ANALISIS REALISASI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) PADA KANTOR BERSAMA SISTEM
ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) PUTRI HIJAU MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
MARIS YOLANDA B BARA 112101058
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : MARIS YOLANDA B BARA
NIM : 112101058
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS REALISASI PENERIMAAN PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR (PKB) PADA KANTOR
BERSAMA SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) PUTRI HIJAU MEDAN
Tanggal : ...2014 DOSEN PEMBIMBING
Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M.Si NIP. 19770214 200812 2 001
Tanggal : ...2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001
Tanggal : ...2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang
berjudul “Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor
Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan”.
Terselesainya Tugas Akhir ini tentu tak terlepas berbagai pihak yang telah
mendorong dan mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, baik
dukungan moril maupun materil. Terutama kepada Papa dan Mama tersayang, Drs. H.
Zulham Effendy Batubara dan Dra. Asmawati, serta kepada Widya Emiliza Batubara,
Amd. dan Maricella Batubara, SE selaku kakak penulis atas doa, kasih sayang dan
motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Penulis juga ingin
mengungkapkan rasa terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal H Situmorang, SE, Msi, selaku Sekretaris Program Studi Diploma
III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, M. Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan,
dan bantuan dari awal hingga selesainya Tugas Akhir ini.
5. Bapak H. Muhammaddin Lubis SE, MM, selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis
yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan magang sekaligus
memperoleh data untuk penulisan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Ibrahim Ichsan Hrp. S. Sos, selaku Kasubag Tata Usaha Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau
Medan yang telah membantu penulis dalam memperoleh data-data guna
penyempurnaan Tugas Akhir ini.
7. Kelompok belajar @dydas yang selalu menghibur dan membantu dalam masa
belajar, Diana, Deni, Ananda, dan Sasi, dan juga teman seperjuangan, Atikah,
Astria, Irfan, dan Lista yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir
penulis. Tak lupa pula teman-teman di Program Studi DIII Keuangan 2011 Grup A,
terimakasih untuk semua hal yang telah kita lalui bersama.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
penulis dalam pengetahuan dan pengulasan Tugas Akhir. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam
penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Medan, Mei 2014 Penulis,
Halaman A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara ... 7
B. Struktur Organisasi... 10
C. Uraian Pekerjaan ... 11
D. Gambaran Data Pegawai... 14
E. Kinerja Terkini ... 16
BAB III PEMBAHASAN A. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) ... 18
A.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor ... 18
A.2 Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor... 19
A.2.1 Objek Pajak Kendaraan Bermotor ... 19
A.2.2 Subjek Pajak Kendaraan Bermotor ... 19
A.3 Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor... 20
A.3.1 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor ... 20
A.3.2 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ... 22
A.4 Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap... 24
B. Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ... 30
C. Upaya Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Putri Hijau Medan ... 41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43
B. Saran ... 44
DAFTAR TABEL
No. Judul Tabel Halaman
1.1 Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara... 2 2.1 Wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)/ Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Se Sumatera Utara ... 9 2.2 Daftar Pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan ... 15 2.3 Daftar Pegawai Honor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan ... 15 2.4 Daftar Tenaga Out-Sourcing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan... 15 3.1 Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Pada Tahun 2011 ... 31 3.2 Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap Putri Hijau Medan Pada Tahun 2012 ... 34 3.3 Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap(SAMSAT) Putri Hijau Medan Pada Tahun 2013... 37 3.4 Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Sistem Administrasi
No. Judul Gambar Halaman
2.1. Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan ... 11 3.1 Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Unit Pelaksana
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian dalam suatu rumah tangga membutuhkan
sumber-sumber penerimaan untuk membiayai segala keperluan rumah tangga. Sama
hal nya dengan pajak yang merupakan salah satu dari sumber-sumber
penerimaan negara dan menjadi sumber pendapatan utama negara. Menurut
Prof. Dr. Rochmat Soemitro,SH, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. Menurut lembaga pemungutnya, pajak terdiri
dari 2 jenis, yaitu Pajak pusat dan Pajak daerah. Pajak Pusat adalah pajak yang
dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
Negara, sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang
oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan
Undang-Undang No.28 Tahun 2009, bahwa pajak daerah terbagi dalam 2
jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/ Kota. Pajak provinsi adalah
kewenangan pemungutan terdapat pada pemerintah daerah provinsi, sedangkan
pemerintah daerah kabupaten/ kota. Jenis Pajak Provinsi dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara
No Jenis Pajak
1 Pajak Kendaraan Bermotor
2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4 Pajak Air Permukaan
Sumber : Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2014
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) termasuk dari salah satu pajak
provinsi yang berpengaruh besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
karena tingginya aktivitas sehari-hari masyarakat yang menjadikan kendaraan
bermotor menjadi suatu kebutuhan akan kendaraan sebagai sarana angkutan.
Seperti informasi yang dilansir dari e-newspaper, kompasiana (8 Februari
2013), Indonesia kini telah menjadi negara ketiga yang paling banyak
menggunakan kendaraan bermotor setelah Amerika dan China. Jumlah
kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 107.226.572 unit. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan Branch Manager Auto 2000 Amplas, Martogi Siahaan, “Di
Auto 2000 penjualan pada tahun lalu mencapai 3.000 unit per bulan untuk
seluruh merek. Untuk tahun 2014 ini diperkirakan akan sama dengan tahun
lalu. Secara rata-rata per tahun 36.000 unit setiap tahunnya terjual dari Auto
2000 ” (Sindo: Minggu, 26 Januari 2014). Maka dengan semakin
meningkatnya pengguna kendaraan bermotor otomatis penerimaan pajak
3
Realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) diperoleh
dari Wajib Pajak yang membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Jika
Wajib Pajak merupakan badan maka kewajiban perpajakannya diwakili oleh
pengurus atau kuasa hukum badan tersebut. Dengan demikian, pada Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) subjek pajak sama dengan wajib pajak, yaitu
orang pribadi atau badan yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor.
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berasal dari pungutan
pembayaran Pajak Kendaraan bermotor, Kendaraan bermotor tersebut yakni
semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan
di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor
atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya
energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan,
termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.
Untuk memungut Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dari Wajib Pajak
maka dibentuklah suatu instansi yang disebut Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap (SAMSAT) yang terdiri dari 3 (tiga) gabungan instansi, antara lain:
1. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS
POLDASU, menangani pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)
dan Plat Nomor Kendaraan;
2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi (DISPENDA), menangani pemungutan pendapatan provinsi yaitu
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara
(persero), menangani Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan
(SWDKLLJ).
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) di Sumatera Utara
sebanyak 44 (empat puluh empat) unit. Salah satunya adalah Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara yang biasanya
disebut sebagai Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri
Hijau. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh oleh
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau akan
diserahkan kepada Dinas Pendapatan Daerah dan dimasukkan ke kas daerah
yang digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur di daerah
tersebut sehingga masyarakat diharapkan dapat merasa puas dan nyaman dalam
menggunakan infrastruktur tersebut. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) yang diserahkan yakni berdasarkan realisasi penerimaan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh dari suatu instansi.
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan andalan
dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Semakin meningkatnya
Pendapatan Asli Daerah maka akan mengurangi ketergantungan pemerintah
daerah terhadap subsidi atau bantuan dari pemerintah pusat sehingga
pemerintah daerah akan lebih leluasa membelanjakan penerimaannya sesuai
dengan pembangunan yang sedang dilaksanakan di daerah tersebut. Maka dari
itu pihak instansi terkait meningkatkan target penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) setiap tahun agar realisasi penerimaan pajak kendaraan
5
daerah. Hal ini mendorong penulis untuk membahas tentang “Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang
akan dibahas adalah “Bagaimana perkembangan realisasi penerimaan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
(SAMSAT) Putri Hijau Medan?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan pada
Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui perhitungan dan prosedur pemungutan Pajak Kendaraan
Bermotor di kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)
Putri Hijau Medan.
3. Untuk mengetahui realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
pada kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri
4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan dalam meningkatkan penerimaan
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan penulis pada bidang perpajakan khususnya
mengenai Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
2. Bagi Instansi
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan atau
saran untuk mengambil keputusan dalam menentukan perencanaan dan
kebijaksanaan di masa yang akan datang yaitu keputusan yang diambil secara
benar dan tepat.
3. Bagi Akademisi
Hasil penulisan ini diharapkan dapat disajikan sebagai bahan acuan dalam
melakukan ataupun melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan judul tugas
BAB II PROFIL INSTANSI
A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada mulanya
mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan daerah dibawah naungan Biro
keuangan pada Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sumatera
Utara tentang Susunan dan Tata Cara Sekretariat wilayah Daerah Tingkat I
Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara, sehingga Biro Keuangan
ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.
Dengan demikian tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah
menjadi Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah pada Direktorat
Keuangan. Dengan terbitnya SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera
Utara pada tanggal 21 Maret 1975, maka Sub Direktorat Keuangan Pendapatan
Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Pada tanggal 1
september 1975 keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43
tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas
Pendapatan Daerah Tingkat II yang sebelumnya dibawah naungan Direktorat
Pendapatan Daerah diubah menjadi “Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera
Utara”. Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera
Perwakilan Daerah Sumatera Utara (DPRDSU). Pembentukan Dinas
Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976.
Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada
masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan
Daerah Tingkat I Sumatera Utara dengan membentuk cabang-cabang dinas.
Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara terdapat di Kabupaten/
Kotamadya tingkat II di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan
Menteri Dalam Negeri KUP 7/7/39-26 pada tanggal 31 Maret 1978 dibentuklah
cabang dinas Pendapatan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara di seluruh
Kabupaten/ Kota madya tingkat II di Sumatera Utara.
Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No.061/2743/S
tanggal 22 November 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terhitung sejak
tanggal keluarnya surat tersebut, nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I
Sumatera Utara diubah menjadi “Dinas Pendapatan Provinsi” Cabang Dinas
Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah juga menjadi “Cabang
Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara”. Terbentuklah Penyelenggaraan
Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang disebut “Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap” atau selanjutnya disingkat SAMSAT.
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap adalah gabungan dari 3
(tiga) instansi yang mempunyai objek dana kendaraan bermotor yang
berdomisili di Sumatera Utara. Ketiga Instansi tersebut adalah:
9
2. Pemerintah Daerah Sumatera yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera
Utara (DISPENDA)
3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan
Tujuan pembentukan SAMSAT ialah:
1. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui
pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan penerimaan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), khususnya di daerah Sumatera.
2. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui
penerimaan dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor dan penerimaan sektor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas
kepada wajib pajak, Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara sampai saat ini
telah membentuk 44 wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)/ Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) se Sumatera Utara yang tertera
di dalam Tabel 2.1. berikut :
Tabel 2.1
Wilayah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)/ Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Se Sumatera Utara
No Unit No Unit
1 UPTD/ SAMSAT Medan Utara 23 UPTD/ SAMSAT Aek Kanopan 2 UPTD/ SAMSAT Medan Selatan 24 UPTD/ SAMSAT Barus
3 UPTD/ SAMSAT Binjai 25 UPTD/ SAMSAT Natal
4 UPTD/ SAMSAT Stabat 26 UPTD/ SAMSAT Gunung Tua
5 UPTD/ SAMSAT Lubuk Pakam 27 UPTD/ SAMSAT Perdagangan 6 UPTD/ SAMSAT Tebing Tinggi 28 UPTD/ SAMSAT Panguruan
7 UPTD/ SAMSAT Kabanjahe 29 UPTD/ SAMSAT Salak
8 UPTD/ SAMSAT Tanjung Balai 30 UPTD/ SAMSAT Lima Puluh
9 UPTD/ SAMSAT Sidikalang 31 UPTD/ SAMSAT Dolok
10 UPTD/ SAMSAT Kisaran 32 UPTD/ SAMSAT Teluk Dalam 11 UPTD/ SAMSAT Rantau Prapat 33 SAMSAT GERAI Marelan 12 UPTD/ SAMSAT Pematang
Siantar
34 SAMSAT GERAI IndraPura
13 UPTD/ SAMSAT Balige 35 SAMSAT Gerai Perbaungan
14 UPTD/ SAMSAT Tarutung 36 SAMSAT Gerai Kampung Pajak
15 UPTD/ SAMSAT Nias 37 SAMSAT Gerai Hutabalang
16 UPTD/ SAMSAT Sibolga 38 SAMSAT Gerai Tanjung
Morawa 17 UPTD/ SAMSAT Padang
Sidempuan
39 SAMSAT Gerai Tembung
18 UPTD/ SAMSAT Panyabungan 40 SAMSAT Gerai Deli Tua 19 UPTD/ SAMSAT Pangkalan
Brandan
41 SAMSAT Gerai Kerasaan
20 UPTD/ SAMSAT Kota Pinang 42 SAMSAT Gerai Ajamu
21 UPTD/ SAMSAT Sibuhuan 43 SAMSAT dan SIM Corner Sun Plaza Medan
22 UPTD/ SAMSAT Serdang Bedagai
44 SAMSAT CORNER Plaza Medan fair
Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara
tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang
diharapkan(http://rynaldi-dwitama.blogspot.com/2012/05/pengertian-struktur-organisasi.html?m=1). Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan
dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi
juga dapat didefinisikan sebagai suatu keputusan yang diambil oleh organisasi
itu sendiri berdasarkan situasi, kondisi dan kebutuhan organisasi. Struktur
suatu organisasi menggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya
sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok.
Struktur suatu organisasi ada kaitannya dengan tujuan, sebab struktur
11
tujuan yang ingin dicapainya
(http://id.shvoong.com/writing-and-speakingcopywriting/2073179-defenisi-strukturorganisasi).
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan secara efesien dan setiap kelompok organisasi yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dapat bekerja sama agar tujuan
perusahaan dapat tercapai. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPT) Putri Hijau Medan dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.1
Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
Sumber: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014
C. Uraian Pekerjaan
1. Kepala Unit Pelaksana Teknis Tugas dan Fungsi :
a. Melaksanakan koordinasi, pembinaan pengendalian dan pemberdayaan
c. Menyempurnakan konsep, dan pendapatan potensi dari masing-masing
seksi.
2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha Tugas dan Fungsi :
a. Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub
Bagian Tata Usaha dan surat-surat dari seksi lainnya yang telah selesai
diproses.
b. Mencatat dalam pembukuan pemasukan yang telah ditentukan
inventaris dan Alat Tulis Kantor.
3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor Tugas dan Fungsi :
a. Menghubungi penunggak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat.
b. Membuat laporan pembayaran penunggak Pajak Kendaraan Bermotor
dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat.
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala unit sesuai
dengan bidangnya.
4. Seksi Pendapatan Lain-lain Tugas dan Fungsi:
a. Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelola PAD dan
13
b. Menerima, menyalurkan dan mempertanggungjawabkan SPT dan
Materai Leges jalur SAMSAT.
c. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan lain-lain
dan sektoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (ABT/APU)
Tugas dan Fungsi :
a. Melaksanakan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima
dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan Umum (ABT/APU) dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (PBB-KB).
b. Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak
pengambilan dan pemanfaatan ABT/ APU sesuai standar yang
ditetapkan.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Dinas sesuai
dengan bidang teknisnya.
6. Seksi Retribusi Tugas dan Fungsi:
a. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis retribusi bagi
b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data untuk penyempurnaan
dan penyusun jenis retribusi, teknis pemungutan dan tata administrasi
retribusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan target
retribusi.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala,
sesuai dengan bidang teknisnya.
7. Seksi Pajak Angkutan Di Atas Air/ Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air
Tugas dan Fungsi :
a. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima
dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari WP mengenai Pajak
Angkutan Di Atas dan Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air
(PA3/BBNA3), sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku.
b. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan
bidang dan tugasnya.
c. Memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala Unit sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
D. Gambaran Data Pegawai
Secara umum gambaran dari pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Sistem Administrasi Manunggal Satu atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
15
Tabel 2.2
Daftar Pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
Jabatan / Pangkat Jumlah
Kepala Seksi Retribusi dan PLL 1
Staf Seksi Retribusi dan PLL 6
Jumlah 101 Orang
Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014
Selain pegawai, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Putri Hijau juga dibantu
oleh tenaga out-sourcing dan pegawai honor yang terdiri dari:
Tabel 2.3
Daftar Pegawai Honor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014
Tabel 2.4
Daftar Tenaga Out-Sourcing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
E. Kinerja Terkini
Sesuai dengan motto SAMSAT Putri Hijau Medan yaitu “Profesional
kerjaku dan kepuasan masyarakat tujuanku” maka kinerja terkini yang
dilakukan SAMSAT Putri Hijau yaitu meningkatkan pelayanan yang cepat,
tanggap dan akurat. Dalam pengurusan pajak kendaraan SAMSAT Putri Hijau
Medan memberikan waktu yang efisien yaitu hanya membutuhkan waktu 15
menit untuk pengurusan pajak. Pelayanan maksimal lain untuk wajib pajak
yang sedang menunggu dalam pengurusan pajak yaitu adanya wifi gratis
sehingga wajib pajak dapat mengisi waktu sambil berinternet. Wajib pajak juga
dapat mengurus pajak kendaraan di SAMSAT Corner Plaza Medan Fair,
SAMSAT Drive Thru Keliling, serta SAMSAT Bus Keliling. SAMSAT
Corner Plaza Medan Fair berada di lantai 3 unit 63, Jl. Gatot Subroto yang
setiap harinya buka kecuali libur Nasional mulai pukul 10.00 - 21.00 WIB,
untuk SAMSAT Drive Thru Keliling berada di Jalan S.Parman Ujung (Tugu
Guru Patimpus) pada hari Senin, Kamis, dan Jumat, sedangkan untuk hari
Selasa dan Rabu di Lapangan Merdeka. Pada SAMSAT Bus Keliling Putri
Hijau Medan yaitu hari Senin di Pasar 1 Marelan, Selasa di depan Bank BRI
Belawan, Rabu di Lapangan Pertamina Hamparan Perak, Kamis di Terminal
Sunggal, Jumat di Percut Seituan, dan Sabtu di lapangan dekat Swalayan Irian
Tembung. Apabila masyarakat memerlukan bantuan dalam pengurusan pajak
maka SAMSAT Putri Hijau Medan telah menyediakan Unit Pengaduan.
Kinerja usaha terkini ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
17
Bermotor (PKB) dan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sesuai
A. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) A.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor
Menurut Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB), Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan
beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis
jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan
lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu
menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk
alat-alat berat dan alat-alat-alat-alat besar dan alat-alat-alat-alat besar yang bergerak. Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) adalah Pajak yang dipungut atas kepemilikan
dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor. Kepemilikan adalah hubungan
hukum antara orang pribadi atau badan dengan kendaraan bermotor yang
namanya tercantum di dalam bukti kepemilikan atau dokumen yang sah
termasuk Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor. Penguasaan adalah
penggunaan dan atau penguasaan fisik kendaraan bermotor oleh orang pribadi
atau badan dengan bukti penguasaan yang sah menurut ketentuan
perundangan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65
tahun 2001 tentang Pajak Daerah bahwa Pajak Kendaraan Bermotor
dikenakan untuk Masa Pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung
19
A.2 Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor A.2.1 Objek Pajak Kendaraan Bermotor
Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau
penguasaan kendaraan bermotor mencakup kendaraan bermotor yang
digunakan di semua jenis jalan darat, antara lain di kawasan bandara,
pelabuhan laut, perkebunan, kehutanan, pertanian , pertambangan,
industri, perdagangan , serta sarana olahraga dan rekreasi (Nurlan
Darise, 2004 : 47).
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun
2011 Pasal 4 ayat 3, bahwa objek Kendaraan Bermotor yang
dikecualikan terhadap kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan
Bermotor, sebagai berikut:
a. Kereta api;
b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan
pertahanan dan keamanan Negara;
c. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan,
konsulat, perwakilan negara asing dan asas timbal balik dan
lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas
pembebasan pajak dari pemerintah; dan
d. Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di atas air.
A.2.2 Subjek Pajak Kendaraan Bermotor
Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau
lain orang pribadi atau yang memiliki atau menguasai kendaraan
bermotor yang digunakan untuk keperluan pengolahan lahan pertanian
rakyat, dan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki atau menguasai
kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan keselamatan
(Nurlan Darise, 2006:47).
Adapun yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak dapat
dilihat dari Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011
Pasal 5 ayat 3, antara lain:
a. Untuk orang pribadi ialah orang yang bersangkutan , kuasanya atau
ahli warisnya.
b. Untuk badan adalah pengurus atau kuasa badan tersebut.
A.3 Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor
A.3.1 Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor
Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai
perkalian dari 2 (dua) unsur pokok, tertuang pada Peraturan Daerah
Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 6 ayat 1 , yaitu:
1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB);
2. dan Bobot yang mencerminkan secara relative tingkat kerusakan
jalan dan atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan
Kendaraan Bermotor.
Nilai Jual Kendaraan Bermotor ditentukan berdasarkan harga
pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Nilai Jual Kendaraan
21
pertama bulan Desember tahun pajak sebelumnya (Nurlan Darise, 2006
: 48).
Dalam hal apabila pasaran umum suatu kendaraan bermotor
tidak diketahui, Nilai Jual Kendaraan Bermotor dapat ditentukan
berdasarkan sebagian atau seluruh faktor-faktor yang tertuang dalam
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 6 ayat
7, sebagai berikut:
a. Harga kendaraan bermotor dengan isi silinder dan/atau satuan
tenaga yang sama;
b. Penggunaan kendaraan bermotor untuk umum atau pribadi;
c. Harga kendaraan bermotor dengan merek kendaraan bermotor yang
sama;
d. Harga kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan kendaraan
bermotor yang sama;
e. Harga kendaraan bermotor dengan pembuat kendaraan bermotor;
f. Harga kendaraan bermotor dengan kendaraan bermotor sejenis; dan
g. Harga kendaraan bermotor berdasarkan dokumen Pemberitahuan
Import Barang (PIB).
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun
2011 Pasal 6 ayat 3, bahwa bobot dinyatakan dalam koefisien yang
nilainya 1 (satu) atau lebih besar dari 1 (satu), dengan pengertian
a. Koefisien sama dengan 1 (satu) berarti kerusakan jalan dan/atau
pencemaran lingkungan oleh pengguna Kendaraan Bermotor
tersebut dianggap masih dalam batas toleransi; dan
b. Koefisien lebih besar dari 1 (satu) berarti penggunaan Kendaraan
Bermotor tersebut dianggap melewati batas toleransi.
Bobot dihitung berdasarkan faktor-faktor :
a. Tekanan gandar, yang dibedakan atas dasar jumlah sumbu/as, roda,
dan berat kendaraan bermotor;
b. Jenis bahan bakar kendaraan bermotor yang dibedakan menurut
solar, bensin, gas, listrik, tenaga surya, atau jenis bahan bakar
lainnya; dan
c. Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, ciri-ciri mesin dari kendaraan
bermotor.
Contoh:
Nilai jual kendaraan bermotor merek A tahun B adalah sebesar
Rp 100.000.000,00. Koefisien bobot ditentukan sama dengan 1,2 maka
dasar pengenaan pajak dari kendaraan bermotor tersebut adalah:
Rp 100.000.000,00 x 1,2 = Rp 120.000.000,00
A.3.2 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Adapun tarif Pajak Kendaraan Bermotor yang telah diatur dalam
pasal 8 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Nomor 1 Tahun 2011,
23
a. 1,75 % (satu koma tujuh lima persen) kepemilikan pertama untuk
kendaraan bermotor pribadi;
b. 1 % (satu persen) untuk kendaraan bermotor angkutan umum;
c. 0,5 % (nol koma lima persen) untuk kendaraan ambulans,
pemadam kebakaran, sosial keagamaan, pemerintah/TNI/POLRI/
dan Pemerintah Daerah;
d. 0,2 % (nol koma dua persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat
berat dan alat-alat besar.
Berdasarkan unsur-unsur diatas, maka perhitungan Pajak
Kendaraan Bermotor yaitu:
PKB = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak
= Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)
Contoh:
Nicholas Saputra membeli mobil Toyota Vios yang tahun
pembuatannya pada tahun 2010. Diketahui Nilai jual kendaraan
bermotor ditetapkan sebesar Rp 150.000.000,00 dan koefisien bobotnya
1,0. Berapa PKB yang harus dibayar Nicholas Saputra?
Jawaban:
PKB = Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)
= 1,75% x (150.000.000 x 1,0)
A.4 Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
Pemungutan Pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin
maupun pembangunan. Berdasarkan UU 1945 pasal 23A yang menyatakan
“pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara
diatur dalam undang-undang”. Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth
of Nations dengan ajaran yang terkenal “The Four Maxims”, asas
pemungutan pajak adalah sebagai berikut:
a. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas
keadilan): pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai
dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh
bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak.
b. Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus
berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi
hukum.
c. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu
atau asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi
wajib pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru
menerima penghasilannya atau disaat wajib pajak baru menerima
penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.
d. Asas Effeciency (asas efesien atau asas ekonomis): biaya pemungutan
pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya
25
Gambar 3.1
Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)
Sumber: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
Tahun 2014
KOREKTOR
1. Meneliti kebenaran dan penetapan kepada WP 2. Meneliti data pajak dalam
ketentuan sementara
DISPENDA JASA RAHARJA
PEMBAYARAN
1. Menerima pembayaran dari wajib pajak 2. Membuka hasil penerimaan
3. Mencetak SKPD
4. Menyampaikan SKPD pada loket emboling/Pencetak STNK
5. Menyampaikan berkas pada petugas kartu box (Arsip)
6. Menyetor hasil penerimaan kasir pada bendahara (validasi)
7. Menyampaikan berkas yang belum bayar ke petugas penagihan
8. Menghimpun berkas yang belum bayar
27
Berdasarkan bagan diatas, penulis akan menguraikan proses
pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor tersebut sebagai berikut:
1. LOKET I
a. PENDAFTARAN
1. Pelaksana : a. POLRI
b. DISPENDA
2. Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Pengambilan formulir SPT
b. Pengisian formulir SPT/ permohonan STNK
c. Berkas
d. Menyampaikan berkas pada pengurus penelitian berkas
Keterangan :
Jika Wajib Pajak ingin mengurus pengesahan untuk 1 (satu) tahun
kendaraan bermotor, maka berkas yang harus dilengkapi adalah :
1. KTP (Kartu Tanda Penduduk)
2. STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
3. BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor)
4. SPT (Surat Pemberitahuan)
5. Formulir
6. Cek Fisik
2. LOKET II
2. Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Cek persyaratan dan perlengkapan berkas
b. Pendataan (Entry)
c. Penyampaian berkas pada pengurus checking.
c. PENETAPAN PAJAK 1. Pelaksana : - DISPENDA
- JASA RAHARJA
Tugas dan Fungsi Dispenda dalam penetapan pajak :
a. Membuat perhitungan dan penetapan pajak,
b. Membuat nomor kohir,
c. Mengisi data Noticepajak,
d. Menyampaikan berkas kepada kasir.
Tugas dan Fungsi Jasa Raharja dalam penetapan pajak :
a. Membuat laporan cek rekapitulasi penerimaan Sumbangan Wajib
Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (SWDKLLJ) dari
Bendaharawan SAMSAT,
b. Membuat bukti setoran uang ke Bank SUMUT,
c. Membuat laporan ke Cabang Utama Jasa Raharja.
d. KOREKTOR
Pelaksana : DISPENDA
29
a. Final Checking, yaitu meneliti benar atau tidaknya pengenaan pajak
kendaraan bermotor.
b. Meneliti data pajak kendaraan bermotor dalam ketentuan pajak
sementara.
c. Menyampaikan berkas ke kasir.
e. PEMBAYARAN Pelaksana : DISPENDA
Kegiatan yang dilakukan dalam pembayaran :
1. Menerima pembayaran dari Wajib Pajak,
2. Membukukan hasil penerimaan,
3. Mencetak SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah),
4. Menyampaikan SKPD pada loket pencetak STNK,
5. Menyaampaikan berkas pada petugas arsip,
6. Menyetor hasil penerimaan ke kasir pada bendahara,
7. Menghimpun berkas belum dibayar ke petugas penagihan.
3. LOKET III
f. PENCETAK STNK (Embrossing) Pelaksana : POLRI
Tugas dan Fungsi :
1. Melaksanakan Pencetakan STNK ,
3. Penyerahan SKPD / STNK dan Plat Nomor Polisi kepada Wajib
Pajak.
B. Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah yang diatur didalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 maka pemerintah daerah dituntut
untuk mengisi keuangan daerahnya sendiri. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
merupakan salah satu sektor perpajakan yang mengisi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berasal dari pungutan
pembayaran Pajak Kendaraan bermotor, adapun golongan kendaraan yang
masuk kedalam ke penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yaitu:
1. A-1 adalah Sedan, Jeep, Station Wagon (pribadi), 2. A-2 adalah Sedan, Jeep, Station Wagon (umum), 3. B-1 adalah Bus, Microbus (pribadi),
4. B-2 adalah Bus, Microbus (Umum), 5. C-1 adalah Truck, Pick Up (pribadi), 6. C-2 adalah Truck, Pick Up (Umum) 7. E adalah Sepeda Motor,
8. F adalah Becak Motor, 9. Alat Berat.
Berikut realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
31
Tabel 3.1
Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Pada
Tahun 2011
Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014
Berdasarkan Tabel 3.1 diatas, penulis akan mencoba menjelaskan
secara rinci mengenai penerimaan per bulan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
pada tahun 2011.
1. Pada bulan Januari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
38.822.219.765, yaitu mencapai 6,98% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2011.
2. Pada bulan Februari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
33.294.774.046, yaitu mencapai 5,98% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
3. Pada bulan Maret, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
47.695.400.744, yaitu mencapai 8,57% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2011.
4. Pada bulan April, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
45.782.896.676, yaitu mencapai 8,23% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2011.
5. Pada bulan Mei, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
49.225.190.808, yaitu mencapai 8,84% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2011.
6. Pada bulan Juni, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
45.012.729.202, yaitu mencapai 8,09% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2011.
7. Pada bulan Juli, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
48.099.197.429, yaitu mencapai 8,64% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2011.
8. Pada bulan Agustus, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
48.723.535.352, yaitu mencapai 8,75% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
33
9. Pada bulan September, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
50.235.797.691, yaitu mencapai 9,03% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2011.
10. Pada bulan Oktober, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
54.367.651.241, yaitu mencapai 9,77% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2011.
11. Pada bulan November, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
46.608.974.778, yaitu mencapai 8,37% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2011.
12. Pada bulan Desember, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
48.693.529.209, yaitu mencapai 8,75% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2011.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada tahun 2011 yang terbesar terdapat di bulan Oktober,
yaitu sebesar 9,77% dari jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) tahun 2011, sedangkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
pada tahun 2011 yang terkecil terdapat di bulan Februari, yaitu sebesar 5,98%
dari jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2011.
Berdasarkan tabel realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar Rp Rp 542.948.256.000
dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 556.561.896.941. Ini berarti realisasi
penerimaan yang tercapai adalah sebesar 102,59% atau dengan kata lain
realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau pada tahun 2011 berhasil
mencapai target.
Tabel 3.2
Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau
Medan Tahun 2012
Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014
Berdasarkan Tabel 3.2 diatas, penulis akan mencoba menjelaskan
secara rinci mengenai penerimaan per bulan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
pada tahun 2012.
1. Pada bulan Januari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
35
46.788.781.124, yaitu mencapai 7,62% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
2. Pada bulan Februari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
47.938.843.810, yaitu mencapai 7,80% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
3. Pada bulan Maret, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
57.434.194.420, yaitu mencapai 9,35% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
4. Pada bulan April, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
51.339.080.680, yaitu mencapai 8,36% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
5. Pada bulan Mei, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
53.534.233.678, yaitu mencapai 8,71% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
6. Pada bulan Juni, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
53.851.415.611, yaitu mencapai 8,76% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
7. Pada bulan Juli, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
53.129.852.014, yaitu mencapai 8,64% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
8. Pada bulan Agustus, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
45.129.627.742, yaitu mencapai 7,34% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
9. Pada bulan September, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
49.167.854.833, yaitu mencapai 8,00% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
10. Pada bulan Oktober, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
55.991.300.831, yaitu mencapai 9,11% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
11. Pada bulan November, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
50.098.261.016, yaitu mencapai 8,15% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
12. Pada bulan Desember, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
50.024.688.570, yaitu mencapai 8,14% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2012.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa penerimaan Pajak Kendaraan
37
mencapai 9,35% dari jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
tahun 2012, sedangkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada
tahun 2012 yang terkecil terdapat di bulan Agustus, yaitu sebesar 7,34% dari
jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2012.
Berdasarkan Tabel 3.2 diatas, maka realisasi Penerimaan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) pada tahun 2012 tidak mencapai target, dimana
realisasi PKB tahun 2012 pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
614.428.134.329 yaitu 98,11% dari target penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB).
Tabel 3.3
Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau
Medan Pada Tahun 2013
Sumber Data: Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Tahun 2014
Berdasarkan Tabel 3.3 diatas, penulis akan mencoba menjelaskan
secara rinci mengenai penerimaan per bulan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
1. Pada bulan Januari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
55.997.429.663, yaitu mencapai 8,05% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2013.
2. Pada bulan Februari, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
53.311.066.670, yaitu mencapai 7,66% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2013.
3. Pada bulan Maret, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
56.090.847.377, yaitu mencapai 8,06% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2013.
4. Pada bulan April, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
65.079.748.635, yaitu mencapai 9,35% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2013.
5. Pada bulan Mei, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
57.019.959.037, yaitu mencapai 8,19% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2013.
6. Pada bulan Juni, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
54.312.310.805, yaitu mencapai 7,81% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
39
7. Pada bulan Juli, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
62.320.017.241, yaitu mencapai 8,96% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2013.
8. Pada bulan Agustus, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
50.390.033.141, yaitu mencapai 7,24% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2013.
9. Pada bulan September, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
58.623.435.407, yaitu mencapai 8,43% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2013.
10. Pada bulan Oktober, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
62.995.334.822, yaitu mencapai 9,05% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2013.
11. Pada bulan November, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
60.160.141.864, yaitu mencapai 8,65% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
2013.
12. Pada bulan Desember, realisasi jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor SAMSAT Putri Hijau Medan sebesar Rp
59.504.126.792, yaitu mencapai 8,55% dari jumlah keseluruhan PKB tahun
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada tahun 2013 yang terbesar terdapat di bulan April, yaitu
mencapai 9,35% dari jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
tahun 2013, sedangkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada
tahun 2013 yang terkecil terdapat di bulan Agustus, yaitu sebesar 7,24% dari
jumlah keseluruhan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2013.
Berdasarkan tabel realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) Putri Hijau Medan pada tahun 2013, dapat kita ketahui bahwa realisasi
penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) telah mencapai target, yakni
realisasi penerimaan sebesar Rp 695.804.451.274 dengan target sebesar Rp
680.199.023.913. Ini berarti realisasi penerimaan yang tercapai adalah sebesar
102,29%.
Maka dapat disimpulkan target dan realisasi Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) pada kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
(SAMSAT) Putri Hijau Medan dalam 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2011, 2012,
dan tahun 2013 yang telah disajikan oleh penulis dalam Tabel 3.4 target dan
realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dibawah ini.
Tabel 3.4
Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan Pada
Tahun 2011, 2012, dan 2013
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Persen (%)
2011 542.522.322.000 556.561.896.941 102,59
2012 626.221.121.955 614.428.134.329 98,12
2013 680.199.023.913 695.804.451.274 102,29
41
Maka dari data tersebut kita mendapatkan informasi bahwa dari tahun
2011 hingga 2013 penerimaan terbesar untuk Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau
Medan berada pada tahun 2011 dengan tingkat presentase 102,59%, Sedangkan
penerimaan terendah untuk Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Putri Hijau
Medan berada pada tahun 2012 dengan tingkat presentase 98,12% atau dapat
dikatakan tidak mencapai target yang telah ditetapkan.
Adanya beberapa faktor yang mengakibatkan tidak tercapainya target
penerimaan kendaraan bermotor di tahun 2012 ini yaitu kurangnya tingkat
kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor yang
sangat berpengaruh besar terhadap jumlah realisasi penerimaan Pajak
Kendaraan Bermotor, selain itu seperti yang dikatakan Kepala Bidang Pajak
Kendaraan Bermotor Dispenda Sumut Dr Viktor Lumban Raja, bahwa
“beberapa faktor yang mengakibatkan target pajak kendaraan bermotor tidak
terpenuhi, diantaranya adanya kecelakaan kendaraan bermotor, Terjadinya
pencurian kendaraan bermotor, dan bencana alam yang tidak terprediksi”
(medanbisnisdaily.com/news/read/2014/02/06/77315/dprd_tuding_dispenda_su
mut_pasif/ ).
C. Upaya Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
Berdasarkan Observasi dan hasil wawancara yang dilakukan oleh
penulis, maka Upaya untuk meningkatkan penerimaan PKB pada Kantor
1. Melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dari 3 gabungan instansi
yaitu kepolisian daerah Sumatera Utara, Dinas Pendapatan Daerah
Sumatera Utara, dan PT. Jasa Raharja,
2. Menyurati Wajib Pajak yang menunggak Pajak Kendaraan Bermotor,
3. Melakukan Himbauan kepada masyarakat melalui media cetak dan media
elektronik,
4. Melakukan pemeriksaan terhadap berkas Wajib Pajak,
5. Menyediakan papan informasi mengenai mekanisme pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor,
6. Tersedianya pusat informasi yang dapat memberikan informasi pada Wajib
Pajak,
7. Memberikan nomor urut pendaftaran agar pelayanan pendaftaran dapat
dilaksanakan secara tertib,
8. Menetapkan batas waktu dalam mengurus Pajak Kendaraan Bermotor
yaitu kurang lebih 15 menit,
9. Memperbaiki segala koneksi jaringan agar tidak mengganggu dalam
proses pelaksanaan pembayaran,
10. Memberikan sanksi administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajak yang
tidak membayar Pajak Kendaraan Bermotor yakni sebesar 2% per bulan,
11. Melakukan razia kendaraan bermotor secara rutin dan dadakan oleh pihak
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor memiliki potensi dalam upaya
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Pada tahun 2011, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang
berhasil direalisasikan sebesar Rp 556.561.896.941, berselisih Rp
14.039.574.941 dan mencapai 102,59 % dari target penerimaan PKB yang
telah ditetapkan sebelumnya, yaitu sebesar Rp 542.522.322.000.
3. Pada tahun 2012, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tidak
mencapai target yakni sebesar 98,12%, dengan realisasi penerimaan sebesar
Rp 614.428.134.329 berselisih Rp 11.792.987.626 kurang dari target yang
telah ditetapkan yaitu sebesar Rp 626.221.121.955.
4. Pada tahun 2013, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang
berhasil direalisasikan sebesar Rp 695.804.451.274, berselisih Rp
15.605.427.361 dan mencapai 102,59 % dari target penerimaan PKB yang
telah ditetapkan sebelumnya, yaitu sebesar Rp 680.199.023.913.
5. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan
dapat dikatakan berhasil dalam mencapai target yang telah ditetapkan,
meskipun pada tahun 2012 penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB )
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, adapun saran-saran
yang dapat diberikan oleh penulis adalah:
1. SAMSAT Putri Hijau Medan dapat lebih meningkatkan kesadaran
masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak
Kendaraan Bermotor dalam menunjang penerimaan daerah.
2. Agar masyarakat mudah membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB),
perlu membuat aplikasi pengecekan pajak melalui Short Message Service
(SMS), sehingga masyarakat bisa mengakses info PKB dari mana saja.
3. Untuk mencapai target Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), maka pihak
kepolisian sebaiknya melakukan razia di jalan secara rutin guna
menemukan wajib pajak yang belum melunasi PKB.
4. Sebaiknya pemerintah daerah mengalirkan dana pungutan pajak secara
efektif untuk pembangunan infrastruktur khususnya infrastruktur jalan
sehingga wajib pajak bersemangat untuk membayar pajak.
5. Setiap kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan
dari tahun ke tahun, agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi
DAFTAR PUSTAKA
Arham, Febrian. 2013. Aneh katanya pemotor miskin dan banyak tapi kok tidak ada kebijakan berorientasi kepadanya?. http://m.kompasiana.com/post/read/531918/2/aneh-katanya-pemotor- miskin-dan-banyak-tapi-kok-tidak-ada-kebijakan-berorientasi-kepadanya.html(08 April 2014).
Buletin Suluh, Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara. 2013. Edisi Oktober-Desember 2013.
Dannimio. 2010. Defenisi Struktur Organisasi. http://id.shvoong.com/writing-
and-speakingcopywriting/2073179-defenisi-strukturorgaanisasi.html?m=1(09 April 2014).
Darise, Nurlan. 2006. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: PT Indeks
Dwitama, Rynaldi. 2012. Pengertian Struktur Organisasi. http://rynaldi-
dwitama.blogspot.com/2012/05/pengertian-struktur-organisasi.html?m=1(09 April 2014).
Hidayat, Rahmat. 2012. Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah.
http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/kontribusi-pajak-kendaraan-bermotor-pkb.html (15 Mei 2014).
Achmadi, Indra. 2013. Strategi Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam Rangka Mendukung Kemampuan Keuangan Daerah. http://indraachmadi.blogspot.com/2013/05/strategi-meningkatkan-penerimaan-pajak.html?m=1(19 Mei 2014).
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: CV Andi Offset
Personil DJPK. 2012. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Saputra, Wahyu. 2013. Strategi pelayanan Perpanjangan Pajak Kendaraan
Bermotor Tanpa Menggunakan BPKB.
http://maswesaputra.blogspot.com/2013_02_01_archive.html (20 Mei 2014).
Simple. 2012. Pajak Daerah. http://iyan88simple.blogspot.com/2012/10/pajak-daerah.html?m=1 (15 Mei 2014).
Diakses tanggal 27 April 2014.
www.id.m.wikisource.org. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Diakses tanggal 08 April 2014.
www.kpu.go.id. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Diakses tanggal 27 April 2014.
www.lite.ortax.org. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Diakses tanggal 21 April 2014.
www.m.koran-sindo.com. Dilema Pembatasan Kendaraan. Diakses tanggal 08 April 2014
www.medan.bpk.go.id. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara. Diakses tanggal 26 April 2014.
www.medanbisnisdaily.com. DPRD Tuding Dispenda Sumut Pasif. Diakses tanggal 29 April 2014.
www.pemkomedan.go.id. Pengesahan Pajak Di SAMSAT Medan Utara Hanya 15 Menit. Diakses tanggal 12 April 2014.
www.sjdih.depkeu.go.id. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah Presiden Republik Indonesia. Diakses tanggal 21 April 2014.