LAPORAN TUGAS AKHIR
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBN-KB) DI KANTOR
SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) MEDAN UTARA
Oleh : NAMA : Saifullah NIM : 122600052
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karunia kesehatan dan kesempatan, serta berkat yang tak terhingga setiap hari kepada
penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, sehingga Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya (Amd)
Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara dengan judul “Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak terlepas
dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulisan
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Ibu Arlina, SH, M.Hum., selaku Sekretaris, Program Studi Diploma III
4. Bapak Drs. Kariono, M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
5. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si., selaku Dosen Penguji Seminar yang
telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk menguji Seminar Proposal PKLM
penulis.
6. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan yang telah memberikan ilmu dan membantu penulis selama mengikuti
perkuliahan.
7. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda (Sulaiman Ahmad) dan
Ibunda (Asmarawati) yang selalu memberikan dukungan dan arahan, baik secara
moril, materil dan doa yang tak pernah putus untuk penulis, dan rasa syukur yang
tak terhingga karena telah dibesarkan dan dibimbing oleh kedua orang tua yang
luar biasa.
8. Bapak Supervisor Lapangan yang bersedia meluangkan waktunya memberikan
data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
9. Kepada semua keluarga penulis.
10. Seluruh mahasiswa-mahasiswi Diploma III Administrasi Perpajakan Stambuk 2012
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari Bapak dan Ibu Staf Pengajar serta rekan-rekan mahasiswa demi penyempurnaan
Tugas Akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kita semua.Amin.
Medan, Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 5
C. Uraian Teoritis ... 6
D. Sumber Pendapatan Daerah ... 10
E. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 16
F. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 17
G. Metode Pengumpulan Data ... 19
H. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 19 BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA A. Sejarah Umum Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara ... 21
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi ... 27
D. Jumlah Pegawai Kantor SAMSAT Medan Utara ... 29
E. Visi, Misi, Motto, Strategi dan Komitmen Kantor SAMSAT
Medan Utara ... 30
BAB III : GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK
A. Penyajian Data ... 32
B. Sistem Penilaian dalam Pemungutan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor ... 35
C. Syarat Pengurusan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBN-KB) ... 36
D. Dinas yang Berhubungan dengan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB) ... 37
E. Wilayah Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBN-KB) ... 38
F. Contoh Penghitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBN-KB) ... 39
G. Prosedur Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).. 41
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. Prosedur Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBN-KB) ... 44
B. Objek dan Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB) ... 46
C. Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Melakukan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor SAMSAT
Medan Utara ... 50
D. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Pemungutan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 57
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan SAMSAT Provinsi
Sumatera Utara ... 23
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Kantor SAMSAT Medan Utara ... 29
Tabel 3.1 Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32
Tabel 3.2 Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Usia ... 33
Tabel 3.3 Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Pekerjaan ... 33
Tabel 3.4 Nilai Jual Kendaraan Bermotor ... 40
Tabel 4.1 Nilai Jual Kendaraan Bermotor ... 49
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor SAMSAT Medan Utara ... 26
Gambar 3.1 Prosedur Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka
Pemerintah harus tetap meningkatkan penerimaan Negara. Selain dari sektor Migas
dan Non Migas sebagai Penerimaan Negara yang utama juga meningkatkan
Penerimaan Negara melalui sektor Pajak, khususnya Pajak Daerah. Tinggi rendahnya
pendapatan dari sektor perpajakan sangat mempengaruhi pendapatan Negara yang
akhirnya berpengaruh dengan tingkat ketergantungan terhadap Pinjaman Luar Negeri
dan Pembangunan Nasional (Waluyo,2002:4). Oleh karena itu dibutuhkan Sumber
Daya Manusia yang memiliki kemampuan menghadapi dan mengantisipasi hal
tersebut. Selain itu Pemerintah juga memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
menyukseskan usaha pembangunan tersebut.
Untuk membiayai Rumah Tangga Daerah Pemerintah sendiri telah menetapkan
Undang-Undang mengenai Pemungutan Pajak yang dilakukan berdasarkan ketetapan
yang berlaku pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, dimana diberi kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk pemungutan Pajak daerahnya sendiri dan dapat meningkatkan akuntabilitas
daerah. Dimana Pajak Daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu Pajak Provinsi dan
1. Pajak Kendaraan Bermotor.
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
4. Pajak Air Bawah dan Air Permukaan.
5. Pajak Rokok.
Sedangkan Pajak Kabupaten/Kota yang terdiri dari :
1. Pajak Hotel.
2. Pajak Restoran.
3. Pajak Hiburan.
4. Pajak Reklame.
5. Pajak Penerangan Jalan.
6. Pajak Parkir.
7. Pajak Mineral Bahan Logam dan Batuan.
8. Pajak Air Tanah.
9. Pajak Sarang Burung Walet.
10. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan.
11. BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan).
Salah satu kebijakan Pemerintah Daerah adalah menetapkan Peraturan Daerah
Bermotor(BBN-KB). Pengenaan Pajak terhadap Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor merupakan potensial bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan adanya
kepastian hukum, Pemerintah yang kuat dalam menentukan dan memungut Pajak
serta dilain pihak, masyarakat lebih memahami akan pentingnya pajak bagi
pembangunan.
Jika dilihat kenyataannya dilapangan semakin banyak masyarakat yang
memiliki kendaraan bermotor tentunya akan menambah pemasukan Pemerintah
Daerah. Begitu besar manfaat dari realisasi penerimaan Pajak untuk kesejahteraan
masyarakat dan banyak kemudahan yang diberikan dalam pelaksanaan pembayaran
tapi kenyataannya masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana pelaksanaan
pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB). Seharusnya setiap
pemilik kendaraan haruslah mengetahui tentang Bea Balik Nama,yang tujuannya
untuk memastikan keabsahan kepemilikan kendaraan bermotor tersebut. Dalam hal
mengetahui tentang Bea Balik Nama ini yang terpenting adalah bagaimana
mengetahui tentang prosedur pelaksanaannya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang merupakan syarat kelulusan
dari Program Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara
dengan judul : “Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan penerapan
ilmu yang diperoleh mahasiswa selama bangku perkuliahan agar mengenal situasi
dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri. Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagi
mahasiswa, pihak Universitas, Instansi atau Badan yang dijadikan
tempatmelaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Demikian halnya oleh
Mahasiswa Administrasi Perpajakan juga memiliki tujuan tersendiri. Adapun
tujuan-tujuan tersebut adalah :
1.1 Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Orang Pribadi.
1.2 Untuk mengetahui subjek dan objek serta tarif yang dikenakan terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Orang Pribadi.
1.3 Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
1.4 Untuk mengetahui masalah yang terjadi dan bagaimana penanganan masalah yang terjadi dalam prosedur pelaksanaan Bea Balik Nama Kendaraan
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2.1 Bagi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan teori yang dipelajari selama di bangku perkuliahan.
b. Mengetahui lebih dalam tentang prosedur pemungutan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor.
c. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan dalam berinteraksi.
d. Merangsang aktivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas.
2.2 Bagi Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara
a. Memperoleh ide-ide baru baik berupa efisiensi, peningkatan dan
perbaikansistem birokrasi Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
(SAMSAT) Medan Utara.
b. Membina hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara khususnya
dengan Program Studi D-III Administrasi Perpajakan.
c. Sebagai salah satu sarana untuk menyebar luaskan informasi mengenai Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor.
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
a. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara
Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan
Utara.
b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan
melalui bangku perkuliahan.
c. Membuka interaksi antara dosen dan Instansi Pemerintah khususnya Dinas
Pendapatan Daerah.
d. Mengusahakan adanya umpan balik revisi kurikulum.
C. Uraian Teoritis 1. Defenisi Prosedur
Defenisi prosedur menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a. Muhammad Ali, prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan.
b. Amin Widjaja, prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan. Misalnyaorang jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara yang tertentu
oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelanggan
menurut proses tertentu.
c. Kamaruddin, prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang
berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi.
Jadi berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan yang
menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.
2. Defenisi Pajak
Pajak Daerah adalah sebagai Sumber Pendapatan Daerah diharapkan menjadi
sumber pembiayaan penyelenggaraan Pemerintah Daerah, yang bertujuan untuk
meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat(Marihot,2005:170).Dengan
demikian, Daerah mampu melaksanakan otonomi dengan maksud dapat membantu
Rumah Tangganya sendiri.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi dan Badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Sebelum membahas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor lebih jauh, kita
harus mendefenisikan Pajak terlebih dahulu. Adapun pengertian Pajak menurut
ditunjukkan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran
Pemerintah (Ilyas,2002:5). Kemudian menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH, Pajak
adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung
dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum
(Waluyo,2010:3). Sedangkan menurut Prof.Dr.P.J.A Adriani (Hukum Pajak), Pajak
adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh Wajib Pajak
membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali,
yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah utnuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk penyelenggaraan
Pemerintahan (Nurmantu,2003:12). Dan yang terakhir menurut Lorey Beaulieu,
Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung yang dipaksakan
oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang untuk menutupi belanja
Pemerintah (Devano,2006:22).
Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pajak memiliki unsur-unsur :
a. Iuran dari rakyat kepada Negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara.
Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
b. Berdasarkan Undang-Undang. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan
Undang-Undang serta aturan-aturan pelaksanaannya.
c. Tanpa jasa atau kontroprestasi dari Negara yang langsung dapat ditunjuk. Dalam
pembayaran Pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh
d. Digunakan untuk membiayai Rumah Tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran
yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Sebagaimana telah diketahui unsur-unsur yang melekat pada pengertian pajak,
terlihat ada 2 (dua) fungsi Pajak,yaitu :
a. Fungsi Penerimaan (Budgetair)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran Pemerintah.
Contoh:
Dimasukkannya Pajak dalam APBN sebagai Penerimaan Dalam Negeri.
b. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
dibidang sosial dan ekonomi.
Contoh:
• Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi
konsumsi minuman keras.
• Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi
gaya hidup konsumtif.
• Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0%, untuk mendorong ekspor produk
Indonesia di Pasar Dunia.
1. Pemungutan Pajak harus adil, yaitu pemungutan pajak yang adil berarti pajak
yang dipungut harus adil dan merata sehingga harus sesuai dengan kemampuan
membayar Pajak dan sesuai dengan manfaat yang diminta Wajib Pajak dan
Pemerintah.
2. Pemungutan Pajak harus berdasarkan Undang-Undang, yaitu untuk mewujudkan
pemungutan yang adil, pemungutan Pajak harus dapat memberikan kepastian
bagi Negara dan Warga Negaranya. Oleh karena itu pemungutan Pajak harus
didasarkan atas Undang-Undang yang disahkan oleh Lembaga Legislatif.
3. Pemungutan Pajak harus efisien, yaitu biaya untuk pemungutan Pajak haruslah
seminimal mungkin dan hasil pemungutan Pajak harus digunakan secara
optimal untuk membiayai pengeluaran Negara.
4. Sistem pemungutan Pajak harus sederhana, yaitu pemungutan Pajak hendaknya
dilaksanakan secara sederhana sehingga akan memudahkan Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban Perpajakannya.
D.Sumber Pendapatan Daerah
Untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi Daerah, Pemerintah
Daerah juga seharusnya mulai diberi kewenangan yang lebih besar dalam mengurusi
masalah perpajakan dan retribusi yang penerapannya disesuaikan dengan
Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Sedangkan Pendapatan
Asli Daerah adalah Pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan
Peraturan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
(Mardiasmo, 2006:12).
Pendapatan Daerah bersumber dari :
1. Pendapatan Asli Daerah, yang bersumber dari :
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
2. Dana Perimbangan, yang terbagi atas :
a. Dana Alokasi Umum (DAU)
b. Dana Alokasi Khusus (DAK)
3. Lain-lain pendapatan yang sah
Salah satu sumber pendapatan Daerah ynag bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah adalah Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dipungut oleh
Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) yang diatur berdasarkan Peraturan
Daerah masing-masing dan yang hasil pemungutannya digunakan untuk pembiayaan
Rumah Tangga Daerahnya. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun
kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang dan dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Kurniawan,2004:48).
1. Jenis-jenis Pajak Daerah
Dalam literatur Pajak dan public finance, Pajak dapat diklasifikasikan berdasarkan
golongan, wewenang, sifat dan lain sebagainya. Pajak Daerah termasuk ke dalam
klasifikasi Pajak menurut wewenang pemungutnya. Artinya Pihak yang
berwenang dan berhak memungut Pajak Daerah adalah Pemerintah Daerah.
Selanjutnya Pajak Daerah ini dapat diklasifikasikan kembali menurut wilayah
kekuasan pihak pemungutnya.
Menurut wilayah pemungutannya Pajak Daerah dibagi menjadi:
a. Pajak Provinsi
PajakProvinsi adalah Pajak Daerah yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
Tingkat Provinsi. Pajak Provinsi yang berlaku sampai saat ini terdiri dari :
• Pajak Kendaraan Bermotor.
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
• Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
b. Pajak Kabupaten/Kota
Pajak Kabupaten/Kota adalah Pajak Daerah yang dipungut oleh Pemerintah
Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dalam (Marihot,2005:111), yang terdiri dari:
• Pajak Hotel
• Pajak Restoran
• Pajak Hiburan
• Pajak Reklame
• Pajak Penerangan Jalan
• Pajak Mineral Bahan Logam dan Bantuan
• Pajak Parkir
• Pajak Air Tanah
• Pajak Sarang Burung Walet
• Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan
• Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
2. Definisi Kendaraan Bermotor
Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta
gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh
peralatan teknik berupa motor atau perlatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah
(Siahaan,2009:169).Pajak Kendaraan Bermotor adalah Pajak yang dipungut atas
kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor (Bambang,2003:168).
3. Defenisi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) adalah Pajak atas penyerahan
hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan
sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan atau
pemasukkan ke dalam Badan Usaha(Marihot,2005:169). sedangkan menurut
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan disemua jenis jalan darat dan kendaraan
bermotor yang dioperasikan di air.
4. Objek dan Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 4.1 Objek Pajak
Objek Pajak menurut Waluyo (2010:99) dapat diartikan sebagai sasaran
pengenaan Pajak dan dasar untuk menghitung Pajak yang terutang. Sesuatu tersebut
dapat berupa keadaan perbuatan dan peristiwa yang menjadi Objek Pajak Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan Kendaraan Bermotor.
Termasuk penyerahan kendaraan bermotor adalah pemasukkan kendaran bermotor
dari Luar Negeri untuk dipakai secara tetap di Indonesia, kecuali :
a. Untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan.
c. Untuk dikeluarkan kembali dari Wilayah Pabean Indonesia.
d. Digunakan untuk pameran, penelitian, contoh dan kegiatan olahraga bertaraf
Internasional. Kecuali apabila selama 3 (tiga) tahun berturut-turut tidak
dikeluarkan kembali dari wilayah Indonesia.
Yang dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor :
a. Kereta Api
b. Semata-mata digunakan untuk keperluan HANKAM
c. Dimiliki/dikuasai Kedutaan, Konsultan PNA (atas Resiprositas), dan Lembaga
Internasional (dibebaskan pajak dari pemerintah)
d. Lainnya yang diatur PERDA (Peraturan Daerah)
4.2 Subjek Pajak
Secara umum yang disebut sebagai Objek Pajak bagi Pajak Daerah adalah
Orang Pribadi atau Badan yang dapat dikenakan Pajak. Pada Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor, yang menjadi Subjek Pajaknya adalah Orang Pribadi atau
Badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor, Jika wajib pajak berupa
Badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh Pengurus atau Kuasa Badan tersebut
(Marihot,2005:173).
Formula perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (Marihot, 2005:173)
5. Dasar Pengenaan Pajak Kendaran Bermotor
5.1 Dasar Pengenaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Nilai
Jual Kendaraan Bermotor.
5.2 Nilai Jual Kendaraan Bermotor adalah harga Pasaran umum suatu Kendaraan
Bermotor.
5.3 Harga Pasaran Umum adalah harga rata-rata yang diperoleh dari berbagai
sumber data yang akurat dan benar.
5.4 Nilai Jual Kendaraan Bermotor ditetapkan berdasarkan harga Pasaran umum
minggu pertama Desember pada Tahun sebelumnya.
6. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Tabel 1.1 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Kendaraan
E.Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
1. Prosedur pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Orang Pribadi.
2. Subjek dan objek serta tarif yang dikenakan terhadap Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi.
3. Tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan pembayaran Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi.
4. Masalah yang terjadi dan bagaimana penanganan masalah yang dalam prosedur
pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang
Pribadi.
F. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
Mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang telah dibuat sesuai
dengan ketentuan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan beberapa persiapan, mulai dari penentuan topik
yang akan diangkat, pengajuan judul, penentuan judul proposal, penentuan tempat
pelaksanaan praktik, pengurusan administrasi dan izin serta konsultasi pihak
Dosen.
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan
yang berhubungan dengan objek pembahasan untuk mendukung penulisan
Laporan Tugas Akhir.
2. Observasi Lapangan
Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan
secara sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara. Serta mempelajari data-data yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas yang nantinya akan
dijadikan bukti dalam daftar dokumen penulis.
3. Pegumpulan Data
Dalam hal ini menjadikan laporan penulisan data yang diperoleh, darimana dan
bagaimana data tersebut diperoleh. Dengan memperlihatkan lokasi, penulis
mengadakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan sumber-sumber yang digunakan
penulis untuk penambahan data, misalnya buku-buku mengenai materi yang akan
dibahas, wawancara yang akan dilakukan penulis dan lainnya.
4. Penulis Melakukan Pengumpulan Data melalui: 4.1 Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang dianggap
mampu memberikan masukan dan informasi serta observasi penulis dilapangan
4.2 Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui studi literatur seperti sumber-sumber Pustaka,
Undang-Undang, Dokumentasi maupun Literatur lain yang berhubungan dengan
objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
5. Analisis Data dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh datan yang dibutuhkan, penulis akan melakukan
analisis dan evaluasi sehingga diperoleh data yang saling mendukung dan akurat
dalam bentuk tulisan yang bersifat deskriptif dan informatif.
G.Metode Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data diatas adalah sebagai berikut :
1. Wawancara (Interview)
Dengan mengadakan pembicaran langsung terhadap pegawai dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak Kantor Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.
2. Pengamatan (Observasi)
Dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan di Kantor
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.
Dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data mengenai pemeriksaan pajak
Kendaraan Bermotor pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
(SAMSAT) Medan Utara.
H.Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang yang menjadi
pemikiran dalam penyusunan laporan, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja
Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup Praktik Kerja
Lapangan Mandiri, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode
Pengumpulan data, dan Sistematika penulisan Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Bab ini memberikan gambaran umum mengenai lokasi penulis melakukan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam bab ini juga akan diuraikan
mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi dari Kantor Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.
Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian secara teoritis dan
teori-teori yang berkaitan dengan tingkat kepatuhan membayar Pajak
Kendaraan Bermotor.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis menganalisis dan mengevaluasi masalah yang
dihadapi mengenai masalah yang timbul dan alternatif pemecahan
masalah tersebut.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari uraian sebelumnya, disamping itu juga
untuk mengemukakan saran yang kiranya dapat dijadikan bahan untuk
21
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA
A.Sejarah Umum Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya Mengurusi
pengelolaan pajak dan pendapatan daerah dibawah naungan Biro Keuangan pada
Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tentang Susunan dan
Tata Cara Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, maka Biro
Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.
Dengan demikian, tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah menjadi Sub
Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.Dengan
terbentuknya SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 21
Maret 1975 No. 137/II/GSU, terhitung tanggal 1 April 1975, maka Sub Direktorat
Keuangan Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah.
Pada tanggal 1 September 1975 keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri No. KUPD
3/12/43 tentang Pembentukan Dinas Pendapatan. Sehingga Dinas Pendapatan Daerah
Tingkat I dan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, yang sebelumnya dibawah
naungan Direktorat Pendapatan Daerah, dirubah namanya menjadi Dinas Pendapatan
Utara berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera
Utara tanggal 31 Maret 1976 No. 143/II/GSU dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Daerah Sumatera Utara (DPRDSU). Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat
I Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976.
Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada
masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Daerah
Tingkat I dengan membentuk cabang-cabang dinas. Dinas Pendapatan Daerah
Tingkat I Sumatera Utara terdapat di Kabupaten /Kotamadya Tingkat II di Sumatera
Utara.
Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No. 061/2743/S tanggal 22
November 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terhitung sejak tanggal keluarnya
surat tersebut, nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah
menjadi Dinas Pendapatan Provinsi. Cabang Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I
Sumatera Utara diubah juga menjadi Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera
Utara. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan
bermotor, maka Pemerintah membentuk Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran
Kendaraan Bermotor yang disebut SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL
SATU ATAP atau selanjutnya disingkat menjadi SAMSAT.
SAMSAT terdiri atas gabungan 4 Instansi yang mempunyai objek dana
kendaraan bermotor yang berdomisili di Sumatera Utara. Keempat Instansi tersebut
1. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera
Utara (DISPENDASU).
2. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU.
3. Departemen Keuangan yaitu PT.Jasa Raharja Cabang Utama Medan.
4. Bank Daerah Sumatera Utara yaitu BANK SUMUT.
Tujuan Pembentukan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) ialah :
1. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui pemungutan
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB), khususnya di Daerah Sumatera Utara.
2. Untuk mempermudah pengurusan administrasi kendaraan bermotor bagi
masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor di Sumatera Utara.
3. Meningkatkan penerimaan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang
Utama Medan yang merupakan Aparat Departemen Keuangan Sumatera Utara.
4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban dan kelancaran dalam
Tabel 2.1 Unit Pelakasana Teknis Daerah (UPTD) dan SAMSAT Provinsi Sumatera Utara
NO UNIT WILAYAH KERJA
1. UPTD Medan Utara
Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan
2. UPTD Medan Selatan
Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu 3. UPTD Binjai Kota Binjai dan Kabupaten Langkat
4. UPTD Pematang Siantar Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun
5. UPTD Kisaran Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai.
6. UPTD Rantau Parapat Kabupaten Labuhan Batu 7. UPTD Padang Sidimpuan Kabupaten Tapanuli Selatan 8. UPTD Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi
9. UPTD Kabanjahe Kabupaten Karo
10. UPTD Sibolga Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah 11. UPTD Sidikalang Kabupaten Dairi
12. UPTD Nias Kabupaten Nias
13. UPTD Balige Kabupaten Tapanuli Utara dan
Kabupaten Toba Samosir 14. UPTD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal 15. UPTD Lubuk Pakam Lubuk Pakam
16. UPTD Tarutung Tarutung
17. UPTD Stabat Stabat
18. UPTD Tanjung Balai Tanjung Balai
19. UPTD Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai sekarang berkedudukan di Sei Rampah.
23. UPTD Salak Kabupaten Pakak Barat
24. UPTD Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara 25. UPTD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas
26. UPTD Natal
Kecamatan Batang Natal, Lingga Bayu, Natal, Muara Batang Gadis, Batahan dan Ranto Baek
27. UPTD Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan 28. UPTD Pangururan Kabupaten Samosir
29. UPTD Barus dan Pandan
Kecamatan Manduamas, Sosor Gadung, Sorandorang, Andam Dewi, Barus Utara, Sorkam dan Sorkam Barat
30. UPTD Teluk Dalam
Kecamatan Teluk Dalam, lahusa, Lolomatua, Amandaraya, Gomo, Pulau-pulau Batu dan Hilaba
31. UPTD Pangkalan Barandan Meliputi Sebagian Kabupaten Langkat 32. UPTD Perdagangan Perdagangan dan Sekitarnya
33. SAMSAT GERAI Marelan Marelan dan sekitar Kecamatan Medan Marelan
34. SAMSAT GERAI Indrapura Kota Indrapura dan sekitarnya 35. SAMSAT GERAI Perbaungan Kota Perbaungan
36. SAMSAT GERAI Kampung
Pajak Kampung Pajak dan Sekitarnya
37 SAMSAT GERAI Hutabalang Kecamatan Hutabalang dan sekitarnya
38. SAMSAT GERAI Tanjung
Morawa Kota Tanjung Morawa dan sekitarnya
39. SAMSAT GERAI Tembung Kecamatan Tembung, Batang Kuis dan Sekitarnya
40. SAMSAT GERAI Deli Tua Kecamatan Deli tua dan sekitanya 41. SAMSAT GERAI Kerasaan Sekitar SAMSAT yang bersangkutan 42. SAMSAT GERAI Ajamu Sekitar SAMSAT yang bersangkutan
43. SAMSAT dan SIM CORNER
B.Struktur Organisasi Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan antara
individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan dalam
bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis-garis besar
hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi, arus tanggung jawab dan wewenang.
Dalam pengertian luas dapat diartikan bahwa struktur organisasi itu tergantung pada
tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh
individu-individu dari kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kantor SAMSAT Medan Utara menerapkan struktur lini dan staf.UPT Medan
Utara dipimpin oleh seorang Kepala UPT, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha.
Kepala UPT secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan
Daerah Sumatera Utara. UPT Medan Utara dahulu terdiri dari lima seksi yaitu : Seksi
Bagian Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Seksi Pendapatan
Lain-lain (PLL), Seksi Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/Air Permukaan
(ABT/APU), Seksi Retribusi, Seksi Pajak Angkutan Diatas Air/Bea Balik Nama
Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3). Namun untuk mempermudah pendataan
struktur dan juga mempermudah warga yang mengurus kegiatan
administrasikendaraannya, maka seksi-seksi tersebut diperkecil dengan
menggabungkan setiap seksi kedalam satu seksi bagian serta menghapuskan seksi
yang kurang berfungsi. Seksi yang ada di SAMSAT Medan Utara saat ini terdiri dari
3 seksi saja. Yaitu: Seksi Bagian Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Kantor Samsat Medan Utara
Sumber: Kantor SAMSAT Medan Utara
C.Uraian Tugas Pokok dan Fungsi 1. Kepala Unit Pelaksana Teknis
Tugas dan Fungsi
1.1 Melaksanakan Koordinasi, kerja sama dengan pihak terkait, pembinaan
pengendalian teknis dan evaluasi penggalian potensi, pemberdayaan
potensi dan Pemungutan Sumber Pendapatan Daerah sesuai ketentuan yang
berlaku.
1.2 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya masing-masing.
1.3 Menyempurnakan konsep standar-standar pendapatan potensi,
pengadministrasianserta pengutipan dan pelaporan hasil Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB, Pajak Air Permukaan Umum (APU), Retribusi dan
Pendapatan Lain-lainnya (PLL). Ka. UPT
Kasi Penagihan
Pajak
Kasi Retribusi dan PLL Kasubag Tata
2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha Tugas dan Fungsi
2.1 Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub
Bagian Tata Usaha dan Surat-Surat dari seksi lainnya yang telah selesai
diproses.
2.2 Mencatat dalam pembukuan yang telah ditentukan inventaris dan Alat
Tulis Kantor (ATK).
3. Seksi Penagihan Pajak Tugas dan Fungsi
3.1 Menghubungi penunggak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dengan surat.
3.2 Membuat laporan pembayaran penunggakan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dengan surat.
3.3 Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan
memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Umum (APU) dan Pajak
Bea Palik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).
3.4 Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan
dan pemanfaatan Air Permukaan Umum (APU) sesuai standar yang
ditetapkan.
3.5 Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas
4. Seksi Retribusi dan PLL Tugas dan fungsi
4.1 Menyempurnakan dan menyusun konsep standar retribusi bagi hasil Pajak
dan Bukan Pajak, Pembukuan dan pelaporannya.
4.2 Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data/bahan untuk penyempurnaan
dan penyusunan jenis retribusi, teknis pemungutan dan tata administrasi
rertibusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan target
retribusi.
4.3 Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelolah PAD dan
melaporkannya kepada UPT.
4.4 Menerima, menyalurkan dan mempertanggung jawabkan SPT dan Materai
Leges jalur SAMSAT.
4.5 Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan lain-lain dan
setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
4.6 Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit
D.Jumlah Pegawai Kantor SAMSAT Medan Utara
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Kantor SAMSAT Medan Utara
Bagian/Seksi Jumlah dalam persentase Jumlah Pegawai
Kepala UPT 1% 1 Orang
KasubBag Tata Usaha 20% 19 Orang
Kasi Penagihan Pajak 73% 73 Orang
Kasi Retribusi dan PLL 6% 6 Orang
JUMLAH 100% 99 Orang
Sumber: Kantor SAMSAT Medan Utara
E.Visi, Misi Motto, Strategi dan Komitmen Kantor SAMSAT Medan Utara
Didalam Pelaksanaan tugas tentunya ada tujuan yang ingin dicapai.Maka
dicanangkan Visi dan Misi serta Strategi agar tujuan tersebut tercapai.
1. Visi Kantor SAMSAT Medan Utara
Visi Kantor SAMSAT Medan Utara ialah : “Terwujudnya Pelayanan yang
Berorientasi Good Govermance dan Berbasis Teknologi”. 2. Misi Kantor SAMSAT Medan Utara
Misi dari Kantor SAMSAT Medan Utara ialah :
2.1 Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
2.3 Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2.4 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
2.5 Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan
berkualitas.
3. Motto Kantor SAMSAT Medan Utara
“Profesional Kerjaku dan Kepuasan Masyarakat Tujuanku”. 4. Strategi Kantor SAMSAT Medan Utara
Strategi Kantor SAMSAT Medan Utara ialah:
4.1 Peningkatan pelayanan kepada masyarakat:
a. Menyederhanakan sistem dan prosedur.
b. Menerapkan pelayanan prima secara konsisten.
c. Sosialisasi yang berkesinambungan.
d. Menindaklanjuti setiap keluhan masyarakat.
4.2 Meningkatkan keamanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor:
a. Meningkatkan pelayanan pengarsipan dan keamanan data kendaraan
bermotor.
b. Meningkatkan teknologi dalam pengarsipan data kendaraan bermotor.
c. Tertib pemungutan, tertib pembukuan dan tertib pelaporan.
4.3 Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan Negara:
a. Melaksanakan pemungutan secara efektif dan efisien.
4.4 Meningkatkan sumber daya manusia:
a. Meningkatkan disiplin dan etos kerja.
b. Meningkatkan Kompetensi
c. Meningkatkan kesejahteraan.
5. Komitmen Kantor SAMSAT Medan utara
Adapun Komitmen yang dimiliki Kantor SAMSAT Medan Utara ialah:
5.1 Secara terus menerus memperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen
mutu.
32
BAB III
GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK
A.Penyajian Data
Setelah penulis melakukan penelitian ke lapangan, maka diperoleh berbagai
data mengenai pendapatan responden, dan penelitian ini berlangsung di Kantor
SAMSAT Medan Utara. Sebelum menganalisa data yang diperoleh, maka penulis
menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:
Identitas Wajib Pajak:
Data yang dibahas dalam pembahasan ini adalah data yang diperoleh dari 10
orang Wajib Pajak di kantor SAMSAT Medan Utara.
Tabel 3.1Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1. Laki-laki 7 70%
2. Wanita 3 30%
Jumlah 10 100%
Sumber: Hasil Penelitian Penulis
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 7 orang atau 70%, sedangkan yang berjenis kelamin
Penulis juga meneliti usia Wajib Pajak yang melakukan pembayaran BBN-KB
di Kantor SAMSAT Medan Utara. Dalam tabel ini, terbagi atas tiga kategori, yaitu
kategori pertama usia 20-30 tahun, usia 31-40 tahun dan usia 41-50 tahun.
Tabel 3.2Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Usia
No Usia Wajib Pajak Jumlah Presentase
1. 20-30 Tahun 4 40%
2. 31-40 Tahun 3 30%
3. 41-50 Tahun 3 30%
Jumlah 10 100%
Sumber : Hasil Penelitian Penulis
Tabel diatas menunjukan bahwa Wajib Pajak yang berusia 20-30 tahun
sebanyak 4 orang atau 40%, yang berusia 31-40 tahun sebanyak 3 orang atau 30%
dan yang berusia 41-50 tahun sebanyak 3 orang atau 30%.
Penulis mewawancarai juga status pekerjaan Wajib Pajak tersebut.Dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase
1. Wiraswasta 3 30%
2. PNS 2 20%
3. Outsourching 1 10%
4 Pelajar/Mahasiswa 4 40%
Jumlah 10 100%
Tabel diatas menunjukan jumlah Wajib Pajak berdasarkan pekerjaannya, yaitu
Wiraswasta sebanyak 3 orang atau 30%, PNS sebanyak 2 orang atau 20%,
Outsourching sebanyak 1 orang atau 10% dan Pelajar/Mahasiswa sebanyak 4 orang atau 40%.
Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa pendapat setiap
Wajib Pajak tersebut tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)tidak
sama semuanya. Karena saat penulis mewawancarai Wajib Pajak, ada yang
mengatakan bahwa Wajib Pajak tersebut sudah mengerti dan memahami tentang tata
cara Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB). Namun banyak dari mereka
yang sekedar tau artinya tapi belum memahami prosedur dan guna dari Bea Balik
Nama tersebut.
Menurut mereka yang tidak paham tentang Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB), proses atau prosedur pelaksanaannnya di kantor SAMSAT
Medan Utara cukup rumit dan berbelit. Sehingga tak jarang sebagian dari mereka
menggunakan Biro Jasa, Calo atau sebagainya. Namun bagi mereka yang sudah
memahami proses dan prosedur pengurusan Bea Balik NamaKendaraan Bermotor
(BBN-KB), prosesnya tidak begitu rumit. Sehingga mereka lebih memilih
B.Sistem Penilaian dalam Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pemungutan Pajak Daerah Bea Balik Nama Kendaraan adalah suatu kesatuan
kegiatan yang dilakukan dengan memulai penghimpunan data objek dan jubjek pajak,
menentukan besarnya pajak yang terutang hingga kegiatan penagihan pajak kepada
Wajib Pajak serta pengawasan penyetoran.
Pelaksanaan pemungutan pajak daerah pada umumnya tidak dapat diberikan
kepada pihak ketiga. Pajak Daerah dipungut berdasarkan penetapan Kepala daerah
atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dengan
menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh Kepala
daerah atau Pejabat yang ditunjuk.
Surat Ketetapan Daerah (SKPD) khusus bagi pengenaan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor terdiri dari 5 lembar:
1. Lembar kesatu untuk Wajib Pajak.
2. Lembar kedua untuk DISPENDA Provinsi Sumatera Utara.
3. Lembar ketiga untuk PT.(AK) Jasa Raharja.
4. Lembar keempat untuk Bendaharawan khusus penerima
5. Lembar kelima untuk Kantor SAMSAT.
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajak harus menggunakan Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).Kepada Wajib Pajak yang telah mendapat
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dapat dikeluarkan Surat Tagihan Pajak Daerah
(SPTD). Apabila Wajib Pajak tidak membayar pajak terutang sampai jatuh tempo
(selama 30 hari), maka STPD yang disampaikan kepada Kepala Daerah akan
C.Syarat Pengurusan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Jika terjadi penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor, maka Orang Pribadi
atau Badan yang telah menerima penyerahan hak milik (dalam hal ini dianggap
sebagai Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) wajib mendaftarkan
penyerahan Kendaraan Bermotor dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD) yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak saat peyerahan kendaraan tersebut.
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) tersebut harus diisi dengan jelas,
benar dan lengkap serta di tandatangani oleh Wajib Pajak atau orang yang telah diberi
kuasa dalam penyerahan kendaraan tersebut. Dalam Surat Pemberitahuan Pajak
Daerah (SPTPD) memuat sekurang-kurangnya tentang:
1. Nama dan alamat lengkap pemilik
2. Tanggal penyerahan kendaraan
3. Jenis, Merek, isi silinder, tahun perakitan/pembuatan, warna, nomor rangka
dan nomor mesin kendaraan.
Adapun yang menjadi syarat dalam pengurusan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor secara umum, Wajib Pajak (Orang Pribadi atau Badan) ataupun kuasanya
harus melampirkan berkas-berkas sebagai berikut:
1. Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli + Foto copy.
2. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) asli + Foto copy.
4. Bukti Penyerahan Hak Milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat perjanjian dua
pihak atau perbuatan sepihak, yang meliputi:
a. Kuitansi jual beli (Jika terjadi karena jual beli Kendaraan Bermotor).
b. Bukti tukar menukar Kendaraan Bermotor (karena terjadi Penukaran
Kendaraan Bermotor).
c. Surat Hibah (termasuk hibah karena wasiat, hadiah atau pemasukkan ke
Badan Usaha).
d. Hasil checking fisik Kendaraan Bermotor yang ditandatangani oleh petugas
Check fisik di Kantor SAMSAT tersebut. e. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).
D.Dinas yang Berhubungan dengan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Kegiatan pelayanan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
dilaksanakan pada Kantor SAMSAT Medan Utara dengan:
1. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah
Sumatera Utara (DISPENDASU).
2. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU.
3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan.
Dalam pelaksanaan pelayanan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, para
petugas diarahkan untuk lebih memprioritaskan Wajib Pajak yang langsung
membayar pajaknya dari pada Kuasa Wajib Pajak, ntuk itu disiapkan loket-loket
khusus bagi Wajib Pajak dan Kuasa Wajib Pajak. Serta kepada Wajib Pajak yang
mengurus langsung, dikalungkan ID Card tanda pemilik langsung.
E.Wilayah Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) yang terutang dipungut di
Wilayah Daerah tempat Kendaraan Bermotor didaftarkan. Dimana Orang Pribadi atau
Badan yang menyerahkan Kendaraan Bermotor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Kepala Daerah atas terjadinya penyerahan hak milik tersebut
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak saat penyerahan Kendaraan Bermotor.
Dan apabila terjadi pemindahan Kendaraan Bermotor dari satu daerah ke daerah
lain, maka Wajib Pajak yang bersangkutan harus memperlihatkan bukti pelunasan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di daerah asalnya berupa surat
keterangan fiskal antar Daerah. Dimana pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi Kendaraan Bermotor.
F. Contoh Penghitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) 1. Bapak Taufik Reza membeli 1 unit sepeda motor second (bukan baru) keluaran
tahun 2014 dengan merk Yamaha/1KP AT/113CC, dari Bapak Rizal Permana
dengan harga Rp 10.500.000,- (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah). Yang mana
kendaraannya bukan umum. Berapakah pajak Bea Balik Nama Kendaraan
Jawaban:
Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
= 1% x Rp. 15.500.000,-
= Rp. 155.000,-
2. Syafrian Fadly membeli sebuah mobil second (bukan baru) keluaran tahun
2013 dengan merk Avanza/ 1300 E N/T, dari Darmawan Netrizal dengan harga
Rp.105.000.000,- (seratus lima juta rupiah). Berapakah Pajak Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor yang harus dibayar bapak Syafrian?
Jawaban:
Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
= 1% x Rp. 110.250.000,-
= Rp. 1.102.500,-
3. Pak Iwan Pramudito membeli satu unit sepeda motorbekasdari bapak Zulfadli
Pamungkas untuk kendaraan anaknya.Dengan atas nama anaknya yaitu Ridho
Muhammad. Kendaraan tersebut keluaran tahun 2015 dengan Merk Yamaha
1PA (V-IXION/FZ150) seharga Rp 26.500.000,- (dua puluh enam juta lima
ratus ribu rupiah). Berapakah pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang
harus dibayar oleh Pak Iwan?
Jawaban:
Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
= 1% x Rp 34.550.000,-
Catatan: Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku disini bukanlah nilai jual yang disetujui antara penjual dan pembeli, namun nilai yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah berdasarkan ketentuan yang berlaku seperti tabel dibawah
ini.
Tabel 3.4 Nilai Jual Kendaraan Bermotor
Jenis Merk/Tipe
IXION/FZ150) 2015 1.00 Rp 34.550.000,- Sumber: Kantor SAMSAT Medan Utara
G.Prosedur Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) 1. Atas Nama Orang Lain dan Dari Daerah Luar Medan
Prosedur BBN-KB terhadap kendaraan yang berasal dari Daerah Luar Medan
atau mutasi dari Daerah lain, yaitu:
• Meminta surat keterangan dari Kepala Desa, Lurah atau Camat dari Daerah asal
• Mengurus Administrasi perpindahan/ Mutasi kendaraan ke SAMSAT Kota
kepemilikan pertama
• Terakhir, mengurus sama seperti prosedur BBN-KB di Kota Medan. Dan juga
membayar pajak di Kota Medan juga.
Prosedur BBN-KB terhadap Kendaraan yang dari Kota Medan (kota asal) dapat
digambarkan dalam Skema tata cara dan prosedur Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB). Skema ini dibuat sesuai dengan tabel skema prosedur yang ada
di Kantor SAMSAT Medan Utara.
Skema prosedur pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Bagan 3.1 Prosedur Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di Kantor SAMSAT Medan Utara
L
2. Pengisian formulir SPT
3. Berkas.
1. Check persyaratan dan kelengkapan
berkas.
2. Pendataan (entry)
3. Menyampaikan berkas ke penetapan
L
3. Mengisi data notice pajak. 4. Menyampaikan berkas pada kasir.
DISPE
1. Meneliti Kebenaran dan penetapan
kepada Wajib Pajak
2. Meneliti data pajak dalam ketentuan
sementara
PEMBAYARAN
1. Menerima pembayaran dari Wajib
Pajak.
2. Membuka hasil penerimaan.
3. Mencetak SKPD.
4. Menyampaikan SKPD pada loket
emblosing/pencetak STNK.
5. Menyampaikan berkas petugas kartu
box (arsip)
6. Menyetor hasil penerimaan kasir
pada bendahara (Validasi)
7. Menyampaikan berkas yang belum dibayar ke petugas penagih.
8. Menghimpun berkas yang belum
dibayar.
Penyerahan SKPD/STNK dan Plat Motor
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI DATA
A.Prosedur Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Adapun prosedur-prosedur yang harus dilaluin dalam melaksanakan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut:
1. Loket I
1.1 Pendaftaran
Pelaksana yaitu POLRI dan DISPENDA.
Prosedur yang dilakukan oleh Wajib Pajak ialah:
a. Pengambilan formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (STPD).
b. Pengisian formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (STPD).
c. Pendaftaran Berkas.
d. Menyampaikan berkas pada pengurus penelitian berkas yang telah
ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya yang bersangkutan
2. Loket II
2.1 Penelitian Berkas Wajib Pajak. Pelaksana yaitu POLRI dan DISPENDA.
Dalam tahap ini petugas meneliti kelengkapan berkas yang meliputi:
a. Check persyaratan dan kelengkapan berkas pendataan Wajib Pajak. b. Pendaftaran (Entry).
2.2 Penetapan Pajak
Pelaksanaan yaitu DISPENDA dan JASA RAHARJA.
Tugas dan fungsi DISPENDA dalam Penetapan Pajak:
a. Membuat perhitungan dan Penetapan Pajak.
b. Membuat nomor kohir.
c. Menyampaikan berkas kepada kasir.
Tugas dan fungsi JASA RAHARJA dalam penetapan pajak:
a. Membuat laporan cek rekapitulasi penerimaan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (SWDKLLJR).
b. Membuat bukti setoran uang ke Bank Daerah.
c. Membuat laporan ke cabang utama JASA RAHARJA.
2.3 Korektor (Final Checking) Pelaksanaan yaitu DISPENDA.
Pada bagian ini petugas melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Meneliti kebenaran perhitungan.
b. Meneliti kebenaran penetapan.
c. Meneliti data pajak dalam ketetapan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
2.4 Pembayaran
Kegiatan yang dilakukan dalam pembayaran adalah:
a. Menerima pembayaran dari Wajib Pajak (Loket Kasir).
c. Mencetak Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).
d. Menyampaikan SKPD pada loket pencetak STNK.
e. Menyampaikan berkas kepada petugas arsip.
f. Menyetor hasil penerimaan ke kasir pada Bendaharawan.
3. Loket III
3.1 Pencetak STNK Pelaksana yaitu POLRI.
Peran dan tugas POLRI disini yaitu:
a. Melaksanakan pencetakan STNK.
b. Menyampaikan SKPD/STNK ke loket pengambilan.
c. Penyerahan SKPD/STNK dan Plat Nomor Polisi kepada Wajib Pajak.
B.Objek dan Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) 1. Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Objek pajak menurut Waluyo (2010:09) dapat diartikan sebagai sasaran
pengenaan pajak dan dasar untuk menghitung pajak yang terhutang. Sesuatu tersebut
dapat berupa keadaan perbuatan dan peristiwa yang menjadi objek pajak Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan Kendaraan Bermotor.
Termasuk penyerahan Kendaraan Bermotor adalah pemasukan Kendaraan Bermotor
a. Untuk dipakai sendiri oleh Orang Pribadi yang bersangkutan.
b. Untuk diperdagangkan kembali.
c. Untuk dikeluarkan kembali dari Wilayah Pabean Indonesia.
d. Digunakan untuk pameran, penelitian, contoh dan kegiatan olahraga bertaraf
Internasional. Kecuali selama tiga tahun berturut-turut tidak dikeluarkan
kembali dari Wilayah Indonesia.
Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor:
a. Kereta Api.
b. Semata-mata digunakan untuk keperluan HANKAM.
c. Dimiliki/dikuasai Kedutaan, Konsultan PNA (atas Resiprositas), dan
Lembaga Internasional (dibebaskan Pajak dari Pemerintah).
d. Lainnya yang diatur PERDA.
2. Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Secara umum yang disebut sebagai Subjek Pajak bagi Pajak Daerah adalah
Orang Pribadi atau Badan yang dapat dikenakan pajak. Pada Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB), yang menjadi Subjek Pajaknya adalah Orang
Pribadi atau Badan yang menerima penyerahan Kendaraan Bermotor. Jika Wajib
Pajak berupa Badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa
Badan tersebut (Marihot, 2005:173).
Formula perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
menurut (Marihot,2005:173), adalah:
Contoh Perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
1. Bapak Taufik Reza membeli 1 unit sepeda motor second (bukan baru) keluaran
tahun 2014 dengan merk Yamaha/ 1KP AT/ 113CC, dari Bapak Rizal Permana
dengan harga Rp 10.500.000,- (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah). Yang mana
kendaraannya bukan umum. Berapakah pajak Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor yang harus dibayar oleh Taufik Reza?
Jawaban:
Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
= 1% x Rp. 15.500.000,-
= Rp. 155.000,-
2. Syafrian Fadly membeli sebuah mobil second (bukan baru) keluaran tahun
2013dengan merk Avanza/ 1300 E N/T, dari Darmawan Netrizal dengan harga
Rp.105.000.000,- (seratus lima juta rupiah). Berapakah Pajak Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor yang harus dibayar bapak Syafrian?
Jawaban:
Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
= 1% x Rp. 110.250.000,-
= Rp. 1.102.500,-
3. Pak Iwan Pramudito membeli satu unit sepeda motor bekas dari bapak Zulfadli
Pamungkas untuk kendaraan anaknya. Dengan atas nama anaknya yaitu Ridho
Muhammad. Kendaraan tersebut keluaran tahun 2015 dengan Merk Yamaha 1PA
(V-IXION/FZ150) seharga Rp 26.500.000,- (dua puluh enam juta lima ratus ribu
rupiah). Berapakah pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang harus
Jawaban:
Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
= 1% x Rp 34.550.000,-
= Rp.345.500,-
Catatan: Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku di sini bukanlah nilai jual yang disetujui antara penjual dan pembeli, namun nilai yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan ketentuan yang berlaku seperti
tabel di bawah ini
Tabel 4.1 Nilai Jual Kendaraan Bermotor Jenis Merk/Tipe
IXION/FZ150) 2015 1.00 Rp 34.550.000,- Sumber: Kantor SAMSAT Medan Utara
C.Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Melakukan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor SAMSAT Medan Utara
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, menjelaskan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas setiap penyerahan Kendaraan Bermotor. Penyerahan yang
dimaksud adalah penyerahan sebagai akibat perjanjian dua belah pihak atau
perbuatan sepihak atau kejadian yang terjadi akibat jual beli, tukar menukar, hibah
Target yang diharapkan dari penerimaan Bea Balik nama Kendaraan Bermotor
pada Tahun 2013 adalah sebesar Rp. 1.546.096.042.193,- namun realisasinya
mencapai Rp. 1.638.589.230.334,-. Jadi dari jumlah tersebut dapat disimpulkan
bahwa Kantor SAMSAT Medan Utara telah berhasil dan melebihi target yang
diharapkan sebelumnya.
Tabel 4.2 Realisasi Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor SAMSAT Medan Utara
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Presentase (%) 2013 1.259.641.082.000,- 1.395.073.240.547,- 110,75 100 10,75
2014 1.546.066.259.702,- 1.637.426.281.315,- 105,91 100 5,91
Sumber: Kantor SAMSAT Medan Utara
Dari tabel dapat diperoleh data atau informasi mengenai jumlah perbandingan
target dan realisasi penerimaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
di SAMSAT Medan Utara selama 2 tahun berturut-turut yaitu mulai dari tahun 2013
hingga tahun 2014. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa secara umum kesadaran
dan kepatuhan masyarakat dalam mengurus Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
sudah baik.Hal tersebut dapat kita lihat dari jumlah penerimaan dan realisasi yang
telah tercapai.
1. Pada tahun 2013, target Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah berjumlah
Rp. 1.259.641.082.000,- dengan realilasi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
sebesar Rp. 1.395.073.240.547,- dan pencapaian persenatse antara target dan realisasi
2. Pada tahun 2014, terjadi penigkatan target di SAMSAT Medan Utara sebesar Rp.
1.546.066.259.702,-sedangkan realisasinya menjadi sebesar Rp. 1.637.426.281.315,-.
Dan pencapaian persantase antara target dan realisasi Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor pada tahun tersebut mencapai 105,91%.
D.Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaran Bermotor dan Solusinya
Dalam kepengurusan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ini pada dasarnya
dapat dilaksanakan tanpa ada kendala, baik dari pihak petugas maupun dari Wajib
Pajak itu sendiri. Setelah penulis melakukan pengamatan dalam melakukan Praktik
Kerja Lapangan Mandiri dan melakukan wawancara kepada petugas kepengurusan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, menyimpulkan bahwa dari pihak SAMSAT
Medan Utara tidak mengalami masalah atau kendala dalam melakukan tugasnya.
Karena semua prosedur yang mereka jalankan sudah ditetapkan dan dijalankan sesuai
yang telah diatur.
Walau demikian, masih ada kekurangan yang dirasakan dari pihak SAMSAT
sendiri, yaitu mengenai kurang luasnya sosialisasi tentang Peraturan Daerah yang
mengatur tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ini.Sehingga tidak semua
Wajib Pajak yang memiliki Kendaraan Bermotor khususnya yang melakukan
penyerahan Kendaraan Bermotor dapat mengetahui secara benar tentang prosedur
pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.Akibatnya para Wajib Pajak
tersebut menggunakan Calo dalam mengurus Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Solusi masalah diatas adalah agar pihak SAMSAT bekerja sama dengan
Pemerintah Daerah untuk melakukan sosialisasi tentang Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor ini ditingkatkan pendidikan seperti Universitas dan untuk masyarakat
umum bisa melalui seminar atau penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan pihak Dinas
terkait. Sosialisasi juga bisa lebih ditingkatkan melalui media elektronik atau media
cetak. Dengan demikian masyarakat akan mudah memahami pentingnya melakukan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor serta mekanismenya tidak rumit dan akan
menimbulkan kesadaran pada masing-masing Wajib Pajak agar melakukannya sendiri
tanpa melalui Calo.
Adapun masalah atau kendala yang sering terjadi adalah dari Wajib Pajak
yang melakukan penyerahan Kendaraan Bermotor.Seperti tidak taatnya Wajib Pajak
yang melakukan penyerahan Kendaraan Bermotor untuk melakukan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor dalam waktu 30 hari, kemudian banyak Wajib Pajak yang
menggunakan Jasa Calo dalam hal kepengurusan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotornya sehingga Wajib Pajak tersebut haru mengeluarkan biaya untuk
mengurus Bea Balik Nama Kendaraan Bermotornya. Padahal kepengurusan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor tidaklah begitu sulit.
Adapun jalan keluarnya dari masalah ini adalah bagaimana caranya agar
setiap Wajib Pajak mengetahui prosedur pemugutan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB) dari mulai pendaftaran sampai dengan proses akhir. Dengan
demikian akan memudahkan bagi Wajib Pajak untuk melaksanakan keperluannya.
agar bertanya kepada petugas yang bersangkutan.Dan diharapkan juga kepada Wajib
Pajak agar selalu melakukan Bea Balik Nama Kendaran Bermotor terdekat secepat
mungkin dalam waktu maksimal 30 (tiga puluh) hari sejak jatuh tempo. Sebab
demikian akan menjadi bukti keabsahan bahwa kendaraan yang kita miliki sudah atas