• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Karakteristik Demografi Pasien Ulkus Kaki Diabetika

b. Gambaran pola peresepan antibiotika pada pasien ulkus kaki diabetika meliputi sub golongan dan jenis antibiotika, serta durasi pemberian antibiotika

c. Identifikasi jumlah ketidaktepatan pemberian antibiotika berdasarkan uji kultur dan sensitivitas bakteri, serta dosis antibiotika pada pasien ulkus kaki diabetika

Pengelompokkan data ini selanjutnya akan dianalisis dalam analisis hasil. G. Analisis Hasil

Data karakteristik demografi pasien, pola peresepan antibiotika, dan jumlah ketidaktepatan pemberian antibiotika berdasarkan dosis, dan sensitivitas bakteri terhadap antibiotika dapat dihitung persentasenya untuk tiap kelompok dengan rumus :

Keterangan : x = jumlah pasien tiap kelompok n = jumlah seluruh pasien

Pada identifikasi ketidaktepatan antibiotika berdasarkan sensitivitas bakteri terhadap antibiotika, apabila tingkat resistensi tinggi, maka antibiotika tersebut kurang selektif untuk menghambat atau membunuh bakteri penginfeksi

21

pada pasien ulkus kaki diabetika. Dosis antibiotika yang tidak tepat berdasarkan

Drug Information Handbook (Lacy, et, al., 2011) selanjutnya dilihat pada setiap pasien mengenai penurunan fungsi ginjal dan hati. Hasil yang dianalisis akan ditampilkan dalam bentuk tabel, diagram dan gambar.

H. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang dialami peneliti adalah pada uji kultur dan sensitivitas bakteri terhadap antibiotika tidak ditemukan bakteri anaerob karena pihak rumah sakit Panti Rapih tidak memiliki alat untuk menguji bakteri anaerob, padahal menurut acuan (Lipsky, et al., 2012) bakteri anaerob banyak menginfeksi pasien dengan PEDIS grade 3 dan 4 yang berarti pasien dengan ulkus kaki diabetika yang sedang dan berat. Selain itu, bakteri anaerob juga banyak ditemukan dalam gangren (Muliawan, 2009). Dengan demikian tidak ditemukannya bakteri anaerob pada uji kultur dan sensitivitas bukan berarti tidak terdapat bakteri anaerob. Oleh sebab itu dengan kemungkinan adanya bakteri anaerob pada pasien ulkus kaki diabetika, maka pasien tersebut tetap membutuhkan obat untuk mengatasi bakteri anaerob seperti metronidazol.

Dalam analisis ketidaktepatan antibiotika berdasarkan dosis, peneliti tidak dapat menganalisis semua antibiotika yang digunakan pasien karena terdapat antibiotika yang penghitungan dosisnya menggunakan berat badan, yaitu netilmisin dan amikasin sulfat. Pada catatan medis tidak dicantumkan berat badan pasien, sehingga antibiotika netilmisin dan amikasin sulfat tidak dapat dihitung dosisnya berdasarkan Drug Information Handbook (Lacy, et al., 2011).

22 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Karakteristik Demografi Pasien Ulkus Kaki Diabetika 1. Jumlah pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan jenis kelamin

Pasien ulkus kaki diabetika di Rumah Sakit Panti Rapih yang memenuhi kriteria inklusi terdapat 56 pasien, yang terdiri dari 28 wanita (50%) dan 28 pria (50%). Hasil ini berbeda dengan penelitian Susanti (2007) dan Lestari, dkk., (2011) yang mendapatkan hasil bahwa pasien wanita dengan diabetes melitus tipe 2 yang disertai kaki diabetika lebih banyak ditemukan daripada pria. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh periode pengambilan subjek yang terbatas waktunya yaitu hanya tahun 2012.

2. Jumlah pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan usia

Pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan usianya dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu usia 31-50 tahun, 51-70 tahun, dan > 70 tahun. Dalam penelitian ini pasien ulkus kaki diabetika yang paling banyak diderita adalah pada rentang usia 51-70 tahun yaitu 38 pasien (67,9%). Sementara itu untuk usia 31-50 tahun terdapat 13 pasien (23,2%) dan > 70 tahun terdapat 5 pasien (8,9%). Berdasarkan pernyataan WHO (cit., Lestari, dkk., 2011) menyebutkan bahwa setelah seseorang berumur 30 tahun, maka kadar glukosa darah pada saat puasa akan naik 1-2 mg% per tahun dan akan naik sekitar 5,6-13 mg% pada 2 jam setelah makan. Pada penderita diabetes melitus dengan kadar glukosa yang tidak terkendali maka akan

23

lebih mudah untuk menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya bakteri daripada orang yang tidak menderita diabetes melitus. Ulkus menjadi pintu gerbang masuknya bakteri seperti bakteri gram positif dan gram negatif, baik aerob maupun anaerob. Ulkus dapat terjadi karena adanya hiperglikemia pada penderita DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan pembuluh darah (Maidina, dkk., 2013).

Dalam rentang usia 50-70 tahun sebagian besar pasien menderita penyakit DM yang sudah lama. Hiperglikemia yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan struktur pembuluh darah perifer. Hal ini menjadikan suplai darah ke arah distal khususnya ekstremitas bagian bawah menjadi berkurang sehingga dapat terjadi ulkus pada kaki (Nurholipah, 2013). Hasil penelitian yang didapatkan peneliti sesuai dengan teori Stajich & Blakey (2000) yang menyebutkan bahwa ulkus kaki diabetika banyak diderita pada usia 50-70 tahun. Perbandingan pasien ulkus kaki diabetika di rumah sakit Panti Rapih periode 2012 berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Perbandingan pasien ulkus kaki diabetika di Rumah Sakit Panti Rapih periode 2012 berdasarkan usia

23,2% 67,9% 8,9% 31-50 thn 51-70 thn > 70 thn

24

3. Jumlah pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan diagnosis

Pasien ulkus kaki diabetika di Rumah Sakit Panti Rapih berdasarkan diagnosisnya dapat dikelompokkan menjadi ulkus DM dan ulkus DM dengan infeksi lain. Jumlah pasien yang terdapat dalam kelompok ulkus DM lebih besar daripada ulkus DM dengan infeksi lain yaitu 89,3%. Ulkus DM pada penelitian ini merupakan ulkus pada kaki atau disebut juga kaki diabetika. Rincian mengenai distribusi pasien ulkus kaki diabetika di Rumah Sakit Panti Rapih periode 2012 berdasarkan diagnosisnya dapat dicantumkan pada tabel IV.

Tabel IV. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika di Rumah Sakit Panti Rapih periode 2012 berdasarkan diagnosis

No. Diagnosis Persentase pasien

(n = 56) 1. Ulkus DM

a. Ulkus DM tanpa komplikasi b. Ulkus DM dengan komplikasi lain

1. Chronic Renal Failure (CRF) 2. Hipertensi primer 3. Cholelithiasis + CHF + nefrolitiasis 4. Hipoalbuminemia 5. DM nefropati + hipoalbuminemia 6. Stroke 66,1 3,6 12,5 1,8 1,8 1,8 1,8 2. Ulkus DM dengan infeksi lain

a. Abses punggung b. Clavus c. Sepsis d. Pneumonia 1,8 1,8 5,4 1,8

Pada ulkus DM dengan komplikasi lain pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal adalah pasien dengan komplikasi CRF. Antibiotika yang digunakan dalam pasien ini adalah siprofloksasin, seftriakson, sefotaksim, dan netilmisin. Antibiotika yang memerlukan penyesuaian dosis adalah sefotaksim, netilmisin, dan siprofloksasin. Namun, dalam penelitian ini dosis yang digunakan

25

untuk pasien CRF masih termasuk standar dosis untuk orang normal berdasarkan

Drug Information Handbook (Lacy, et al., 2011). Pada pasien ini sebaiknya dilakukan penyesuaian dosis antibiotika untuk memaksimalkan terapi. Pasien dengan insufisiensi hati yang ringan hingga sedang tidak memerlukan penyesuaian dosis antibiotika. Penyesuaian dosis antibiotika dibutuhkan pada pasien dengan insufisiensi berat (Sosialine, 2011). Penggunaan antibiotika yang tidak termasuk dalam terapi empiris ulkus kaki diabetika berdasarkan Lipsky, et al. (2012) adalah sefotaksim pada pasien dengan komplikasi CRF dan hipoalbuminemia, netilmisin pada pasien dengan komplikasi CRF, serta sefiksim pada pasien dengan komplikasi DM nefropati + hipoalbuminemia. Pada pasien ini tidak diperoleh pemeriksaan kultur dengan spesimen pus sehingga tidak dapat diketahui penggunaan antibiotika yang sensitif terhadap bakteri yang ditemukan.

Pasien yang termasuk ulkus DM dengan infeksi lain seperti sepsis didapatkan penggunaan antibiotika yang berbagai jenis yaitu sub golongan sefalosporin generasi III, fluorokuinolon, metronidazol dan karbapenem. Penggunaan antibiotika teikoplanin pada pasien sepsis tidak sesuai dengan terapi empiris ulkus kaki diabetika berdasarkan Lipsky, et al. (2012). Pada pasien dengan infeksi pneumonia tidak didapatkan pemeriksaan kultur dengan spesimen pus sehingga tidak dapat diketahui antibiotika yang sensitif terhadap bakteri penginfeksi.

26

B. Pola Peresepan Antibiotika pada Pasien Ulkus Kaki Diabetika

Dokumen terkait