• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

B. Struktur Organisasi Kantor Sistem Administrasi Manunggal

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan dalam bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis-garis besar hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi, arus tanggung jawab dan wewenang. Dalam pengertian luas dapat diartikan bahwa struktur organisasi itu tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dari kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Kantor SAMSAT Medan Utara menerapkan struktur lini dan staf.UPT Medan Utara dipimpin oleh seorang Kepala UPT, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha. Kepala UPT secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara. UPT Medan Utara dahulu terdiri dari lima seksi yaitu : Seksi Bagian Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Seksi Pendapatan Lain-lain (PLL), Seksi Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/Air Permukaan (ABT/APU), Seksi Retribusi, Seksi Pajak Angkutan Diatas Air/Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3). Namun untuk mempermudah pendataan struktur dan juga mempermudah warga yang mengurus kegiatan administrasikendaraannya, maka seksi-seksi tersebut diperkecil dengan menggabungkan setiap seksi kedalam satu seksi bagian serta menghapuskan seksi yang kurang berfungsi. Seksi yang ada di SAMSAT Medan Utara saat ini terdiri dari 3 seksi saja. Yaitu: Seksi Bagian Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Seksi Retribusi dan PLL, yang dapat dilihat dalam gambar Bagan 2.1

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Kantor Samsat Medan Utara

Sumber: Kantor SAMSAT Medan Utara

C.Uraian Tugas Pokok dan Fungsi 1. Kepala Unit Pelaksana Teknis

Tugas dan Fungsi

1.1 Melaksanakan Koordinasi, kerja sama dengan pihak terkait, pembinaan pengendalian teknis dan evaluasi penggalian potensi, pemberdayaan potensi dan Pemungutan Sumber Pendapatan Daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

1.2 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya masing-masing.

1.3 Menyempurnakan konsep standar-standar pendapatan potensi, pengadministrasianserta pengutipan dan pelaporan hasil Pajak Kendaraan Bermotor (PKB, Pajak Air Permukaan Umum (APU), Retribusi dan Pendapatan Lain-lainnya (PLL). Ka. UPT Kasi Penagihan Pajak Kasi Retribusi dan PLL Kasubag Tata Usaha

2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha Tugas dan Fungsi

2.1 Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub Bagian Tata Usaha dan Surat-Surat dari seksi lainnya yang telah selesai diproses.

2.2 Mencatat dalam pembukuan yang telah ditentukan inventaris dan Alat Tulis Kantor (ATK).

3. Seksi Penagihan Pajak Tugas dan Fungsi

3.1 Menghubungi penunggak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dengan surat.

3.2 Membuat laporan pembayaran penunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dengan surat. 3.3 Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan

memproses usul/pengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Umum (APU) dan Pajak Bea Palik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).

3.4 Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan Air Permukaan Umum (APU) sesuai standar yang ditetapkan.

3.5 Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas sesuai bidang teknisnya.

4. Seksi Retribusi dan PLL Tugas dan fungsi

4.1 Menyempurnakan dan menyusun konsep standar retribusi bagi hasil Pajak dan Bukan Pajak, Pembukuan dan pelaporannya.

4.2 Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data/bahan untuk penyempurnaan dan penyusunan jenis retribusi, teknis pemungutan dan tata administrasi rertibusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan target retribusi.

4.3 Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelolah PAD dan melaporkannya kepada UPT.

4.4 Menerima, menyalurkan dan mempertanggung jawabkan SPT dan Materai Leges jalur SAMSAT.

4.5 Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan lain-lain dan setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

4.6 Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit sesuai dengan bidang teknis.

D.Jumlah Pegawai Kantor SAMSAT Medan Utara

Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Kantor SAMSAT Medan Utara

Bagian/Seksi Jumlah dalam persentase Jumlah Pegawai

Kepala UPT 1% 1 Orang

KasubBag Tata Usaha 20% 19 Orang

Kasi Penagihan Pajak 73% 73 Orang

Kasi Retribusi dan PLL 6% 6 Orang

JUMLAH 100% 99 Orang

Sumber: Kantor SAMSAT Medan Utara

E.Visi, Misi Motto, Strategi dan Komitmen Kantor SAMSAT Medan Utara Didalam Pelaksanaan tugas tentunya ada tujuan yang ingin dicapai.Maka dicanangkan Visi dan Misi serta Strategi agar tujuan tersebut tercapai.

1. Visi Kantor SAMSAT Medan Utara

Visi Kantor SAMSAT Medan Utara ialah : “Terwujudnya Pelayanan yang Berorientasi Good Govermance dan Berbasis Teknologi”.

2. Misi Kantor SAMSAT Medan Utara

Misi dari Kantor SAMSAT Medan Utara ialah : 2.1 Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

2.3 Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2.4 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2.5 Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan berkualitas.

3. Motto Kantor SAMSAT Medan Utara

“Profesional Kerjaku dan Kepuasan Masyarakat Tujuanku”. 4. Strategi Kantor SAMSAT Medan Utara

Strategi Kantor SAMSAT Medan Utara ialah: 4.1 Peningkatan pelayanan kepada masyarakat:

a. Menyederhanakan sistem dan prosedur.

b. Menerapkan pelayanan prima secara konsisten. c. Sosialisasi yang berkesinambungan.

d. Menindaklanjuti setiap keluhan masyarakat.

4.2 Meningkatkan keamanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor: a. Meningkatkan pelayanan pengarsipan dan keamanan data kendaraan

bermotor.

b. Meningkatkan teknologi dalam pengarsipan data kendaraan bermotor. c. Tertib pemungutan, tertib pembukuan dan tertib pelaporan.

4.3 Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan Negara: a. Melaksanakan pemungutan secara efektif dan efisien.

4.4 Meningkatkan sumber daya manusia: a. Meningkatkan disiplin dan etos kerja. b. Meningkatkan Kompetensi

c. Meningkatkan kesejahteraan.

5. Komitmen Kantor SAMSAT Medan utara

Adapun Komitmen yang dimiliki Kantor SAMSAT Medan Utara ialah:

5.1 Secara terus menerus memperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen mutu.

32

BAB III

GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

A.Penyajian Data

Setelah penulis melakukan penelitian ke lapangan, maka diperoleh berbagai data mengenai pendapatan responden, dan penelitian ini berlangsung di Kantor SAMSAT Medan Utara. Sebelum menganalisa data yang diperoleh, maka penulis menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:

Identitas Wajib Pajak:

Data yang dibahas dalam pembahasan ini adalah data yang diperoleh dari 10 orang Wajib Pajak di kantor SAMSAT Medan Utara.

Tabel 3.1Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-laki 7 70%

2. Wanita 3 30%

Jumlah 10 100%

Sumber: Hasil Penelitian Penulis

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang atau 70%, sedangkan yang berjenis kelamin wanita sebanyak 3 orang atau 30%.

Penulis juga meneliti usia Wajib Pajak yang melakukan pembayaran BBN-KB di Kantor SAMSAT Medan Utara. Dalam tabel ini, terbagi atas tiga kategori, yaitu kategori pertama usia 20-30 tahun, usia 31-40 tahun dan usia 41-50 tahun.

Tabel 3.2Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Usia

No Usia Wajib Pajak Jumlah Presentase

1. 20-30 Tahun 4 40%

2. 31-40 Tahun 3 30%

3. 41-50 Tahun 3 30%

Jumlah 10 100%

Sumber : Hasil Penelitian Penulis

Tabel diatas menunjukan bahwa Wajib Pajak yang berusia 20-30 tahun sebanyak 4 orang atau 40%, yang berusia 31-40 tahun sebanyak 3 orang atau 30% dan yang berusia 41-50 tahun sebanyak 3 orang atau 30%.

Penulis mewawancarai juga status pekerjaan Wajib Pajak tersebut.Dan hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.3Distribusi Wajib Pajak Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Presentase

1. Wiraswasta 3 30%

2. PNS 2 20%

3. Outsourching 1 10%

4 Pelajar/Mahasiswa 4 40%

Jumlah 10 100%

Tabel diatas menunjukan jumlah Wajib Pajak berdasarkan pekerjaannya, yaitu Wiraswasta sebanyak 3 orang atau 30%, PNS sebanyak 2 orang atau 20%, Outsourching sebanyak 1 orang atau 10% dan Pelajar/Mahasiswa sebanyak 4 orang atau 40%.

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa pendapat setiap Wajib Pajak tersebut tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)tidak sama semuanya. Karena saat penulis mewawancarai Wajib Pajak, ada yang mengatakan bahwa Wajib Pajak tersebut sudah mengerti dan memahami tentang tata cara Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB). Namun banyak dari mereka yang sekedar tau artinya tapi belum memahami prosedur dan guna dari Bea Balik Nama tersebut.

Menurut mereka yang tidak paham tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), proses atau prosedur pelaksanaannnya di kantor SAMSAT Medan Utara cukup rumit dan berbelit. Sehingga tak jarang sebagian dari mereka menggunakan Biro Jasa, Calo atau sebagainya. Namun bagi mereka yang sudah memahami proses dan prosedur pengurusan Bea Balik NamaKendaraan Bermotor (BBN-KB), prosesnya tidak begitu rumit. Sehingga mereka lebih memilih mengurusnya sendiri.

B.Sistem Penilaian dalam Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pemungutan Pajak Daerah Bea Balik Nama Kendaraan adalah suatu kesatuan kegiatan yang dilakukan dengan memulai penghimpunan data objek dan jubjek pajak, menentukan besarnya pajak yang terutang hingga kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetoran.

Pelaksanaan pemungutan pajak daerah pada umumnya tidak dapat diberikan kepada pihak ketiga. Pajak Daerah dipungut berdasarkan penetapan Kepala daerah atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh Kepala daerah atau Pejabat yang ditunjuk.

Surat Ketetapan Daerah (SKPD) khusus bagi pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor terdiri dari 5 lembar:

1. Lembar kesatu untuk Wajib Pajak.

2. Lembar kedua untuk DISPENDA Provinsi Sumatera Utara. 3. Lembar ketiga untuk PT.(AK) Jasa Raharja.

4. Lembar keempat untuk Bendaharawan khusus penerima 5. Lembar kelima untuk Kantor SAMSAT.

Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajak harus menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).Kepada Wajib Pajak yang telah mendapat Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dapat dikeluarkan Surat Tagihan Pajak Daerah (SPTD). Apabila Wajib Pajak tidak membayar pajak terutang sampai jatuh tempo (selama 30 hari), maka STPD yang disampaikan kepada Kepala Daerah akan ditambah dengan sanksi administrasi sebesar 2% (dua persen)/Bulan.

C.Syarat Pengurusan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

Jika terjadi penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor, maka Orang Pribadi atau Badan yang telah menerima penyerahan hak milik (dalam hal ini dianggap sebagai Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) wajib mendaftarkan penyerahan Kendaraan Bermotor dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak saat peyerahan kendaraan tersebut.

Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) tersebut harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta di tandatangani oleh Wajib Pajak atau orang yang telah diberi kuasa dalam penyerahan kendaraan tersebut. Dalam Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) memuat sekurang-kurangnya tentang:

1. Nama dan alamat lengkap pemilik 2. Tanggal penyerahan kendaraan

3. Jenis, Merek, isi silinder, tahun perakitan/pembuatan, warna, nomor rangka dan nomor mesin kendaraan.

Adapun yang menjadi syarat dalam pengurusan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor secara umum, Wajib Pajak (Orang Pribadi atau Badan) ataupun kuasanya harus melampirkan berkas-berkas sebagai berikut:

1. Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli + Foto copy. 2. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) asli + Foto copy. 3. Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli + Foto copy.

4. Bukti Penyerahan Hak Milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak, yang meliputi:

a. Kuitansi jual beli (Jika terjadi karena jual beli Kendaraan Bermotor).

b. Bukti tukar menukar Kendaraan Bermotor (karena terjadi Penukaran Kendaraan Bermotor).

c. Surat Hibah (termasuk hibah karena wasiat, hadiah atau pemasukkan ke Badan Usaha).

d. Hasil checking fisik Kendaraan Bermotor yang ditandatangani oleh petugas Check fisik di Kantor SAMSAT tersebut.

e. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

D.Dinas yang Berhubungan dengan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

Kegiatan pelayanan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dilaksanakan pada Kantor SAMSAT Medan Utara dengan:

1. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (DISPENDASU).

2. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU. 3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan. 4. Bank Daerah yaitu BANK SUMUT.

Dalam pelaksanaan pelayanan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, para petugas diarahkan untuk lebih memprioritaskan Wajib Pajak yang langsung membayar pajaknya dari pada Kuasa Wajib Pajak, ntuk itu disiapkan loket-loket khusus bagi Wajib Pajak dan Kuasa Wajib Pajak. Serta kepada Wajib Pajak yang mengurus langsung, dikalungkan ID Card tanda pemilik langsung.

E.Wilayah Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) yang terutang dipungut di Wilayah Daerah tempat Kendaraan Bermotor didaftarkan. Dimana Orang Pribadi atau Badan yang menyerahkan Kendaraan Bermotor wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala Daerah atas terjadinya penyerahan hak milik tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak saat penyerahan Kendaraan Bermotor.

Dan apabila terjadi pemindahan Kendaraan Bermotor dari satu daerah ke daerah lain, maka Wajib Pajak yang bersangkutan harus memperlihatkan bukti pelunasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di daerah asalnya berupa surat keterangan fiskal antar Daerah. Dimana pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi Kendaraan Bermotor.

F. Contoh Penghitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) 1. Bapak Taufik Reza membeli 1 unit sepeda motor second (bukan baru) keluaran

tahun 2014 dengan merk Yamaha/1KP AT/113CC, dari Bapak Rizal Permana dengan harga Rp 10.500.000,- (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah). Yang mana kendaraannya bukan umum. Berapakah pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang harus dibayar oleh Taufik Reza?

Jawaban:

Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor = 1% x Rp. 15.500.000,-

= Rp. 155.000,-

2. Syafrian Fadly membeli sebuah mobil second (bukan baru) keluaran tahun 2013 dengan merk Avanza/ 1300 E N/T, dari Darmawan Netrizal dengan harga Rp.105.000.000,- (seratus lima juta rupiah). Berapakah Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang harus dibayar bapak Syafrian?

Jawaban:

Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor = 1% x Rp. 110.250.000,-

= Rp. 1.102.500,-

3. Pak Iwan Pramudito membeli satu unit sepeda motorbekasdari bapak Zulfadli Pamungkas untuk kendaraan anaknya.Dengan atas nama anaknya yaitu Ridho Muhammad. Kendaraan tersebut keluaran tahun 2015 dengan Merk Yamaha 1PA (V-IXION/FZ150) seharga Rp 26.500.000,- (dua puluh enam juta lima ratus ribu rupiah). Berapakah pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang harus dibayar oleh Pak Iwan?

Jawaban:

Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor = 1% x Rp 34.550.000,-

Catatan: Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku disini bukanlah nilai jual yang disetujui antara penjual dan pembeli, namun nilai yang telah ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan ketentuan yang berlaku seperti tabel dibawah ini.

Tabel 3.4 Nilai Jual Kendaraan Bermotor Jenis Merk/Tipe Kendaraan Tahun Pembuatan Bobot Nilai Jual Kendaraan Bermotor Sepeda Motor Yamaha/ 1KP AT/ 113CC 2014 1.00 Rp. 15.500.000,- Mobil Avanza/ 1300 E N/T 2013 1.00 Rp. 110.250.000,- Sepeda Motor Yamaha 1PA (V-IXION/FZ150) 2015 1.00 Rp 34.550.000,- Sumber: Kantor SAMSAT Medan Utara

G.Prosedur Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) 1. Atas Nama Orang Lain dan Dari Daerah Luar Medan

Prosedur BBN-KB terhadap kendaraan yang berasal dari Daerah Luar Medan atau mutasi dari Daerah lain, yaitu:

• Meminta surat keterangan dari Kepala Desa, Lurah atau Camat dari Daerah asal • Mengurus Administrasi perpindahan/ Mutasi kendaraan ke SAMSAT Kota

kepemilikan pertama

• Terakhir, mengurus sama seperti prosedur BBN-KB di Kota Medan. Dan juga membayar pajak di Kota Medan juga.

Prosedur BBN-KB terhadap Kendaraan yang dari Kota Medan (kota asal) dapat digambarkan dalam Skema tata cara dan prosedur Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB). Skema ini dibuat sesuai dengan tabel skema prosedur yang ada di Kantor SAMSAT Medan Utara.

Skema prosedur pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dapat dilihat pada tabel berikut:

Bagan 3.1 Prosedur Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di Kantor SAMSAT Medan Utara

L O K E T I PENDAFTARAN 1. Pengambilan formulir SPT/

permohonan formulir STNK khusus pengesahan.

2. Pengisian formulir SPT 3. Berkas.

4. Menyampaikan berkas pada pengurus checking

DISPENDA POLRI

POLRI

PENELITIAN BERKAS

1. Check persyaratan dan kelengkapan berkas.

2. Pendataan (entry)

3. Menyampaikan berkas ke penetapan

L O K E T II PENETAPAN

1. Membuat perhitungan penetapan Wajib Pajak.

2. Membuat nomor kohir. 3. Mengisi data notice pajak. 4. Menyampaikan berkas pada kasir.

DISPE NDA JASA RAHA RJA KOREKTOR

1. Meneliti Kebenaran dan penetapan

kepada Wajib Pajak

2. Meneliti data pajak dalam ketentuan sementara

DISPENDA JASA RAHARJA

PEMBAYARAN

1. Menerima pembayaran dari Wajib Pajak.

2. Membuka hasil penerimaan. 3. Mencetak SKPD.

4. Menyampaikan SKPD pada loket

emblosing/pencetak STNK.

5. Menyampaikan berkas petugas kartu box (arsip)

6. Menyetor hasil penerimaan kasir pada bendahara (Validasi)

7. Menyampaikan berkas yang belum dibayar ke petugas penagih. 8. Menghimpun berkas yang belum

dibayar.

EMBLOSING/PENCETAKAN STNK

1. Melakukan emblosing/pencetakan STNK.

2. Menyampaikan SKPD/STNK ke loket pengambilan STNK/plat Motor

Penyerahan SKPD/STNK dan Plat Motor DISPENDA L O K E T III

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA

A.Prosedur Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Adapun prosedur-prosedur yang harus dilaluin dalam melaksanakan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut:

1. Loket I

1.1 Pendaftaran

Pelaksana yaitu POLRI dan DISPENDA.

Prosedur yang dilakukan oleh Wajib Pajak ialah:

a. Pengambilan formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (STPD). b. Pengisian formulir Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (STPD). c. Pendaftaran Berkas.

d. Menyampaikan berkas pada pengurus penelitian berkas yang telah ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya yang bersangkutan 2. Loket II

2.1 Penelitian Berkas Wajib Pajak. Pelaksana yaitu POLRI dan DISPENDA.

Dalam tahap ini petugas meneliti kelengkapan berkas yang meliputi: a. Check persyaratan dan kelengkapan berkas pendataan Wajib Pajak. b. Pendaftaran (Entry).

2.2 Penetapan Pajak

Pelaksanaan yaitu DISPENDA dan JASA RAHARJA. Tugas dan fungsi DISPENDA dalam Penetapan Pajak:

a. Membuat perhitungan dan Penetapan Pajak. b. Membuat nomor kohir.

c. Menyampaikan berkas kepada kasir.

Tugas dan fungsi JASA RAHARJA dalam penetapan pajak:

a. Membuat laporan cek rekapitulasi penerimaan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (SWDKLLJR).

b. Membuat bukti setoran uang ke Bank Daerah.

c. Membuat laporan ke cabang utama JASA RAHARJA. 2.3 Korektor (Final Checking)

Pelaksanaan yaitu DISPENDA.

Pada bagian ini petugas melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Meneliti kebenaran perhitungan.

b. Meneliti kebenaran penetapan.

c. Meneliti data pajak dalam ketetapan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. 2.4 Pembayaran

Kegiatan yang dilakukan dalam pembayaran adalah:

a. Menerima pembayaran dari Wajib Pajak (Loket Kasir). b. Membukukan hasil penerimaan.

c. Mencetak Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). d. Menyampaikan SKPD pada loket pencetak STNK. e. Menyampaikan berkas kepada petugas arsip.

f. Menyetor hasil penerimaan ke kasir pada Bendaharawan. 3. Loket III

3.1 Pencetak STNK Pelaksana yaitu POLRI.

Peran dan tugas POLRI disini yaitu: a. Melaksanakan pencetakan STNK.

b. Menyampaikan SKPD/STNK ke loket pengambilan.

c. Penyerahan SKPD/STNK dan Plat Nomor Polisi kepada Wajib Pajak.

B.Objek dan Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) 1. Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

Objek pajak menurut Waluyo (2010:09) dapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak dan dasar untuk menghitung pajak yang terhutang. Sesuatu tersebut dapat berupa keadaan perbuatan dan peristiwa yang menjadi objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan Kendaraan Bermotor. Termasuk penyerahan Kendaraan Bermotor adalah pemasukan Kendaraan Bermotor dari Luar Negeri untuk dipakai secara tetap di Indonesia, kecuali:

a. Untuk dipakai sendiri oleh Orang Pribadi yang bersangkutan. b. Untuk diperdagangkan kembali.

c. Untuk dikeluarkan kembali dari Wilayah Pabean Indonesia.

d. Digunakan untuk pameran, penelitian, contoh dan kegiatan olahraga bertaraf Internasional. Kecuali selama tiga tahun berturut-turut tidak dikeluarkan kembali dari Wilayah Indonesia.

Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor: a. Kereta Api.

b. Semata-mata digunakan untuk keperluan HANKAM.

c. Dimiliki/dikuasai Kedutaan, Konsultan PNA (atas Resiprositas), dan Lembaga Internasional (dibebaskan Pajak dari Pemerintah).

d. Lainnya yang diatur PERDA.

2. Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

Secara umum yang disebut sebagai Subjek Pajak bagi Pajak Daerah adalah Orang Pribadi atau Badan yang dapat dikenakan pajak. Pada Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), yang menjadi Subjek Pajaknya adalah Orang Pribadi atau Badan yang menerima penyerahan Kendaraan Bermotor. Jika Wajib Pajak berupa Badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa Badan tersebut (Marihot, 2005:173).

Formula perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) menurut (Marihot,2005:173), adalah:

Contoh Perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

1. Bapak Taufik Reza membeli 1 unit sepeda motor second (bukan baru) keluaran tahun 2014 dengan merk Yamaha/ 1KP AT/ 113CC, dari Bapak Rizal Permana dengan harga Rp 10.500.000,- (sepuluh juta lima ratus ribu rupiah). Yang mana kendaraannya bukan umum. Berapakah pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang harus dibayar oleh Taufik Reza?

Jawaban:

Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor = 1% x Rp. 15.500.000,-

= Rp. 155.000,-

2. Syafrian Fadly membeli sebuah mobil second (bukan baru) keluaran tahun 2013dengan merk Avanza/ 1300 E N/T, dari Darmawan Netrizal dengan harga Rp.105.000.000,- (seratus lima juta rupiah). Berapakah Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang harus dibayar bapak Syafrian?

Jawaban:

Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor = 1% x Rp. 110.250.000,-

= Rp. 1.102.500,-

3. Pak Iwan Pramudito membeli satu unit sepeda motor bekas dari bapak Zulfadli Pamungkas untuk kendaraan anaknya. Dengan atas nama anaknya yaitu Ridho Muhammad. Kendaraan tersebut keluaran tahun 2015 dengan Merk Yamaha 1PA (V-IXION/FZ150) seharga Rp 26.500.000,- (dua puluh enam juta lima ratus ribu rupiah). Berapakah pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang harus dibayar oleh Pak Iwan?

Jawaban:

Jumlah BBN-KB terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor = 1% x Rp 34.550.000,-

= Rp.345.500,-

Catatan: Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku di sini bukanlah nilai jual yang disetujui antara penjual dan pembeli, namun nilai yang telah ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan ketentuan yang berlaku seperti tabel di bawah ini

Dokumen terkait