan barometer

dalam mengukur keberhasilan dalam pelayanan (Lijan Poltak S, 2006:8). Menilai

kualitas pelayanan tidaklah semudah menilai kualitas sebuah produk karena

proses penyampaian jasa merupakan suatu hal yang unik. Hal ini disebabkan atas

sifat pelayanan yang tidak nyata (Intangible), produksi dan konsumsinya yang

berjalan secara simultan.

Kualitas pada dasarnya merupakan kata yang relatif abstrak, kualitas dapat

digunakan untuk menilai atau menentukan tingkat penyesuaian suatu hal terhadap

persyaratan atau spesifikasinya. Bila persyaratan spesifikasinya terpenuhi maka

kualitas pelayanan tersebut bisa dikatakan baik, tetapi sebaliknya bila

persyaratannya tidak terpenuhi maka dikatakan pelayanan tersebut tidak baik.

Tidak tertutup kemungkinan juga bahwa pelayanan yang berkualitas saat ini

dianggap tidak berkualitas disaat lainnya karena itu dasar untuk menilai suatu

kualitas pelayanan selalu berubah dan berbeda. Dari definisi kualitas pelayanan

diatas dapat disimpulkan bahwa Kualitas pelayanan yaitu tingkat keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut memenuhi

(26)

25 2. Kepuasan Masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), puas adalah merasa

senang, lega, gembira dan sebagainya karena sudah terpenuhi hasratnya dan

kepuasan adalah perihal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan. Menurut

Supranto (2003:396), kepuasan adalah sesuatu yang bersifat abstrak, sukar untuk

diukur serta sangat subjektif sifatnya.

Menurut Peter (2008:18), konsep kepuasan dalam tinjauan prospektif

dibagi dua hal yaitu tinjauan prospektif makro dan prospektif mikro. Tinjauan

kepuasan makro adalah memberikan pelayanan prima, sedangkan tinjauan mikro

terdiri dari kepuasan pelayanan dan strategi budaya. Oleh karena itu, pelayanan

kualitas menekankan kepada mutu suatu pelayanan. Lebih lanjut Engel (1990:23)

kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari

perbandingan antara kesannya terhadap hasil produk atau jasa dan

harapan-harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan, maka

pelanggan akan merasa amat puas atau senang. Dalam kaitan ini, maka faktor

kepuasan pelanggan menjadi elemen penting dalam memberikan atau menambah

nilai bagi pelanggan.

Menurut Tse dan Wilton (dalam Tjiptono, 2004) disebutkan bahwa

kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap

evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja

aktual produk setelah pemakaiannya. Kepuasan masyarakat merupakan fungsi

dari harapan dan kinerja. Oliver (dalam Tjiptono, 2004) memberikan pendapat

bahwa kepuasan keseluruhan ditentukan oleh ketidaksesuaian harapan yang

merupakan perbandingan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.

Kepuasan merupakan fungsi positif dari harapan pelanggan dan keyakinan

diskonfirmasi. Dengan demikian kepuasan atau ketidakpuasan mayarakat

merupakan respon dari perbandingan antara harapan dan kenyataan.

Lebih lanjut dapat dijelaskan oleh Linder Pelz dalam Gotleb, Grewal dan Brown

(27)

26

melakukan konsumsi yang spesifik. Sementara Engel (dalam Tjiptono, 2004)

mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi purna beli terhadap

alternatif yang dipilih yang memberikan hasil sama atau melampaui harapan

pelanggan. Kotler (dalam Tjiptono, 2004) memberikan definisi kepuasan

pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari

perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan

harapan-harapannya.

Definisi tersebut di atas dapat dijabarkan bahwa kepuasan merupakan

fungsi dari kesan kinerja dan harapan serta semuanya mengarah kepada

pemberian pelayanan dengan penilaian suatu kepuasan bagi mereka yang

menerima pelayanan. Dengan meningkatkan kualitas pelayanan, maka akan

meningkatkan kepuasan atas barang dan jasa. Apabila kinerja berada di bawah

harapan, pelanggan tidak puas, sebaliknya apabila kinerja memenuhi harapan,

pelanggan puas dan apabila kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau

senang. Penilaian kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan mengambil salah satu

dari tiga bentuk yang berbeda (Engel, Blackwell dan Miniard dalam Tjiptono,

2004), yaitu:

1. Diskonfirmasi positif, yaitu apabila kinerja lebih baik dari yang diharapkan.

2. Konfirmasi sederhana, apabila kinerja sama dengan yang diharapkan.

3. Diskonfirmasi negatif, apabila kinerja lebih buruk dari yang diharapkan.

Diskonfirmasi positif menghasilkan respon kepuasan dan yang berlawanan

terjadi ketika diskonfirmasi negatif. Konfirmasi sederhana menyiratkan respon

yang lebih netral yang tidak positif atau negatif. Kepuasan pelanggan keseluruhan

pada akhirnya berpengaruh negatif pada komplain pelanggan dan berpengaruh

positif pada kesetiaan pelanggan. Dikaitkan dengan kepuasan masyarakat, maka

kepuasan pelanggan dapat dianalogikan sebagai kepuasan masyarakat yang

membutuhkan pelayanan instansi.

Dalam penelitian ini penulis mencoba mengaplikasikan dan menggunakan

cara riset mengenai kepuasan masyarakat, sehingga nantinya secara riil dapat

(28)

27

Indikator yang dipergunakan untuk mengetahui kepuasan masyarakat antara lain

adalah:

1. Tanggapan masyarakat yang meliputi tingkat kinerja dan tingkat harapan dari

kualitas pelayanan

2. Tanggapan masyarakat yang meliputi tingkat kinerja dan tingkat harapan dari

semangat kerja pegawai.

Untuk mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat dapat dilakukan dengan

indikator-indikator yaitu:

1. Produktivitas

2. Kualitas Pelayanan

3. Responsibilitas

4. Akuntabilitas

Karakteristik untuk menilai kepuasan pelanggan:

1. Intangibility

2. Heteroginity

3. Inseparability

4. Perishability

2.1 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian

dikembangkan menjadi 14 unsur yang "relevan”, “valid" dan "reliabel”, sebagai

unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan

masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

(29)

28

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung

jawabnya);

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku;

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung

jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada

masyarakat;

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam

waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta

saling menghargai dan menghormati;

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan;

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang

bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada

penerima pelayanan;

14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

(30)

29 2.2 Manfaat Indeks Kepuasan Masyarakat

Dengan tersedianya data Indeks Kepuasan Masyarakat secara periodik,

dapat diperoleh manfaat: sebagai berikut:

1. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam

penyelenggaraan pelayanan publik;

2. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh

unit pelayanan publik secara periodik;

3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu

dilakukan;

4. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil

pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah;

5. Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan pada lingkup

Pemerintah Pusat dan Daerah dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan;

6. Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan.

3. Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak kendaraan bermotor adalah salah satu jenis pajak daerah

(nurmantu,2003:61). Dan pajak kendaraan bermotor termasuk pajak provinsi

(kurniawan, 2006:53). Pertama kali jenis pajak untuk kendaraan bermotor lahir

adalah saat diadakannya Pajak Rumah Tangga. Dua diantaranya adalah mengenai

jumlah dan macam kendaraan bermotor serta jumlah dan macam mobil. Tetapi

sejak ordonasi Pajak Kendaraan Bermotor 1934 diundangkan , maka hampir

semua objek atas kendaraan bermotor diambil ahli oleh Ordinasi Pajak Kendaraan

Bermotor (samudra,1995:147)

Pembahasan mengenai aspek Pajak Kendaraan Bermotor maka tidak akan

pernah terlepas dari berbagai macam aktivitas yang terdapat pada kendaraan

bermotor. Kendaraan bermotor dan jalan raya merupakan satu kesatuanyang tidak

dapat dipisahkan. Dalam penggunaan kendaraan bermotor, masyarakat

memerlukan sarana penunjang berupa jalan raya. Oleh karena itu wajar jika

(31)

30

materil oleh pemerintah sehinngga alokasi pembebanan tersebut dapat digunakan

untuk pembangunan dan pengembangan serta pemiliharaan jalan raya.

F. Hipotesa

Hipotesa merupakan dugaan sementara didalam penelitian dan harus diuji

kebenarannya sehingga dengan demikian suatu hipotesa diterima atau ditolak

hasilnya. Suatu hipotesa dapat diterima apabila disertai dengan pembuktian yang

nyata. Menurut Sugiono (2005:70), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, oleh sebab itu rumusan masalah penelitian biasanya

disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Maka dari rumusan masalah dan

kerangka teori yang dikemukakan diatas, penulis menurunkan hipotesa penelitian

sebagai berikut:

Hipotesis Alternatif (Ha) : ada hubungan positif antara pelayanan publik

berdasarkan KepMenPan No 63 dengan tingkat kepuasan masyarakat

Hipotesa Nol (Ho) : tidak ada hubungan positif antara pelayanan publik

berdasarkan KepMenPan No 63 dengan tingkat kepuasan masyarakat

G. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989:33). Konsep atau

pengertian merupakan unsur penting dalam suatu penelitian karena ini akan

menyamakan pandangan antara penulis (peneliti) dengan pembaca dalam pokok

bahasan yang diuraikan. Dengan itu diharapkan tentang salah penafsiran dari

pembaca dapat dihindarkan yang pada akhirnya mempermudah penulis (peneliti)

dalam menelaah istilah penelitian tersebut yaitu:

1. pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan

(32)

31

2. Kepuasan Konsumen adalah adanya hasrat pembelian ulang, kecilnya

hasrat mengajukan keluhan, rekomendasi ke orang lain, ada rasa bangga

pada diri konsumen, rasa ingin mematuhi peraturan yang ada, setia sebagai

konsumen dan adanya kepercayaan terhadap organisasiyang memberikan

pelayanan.

3. Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan

dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

H. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana

caranya mengukur suatu variabel atau suatu informasi ilmiah yang amat

membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama

(singarimbun, 1989:46). Defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang

sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan

operasionalisasi dari suatu penelitian. Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas atau independent variabel (X) yaitu Pelayanan Publik

a. Visi , Misi dan Moto Pelayanan, yaitu adanya penetapan tentang visi

misi dan motto pelayanan yang mampu memotivasi pegawai untuk

memberikan pelayanan yag terbaik serta adanya janji pelayanan.

b. Sarana dan prasarana yaitu adanya optimalisasi penggunaan sarana

untuk proses pelayanan (kelayakan dan kemafaatan)

c. Sumber Daya Manusia, adanya pedoman tentang sikap dan prilaku

etika pelayanan pegawai dalam memberikan playanan yang ditetapkan

secara internal, adanya kepekaan/respon pegawai yang tinggi dalam

memberikan pelayanan, adanya kebijakan pengembangan pegawai

dalam rangka peningkatan profesionalisme pegawai.

d. Sistem dan prosedur.

2. Variabel terikat atau dependent variabel (Y) yaitu : Kepuasan Masyarakat.

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

(33)

32

kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan”, “valid” dan

“reliable” sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran

indeks kepuasan masyarakat sebagai berikut:

a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur

pelayanan.

b. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya.

c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan

tanggung jawabnya).

d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja

sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan.

f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan

ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan

pelayanan kepada masyarakat.

g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan

ramah serta saling menghargai dan menghormati.

j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

(34)

33

k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana

pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan

rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

n. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan,

sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan

(35)

34 1.8 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi

konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, unit analisis

dan informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum atau karakteristik

lokasi penelitian yang relevan dengan penelitian berupa sejarah

singkat, visi dan misi, data pegawai Samsat, strukur organisasi,

tugas pokok dan fungsi Samsat Labuhan Batu Utara, Prosedur dan

Tata Cara Pembayaran PKB

BAB IV HASIL DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang penyajian data yang dilakukan dengan

menguraikan hasil data dari penelitian yang diperoleh dari

lapangan atau berupa dokumen yang akan dianalisis serta uraian

atau pembahasan data-data yang diperoleh setelah melakukan

penelitian

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang

telah dilakukan yang dianggap penting bagi semua pihak yang

(36)

35

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif kuantitatif,

dengan bentuk penelitian explanatory (penelitian penjelasan) dengan cara

pendekatan dan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat dimana tiap subjek

penelitian hanya diukur sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap variabel

yang sama, subjek penelitian diamati pada waktu yang sama guna menjawab suatu

permasalahan pada situasi sekarang yang hasilnya dipergunakan untuk

perencanaan perbaikan

B. lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Jalan

Angkatan No 66 Kabupaten Labuhan Batu Utara.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono,2005:90). Maka

dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh masyarakat wajib pajak

kendaraan bermotor. Populasi diambil dari jumlah masyarakat Labuhan Batu

Utara yang datang pada sebulan masa kerja yaitu 500 orang.

Selain itu peneliti juga menggali informasi melalui wawancara dengan

pihak Kantor Samsat Labuhan Batu Utara yaitu pegawai Samsat dan Kanit Lantas

(37)

36 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono 2004 :91). Dalam menentukan sampel dari objek

penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu

teknik penentuan sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Mengutip dari

pendapat Arikunto (2002:109) bahwa jika kita hanya meneliti sebagian populasi,

maka penelitian tersebutdisebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Prosedur pengambilan sampel yang digunakan

penulis sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:12) bahwa “apabila subjeknya

kurang dari seratus lebih baik diambil semua”. Selanjutnya apabila jumlahnya

besar, dapat diambil10-15% atau 20-25% atau lebih”. Jumlah sampel dalam

penelitian ini berdasarkan prosedur pengambilan sampel dari jumlah populasi 500

orang, akan diambil 10% sebanyak 50 orang.

D. Teknik Pengukuran Skor

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan kusioner penelitian yang

mencakup daftar pertanyaan yang disusun berdasarkan kriteria jawaban secara

tertutup dan studi Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data sekunder yang

memiliki relevasi terhadap penelitian ini.

Melalui penyebaran angket yang berisi pertanyaan yang diajukan kepada

responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Teknik pengukuran skor

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Likert’Summated ratings. Penentuan

ini dihitung berdasarkan alternative jawaban (a, b, c,d, e), dimana akan diberi skor

sebagai berikut:

1. Untuk alternative jawaban ‘a’ diberi skor 5

2. Untuk alternative jawaban ‘b’ diberi skor 4

3. Untuk alternative jawaban ‘c’ diberi skor 3

4. Untuk alternative jawaban ‘d’ diberi skor 2

(38)

37 E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam data menurut

klarifikasinya jenis dan sumbernya, yaitu:

1. Teknik pengumpulan data primer

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian

untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Pengumpulan data promer dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

a. Kuesioner (angket), adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan

mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti, yang bertujuan

memperoleh informasi yang relevan, serta informasi yang dibutuhkan

dapat dibutuhkan secara serentak. Dalam penelitian ini, angket digunakan

sebagai alat pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar pertanyaan

dibuat semi terbuka yang member pilihan jawaban pada responden dan

memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan oleh peneliti.

b. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara

lengsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat fejala-gejala yang

ditemukan si lapangan untuk melegkapi data-data yang diperlukan

sebagai acuan yang terkaitan dengan permasalahan penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka yang terdiri

dari:

a. Penelitian kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui

buku, majalah dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek

penelitian.

b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui

pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun

(39)

38 F. Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan penelitian ini, maka digunakan

prosedur analisis data primer sebagai berikut :

1. Ordinary Least Square

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif

dengan Metode Ordinary Least Square (OLS). Hal ini digunakan untuk melihat

pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen dalam penelitian ini.

Dan sebagai alat analisis untuk mengolah data adalah dengan menggunakan

program SPSS Versi 18,0.

2. Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui adanya hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih

maka digunakan analisis korelasi. Korelasi yang digunakan adalah model korelasi

Product Moment. Korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel yaitu variabel X (Pelayanan Publik) terhadap

variabel Y (kepuasan masyarakat). Perhitungan nilai kooefisien korelasi tersebut

akan dihasilkan melalui pengolahan data dengan instrument statistic (software)

yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini yakni SPSS for windows versi 18,0.

G. Model Analisis

Untuk menganalisis data yang dihasilkan dalam penelitian ini digunakan

model analisis sebagai berikut :

Y = β0 + β1 X1 + ε

Keterangan :

Y = Kepuasan masyarakat (likert)

(40)

39

β0 = Intercept / konstanta

β1 = Koefisien estimasi model

ε = Error

Dengan demikian hasil penghitungan koefisien determinasi pada model

analisis di atas dapat dikategorikan sesuai klasifikasi pengaruh, yakni :

0,01 – 0,19 : Pengaruh Rendah

0,20 – 0,39 : Pengaruh Sedang

0,40 – 0,59 : Pengaruh Cukup

0,60 – 0,79 : Pengaruh Kuat

(41)

40

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Lokasi dan Keadaan Geografis

Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagai salah satu kabupaten yang berada

kawasan Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara yang terletak 99.25.00o - 100.05.00o Bujur Timur dan 01o58’00’’ - 02o50’00’’ Lintang Utara dengan ketinggian 0 – 2.151 meter di atas permukaan laut. Kabupaten ini memiliki

wilayah seluas 354.580 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka.

b. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Labuhanbatudan Kabupaten Padang Lawas Utara.

c. Sebelah Barat dengan Kabupaten Tapanuli Utara; dan Kabupaten Toba Samosir.

d. Sebelah Timur dengan Kabupaten Labuhanbatu.

Kabupaten Labuhanbatu Utara terbagi ke dalam 8 wilayah kecamatan dan 90

desa/kelurahan dengan luas masing-masing kecamatan sebagaimana disajikan

(42)

41

Luas Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara Menurut Kecamatan

No. Kecamatan Luas

Wilayah Persentase

1. Na IX-X 55.400 15,62

2. Marbau 35.590 19,12

3. Aek Kuo 25.020 7,06

4. Aek Natas 67.800 10,04

5. Kualuh Selatan 34.451 10,87

6. Kualuh Hilir 38.548 9,72

7. Kualuh Hulu 63.739 17,98

8. Kualuh Leidong 34.032 9,60

Kabupaten 3.545,80 100,00

Sumber : BPS/ Kabupaten Labuhanbatu Dalam Angka, 2013

1. Iklim

Curah hujan rata-rata bulanan di Labuhanbatu Utara adalah 280,67 mm

dengan 13,25 hari hujan. Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan

Nopember, yaitu sebesar 428 mm dan terendah pada bulan Februari, yaitu sebesar

67 mm. Hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember, Berdasarkan Peta

Agroklimat Sumatera Skala 2:500.000 (Oldeman, Darwis dan Las, 1988) wilayah

studi termasuk dalam zone agroklimat D1, yaitu daerah yang mempunyai bulan

basah (curah hujan bulanan >200 mm) berturutan 3-4 bulan dan bulan kering

(curah hujan bulanan <100 mm) berturutan selama <2 bulan.

Secara umum kondisi iklim di wilayah studi dikaregorikan pada iklim

tropis basah yang dicirikan adanya dua pertukaran angin. Hal ini dikarenakan

adanya angin Moonson Barat yang bertiup dari arah Utara (Asia Tenggara) dan

setelah lewat Selat Malaka angin tersebut akan menjadi basah oleh kandungan air

yang menyebabkan musim hujan di wilayah studi sekitar bulan April –

(43)

42

sekitar bulan Oktober hingga April merupakan angin kering yang menyebabkan

kecilnya curah hujan di wilayah studi yaitu sebanyak 19 hari hujan.

2. Penduduk

Penduduk Labuhan Batu Utara dapat digolongkan pada kategori masyarakat

heterogen, yaitu masyarakat terdiri dari berbagai macam jenis suku, agama, ras,

golongan. Sebahagian besar penduduk Labura adalah Suku Melayu 70%, Suku

Jawa 13%, Suku Batak 7%, dan suku lainnya Komposisi masyarakat kota

Labuhan Batu Utara yang heterogen terbagi-bagi atas beberapa lokasi, hal ini

disebabkan karena pada awalnya lokasi tersebut merupakan daerah awal tumbuh

dan berkembangnya suku tersebut di labuhan Batu . Perbedaan lokasi tersebut

bukan merupakan gambaran penduduk yang terpecah belah melainkan sebagai

wujud persatuan etnisitas yang dimiliki setiap masyarakat labuhan batu utara.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Labuhan Batu

Utara.

Tahun 2012 2013

Jumlah Pria

(jiwa) 167.154 177.416 Jumlah

Wanita (jiwa) 163.547 174.204

(44)

43

B. Sejarah Singkat UPT Samsat Aek Kanopan Labuhan Batu Utara

Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara pada mulanya mengurusi

pengolahan pajak dan pendapatan daerah berada dibawah Biro Keuangan pada

sekretariat Wilayah tingkat I Sumatera Utara yaitu merupakan satu bagian.

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Sumatera Utara,tentang susunan organisasi dan tata sekretariat Wilayah Daerah

Tingkat I Provinsi Sumatera Utara maka ”Biro Keuangan” ditingkatkan menjadi

Direktorat Keuangan.

Dengan demikian tentu bagian pajak dan pendapatan daerah berubah

menjadi ”Sub Direktorat Pendapatan Daerah” pada Direktorat Keuangan Daerah

tersebut. Dengan terbitnya SK Gubernur Kepala Daerah Tngkat I Sumatera Utara

tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU terhitung tanggal 1 April 1975,maka

Sub Direktur Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi ”Direktorat Pendapatan

Daerah” pada tanggal 1 September 1975 keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri

Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I

dan Dinas Pendapatan Daerah II diseluruh Indonesia,maka bersama dengan itu

Direktorat Pendapatan Daerah diubah statusnya menjadi ”Dinas Pendapatan

Daerah”.

Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara adalah

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara

tanggal 31 Maret 1976 Nomor 143/II/GSU,dengan persetujuan

DPRD,pembentukan dinas ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I

Sumatera Utara Nomor 4 tahun 1976.Dalam usahanya meningkatkan pelaksaan

tugas serta pelayanan kepada masyarakat,maka diperlukan pengembangan

organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Tingkat I Sumatera Utara.

Kemudian sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2743/S

tanggal 22 November 1999 perihal sebutan Undang-Undang Nomor 22 tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah,maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat

ini. Sebutan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara atau

(45)

44

Utara” dan Cabang Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara. Dalam

pengembangannya dan pemekaran untuk pelayanan yang lebih luas kepada wajib

pajak. Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 060/254/K tahun

2002 tentang tugas,fungsi,dan tata kerja Unit PelaksanaTeknis (UPT) pada Dinas

Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan

bermotor, maka dengan dikeluarkannya Surat Keputusan bersama Tiga Menteri

yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam),Menteri Keuangan

(Menkeu) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor Kep/169/13/MK/1976

tertanggal 28 September 1976,tentang pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Baru

Pendaftaran Kendaraan Bermotor yang disebut ”Sistem Administrasi Manunggal

Satu Atap (On Line Room Operation)”.

SAMSAT Aek Kanopan Berdiri pada Tanggal 8 oktober tahun 2008. Terdiri

dari tiga instansi yang mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda tetapi menjadi

satu kesatuan dalam melayani masyarakat. Instansi yang terkait dalam Kantor

Bersama SAMSAT yaitu :

1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu SATLANTAS POLDASU

2. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan

Daerah Provinsi Sumatera Utara

3. Departemen Keuangan yaitu PT.(Pesero) Jasa Raharja Cabang Kota Aek

Kanopan

Berdirinya Kantor SAMSAT adalah merupakan tindak dari Surat Keputusan

Bersama Tiga Menteri (Menhankam,Menkeu,Mendagri) yang membentuk

kerjasama dengan sistem baru yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu

Atap (On Line Ander Room Operation) dengan tujuan sebagai berikut :

1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada

masyarakatpemilik kendaraan bermotor yang berdomisili di daerah

(46)

45

2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan

dari sector Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

3. Meningkatkan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama

Medan yang merupakan aparat Departemen Keuangan Sumatera Utara

4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan,ketertiban,kelancaran,dan

pengadaan administrasi Kendaraan Bermotor.

C. Visi dan Misi dan Strategi SAMSATAek Kanopan 1. Visi

Visi Kantor Bersama Samsat Aek Kanopan adalah terwujudnya

pendapatan daerah yang optimal untuk mendukung keberhasilan pembangunan

daerah. Jelas dari misi ini terlihat bahwa Kantor Bersama Samsat Aek Kanopan

merupakan bagian dari sumber pendapatan daerah yang dapat menyumbang bagi

pembangunan daerah.

2. Misi

1. Menjadikan Pendapatan Asli Daerah sebagai tulang punggung

pendapatan daerah

2. Memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat melalui

peningkatan kinerja aparatur secara berkesinambungan.

3. Strategi

Untuk dapat mencapai visi dan misi yang sudah digariskan perlu diikuti

oleh langkah-langkah teknis berupa strategi yang perlu dijalankan. Adapun

strategi dari Kantor Bersama Samsat Aek Kanopan adalah :

1. Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarak

a. Menyederhanakan prosedur Pelayanan

b. Memberikan Kemudahan, Kecepatan, Keamanan dan Kepastian

Gambar

Tabel 4.1.1
Tabel 4.1.2
Tabel 4.1.3
Tabel 4.1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan

Rangkaian Modulator TV UHF/VHF akan memodulasi sinyal gambar (video) kedalam satu gelombang pembawa RF agar dapat memasukkan suatu sinyal secara langsung terhadap soket antara

[r]

Saklar dengan pengertian sederhana berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik. Disini transistor dikombinasikan yang berfungsi sebagai saklar untuk menyalaakan

[r]

Penyerapan Air pada Hibrid Ionomer dengan Lama Penyinaran yang Berbeda.. xi +

Berdasarkan uraian diatas yang telah dijelaskan maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Pengaruh Kinerja Produk, Reputasi Merek, Persepsi Nilai dan Ikatan

Dari hasil penelitian, sebagian besar penatalaksanaan awal diare pada balita di puskesmas piyungan 2016 termasuk kategori baik yaitu sebanyak 13 responden